12 - Pemberdayaan Kelompok Tani
12 - Pemberdayaan Kelompok Tani
KELOMPOK TANI
Dalam pemberdayaan
masyarakat tani pelaku
OTORITAS utama (petani) dan pelaku
usaha diupayakan untuk
mempunyai otoritas,
KEMANDIRIAN kemandirian dan
keswadayaan dalam
menentukan jenis, volume
KESWADAYAA dan sistem usahataninya
N serta kegiatan-kegiatan
dalam organisasi yang
dibentuknya.
PEMBANGUNAN BERDASARKAN KONSEP PEMBERDAYAAN MEMILIKI
BEBERAPA IMPLIKASI, YAITU :
●
Harus Memberikan Perhatian Kapasitas Atau Kemampuan Manusia Yang Dikembangkan Untuk Mampu Membuat Perubahan
●
Harus Dilaksanakan Secara Berkeadilan
●
Harus Menumbuhkan Kekuasaan Atau Kewenangan Yang Semakin Besar Kepada Masyarakat Untuk Melakukan Tindakan
Dalam Konteks Usahataninya.
●
Harus Memperhatikan Kesinambungan Sumberdaya Pembangunannya, Termasuk Masyarakat Sebagai Subjek.
●
Meningkatkan Kapasitas Atau Kemampuan Kelompok Tani
●
Mewujudkan Keadilan Anggota Kelompok Tani
●
Menumbuhkan Kekuasaan Dan Kewenangan Anggota Dan Pengurus Organisasi Dalam Kelembagaan Kelompok
Tani
●
Mengupayakan Kesinambungan (Sustainable) Keberadaan Usaha Dan Manfaat Kelembagaan Kelompok Tani
MEWUJUDKAN KONSEP PEMBERDAYAAN YANG SESUAI DENGAN CIRI-
CIRI DI ATAS, MAKA DI PERLUKAN :
●
Pengakuan Terhadap Keberadaan Kelembagaan Kelompok Tani Sebagi Pelaku
Subjek Pembangunan
●
Peranan Yang Lebih Besar Kepada Kelompok Tani Dalam Setiap Tahapan
Pengelolaan Pembangunan Melalui Pendekatan Parsipatif (PRA)
●
Peningkatan Kualitas Kelembagaan (Organisasi, Aturan Main, Dan Sebagainya) Kelompok Tani
●
Pengembangan Usaha Kelembagaan Kelompok Tani
●
Peningkatan Kemampuan Kelembagaan Kelompok Tani Untuk Menghimpun Dan Memanfaatkan
Keuangan Kelompok.
●
Peningkatan Kerjasama Dengan Pihak/Lembaga Lain.
PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PELAKSANAAN SEKOLAH
LAPANGANAN (SL)
5 KERJASAMA KELOMPOK
KEBERHASILAN PELAKSANAAN SL BUKAN HANYA PADA PENINGKATAN PRODUKSI
ATAU ADOPSI TEKNOLOGI, AKAN TETAPI PETANI MAMPU BERPERAN AKTIF
SEBAGAI PENCIPTA SEKALIGUS SEBAGAI PENGUASA DALAM KEGIATAN USAHA
YANG DILAKUKANNYA DAN PADA AKHIRNYA DAPAT DILIHAT KEMANDIRIAN
PETANI SENDIRI SEBAGAI SUBJEK ATAU PELAKU UTAMANYA. (DEPARTEMEN
PERTANIAN, 1997)
RENCANA KEGIATAN