NIM : 030982747
2. Tujuan
3. Waktu
Pendidikan pelatihan Pengembangan
Butuh waktu yang Waktu relative singkat Waktunya singkat
relative lama
Mulai dari SD :6 tahun
SMP: 3 tahun
SMA:3 tahun
Kuliah S1:4/3,5 tahun
Kuliah D3: 3 tahun
dll
4. Metode
Pendidikan Pelatihan Pengembangan
a. A.Metode Internal Materi 1.Metode On The Job 1. On The Job Training
1. 1. Metode Induktif Training Metode on the job
Metode ini bertujuan untuk Prosedur metode ini informal, training adalah sebuah sebuah
membimbing peserta didik observasi sederhana dan program pelatihan karyawan
untuk mengetahui fakta-fakta mudah serta praktis. Pegawai yang mampu memberikan
dan hukum-hukum umum mempelajari pekerjaannya motivasi yang lebih tinggi
melalui jalan pengambilan dengan mengamati pekerja pada para pesertanya untuk
kesimpulan atau induksi. lain yang sedang bekerja, dan berlatihn dan belajar. Dalam
2. 2. Metode Deduktif kemudian mengobservasi metode ini, para peserta
Metode ini merupakan perilakunya. Aspek-aspek lain training akan ditempatkan
kebalikan dari metode dari on the job training adalah pada tempat dan situasi kerja
induktif, dimana perpindahan lebih formal dalam format. yang sebenarnya. Jadi, jika
menurut metode ini dari yang 2) Metode Vestibule atau balai seorang peserta melakukan
umum kepada yang khusus, Vestibule adalah suatu kesalahan, maka hal tersebut
jadi metode ini sangat cocok ruangan isolasi atau terpisah dapat langsung berpengaruh
bila digunakan pada yang disunakan untuk tempat terhadap perusahaan.
pengajaran sains, dan pelatihan bagi pegawai baru 2. Magang
pelajaran yang mengandung yang akan menduduki suatu Magang adalah salah satu
perinsip-perinsip, hukum- pekerjaan. Metode ini bentuk metode pelatihan yang
hukum, dan fakta-fakta umum merupakan metode pelatihan mengharuskan para pesertanya
yang dibawahnya yang sangat cocok untuk untuk mengikuti serangkaian
mengandung masalah-masalah banyak peserta (pegawai baru) kegiatan yang dilakukan oleh
cabang. Metode ini sebagai yang dilatih dengan jenis pemangku jabatan tertentu.
pelengkap dari metode pekerjaan yang sama dan Dalam kegiatan tersebut, para
induktif, maka sebaiknya dalam waktu yang sama. peserta harus mempelajari
seorang guru menggabungkan Pelaksanaan metode ini tentang bagaimana cara
diantara dua metode tersebut. biasanya dilakukan dalam melakukan suatu kegiatan
3. 3.Metode Dialog (Diskusi) waktu beberapa hari sampai tersebut.
metode ini biasanya dikemas beberapa bulan dengan 3. Simulasi
dalam tanya jawab, hal ini pengawasan instruktur, Simulasi adalah bentuk
dimaksudkan agar peserta misalnya pe;atihan pekerjaan, metode yang dilakukan
didik dapat memahami materi pengetikan klerek, operator dengan cara menggunakan alat
secara lebih mendalam. mesin. – alat atau mesin dalam
b. Metode Eksternal Materi 3) Metode Demonstrasi dan kondisi lingkungan yang
1. Metode Teladan Contoh dibuat sesuai atau sama
Keteladanan merupakan bahan Suatu demonstrasi dengan kondisi situasi kerja
utama dalam pendidikan, menunjukkan dan sebenarnya.
karena mendidik bukan merencanakan bagaimana Alat -alat, mesin serta kondisi
sebatas penyampaian materi suatu pekerjaan atau lngkungan yang dibuat
saja, melainkan membangun bagaimana sesuatu itu merupakan tiruan dari kondisi
karakter dalam setiap jiwa dikerjakan. Metode ini yang sebenarnya. Artinya,
peserta didik, oleh karena itu melibatkan penguraian dan semisal pelatihan diberikan
pendidik mempunyai memeragakan sesuatu melalui untuk seorang calon
tanggung jawab yang tinggi contoh-contoh. Metode ini penerbang, maka dibuatkan
terhadap peserta didik sangat mudah bagi manajer simulasi dengan menggunakan
mengenai tingkah laku dan dalam mengajarkan pegawai simulator kokpit pesawat
perbuatannya yang dapat baru mengenai aktivitas nyata terbang.
dibuat contoh dan di ikutinya. melaui suatu tahap Tujuan dari simulasi ini adalah
2. 2. Metode Cerita perencanaan dari “Bagaimana agar para peserta pelatihan
Metode cerita atau kisah dan apa sebab” pegawai bisa lebih akrab dan
dianggap efektif dan mengerjakan pekerjaan yang menguasai betul mengenai
mempunyai daya tarik yang ia kerjakan. Metode ini sangat kondisi kerja sebenarnya.
