Anda di halaman 1dari 27

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

Oleh : Darsino
DAFTAR MATERI

 Latar Belakang
 Dasar Hukum
 Definisi
 Klasifikasi limbah
 Pengelolaan limbah
 Faktor Yang Harus Diperhatikan Dlm Pelepasan Ke
Lingkungan
 Rekaman Dan Pelaporan
 Keamanan Sumber Radioaktif
 Sanksi
 Penyimpanan Limbah di PTLR-BATAN
 Studi Kasus
LIMBAH
LATAR BELAKANG

Beberapa Perusahaan
dalam kondisi tidak
beroperasi
(pailit/bangkrut), sedang
PPR dan pekerja radiasi
tidak ada.

Pengiriman
Di Indonesia limbah radioaktif
jumlah zat tidak sesuai
radioaktif peraturan :
sekitar 16.900 pembungkusan,
buah pada tidak ada tanda
bidang industri , radiasi dll.
penelitian, dan
kesehatan
Perusahaan dalam kondisi
pailit/bangkrut

Gudang penyimpanan zat


radioaktif
1. DASAR HUKUM

• UU No. 10 Tahun 1997 Ps. 22, 23, 24, 25, 26 : Tujuan, Tg.
Jawab Batan & Penghasil Limbah

• PERKA BAPETEN No. 16 Tahun 2012 : Tingkat Klierens

• PP No. 61 Tahun 2013 : Pengelolaan Limbah Radioaktif

• PERKA BAPETEN No. 6 Tahun 2015 : Keamanan Sumber


Radioaktif

• PP No. 58 Tahun 2015 : Keselamatan Radiasi Dan Keamanan


Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif

• PERKA BAPETEN No. 8 Tahun 2016 : Pengolahan Limbah


Radioaktif Tingkat Rendah Dan Tingkat Sedang
2. DEFINISI

• LIMBAH RADIOAKTIF
Zat radioaktif atau bahan serta peralatan yg terkena atau menjadi radioaktif yg tidak
dapat digunakan lagi.

• PENGELOLAAN
Pengumpulan, pengelompokan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan
atau pembuangan limbah radioaktif

• PENGOLAHAN
Proses untuk mengubah karakteristik dan komposisi limbah sehingga apabila disimpan
dan atau dibuang tidak membahayakan masyarakat dan lingkungan hidup.

• KLIERENS
Pembebasan dari pengawasan zat radioaktif terbuka, limbah radioaktif, atau bahan dan
peralatan terkontaminasi dan/atau teraktivasi.

• TINGKAT KLIERENS
Nilai konsentrasi aktivitas dan/atau aktivitas total radionuklida tunggal atau campuran
apabila di bawah nilai tersebut dapat dibebaskan dari pengawasan
LIMBAH RADIOAKTIF DARI LUAR NEGERI

• Tidak diizinkan di simpan di dalam wilayah RI

• Produksi dalam negeri yg di ekspor dan dibuktikan dengan dokumen


(realisasi ekspor)

• Sanksi administratif dan sanksi pidana sesuai UU No.10 Tahun 1997


3. KLASIFIKASI LIMBAH

Tingkat Rendah
Tingkat Sedang Tingkat Tinggi

• Tidak perlu penahan radiasi selama


 Aktivitas relatif besar Bahan bakar bekas
kondisi normal dan pengangkutan
• Waktu paruh (T 1/2 < 150 hr )  perlu penahan radiasi selama
penanganan kondisi normal
dan pengangkutan
• aktivitas relatif besar
• limbah ked.nuklir dan penelitian perlu penahan dan pendingin selama
• limbah iptek nuklir, penanganan kondisi normal dan
industri/pabrik dan rumah pengangkutan
sakit : C0-60, Ir-192, Cs-137 • bahan bakar nuklir bekas
4. PENGELOLAAN LIMBAH ZRA

4.1. ZRA TERBUNGKUS


Penghasil Limbah : RS, Industri, Pusat Penelitian

Kewajiban
:
 Mengumpulkan dan mengelompokan  Jenis zra
berdasarkan  Dimensi & bentuk
 Waktu paruh &
 Menempatkan dalam wadah/kontainer aktivitas
 Menyatu zra dgn
peralatan

 Melakukan Inventarisasi
syarat
 Izin pemanfaatan
 Kes. Radiasi dan
 Mengirim kembali limbah ke negara asal atau ke PTLR
keamanan dlm
pengangkutan.
BATAN
 Bahan tak mudah rusak
 Kompatibel dgn sifat dan karakteristik zra
 Memberikan pengungkungan
Wadah/kontainer  Memberikan proteksi dari bahaya radiasi
dan non radiasi
label  Diberi label dan tanda radiasi

memuat

 No. Identifikasi tiap wadah/kontainer


 Jenis zra
 Aktivitas & tanggal pengukuran
 Asal zra
 Laju dosis pada permukaan dan jarak 1 m
 Kuantitas, massa/volume
LANJ. PENGELOLAAN LIMBAH ZRA

