NIM: G99182004
Hari, Tanggal: Senin, 16 Maret 2020
SOLUSIO PLASENTA
DEFINISI
Solusio plasenta adalah terjadinya pelepasan sebagian atau keseluruhan plasenta
dari implantasi normalnya (korpus uteri) setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum
janin lahir. Cunningham (2006) mendefinisikan solusio plasenta sebagai separasi
premature plasenta dengan implantasi normalnya di korpus uteri sebelum janin lahir.
EPIDEMIOLOGI
Laporan kasus di Parkland Memorial Hospital terjadi 1 kasus dalam 500
persalinan. Tetapi seiring dengan penurunan frekuensi ibu dengan paritas tinggi,
terjadi pula penurunan kasus solusio plasenta menjadi 1 dalam 750 persalinan.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Deering didapatkan 0,12% dari semua
kejadian solusio plasenta di Amerika Serikat menjadi sebab kematian bayi.
Penelitian retrospektif yang dilakukan oleh Ducloy di Swedia melaporkan dalam
894.619 kelahiran didapatkan 0,5% terjadi kasus solusio plasenta.
ETIOLOGI
Penyebab primer solusio plasenta belum diketahui secara pasti, namun ada
beberapa kondisi yang menjadi predisposisi:
1. Hipertensi kronik
2. Trauma tumpul perut
3. Faktor paritas
4. Factor usia ibu
5. Riwayat solusio plasenta
6. Merokok
Para ahli juga mengemukakan teori mengenai penyebab solusio plasenta : “Akibat
turunnya tekanan darah secara tiba-tiba oleh spasme dari arteri yang menuju ke
ruangan interviller, maka terjadilah anoksemia dari jaringan bagian distalnya.
Nama: Bagas Muhammad
NIM: G99182004
Hari, Tanggal: Senin, 16 Maret 2020
Sebelum menjadi nekrosis, spasme hilang dan darah kembali ke dalam intervili,
namun pembuluh darah distal tadi sudah sedemikian rapuh sehingga mudah
pecah, kemudian terbentuk hematoma yang lambat laun melepaskan plasenta
dari rahim”. Darah yang berkumpul di belakang plasenta disebut hematoma
retroplacenter.
FAKTOR RISIKO
Beberapa faktor yang berhubungan dengan terjadinya solusio plasenta:
Faktor kardio-reno-vaskuler
Glomerulonefritis kronik, hipertensi essensial, sindroma preeklamsia dan eklamsia.
Pada penelitian di Parkland, ditemukan bahwa terdapat hipertensi pada separuh kasus
solusio plasenta berat, dan separuh dari wanita yang hipertensi tersebut mempunyai
penyakit hipertensi kronik, sisanya hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan. Disini
terlihat solusio plasenta cenderung berhubungan dengan adanya hipertensi pada ibu.
1. Faktor trauma
Dekompresi uterus pada gemeli, tarikan pada tali pusat yang pendek akibat
pergerakan janin yang banyak/bebas, versi luar atau pertolongan persalinan, trauma
tumpul. Dari penelitian yang dilakukan Slava di Amerika Serikat diketahui bahwa
trauma yang terjadi pada ibu (kecelakaan, pukulan, jatuh, dan lain-lain)
merupakan penyebab 1,5-9,4% dari seluruh kasus solusio plasenta. Di RSCM
dilaporkan 12% kasus solusio plasenta disertai trauma.
2. Faktor paritas ibu
Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. Holmer mencatat
bahwa dari 83 kasus solusio plasenta yang diteliti dijumpai 45 kasus terjadi
pada wanita multipara dan 18 pada primipara. Pengalaman di RSUPCM
menunjukkan peningkatan kejadian solusio plasenta pada ibu-ibu dengan paritas
tinggi. Hal ini dapat diterangkan karena makin tinggi paritas ibu makin kurang
baik keadaan endometrium.
Nama: Bagas Muhammad
NIM: G99182004
Hari, Tanggal: Senin, 16 Maret 2020
PATOFISIOLOGI
Solusio plasenta dimulai dengan terjadinya perdarahan ke dalam desidua
basalis dan terbentuknya hematom subkhorionik yang dapat berasal dari
pembuluh darah miometrium atau plasenta, dengan berkembangnya hematom
subkhorionik terjadi penekanan dan perluasan pelepasan plasenta dari dinding uterus.
Apabila perdarahan sedikit, hematom yang kecil hanya akan mendesak
jaringan plasenta dan peredaran darah utero-plasenter belum terganggu, serta
gejala dan tandanya pun belum jelas. Kejadian baru diketahui setelah plasenta
lahir, yang pada pemeriksaan didapatkan cekungan pada permukaan maternalnya
dengan bekuan darah lama yang berwarna kehitaman. Biasanya perdarahan akan
berlangsung terus-menerus karena otot uterus yang meregang oleh kehamilan
tidak mampu berkontraksi untuk menghentikan perdarahan. Akibatnya hematom
Nama: Bagas Muhammad
NIM: G99182004
Hari, Tanggal: Senin, 16 Maret 2020
MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis dari kasus-kasus solusio plasenta diterangkan atas
pengelompokannya menurut gejala klinis:
1. Solusio plasenta ringan
Terdapat pelepasan plasenta dengan luas < 25% dari keseluruhan permukaan
plasenta dari tempat implantasinya. Perdarahan masih sedikit dan belum keluar
melalui. Tanda vital ibu dan janin pada umumnya masih dalam keadaan normal.
Keluhan nyeri perut sedikit dan perut sedikit tegang walaupun demikian, bagian-
bagian janin masih mudah diraba. Pada tingkat ini ibu belum memerlukan intervensi
segera namun perlu diperhatikan tanda-tanda perburukan.
2. Solusio plasenta sedang
Dalam hal ini plasenta telah terlepas >25% tetapi masih < 50%. Tanda dan gejala
dapat timbul perlahan seperti solusio plasenta ringan, tetapi bias juga secara
Nama: Bagas Muhammad
NIM: G99182004
Hari, Tanggal: Senin, 16 Maret 2020
mendadak dengan gejala sakit perut terus menerus yang tidak lama kemudian disusul
dengan perdarahan pervaginam >250 ml tetapi belum mencapai 1000 ml dengan
darah bewarna merah tua. Tanda-tanda syok mulai muncul seperti takikardia, akral
dingin, keringat, oligouria dan mungkin kelainan pembekuan darah dan fungsi ginjal
mulai ada, demikian pula janin jika masih hidup mungkin sudah dalam keadaan
gawat. Dinding uterus teraba tegang dan nyeri tekan sehingga bagian janin sulit
diraba dan bunyi jantuk sulit didengar. Kelainan pembekuan darah dan kegagalan
ginjal mulai ada disertai timbulnya his tanda persalinan dimulai. Memerlukan
terminasi persalinan segera.
3. Solusio plasenta berat
Plasenta telah terlepas > 50% dari keseluruhan permukaannnya. Perdarahan yang
keluar mencapai 1000 ml berwarna merah kehitaman dan ibu sudah anemis. Nyeri
perut hebat dengan dinding perut keras serta tegang seperti papan (defance muscular)
sehingga palbasi bagian janin ridak dapat dilakukan. Fundus uteri lebih tinggi
daripada usia kehamilan karena terjadinya penumpukan darah dalam Rahim
(concealed hemorrhage). Detak jantung janin tidak terdengar lagi dan ibu dalam
keadaan syok.
KLASIFIKASI
Trijatmo Rachimhadhi membagi solusio plasenta menurut derajat pelepasan
plasenta:
1. Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas seluruhnya.
2. Solusio plasenta partialis, plasenta terlepas sebagian.
3. Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir plasenta yang terlepas.
Pritchard JA membagi solusio plasenta menurut bentuk perdarahan:
1. Solusio plasenta dengan perdarahan keluar
2. Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi, yang membentuk
hematoma retroplacenter
3. Solusio plasenta yang perdarahannya masuk ke dalam kantong amnion.
Nama: Bagas Muhammad
NIM: G99182004
Hari, Tanggal: Senin, 16 Maret 2020
DIAGNOSIS
Keluhan dan gejala pada solusio plasenta dapat bervariasi cukup luas.
Sebagai contoh, perdarahan eksternal bisa banyak sekali, meskipun pelepasan
plasenta belum begitu luas sehingga menimbulkan efek langsung pada janin,
atau dapat juga terjadi perdarahan eksternal tidak ada, tetapi plasenta sudah terlepas
seluruhnya dan janin meninggal sebagai akibat langsung dari keadaan ini.
Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi mengandung ancaman bahaya
yang jauh lebih besar bagi
ibu, hal ini bukan saja terjadi akibat kemungkinan koagulopati yang lebih
tinggi,
namun juga akibat intensitas perdarahan yang tidak diketahui sehingga pemberian
transfusi sering tidak memadai atau terlambat.
Menurut penelitian retrospektif yang dilakukan Hurd dan kawan-kawan pada 59
kasus solusio plasenta dilaporkan gejala dan tanda pada solusio plasenta :
Nama: Bagas Muhammad
NIM: G99182004
Hari, Tanggal: Senin, 16 Maret 2020
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perdarahan pervaginam merupakan gejala
atau tanda terbanyak dari kasus solusio plasenta. Berdasarkan kepada gejala-gejala
dan tanda-tanda yang terdapat pada solusio plasenta klasik umumnya tidak sulit
menegakkan diagnosis, tapi tidak demikian halnya pada bentuk solusio plasenta
sedang dan ringan. Solusio plasenta klasik mempunyai ciri-ciri nyeri yang hebat
pada perut yang datangnya cepat disertai uterus yang tegang terus menerus seperti
papan, penderita menjadi anemia dan syok, denyut jantung janin tidak terdengar dan
palpasi perut sulit meraba bagian-bagian janin.
Prosedur pemeriksaan untuk dapat menegakkan diagnosis solusio plasenta antara
lain:
a. Anamnesis
1. Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut, kadang-kadang pasien dapat
melokalisir tempat mana yang paling sakit.
Nama: Bagas Muhammad
NIM: G99182004
Hari, Tanggal: Senin, 16 Maret 2020
PENATALAKSANAAN
Nama: Bagas Muhammad
NIM: G99182004
Hari, Tanggal: Senin, 16 Maret 2020
Penanganan solusio plasenta didasarkan kepada berat atau ringannya gejala klinis,
yaitu:
1. Solusio plasenta ringan
Ekspektatif, bila kehamilan kurang dari 36 minggu dan bila ada
perbaikan (perdarahan berhenti, perut tidak sakit, uterus tidak tegang, janin
hidup) dengan tirah baring dan observasi ketat, kemudian tunggu persalinan
spontan. Bila ada perburukan (perdarahan berlangsung terus, gejala solusio
plasenta makin jelas, pada pemantauan dengan USG daerah solusio
plasenta bertambah luas), maka kehamilan harus segera diakhiri. Bila janin
hidup, lakukan seksio sesaria, bila janin mati lakukan amniotomi disusul
infus oksitosin untuk mempercepat persalinan.
2. Solusio plasenta sedang dan berat
Apabila tanda dan gejala klinis solusio plasenta jelas ditemukan,
penanganan di rumah sakit meliputi transfusi darah, amniotomi, infus
oksitosin dan jika perlu seksio sesaria. Apabila diagnosis solusio plasenta
dapat ditegakkan berarti perdarahan telah terjadi sekurang-kurangnya 1000 ml.
Maka transfusi darah harus segera diberikan. Amniotomi akan merangsang
persalinan dan mengurangi tekanan intrauterin. Keluarnya cairan amnion
juga dapat mengurangi perdarahan dari tempat implantasi dan mengurangi
masuknya tromboplastin ke dalam sirkulasi ibu yang mungkin akan
mengaktifkan faktor-faktor pembekuan dari hematom subkhorionik.
Persalinan juga dapat dipercepat dengan infus oksitosin yang memperbaiki
kontraksi uterus.Gagal ginjal sering merupakan komplikasi solusio plasenta.
Biasanya yang terjadi adalah nekrosis tubuli ginjal mendadak yang
umumnya masih dapat tertolong dengan penanganan yang baik. Tetapi bila
telah terjadi nekrosis korteks ginjal, prognosisnya buruk sekali. Pada tahap
oliguria, keadaan umum penderita biasanya masih baik. Oleh karena itu
oliguria hanya dapat diketahui dengan pengukuran pengeluaran urin yang
teliti yang harus secara rutin dilakukan pada penderita solusio plasenta
Nama: Bagas Muhammad
NIM: G99182004
Hari, Tanggal: Senin, 16 Maret 2020
KOMPLIKASI
Komplikasi solusio plasenta pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta
yang terlepas, usia kehamilan dan lamanya solusio plasenta berlangsung. Komplikasi
yang dapat terjadi pada ibu :
1. Syok perdarahan
Pendarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta hampir tidak
dapat dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan segera. Bila
persalinan telah selesai sekalipun, penderita belum bebas dari perdarahan
postpartum karena kontraksi uterus yang tidak kuat untuk menghentikan
perdarahan pada kala III dan adanya kelainan pada pembekuan darah.
Pada solusio plasenta berat keadaan syok sering tidak sesuai dengan proporsi
perdarahan yang terlihat. Titik akhir dari hipotensi yang persisten adalah
Nama: Bagas Muhammad
NIM: G99182004
Hari, Tanggal: Senin, 16 Maret 2020
PROGNOSIS
Prognosis ibu tergantung luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus,
banyaknya perdarahan, ada atau tidak hipertensi menahun atau preeklamsia,
tersembunyi tidaknya perdarahan, dan jarak waktu terjadinya solusio plasenta
sampai terjadinya persalinan. Angka kematian ibu pada kasus solusio plasenta
berat berkisar antara 0,5-5%. Sebagian besar kematian tersebut disebabkan oleh
perdarahan, gagal jantung dan gagal ginjal.
Hampir 100% janin pada kasus solusio plasenta berat mengalami kematian.
Tetapi ada literatur yang menyebutkan angka kematian pada kasus berat berkisar
antara 50-80%. Pada kasus solusio plasenta ringan sampai sedang, keadaan
janin tergantung pada luasnya plasenta yang lepas dari dinding uterus, lamanya
solusio plasenta berlangsung dan usia kehamilan. Perdarahan lebih dari 2000 ml
biasanya menyebabkan kematian janin. Pada kasus tertentu seksio sesaria dapat
mengurangi angka kematian janin.