Anda di halaman 1dari 13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pelatihan

1. Pengertian Pelatihan

Pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang menyangkut proses belajar

yang dirancang untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan,

pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap diluar sistem pendidikan

yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan menggunakan

metode yang lebih mengutamakan praktik dari pada teori.1

Menurut Oemar Hamalik, Pelatihan adalah suatu proses yang meliputi

serangkaian tindak (upaya) yang dilakukan dengan sengaja dalam bentuk

pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga professional

kepelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan suatu guna meningkatkan

efektivitas dan produktivitas dalam suatu organisasi. Selain itu Menurut Anwar,

Pelatihan adalah usaha yang diselenggarakan supaya dicapai pengusaan

keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang relevan dengan kebutuhan peserta

pelatihan. Umumnya pelatihan dilakukan untuk pendidikan jangka pendek

dengan prosedur yang sistematis dan terorganisir untuk tujuan tertentu.

Menurut Wursanto, pelatihan pada dasarnya adalah memberikan bantuan

bagi para pekerja mengatasi keterampilan khusus atau membantu untuk

memperbaiki kekurangan dalam pekerjaan.Dari beberapa pengertian di atas,

dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah upaya untuk mengembangkan sumber

1
Rindi Yanama, “Pengaruh Program Pelatihan Menjahit Terhadap Kemandirian Peserta Didik
di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Citra Ilmu Kabupaten Semarang”, h. 11

23
24

daya manusia melalui peningkatan keterampilan, sehingga mampu berusaha serta

dalam pelaksanaanya lebih mengutamakan praktek dari pada teori.

1. Tujuan dan Manfaat Pelatihan

Menurut Mustofa Kamil, Tujuan pelatihan tidak hanya untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, akan tetapi juga untuk

mengembangkan bakat seseorang sehingga dapat sehingga dapat melakukan

pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan pokok yang harus dicapai

dalam pelatihan antara lain sebagai berikut:

a. Memenuhi kebutuhan organisasi

b. Memperoleh pengertian dan pengembangan yang lengkap tentang

pekerjaan dengan standar dan kecepatan yang telah ditetapkan dan dalam

keadaan yang normal serta aman

c. Membantu para pemimpin organisasi.

Sedangkan menurut Anwar, tujuan pelatihan adalah untuk

memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku keteramilan dan

pengetahuan dari para karyawan sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang

bersangkutan.

Sedangkan menurut Johnson dalam Shaleh Marzuki tentang

manfaat pelatihan beberapa ahli mengemukakan pendapatnya, diantaranya

merumuskan manfaat pelatihan sebagai berikut:

a) Menambah produktivitas

b) Memperbaiki kualitas kerja dan meningkatkan kerja

c) Mengembangkan keterampilan, pengetahuan, pengertian sikap-

sikap baru
25

d) Mendapat metode memperbaiki cara penggunaan alat-alat, mesin,

proses metode yang tepat

e) Memerangi kejenuhan atau keterlambatan dalam skill teknologi,

metode, produksi, pemasaran modal dan managemen

f) Mengurangi pemborosan, kecelakaan, keterlambatan, kelalaian,

biaya berlebihan dan ongkos yang tidak diperlukan

g) Melaksanakan perubahan atau pembaharuan kebijakan atau aturan-

aturan baru

h) Mengembangkan, menempatkan dan menyiapkan orang untuk

maju memperbaiki pendayagunaan tenaga kerja dan meneruskan

kepemiminan

i) Meningkatkan pengetahuan agar sesuai dengan standar performan

sesuai dengan pekerjaan

j) Menjamin ketahanan dan pertumbuhan perusahaan.

Masih terkait dengan tujuan dan manfaat pelatihan, tujuan utama

pelatihan pada intinya dikelompokkan dalam lima bidang diantaranya

memperbaiki kinerja, sedangkan manfaat pelatihan diantaranya kualitas dan

kualitas produktivitas. Jadi tujuan dan manfaat pelatihan dalam hal ini

merupakan kegiatan pelatihan. Pelatihan pada prinsipnya ada kegiatan proses

pembelajaran baik teori maupun praktek, bertujuan meningkatkan dan

mengembangkan kompetensi, sosial dan pribadi dibidang pengetahuan,

keterampilan dan sikap serta bermanfaat bagi peserta pelatihan dalam

meningkatkan kinerja pada tugas atau pekerjaanya. Pelatihan sebagai salah

satu bentuk pendidikan nonformal yang digunakan sebagai wahana bagi


26

seseorang untuk belajar dalam meningkatkan kemampuan dan pengembangan

diri, hingga seseorang itu memiliki keterampilan hidup yang dapat digunakan

untuk menjadikanya lebih berguna, dengan keterampilan hidup yang

dimilikinya, akan mampu menjadikan kehidupanya menjadi sejahtera dan

menjadi manusia yang berguna.2

Pelatihan dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kemampuan para

karyawan melaksanakan tugasnya, sedangkan pengembangan lebih

beriorentasi pada peningkatan produktivitas kerja dimasa depan. Manfaat

pelatihan yang ditempuh dapat berlanjut sepanjang karier karyawan tersebut.

Ini berarti bahwa suatu pelatihan dapat bersifat pengembangan bagi karyawan

bersangkutan karena pelatihan memersiapkan karyawan untuk memikul

tanggung jawab yang lebih besar dimasa depan. Kesadaran para pengusaha

akan arti penting-Nya pelatihan dan pengembangan bagi karyawan untuk

dapat mengikuti adanya perubahan-perubahan teknologi yang akan dipakai

perusahaan, mendorong peranan pelatihan dan pengembangan semakin

penting.3

1. Prinsip-prinsip Pelatihan

Pelatihan merupakan bagian dari proses pembelajaran, maka

prinsip-prinsip pelatihan dikembangkan dari prinsip-prinsip pembelajaran.

Prinsip-prinsip umum agar pelatihan berhasil adalah sebagai berikut:

2
Ratna Kurnianingtyas, “Pelaksanaan Pelatihan Kursus Menjahit Busana Wanita di Balai
Latihan Kerja (BLK) Sleman Tahun 2017”, (Pogram Studi Pendidikan Teknik Busana Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta,2018) h. 21-24
3
Christoporus Danardono Harimurti, “Analisis Pengaruh Program Pelatihan dan
Pengembangan Terhadap Produktivitas Karyawan”, (Program Studi Manajemen Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta,2004), h. 3
27

1. Prinsip perbedaan individu, perbedaan individu dalam latar

belakang social, pendidikan, pengalaman, minat, bakat, dan

kepribadian dalam menyelenggarakan program pelatihan.

2. Prinsip motivasi, motivasi dapat berupa pekerjaan atau kesempatan

berusaha, penghasilan, kenaikanpangkat atau jabatan, dan

peningkatan kesejahteraan serta kualitas hidup.

3. Prinsip pemilihan dan pelatihan para pelatih, efektivitas program

pelatihan bergantung dengan kemampuan dan minat melatih.

4. Prinsip belajar, belajar dimulai dari yang mudah terlebih dahulu

baru yang sulit.

5. Prinsip partisipasi aktif dalam proses pembelajaran pelatihan dapat

meningkatkan minat dan motivasi peserta pelatihan.

6. Prinsip fokus pada batasan materi tertentu.

7. Prinsip pembagian waktu dan keseriusan.

8. Prinsip kerja sama, semua komponen pelatihan.4

2. Kursus Menjahit

1. Pengertian Kursus Menjahit

Kursus adalah pelajaran tentang suatu pengetahuan atau keterampilan,

yang diberikan dalam waktu singkat.

Menjahit adalah meletakkan (melipit, mengelim, menyambung) dengan

jarum dan benang baik dengan mesin jahit atau dengan tangan, membuat baju,

pakaian dan sebagainya. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa segala kegiatan

yang berhubungan dengan kain dan benang dapat dikatakan sebagai kegiatan

4
Wahyu Adzimah, “Strategi Pembelajaran Pada Pelatihan Menjahit di Lembaga Kursus dan
Pelatihan Eka Mulya”, h. 41-42
28

menjahit. Pengertian yang lebih khusus tentang menjahit adalah proses pembuatan

busana dari mulai mengukur, membuat pola, merancang bahan, memotong,

memindahkan garis pola, menyambung dan penyelesaian. Dengan demikian dapat

dipahami bahwa menjahit merupakan kegiatan yang khusus berkaitan dengan usaha

membuat busana dari mengukur hingga penyelesaian.