4.2. ZRA TERBUKA DAN BAHAN /PERALATAN TERKONTAMINASI/


TERAKTIVASI
Penghasil Limbah : RS atau Pusat Penelitian, Pusat Produksi Radioisotop

 Asal limbah
Kewajiban :  Sifat radiologi, biologi, fisika, dan
berdasarkan kimia
Mengumpulkan dan mengelompokan  Volume
 Bahaya radiasi
 Cara pengolahan dan penyimpanan
 Inventarisasi

 Pengolahan : peluruhan aktivitas, reduksi volume,pengubahan komposisi, dan/atau pengondisian.

 mencapai < = tingkat klierens, mengajukan permohonan Penetapan Klierens ke BAPETEN.

 Apabila < = tingkat klierens tidak dicapai, menyerahkan ke PTLR-BATAN

 Dilarang melakukan pengenceran untuk mencapai nilai < = tingkat klierens

 Menyimpanan sementara sebelum diserahkan ke PTLR-BATAN.

 persetujuan pengiriman ZRA apabila akan menyerahkan ke PTLR-BATAN.


LANJ. PENGELOLAAN LIMBAH ZRA

4.3. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) -BATAN

• Pengkonsentrasian Dan Pengungkungan

• Waktu Paro Lama Dan Aktivitas Relatif Tinggi

• Isolasi untuk jangka lama setelah proses konditioning ( Dikemas Shg Mudah Disimpan/ angkut)

• Proses konditioning :
a. Cair : diendapkan, diuapkan;
b. Padat : dibakar/ dikompaksi
c. sementasi

Pengiriman Limbah ZRA :


paparan radiasi permukaan kontener pengangkut limbah maks. 2000 μSv/jam
LANJ. PENGELOLAAN LIMBAH ZRA

Kewajiban dan Tugas PTLR-BATAN :

a. melaksanakan Pengelolaan Limbah Radioaktif (LR)

b. melaksanakan Pengelolaan LR yang berasal dari penghasil limbah yang

telah diserahkan

c. kajian LR : ZRA dapat digunakan kembali; didaur ulang; atau LR, hasil :

• ZRA dapat digunakan kembali, menerbitkan sertifikat ZRA.


• ZRA dapat didaur ulang, menerbitkan sertifikat ZRA terbungkus telah diuji
atau distandardisasi ulang untuk dimanfaatkan kembali.
5. FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DLM
PELEPASAN ZRA KE LINGKUNGAN

LIMBAH RADIOAKTIF
 FASA (PDT/CAIR/GAS); SIFAT KIMIA FISIKA
 AKTIVITAS DAN TK RADIASI GAMMA
 WAKTU PARO ; TOKSISITAS
 DAPAT DIBAKAR/ DIKOMPAKSI ATAU TIDAK

LINGKUNGAN
 RADIONUKLIDA DAN JALUR KRITIS
 KELOMPOK KRITIS MASYARAKAT
 JUMLAH YANG DI LEPAS
 KAPASITAS LINGKUNGAN
6. REKAMAN DAN PELAPORAN

• REKAMAN/ CATATAN INVENTARISASI


1. Limbah Tingkat Rendah dan Sedang
• Kuantitas, karakteristik dan waktu dihasilkan limbah

2. Tingkat Tinggi
• Kuantitas, karakteristik, nomor identifikasi
• Radionuklida yang terkandung
• Waktu dihasilkan limbah
• SPPBN dan sistem proteksi fisik

• Pelaporan: setiap 6 bulan sekali dikirim ke bapeten


7. KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

7.1. PENYIMPANAN :
 Program keamanan sumber radioaktif

 Petugas keamanan sumber radioaktif (PKSR)

 Kendali akses :
a. Prosedur Izin masuk
b. pemberian tanda pengenal
c. Rekaman keluar masuk fasilitas
d. Rekaman pengambilan dan pengembalian ZRA.
e. Prosedur pengawalan

f. Fungsi deteksi : HT, Telepon seluler, alarm dengan sirene, dan CCTV

g. Fungsi penundaan : fasilitas/ruangan dari material kuat dan tanpa


jendela, pagar yang kuat, kendali kunci, dan kunci

h. Fungsi respon : senter.


Lanj. KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
Radioactive Material,
Special Form, N.O.S.
UN2974
DOT Type A

RADIOACTIVE II
C o n te n ts C s -137
A ctiv ity 1 GBq

0.2
T r a n s p o r t In d e x

7.2. PENGANGKUTAN : During Transportation


 Pemberitahuan ke penerima dan BAPETEN and Storage
 Identifikasi personil pengangkut
 Pemilihan moda pengangkut
 Penentuan rute, tempat pemberhentian , dan transit
 Pemeriksaan kendaraan pengangkut
 penggunaan sistem komunikasi keamanan
 Penggunaan peralatan pelacak (tracking system)
 Penggunaan kunci dan segel
 Inventarisasi ZRA
 Penanggulangan keadaan darurat
 Petugas (PKSR)
 Pelaporan kondisi rutin dan darurat
 Koordinasi dengan kepolisian.
8. SANKSI
UU No. 10 Th 1997 pasal 24 ayat (1)
Penghasil limbah radioaktif tingkat rendah dan tingkat sedang wajib :
• mengumpulkan
• Mengelompokan, atau
• mengolah dan menyimpan sementara limbah
Sebelum diserahkan kepada Badan Pelaksana (PTLR-BATAN).

