Anda di halaman 1dari 186

KONSEP DASAR DIKLAT

RIA AMBARWATI
Latar belakang Diklat

Setiap organisasi DAMPAK → 3 C : • Organisasi harus dapat


menghadapi • Customers
perubahan memegang mengenal perubahan
lingkungan yaitu kendali harapan dan kebutuhan
• Globalisasi • Competition - customers
Ekonomi kompetisi
• Teknologi semakin tajam • Menyiapkan personil
Informasi • Change - untuk melakukan
• Ilmu manajemen perubahan perbaikan proses terus
• Tuntutan makin berubah
menerus
terhadap mutu (Michael Hammer,
James Champy, • Perlu pelatihan yang
1993) sesuai dan terencana,
tepat, simultan dan
berkelanjutan
Pengertian Pendidikan
Suatu proses dimana pengalaman atau informasi diperoleh sebagai hasil dari proses
belajar yang mencakup pengalaman, pengertian dan penyesuaian diri dari pihak
terdidik terhadap rangsangan yang diberikan, menuju ke arah pertumbuhan dan
perkembangan (Crow and Crow)

Pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang


tetap (permanen) di dalam kebiasaan-kebiasaan tingkah lakunya, pikirannya dan
sikapnya (Sir Godfrey Thomson )

Dictionary of Education :
1. Proses mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk – bentuk tingkah laku
lainnya dalam masyarakat
2. Proses social dimana seseorang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang
terpilih dan terkontrol, khususnya yang dating dari sekolah, sehingga memperoleh
dan mengembangkan kemampuan social dan individu yang optimum
Pengertian Pelatihan

Salah satu bentuk proses pendidikan melalui training sasaran belajar atau pendidikan
yang akan memperoleh pengalaman belajar dan menimbulkan perubahan perilaku

Proses membantu sumber daya yang terdapat dalam suatu organisasi untuk
memperoleh efektifitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan
datang melalui pengembangan skills, knowledge dan attitude (Sherwood dan Best,
1958)

Bagian dari Pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan
meningkatkan ketrampilan di luar system Pendidikan yang berlaku , dalam waktu
singkat dan metode yang mengutamakan praktek daripada teori
Ciri khas pelatihan
Menitikberatkan pada ketrampilan (pengembangan psikomotor)
Peserta dapat meningkatkan ketrampilan melalui suatu proses
belajar yang didasari pengetahuan dan sikap
Praktek sangat dipentingkan, karena peserta akan menerapkan
pengetahuan yang diperoleh
Waktu relatif pendek
Kerangka piker sistematis proses pelatihan

Needs Training Skills and knowledge


Diklat adalah suatu proses kegiatan atau
penyelenggaraan yang dilakukan untuk
meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skills) dan sikap
(attitude) sumber daya manusia baik dari aspek
teoritis maupun praktis sehingga sumber daya
manusia tersebut dapat melakukan tugas dan
pekerjaannya dengan lebih efisien dan efektif
(efficient and effective performance) pada unit kerja
dan organisasi kemasyarakatan
Tenaga Kesehatan ???

1. Era globalisasi : dibutuhkan


a. Persaingan bebas SDM yang berkualitas
b. IPTEK

2. PP No. 32 tahun 1996 :


Tentang tenaga kesehatan : pelatihan di bidang kesehatan
wajib memenuhi syarat tersedianya peserta, pelatih, kurikulum
pelatihan, sumber dana dan sarana dan prasarana

3. Kepmenkes RI No. 275/Menkes/SK/V/2003 :


Tentang pedoman penyelenggaraan pelatihan di bidang
kesehatan : meningkatkan kinerja, profesionalisme, menunjang
karier dalam melaksanakan tugas
Kader Kesehatan ???

Pengelola Upaya
Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat

Pembangunan kesehatan :
Program kesehatan
menurunkan AKI, AKB,
Gizi Buruk, Stunting

Peningkatan kapasitas
kader
Masyarakat ???

Ekonomi

Perlu meningkatkan kapasitas meningkatkan


kapasitas dan kemampuannya dalam memanfaatkan
potensi yang dimilikinya sehingga dapat
meningkatkan kemampuan ekonominya melalui
kegiatan pemberdayaan masyarakat
TUJUAN DIKLAT

MENURUT MOEKIJAT (1981) :


a. Mengembangkan keahlian (efektifitas)
b. Mengembangkan pengetahuan (rasionalisasi)
c. Mengembangkan sikap (kemauan kerja sama)
MENURUT SIMAMORA (1995) :
a. Pemutahiran keahlian tenaga sejalan dengan perubahan
IPTEK
b. Mengurangi waktu belajar bagi karyawan untuk menjadi
kompeten dalam pekerjaan.
c. Membantu memecahkan permasalahan operasional
d. Mempersiapkan karyawan untuk promosi
e. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi.
MENURUT MARZUKI (1992) :
a. Memenuhi tujuan organisasi
b. Memperoleh pengertian dan pemahaman tentang
pekerjaan dg standar dan kecepatan yang telah
ditetapkan dan dalam keadaan normal
c. Membantu para pemimpin organisasi dalam
melaksanakan tugasnya.
4. MENURUT KEPMENKES No. 275 :
a. Meningkatkan penguasaan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan di bidang kesehatan
b. Meningkatkan penguasaan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan serta kewenangan di bidang teknis kesehatan.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000
a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian keterampilan dan sikap untuk
dapat melaksanakan tugas jabatan secara professional dengan
dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan
instansi
b. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu
dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa
c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi
kepada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat; d.
Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam
melaksanak
d. tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya
kepemerintahan yang baik
ASPEK PENDIDIKAN PELATIHAN
1. LINGKUP LEBIH LUAS LEBIH SINGKAT
PEMBELAJARAN
2. DOMAIN / PERILAKU ASPEK PENGETAHUAN ASPEK KETRAMPILAN
UMUM
3. JANGKA WAKTU JANGKA PANJANG JANGKA PENDEK
(long term) (short term)
4. MATERI BERSIFAT UMUM BERSIFAT KHUSUS

5. PENGHARGAAN MEMBERIKAN GELAR MEMBERIKAN SERTIFIKAT


Tujuan Pelatihan

Pemberdayaan masyarakat

• Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan kader sebagai


pengelola Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
• Mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan sehingga
masyarakat lebih kreatif, inovatif dalam mengembangkan usahanya
• Mengembangkan dan memajukan lembaga sebagai wadah dalam
pengembangan usaha
Prinsip Pelatihan (Dale Yoder )
Perbedaan individu : setiap individu berbeda
Motivasi : hasil pelatihan
Pemilihan peran pelatih : kompeten
Belajar : metode andragogi
Partisipasi : ikutsertaan peserta
Fokus pada batasan materi : penget. & ketrampilan
Diagnosis dan koreksi : masalah
Pembagian waktu : lebih singkat dari pendidikan
Keseriusan : peserta, pelatih dan panitia
Kerja sama : kerja sama peserta, pelatih dan panitia
Metode pelatihan : multi methods
Hubungan pelatihan dengan pekerjaan maching dg pekerjaan.
Prinsip-prinsip pelatihan sebagai berikut (William B. Werther)

a. Prinsip Partisipasi
Pembelajaran biasanya akan lebih cepat dan bertahan lama apabila peserta
belajar terlibat secara aktif. Partisipasi akan meningkatkan motivasi dan
empati terhadap proses belajar. Dengan keterlibatan secara langsung,
peserta dapat belajar lebih cepat dan memahaminya lebih lama
b. Prinsip Repetisi
Repetisi akan memperkuat suatu pola ke dalam memori seseorang. Belajar
dengan pengulangan kunci-kunci pokok dari ide-ide akan dengan mudah
dapat diingat kembali bila diperlukan
c. Prinsip Relevansi
Belajar akan lebih efektif apabila materi yang dipelajari bermakna atau
mempunyai relevansi dengan kebutuhan seseorang
d. Prinsip Pengalihan Pengetahuan dan Keterampilan
Pengalihan pengetahuan dan keterampilan bisa terjadi karena
penerapan teori dalam situasi yang nyata atau karena praktek
yang bersifat simulasi
e. Prinsip Umpan Balik
Peserta pelatihan dapat mengetahui tercapai tidaknya tujuan
pelatihan. Peserta termotivasi untuk mengetahui perubahan yang
terjadi di dalam dirinya, baik kemampuan, keterampilan, maupun
kepribadian dan termotivasi untuk menyesuaikan tingkah laku
mereka untuk secepat mungkin meningkatkan kemajuan
belajarnya.
KOMPONEN DIKLAT
Masukan sarana (instrument input)
meliputi keseluruhan sumber dan fasilitas yang menunjang kegiatan
belajar. Masukan sarana dalam pelatihan ini mencakup kurikulum,
tujuan pelatihan, sumber belajar, fasilitas belajar, biaya yang
dibutuhkan dan pengelola pelatihan

2. Masukan mentah (raw input)


Yaitu peserta pelatihan dengan berbagai karektiristiknya, seperti
pengetahuan, keterampilan dan keahlian, jenis kelamin,
pendidikan, kebutuhan belajar, latar belakang sosial budaya, latar
belakang ekonomi dan kebiasaan belajarnya
3. Masukan lingkungan (environment input)
Yaitu meliputi faktor lingkungan yang menunjang
pelaksanaan kegiatan pelatihan, seperti lokasi pelatihan

4. Proses (process)
Yaitu kegiatan interaksi edukatif yang terjadi dalam pelaksanaan
kegiatan pelatihan antara sumber belajar dengan warga belajar
peserta pelatihan

5. Keluaran (output)
Yaitu lulusan yang telah mengalami proses pembelajaran pelatihan
6. Masukan lain (other input)
Yaitu daya dukung pelaksanaan pelatihan, seperti pemasaran,
lapangan kerja, informasi dan situasi sosial-budaya yang
berkembang

7. Pengaruh (impact)
Yaitu yang berhubungan dengan hasil belajar yang dicapai oleh
peserta pelatihan, yang meliputi peningkatan taraf hidup,
kegiatan membelajarkan orang lain lebih lanjut, dan
peningkatan partisipasi dalam kegiatan sosial dan
pembangunan masyarakat
Model Siklus Diklat

Balai Besar Pelatihan Kesehatan


1. Analisis Kebutuhan Diklat
▪ Merupakan langkah awal dari proses/siklus pelatihan
▪ Mengkaji kesenjangan antara penampilan kerja yang
seharusnya dengan yang dikerjakan
▪ Penampilan kerja yang seharusnya disebut standar dan
yang dikerjakan merupakan kinerja
▪ Perbedaan antara standar dengan kinerja disebut
kesenjangan
2. Tujuan
Mengetahui dan mengatasi kesenjangan/permasalahan
selanjutnya digunakan sebagai dasar penentuan kompetensi yang
harus dicapai peserta pelatihan

3. Perencanaan Program Diklat


Merencanakan dan menetapkan tujuan, kegiatan operasional
yang dapat diukur, kompetensi yang harus dicapai, kurikulum
pelatihan, metode yang digunakan, pengendali diklat
4. Pelaksanaan Diklat
▪ Melaksanakan program diklat dengan mengacu pada
proposal
▪ Program diklat harus sesuai dengan kurikulum

5. Evaluasi Pelaksanaan Diklat


▪ Evaluasi terhadap seluruh program pelatihan, meliputi
peserta, pelatih, penyelenggara dan pencapaian
kompetensi
▪ Evaluasi dapat dilihat dari input, proses dan ouput
Analis
Kebutuhan

Strategi
Evaluasi
Pendekatan

Penyusunan
Pelaksanaan
Bahan

Pusdiklat Depdiknas
Melaksanakan
Penilaian Kebutuahn

Mengembangkan
Tujuan Diklat

Mengukur Hasil
Desain Kurikulum
Diklat

Melaksanakan Desain Memilih


Diklat Metode Diklat

Desain
Pendekatan
Evaluasi

Parker
1. Terjadi perubahan perilaku peserta :
- tidak tahu menjadi tahu
- tidak trampil menjadi trampil
- sikap keliru ............... Lebih baik dan benar

2. Menghasilkan perubahan yang signifikan :


- peserta dan instansi
- peserta mampu menerapkan pengetahuan dan
ketrampilan di tempat kerja
- mampu memodifikasi sesuai kebutuhan org.
- mutu produk lebih baik, tumbuh budaya kerja team work
Permasalahan dalam pelaksanaan diklat

- Pelatihan tidak produktif


- Pelatihan hanya sebagai refresing
- Tidak sesuai kebutuhan peserta
- Tidak berdasarkan masalah
- Berdasarkan keinginan penyelenggara
- Penekanan pada konsep atau teori bukan ketrampilan.
ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT (AKD/TNA)
a. merupakan langkah awal dari proses /
siklus pelatihan.
b. Mengkaji kesenjangan antara penampilan
kerja yang seharusnya dengan yang
dikerjakan.
c. Penampilan kerja yang seharusnya disebut
standart dan yang dikerjakan merupakan
kinerja.
d. perbedaan antara standart dengan kinerja
disebut kesenjangan
Suatu proses untuk menemukenali
adanya suatu kesenjangan/
diskrepansi dalam bentuk
pengetahuan, ketrampilan maupun
sikap perilaku pegawai pada suatu unit
organisasi, kelompok kerja atau
komunitas tertentu yang dapat
ditingkatkan melalui diklat.
I.
TRAINING NEED ASSESSMENT
(TNA)/
ANALISIS KEBUTUHAN
PELATIHAN (AKP)
1
Mengidentifikasi
kesenjangan
kompetensi yang
TUJUAN AKP/TNA
diharapkan dengan
kompetensi yang aktual 2
Memperoleh
keputusan tentang
kebutuhan
pelatihan atau
pelatihan-pelatihan
yang diperlukan
untuk
menyelesaikan
kesenjangan
ALASAN DILAKUKAN TNA
• Dasar untuk menyusun program diklat
• Pedoman untuk merancang program diklat
• Masukan bagi organisasi untuk melanjutkan
atau menghentikan kegiatan selanjutnya.
• Menjaga & meningkatkan produktivitas kerja
• Menghadapi kebijakan baru
• Menghadapi tugas-tugas baru.
Dengan dilakukannya analisis diklat, ditetapkan
program diklat apa yang akan dilaksanakan.
DISEBABKAN:
KESENJANGAN PENGETAHUAN
TNA KETERAMPILAN
KINERJA
SIKAP

KURIKULUM DIKLAT:
TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN PELATIHAN UMUM
ANALISIS INSTRUKSIONAL DAN KHUSUS

PROSES PERENCANAAN PROSES


PROGRAM DIKLAT PELAKSANAAN DIKLAT
SIKAP
(kemauan untuk melakukan)

+ -
Penghargaan
+ Tidak perlu
pelatihan
Supervisi
Bimbingan
PENGETAHUAN
dan
KETERAMPILAN

Pelatihan
- Penghargaan
Supervisi
Pelatihan
Bimbingan
PROSES PENGKAJIAN DIKLAT
Langkah-langkah proses pengkajian kebutuhan diklat :
1. Mengidentifikasi masalah organisasi
2. Merumuskan masalah yang dihadapi organisasi
3. Menentukan penyebab timbulnya masalah :
a. Faktor penyebab lain (lingkungan, sarana dll)
- menentukan cara pemecahan masalah
- non pelatihan
b. Faktor kemampuan (pengetahuan, sikap dan
ketrampilan)
4. Mementukan standart kemampuan
5. Menentukan cara pengukuran kemampuan
6. Mengukur tingkat kemampuan yang ada
7. Menentukan cara meningkatkn kemampuan :
a. pelatihan
b. Supervisi / bimbingan
c. Pedoman kerja
d. penugasan
Pimpinan organisasi harus mengenali atau menyadari adanya
masalah pada unit kerjanya
Tugas pimpinan mengidentifikasiadanya masalah dengan
melihat kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan hasil
kerja
Masalah tersebut dapat dipecahkan secara simultan atau
sendiri-sendiri.
MERUMUSKAN MASALAH YANG DIHADAPI

Masalah - masalah yang dijumpai harus dirumuskan dengan


jelas dan terukur.
Apabila masalah tidak dapat didiskripsikan dengan baik,
pemecahan masalah juga tidak akan terarah
Merupakan cara yang penting untuk menentukan cara
pemecahan masalah
Apabila salah menentukan penyebab masalah, tindakan
pemecahan masalah akan keliru.
Salah satu cara menentukan penyebab masalah dengan
metode “tulang ikan”
Menentukan Standar Kemampuan
Standar kemampuan adalah jabaran tentang
pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang
harus dimiliki seseorang dalam melaksanakan
pekerjaan tertentu.
Cara menentukan standar kemampuan :
a. diambil dengan standar yang sudah ada
b. Dibuat melalui kesepakatan antara
pimpinan dan karyawan
c. Dibuat dengan bantuan tenaga ahli
Menentukan Cara Mengukur Kemampuan
Beberapa metode untuk mengukur kemampuan:
1. Kuesioner : untuk mengukur tingkat
pengetahuan.
2. Wawancara : untuk mengukur kemampuan
analisis, misalnya dengan fokus group diskusi
(FGD).
3. Pengamatan : untuk mengukur ketrampilan, dengan
metode demonstrasi.
4. Tes : untuk mengukur pengetahuan dan sikap
MERUMUSKAN TUJUAN DIKLAT
• Hal yang terpenting sebelum
melaksanakan diklat
• Merumuskan tujuan Diklat harus
dilandasi dengan upaya untuk
menghilangkan diskrepansi kinerja yang
ditentukan pada proses TNA
• Merupakan kompetensi akhir yang akan
dicapai dalam pelatihan.
• Tujuan diklat harus tergambar
dalam tujuan kurikuler yang
tertuang dalam kurikulum.

Tujuan diklat :
adalah tujuan yang harus dicapai setelah
peserta selesai mengikuti Diklat & harus
menampung kompetensi yang diharapkan.
Tujuan diklat terdiri dari :

1. Tujuan umum (Tujuan Pembelajaran


Umum = TPU)
2. Tujuan khusus (Tujuan
Pembelajaran Khusus = TPK)
Tujuan

Umum • Kompetensi akhir


yang akan dicapai

•Rincian
kompetensi
untuk mencapai
Khusus kompetensi akhir
Tujuan Umum
(Tujuan Pembelajaran Umum = TPU)
Dalam merumuskan tujuan umum tidak
disertakan uraian tentang tolok ukurnya.
Contoh :
Setelah mengikuti mata kuliah ini
mahasiswa diharapkan memahami
penyusunan kerangka acuan pelatihan
Pada akhir mata kuliah diklat , diharapkan
mahasiswa mampu menyususn proposal
pelatihan
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK)
TPK adalah penjabaran dari tujuan
pembelajaran umum

TPK bersifat operasional sehingga


dapat diukur dan diamati
Komponen tujuan pembelajaran khusus
(TPK) harus mengandung A,B,C dan D :
A = audiance C = conditions
B = behavior D = degree
A = AUDIENCE yang memberikan kejelasan
siapa yang belajar
B = BEHAVIOR yang memberikan kejelasan
tingkah laku akhir yang harus dimiliki peserta
(kata kerja operasional)
C = CONDITIONS yang menyatakan kondisi/
keadaan bagaimana suatu tingkah laku
berlangsung. (obyek yang akan dihadapi pada
akhir pelatihan)

D = DEGREE menyatakan tingkat


keberhasilan yg dicapai dalam proses
belajar. (kuantitas dan kualitas).
Menurut Depkes. RI tujuan harus :
❑ jelas,
❑ realistis
❑ dapat diukur.

Dalam manajemen tujuan bersifat SMART :


Spesifik = khusus
Measurable = terukur
Achievable = berhasil
Realistic = nyata / riil
Timebond = tepat waktu
Dalam merumuskan tujuan Khusus
dilengkapi dengan tolok ukur, minimal
mencakup jawaban atas pertanyaan :
a. masalah yang ingin diatasi
b. siapa yang terkena masalah
c. dimana masalah tersebut ditemukan
d. berapa besar target yang ingin
dicapai
e. berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai target tersebut.
Contoh TPK
Contoh 1 :

Setelah selesai mengikuti pelatihan

Mahasiswa/dosen/guru
A
mampu meneliti dengan terampil
B
dalam bidang diklat
C
Sesuai dengan pedoman yang diberikan
D
Contoh 2 :

• Setelah mengikuti pelatihan :


A. Kader posyandu
B. Trampil menimbang balita
C. Menggunakan timbangan dacin dengan
benar
D. Sesuai 9 langkah penimbangan
KAWASAN (DOMAIN) TUJUAN
PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK)
TUJUAN PEMBELAJARAN
KAWASAN PENGETAHUAN (COGNITIVE
DOMAIN)
• Yaitu kawasan / domain yang
berorientasi pada kemampuan berfikir,
mencakup kemampuan intelektual.
KAWASAN AFEKSI (AFEKTIF DOMAIN)

• yaitu : kawasan/domain yang berhubungan dengan


perasaan,emosi, sistem nilai, dan sikap.
KAWASAN PSIKOMOTOR
(PSYCHOMOTORIS DOMAIN)

• yaitu : kawasan/domain yang


berorientasi pada ketrampilan motorik
dan berhubungan dengan anggota
tubuh.
1

KONSEP KURIKULUM
Pengertian
Dimensi Kurikulum
Fungsi
Prinsip
ETIMOLOGIS
❖Currerre
to run = berlari
❖Curriculum:
Jarak yang harus ditempuh dari start hingga finish
❖Kamus Webster’s:
Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh siswa
untuk dapat dinyatakan lulus atau mendapatkan ijazah.

DEFINISI KURIKULUM-1-
65
PENDAPAT AHLI
• Sejumlah mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang
harus ditempuh oleh siswa untuk mencapai suatu
tingkat tertentu atau ijazah
Robert Zais (1976)

• Suatu rangkaian unit materi belajar yang disusun


sedemikian rupa sehingga siswa dapat
mempelajarinya berdasarkan kemampuan awal yang
DEFINISI
dimiliki atau KURIKULUM-2-
dikuasai sebelumnya.
Robert Gagne (1967)
DIMENSI
Untuk menjamin Merupakan hasil
hasil belajar HASIL IDE pemikiran yang
dapat dicapai mengakomodir
ide2 tim
penyusun

Sesuai dengan Berisikan


kebutuhan bukan seluruh
keinginan REALITA RENCANA rancangan proses
TERTULIS pembelajaran
yang akan
dilakukan

KURIKULUM
1.Dimensi IDE
bersifat dinamis, dalam arti akan
selalu berubah mengikuti
perkembangan zaman,
dijadikan langkah awal minat
dalam pengembangan dan
kurikulum,
yaitu ketika melakukan studi pendapat. Dari sekian
kebutuhan program,
banyak ide-ide yang berkembang tuntutan
dalam studi pendapat
masyarakat, ilmu
tersebut, maka akan dipilihpengetahuan
dan ditentukan ide-idedan
mana
yang dianggap paling kreatif, inovatif, dan konstruktif
teknologi
2. Dimensi Rencana Tertulis
Dimensi kurikulum sebagai
rencana tertulis biasanya
tertuang dalam suatu dokumen
tertulis
3. Dimensi Realita
merupakan kurikulum yang
sesungguhnya terjadi di lapangan
(existing)
4. Dimensi Hasil
Untuk menjamin hasil belajar
dapat dicapai

kurikulum ditujukan untuk mengetahui


efektifitas dan efisiensi pelatihan
1.Fungsi preventif
• Pengguna terhindar dari kesalahan

2.Fungsi korektif
• rambu-rambu untuk memperbaiki kesalahan,
menyempurnakan atau mengganti kurikulum dalam
dimensi sebagai rencana

3.Fungsi konstruktif
• arah yang jelas bagi pelaksanaan, pengembangan dan
pembinaan kurikulum

FUNGSI KURIKULUM
TUJUAN
KURIKULUM

untuk mencapai luaran atau output


terjadinya perubahan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan peserta latih
MANFAAT
KURIKULUM

Kurikulum pelatihan sebagai acuan standar


pelatihan untuk memberikan jaminan atau garansi yang
diberikan kepada peserta pelatihan
2

KOMPONEN KURIKULUM
PELATIHAN
KOMPONEN KURIKULUM
1. Pendahuluan
2. Peran, Fungsi
3. Kompetensi
4. Tujuan Pelatihan
5. Struktur Program
6. GBPP
7. Diagram Proses Pembelajaran
8. Peserta, Pelatih, Penyelenggara
9. Tempat Penyelenggara
10.Evaluasi
11.Sertifikat
Langkah 3
PENYUSUNAN KURIKULUM
PELATIHAN
I. Komponen Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Filosofi Pelatihan

78
I. Komponen Pendahuluan

Diisi dengan:
Hal-hal yang melatarbelakangi pelatihan yang
akan disusun kurikulumnya tersebut---
diperlukan

79
I. Komponen Pendahuluan

Pemikiran dasar pelatihan mengacu


pada Prinsip Pembelajaran Orang
Dewasa
II. Peran dan Fungsi
A. Peran
B. Fungsi

81
II. Peran dan Fungsi

Diisi dengan:
Peran yang akan diberikan kepada peserta setelah
mengikuti pelatihan tersebut

sesuai dengan posisi atau kedudukan SDM


dalam melaksanakan tugasnya

82
Contoh

Peran
Setelah mengikuti pelatihan, peserta
berperan sebagai dokter yang dapat
memberikan pelayanan spesialisasi
kesehatan anak, khususnya pada bayi di
tempat tugasnya sesuai dengan kewenangan
dan prosedur yang telah ditentukan
I. Komponen Pendahuluan

Diisi dengan:
Fungsi yang harus dilakukan oleh orang yang
memiliki peran sesuai rumusan peran

Sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan pada


posisi/ kedudukan SDM tersebut
Contoh

Fungsi
Dalam melaksanakan perannya peserta
berfungsi dalam:
1. Melakukan penatalaksanaan penanganan
kegawatdaruratan pada neonatus
2. Melakukan pemberian ASI pada neonatus
3. Melakukan pemeriksaan fisik
4. Melakukan penatalaksanaan sepsis pada
neonatus
5. Melakukan beberapa prosedur penting pada
neonatus
6. Melakukan perawatan dengan metoda kanguru
III. Kompetensi

Diisi dengan:
Kemampuan yang harus dimiliki oleh orang yang
dilatih agar dapat menjalankan tugas yang
ditetapkan sesuai dengan perannya

86
RUMUSAN
Kompetensi

Kognitif
Afektif Domain
Psikomotorik
87
Patokan Rumusan Kompetensi
Benjamin Bloom Robert Gagne
• mendefinisikan
Knowing • menami • mendefinisikan
• menyebutkan Discrimination • mengingat
• menamai
• menjelaskan
Compre- • mendiskusikan
hending • mengidentifikasi

• menerapkan
Defined • mendiskusikan
Applying • Melakukan/memprakekkan Concept • mengidentifikasi
• demonstrate

• mengaktegorikan • menerapkan
Analyzing • membandingkan Rule or
• omengorganisasikan
Principle
• mendiskusikan
• mengkritisi
Evaluating • mengevaluasi
• memilih
• menganalisis
Problem
• Menyusun/membuat • mensintesis
Creating • merancang Solving
• mengevaluasi
• merencanakan
Patokan Rumusan Kompetensi
Type of Task Examples Type of Task Examples
Assimilative mendengar Communicative mendiskusikan
menulis menyajikan
membaca mendebatkan
Information mengumpulkan Productive menciptakan
Handling mengurutkan memproduksi
mengkalisifikasi menulis
menganalisis menggambar
menyusun
Adaptif Memodelkan/ memadukan
mencontohkan
mensimulasikan Experiential Mengeksperimen
menyelidiki
menerapkan
menampilkan
Contoh
Kompetensi Untuk melaksanakan peran dan fungsinya
tersebut, diperlukan kompetensi:
1.Melakukan resusitasi pada neonatus
2.Melakukan stabilisasi pada neonatus
3.Melakukan terapi oksigen
4.Melakukan penatalaksanaan transportasi neonatus
5.Melakukan inisiasi menyusui dini
6.Menerapkan pemberian ASI pada neonatus
7.Melakukan penatalaksanaan nutrisi pada neonatus
8.Melakukan pemeriksaan fisik pada neonatus
9.Melakukan penatalaksanaan sepsis pada neonatus
10.Melakukan beberapa prosedur penting pada neonatus
11.Melakukan perawatan dengan metode kanguru
V. Sruktur Program

Untuk mencapai tujuan khusus pelatihan maka disusunlah


struktur program berupa materi-materi.
Materi yang ada pada pada struktur program terdiri dari 3
katagori:
1.Materi dasar
2.Materi Inti
3.Materi
91
Penunjang
Tujuan Khusus
V. Struktur Program

Materi Dasar
1. Merupakan materi yang menjadi dasar dalam pencapaian
kompetensi yang akan dicapai
2. Presentase: maksimal 15 atau 20% dari total jam
pelatihan kesesluruhan
3. Untuk pelatihan teknis profesi atau upaya kesehatan
(keterampilan psikomotorik) maka semakin kecil proporsi
materi dasar akan semakin bagus
4. Disebut juga sebagai materi yang Should(sebaiknya) know
Tujuan Khusus
V. Struktur Program

Materi Inti
1. Merupakan materi yang harus dikuasai dalam
pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan pada
tujuan khusus pelatihan
2. Persentase materi ini merupakan presentase
terbesar minimal 60% atau 70% dari total jam
pelatihan. Semakin besar proporsi materi inti
maka semakin bagus
3. Disebut juga sebagai materi yang Must(harus)
Know
Tujuan Khusus
V. Struktur Program

Materi Penunjang
1. Merupakan materi yang menunjang keberlangsungan proses pembelajaran
dan mendukung pencapaian kompetensi
2. Prosentase untuk materi ini sama dengan materi dasar 15-20%,
makin sedikit makin bagus
3. Disebut juga sebagai materi yang Nice(baik) to know
No Materi Waktu
Struktur Program
T P PL/OL Total
A Materi Dasar
1. Kebijakan
2. dst
Sub Total
B Materi Inti
1.
2.
3. dst
Sub Total
C Materi Penunjang
1.
2.
Sub Total
Jumlah . jpl . jpl ..jpl .. jpl
Jam Pelatihan (JPL)
Pada pembuatan struktur program ini juga ditentukan
alokasi waktu yang diperlukan untuk tiap materi

Terdiri dari:
1. T: Teori,
2. P: Penugasan,
3. PL:Praktik lapangan

Proporsi distribusi JPL untuk T, P dan PL yaitu:


T maksimal 40% (makin sedikit makin bagus)
P+PL minimal 60% (makin besar makin bagus)
VI. GBPP

Analisis Materi
Merupakan langkah untuk menentukan pokok bahasan pada setiap materi,
jika memungkinkan hingga sub pokok bahasan
Setiap satu materi sekurang-kurangnya memiliki 2 pokok bahasan (jika
hanya ada satu pokok bahasan dijadikan satu materi)
Kegunaan analisis materi: memudahkan bagi kita dalam menyusun GBPP
VI. GBPP

Analisis Materi
Merupakan langkah untuk menentukan pokok bahasan pada setiap
materi, jika memungkinkan hingga sub pokok bahasan
sekurang-kurangnya memiliki 2
Setiap satu materi

pokok bahasan (jika hanya ada satu pokok bahasan dijadikan


satu materi)
Kegunaan analisis materi: memudahkan bagi kita dalam menyusun GBPP
Tujuan Khusus VI. GBPP
1.Merupakan uraian dari setiap materi pelatihan
2.Pada GBPP ada istilah TPU dan TPK
3.P pada TPU dan TPK yaitu Pembelajaran (bukan pelatihan)

1.Dibuat untuk setiap materi


2.Berisikan Pokok bahasan untuk mencapai tujuan Pembelajaran Umum
setiap materi. Pencapaian Tujuan pembelajaran umum setiap materi
merupakan pencapaian tujuan khusus pelatihan
3.Isinya meliputi:
a. Nama Materi
b. Alokasi Waktu
c. Tujuan Pembelajaran Umum
d. Tujuan Pembelajaran Khusus
e. Pokok Bahasan dan Sub Pokok bahasan
f. Metode
g. Media dan Alat bantu Pelatihan
h. Referensi
VI. GBPP

Garis Besar Program Pembelajaran


(GBPP)
1. Nomor
2. Judul Materi
3. Alokasi waktu
4. Tujuan Pembelajaran:
a. TPU
b. TPK
5. Pokok bahasan/sub pokok bahasan
6. Metode pembelajaran
7. Media dan alat bantu pembelajaran
8. Referensi
VI. GBPP
Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)

Format GBPP
Tujuan Pokok Bahasan/ Metoda Media dan Alat Referensi
Pembelajaran Sub Pokok Bantu
Khusus (TPK) Bahasan Pembelajaran
VI. GBPP

Rancang Bangun Program Pembelajaran (RBPP)


1. Nomor
2. Judul materi diklat
3. Alokasi waktu
4. Tujuan materi
5. Elemen kompetensi
6. Kriteria unjuk kerja (KUK)
7. Indikator unjuk kerja (IUK)
8. Pokok bahasan/sub pokok bahasan
9. Metode pembelajaran
10. Media dan alat bantu pembelajaran
11. Waktu (Jpl)
12. Referensi
VI. GBPP
Rancang Bangun Program Pembelajaran (RBPP)
Nomor :
Judul materi :
Waktu : ... jpl (T: .. jpl, P: .. jpl, PL: .. jpl)
Tujuan Materi : (merupakan kompetensi yang sudah ditetapkan)
Elemen Kriteria Indikator Pokok Metoda Media dan Alat Waktu Referensi
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Bahasan Bantu (jpl)
(KUK) (IUK) Pembelajaran
VII. Diagram
Proses
Pembelajaran

Diisi dengan:
Susunan atau urutan kegiatan yang dilakukan mulai
dari pelatihan dibuka hingga pelatihan berakhir
atau ditutup

Berisi Agenda kegiatan Penyelenggaraan Kegiatan


pelatihan
VII. Diagram
Proses
Pembelajaran
VII. Diagram
Proses
Pembelajaran

contoh
Pengertian

• Pokok bahasan adalah suatu gagasan atau


masalah yang di bahas pada suatu paragraf.
• Pokok bahasan biasanya terletak pada kalimat
utama.
• Pokok bahasan menjelaskan tentang inti dari
sesuatu yang akan dibahas.
ANALISIS MATERI
Merupakan langkah untuk menentukan pokok
bahasan pada setiap materi, jika memungkinkan
sampai sub pokok bahasan.
Setiap satu materi sekurang-kurangnya memiliki
2 pokok bahasan (jika hanya satu pokok bahasa
dijadikan satu materi)
Pokok bahasan merupakan uraian setiap materi.
Analisis materi berguna untuk memudahkan
dalam menyusun GBPP.
ANALISIS INSTRUKSIONAL
Merupakan langkah setelah menentukan pokok
bahasan yaitu menentukan sub pokok bahasan.
Sub Pokok bahasan merupakan uraian secara
rinci dari pokok bahasan.
Analisis instruksional berguna untuk
memudahkan dalam menyusun materi
pembelajaran.
CONTOH:
POKOK BAHASAN:
1. Pembuatan soal tes benar-salah
2. Pembuatan soal tes uraian ANALISIS ISI

SUB POKOK BAHASAN:


1. Pengertian soal benar-salah
2. Bentuk soal benar-salah
3. Syarat membuat soal benar-salah ANALISIS INSTRUKSIONAL
4. Keuntungan soal benar-salah
5. Kelemahan soal benar-salah
CONTOH
A. TPU : Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu
membuat SAP.
B. TPK : Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu:
1. Menjelaskan Tentang SAP.
2.Menyusun SAP sesuai dengan materi yang
diampunya
3.Menulis bahan pustaka sesuai kaidah
penulisan

C. POKOK BAHASAN :
1. SAP
a. latar belakang
b. Pengetian kurikulum-GBPP-SAP
c. hubungan kurikulum-GBPP-SAP
d. Kedudukan penyusunan SAP
e. Komponen SAP
f. Tujuan Penyusunan SAP
g. Manfaat Penyusunan SAP
2. Penyusunan SAP
a. Penulisan tujuan Pembelajaran
b. Penulisan kegiatan Pembelajaran
c. Penulisan metoda Pembelajaran
d. Penulisan alat bantu Pembelajaran
e. Evaluasi Pembelajaran
f. Penulisan materi Pembelajaran

3. Penulisan bahan pustaka


a. Buku
b. Majalah
c. Surat Kabar
Materi Pelatihan
Untuk mencapai tujuan khusus
pelatihan maka disusunlah struktur
program berupa materi-materi.
Materi yang ada pada pada struktur
program terdiri dari 3 katagori:
1.Materi Dasar
2.Materi Inti
3.Materi Penunjang
• Materi Dasar
1. Merupakan materi yang menjadi dasar
dalam pencapaian kompetensi yang
akan dicapai
2. Presentase: maksimal 15 atau 20% dari
total jam pelatihan kesesluruhan
3. Untuk pelatihan teknis profesi atau
upaya kesehatan (keterampilan
psikomotorik) maka semakin kecil
proporsi materi dasar akan semakin
bagus
4. Disebut juga sebagai materi yang
Should know
• Materi Inti
1. Merupakan materi yang harus
dikuasai dalam pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan
pada tujuan khusus pelatihan
2. Persentase materi ini merupakan
presentase terbesar minimal 60%
atau 70% dari total jam pelatihan.
Semakin besar proporsi materi inti
maka semakin bagus
3. Disebut juga sebagai materi yang
Must Know
• Materi Penunjang
1.Merupakan materi yang menunjang
keberlangsungan proses
pembelajaran dan mendukung
pencapaian kompetensi
2.Prosentase untuk materi ini sama
dengan materi dasar 15-20%,
makin sedikit makin bagus
3.Disebut juga sebagai materi yang
Nice to know
PENDAHULUAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
III. PESERTA PELATIHAN
IV. PELATIH / NARA SUMBER
V. WAKTU
VI. TEMPAT
VII. MATERI PELATIHAN
VIII. METODE DAN PROSES
IX. PROSES PELATIAHAN
X. ALAT BANTU DIKLAT / AVA
XI. BIAYA
XII. KEPANITIAAN
XIII. EVALUASI
XIV. PENUTUP
JADWAL ( lampiran )
PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang atau alasan-alasan yang
mendasari /menekankan perlunya/ pentingnya pelatihan yang
bersangkutan diselenggarakan, berdasarkan hasil TNA.
Manfaat pelatihan, bagi peserta, panitia / lembaga/institusi
penyelenggara.
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU)

adalah tujuan yang harus dicapai setelah


peserta selesai mengikuti Diklat dan
harus menampung kompetensi yang
diharapkan.
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK)

TPK adalah penjabaran dari tujuan


pembelajaran umum
TPK bersifat operasional sehingga
dapat diukur dan diamati
Merupakan kompetensi yang akan
dicapai dalam pelatihan
PESERTA & NARA SUMBER
Kriteria Peserta
Jenis tenaga (SIAPA, APA)
Jabatan / Pangkat / Golongan
Tingkat Pendidikan
Asal / Tempat tugas
Wawasan / pengalaman Latihan yang pernah
diikuti
Jumlah peserta : ±20 – 30
NARA SUMBER :
- jumlah, keahlian, asal dll.
Pelatihan dirancang dengan pendekatan pembelajaran orang
dewasa (andragogi)
metode yang dipilih,
CTJ
Penugasan
Diskusi kelompok
PKL
demonstrasi
Studi kasus
Dll.
PROSES PELATIHAN

Persiapan
Pelaksanaan / langkah –langkah
Evaluasi
PROSES PELATIHAN

INPUT OUTPUT
PROSES (Tujuan Diklat)

CTJ Peserta
1. Materi Dasar DISKUSI mampu
2. Materi Inti
SIMULASI memahami
3. Materi Penunjang
4. Lain-lain PKL ……………
dll

SEMINAR
A. MATERI DASAR/MD : (15 -20%)
Dasar pembekalan kepada pegawai
Dasar ilmu yg menjadi fondasi MI
3. Untuk memperluas wawasan peserta
4. Sasaran K & A
5. Memuat hal-hal yang mendasari
latihan tersebut.
B. MATERI INTI / MI : (60 -70%)

Materi yang diberikan utk mencapai


kompetensi yg harus dimiliki peserta
2. Sasaran KAP, titik berat Praktik
3. Memuat hal-hal yang menjadi inti
dan harus diketahui oleh peserta.
C. MATERI PENUNJANG / MP:
(15-20%)
MP ini untuk melengkapi /
mempermudah proses penyampaian MI
2. Memuat hal-hal yang dapat
menunjang MI dalam mencapai
tujuan pelatihan
3. Sasaran A & P
contoh : membuat RTL
D.LAIN-LAIN :

Memuat hal-hal yang diperlukan dalam


proses latihan
2. Tidak termasuk dalam MD, MI dan MP
Misal :
a. Pembukaan
b. Penututpan
c. Pre/Post Test
d. Ujian
JAM PELAJARAN / JPL
NO URAIAN MATERI TEORI PRAKTIK PR. LAPANG JUMLAH
1. MATERI DASAR
a.
b.
2. MATERI INTI
a.
b.
3. MATERI PENUNJANG
a.
b.
4. LAIN – LAIN
a.
b.
TOTAL
PELATIH/FASILITATOR/NARASUMBER

Dijelaskan siapa saja yang akan dilibatkan


sebagai pemberi materi / pengajar /
fasilitator / penyuluh / nara sumber
Sebutkan nama, jabatannya dan asal
instansinya.
PENYELENGGARAAN
• Waktu :
penjelasan tentang kapan diklat diselenggarakan
(tanggal, bulan, tahun), banyaknya jam pelajaran,
lamanya waktu penyelenggaraan setiap harinya
(mis. 08.00 – 17.00, Jadwal dilampirkan).
• Tempat:
Penjelasan tentang tempat dimana diklat
diselenggarakan(lokasi kelas maupun lokasi
praktek lapangan bila ada)
• Panitia:
Penjelasan tentang organisasi panitia
Penyelenggara (dilampirkan susunan panitianya)
ALAT BANTU DIKLAT (AVA)
Disebutkan semua alat bantu diklat yang akan digunakan untuk
proses belajar mengajar dalam penyelenggaraan diklat :
- alat bantu komunikasi
- alat bantu presentasi / mengajar
- alat bantu praktek dll.
- modul / bahan ajar lain
EVALUASI
Penjelasan tentang apa saja yang akan dievaluasi,
bagaimana cara mengevaluasinya
- Evaluasi peserta (P, S, K)
- Evaluasi pengajar (Kemampuan,
motivasi, cara menggunakan alat bantu
dll.)
- Evaluasi penyelenggara (pelayanan
kepada peserta, kerjasama,
penyediaan sarana diklat dll.)
BIAYA

Penjelasan tentang asal atau sumber dana


dan berapa besar atau jumlah yang
digunakan untuk menyelenggarakan
diklat.
SERTIFIKASI
Penjelasan tentang ketentuan perolehan
penghargaan (berupa sertifikat atau STTPP) yang
akan diberikan kepada para peserta setelah
mengikuti diklat.
LAMPIRAN
JADWAL DIKLAT
KUESIONER EVALUASI
SUSUNAN / ORGANISASI KEPANITIAAN
SOAL PRE – POST TEST
LAIN-LAIN
CONTOH JADWAL
JADWAL PELATIHAN KADER
DESA KARANGSARI KECAMATAN WIROSARI
TANGGAL 7 – 12 MARET 2016

NO HAR/TANGGAL MATERI FASILITATOR / PENANGGUNG


NARA SUMBER JAWAB
1.

2.

3.

4.
METODE DIKLAT

Ana Yuliah R, S.Gz, M.gizi


Definisi
• Metode Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan suatu
cara sistematis yang dapat memberikan deskripsi secara luas
serta dapat mengkondisikan penyelenggaraan diklat (pusdiklat)
untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorif
(KAP) tenaga kerja terhadap tugas dan pekerjaannya
• Metode pelatihan yang tepat tergantung pada tujuannya.
Tujuan dan sasaran pelatihan yang berbeda akan
menggunakan metode yang berbeda pula
• Jenis-jenis metode ini dapat menjadi alternatif pilihan
penggunaan metode pelatihan. Agar pelatihan dapat berjalan
efektif sesuai dengan sasaran pelatihan, maka proses belajar-
mengajar harus tercipta dan terbangun secara interaktif serta
menyenangkan, dengan memilih metode yang tepat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
metode pelatihan
• manusia,
• sasaran pelatihan,
• bidang subyek,
• waktu,
• sarana,
• biaya, dan
• prinsip-prinsip belajar.
JENIS METODE DIKLAT
• Menurut Endah (2018) jenis-jenis metode pelatihan yaitu
ceramah, diskusi, peragaan, latihan/praktek, instruksi kerja,
studi kasus, permainan, bermain peran, in-tray, simulasi
dan online learning
Kuliah/ceramah.

• Suatu pembicaraan oleh satu orang tanpa ada orang lain atau
sedikit sekali orang yang terlibat. Metode pelatihan jenis ini
merupakan metode pelatihan yang dilakukan di dalam ruang kelas.
• Kelebihan : jumlah pesertanya besar, materi yang disampaikan
berdasarkan konsep/teori, dan tujuannya memberikan
pengetahuan pada tingkat tertentu.
• kelemahan : peserta menjadi bosan, kuliah/materi dapat hilang
bila tidak dimengerti, dan pengajar harus memberikan contoh yang
relevan.
Pertukaran pengetahuan,
• Ide dan pendapat mengenai suatu pokok tertentu dengan
bebas di antara peserta dan pengajar.
• Kelebihan : peserta mudah berubah pendirian, ingin
memperkaya ide/wawasan, ingin memanfaatkan pengetahuan
dan pengalaman orang lain, pengajar ingin mendapat umpan
balik, dan jumlah peserta tidak banyak.
• kelemahan : pembicaraan dapat menyimpang, perdebatan
peserta, peserta pasif/dominan, sehingga pengajar harus
bertindak sebagai penengah.
Peragaan/ Demonstrasi

• Memberikan demonstrasi/peragaan tentang cara kerja ,


prosedur
• Kelebihan : membantu peserta ketika peserta sulit untuk
memahami suatu teori/konsep
• kelemahan : pengajar perlu memberikan penjelasan yang
cukup.
Latihan/praktek,

• Peserta diminta untuk melaksanakan suatu tugas tertentu menurut cara


yang ditentukan oleh pengajar dan jawaban/hasil yang diperoleh sudah
tertentu.
• Kelebihan : ingin mempraktikkan atau memeriksa pengetahuan yang telah
diberikan sebelumnya, dan ingin melatih suatu keterampilan.
• Kelemahan : peserta bisa frustasi kalau prakteknya sulit, latihan harus
realistis dan hasilnya dapat dicapai secara wajar, pengajar harus
memberikan petunjuk dan bimbingan yang cukup, dan peserta/pengajar
harus dapat menyediakan sarana yang diperlukan.

Latihan Instruksi Kerja,

• Peserta diminta untuk melaksanakan suatu tugas tertentu yang


menyangkut alat/proses menurut cara yang ditentukan oleh
pengajar.
• Kelebihan : metode ini membantu melatih keterampilan tertentu
dalam waktu singkat.
• kelemahan : peserta mungkin akan mencoba-coba sendiri, sehingga
dapat menimbulkan risiko, pengajar harus memberikan petunjuk
yang terinci, pengajar harus melakukan pemantauan secara tetap,
dan jangan dilakukan untuk tugas-tugas yang berisiko besar bila
terjadi kesalahan
Studi Kasus,

• Peserta diminta untuk melakukan analisis dari informasi/ data yang


disediakan untuk menetapkan sebab dari masalah tertentu dan
mengambil keputusan mengenai masalah.
• Kelebihan : metode ini ingin melatih keterampilan menganalisis
masalah, dan ingin menerapkan pengetahuan yang diperoleh
dalam situasi yang mendekati nyata.
• kelemahannya : peserta kadang-kadang tidak dapat melihat
hubungan-hubungan antara informasi yang ada, dan pengajar perlu
memberikan petunjuk yang cukup mengenai arah analisis.

Permainan
• Pada metode permainan peserta diminta untuk mengerjakan
suatu permainan tertentu, biasanya dilakukan secara
berkelompok.
• Kelebihan : ingin menunjukan/menggambarkan konsep secara
tidak langsung.
• Kelemahan : peserta mengerjakan dengan tidak serius,
permainan harus relevan dengan situasi yang dibicarakan,
lebih tepatnya bila dilakukan mendahului konsep.
Role playing (Bermain peran)
• Peserta diminta untuk memainkan peran tertentu dalam
menghadapi suatu situasi. Misalnya peserta dikondisikan pada
suatu permasalahan tertentu, selanjutnya peserta harus dapat
menyelesaikan permasalahan dimana peserta seolah-olah terlibat
langsung.
• Kelebihan : bisa memberikan gambaran tentang tingkah laku
manusia, dan ingin melatih kemampuan yang berhubungan dengan
tingkah laku manusia.
• Kelemahan : peserta dapat menjadi malu, dan peserta
menghadapinya dengan tidak serius.

In tray
• Peserta diberikan sejumlah berkas, kertas kerja dan surat seperti
yang terdapat di tempat pekerjaan. Berdasarkan Informasi tersebut
peserta diminta untuk mengambil keputusan-keputusan.
• Kelebihan : cocok bagi peserta yang biasa/akan bekerja secara
manajerial, ingin memberi gambaran yang jelas tentang masalah-
masalah dan penyelesaiannya dalam situasi yang sebenarnya, dan
ingin melatih peserta dalam menentukan prioritas, menghadapi
masalah-masalah dan sebagainya.
• Kelemahan metode in-tray : bahan-bahan yang diberikan harus
realistis dan sesuai dengan yang sesungguhnya terjadi.
Online training
• Online learning merupakan metode pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi, internet, atau intranet
• Kelebihan : tidak terkendala waktu dan lokasi, metode
pengajaran kreatif, dan lebih bersifat trainee-centered.
• Kelemahan : keterbatasan akses, penguasaan komputer dan
teknologi, serta minim hands-onlearning.

PENGARUH METODE PELATIHAN TERHADAP KOMPETENSI KARYAWAN NDT (Non
Destructive Test) PADA PT XYZ
Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis vol. 3, no. 2, 2015,

• On The Job Training berpengaruh positif dan signifikan terhadap


kompetensi karyawan ditunjukkan dengan total keseluruhan nilai
mean variabel On The Job Training adalah sebesar 3,37 dengan
koefisien regresi sebesar 0,650.
• Off The Job Training berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kompetensi karyawan ditunjukkan dengan total keseluruhan nilai
mean variabel Off The Job Training adallah sebesar 3,33 dengan
koefisien regresu sebesar 0,628
• On The Job Training & Off The Job Training terhadap kompetensi
karyawan mampu memberikan kontribusi sebesar 41,9%
PENGARUH KONSELING GIZI TERHADAP PENGETAHUAN HIPERTENSI DAN SISA MAKANAN PASIEN HIPERTENSI DI RSUD DR R SOETIJONO BLORA
Hety Dwi Kusumaningrum1 , Ana Yuliah R2 , Wiwik Wijaningsih3
Jurnal Riset Gizi
http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jrg/issue/view/174

• ada pengaruh konseling gizi terhadap pengetahuan tentang


hipertensi (p=0,000) dan ada pengaruh konseling gizi terhadap
sisa makanan (p=0,000) .
• Ada peningkatan mean rank pengetahuan dari 1,10 menjadi
2,67
• Ada penurunan rata2 sisa makanan sblm 33,7 % menjadi 17,1
%
PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DENGAN MEDIA KARTU KUARTET TERHADAP KEBIASAAN SARAPAN, ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN SARAPAN, DAN PENGETAHUAN GIZI
TENTANG SARAPAN DI SDN PEDURUNGAN KIDUL 01 DAN 02 KOTA SEMARANG
Vol 7, No 1 (2019): Mei (2019)
Farida Rahmah, Astidio Noviardhi, Setyo Prihatin, Cahyo Hunandar, Ana Yuliah Rahmawati

• Ada pengaruh peningkatan kebiasaan sarapan rata-rata


sebesar 1,71±0,58,
• Ada peningkatan jumlah asupan energi dan protein sarapan
dan pengetahuan gizi pada kelompok perlakuan
Referensi
• Materi Metode Pelatihan Training For Trainer PPM Manajemen
2018 (Dr. Ir. Endah Nuraini Hamdani, M.M., CAC).
• Jurnal Riset Gizi
Tugas Kelompok
• Tentukan metode yang tepat untuk proposal yang sudah
saudara susun dan presentasikan
MENYUSUN ANGGARAN DIKLAT

by Ria Ambarwati
Pengertian
Dasar penyusunan anggaran rencana
Anggaran merupakan kebutuhan dana/uang untuk suatu kegiatan atau program yang telah
kegiatan atau program dalam suatu organisasi disusun dan kemudian diperhitungkan
berapa biaya yang diperlukan untuk
Budget atau penyusunan anggaran merupakan rencana melaksanakan kegiatan tersebut,
operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bukan dari jumlah dana yang tersedia
bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dan bagaimana dana tersebut
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga dalam dihabiskan
kurun waktu tertentu

Perencanaan anggaran merupakan dokumen yang wajib


Sebagai alat
ada untuk melihat besaran biaya yang akan digunakan.
perencanaan maupun
Perencanaan perlu dilakukan untuk mengetahui biaya pengendalian
yang akan dikeluarkan sehingga keuangan lebih terarah

Prinsip efisiensi dan efektifitas


Tahapan penyusunan anggaran

▪ Membuat rincian kebutuhan pelatihan


▪ Menghitung volume kebutuhan
▪ Menentukan harga satuan
▪ Menghitung besaran biaya pelatihan
▪ Merekapitulasi biaya seluruh kegiatan

Survei harga di pasar


Standar Biaya Masukan
Komponen Biaya Pendidikan dan Pelatihan

Persiapan Pelaksanaan Evaluasi

▪ Konsumsi rapat ▪ Akomodasi ▪ Transport


▪ Transportasi rapat ▪ Konsumsi observasi
▪ Transportasi
▪ Honor penyusunan ▪ Uang harian
▪ Honor (Narasumber,
modul panitia) ▪ Laporan kegiatan
▪ Pelatihan Kit
▪ Sertifikat
▪ Sewa
▪ Institusional fee
▪ Laporan kegiatan
kegiatan
FUNGSI ANGGARAN
Sebagai alat pengendalian, anggaran berfungsi
Alat pengendalian sebagai instrumen yang dapat mengendalikan
terjadinya pemborosan-pemborosan pengeluaran

Sebagai alat koordinasi, anggaran merupakan


Alat koordinasi dan instrumen untuk melakukan koordinasi antar bagian
komunikasi dalam pelaksanaan kegiatan

Sebagai alat penilaian kinerja, anggaran merupakan


wujud komitmen dari pengguna anggaran kepada
Alat penilaian kinerja organisasi sebagai pelaksana anggaran

Alat pemotivasi Sebagai alat pemotivasi untuk bekerja secara ekonomis,


efektif dan efisien dalam mencapai target dan tujuan
organisasi yang telah ditetapkan
JENIS ANGGARAN
Menurut kemampuan

Anggaran komprehensif, merupakan anggaran yang disusun


secara lengkap dari perpaduan dari anggaran operasional
dan anggara keuangan yang disusun secara lengkap.

Anggaran parsial, merupakan anggaran yang disusun


secara tidak lengkap. Anggaran yang hanya menyusun bagi
anggaran tertentu saja.
TAKSONOMI BLOOM

RANAH KOGNITIF (C)

Pada ranaf kognitif meliputi kemampuan dalam menyatakan kembali konsep/prinsip


yang telah dipelajari berkaitan dengan kemampuan dalam berpikir, kompetensi
memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan
penalaran.

Tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif (intelektual) dibagi menjadi 6 tingkatan dari
jenjang terendah sampai tertinggi yang dilambangkan dengan C (Cognitive), yaitu :
C1 (Pengetahuan/Knowledge), C2 (Pemahaman/Comprehension),
C3 (Penerapan/Application), C4 (Analisis/Analysis), C5 (Sintesis/Synthesis), serta
C6 (Evaluasi/Evaluation).
MENGINGAT (C1)
• Mengetahui…. Misalnya : istilah, fakta, aturan, urutan, metoda
• Menemukenali (identifikasi)
• Mengingat kembali
• Membaca
• Menyebutkan
• Melafalkan/melafazkan
• Menuliskan
• Menghafal
• Menyusun daftar
• Menggarisbawahi
• Menjodohkan
• Memilih
• Menyatakan
MEMAHAMI (C2)
• Menjelaskan * menguraikan
• Mengartikan * membedakan/menyadur
• Menginterpretasikan * meramaikan
• Menceritakan * memperkirakan
• Menampilkan * menerangkan
• Memberi contoh * menggantikan
• Merangkum * menarik kesimpulan
• Menyimpulkan * meringkas
• Membandingkan * mengembangkan
• Mengklarifikasikan * membuktikan
• Menunjukkan
MENERAPKAN (C3)
• Melaksanakan * melakukan
• Mengimplementasikan * membuktikan
• Menggunakan * menghasilkan
• Mengonsepkan * memperagakan
• Menentukan * melengkapi
• Memproseskan * menyesuaikan
• Mendemonstrasikan * menemukan
• Menghitung
• Menghubungkan
MENGANALISIS (C4)
• Mendiferensiasikan * Menyeleksi
• Mengorganisasikan * Memilih
• Mengatribusikan * Membandingkan
• Mendiagnosis * Mempertentangkan
• Memerinci * Menguraikan
• Menelaah * Membagi
• Mendeteksi * Membuat diagram
• Mengaitkan * Mendistribusikan
• Memecahkan * Menganalisis
• Menguraikan * Memilah-milah
• Memisahkan * Menerima pendapat
• Menyeleksi
MENGEVALUASI (C5)

• Menilai berdasarkan norma internal. misalnya : hasil karya, mutu karangan, dll.
• Mengecek * Mengkritik
• Mengkritik * Menilai
• Membuktikan * Mengevaluasi
• Mempertahankan * Memberi saran
• Memvalidasi * Memberi argumentasi
• Mendukung * Menafsirkan
• Memproyeksikan * Merekomendasi
• Memperbandingkan * Memutuskan
• Menyimpulkan
MENCIPTAKAN (C6)
• Menghasilkan. Misalnya : klarifikasi, karangan, teori * Mengkombinasikan
• Menyususn. Misalnya : laporan, rencana, skema, program, proposal * Mengarang
• Membangun * Merancang
• Merencanakan * Menciptakan
• Memproduksi * Mendesain
• Mengkombinasikan * Menyusun kembali
• Merangsang * Merangkaian
• Merekonstruksi * Menyimpulkan
• Membuat * Membuat pola
• Menciptakan
• Mengabstraksi
• Mengkategorikan
RANAH AFEKTIF (A)
Pada ranah afektif meliputi ranah yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi, serta
derajat penerimaan atau penolakan suatu obyek dalam kegiatan belajar mengajar. Ranah afektif
dibagi menjadi 5 kategori yaitu : Receiving/Attending/Penerimaan, Responding/Menanggapi,
Valuing/Penilaian, Organization/Organisasi/Mengelola, serta Characterization/Karakteristik
MENERIMA (A1)
• Menanyakan
• Memilih
• Mengikuti
• Menjawab
• Melanjutkan
• Memberi
• Menyatakan
• Menempatkan
MENANGGAPI (A2)
• Menjawab * Menyetujui
• Membantu * Menampilkan
• Mengajukan * Melaporkan
• Memgompromikan * Memilih
• Menyenangi * Mengatakan
• Menyambut * Memilah
• Mendukung * Menolak
MENILAI (A3)
• Menunjukkan * Mengusulkan
• Melaksanakan * Membedakan
• Menyatakan pendapat * Membimbing
• Mengambil Prakarsa * Membenarkan
• Mengikuti * Menolak
• Memilih * Mengajak
• Ikut serta
• Menggabungkan diri
• Mengundang
MENGELOLA (A4)
• Menganut * Pendapat
• Mengubah * Memadukan
• Menata * Mengelola
• Mengklarifikasikan * Menegosiasi
• Mengombinasikan * Merembuk
• Mempertahankan
• Membangun
• Membentuk
• Pendapat
MENGHAYATI (A5)
• Bertindak
• Menyatakan
• Memperhatikan
• Melayani
• Membuktikan
• Menunjukkan
• Bertahan
• Mempertimbangkan
• Mempersoalkan
RANAH PSIKOMOTOR (P)
Pada ranah psikomotor meliputi kompetensi dalam melakukan pekerjaan dengan melibatkan
anggota badan serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik/motorik yang terdiri dari
gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan
kompleks, serta ekspresif dan interperatif. Kategori-kategorinya diantaranya : meniru,
memanipulasi, pengalamiahan, serta artikulasi.
MENIRU (P1)
• Menafsirkan rangsangan (stimulus). Kepekaan terhadap rangsangan.
• Menyalin * Membedakan
• Mengikuti * Mempersiapkan
• Mereplikasi * Menirukan
• Mengulangi * Menunjukkan
• Mematuhi
MEMANIPULASI (P2)
• Menyiapkan diri secara fisik * Memprakarsai
• Membuat Kembali * Menanggapi
• Membangun * Mempertunjukkan
• Melaksanakan * Menggunakan
• Menerapkan * Menerapkan
• Mengawali
• Bereaksi
• Mempersiapkan
PENGALAMIAHAN (P3)
• Menunjukkan * Mengalihkan
• Melengkapi * Menggantikan
• Menyempurnakan * Memutar
• Mengkalibrasi * Mengirim
• Mengendalikan * Memindahkan
• Mempraktekkan * Mendorong
• Memainkan * Menarik
• Mengerjakan * Memproduksi
• Membuat * Mencampur
• Mencoba * Mengoperasikan
• Memposisikan * Mengemas
* Membungkus
ARTIKULASI (P4)
• Kategori ini merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu keterampilan yang
lebih kompleks terutama yang berhubungan dengan gerakan interpretatif.
• Membangun
• Mengatasi
• Menggabungkan * Memodifikasi
• Koordinat * Memasang
• Mengintegrasikan * Membongkar
• Beradaptasi * Merangkaikan
• Mengembangkan * Menggabungkan
• Merumuskan * mempolakan
NATURALISASI (P5)
Dua atau lebih keterampilan digabungkan, diurutkan dan dilakukan secara konsisten dan mudah. kinerja
dilakukan secara otomatis dengan penggerakan energi mental dan fisik yang sedikit. memiliki tingkat
kinerja tinggi yang alami, tanpa harus berpikir banyak mengenai apa yang dilakukan.
• Menghasilkan karya cipta, Melakukan sesuatu dengan ketepatan tinggi
• Mendesain * Melakukan
• Menentukan * Melaksanakan
• Mengelola * Mengerjakan
• Menciptakan * Menggunakan
• Membangun * Memainkan
• Membuat * Mengatasi
• Menciptakan menghasilkan karya * Menyelesaikan
• Mengoperasikan

Anda mungkin juga menyukai