oleh
Penyuluhan adalah kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk merubah perilaku klien
sesuai dengan yang direncanakan, yaitu menjadi orang yang modern. Hal ini
termasuk usaha pemberdayaan potensi diri klien agar lebih berdaya dan mandiri.
Suatu sistem pendidikan di luar sekolah untuk para petani dan keluarganya dengan
tujuan agar mereka mampu, mau, dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan
dirinya sendiri dan masyarakat lain. Efektivitas dan efisiensi program penyuluhan
pertanian dapat dikembangkan oleh tenaga-tenaga profesional di bidang penyuluhan
pertanian. Salah satu usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah
mencanangkan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian (RPP) sebagai usaha
mendudukkan, memerankan, memfungsikanm dan menata kembali penyuluhan
pertanian agar kesatuan pengertian, korp, dan arah kebijakan terwujud. Tonggak dari
pelaksanaan revitalisasi ini adalah pengesahan Undang-undang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Nomor 16 Tahun 2006 yang merupakan titik
awal pemberdayaan petani melalui peningkatan sumber daya manusia dan
kelembagaan para penyuluh pertanian (Sutrisno, 2016).
Falsafah dapat diartikan sebagai pandangan hidup yang menjadi dasar pemikiran
yang sumbernya adalah kebijakan moral tentang segala sesuatu yang akan dan harus
diimplementasikan dalam pelaksanaannya. Hal yang paling diutamakan dalam
falsafah penyuluhan pertanian adalah bekerja bersama masyarakat untuk
meningkatkan kemampuan petani dan keluarganya sehingga mereka dapat memenuhi
kebutuhannya tanpa ketergantungan dengan orang lain (Budi, 2018). Pemahaman
tentang falsafah sangat penting sebagai landasan arahan suatu kegiatan. Falsafah
dapat memberikan pemahaman tentang landasan dalam melaksanakan kegiatan
penyuluhan pertanian yang lebih layak agar mendapatkan hasil yang optimal. Hasil
yang optimal tersebut akan menciptakan kepuasan bagi penyuluh, petani dan
keluarga, serta masyarakat lainnya sebagai penerima manfaat penyuluhan pertanian
tersebut (Sutrisno, 2016).
1.2. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui falsafah penyuluhan pertanian.
II. PEMBAHASAN
Menurut Kelsey dan Hearne dalam Mardikanto dan Pertiwi (2019), kepentingan
pengembangan individu dalam pertumbuhan masyarakat dan bangsanya adalah
pijakan falsafah penyuluhan. Mereka mengutarakan bahwa bekerja bersama
masyarakat guna membantu mereka sehingga mereka dapat meningkatkan harkatnya
sebagai manusia (helping people to help themselves) adalah arti dari falsafah
penyuluhan. Konsep tersebut harus dimengerti secara demokratis dan menempatkan
kedua belah pihak pada kedudukan yang setara. Pengertian yang terkandung dari
pemahaman tersebut, yaitu:
1. Penyuluh bukan bekerja untuk masyarakat, tetapi harus bekerja sama dengan
masyarakat. Keberadaan penyuluh harus mampu membuat suasana dialogis
dengan masyarakat dan menumbuhkan, menggerakkan, serta memelihara
partisipasi masyarakat;
2. Ketergantungan tidak boleh tercipta oleh penyuluhan, tetapi kreativitas dan
kemandirian masyarakat harus tercipta agar mereka mampu berswakarsa,
swadaya, swadana, dan swakelola untuk mencapai tujuan, harapan, dan
keinginan masyarakat;
3. Pelaksanaan penyuluhan harus mengacu pada perwujudan kesejahteraan
ekonomi masyarakat dan peningkatan harkatnya sebagai manusia.
Menurut Bartle (2001) dalam Mardikanto (2019), terdapat ajaran Lao Tze sebagai
acuan kerja bagi penyuluh, yaitu: Pergilah kepada mereka (masyarakat), hiduplah
bersama mereka, belajarlah dari mereka, mulailah dari mereka, bekerjalah bersama
mereka, bangunlah di atas apa yang mereka miliki, tetapi sebagai pemimpin yang
terbaik, ketika semua tugas telah selesai, pekerjaan telah dilengkapi. Mereka
(masyarakat) akan mencatat: “kami telah menyelesaikannya sendiri”. Kemudian
Mosher dalam Gitosaputro dkk. (2012) mengutarakan bahwa dasar penyuluhan
pertanian di Amerika adalah 3-T, yaitu:
1. Teach (pendidikan) : penyuluhan adalah proses pendidikan berdasarkan materi
yang nyata dan telah dipercayai dengan sungguh-sungguh oleh penyuluhnya
bahwa perbaikan dan keuntungan ekonomi dibawa oleh materi tersebut;
2. Truth (kebenaran) : penyuluhan harus berupa kebenaran, yaitu hasil dari
penelitian yang telah teruji dan bukan sekedar asumsi atau dugaan.
3. Trust (kepercayaan) : adanya keyakinan penyuluh bahwa materi penyuluhan
akan memberikan keuntungan ekonomis. Keyakinan tersebut diperoleh dari
hasil penelitian, pengalaman yang teruji oleh waktu, dan pengujian lokal.
Kesimpulan dari makalah ini, yaitu falsafah penyuluhan pertanian memiliki arti
bekerja bersama masyarakat guna membantu mereka sehingga mereka dapat
meningkatkan harkatnya sebagai manusia (helping people to help themselves) dan
konsep ini harus dimengerti secara demokratis serta menempatkan kedua belah pihak
pada kedudukan yang setara. Falsafah penyuluhan pertanian yang dapat diterapkan di
Indonesia adalah konsep filsafat pendidikan menurut Ki Hajar Dewantoro dan
falsafah penyuluhan berdasar kan Pancasila. Selain itu, delapan macam pola
hubungan antar-manusia dalam teori pemberian bantuan menurut Ellerman juga dapat
dijadikan acuan falsafah penyuluhan pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Budi, S. 2018. Penyuluhan Pertanian : Teori dan Penerapannya. Sefa Bumi Persada.
Lhokseumawe.