Anda di halaman 1dari 44

Responsi

PEB HELLP SYNDROME PADA


PRIMIGRAVIDA HAMIL PRETERM
BELUM INPARTU DENGAN
OBESITAS KELAS I
Oleh :
Bagas Muhammad G99182004
Saiful Hidayat G99190xxxx
Raisa Wibowo G99190xxxx
Shannia Reevenna M G99190xxxx

Pembimbing :
dr. Hafi Nurinasari. Sp.OG, M.Kes

Kepaniteraan Klinik Obstetri dan


Ginekologi
RS Dr.Moewardi/ FK UNS
2020
LATAR BELAKANG
• Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
(KEMENKES) tahun 2015, tiga penyebab utama kematian ibu
adalah perdarahan (30%), hipertensi dalam kehamilan (25%),
dan infeksi (12%).
• Preeklampsia diperkirakan menjadi komplikasi sekitar 7%
sampai 10% dari seluruh kehamilan
• Preeklampsia pada ibu hamil menimbulkan dampak bervariasi.
Mulai dari yang ringan hingga berat, misalnya mengganggu organ
ginjal ibu hamil, menyebabkan hipoksia janin intrauteri, rendahnya
berat badan bayi ketika lahir, dan melahirkan sebelum waktunya
STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama : Ny. S

Usia : 32 tahun

Paritas : G1P0A0

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Karanganyar

No. RM : 0149xxxx

Tanggal Masuk : 24 Februari 2020


Keluhan Utama
Tekanan darah tinggi selama kehamilan

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien G1P0A0, 32 tahun, hamil preterm UK 34+1 minggu,
rujukan dari RSUD Karanganyar dengan keterangan PEB HELLP
Syndrome. Pasien rutin kontrol kehamilan di poli obsgyn RSUD
Karanganyar, lalu diberi MgSO4 4gr 20% jam 13:10 kemudian
diberi metildopa 3x250mg jam 12.30.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Pengobatan
24 Februari 2020, Pasien datang di ponek dari poli obsgyn
TD : 166/110 N: 84 RR:24 T:36,4 TFU : 26 DJJ : 144x/m
VT : Portio mecucu, belum ada pembukaan, STLD (-)
TX : MgSO4 4gr (20%) jam 13.10, Metildopa 3x250mg jam13.30
Jam 13.30 Lapor SpOG ->Rujuk dengan Dx PEB, HELLP Syndrome
• Riwayat pengobatan:
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat mondok : disangkal
• Riwayat keluhan serupa : disangkal
• Riwayat hipertensi : (+) diketahui saat hamil UK 26
minggu mendapat obat nifedipin 3x10 mg
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat alergi obat/makanan : disangkal
• Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat Menstruasi
• Menarche : 13 tahun
• Lama menstruasi : 5-7 hari
• Siklus menstruasi : 28 hari

Riwayat Menstruasi
Menikah 1 kali, selama 9 bulan

Riwayat Penggunaan Kontrasepsi


Disangkal
Riwayat Obstetri
• I : Hamil sekarang

Riwayat Ante Natal Care


Pasien rutin ANC setiap bulan di bidan dan dokter SpOG.
Diketahui mengalami tekanan darah tinggi dalam kehamilan
tanggal 24/2/20, kemudian dirujuk ke RSUD DR. Moewardi dan
mendapat pengobatan MgSO4 20% danmetildopa.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum
Baik, Compos Mentis
• Tanda vital
Tekanan Darah : 210/130 mmHg
Nadi : 120 x/menit
Frekuensi pernapasan : 21 x/menit
Suhu : 36 C
PEMERIKSAAN FISIK
• Mata
Conjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
• Thorax
Suara Dasar Vesikuler (+/+), Ronkhi Basah (-/-), Bunyi
jantung I-II normal
• Abdomen
• Inspeksi : Dinding perut > dinding dada, distended
gravid (+), striae gravidarum (+), bekas luka operasi (-)
• Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), teraba janin tunggal
intrauteri, memanjang, punggung di kiri (puki),
presentasi kepala (preskep), His (–)
• Perkusi : Redup (+) di seluruh lapang perut
• Auskultasi : Detak Jantung Janin (+) 145 x/menit
PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan Leopold
I Tinggi fundus uteri (TFU) setinggi 23 cm ~ taksiran berat janin (TBJ) 1550
gram, teraba bagian lunak dan bulat, kesan bokong janin.

II Teraba punggung di sebelah kiri (puki), dan bagian-bagian kecil sebelah


kanan
III Teraba 1 bagian keras, kesan kepala janin
IV Kepala janin belum masuk panggul

• Genital (VT)
V/U tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio lunak
mencucu di belakang, pembukaan 0 cm, effacement 20 %,
kulit ketuban dan penunjuk belum dapat dinilai, AK (+), STLD
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• Pemeriksaan Lab Tanggal 24 Februari 2020
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKAN
HEMATOLOGI      
Hemoglobin 12.4 g/dl 12.0-15.6
Hematokrit 36 % 33-45
Leukosit 18.7 ribu/ui 4.5-11.0
Trombosit 128 ribu/ui 150-450
Eritrosit 4.03 juta/ui 4.10-5.10
GOLONGAN DARAH B

HEMATOSTASIS      
PT 11.9 Detik 10.0-15.0
APTT 32.9 Detik 20.0-40.0
INR 0.900
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KIMIA KLINIK      
Glukosa Darah 99 mg/dl 60-140
Sewaktu
SGOT 250 u/l <31
SGPT 224 u/l <34
Albumin 3.2 g/dl 3.5-5.2
Creatinin 1.4 mg/dl 0.6-1.1
Ureum 34 mg/dl <50
LDH 1170 u/l <54
GOLONGAN DARAH O    
ELEKTROLIT      
Natrium Darah 138 mmol/L 129-147
Kalium Darah 2.8 mmol/L 3.9-6.1
Klorida Darah 107 mmol/L 98-106
Protein Kualitatif +3 negatif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Cardiotocography (CTG) 24 Februari 2020
Baseline 135 x/menit
Variabilitas 5-10

Akeselerasi (-)
Deselerasi (-)
Fetal (+)
Movement
Kontraksi (-)
Kesimpula NST kategori I
n
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Ultrasonography (USG) 7 Juni 2018

• Tampak janin tunggal


intrauterin, memanjang
• Air kawah kesan sedikit (AFI
2.13 cm)
• Tampak plasenta insersi di
corpus grade III
• Tak tampak jelas kelainan
kongenital major
• Kesimpulan : Saat ini janin
dalam keadaan baik
SIMPULAN
Seorang G1P0A0, 32 tahun, usia kehamilan 34+1 minggu.
Riwayat obstetri dan fertilitas belum dapat diketahui. Tekanan
darah 210/130 mmHg, teraba janin tunggal intrauterine,
memanjang, preskep, puki, kepala belum masuk panggul, HIS
(-), DJJ (+) 133x/menit, TFU 23cm, TBJ 1550gram, portio lunak
mecucu, belum ada pembukaan, lendir darah (-), kreatinin serum
1.4 mg/dl, protein urin (+++) positif 3
DIAGNOSIS
PEB HELLP Syndrome pada primigravida hamil
preterm belum inpartu dengan obesitas kelas I,
oligohidramnion, insufisiensi renal dan
hipoglikemia
PENATALAKSANAAN
• Pro SCTP-Em + Ins IUD
• Protab PEB
• O2 3lpm
• Inf RL 12tpm
• Inj MGSO4 4gr initial dose lanhut 5gr/jam selama 24 jam
• Metildopa 3x10mg
• Cervical ripening 25 mcg/4 jam
• Lanjut oxy 5 cc dalam 500 ml RL
• Observasi 10
• Inj. Dexametason 2 Ampul
OUTCOME
• Telah lahir perabdominal jenis kelamin laki-laki, BBL 1500 gr,
PB 46 cm, AS(7/8/9), Anus (+), BAK (+), Kelainan kongenital
(-)
• Telah lahir plasenta bentuk cakram dengan ukuran 20 x 20 x
1.5 cm, evakuasi kesan lengkap.
FOLLOW-UP
Evaluasi tanggal 24 Februari 2020 pukul 22:15 WIB
(DPH-0 Post Operasi SCTP-em + Ins IUD
• P1A­0, 32 tahun
• Instruksi post partus SCTP-em + Ins IUD:
• Awasi keadaan umum, vital sign, dan tanda perdarahan
• Puasa hingga bising usus sudah ada
• Rawat HCU
• Terapi :
• Inf. Paracetaol 3x500mg
• Vitamin C 2x50mg
• Protab PEB :
• O2 3lpm
• Inf. RL 12tpm
• Inj MgSO4 0,5gr/ja selama 24 jam
• Nifedipiin 3x10mg bila tekanan darah 160/110 mmHg
• Awasi tanda impending eklamsia
• Balance cairan
• Terapi lain sesuai TS jantung
Instruksi 2 Jam Post Operasi SCTP-em + Ins IUD 00.15
25 Februari 2020
• Keluhan : Nyeri luka post operasi (+)
• Keadaan Umum : Sedang, composmentis
• Tanda Vital :
TD: 120/70 mmHg RR : 20 x/menit
N : 92 x/menit Suhu : 36,70C
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Thorak : Cor dan Pulmo dalam batas normal
• Abdomen : Supel, nyeri tekan (+) di sekitar luka operasi, tampak luka
tertutup perban
• Genital : darah (-), discharge (-)
• Diagnosis :Post SCTP-em + Ins IUD ai PEB HELLP syndrome pada
primipara hamil preterm dengan obese kelas 1,
oligohidramnion, insufisiensi renal dan hipokalemia
Instruksi 2 Jam Post Operasi SCTP-em + Ins IUD 00.15
25 Februari 2020
• Terapi:
• Amoxillin 3x500mg
• Inf. Paracetaol 3x500mg
• Vitamin C 2x50mg
• Protab PEB :
• O2 3lpm
• Inf. RL 12tpm
• Inj MgSO4 0,5gr/ja selama 24 jam
• Nifedipiin 3x10mg bila tekanan darah 160/110 mmHg
• Awasi tanda impending eklamsia
• Balance cairan
• Terapi lain sesuai TS jantung
Evaluasi tanggal 25 Februari 2020 pukul 06.00 WIB
(DPH-1)
P1A­0, 32 tahun
• Keluhan : Luka bekas operasi (+), nyeri kepala (-), pandangan
kabur (-), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-).
• Keadaan Umum : baik, compos mentis
• Tanda Vital :
TD : 170/100 mmHg RR : 20 x/menit
N : 100 x/menit Suhu : 36,70C
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Thorak : Cor dan Pulmo dalam batas normal
• Abdomen : Supel, nyeri tekan (+) di sekitar luka operasi, tampak luka tertutup
perban.
• Genital : darah (-), discharge (-)
• Diagnosis : Post SCTP-em + Ins IUD ai PEB HELLP syndrome pada
primipara hamil preterm dengan obese kelas 1, oligohidramnion,
insufisiensi renal dan hipokalemia
Evaluasi tanggal 25 Februari 2020 pukul 06.00 WIB
(DPH-1)
• Terapi:
• Inf. Paracetaol 3x500mg
• Vitamin C 2x50mg
• Protab PEB :
• O2 3lpm
• Inf. RL 12tpm
• Inj MgSO4 0,5gr/jam selama 24 jam (Selesai 25/2/20 24.00)
• Nifedipiin 3x10mg
• Awasi tanda impending eklamsia
• Balance cairan
• Metildopa 3x500mg (Terapi TS Jantung)
• KSR 3x600mg (Terapi TS Jantung)
Evaluasi tanggal 26 Februari 2020 pukul 06.00 WIB
(DPH-2)
P1A¬0, 32 tahun
Keluhan : Luka bekas operasi (+), nyeri kepala (-), pandangan kabur
(-), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-).
Keadaan Umum : baik, compos mentis
Tanda Vital :
TD : 128/78 mmHg RR : 20 x/menit
Nadi: 70 x/menit Suhu : 36,70C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorak : Cor dan Pulmo dalam batas normal
Abdomen : Supel, nyeri tekan (+) di sekitar luka operasi, tampak luka tertutup
perban.
Genital : darah (-), discharge (-)
Diagnosis : Post SCTP-em + Ins IUD ai PEB HELLP syndrome pada
primipara hamil preterm dengan obese kelas 1, oligohidramnion,
insufisiensi renal dan hipokalemia
Evaluasi tanggal 26 Februari 2020 pukul 06.00 WIB
(DPH-2)
• Terapi:
• Protab PEB selesai 25/02/20 jam 24.00
• Aff infus
• Aff DC
• Nifedipin 3x10mg
• Metildopa 3x500mg
• Asam mefenamat 3x500mg
• Vitamin C 2x50mg
Evaluasi tanggal 27 Februari 2020 pukul 06.00 WIB
(DPH-3)
• P1A­0, 32 tahun
• Keluhan : Luka bekas operasi (+), nyeri kepala (-), pandangan
kabur (-), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-).
• Keadaan Umum : baik, compos mentis
• Tanda Vital :
• TD : 140/90 mmHg RR : 20 x/menit
• N : 76 x/menit Suhu : 36,70C
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Thorak : Cor dan Pulmo dalam batas normal
• Abdomen : Supel, nyeri tekan (+) di sekitar luka operasi, tampak luka tertutup
perban.
• Genital : darah (-), discharge (-)
• Diagnosis : Post SCTP-em + Ins IUD ai PEB HELLP syndrome pada
primipara hamil preterm dengan obese kelas 1, oligohidramnion,
insufisiensi renal dan hipokalemia
Evaluasi tanggal 27 Februari 2020 pukul 06.00 WIB
(DPH-3)
• Terapi:
• Protab PEB selesai 25/02/20 jam 24.00
• Diet TKTP
• Nifedipin 3x10mg
• Metildopa 3x500mg
• Asam Mefenamat 3x500mg
• Vitamin C 2x50mg
• Hemafort 1x1
• Medikasi luka
• BLPL
ANALISIS KASUS
• Preeklampsia adalah kelainan endotel pembuluh darah atau
vaskular yang menyebar luas sehingga terjadi vasospasme setelah
usia kehamilan 20 minggu, mengakibatkan terjadinya penurunan
perfusi organ dan pengaktifan endotel yang menimbulkan
terjadinya hipertensi, edema nondependen, dan dijumpai
proteinuria 300mg per 24 jam atau 30mg/dl (+1 pada dipstick)

• Kriteria preeklampsia berat (PEB):


tekanan darah sistolik/diastolik > 160/110 mmHg
sedikitnya enam jam pada dua kali pemeriksaan
proteinuria > 5 gram/24 jam atau > 1 + dipstik pada
sampel urin sewaktu yang dikumpulkan paling sedikit empat jam
sekali
• Impending eclampsia
• merupakan PEB dengan gejala-gejala impending, yaitu nyeri
kepala, pandangan mata kabur, mual dan muntah, nyeri
epigastrium, dan nyeri kuadran kanan atas abdomen.
• Pada pasien, ditemukan gejala-gejala impending eclampsia.

• Pada kasus ini, terapi yang diberikan kepada pasien antara lain
berupa terapi terminasi kehamilan secara sectio caesaria.
Pemilihan tindakan sectio caesaria ini didasarkan pada keadaan ibu
yang merupakan seorang nulligravida dan dalam kondisi impending
eclampsia sebagai pemberat kehamilan.
• Dilakukan penatalaksanaan dengan protab PEB untuk
meningkatkan keadaan umum dan tanda vital ibu, yaitu
• pemberian O2 3 liter per menit
• pemasangan infus RL sebanyak 12 tetes per menit
• MgSO4 20% 4 gram initial dose, kemudian dilanjutkan dengan
MgSO4 20% 1 jam/ kgBB/ 24 jam
• nifedipine 3x10 mg peroral
• awasi apabila ada tanda tanda impending eklampsia
TINJAUAN PUSTAKA
Preeklampsia
Definisi
Preeklampsia, sebelumnya selalu didefinisikan dengan adanya
hipertensi dan proteinuri yang baru terjadi pada kehamilan (new
onset hypertension with proteinuria).

Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya


hipertensi spesifik yang disebabkan kehamilan disertai dengan
gangguan sistem organ lainnya pada usia kehamilan diatas 20
minggu
Klasifikasi HT dalam Kehamilan
• Hipertensi kronik
Hipertensi yang didapatkan sebelum kehamilan, dibawah 20
minggu umur kehamilan, dan hipertensi tidak menghilang
setelah 12 minggu pasca persalinan.
• Preeklamsia – eklamsia
Hipertensi dan proteinuria yang didapatkan setelah umur
kehamilan 20 minggu.
• Hipertensi kronik (superimposed preeklamsi)
Hipertensi kronik yang disertai proteinuria
• Hipertensi gestational
Timbulnya hipertensi pada kehamilan yang tidak disertai
proteinuria hingga 12 minggu pascapersalinan.
Impending Eklampsia
• Preeklampsia berat dengan tambahan gejala:
• nyeri kepala
• mata kabur
• mual dan muntah
• nyeri epigastrium
• nyeri kuadran kanan atas abdomen
Faktor Resiko
• Usia • Donor oosit, donor sperma
• Nullipara dan donor embrio
• Primigravida • Obesitas dan IMT (Index
• Jarak antar kehamilan Massa Tubuh)
• Riwayat preeklampsia • Diabetes Mellitus
sebelumnya • Penyakit Ginjal
• Riwayat keluarga • Sindrom antifosfolipid
preeklampsia • Hipertensi kronik
• Kehamilan multipel
Patogenesis dan Patofisiologi

• Disfungsi Endotel
• Stress Oksifatif dan Nitrat Oksida
• Implantasi Abnormal
• Faktor Angiogenik
• Renin-Angiotensin System (RAS)
• Sistem Imun
Klasifikasi
• Menurut onset
• Preeklampsia onset awal : sebelum 34 minggu
• Preeklampsia onset lambat : setelah 34 minggu
• Menurut derajat
• Preeklampsia : hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mm ​Hg)
tanpa bukti kerusakan organ
• Preeklampsia berat
Kriteria Diagnostik
• Tekanan darah pasien dalam • Gangguan otak dan visus antara
keadaan istirahat tekanan lain perubahan kesadaran, nyeri
sistolik ≥ 160 mmHg dan atau kepala, skotomata, dan
tekanan diastolik ≥ 110 mmHg pandangan kabur.
• Proteinuria, yaitu protein ≥ 5 • Gangguan fungsi hepar
gr/jumlah urin selama 24 jam • Hemolisis mikroangiopatik
atau dipstick 4 + • Trombositopenia; yaitu
• Oliguria, adalah produksi urin < trombosit< 100.000 sel/ mm3
400-500 cc/ 24 jam • Sindroma HELLP
• Kenaikan kreatinin serum
• Edema paru dan sianosis
• Nyeri epigastrium dan nyeri
kuadran atas kanan abdomen.
Manajemen Aktif pada PEB
• Pemberian Magnesium Sulfat untuk mencegah kejang
• Antihipertensi (Calcium-channel blocker, Beta blocker,
metildopa)
• Kortikosteroid (pada HELLP Syndrome)
• Kortikosteroid untuk pematangan paru janin

Anda mungkin juga menyukai