'Tubes Stupa 3-A Sisipan Nam PDF

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Ir. Ahda Mulyati, MT

Andi Jiba Rifai B., ST., MT
Khaerunnisa, ST., MT
Hariyadi Salenda, S.PdT., M.Sc
Oleh :
Namira Affia Gayo Siregar (F22119083)
DEFINISI RUMAH SUSUN :
DEFINISI RUSUNAWA :
RUMAH SUSUN ADALAH BANGUNAN YANG DIBANGUN UNTUK
RUSUNAWA ADALAH RUMAH SUSUN SEDERHANA YANG DISEWAKAN
MENAMPUNG SEKUMPULAN MANUSIA YANG TERORGANISIR KEDALAM SUATU
KEPADA MASYARAKAT PERKOTAAN YANG TIDAK MAMPU UNTUK MEMBELI
WADAH DENGAN PERTIMBANGANGAN KEHIDUPAN MANUSIA HIDUP SECARA
RUMAH ATAU YANG INGIN TINGGAL UNTUK SEMENTARA WAKTU, MISALNYA
LAYAK SECARA HORIZONTAL DAN VERTIKAL DENGAN SISTEM PENGELOLAAN
PARA MAHASISWA, PEKERJA TEMPORER DAN LAIN-LAINNYA. RUSUNAWA
YANG MENGANUT KONSEP KEBERSAMAAN.
DIBANGUN OLEH PEMERINTAH DENGAN MENGGUNAKAN DANA APBN ATAU
MENURUT UU NO.16 TAHUN 1985 TENTANG RUMAH SUSUN. RUMAH
APBD DAN BEKERJA SAMA DENGAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT.
SUSUN DIARTIKAN SEBAGAI BERIKUT :
PEMBANGUNAN RUSUNAWA BERTUJUAN UNTUK MENYEDIAKAN RUMAH
RUMAH SUSUN ADALAH BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT YANG
LAYAK HUNI BAGI SELURUH KELUARGA INDONESIA, KHUSUSNYA BAGI WNI
DIBANGUN DALAM SUATU LINGKUNGAN YANG TERBAGI DALAM BAGIAN-
BERKATEGORI MBR YANG BELUM MEMPUNYAI KEMAMPUAN UNTUK
BAGIAN YANG DISTRUKTURKAN SECARA FUNGSIONAL DALAM ARAH
MEMENUHI KEBUTUHAN RUMAHNYA MELALUI KEPEMILIKAN.
HORISONTAL MAUPUN VERTIKAL DAN MERUPAKAN SATUAN-SATUAN YANG
DEFINISI RUSUNAMI :
MASING-MASING DAPAT DIMILIKI DAN DIGUNAKAN SECARA TERPISAH
RUSUNAMI MERUPAKAN PROGRAM PEMERINTAH INDONESIA YANG
TERUTAMA UNTUK TEMPAT HUNIAN YANG DILENGKAPI DENGAN BAGIAN
DIKENAL DENGAN NAMA PROYEK 1000 MENARA UNTUK MEMBANGUN
BERSAMA, BENDA BERSAMA DAN TANAH BERSAMA.
RUSUN BERTINGGI LEBIH DARI 8 LANTAI. WUJUD FISIKNYA MIRIP DENGAN
SETIDAKNYA ADA 4 KATEGORI RUMAH SUSUN DI INDONESIA, YAITU :
APARTEMEN PADA UMUMNYA, MAKA TAK HERAN RUSUNAMI JUGA
• RUSUN UMUM, RUSUN YANG DISELENGGARAKAN UNTUK MEMENUHI
DIKENALKAN OLEH PARA PENGEMBANG PROPERTI SEBAGAI APARTEMEN
KEBUTUHAN RUMAH BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH.
BERSUBSIDI.
• RUSUN KHUSUS, RUSUN YANG DISELENGGARAKAN UNTUK MEMENUHI
SUMBER : hps://www.rumah.com/panduan-propei/beda-rusun-rusunawa-rusunami-
KEBUTUHAN KHUSUS.
mana-yangtepat-untuk-anda-15370
• RUSUN NEGARA, RUSUN YANG DIMILIKI NEGARA DAN BERFUNGSI
SEBAGAI TEMPAT TINGGAL ATAU HUNIAN, SARANA PEMBINAAN
KELUARGA, SERTA PENUNJANG PELAKSANAAN TUGAS PEJABAT DAN/ DEFINISI GUBAHAN MASSA :
ATAU PEGAWAI NEGERI. GUBAHAN MASSA ADALAH PERLETAKAN MASSA BANGUNAN MAJEMUK
• RUSUN KOMERSIAL, RUSUN YANG DISELENGGARAKAN UNTUK PADA SUATU SITE, YANG DITATA BERDASARKAN ZONA DAN TUNTUTAN LAIN
MEMPEROLEH KEUNTUNGAN. YANG MENUNJANG. TATA LETAK MASSA BANGUNAN INI DISAMPING
SUMBER : hps://www.rumah.com/panduan-propei/beda-rusun-rusunawa-rusunami- BERDASARKAN ZONASI, JUGA HRS DIBUAT BERDASARKAN ALUR
mana-yangtepat-untuk-anda-15370 SIRKULASI YANG SALING TERKAIT.
SUMBER:http://staffnew.uny.ac.id/upload/131873964/pendidikan/modul+ajar+PB+0
DEFINISI LAHAN BERKONTUR : 2++FT-UNY_0.pdf
LAHAN BERKONTUR MERUPAKAN TIPE LAHAN YANG MEMILIKI
KETIDAKSETARAAN TINGGI LAHAN, BERBEDA DENGAN LAHAN DATAR YANG DEFINISI TATANAN MASSA :
HAMPIR MEMILIKI KETINGGIAN SETARA ATAU DATAR, TIDAK MEMILIKI TATANAN MASSA ADALAH PERLETAKAN MASSA BANGUNAN MAJEMUK
PERBEDAAN KETINGGIAN. KONDISI LAHAN SEPERTI INI BIASANYA DAPAT PADA SUATU SITE,YANG DITATA BERDASARKAN ZONA DAN TUNTUTAN LAIN
KITA JUMPAI DI DAERAH DATARAN TINGGI SEPERTI PEGUNUNGAN ATAU YANG MENUNJANG TATA LETAK MASSA BANGUNAN INI DISAMPING
PERBUKITAN. BERDASARKAN ZONASI, JUGA HARUS DIBUAT BERDASARKAN ALUR
SUMBER : http://www.rumahjogjaindonesia.com/isi-majalah/rancang-hunian-di- SIRKULASI YANG SALING TERKAIT. MASSA SEBAGAI ELEMEN SITE DAPAT
lahanberkontur.html#:~:text=Lahan%20berkontur%20merupakan%20tipe%20lahan, TERSUSUN DARI MASSA BERBENTUK BANGUNAN DAN VEGETASI; KEDUA –
tinggi%20sepei%20 pegunungan%20atau%20perbukitan. DUANYA BAIK SECARA INDIVIDUAL MAUPUN KELOMPOK MENJADI UNSUR
PEMBENTUK RUANG OUT DOOR.
SUMBER : http://lib.itenas.ac.id/k/wp-content/uploads/2013/11/Kajian-tatanan-
massa-bentuk-bangunan-thdpkonsep-ekologi-Griyo-Tawang1.pdf
TUJUAN RUMAH SUSUN : KLASIFIKASI TIPE RUANGAN :
SALAH SATU POIN UTAMA PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN ADALAH
MEMECAHKAN MASALAH KEBUTUHAN HUNIAN DI LOKASI PADAT TIPE STANDAR RUANG SPESIFIKASI
PENDUDUK, TERUTAMA WILAYAH PERKOTAAN.
2 K. TIDUR
TUJUAN DIBANGUNNYA RUSUN PUN TERCANTUM DALAM PASAL 2 DAN 3 R. TAMU/KELUARGA
UURS, NO 16 TAHUN 1985. BERIKUT ISI DARI PASAL TERSEBUT:
- PASAL 2 DAPUR
PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN BERLANDASKAN PADA ASAS TIPE 36 SUBSIDI
KESEJAHTERAAN UMUM KEADILAN DAN PEMERATAAN, SERTA KESERASIAN K. MANDI
DAN KESEIMBANGAN DALAM PERIKEHIDUPAN.
BALKON/R. JEMUR
- PASAL 3
PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN BERTUJUAN UNTUK:
2 K. TIDUR
1. MEMENUHI KEBUTUHAN PERUMAHAAN YANG LAYAK BAGI MASYARAKAT,
TERUTAMA GOLONGAN MASYARAKAT YANG BERPENGHASILAN
R. TAMU/KELUARGA
RENDAH, YANG MENJAMIN KEPASTIAN HUKUM DALAM
PEMANFAATANNYA
R. MAKAN
2. MENINGKATKAN DAYA GUNA DAN HASIL GUNA TANAH DI DAERAH
TIPE 45 NON SUBSIDI
PERKOTAAN DENGAN MEMERHATIKAN KELESTARIAN SUMBER DAYA DAPUR
ALAM DAN MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN YANG LENGKAP,
SERASI DAN SEIMBANG. K. MANDI
3. MEMENUHI KEBUTUHAN UNTUK KEPENTINGAN LAINNYA YANG
BERGUNA BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DENGAN TETAP BALKON/R. JEMUR
MENGUTAMAKAN KETENTUAN. LAYAKNYA SEBUAH RUSUN HARUS
MEMENUHI SYARAT SEPERTI RUMAH BIASA, SEPERTI: · MENJADI 2 K. TIDUR
TEMPAT BERLINDUNG. · MEMBERIKAN RASA AMAN DAN NYAMAN BAGI
PARA PENGHUNINYA. · MENJADI WADAH UNTUK BERSOSIALISASI. R. TAMU/KELUARGA
R. MAKAN
TIPE 54
SASARAN PENGHUNI RUMAH SUSUN : NON SUBSIDI
RUSUNAWA DIBANGUN OLEH PEMERINTAH DENGAN MENGGUNAKAN DAPUR
DANA APBN ATAU APBD DAN BEKERJA SAMA DENGAN KEMENTERIAN
PERUMAHAN RAKYAT. PEMBANGUNAN RUSUNAWA BERTUJUAN UNTUK K. MANDI
MENYEDIAKAN RUMAH LAYAK HUNI BAGI SELURUH KELUARGA INDONESIA,
KHUSUSNYA BAGI WNI BERKATEGORI MBR (MASYARAKAT BALKON/R. JEMUR
BERPENGHASILAN RENDAH), BURUH, PETANI, PETERNAK DAN NELAYAN.
RUMAH SUSUN DI PEKANBARU
DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS
KONSEP VERTIKAL GARDEN
PADA PERANCANGAN RUMAH SUSUN, PENZONINGAN TAPAK DIBAGI

MENJADI 3 ZONA YAITU, PUBLIK, SEMI PUBLIK, DAN PRIVAT. ZONA PUBLIK
TERDIRI DARI FUNGSI-FUNGSI YANG DAPAT DIAKSES OLEH SETIAP
RUMAH SUSUN INI MENGGUNAKAN KONSEP VERTIKAL GARDEN PADA PENGUNJUNG, SEPERTI TAMAN, AREA PARKIR, AREA OLAHRAGA DAN AREA
FASADE, TAMAN VERTIKAL ATAU VERTICAL GARDEN DAN KADANG DISEBUT KOMERSIL. ZONA SEMI PUBLIK DIRANCANG SEBAGAI AREA YANG DAPAT
VERTICAL LANDSCAPE MERUPAKAN HASIL KREASI INOVATIF UNTUK DIAKSES OLEH PENGUNJUNG YANG MEMILIKI TUJUAN KHUSUS SEPERTI,
MENUMBUHKAN TANAMAN TANPA MENGGUNAKAN TANAH SEBAGAI MEDIA TAMAN, MASJID, DAN AREA KEBUN. ZONA PRIVAT DIKHUSUSKAN SEBAGAI
PERTUMBUHAN. SISTEM PERTUMBUHAN TERSEBUT MENYEBABKAN AREA BANGUNAN..
BERKURANGNYA BEBAN YANG HARUS DITOPANG PADA SEBUAH DINDING
SEHINGGA MEMUDAHKAN DALAM PENATAAN DISAIN TAMAN VERTIKAL
DALAM SKALA DINDING YANG LUAS SERTA JALAN KELUAR BAGI PEMBUATAN
TAMAN PADA LOKASI YANG TERBATAS KETERSEDIAAN LAHANNYA.
PENGOLAHAN RUANG LUAR BERUPA TAMAN-TAMAN,KEBUN, DAN PLAY

GROUND YANG MEMBERI KESAN ALAMI DAN MENYATU DENGAN ALAM.
UNTUK BANGUNAN LOW RISE BUILDING, TRANSPORTASINYA DALAM HAL INI MENGGUNAKAN PRINSIP ARSITEKTUR TROPIS YANG DIMANA
MENGGUNAKAN TANGGA DAN TIDAK MENGGUNAKAN ELEVATOR DALAM MENATA VEGETASI LUAR BANGUNAN YANG DAPAT MENGARAHKAN
DIKARENAKAN PERTIMBANGAN BIAYA DARI PEMELIHARAANNYA YANG ARUS ANGIN KEDALAM BANGUNAN SERTA VEGETASI MENJADI MEDIA
MAHAL. DAN PERLETAKKAN TANGGA DISESUAIKAN DENGAN SYARAT 30 M PENYERAP PANAS.
PANJANG BANGUNAN HARUS DISEDIAKAN TANGGA. SEDANGKAN PADA
SIRKULASI KORIDOR YANG COCOK DENGAN KONSEP ARSITEKTUR TROPIS
YAITU EXTERIOR CORIDOR, SEHINGGA BIASA MEMASUKKAN UDARA SECARA
SILANG KE DALAM BANGUNAN.
TUJUAN YAITU UNTUK MENENTUKAN FUNGSI MASALAH :
KAWASAN YANG AKAN DIBUAT SESUAI - PELAKU MERUPAKAN SEBAGIAN BESAR MASYARAKAT, KHUSUSNYA BAGI WNI (WARGA NEGARA INDONESIA) BERKATEGORI MBR
KEBUTUHAN. (MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH), BURUH, PETANI DAN NELAYAN YANG MEMBUTUHKAN HUNIAN SEDERHANA UNTUK
MENJADI TEMPAT TINGGAL, TEMPAT BERAKTIVITAS SEHARI-HARI, TEMPAT BERISTIRAHAT DAN PENUNJANG AKTIVITAS UNTUK
DASAR PERTIMBANGAN : SEMENTARA WAKTU.
- PELAKU - KURANG LAHAN YANG CUKUP UNTUK MEMBUAT HUNIAN BAGI SEBAGIAN BESAR MASYARAKAT YANG DIKATEGORI MBR.
- AKTIVITAS - ADANYA SEBAGIAN MASYARAKAT YANG MEMPUNYAI TEMPAT TINGGAL KURANG LAYAK.
- EKONOMI
- PENYEDIAAN TEMPAT TINGGAL POTENSI :
SEDERHANA UNTUK MASYARAKAT -
DISERTAI SARANA DAN PRASARANA DI
KOTA PALU.
BERDASARKAN ANALISIS DI ATAS, SEBAGIAN MASYARAKAT MEMBUTUHKAN HUNIAN SEMENTARA, UNTUK BERAKTIVITAS. NAMUN, KURANGNYA LAHAN YANG
CUKUP UNTUK MEMBUAT HUNIAN SEMENTARA YANG LAYAK. OLEH KARENA ITU RUMAH SUSUN SEDERAHANA INI DAPAT MENJADI SOLUSINYA.
RUMAH SUSUN ADALAH BANGUNAN YANG DIBANGUN UNTUK MENAMPUNG SEKUMPULAN MANUSIA YANG TERORGANISIR KE DALAM SUATU WADAH
DENGAN PERTIMBANGANGAN KEHIDUPAN MANUSIA HIDUP SECARA LAYAK DENGAN SISTEM PENGELOLAAN YANG MENGANUT KONSEP KEBERSAMAAN. ADAPUN
JENIS RUMAH YANG AKAN DIBUAT YAITU RUSUNAWA DIKARENAKAN ADANYA KETIDAKMAMPUAN SEBAGIAN MASYARAKAT YANG BELUM DAPAT MEMBELI/MEMILIKI
HUNIAN YANG PERMANEN/TETAP. RUSUNAWA ADALAH RUMAH SUSUN SEDERHANA YANG DISEWAKAN KEPADA MASYARAKAT PERKOTAAN YANG TIDAK MAMPU
UNTUK MEMBELI RUMAH ATAU YANG INGIN TINGGAL UNTUK SEMENTARA WAKTU, MISALNYA PARA MAHASISWA, PEKERJA TEMPORER DAN LAIN-LAINNYA.
FUNGSI - TEMPAT TINGGAL PERSYARATAN TEKNIS :

BANGUNAN - TEMPAT - STRUKTUR BANGUNAN
BERAKTIVITAS - KESELAMATAN BANGUNAN
SEHARI-HARI - KESEHATAN LIGKUNGAN
- TEMPAT - KENYAMANAN LINGKUNGAN
BERISTIRAHAT
RUMAH
SUSUN
RUMAH
SUSUN SEWA
(RUSUNAWA)
TUJUAN YAITU MENENTUKAN TEMA DAN GAYA MASALAH :
BANGUNAN YANG DAPAT MENYELESAIKAN - KOTA PALU, SULAWESI TENGAH TERLETAK DI NEGARA INDONESIA YANG MERUPAKAN NEGARA DILINTASI
DENGAN KONDISI LINGKUNGAN. GARIS KHATULISTIWA YANG MEMILIKI IKLIM KOTA PALU JUGA MENJADI KOTA YANG TERGOLONG MEMILIKI
SUHU TERTINGGI DI INDONESIA. BERDASARKAN DATA BMKG, SUHU DI KOTA PALU MENCAPAI 37 DERAJAT
DASAR PERTIMBANGAN : CELCIUS.
- KONDISI LINGKUNGAN (DAPAT BERUPA SUMBER : hps://kumparan.com/paluposo/palu-kembali-jadi-kota-dengan-suhu-terpanas-di-indonesia-1spd0KKfquJ/full
IKLIM KOTA PALU) - BANYAKNYA MASYARAKAT MEMBUTUHKAN HUNIAN SEDERAHANA YANG NYAMAN DAN AMAN, TERUTAMA
- KENYAMANAN PENGHUNI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RELATIF RENDAH TETAPI TERHAMBAT KURANGNYA LAHAN. OLEH KARENA
ITU PERLU ADANYA TROBOSAN BAGAIMANA MEMENUHI KEBUTUHAN HUNIAN YANG BANYAK TETAPI
MENGGUNAKAN LAHAN YANG SEDIKIT.
POTENSI :
- IKLIM : IKLIM KOTA PALU, SULAWESI TENGAH TERLETAK DI NEGARA INDONESIA YANG MERUPAKAN NEGARA
YANG DILINTASI GARIS KHATULISTIWA YANG MEMILIKI IKLIM TROPIS.
BERDASARKAN HAL TERSEBUT MAKA DITENTUKAN ARSITEKTUR TROPIS YANG COCOK DITERAPKAN. TEMA “PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS” DIAMBIL
AGAR TERCIPTA SUATU HUNIAN YANG MURAH DAN NYAMAN BAGI PENGHUNINYA KARENA MEMANFAATKAN POTENSI ALAM DAN JUGA COCOK DENGAN KEADAAN
IKLIM INDONESIA SECARA KHUSUS IKLIM DI KOTA PALU.
ARSITEKTUR TROPIS ADALAH SEBUAH KONSEP BANGUNAN YANG MERUPAKAN SEBUAH UPAYA MENGATASI IKLIM TROPIS. TEMA INI MEMPERHATIKAN HAL-
HAL SEPERTI TATA RUANG, SIRKULASI UDARA, PENCAHAYAAN DAN METERIAL YANG DIGUNAKAN UNTUK MENDUKUNG HAL INI. SEHINGGA PENGHUNI RUMAH
TIDAK PERLU KHAWATIR TERHADAP ELEMEN-ELEMEN CUACA DI IKLIM TROPIS KARENA HUNIANNYA SENDIRI TELAH BERADAPTASI UNTUK MEMBERIKAN
KENYAMANAN TERBAIK.
BEBERAPA HAL YANG MENJADI KARAKTERISTIK BANGUNAN ARSITEKTUR TROPIS :
PENGGUNAAN MATERIAL YANG
DILAPISI WEATHER SHIELD
BANGUNAN MENGHADAP MEMILIKI VENTILASI UDARA
PENGGUNAAN ATAP MIRING
UTARA DAN SELATAN DALAM JUMLAH BANYAK
JENDELA DAN PINTU BERUKURAN

SEDANG DAN TIDAK TERLALU BESAR
MENGGUNAKAN WARNA CERAH
PENGGUNAAN VEGETASI
TK PAUD KAWATUNA BAK PENAMPUNGAN AIR
KANTOR KELURAHAN
KAWATUNA
VIEW KE DALAM TAPAK
LAHAN KOSONG
TAMAN DINAMIKA KAWATUNA
INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM

(IPA) KAWATUNA
PDAM KOTA PALU
PONDOK PESANTREN MODERN

NURUL HUDA SDN KAWATUNA APOTEK MUSTIKA
VEGETASI DI SEKITAR TAPAK
SEMAK-SEMAK RUMPUT LIAR RUMPUT TEKI
POHON KAKTUS TANAMAN BERDURI TANAMAN BUNGA LANTANA TERDAPAT JARINGAN

ASEM JAWA (Acacia ehrenbergiana) SAUDI LISTRIK DI SEKITAR TAPAK
PADA TAPAK TERDAPAT GARIS TANAH BERBATUAN YANG TERKIKIS DARI AIR YANG
MENGALIR (AIR HUJAN) YANG MEMPENGARUHI TOPOGRAFI TAPAK.
TUJUAN YAITU UNTUK MENDAPATKAN LOKASI MASALAH :
PERENCANAAN YANG SESUAI DENGAN DASAR - KURANG DEKAT DENGAN PERIBADATAN
PERTIMBANGAN LOKASI BAGI PEMBANGUNAN - KURANG ADANYA FASILITAS PERBELANJAAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
RUMAH SUSUN. - KURANG ADANYA FASILITAS KESEHATAN
DASAR PERTIMBANGAN : POTENSI :

- KAWASAN PERUNTUKAN PERMUKIMAN - KAWASAN DEKAT DENGAN PDAM (PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM)
- DEKAT DENGAN SARANA DAN PRASARANA - DEKAT DENGAN KAWASAN PERMUKIMAN
- DEKAT DENGAN PENUNJANG PENDIDIKAN
- DEKAT DENGAN TAMAN TERBUKA /LAPANGAN
- TERDAPAT JARINGAN LISTRIK
LOKASI PERENCANAAN
PETA KOTA PALU
PETA KECAMATAN MANTIKULORE

TUJUAN YAITU UNTUK MENDAPATKAN MASALAH :
SITE/TAPAK PERENCANAAN YANG SESUAI - KONDISI TOPOGRAFI DENGAN LAHAN BERKONTUR
DENGAN DASAR PERTIMBANGAN SITE/TAPAK - ADANYA PERMUKIMAN YANG NAMPAK KUMUH DI SEKITAR TAPAK YANG PERLU DISEHATKAN DAN SANITASI
BAGI PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN. YANG KURANG TERJAGA.
- AKSES PENCAPAIAN YANG KURANG MEMADAI
DASAR PERTIMBANGAN :
- KAWASAN PERUNTUKAN PERMUKIMAN POTENSI :
- KEPADATAN PENDUDUK - MEMILIKI VIEW YANG MENARIK SEPERTI PEMANDANGAN LANGIT, PERBUKITAN, PEPOHONAN DAN
- PERLUNYA PEREMAJAAN PERMUKIMAN PEGUNUNGAN DARI KEJAUHAN.
- KONDISI TOPOGRAFI
SEBELAH UTARA SEBELAH TIMUR
SEBELAH BARAT SEBELAH SELATAN
• ALAMAT : JL. BATASAN PADA TAPAK :

WATUNJOMBOKO, - SEBELAH UTARA : PEPOHONAN DI KAKI BUKIT, DAN PERBUKITAN
KAWATUNA, - SEBELAH TIMUR : PEPOHONAN DAN PERBUKITAN
MANTIKULORE, KOTA
- SEBELAH BARAT : PEPOHONAN
PALU, SULAWESI TENGAH.
- SEBELAH SELATAN : PEPOHONAN, KAKI BUKIT, DAN LAHAN KOSONG
• LUAS : 34.182 m2 .
TUJUAN YAITU UNTUK MENDAPATKAN MATAHARI:
KONFIGURASI TAPAK YANG MENDUKUNG - TAPAK MENGHADAP KE ARAH BARAT DAYA, SEHINGGA DAPAT MENGAKIBATKAN DINDING BANGUNAN YANG
FUNGSI RUMAH SUSUN PADA UMUMNYA DAN TERPAPAR SINAR MATAHARI MENJADI SANGAT PANAS,
OPTIMALISASI PENCAHAYAAN ALAMI PADA - PADA PAGI HARI, DI AREA TAPAK CUKUP HANGAT
KHUSUSNYA, SESUAI. - PADA SIANG HARI, DI AREA TAPAK CUKUP PANAS KARENA SINAR MATAHARI BERADA DI ATAS,TENGAH TAPAK
- PADA SORE HARI, DI AREA TAPAK MENJADI SANGAT PANAS KARENA SINAR MATAHARI YANG MENGENAI
DASAR PERTIMBANGAN : DINDING BANGUNAN DARI SIANG HARI.
- ORIENTASI MATAHARI - LAMA PENYINARAN MATAHARI YAITU 59%. SUMBER: Kecamatan Mantikulore Dalam Angka 2019.pdf
- LAMA PENYINARAN MATAHARI
- ORIENTASI ANGIN ANGIN :
- KONDISI TOPOGRAFI - DI SEKITAR BANGUNAN TIDAK TERDAPAT BANGUNAN TINGGI, SEHINGGA ANGIN DAPAT BERTIUP TANPA ADA
- PEMBAGIAN ZONA DALAM TAPAK HAMBATAN
- KONDISI LINGKUNGAN SEKITAR - DARI ARAH UTARA, ALIRAN ANGIN CUKUP KENCANG DAN SEJUK SEHINGGA DAPAT MEMENGARUHI
DATA EKSISTING : KEKOKOHAN BANGUNAN.
- DARI ARAH SELATAN, ALIRAN ANGIN TERPECAH KARENA ADANYA PEPOHONAN YANG MEMBATASI TAPAK.
-
- BANGUNAN DIBUAT MENGHADAP BARAT DAYA .
- PADA FASAD DI BAGIAN BARAT BANGUNAN DIBUAT SECONDARY SKIN/KISI-KISI AGAR TERHINDAR DARI
PAPARAN SINAR MATAHARI.
- MENGGUNAKAN VERTIKAL GARDEN PADA BAGIAN BARAT
- MENGOPTIMALKAN PENGHAWAAN ALAMI PADA RUANG TERBUKA. PEMANFAATAN PENGHAWAAN ALAMI
PADA RUANG-RUANG RUMAH SUSUN SULIT UNTUK DIOPTIMALKAN KARENA JUMLAH RUANG RUMAH SUSUN
YANG SANGAT BANYAK. SERTA BANGUNAN YANG DIRENCANAKAN NANTINYA BERUPA BANGUNAN DENGAN
TINGGI 3-4 LANTAI.
PENGGUNAAN OVERSTEK DI PENGGUNAAN KANOPI UNTUK

SECONDARY SKIN/KISI-KISI AREA BALKON, TERAS DAN AREA PARKIR.
BUKAAN.
KETERANGAN:
: ORIENTASI MATAHARI BUKAANUKURAN

BESAR DILETAKKAN
PADA SISI UTARA
: ORIENTASI ANGIN BANGUNAN
SECONDARY SKIN PADA FASAD
DI BAGIAN BARAT
TUJUAN YAITU UNTUK MENENTUKAN ARAH MASALAH :
HADAP BANGUNAN BAIK ITU PANDANGAN - VIEW KE DALAM TAPAK BERUPA, BEBERAPA TANAMAN LIAR DAN BUKIT SEHINGGA KURANG MENARIK.
KELUAR ATAUPUN KE DALAM TAPAK DENGAN - DI SEBELAH UTARA DAN SELATAN TERDAPAT KAKI BUKIT YANG DALAM, SANGAT BERBAHAYA KARENA TIDAK
VIEW YANG BAIK ATAU BAGUS BAGI PARA ADA GARIS PEMBATAS PADA TAPAK.
PENGUNJUNG HOTEL RESORT NANTINYA.
POTENSI :
DASAR PERTIMBANGAN : - TAPAK MENGHADAP KE ARAH BARAT, DAPAT MENGUNTUNGKAN KARENA TERDAPAT VIEW BERUPA
- VIEW KE DALAM TAPAK PEMANDANGAN LEMBAH PALU DAN PEGUNUNGAN DARI ATAS BUKIT MERUPAKAN VIEW TERBAIK.
- VIEW KELUAR TAPAK
- DATA EKSISTING
- VIEW YANG BAIK UNTUK MERELAKSASIKAN
PENGHUNI SETELAH BERAKTIVITAS.
DATA EKSISTING : - DIKARENAKAN VIEW KE DALAM TAPAK YANG KURANG MENARIK, MAKA DIBUATKAN VIEW YANG MENARIK.
SEPERTI TAMAN SERTA FASILITAS BERMAIN UNTUK ANAK-ANAK YANG AMAN DAN NYAMAN..
- HARUS ADA BATASAN PADA TAPAK DI SEBELAH UTARA DAN SELATAN SEPERTI DIBUATKAN TEMBOK YANG
TINGGINYA 2 M DI SEKELILING TAPAK AGAR KEAMANAN PENGHUNI TETAP TERJAGA.
VIEW KE DALAM TAPAK
MENAMBAHKAN VIEW YANG MENARIK DI AREA TAPAK

YAITU TAMAN.
DIBUATKAN TEMBOK PEMBATAS DI SEKELILING
TAPAK.
VIEW DI SEBELAH BARAT
BATASAN PADA TAPAK :

-SEBELAH UTARA : PEPOHONAN DI KAKI
BUKIT, DAN PERBUKITAN
-SEBELAH TIMUR : PEPOHONAN DAN
PERBUKITAN
-SEBELAH BARAT : PEPOHONAN
-SEBELAH SELATAN : PEPOHONAN, KAKI
BUKIT, DAN LAHAN KOSONG
TUJUAN YAITU UNTUK MENGETAHUI VEGETASI MASALAH:
APA SAJA YANG PERLU DIPERTAHANKAN DAN - TERDAPAT SEMAK-SEMAK, KAKTUS DAN VEGETASI LIAR YANG TERSEBAR DI AREA TAPAK YANG DAPAT
PERLU DIHILANGKAN. MENGGANGGU/BERBAHAYA.
POTENSI:
DASAR PERTIMBANGAN : - TERDAPAT BEBERAPA VEGETASI YANG BERMANFAAT UNTUK MENGOBATI PENYAKIT SEHINGGA PERLU
- DATA EKSISTING DIPERTAHANKAN SEPERTI TANAMAN BUNGA LANTANA SAUDI.
- VEGETASI PADA TAPAK - TERDAPAT POHON ASEM JAWA DI BAGIAN BARAT DAN TIMUR TAPAK YANG MENJADI PEMBATAS TAPAK.
- KONDISI TANAH
- PADA AREA TAPAK DAPAT DITEMPATKAN VEGETASI, BERUPA POHON KETAPANG KENCANA, RUMPUT GAJAH MINI, POHON PUCUK MERAH.
- VEGETASI YANG PERLU DIPERTAHANKAN YAITU BUNGA LANTANA SAUDI DAN POHON ASEM JAWA.
- VEGETASI YANG HARUS DIHILANGKAN YAITU SEMAK-SEMAK, KAKTUS DAN VEGETASI LIAR YANG TERSEBAR DI AREA TAPAK.
UNTUK PENERAPAN VERTICAL GARDEN, DITEMPATKAN VEGETASI BERUPA Acacia Cognata
BUNGA LANTANA SAUDI GRASS BLOCK DI AREA

POHON KETAPANG RUMPUT GAJAH MINI DITEMPATKAN PERLU PARKIR AGAR DAPAT
KENCANA DITEMPATKAN WASTAFEL PADA
SEBAGAI PENUTUP DIPERTAHANKAN PADA MERESAP AIR HUJAN
DI AREA PARKIR. TAMAN
TANAH DAN DAPAT SATU TEMPAT DI AREA DAN MENYERAP RADIASI
TAPAK AGAR MUDAH DI POHON PUCUK POHON ASAM JAWA MATAHARI.
MERESAP AIR HUJAN.
DAPATKAN/DIGUNAKAN MERAH UNTUK PERLU DIPERTAHANKAN
DAN DITATA DENGAN RAPI. SEBAGAI PEMBATAS
DENGAN PENATAAN
YANG RAPI.
VEGETASI YANG HARUS DIHILANGKAN KARENA MENGGANGGU DAN

BERBAHAYA.
TUJUAN YAITU UNTUK MENGETAHUI SUMBER- MASALAH :
SUMBER KEBISINGAN YANG BERADA DI - PADA AREA (a) TINGKAT KEBISINGAN SEDANG, KARENA TERDAPAT JALAN TAK BERASPAL YANG DILALUI
SEKITAR TAPAK DAN DAPAT MENJADI KENDARAAN SEPERTI MOBIL DAN MOTOR. TERDAPAT JUGA AKTVITAS HEWAN TERNAK MASYARAKAT
PERTIMBANGAN DALAM PENATAAN DAN YANG SEDANG MENCARI MAKAN DI SEKITAR TAPAK. NAMUN KARENA ADANYA PEPOHONAN YANG
DESAIN RUANGAN. MEMBATASI TAPAK DAPAT MENGURANGI KEBISINGAN.
- PADA AREA (b), (c) DAN (d) TINGKAT KEBISINGAN RENDAH, KARENA RENDAHNYA AKTIVITAS MASYARAKAT
DASAR PERTIMBANGAN : DI AREA TERSEBUT DAN BATASAN PADA TAPAK BERUPA PERBUKITAN DAN PEPOHONAN YANG TIDAK
- SUMBER KEBISINGAN - DESAIN RUANGAN MENIMBULKAN KEBISINGAN
- PENATAAN RUANG - DATA EKSISTING
DATA EKSISTING: POTENSI :

-
a
b
- POSISI BANGUNAN LEBIH KE DALAM, BANGUNAN

HARUS BERJARAK DARI JALAN DAN GERBANG
MASUK. KEMUDIAN DENGAN TAMBAHAN TEMBOK
TINGGI DAN VEGETASI ALAMI MAKA SUARA DI
DALAM BANGUNAN TIDAK TERLALU BISING.
DIBUATKAN TEMBOK TINGGI DI SEKELILING

TAPAK AGAR DAPAT MEREDAM KEBISINGAN
DARI LUAR TAPAK.
TUJUAN YAITU UNTUK MENGETAHUI JENIS MASALAH :
PENCAHAYAAN APA SAJA YANG AKAN - TIDAK ADANYA PENCAHAYAAN BUATAN PADA TAPAK SAAT MALAM HARI SEHINGGA DI AREA TAPAK MENJADI
DIGUNAKAN PADA BANGUNAN DAN SEKITAR SANGAT GELAP. MISALNYA DI AREA PARKIR, TAMAN DAN BANGUNAN.
BANGUNAN.
POTENSI :
DASAR PERTIMBANGAN : - PENCAHAYAAN ALAMI SECARA LANGSUNG DAPAT DIPEROLEH DARI ORIENTASI MATAHARI PADA TAPAK
- ORIENTASI MATAHARI DIKARENAKAN TAPAK MENGHADAP ORIENTASI MATAHARI (DI SISI TIMUR DAN BARAT).
- PENCAHAYAAN ALAMI
- PENCAHAYAAN BUATAN
DATA EKSISTING :
- PERLUNYA PENCAHAYAAN BUATAN PADA MALAM HARI DI AREA TAPAK DAN BANGUNAN. MISALNYA DI AREA
PARKIR , TAMAN DAN BANGUNAN.
LAMPU DI AREA LAMPU TAMAN. LAMPU PADA AREA BANGUNAN DALAM RUANGAN DAN BALKON.
PAKIR.
PENCAHAYAAN ALAMI DI
PENCAHAYAAN BUATAN DI DALAM RUANGAN DAN
DALAM RUANGAN DAN
BALKON
TUJUAN YAITU UNTUK MENGETAHUI JENIS MASALAH :
PENGHAWAAN APA SAJA YANG AKAN - TAPAK YANG MENGHADAP KE ARAH TIMUR DAN BARAT AKAN MEMBUAT SUHU AREA TAPAK MENJADI PANAS
DIGUNAKAN PADA BANGUNAN DAN SEKITAR PADA SIANG HINGGA SORE HARI. SUHU UDARA YAITU 27,5 . SUMBER: Kecamatan Mantikulore Dalam Angka 2019.pdf
BANGUNAN, SERTA JENIS BUKAAN DAN - TIDAK ADANYA PENGHAWAAN BUATAN PADA TAPAK DI DALAM RUANGAN
PENEMPATANNYA.
POTENSI :
DASAR PERTIMBANGAN : - PENGHAWAAN ALAMI SECARA LANGSUNG DAPAT DIPEROLEH DARI ORIENTASI ANGIN PADA TAPAK (DARI
- ORIENTASI ANGIN ARAH UTARA DAN SELATAN)
- BUKAAN - ALIRAN ANGIN DI AREA TAPAK CUKUP KENCANG DAN SEJUK.
- PENGHAWAAN ALAMI
- PENGHAWAAN BUATAN
DATA EKSISTING :
- PENGHAWAAN ALAMI JUGA DIMANFAATKAN PADA RUANG TERBUKA. MISALNYA AREA PARKIR DAN TAMAN.
- PENGGUNANAAN VENTILASI SILANG PADA BANGUNAN AGAR PENGHAWAAN ALAMI DAPAT DIOPTIMALKAN
- PERLUNYA PENGHAWAAN BUATAN DALAM RUANGAN. MISALNYA KIPAS ANGIN LEBIH DISARANKAN
DIBANDING AC SENTRAL DIKARENAKAN LEBIH HEMAT ENERGI LISTRIK DAN MENGGERAKKAN SIRKULASI
UDARA DI DALAM BANGUNAN TERUTAMA DI RUANGAN.
PENEMPATAN BUKAAN PADA SISI

BERSEBERANGAN, ANGIN DAPAT PENGGUNAAN KIPAS ANGIN
MENJANGKAU SELURUH RUANG. GANTUNG.
PENATAAN BANGUNAN –BANGUNAN AGAR

MEMPEROLEH SIRKULASI UDARA YANG
LANCAR PADA TAPAK.
TUJUAN YAITU UNTUK MENENTUKAN MASALAH :
- TERDAPAT JALAN SETAPAK DAN JALUR LAINNYA BERUKURAN ± 3-4 M YANG KURANG MEMADAI (TIDAK
DASAR PERTIMBANGAN : BERASPAL), KETIKA HUJAN TURUN JALAN MENJADI BERLUMPUR DAN LICIN SEHINGGA DAPAT
- JALUR KENDARAAN/TRANSPORTASI MEMBAHAYAKAN MASYARAKAT YANG MELINTAS.
- KONDISI TOPOGRAFI - BELUM ADANYA TITIK JALUR MASUK DAN KELUAR KENDARAAN PADA TAPAK.
- JENIS KENDARAAN - TIDAK ADA JALUR YANG MEMUDAHKAN UNTUK PENYANDANG DISABILITAS.
- PELAKU AKTIVITAS
POTENSI :
-
- PERLUNYA MEMPERBAIKI JALUR JALAN YANG KURANG MEMADAI AGAR MEMUDAHKAN MASYARAKAT
MELINTAS DENGAN AMAN DAN NYAMAN YAITU MENGASPAL JALUR JALAN TERSEBUT DARI JL.
WATUNJOMBOKO HINGGA JALUR MASUK KE DALAM TAPAK.
- MEMBUAT JALUR MASUK DAN KELUAR TAPAK YANG MASING-MASING LEBARNYA 5 M DI TEMPATKAN
SEBELAH BARAT DAYA.
- PERLUNYA JALUR YANG MEMUDAHKAN UNTUK PENYANDANG DISABILITAS DENGAN LEBAR 1,5 - 2,5 M
SERTA PEGANGANNYA DI AREA TAPAK.
AREA TAPAK
JALUR UNTUK PENYANDANG DISABILITAS MENGASPAL JALAN YANG

KURANG MEMADAI
KETERANGAN :
: JALUR MASUK KE DALAM TAPAK
: JALUR KELUAR DARI TAPAK

TUJUAN YAITU UNTUK MENENTUKAN JENIS MASALAH :
PONDASI YANG TEPAT DAN SESUAI UNTUK - KONDISI TANAH PADA TAPAK MEMILIKI KONTUR, TANAHNYA BERBATU DAN MUDAH TERKIKIS AIR SAAT HUJAN
FUNGSI BANGUNAN AGAR BANGUNAN DAPAT DATANG. AREA DI DALAM TAPAK BERBUKIT.
BERDIRI DENGAN KOKOH, DAN AMAN. - AREA TAPAK DIDIRIKAN BANGUNAN DENGAN FUNGSI RUMAH SUSUN (RUSUNAWA) YANG DIMANA AKAN
DITEMPATI MASYARAKAT DENGAN JUMLAH 300 KK.
DASAR PERTIMBANGAN : - PERLUNYA JENIS PONDASI KOKOH YANG MAMPU MENOPANG BANGUNAN AGAR BANGUNAN DAPAT BERDIRI
- KONDISI TOPOGRAFI DENGAN DENGAN KOKOH DAN KESELAMATAN PENGHUNI YANG MENEMPATI MENJADI AMAN.
- FUNGSI BANGUNAN
POTENSI :
-
DATA EKSISTING :
- BERDASARKAN ANALISIS TERSEBUT, MAKA JENIS PONDASI YANG TEPAT UNTUK BANGUNAN YAITU PONDASI
BATU KALI, PONDASI FOOT PLAT/TAPAK.
KARAKTERISTIK PONDSI BATU KALI:

- KONSTRUKSI YANG SEDERHANAI
- PEMASANGAN YANG PRAKTIS
- EFISIENSI WAKTU PENGERJAAN
- BIAYA TERJANGKAU DAN MUDAH DITEMUKAN
- PONDASI BATU KALI KURANG COCOK DIGUNAKAN PADA TANAH
LEMBEK.
PADA TAPAK TERDAPAT GARIS TANAH BERBATUAN

YANG TERKIKIS DARI AIR YANG MENGALIR (AIR
HUJAN) YANG MEMPENGARUHI TOPOGRAFI TAPAK.
KARAKTERISTIK PONDASI FOOT PLAT/TAPAK:

- PROSES PEMASANGAN PONDASI INI MENGGUNAKAN PIPA PIPA
BETON YANG AKAN MENCENGKERAM KUAT TANAH DI BAWAHNYA
SEHINGGA BANGUNAN AKAN SEMAKIN KOKOH.
- SANGAT COCOK DIAPLIKASIKAN DI BERBAGAI MACAM TANAH BAIK
LEMBEK MAUPUN KERAS.
- IMEMBUTUHKAN BIAYA YANG LEBIH BESAR DARIPADA PONDASI BATU
KALI, HASIL YANG DIBERIKAN TENTU LEBIH BAIK DAN LEBIH KUAT.
TUJUAN YAITU UNTUK MENENTUKAN JENIS MASALAH :
STRUKTUR YANG TEPAT DAN SESUAI UNTUK - AREA TAPAK DIDIRIKAN BANGUNAN DENGAN FUNGSI RUMAH SUSUN (RUSUNAWA) YANG DIMANA AKAN
FUNGSI BANGUNAN AGAR BANGUNAN DAPAT DITEMPATI MASYARAKAT DENGAN JUMLAH 300 KK.
BERDIRI DENGAN KOKOH, DAN BERFUNGSI - BANGUNAN YANG DIDIRIKAN DI AREA TAPAK YAITU BANGUNAN BERMASSA, DENGAN 3-4 LANTAI.
DENGAN BAIK.
POTENSI :
DASAR PERTIMBANGAN : -
- BANGUNAN BERLANTAI
- FUNGSI BANGUNAN
- BANGUNAN BERLANTAI 3-4 MEMERLUKAN STRUKTUR BANGUNAN YANG KUAT YAITU DENGAN MENGGUNAKAN KOLOM 40 X 40 CM
-. PENGGUNAAN RING BALOK YAITU DENGAN UKURAN 30 X 20 CM. AGAR DAPAT DISEIMBANGKAN UKURAN KOLOM
1. KOLOM
KOLOM ADALAH BATANG TEKAN VERTIKAL DARI RANGKA STRUKTUR YANG MEMIKUL BEBAN DARI BALOK. KOLOM MERUPAKAN SUATU
ELEMEN STRUKTUR TEKAN YANG MEMEGANG PERANAN PENTING DARI SUATU BANGUNAN, SEHINGGA KERUNTUHAN PADA SUATU KOLOM
MERUPAKAN LOKASI KRITIS YANG DAPAT MENYEBABKAN RUNTUHNYA (COLLAPSE) LANTAI YANG BERSANGKUTAN DAN JUGA RUNTUH
TOTAL (TOTAL COLLAPSE) SELURUH STRUKTUR.
2. BALOK
BALOK ADALAH BAGIAN DARI STRUKTURAL SEBUAH BANGUNAN YANG KAKU DAN DIRANCANG UNTUK MENANGGUNG DAN
MENTRANSFER BEBAN MENUJU ELEMEN-ELEMEN KOLOM PENOPANG YANG MEMILIKI FUNGSI SEBAGAI RANGKA PENGUAT
HORIZONTAL BANGUNAN AKAN BEBAN-BEBAN.
3. PLAT LANTAI
PELAT LANTAI MERUPAKAN SALAH SATU STRUKTUR BANGUNAN DENGAN BIDANG YANG TERBILANG TIPIS. PLAT LANTAI YANG
BERTUMPU PADA KOLOM DIBANTU OLEH BALOK-BALOK BANGUNAN. PLAT LANTAI HARUS DIBUAT DENGAN KAKU, RATA, DAN
LURUS. PLAT ADALAH SALAH SATU ELEMEN STRUKTUR YANG MAMPU MENAHAN BEBAN DIMANA BEBANNYA NANTI AKAN
DISALURKAN KE STRUKTUR RANGKA VERTIKAL SEPERTI KOLOM.
TUJUAN ADALAH UNTUK MENDAPATKAN MASALAH :
UPPER STRUKTUR (ATAP) YANG TEPAT SESUAI - KOTA PALU, SULAWESI TENGAH TERLETAK DI NEGARA INDONESIA YANG MERUPAKAN NEGARA DILINTASI
DENGAN FUNGSI DAN BENTUK BANGUNAN. GARIS KHATULISTIWA YANG MEMILIKI IKLIM KOTA PALU JUGA MENJADI KOTA YANG TERGOLONG MEMILIKI
SUHU TERTINGGI DI INDONESIA. BERDASARKAN DATA BMKG, SUHU DI KOTA PALU MENCAPAI 37 DERAJAT
DASAR PERTIMBANGAN : CELCIUS.
- IDE/TEMA BANGUNAN - .PENGGUNAAN ARSITEKTUR TROPIS DIKARENAKAN AGAR BISA BERADAPTASI DENGAN IKLIM DI INDONESIA
- IKLIM SEHINGGA PERLU MEMPERHATIKAN KARAKTERISTIK BANGUNAN ARSITEKTUR TROPIS..
POTENSI :
-
- BERDASARKAN ANALISIS TERSEBUT AGAR BISA BERADAPTASI DENGAN IKLIM, DENGAN KARAKTERISTIK BANGUNAN ARSITEKTUR TROPIS YAITU
MENGGUNAKAN ATAP MIRING (ATAP PELANA SEDERHANA). ATAP YANG MIRING (BIASANYA > 30 DERAJAT)
BENTUK ATAP PADA RUMAH TROPIS

BENTUK ATAP MIRING PALING PAS UNTUK ARSITEKTUR TROPIS DI DAERAH DENGAN CURAH HUJAN TINGGI. SEMAKIN MIRING BIDANG ATAP, SEMAKIN CEPAT AIR
HUJAN TURUN MELEWATI PERMUKAAN ATAP. JIKA BENTUKNYA DATAR, KEMUNGKINAN AKAN MENGGENANG ATAU MEMBEBANI ATAP. TAK HANYA ITU, ATAP YANG
MIRING JUGA AKAN MEMBERI RUANG LEBIH LUAS DI BAGIAN DALAM RUMAH SEHINGGA BANGUNAN TERASA LEBIH TINGGI DAN LEBIH BANYAK SIRKULASI
UDARA.
TUJUAN YAITU UNTUK KEBUTUHAN MASALAH :
PERENCANAAN SISTEM UTILITAS PADA RUMAH - BELUM ADANYA SELOKAN/DRAINASE DI SEKITAR TAPAK.
SUSUN SEHINGGA DAPAT MENUNJANG - BELUM ADANYA SALURAN PEMBUANGAN AIR KOTOR.
AKTIVITAS YANG BERJALAN. - BELUM TERSEDIA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH
- BELUM ADANYA MITIGASI BENCANA.
- AIR BERSIH - DRAINASE POTENSI :
- JARINGAN LISTRIK - PERSAMPAHAN - TERSEDIA PDAM (PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM) DI SEKITAR TAPAK.
- PERLINDUNGAN DARI - TERSEDIA JARINGAN LISTRIK SEKITAR TAPAK.
KEBAKARAN
1. PEMBUANGAN SAMPAH : 3. SALURAN AIR KOTOR PADAT DAN CAIR :

30%
Pengurangan
DAPUR, DAPUR,
PEMILAHAN
TPS LAUNDRY, PIPA SUMUR LAUNDRY,
DAN
3R SHOWER, PEMBUANGAN RESAPAN SHOWER,
PEWADAHAN
WASTAFEL WASTAFEL
RUMAH SUSUN TPST,

TEMPAT BAK MOBIL
termasuk KLOSET SEPTICTANK
PENAMPUNGAN B3 KONTROL TINJA
70% infrastruktur WTE
Penanganan
4. SALURAN AIR BERSIH :
JARINGAN
TPA SAMPAH RESIDU TRANSMISI
AIR PRE KOAGULASI &
PDAM SEDIMENTASI FLOKULASI
BAKU
2. PERLIDUNGAN DARI KEBAKARAN :

JARINGAN
- MEMASANG ALAT PENDETEKSI KEBAKARAN ( DETEKTOR ASAP, DETEKTOR DISTRIBUSI
PANAS DAN DETEKTOR API) SEPERTI SMOKE DETECTOR
RESERVOIR FILTRASI SEDIMENTASI
- MEMASANG ALARM KEBAKARAN
- MENYEDIAKAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) SEPERTI FIRE RUMAH SUSUN
EXTINGUISHER.
- MENYEDIAKAN HYDRAN (DILETAKKAN DI DEPAN BANGUNAN YANG MEMILIKI 5. JARINGAN LISTRIK :
PERESEPAN AIR UNTUK MEMADAMKAN API. PENAIK SALURAN SALURAN
PLN TRANSMISI DISTRIBUSI
TEGANGAN
SMOKE DETEKTOR ALARM KEBAKARAN APAR HYDRANT RUMAH SUSUN

TUJUAN YAITU UNTUK MENENTUKAN RUANGAN
YANG DIBUTUHKAN SESUAI FUNGSI
BANGUNAN DAN FASILITAS PENUNJANG
AKTIVITAS DAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI. PELAKU
NO. JENIS AKTIVITAS NAMA RUANG SIFAT RUANG
KEGIATAN
- PELAKU KEGIATAN MEMARKIRKAN KENDARAAN TEMPAT PARKIR PUBLIK
- JENIS AKTIVITAS
- SIFAT RUANG BERKUNJUNG/BERTAMU RUANG TAMU SEMI PUBLIK
1 PENGUNJUNG
IBADAH R.IBADAH/MASJID PUBLIK
MCK WC/KM SERVICE
BANGUN TIDUR/TIDUR KAMAR TIDUR PRIVAT
MCK WC/KM SERVICE
MEMASAK DAPUR SERVICE
MAKAN/MINUM RUANG MAKAN SEMI PRIVAT
MENERIMA TAMU RUANG TAMU SEMI PUBLIK

2 PENGHUNI
PERGI BEKERJA TEMPAT PARKIR PUBLIK
BERBELANJA KEBUTUHAN
MINIMARKET SERVICE
SEHARI/HARI
MENCUCI RUANG CUCI UMUM PUBLIK

- PENAMBAHAN TAMAN BERMAIN DIKARENAKAN
VIEW DI DALAM TAPAK KURANG MENARIK.
NO. PELAKU KEGIATAN JENIS AKTIVITAS NAMA RUANG SIFAT RUANG
KOORDINASI RUANG RAPAT SEMI PRIVAT
MENGONTROL PEKERJAAN RUANG KERJA PRIVAT
LAYANAN KEAMANAN RUANG SECURITY PRIVAT
CLEANING
LAYANAN KEBERSIHAN SERVICE
SERVICE/GUDANG
3. PENGELOLA
LAYANAN ADMINISTRASI RUANG ADMINISTRASI PRIVAT
ISTIRAHAT PANTRY SERVICE
MEMARKIR KENDARAAN TEMPAT PARKIR PUBLIK
MAKA RUANGAN YANG DIBUTUHKAN DARI PELAKU, SEBEGAI BERIKUT: RUMAH SUSUN (RUSUNAWA) TERBAGI MENJADI 3 TIPE UNIT, YAITU:
- TEMPAT PARKIR - TIPE 36
- RUANG TAMU - TIPE 45
- KAMAR TIDUR - TIPE 54
- RUANG MAKAN
- DAPUR
- RUANG CUCI UMUM
- RUANG IBADAH/ MASJID
- RUANG RAPAT
- RUANG KERJA
- RUANG SECURITY
- CLEANING SERVICE/GUDANG
- RUANG ADMINISTRASI
- PANTRY
- TAMAN BERMAIN
- WC/KM
TUJUAN YAITU UNTUK MENENTUKAN UKURAN DASAR PERTIMBANGAN :
RUANGAN YANG DIBUTUHKAN SESUAI FUNGSI - KEBUTUHAN RUANG
BANGUNAN DAN FASILITAS PENUNJANG - LUAS TAPAK
AKTIVITAS.
BESARAN RUANG UNIT RUSUNAWA :
JUMLAH
UNIT NAMA RUANG LUAS RUANG (m2) JUMLAH RUANG LUAS TOTAL SPESIFIKASI
ORANG
KAMAR TIDUR 2 9 2 18 m2
R. TAMU/KELUARGA 4 9 1 9 m2
UNIT TIPE 36
DAPUR 3 6.75 1 6.75 m2
SUBSIDI
WC/KM 1 2.25 1 2.25 m2
TOTAL 36 m2
LUAS 1 UNIT X 100 UNIT TIPE 36 3.600 m2
KAMAR TIDUR 2 9 2 18 m2
6 m2
R. TAMU/KELUARGA 4 6 1
R. MAKAN 4 6.75 1 6.75 m2

UNIT TIPE 45
DAPUR 2 6.75 1 6.75 m2
NON SUBSIDI
WC/KM 1 3 1 3 m2
BALKON 1 4.5 1 4.5 m2
TOTAL 45 m2

JUMLAH
UNIT NAMA RUANG LUAS RUANG (m2) JUMLAH RUANG LUAS TOTAL SPESIFIKASI
ORANG
UNIT TIPE 36 KAMAR TIDUR 2 9 2 18m2
R. TAMU/KELUARGA 4 10.5 1 10.5 m2
R. MAKAN 3 10.5 1 10.5 m2
DAPUR 3 6 1 10.5 m2
NON SUBSIDI
WC/KM 1 3 1 3 m2
BALKON 2 4.5 1 4.5 m2
TOTAL 57 m2

TUJUAN YAITU UNTUK MENENTUKAN SYARAT- DASAR PERTIMBANGAN : KETERANGAN:
SYARAT RUANGAN PADA BANGUNAN DENGAN - KEBUTUHAN RUANG - PENCAPAIAN
: SANGAT MEMBUTUHKAN
MEMPERHATIKAN JENIS RUANGAN DAN - PENCAHAYAAN ALAMI - VIEW
KEBUTUHAN. - PENCAHAYAAN BUATAN - SINAR MATAHARI : MEMBUTUHKAN
- PENGHAWAAN ALAMI - KETENANGAN
- PENGHAWAAN BUATAN : KURANG MEMBUTUHKAN
PENCAHAYAAN PENGHAWAAN
SINAR
NO. NAMA RUANG VIEW KETENANGAN PENCAPAIAN SIFAT RUANG
MATAHARI
ALAMI BUATAN ALAMI BUATAN
1. TEMPAT PARKIR PUBLIK
2. RUANG TAMU SEMI PUBLIK
3. KAMAR TIDUR PRIVAT
4. RUANG MAKAN SEMI PRIVAT
5. DAPUR SERVICE
6. RUANG CUCI UMUM PUBLIK
7. RUANG IBADAH/MASJID PUBLIK
8. RUANG RAPAT SEMI PRIVAT
9. RUANG KERJA PRIVAT
10. RUANG SECURITY SERVICE
CLEANING
11. SERVICE
SERVICE/GUDANG
12. RUANG ADMINISTRASI PRIVAT
13. PANTRY SERVICE
14. TAMAN BERMAIN PUBLIK
15. WC/KM PRIVAT

TUJUAN YAITU UNTUK MENENTUKAN DASAR PERTIMBANGAN : KETERANGAN:
HHUBUNGAN ANTAR RUANGAN YANG - KEBUTUHAN RUANG
: SANGAT ERAT
DIBUTUHKAN PELAKU KEGIATAN.
: ERAT
: KURANG ERAT
NO. NAMA RUANG
1. TEMPAT PARKIR
2. RUANG TAMU
3. KAMAR TIDUR
4. RUANG MAKAN
5. DAPUR
6. RUANG CUCI UMUM
7. RUANG IBADAH/MASJID
8. RUANG RAPAT
9. RUANG KERJA
10. RUANG SECURITY
CLEANING
11.
SERVICE/GUDANG
12. RUANG ADMINISTRASI
13. PANTRY
14. TAMAN BERMAIN
15. WC/KM
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
B-B
150 BALKON BALKON BALKON BALKON BALKON BALKON BALKON BALKON BALKON BALKON BALKON BALKON
WC/KM WC/KM WC/KM WC/KM WC/KM WC/KM
20R x 20
STUDIO PERANCANGAN
UP 1
300
A-A A-A
K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR 19G x 26 K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR
ARSITEKTUR III SISIPAN
2
3
4
5
6
7
DAPUR DAPUR DAPUR DAPUR DAPUR DAPUR 8 DAPUR DAPUR DAPUR DAPUR DAPUR DAPUR
9
10
11
12
13
14
300 R. TAMU/ R. TAMU/ K. TIDUR K. TIDUR R. TAMU/ R. TAMU/ K. TIDUR K. TIDUR R. TAMU/ R. TAMU/ K. TIDUR
15
16 K. TIDUR R. TAMU/ R. TAMU/ K. TIDUR K. TIDUR R. TAMU/ R. TAMU/ K. TIDUR K. TIDUR R. TAMU/ R. TAMU/ K. TIDUR
K. TIDUR
KELUARGA KELUARGA KELUARGA KELUARGA KELUARGA KELUARGA 17 KELUARGA KELUARGA KELUARGA KELUARGA KELUARGA KELUARGA
18
19
20
DOWN
200
NAMA DOSEN
K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR R. SHAFT
2.500 600 GUDANG

WC/KM
R. TAMU/ DAPUR
KELUARGA
WC/KM WC/KM
200 Andi Jiba Rifai B., ST., MT
DOWN
20
19
18 Khaerunnisa, ST., MT
300 K. TIDUR
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
KELUARGA K. TIDUR K. TIDUR
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
KELUARGA K. TIDUR
17
16
15
K. TIDUR
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
KELUARGA K. TIDUR
14
13
12
11
10
Hariyadi Salenda, S.Pdt., M.Sc
DAPUR DAPUR DAPUR DAPUR DAPUR DAPUR 9
8
DAPUR DAPUR DAPUR DAPUR DAPUR DAPUR
300
7
6
5
4
3
2
UP 1
K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR
20R x 20
19G x 26
WC/KM WC/KM WC/KM WC/KM WC/KM WC/KM WC/KM WC/KM WC/KM WC/KM WC/KM WC/KM
MAHASISWA
300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 NAMIRA AFFIA GAYO SIREGAR
F22119083
7.800
B-B JUDUL
DENAH RUSUNAWA
TYPE 36, LANTAI 1
GAMBAR
DENAH RUSUNAWA TYPE 36,

LANTAI 1 DENAH
SKALA 1 : 400
SKALA LEMBAR PARAF
1 : 400
GSPublisherVersion 0.6.100.100
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
B-B
20R x 20
STUDIO PERANCANGAN
UP 1
300
A-A A-A
2
3
4
5
6
7
9
10
11
12
13
14
15
K. TIDUR
18
19
20
DOWN
200
NAMA DOSEN
2.500 600 GUDANG

WC/KM
R. TAMU/ DAPUR
KELUARGA
WC/KM WC/KM
DOWN
20
19
300 K. TIDUR
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
KELUARGA K. TIDUR
17
16
15
K. TIDUR
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
KELUARGA K. TIDUR
14
13
12
11
10
8
300
7
6
5
4
3
2
UP 1
20R x 20
19G x 26
MAHASISWA
F22119083
7.800
B-B JUDUL
DENAH RUSUNAWA
TYPE 36, LANTAI 2
GAMBAR

LANTAI 2 DENAH
SKALA 1 : 400
SKALA LEMBAR PARAF
1 : 400
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
B-B
20R x 20
STUDIO PERANCANGAN
UP 1
300
A-A A-A
2
3
4
5
6
7
9
10
11
12
13
14
15
K. TIDUR
18
19
20
DOWN
200
NAMA DOSEN
2.500 600 GUDANG

WC/KM
R. TAMU/ DAPUR
KELUARGA
WC/KM WC/KM
DOWN
20
19
300 K. TIDUR
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
KELUARGA K. TIDUR
17
16
15
K. TIDUR
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
KELUARGA K. TIDUR
14
13
12
11
10
8
300
7
6
5
4
3
2
UP 1
20R x 20
19G x 26
MAHASISWA
F22119083
7.800
B-B JUDUL
DENAH RUSUNAWA
TYPE 36, LANTAI 3
GAMBAR

LANTAI 3 DENAH
SKALA 1 : 400
SKALA LEMBAR PARAF
1 : 400
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
B-B
20R x 20
STUDIO PERANCANGAN
UP 1
300
A-A A-A
2
3
4
5
6
7
9
10
11
12
13
14
15
K. TIDUR
18
19
20
DOWN
200
NAMA DOSEN
2.500 600 GUDANG

WC/KM
R. TAMU/ DAPUR
KELUARGA
WC/KM WC/KM
DOWN
20
19
300 K. TIDUR
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
KELUARGA K. TIDUR
17
16
15
K. TIDUR
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
KELUARGA K. TIDUR
14
13
12
11
10
8
300
7
6
5
4
3
2
UP 1
20R x 20
19G x 26
MAHASISWA
F22119083
7.800
B-B JUDUL
DENAH RUSUNAWA
TYPE 36, LANTAI 4
GAMBAR

LANTAI 4 DENAH
SKALA 1 : 400
SKALA LEMBAR PARAF
1 : 400
+ 1.600
ATAP
JURUSAN ARSITEKTUR
+ 1.200 FAKULTAS TEKNIK
LANTAI 4
+ 800
LANTAI 3
+ 400
LANTAI 2
± 0.000
STUDIO PERANCANGAN
LANTAI 1
-100
PONDASI
NAMA DOSEN
GAMBAR POTONGAN A-A RUSUNAWA TYPE 36
SKALA 1 : 300
MAHASISWA
+ 1.600
ATAP
NAMIRA AFFIA GAYO SIREGAR
F22119083
+ 1.200
LANTAI 4
JUDUL
+ 800
LANTAI 3
GAMBAR POTONGAN
+ 400
RUSUNAWA TYPE 36
LANTAI 2
GAMBAR
± 0.000
LANTAI 1
-100
PONDASI
POTONGAN
SKALA LEMBAR PARAF
GAMBAR POTONGAN B-B RUSUNAWA TYPE 36

SKALA 1 : 300 1 : 300
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
B-B
STUDIO PERANCANGAN
A-A A-A
NAMA DOSEN

MAHASISWA

F22119083
JUDUL
DENAH RENCANA PONDASI

B-B
RUSUNAWA TYPE 36
GAMBAR

RUSUNAWA TYPE 36 DENAH
SKALA 1 : 400
SKALA LEMBAR PARAF
1 : 400
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
B-B
STUDIO PERANCANGAN
150 BALKON BALKON BALKON BALKON BALKON BALKON
20R x 20 BALKON BALKON BALKON BALKON BALKON BALKON
UP 1
2
3
4
5
6
7
8
300
9
11
WC WC WC WC WC WC 12
13 WC WC WC WC WC WC
A-A A-A
/KM /KM /KM /KM /KM /KM /KM /KM /KM /KM /KM /KM
14
15
R. MAKAN R. MAKAN R. MAKAN R. MAKAN R. MAKAN R. MAKAN 16 R. MAKAN R. MAKAN R. MAKAN R. MAKAN R. MAKAN R. MAKAN
17
18
19
300
20
DOWN
R. TAMU/ R. TAMU/ R. TAMU/ R. TAMU/ R. TAMU/ R. TAMU/ R. TAMU/ R. TAMU/ R. TAMU/ R. TAMU/ R. TAMU/ R. TAMU/
KELUARGA K. TIDUR K. TIDUR KELUARGA KELUARGA K. TIDUR K. TIDUR KELUARGA KELUARGA K. TIDUR K. TIDUR KELUARGA KELUARGA K. TIDUR K. TIDUR KELUARGA KELUARGA K. TIDUR K. TIDUR KELUARGA KELUARGA K. TIDUR K. TIDUR KELUARGA
200
NAMA DOSEN
R. TAMU/ R. MAKAN DAPUR BALKON PANTRY
KELUARGA
R. SHAFT
2.500 600 WC
/KM
GUDANG
K. TIDUR
WC
/KM
K. TIDUR
WC
/KM
200
300 R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
DOWN
20
19
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
18
17
16
15
MAHASISWA
R. MAKAN R. MAKAN R. MAKAN R. MAKAN R. MAKAN R. MAKAN R. MAKAN R. MAKAN R. MAKAN R. MAKAN R. MAKAN R. MAKAN
WC WC WC WC WC WC 14 WC WC WC WC WC WC
13
12
300 DAPUR
/KM /KM DAPUR DAPUR
/KM /KM DAPUR DAPUR
/KM /KM DAPUR 11
10
9
8
DAPUR
/KM /KM DAPUR DAPUR
/KM /KM DAPUR DAPUR
/KM /KM DAPUR
7
6
5
4
3
2
UP 1
K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR 20R x 20 K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR K. TIDUR
150 BALKON BALKON BALKON BALKON BALKON BALKON 19G x 26 BALKON BALKON BALKON BALKON BALKON BALKON
300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 600 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 NAMIRA AFFIA GAYO SIREGAR
F22119083
7.800
JUDUL
DENAH RUSUNAWA
B-B
TYPE 45, LANTAI 1
GAMBAR