UU No. 10 Th 1997 pasal 44 ayat (2)

Barangsiapa melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud


dalam pasal 24 ayat (1) untuk penghasil limbah radiioaktif tingkat rendah dan tingkat sedang
dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp.100 juta.

UU No. 10 Th 1997 pasal 44 ayat (3)


Dalam hal tidak mampu membayar denda sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terpidana
dipidana dengan kurungan paling lama 1 tahun.
9. PENYIMPANAN LIMBAH DI PTLR-BATAN

 izin pemanfaatan zra masih berlaku

 mengajukan kesediaan penyimpanan zra ke PTLR-BATAN melalui


Layanan Administrasi Elektronik Pengelolaan LImbah Radioaktif (elira)

 mengajukan persetujuan pengiriman zra ke BAPETEN melalui b@lis


online

 mengajukan penghentian kegiatan ke BAPETEN dgn melampirkan bukti


serah terima limbah dari PTLR-BATAN
ALUR PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF
di PTLR-BATAN

LIMBAH RADIOAKTIF
PENGGUNA
- Izin masih berlaku
- Surat kesedian PTLR-BATAN
menerima limbah ZRA

BAPETEN :
PERSETUJUAN PENGIRIMAN ZRA

Angkutan darat, laut, udara

PTLR-BATAN

Mengajukan PENETAPAN
PENGHENTIAN KEGIATAN
ZRA dgn melampirkan bukti
serah terima limbah ZRA
ALUR RE-EKPOR LIMBAH RADIOAKTIF
KE LUAR NEGERI

LIMBAH RADIOAKTIF
PENGGUNA

Izin masih berlaku

BAPETEN :
• PERSETUJUAN PENGIRIMAN KEMBALI ZRA
• PERSETUJUAN PENGIRIMAN ZRA

Angkutan darat, laut,


udara
PABEAN
- BUKTI PENGIRIMAN KEMBALI ZRA

Mengajukan PENETAPAN
PENGHENTIAN KEGIATAN ZRA
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR)-BATAN
Gedung 50
Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang 15310 Banten,
Indonesia
Telepon: +62-021-7563142
Fax.: +62-021-7560927
E-mail: adminplr@batan.go.id
TERIMA KASIH
KASUS
1
Suatu perusahaan berlokasi di Jakarta mengimpor serbuk radioaktif mengandung
Thorium (Th-232) dari luar negeri. Serbuk radioaktif tersebut diolah dengan
dicampuran biji plastik membentuk butiran butiran hitan kecil diameter sekitar 3 mm,
digunakan membuat untaian gelang dan kalung kesehatan. Pengiriman sumber
radioaktif masuk ke Indonesia tidak ada dukumen yang menyertai. Pada saat ini
gelang atau kalung kesehatan sudah beredar di Indonesia .
•Sebagai PPR buat analis, tindakan, dan rekomendasi dalam menangani kasus di atas.

ini
KASUS
2
Suatu rumah sakit di Kalimantan Timur mempunyai 5 buah sumber radioaktif Ir-192
karena aktifitasnya sudah lemah akan melimbahkan. Pengiriman sumber radioaktif
melalui perusahan jasa mengiriman ke BATAN Serpong Tangerang. Dalam perjalan
menuju ke Serpong, Direktur perusahaan jasa pengiriman memerintahkan supir
untuk menyimpan limbah tersebut di rumah saudaranya dekat Serpong. Direktur
tersebut mengannggap sumber radioaktif masih bisa digunakan kembali untuk
pelatihan di perusahaannya. Semua dokumen yang berhubungan pengangkutan zat
radioaktif lengkap tersedia.

•Sebagai PPR buat analis, tindakan, dan rekomendasi dalam menangani kasus
tersebut.
KASUS
3
PPR rumah sakit di Surabaya menemukan sumber radioaktif sekitar 100 m dari rumah
sakit, pada tempat pembuangan sampah. Sumber radioaktif ditemukan saat PPR
sedang melakukan pemantauan paparan radiasi secara rutin disekitar rumah sakit.
Sumber radioaktif tersimpan dalam beton semen dan serpihan logam seperti pasir.
Pihak rumah sakit menyatakan bahwa sumber radioaktif tersebut bukan miliknya
setelah PPR memeriksa daftar sumber yang dimilki.

•Sebagai PPR buat analis, tindakan, dan rekomendasi dalam menangani kasus
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai