RUMAH SUSUN DKI

1
RUMAH SUSUN LAJU PERTUMBUHAN
KOTA JAKARTA
KESINAMBUNGAN
PEMBANGUNANNYA
BERLANGSUNG TANPA
BERHENTI, SEBAGAI
AKIBAT DARI DKI
JAKARTA SEBAGAI
IBUKOTA NEGARA,
PUSAT
PEMERINTAHAN,
PERDAGANGAN,
INDUSTRI
PARIWISATA, PUSAT
PERBELANJAAN
BERBAGAI PRODUK
INDUSTRI
TERKONSENTRASI DI
METROPOLITAN
JAKARTA. 2
 KOMPLEKSITAS PERMASALAHAN DI JAKARTA
 Kompleksitas masalah kepadatan penduduk
di Jakarta TENTANG masalah penyediaan
sarana dan prasarana perumahan yang layak
huni.

 Dalam perkiraan dibuat Pusat PBB untuk

Permukiman (UNCHS) dalam laporan "Laporan
Global tentang Pemukiman" tercatat Jakarta
merupakan salah satu kota yang memiliki masalah
perumahan terburuk didunia.

 Pusat PBB untuk permukiman membuat survei

terhadap 52 kota di berbagai negara di dunia.
Keadaan itu dikategorikan dalam lima strata
pendapatan, masing masing:

o berpendapatan rendah seperti (Beijing).

o berpendapatan menengah ke bawah (seperti
Jakarta).
o berpendapatan menengah (seperti Bangkok).
o berpendapatan menengah ke atas (seperti
Singapura).
o dan berpendapatan tinggi (seperti Tokyo).

 Dari hasil survei tersebut di atas, ternyata 54%

penduduk Jakarta di nilai tidak hidup di perumahan 3
yang layak.
 1. LATAR BELAKANG RUMAH SUSUN
 RUMAH SUSUN BERFUNGSI:

1. TEMPAT BERLINDUNG DARI TERIK MATAHARI,

DINGIN DAN DERASNYA HUJAN.

2. TEMPAT TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA TATA

NILAI, MISALNYA NILAI KEMANDIRIAN, KESOPANAN,
TANGGUNG JAWAB, INISIATIF, DAN KERAPIHAN.

3. TEMPAT MEWUJUDKAN TATANAN KEHIDUPAN

KELUARGA YANG LEBIH MAJU.

 SYARAT UNTUK MENDIRIKAN RUMAH, YAITU

TERSEDIANYA TANAH YANG LAYAK UNTUK
MENDIRIKAN RUMAH SESUAI DENGAN FUNGSINYA
DENGAN JUMLAH PENDUDUK YANG SEMAKIN
PADAT DAN LUAS WILAYAH YANG SANGAT
TERBATAS, SEHINGGA SEMAKIN SEMPIT DAN
SULIT TERSEDIANYA TANAH UNTUK PEMUKIMAN
HORIZONTAL YANG LAYAK, DI MANA SETIAP
ORANG MEMILIKI TANAH DAN BANGUNAN.

 BERDASARKAN UNTUK MENGATASI MASALAH

RANGKA MELAYANI DAN MENGATASI MASALAH
TERSEBUT, MAKA PEMDA DKI MENERAPKAN
KEBIJAKAN SISTEM RUMAH SUSUN. 4
2. PENGERTIAN RUMAH SUSUN

 RUMAH SUSUN ADALAH

BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT
YANG DITBANGUN DALAM SUATU
LINGKUNGAN YANG TERBAGI
DALAM BAGIAN-BAGIAN YANG
DISTRUKTUKKAN SECARA
FUNGSIONAL DALAM ARAH
HORIZONTAL MAUPUN VERTIKAL
DAN MERUPAKAN SATUAN-
SATUAN YANG MASING-MASING
DAPAT MEMILIKI DAN DIGUNAKAN
SECARA TERPISAH.

 PENGERTIAN TERSEBUT DI ATAS

BAHWA GEDUNG BERTINGKAT
UNTUK TEMPAT HUNIAN, BAIK
APARTEMEN, FLAT, KONDOMINIUM
MAUPUN SUPER BLOCK
SELURUHNYA ITU ADALAH RUMAH
SUSUN
5
3. TUJUAN PEMBANGUNAN
RUMAH SUSUN

 PEMBANGUNAN RUSUN BERDASARKAN AZAS

KESEJAHTERAAN, KEADILAN, KESERASIAN,
KESEIMBANGAN DIPERUNTUKAN OLEH
MASYARAKAT YANG PENGHASILAN RENDAH

 PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN RUMAH

SUSUN ADALAH BADAN USAHA MILIK NEGARA
(BUMN), KOPERASI, SWASTA DAN SWADAYA
MASYARAKAL.

 BERFUNGSI UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN

TEMPAT TINGGAL YANG LAYAK BAGI
MASYARAKAT PENGHASILAN RENDAH,
MENINGKATKAN DAYA GUNA TANAH
PERKOTAAN AGAR ADA KESERASIAN
KEINDAHAN DAN KESEIMBANGAN.

6
 PEMBANGUNAN RUMAH BAGI RUMAH TANGGA
DARI BERBAGAI KELOMPOK BERPENGHASILAN,
DENGAN BERBAGAI CARA :
1. PEMBANGUNAN OLEH
PEMERINTAH MELALUI:

• PERUMNAS
• KREDIT PEMILIKAN RUMAH,
• BANK TABUNGAN NEGARA ATAU
LAINNYA, KHUSNYA BAGI
KELOMPOK BERPENGHASILAN
RENDAH DAN
MENENGAH.

 PEMBANGUNAN TERSEBUT
DILAKUKAN PADA DAERAH BARU
(1000 HA) WILAYAH BARAT DAN
TIMUR JAKARTA.

 DAERAH YANG SANGAT PADAT

PENDUDUKNYA (+ 10.270 HA),
KHUSUSNYA DI WILAYAH UTARA,
PUSAT, DAN TIMUR JAKARTA.
7
 USAHA PENYEDIAAN PERUMAHAN BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN
RENDAH DAN MENENGAH, PEMERINTAH MENYELENGGARAKAN PROGRAM
BARU PERMUKIMAN SECARA TERARAH DENGAN MAKSUD DAN TUJUAN

1. MEMPERCEPAT TERWUJUDNYA PENGEMBANGAN KOTA KE ARAH

BARAT DAN TIMUR.
2. MENGARAHKAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAHAN POTENSIAL DAN
SUMBER DAYA AIR TANAH UNTUK PERMUKIMAN.

 PEMBANGUNAN PERUMAHAN TERARAH SEPERTI TERSEBUT DI ATAS

DILAKSANAKAN DI WILAYAH BARAT DAN TIMUR YANG MENCAKUP
DAERAH SELUAS T 2.000 HA, MAMPU MENAMPUNG 139.000 KEPALA
KELUARGA.
 PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PADA HAKEKATNYA TERDIRI DARI 4
(EMPAT) KOMPONEN POKOK:

1. ASPEK TEKNIS PERENCANAAN, SISTEM PERPAJAKAN, BANTUAN

TEKNIS LAPANGAN, DAN PENYULUHAN MASYARAKAT.
2. ASPEK SOSIAL EKONOMI, YAITU DENGAN MENYELENGGARAKAN
PROGRAM PEMBUKAAN LAPANGAN KERJA BARU DI LINGKUNGAN
PERMUKIMAN DALAM BENTUK BIMBINGAN.
3. KEPADA PENGUASAHA LEMAH, INDUSTRI KECIL, DAN BANTUAN
PERMODALAN.
4. KOMPONEN TEKNIS, YAITU MELAKSANAKAN PROGRAM PERLUASAN
JALAN, SISTEM DRAINASE, DAN SANITASI SERTA PENYEDIAAN
FASILITAS UMUM.
5. KOMPONEN ADMINISTRASI, YAITU MENCAKUP MASALAH ORCANISASI
DAN TATA LAKSANA SECARA TERUS MENERUS DALAM JANGKA
PANJANG (20 TAHUN). 8
B. PEMBANGUNAN PERUMAHAN BARU SEBAGIAN
BESAR MASIH AKAN BERTUMPU PADA PERANAN
SWASTA DAN MASYARAKAT
 PENATAAN
 PENATAAN LAHAN/LINGKUNGAN
LAHAN/LINGKUNGAN PADAT
PADAT UNTUK
UNTUK MENINGKATKAN
MENINGKATKAN DAYA
DAYA
GUNA
GUNA LAHAN
LAHAN DENGAN
DENGAN PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN SECARA
SECARA VERTIKAL
VERTIKAL SEKALIGUS
SEKALIGUS
MENCIPTAKAN
MENCIPTAKAN FASILITAS
FASILITAS LINGKUNGAN
LINGKUNGAN BARU,
BARU, SEPERTI
SEPERTI PRASARANA
PRASARANA
DAN
DAN SARANA
SARANA LINGKUNGAN
LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PERMUKIMAN LANGKAH-LANGKAH
LANGKAH-LANGKAH YANG
YANG
DITEMPUH:
DITEMPUH:

1.
1. MELAKSANAKAN
MELAKSANAKAN INSTRUKSI
INSTRUKSI PRESIDEN
PRESIDEN NO.
NO. 55 TAHUN
TAHUN 1990,
1990, YAITU
YAITU
MENG
MENG ADAKAN
ADAKAN PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN RUMAH
RUMAH SUSUN
SUSUN PADA
PADA TANAH-TANAH
TANAH-TANAH
NEGARA
NEGARA MELALUI
MELALUI KEMUDAHAN
KEMUDAHAN SUBSIDI
SUBSIDI SILANG
SILANG ARAH
ARAH BARAT.
BARAT.

2.
2. MELAKSANAKAN
MELAKSANAKAN PERKEMBANGAN
PERKEMBANGAN MELALUI
MELALUI SK
SK GUBERNUR
GUBERNUR DKI
DKI
JAKARTA.
JAKARTA.

3.
3. MENINGKATKAN
MENINGKATKAN ALOKASI
ALOKASI ANGGARAN
ANGGARAN PEMDA
PEMDA MELALUI
MELALUI APBD
APBD UNTUK
UNTUK
PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN RUMAH
RUMAH SUSUN.
SUSUN.

4.
4. MENJAJAKI
MENJAJAKI BENTUK
BENTUK KERJASAMA
KERJASAMA BARU
BARU ANTARA
ANTARA BADAN
BADAN USAHA
USAHA
MILIK
MILIK NEGARA
NEGARA DGN
DGN PD.
PD. PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN SARANA
SARANA JAYA
JAYA ATAU
ATAU BADAN
BADAN
LAINNYA
LAINNYA YANG
YANG DITUNJUK
DITUNJUK OLEH
OLEH GUBERNUR.
GUBERNUR.

5.
5. MENDORONG
MENDORONG PERAN
PERAN SERTA
SERTA SWASTA
SWASTA DALAM
DALAM PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN RUMAB
RUMAB
SUSUN
SUSUN

9
SELAIN PEMBANGUNAN PERUMAHAN BARU DAN PEREMAJAAN
PEMUKIMAN, PEMERINTAH DKI JAKARTA INDUSTRI UPAYA DEMI
TERCAPAINYA PERMUKIMAN IDEAL BAGI WARGANYA, YAKNI:

1) MENGADAKAN PENDAFTARAN PERUMAHAN, BAIK FISIK MAUPUN HAK

YANG DIMILIKI OLEH ORANG/BADAN ATAS RUMAH TERSEBUT.

2) PENYAMPAIAN PROGRAM-PROGRAM PENYULUHAN PEMASYARAKATAN

RUMAH SUSUN, DENGAN MENGEMUKAKAN SEGALA PERBAIKAN,
KELEBIHAN, ATAU KEUNTUNGAN TINGGAL DI RUMAH SUSUN DI KOTA
JAKARTA.

3) MELAKSANAKAN LAW INFORCEMENT (PEMAKSAAN DENGAN HUKUM)

PADA PELANGGAR KETERTIBAN DI KAWASAN PERMUKIMAN SEHINGGA DI
SAMPING TERCIPTANYA ASPEK TERTIB HUNIAN, AKAN MENGAMANKAN
JUMLAH STOK RUMAH.

4) MENDORONG PIHAK SWASTA DALAM PEMBANGUNAN RUMAH ATAU

SEWA BELI (SUSUN ATAU TIDAK BERSUSUN) DENGAN MEMBERIKAN
BERBAGAI KEMUDAHAN.

5) PERBAIKAN DAN PEMUGARAN PERUMAHAN.

6) PERBAIKAN DAN PEMUGARAN RUMAH YANG BERADA DI BAWAH

STANDAR YANG LAYAK AKAN DILAKSANAKAN SECARA TERPADU MELALUI
PROGRAM PERBAIKAN RUMAH (MHT LANJUTAN) PERBAIKAN LINGKUNGAN
MASIH AKAN DILAKSANAKAN, SEHINGGA KUALITAS LINGKUNGAN
PERMUKIMAN SEMAKIN MENINGKAT PULA; SASARAN PERKIRAAN YANG
AKAN DILAKSANAKAN DITUJUKAN KE PADA DAERAH PERMUKIMAN
PERKAMPUNGAN YANG PERNAH MANDAPATKAN PERBAIKAN TETAPI MASIH
DIDAPATI HAL-HAL YANG MASIH BURUK 10
 I. CIRI KHAS FASILITAS SERTA
PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN

1. CIRI KHAS KETENGKAPAN RUMAH SUSUN

 BAGIAN BERSAMA, ADALAH BAGIAN RUMAH SUSUN YANG

DIMILÍKI TIDAK TERPISAH UNTUK PEMAKAIAN BERSAMA DALAM
KESATUAN FUNGSI DENGAN SATUAN-SATUAN RUMAH SUSUN,
MISALNYA RUANG UNTUK UMUM, LIFT, TEMPAT PARKIR.

 BENDA BERSAMA, ADALAH BENDA YANG BUKAN MERUPAKAN

BAGÍAN RUMAH SUSUN, TETAPI YANG DIMILIKI BERSAMA
SECARA TIDAK TERPISAH UNTUK PEMA- KAIAN BERSAMA,
MISALNYA GENERATOR LISTRIK, MESIN AIR, BAGI RUMAH
SUSUN YANG TIDAK MENDAPAT JARINGAN AIR BERALIH DARI
PERUSAHAAN AIR MINUM

 TANALH BERSAMA, ADALAH SEBIDANG TANAH YANG

DIGUNAKAN ATAS DASAR SECARA TIDAK TERPISAH YANG
DIATASNYA BERDIRI RUMAH SUSUN DAN DITETAPKAN
BATASNYA DALAM PERSYARATAN IZIN BANGUNAN.

11
 2. SARANA DAN PRASARANA RUMAH SUSUN
1) FASILITAS LINGKUNGAN RUMAH SUSUN YANG
HARUS TERSEDIA ADALAH
 RUANGAN ATAU BANGUNAN UNTUK TEMPAT
BERKUMPUL, MELAKUKAN KEGIATAN
MASYARAKAT, TEMPAT BERMAIN ANAK-ANAK,
DAN SARANA KONTAK SOSIAL LAINNYA.
 RUANGAN ATAU BANGUNAN UNTUK
KEBUTUHAN SEHARI-HARI, SEPERTI UNTUK
KESEHATAN, PENDIDIKAN, PERIBADATAN DAN
LAIN-LAIN
2) RUMAH SUSUN AKAN DIGUNAKAN OLEH BANYAK
PENGHUNI PERLU DILENGKAPI DENGAN BEBERAPA
HAL, YAITU:
A) JARINGAN AIR BERSIH YANG MEMENUHI
PERSYARATAN PERPIPAAN AIR, PENGATURAN
TEKANAN AIR, DAN TANGKI AIR BERSIH DI DALAM
RUMAH SUSUN. SEMUA HARUS AMAN, KUAT
TERHADAP KEMUNGKINAN GANGGUAN
BENTURAN, TERMASUK BAGIAN TERTENTU HARUS
TERLINDUNG.
B) JARINGAN LISTRIK YANG MEMENUHI
PERSYARATAN PERLENGKAPANI TERMASUK
METER LISTRIK, PEMBATAS ARUS, DAN
PENGAMANAN TERHADAP TIMBULNYA HAL-HAL
YANG MEMBAHAYAKAN.
C) JARINGAN GAS MEMENUHI PERSYARATAN
PERLENGKAPAN METER LISTRIK, PEMBATAS
ARUS, SERTA PENGAMANAN KEMUNGKINAN
TIMBULNYA HAL-HAL YANG MEMBAHAYAKAN.
12
D) SALURAN PEMBUANGAN AIR YANG MEMENUHI PERSYARATAN
KUALITAS.

E) SALURAN DAN ATAU TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAN YANG

MEMENUHI
TEMPAT UNTUK KEMUNGKINAN PEMASANGAN JARINGAN TELEPON
DAN ALAT.

f) ALAT TRANSPORT YANG BERUPA TANGGA, LIFT ATAU

ESKALATOR.

G) PINTU DAN TANGGA DARURAT KEBAKARAN, PINTU RUMAH

SUSUN HARUS TAHAN TERHADAP API YANG JANGKA WAKTU
TERTENTU UNTUK MEMUNGKINKAN USAHA PENYELAMATAN SESUAI
DENGAN PERUNTUKKANNYA, TERUTAMA UNTUK HUNIAN,
PERTOKOAN, INDUSTRI.

H) TEMPAT JEMURAN YANG HARUS MEMENUHI PERSYARTAN

KEMUDAHAN PENGGUNAAN, KEAMANAN, KEBERSIHAN DAN
KEINDAHAN PANDANGAN.
G) ALAT PEMADAM KEBAKARAN YANG MENANGGULANGI
PENCEGAHAN KEBAKARAN DAN UNTUK RUMAH SUSUN YANG
BERKUALITAS MENENGAH KE ATAS DIWAJIBKAN MEMASANG ALAT
PENCEGAHAN KEBAKARAN TINGKAT AWAL.

I) SELANJUTNYA UNTUK SETIAP RUMAH SUSUN HARUS

MENYEDIAKAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN ATAU HIDRAN.

K) PENANGKAL PETIR.

M) ALAT/SISTEM ALARM YANG DAPAT DIGUNAKAN SECARA MANUAL

ATAU OTOMATIS SEDANGKAN UNTUK RUMAH SUSUN YANG BUKAN
HUNIAN DAPAT DILENGKAPI DENGAN SISTEM PANGGILAN DAN
PEMBUKAAN PINTU DAN PERALATAN-PERALATAN LAINNYA.

N) PINTU KEDAP ASAP PADA JARAK JAUH TERTENTU.

O) GENERATOR LISTRIK UNTUK RUMAH SUSUN YANG MENGGUNAKAN 13

 KEWAJIBAN PEMILIK DAN PENGHUNI RUMAH SUSUN
1.
1. PEMILIK
PEMILIK DAN
DAN PENGHUNI
PENGHUNI RUMAH
RUMAH SUSUN
SUSUN
PEMILIK SATUAN RUMAH SUSUN ADALAH
PERSEORANGAN ATAU BADAN HUKUM YANG MEMILIKI
SATUAN RUMAH SUSUN YANG MEMENUHI SYARAT
SEBAGAI PEMEGANG HAK ATAS TANAH SESUAI DENGAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU.

PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN ADALAH PEMILIK

PENYEWA ATAU PENGONTRAK, PERORANGAN ATAU
BADAN HUKUM YANG BERTEMPAT TINGGAL DALAM
SATUAN RUMAH SUSUN. PENGERTIAN TERSEBUT,
MENYATAKAN TIDAK SELALU PEMILIK MENJADI
PENGHUNI, TETAPI PEMILIK DAPAT SEKALIGUS SEBAGAI
PENGHUNI.

2.
2. HAK
HAK DAN
DAN KEWAJIBAN
KEWAJIBAN PEMILIK
PEMILIK SRS
SRS (SATUAN
(SATUAN RUMAH
RUMAH SUSUN)
SUSUN)

1) MENGHUNI SRS YANG DIMILIKINYA SERTA

MENGGUNAKAN BAGIAN, BENDA, DAN TANAH BERSAMA.
2) MENYEWA SRS YANG DIMILIKI KEPADA PIHAK
LAIN.
3) MENJAMIN HAK MILIK SRS YANG DIMILIKINYA
UNTUK MEMPEROLEH KREDIT DENGAN HAK TANGGUNG
JAWAB.
4) MEMINDAHKAN HAK MILIK SRS KEPADA PIHAK
LAIN MELALUI JUAL BELI, TUKAR-MENUKAR, HIBAH,
ATAU PEMASUKAN DALAM PERUSAHAARN
5) MEMILIH DAN DIPILIH MENJADI ANGGOTA 14
PENGURUS PERHIMPUNAN PENGHUNI.
 3. HAK DAN KEWAJIBAN PENGHUNI RUMAH SUSUN
A) HAK PENGHUNI, YAITU

1) MEMANFAATKAN RUMAH SUSUN DAN LINGKUNGANNYA TERMASUK

BAGIAN BERSAMA, BENDA BERSAMA, TANAH BERSAMA SECARA AMAN DAN
TERTIB.

2) MENDAPATKAN PERLINDUNGAN SESUAI DENGAN ANGGARAN DASAR DAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA.
3) MEMILIH DAN DIPILIH MENJADI ANGGOTA PENGURUS PERHIMPUNAN
PENGHUNI.
B) KEWAJIBAN YANG HARUS DILAKSANAKAN SETIAP PENGHUNI

1) MEMATUHI DAN MELAKSANAKAN PERATURAN TATA TERTIB DALAM RUMAH

SUSUN, LINGKUNGAN SESUAI DENGAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN
RUMAH TANGGA.
2) MEMBAYAR IURAN PENGELOLAAN DAN PREMI ASURANSI KEBAKARAN.
3) MEMELIHARA RUMAH SUSUN, LINGKUNGANNYA TERMASUK BAGIAN
BENDA DAN TANAH BERSAMA

C) SETIAP PENGHUNI DILARANG:

1) MELAKUKAN PERBUATAN YANG MEMBAHAYAKAN KEAMANAN,

KETERTIBAN, KESELAMATAN TERHADAP PENGHUNI LAIN, BANGUNAN, DAN
LINGKUNGAN.
2) MENGUBAH BENTUK DAN/ATAU MENAMBAH BANGUNAN DILUER SRS
YANG DIMILIKI TANPA MENDAPAT PERSETUJUAN PERHIMPUNAN-
PERHIMPUNAN PENGHUNI 15