LANTAI 1 DENAH
SKALA 1 : 400
SKALA LEMBAR PARAF
1 : 400
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
B-B
STUDIO PERANCANGAN
UP 1
2
3
4
5
6
7
8
300
9
11
A-A A-A
14
15
17
18
19
300
20
DOWN
200
NAMA DOSEN
KELUARGA
R. SHAFT
2.500 600 WC
/KM
GUDANG
K. TIDUR
WC
/KM
K. TIDUR
WC
/KM
200
300 R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
DOWN
20
19
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
18
17
16
15
MAHASISWA
13
12
300 DAPUR
/KM /KM DAPUR DAPUR
/KM /KM DAPUR DAPUR
/KM /KM DAPUR 11
10
9
8
DAPUR
/KM /KM DAPUR DAPUR
/KM /KM DAPUR DAPUR
/KM /KM DAPUR
7
6
5
4
3
2
UP 1
F22119083
7.800
JUDUL
DENAH RUSUNAWA
B-B
TYPE 45, LANTAI 2
GAMBAR

LANTAI 2 DENAH
SKALA 1 : 400
SKALA LEMBAR PARAF
1 : 400
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
B-B
STUDIO PERANCANGAN
UP 1
2
3
4
5
6
7
8
300
9
11
A-A A-A
14
15
17
18
19
300
20
DOWN
200
NAMA DOSEN
KELUARGA
R. SHAFT
2.500 600 WC
/KM
GUDANG
K. TIDUR
WC
/KM
K. TIDUR
WC
/KM
200
300 R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
DOWN
20
19
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
18
17
16
15
MAHASISWA
13
12
300 DAPUR
/KM /KM DAPUR DAPUR
/KM /KM DAPUR DAPUR
/KM /KM DAPUR 11
10
9
8
DAPUR
/KM /KM DAPUR DAPUR
/KM /KM DAPUR DAPUR
/KM /KM DAPUR
7
6
5
4
3
2
UP 1
F22119083
7.800
JUDUL
DENAH RUSUNAWA
B-B
TYPE 45, LANTAI 3
GAMBAR

LANTAI 3 DENAH
SKALA 1 : 400
SKALA LEMBAR PARAF
1 : 400
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
B-B
STUDIO PERANCANGAN
UP 1
2
3
4
5
6
7
8
300
9
11
A-A A-A
14
15
17
18
19
300
20
DOWN
200
NAMA DOSEN
KELUARGA
R. SHAFT
2.500 600 WC
/KM
GUDANG
K. TIDUR
WC
/KM
K. TIDUR
WC
/KM
200
300 R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
DOWN
20
19
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
R. TAMU/
R. TAMU/
KELUARGA
18
17
16
15
MAHASISWA
13
12
300 DAPUR
/KM /KM DAPUR DAPUR
/KM /KM DAPUR DAPUR
/KM /KM DAPUR 11
10
9
8
DAPUR
/KM /KM DAPUR DAPUR
/KM /KM DAPUR DAPUR
/KM /KM DAPUR
7
6
5
4
3
2
UP 1
F22119083
7.800
JUDUL
DENAH RUSUNAWA
B-B
TYPE 45, LANTAI 4
GAMBAR

LANTAI 4 DENAH
SKALA 1 : 400
SKALA LEMBAR PARAF
1 : 400
+ 1.600
ATAP
JURUSAN ARSITEKTUR
+ 1.200 FAKULTAS TEKNIK
LANTAI 4
+ 800
LANTAI 3
+ 400
LANTAI 2
± 0.000
STUDIO PERANCANGAN
LANTAI 1
-100
PONDASI
NAMA DOSEN
GAMBAR POTONGAN A-A RUSUNAWA TYPE 45
SKALA 1 : 300
MAHASISWA
+ 1.600 NAMIRA AFFIA GAYO SIREGAR

ATAP F22119083
+ 1.200
LANTAI 4
JUDUL
+ 800
LANTAI 3
GAMBAR POTONGAN
RUSUNAWA TYPE 36
+ 400
LANTAI 2 GAMBAR
POTONGAN
± 0.000
LANTAI 1
-100
PONDASI
SKALA LEMBAR PARAF
GAMBAR POTONGAN B-B RUSUNAWA TYPE 45

1 : 300
SKALA 1 : 300
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
STUDIO PERANCANGAN
GAMBAR TAMPAK DEPAN RUSUNAWA TYPE 45

NAMA DOSEN
SKALA 1 : 300

MAHASISWA

F22119083
JUDUL
GAMBAR TAMPAK
RUSUNAWA TYPE 45
GAMBAR
TAMPAK
SKALA LEMBAR PARAF
GAMBAR TAMPAK KANAN RUSUNAWA TYPE 45

1 : 300
SKALA 1 : 300
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
B-B
STUDIO PERANCANGAN
A-A A-A
NAMA DOSEN

MAHASISWA

F22119083
JUDUL

B-B
RUSUNAWA TYPE 45
GAMBAR

RUSUNAWA TYPE 45 DENAH
SKALA 1 : 400
SKALA LEMBAR PARAF
1 : 400

'Tubes Stupa 3-A Sisipan Nam PDF

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

'Tubes Stupa 3-A Sisipan Nam PDF

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. Ir. Ahda Mulyati, MT

PADA PERANCANGAN RUMAH SUSUN, PENZONINGAN TAPAK DIBAGI

PENGOLAHAN RUANG LUAR BERUPA TAMAN-TAMAN,KEBUN, DAN PLAY

FUNGSI - TEMPAT TINGGAL PERSYARATAN TEKNIS :

JENDELA DAN PINTU BERUKURAN

VIEW KE DALAM TAPAK

TAMAN DINAMIKA KAWATUNA

INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM

PONDOK PESANTREN MODERN

SEMAK-SEMAK RUMPUT LIAR RUMPUT TEKI

POHON KAKTUS TANAMAN BERDURI TANAMAN BUNGA LANTANA TERDAPAT JARINGAN

DASAR PERTIMBANGAN : POTENSI :

PETA KOTA PALU

PETA KECAMATAN MANTIKULORE

SEBELAH UTARA SEBELAH TIMUR

SEBELAH BARAT SEBELAH SELATAN

• ALAMAT : JL. BATASAN PADA TAPAK :

PENGGUNAAN OVERSTEK DI PENGGUNAAN KANOPI UNTUK

: ORIENTASI MATAHARI BUKAANUKURAN

VIEW KE DALAM TAPAK

MENAMBAHKAN VIEW YANG MENARIK DI AREA TAPAK

VIEW DI SEBELAH BARAT

BATASAN PADA TAPAK :

BUNGA LANTANA SAUDI GRASS BLOCK DI AREA

VEGETASI YANG HARUS DIHILANGKAN KARENA MENGGANGGU DAN

DATA EKSISTING: POTENSI :

- POSISI BANGUNAN LEBIH KE DALAM, BANGUNAN

DIBUATKAN TEMBOK TINGGI DI SEKELILING

PENEMPATAN BUKAAN PADA SISI

PENATAAN BANGUNAN –BANGUNAN AGAR

JALUR UNTUK PENYANDANG DISABILITAS MENGASPAL JALAN YANG

: JALUR MASUK KE DALAM TAPAK

: JALUR KELUAR DARI TAPAK

KARAKTERISTIK PONDSI BATU KALI:

PADA TAPAK TERDAPAT GARIS TANAH BERBATUAN

KARAKTERISTIK PONDASI FOOT PLAT/TAPAK:

BENTUK ATAP PADA RUMAH TROPIS

1. PEMBUANGAN SAMPAH : 3. SALURAN AIR KOTOR PADAT DAN CAIR :

RUMAH SUSUN TPST,

4. SALURAN AIR BERSIH :

2. PERLIDUNGAN DARI KEBAKARAN :

SMOKE DETEKTOR ALARM KEBAKARAN APAR HYDRANT RUMAH SUSUN

MCK WC/KM SERVICE

BANGUN TIDUR/TIDUR KAMAR TIDUR PRIVAT

MCK WC/KM SERVICE

MEMASAK DAPUR SERVICE

MAKAN/MINUM RUANG MAKAN SEMI PRIVAT

MENERIMA TAMU RUANG TAMU SEMI PUBLIK

PERGI BEKERJA TEMPAT PARKIR PUBLIK

IBADAH R.IBADAH/MASJID PUBLIK

MENCUCI RUANG CUCI UMUM PUBLIK

KOORDINASI RUANG RAPAT SEMI PRIVAT

MENGONTROL PEKERJAAN RUANG KERJA PRIVAT

LAYANAN KEAMANAN RUANG SECURITY PRIVAT

IBADAH R.IBADAH/MASJID PUBLIK

ISTIRAHAT PANTRY SERVICE

MEMARKIR KENDARAAN TEMPAT PARKIR PUBLIK

BESARAN RUANG UNIT RUSUNAWA :

LUAS 1 UNIT X 100 UNIT TIPE 36 3.600 m2

R. MAKAN 4 6.75 1 6.75 m2

BALKON 1 4.5 1 4.5 m2

LUAS 1 UNIT X 100 UNIT TIPE 45 4.500 m2