Direktorat pembinaan dan kelembagaan mendefinisikan kursus sebagai

pembelajaran tentang pengetahuan atau keterampilan yang diselenggarakan dalam

waktu singkat oleh suatu lembaga yang beriorentasi pada kebutuhan masyarakat dan

dunia usaha atau industri. Definisi kursus dan pelatihan yang dijadikan landasan

penyusunan standar mengacu pada undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional pasal 26 ayat (5) menyatakan bahwa, kursus dan pelatihan

adalah satuan pendidikan yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan

bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk mengembangkan

diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan melanjutkan pendidikan

kejenjang yang lebih tinggi.

Kursus dan pelatihan mengandung dua konsep yang saling terkait.

Kursus mengacu kepada kepentingan individu yang belum bekerja, sehingga dapat

didefinisikan bahwa kursus merupakan kegiatan pengembangan secara sistematik,

sikap, pengetahuan, keterampilan, pola perilaku yang diperlukan oleh individu untuk

mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan dengan lebih baik. Pelatihan mengacu pada

kepentingan organisasi, dan dapat didefinisikan sebagai prosedur formal yang

dipergunakan oleh organisasi untuk memfasilitasi belajar anggota-anggotanya


29

sehingga hasilnya berupa perilaku mereka yang dapat berkontribusi terhadap

pencapaian tujuan formal.5

2. Produktivitas

1. Pengertian Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja merupakan suatu hal yang penting bagi suatu

organisasi baik itu yang bergerak dibidang jasa maupun produksi

barang.6Konsep dasar dari produktivitas kerja terdiri dari daya guna (efisiensi)

dan hasil guna (efektivitas). Produktivitas menurut Ravianto diartikan sebagai

efisiensi dari penggunaan sumber daya untuk menghasilkan keluaran, dan

menurut Suafri produktivitas adalah rasio output dan input suatu proses

produksi dalam periode tertentu.7

Konsep produktivitas menurut Dwiyanto pada umumnya dipahami

sebagai rasio antara input dan output. Aspek produktivitas dalam menilai

kinerja menjadi penting untuk dilihat, Karena dari aspek ini bisa mengukur

tingkat efisiensi dan efektivitas yang diberikan organisasi.8 Menurut Umar

bahwa produktivitas adalah sikap mental yang selalu berpandangan bahwa

mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan esok hari harus

lebih baik dari hari ini. Sedangkan menurut Sedarmayanti menyatakan bahwa

produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang

5
http://erinnurianti.blogspot.com/2011/03/konsep-dasar-kursus.html diakses pada hari Kamis
tanggal 21 November 2019 pukul. 12:15 Wita.
Ida Anggriani dan Aan Ramadhan Saputra, “Analisis Perbedaan Produktivitas Kerja
6

Karyawan Tetap, Kontrak dan Pekerja Harian Lepas (PHL) di PDAM Kota Bengkulu”, h. 73
7
Ermelinda Galuh Novita, “Analisis Produktivitas Kerja Karyawan Ditinjau Dari Tingkat
Pendidikan Kompensasi dan Pengalaman Kerja”, h. 5
Arini,Dra.Maesaroh, M.Si, “Analisis Kinerja UPTD BLK Dinas Tenaga Kerja Kabupaten
8

Semarang Dalam Menjalankan Pelatihan Berbasis Kompetensi”, h. 10-11


30

dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya manusia secara

efisien. Oleh karena itu produktivitas sering diartikan sebagai rasio antara

keluaran dan masukan dalam satuan tertentu. Produktivitas merupakan

perbandingan antara keluaran dan masukan serta mengutamakan cara

pemanfaatan baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi suatu barang

atau jasa.

Seseorang dinilai produktif apabila menghasilkan output yang lebih

besar dari karyawan lainnya untuk satuan waktu yang sama. Dan dapat juga

dikatakan bahwa karyawan menunjukkan tingkat produktivitas yang

ditentukan dalam satuan waktu yang lebih singkat. Dari uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa produktivitas adalah kemampuan karyawan dalam

mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk memperoleh

keluaran atau hasil yang optimal dalam rangka pelaksanaan tugas yang telah

dibebankan kepadanya serta pencapaian hasil kerja yang telah ditentukan.9

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Menurut Anoraga, faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja

adalah sebagai berikut:

1) Pendidikan

Pada umumnya seseorang mempunyai pendidikan yang lebih

tinggi akan mempunyai produktivitas kerja yang lebih baik. Dengan

demikian, pendidikan merupakan syarat yang penting dalam

meningkatkan produktivitas kerja tanpa bekal pendidikan, seseorang tidak

Ida Anggriani dan Aan Ramadhan Saputra, “Analisis Perbedaan Produktifitas Kerja
9

Karyawan Tetap, Kontrak dan Pekereja Harian Lepas (PHL) di PDAM Kota Bengkulu”, h. 71
31

akan mudah mempelajari hal-hal yang bersifat baru dalam suatu sistem

kerja.

2) Motivasi

Pemimpin perusahaan perlu mengetahui dan memahami dari

setiap peserta. Dengan mengetahui motivasi itu, maka pimpinan dapat

membimbing dan mendorong peserta untuk bekerja lebih baik.

3) Disiplin kerja

Disiplin kerja adalah sika kejiwaan seseorang atau kelompok

yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti ataumematuhi segala

peraturan yang telah ditentukan. Kedisiplinan dapat dibina melalui

latihan-latihan antara lain dengan bekerja menghargai waktu yang akan

memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas kerja.

4) Keterampilan

Keterampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas

kerja. Keterampilan dalam suatu perusahaan dapat ditingkatkan melalui

kursus, latihan dan lain-lain.

5) Sikap etika kerja

Sikap seseorang dalam membina hubungan yang serasi,

selaras dan seimbang dalam kelompok itu sendiri maupun dengan

kelompok lain, etika dalam hubungan kerja sangat penting karena dengan

tercapainya hubungan yang selaras dan serasi serta seimbang atara

perilaku dalam proses produksi akan meningkatkan produktivitas kerja.


32

6) Teknologi

Dengan adanya kemajuan teknologi meliputi peralatan yang

semakin otomatis dan canggih yang bisa mendukung tingkat produksi

dan mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan.

7) Sarana produksi

Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung

dalam proses produksi.

8) Kesempatan berprestasi

Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam

dirinya, dengan diberikan kesempatan berprestasi maka peserta kursus

akan meningkatkan produktivitasnya.

9) Gizi dan kesehatan

Gizi yang baik akan mempengaruhi kesehatan karyawan, dan

semua itu akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

Menurut Sinungan ada enam faktor yang mempengaruhi

produktivitas kerja seseorang yaitu:

1) Kuantitas, kuantitas adalah kemampuan seseorang untuk

menciptakan suatu barang atau jasa yang dapat bergunabagi

dirinya sendiri maupun orang lain.

2) Tingkat keahlian (skill) yang dimiliki seseorang, semakin tinggi

tingkat keahlian yang dimiliki seseorang, maka akan semakin

tinggi pula produktivitasnya.

3) Latar belakang dan pendidikan, latar belakang dan pendidikan

seseorang sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya., semakin


33

baik latar belakang dan pendidikan seseorang maka akan semakin

tinggi pula produktivitas kerjanya.

4) Kemampuan sikap, termasuk kemampuan dan sikap seseorang

dalam menangani dan memecahkan persoalan yang dihadapi.

5) Minat seseorang dapat membuat ia menjadi termotivasi untuk

bekerja sebaik mungkin, karena sesuatu yang dilakukan sesuai

dengan minat dan keinginanya.

6) Struktur pekerjaan dan keahlian, umur dan jenis kelamin serta

angkatan kerja. Seseorang akan bekerja lebih baik dan lebih

bersemangat bila ia memperoleh jabatan tanggung jawab yang

lebih tinggi. Jenis kelamin serta umur yang berada dalam usia kerja

dapat mempengaruhi produktivitas kerja seseorang karena semakin

jauh umur seseorang dari usia kerja, maka produktivitas kerjanya

juga akan mengalami penurunan.

1. Usaha Meningkatkan Produktivitas

Usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja

menurut J. Ravianto adalah:

a. Peningkatan pendidikan dan pelatihan

b. Perbaikan penghasilan dan sistem pengupahan yang dapat

menjamin perbaikan gaji

c. Pemilihan teknologi dan sarana lengkap untuk berproduksi

d. Peningkatan kemampuan dan manajemen pemimpin

e. Kesempatan untuk berkembang.10


Ermelinda Galuh Novita, “Aalisis Produktivitas kerja Ditiinjau Dari Tingkat Pendidikan
10

Kompensasi dan Pengalaman Kerja”, (Skripsi, Program Studi Pendidikan Akuntansi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Kejuruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
34

DAFTAR RUJUKAN

Ahmad Husein, Pembelajaran Kursus Menjahit Di Lembaga Kursus dan Pelatihan


(LKP) Nissan Fortuna Kabupaten Kudus, Jurusan Pendidikan Non Formal
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, 2016.

Arini, Dra.Maesaroh, M.Si, Analisis Kinerja UPTD BLK Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Semarang Dalam Menjalankan Pelatihan Berbasis Kompetensi

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi, Ed. 1 cet.2; Jakarta:
Kencana, 2015.

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif Jakarta: Kencana Prenada Media


Group, 2009
.
Christoporus Danardono Harimurti, Analisis Pengaruh Program Pelatihan dan
Pengembangan Terhadap Produktivitas Karyawan, Skripsi, Program Studi
Manajemen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, 2004.

Ermelinda Galuh Novita, Analisis Produktivitas Kerja Karyawan Ditinjau Dari


Tingkat Pendidikan, Kompensasi dan Pengalaman Kerja, Program Studi
Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Kejuruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,2010.

https://text-id.123dok.com/document/7qvjgx2gq-tahapan-kursus-menjahit-kursus-
menjahit-1- pengertian-kursus-menjahit.html. diakses pada hari jumat
tanggal 15 November 2019 pukul 12:15 Wita

http://erinnurianti.blogspot.com/2011/03/konsep-dasar-kursus.html diakses pada hari


Kamis tanggal 21 November 2019 pukul. 12:15 Wita.

Husain Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Cet. II; Jakarta: PT
Raja Grafindo Perseda, 2009.

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Badan Penerbit


Universitas di Ponegoro Semarang, 2005.

Ida Anggriani dan Aan Ramadhan Saputra, Analisis Perbedaan Produktivitas Kerja
Karyawan Tetap Kontak dan Pekerja Harian Lepas (PHL) di PDAM Kota
Bengkulu

Juliansah Noor, Metodologi Penelitian, Ed. I Cet. 4; Jakarta: 2014.

Dharma Yogyakarta,2010), h. 6-10


34
35

Muhammad, Metode Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kualitatif, Ed. I Cet. I;


Jakarta: Rajawali Pers, 2008.

Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, Cet. V; Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2016.

Rindi Yanama, Pengaruh Program Pelatihan Menjahit Terhadap Kemandirian


Alumni Peserta Didik di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Citra
Ilmu Kabupaten Semarang, Skripsi, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang,2004.
Ratna Kurnianingtyas, Pelaksanaan Pelatihan Kursus Menjahit Busana Wanita di
Balai Latihan Kerja (BLK) Sleman Tahun 2017, Skripsi, Program Studi
Pendidikan Teknik Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta,
2018.

Sugiyono, Metode Penelitian Tindakan Komprehensif Bandung: Alfabeta, 2015.

Sugiono, “Metode Penelitian Bisnis”, Cet. Ke-16, Bandung: CV Alfabeta, 2012.

Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian Cet. IV; Yogyakarta: Gajah Mada Uiversity


Press, 2012.

Wahyu Adzimah, Strategi Pembelajaran Pada Pelatihan Menjahit di Lembaga


Kursus dan Pelatihan Eka Mulya

Anda mungkin juga menyukai