kuat sesuai dengan sifat efektif, kaena lebih mudah Biasanya, metode simulator
alamiah manusia yang menunjukkan kepada peserta ini digunakan untuk bentuk
menyenangi cerita, oleh cara mengerjakan suatu tugas, pelatihan -pelatihan sdm yang
karena itu Islam karena dikombinasikan memerlukan keahlian khusus
mengeksplorasikan cerita dengan alat Bantu belajar dalam penggunaan alat
menjadi salah-satu tehnik seperti : gambar-gambar, teks tertentu. Namun, bila langsung
dalam pendidikan materi, ceramah, diskusi. menggunakan alat yang asli,
3. 3.Metode Pembiasaan 4) Metode Simulasi dikhawatirkan cukup
Menjadikan pembiasaan Metode ini merupakan suatu berbahaya.
sebagai sebuah metode situasi atau peristiwa 4. Job Rotation
pendidikan memang sangat menciptakan bentuk realitas Dalam metode job rotation,
tepat, dalam pembiasaan atau imitasi dari realitas. peserta pelatihan dan
peserta didik tidak dituntut Simulasi ini merupakan pengembangan SDM ini akan
secara serta merta menguasai pelengkap sebagai tehnik dipindahkan secara berkala
sebuah materi dan duplikat yang mendekati dari suatu jabatan atau uni
melaksanakannya, memang kondisi nyata pada pekerjaan. kerja tertentu ke jabatan atau
dalam pemahaman sangat Metode simulasi yang popular unit kerja yang lain. Dengan
gampang namun dalam adalah permainan bisnis begitu, para peserta pelatihan
pengamalan yang agak sulit (bussiness games). bisa mendapatkan
untuk terealisasikan, maka Metode ini merupakan metode pengetahuan menyeluruh
dari itu dibutuhkan sebuah pelatihan yang sangat mahal, mengenai suatu perusahaan.
proses dalam mencapainya, tetapi sangat bermanfaat dan
yaitu, melalui pembisaan. diperlukan dalam pelatihan.
5) Metode Apprenticeship
Metode ini adalah suatu cara
mengembangkan ketrampilan
(skill) pengrajin atau
pertukangan. Metode ini tidak
mempunyai standar format.
Pegawai peserta mendapatkan
bimbingan umum dan dapat
langsung mengerjakan
pekerjaannya.
6) Metode Ruang Kelas
Metode ini merupakan metode
training yang dilakukan di
dalam kelas walaupun dapat
dilakukan di area pekerjaan.
Metode ruang kelas adalah
kuliah, konferensi, studi kasus,
bermain peran dan pengajaran
berprogram (programmed
instruction).
3. Dalam perspektif Pengembangan Sumber Daya Manusia
(PSDM) dikenal istilah Paradigma pembelajaran dan paradigma kinerja.
a. Jelaskan apa yang dimaksud paradigma pembelajaran
Secara etimologis, kata paradigma berasal dari bahasa Yunani yang berarti suatu model, teladan,
arketif dan ideal. Sedangkan secara terminologis, arti paradigma adalah konstruk berpikir berdasarkan
pandangan yang menyeluruh dan konseptual terhadap suatu masalah dengan menggunakan teori
formal, eksperimentasi dan metode keilmuan yang terpercaya. Yang kedua adalah pengertian
pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar agar proses perolehan ilmu dan pengetahuan dapat membentuk
sikap dan perilaku peserta didik. Paradigma pembelajaran ini dapat berubah menurut sistem
pembelajaran yang terus berkembang, sehingga ada yang menyebutkan ada paradigma lama dan
paradigma alternatif dalam pembelajaran.
b. Jelaskan apa yang dimaksud paradigma Kinerja
Paradigma kinerja merupakan hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan kinerja dan teknologi ki
nerja. Pandangan sistem kinerja memiliki 2 pendekatan :
1. Individual performence improvement approach berfokus terutama pada sistem kinerja dilevel indiv
idu.
2. Whole system performance improvement merupakan pandangan terluas mencakup intervensi belaj
ar dan non belajar yang terjadi pada semua level.
Paradigma kinerja berfokus pada kinerja tanpa melalui proses belajar.
c. Berikan contoh kasus bagaimana pembelajaran dapat mempengaruhi kinerja Sumber Daya
Manusia
Salah satu contoh dalam kinerja organisasi, pembelajaran disini merupakan salah satu faktor penting
dalam mewujudkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pembelajaran disini mampu
meningkatkan produktifitas kerja karyawan yang nantinya akan berpengaruh pada peningkatan kerja
organisasi. Dapat diartikan semakin baik program pembelajaran yang dilakukan anggota organisasi
maka akan semakin baik pula kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan organisasi tersebut.
Menurut Wibowo (2007). Terdapat 4 pendekatan berbeda yang dapat digunakan untuk mengukur
kinerja organisasi, salah satunya yaitu balanced scorecard yang dikembangakan oleh kaplan dan
norton, dimana salah satu perspektif yang digunakan dalam pengukuran yaitu proses pembelajaran
dan pertumbuhan. Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sumbernya berasal dari faktor
sumber daya manusiawi, sistem dan prosedur organisasi. Termasuk perspektif ini adalah pelatihan
pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi.