Anda di halaman 1dari 26

Somatoterapi,

dan Psikoterapi
Somatoterapi
• Sasaran utama ialah tubuh manusia
dengan harapan pasien akan sembuh
karena reaksinya secara holistik
• Secara umum dapat dibagi menjadi :
 Farmakoterapi
 Pembedahan
 fisioterapi
• Somatoterapi yang dipakai dalam bidang
ilmu kedokteran jiwa :
 Medikasi psikotropik terapi biologi
 Terapi elektrokonvulsi (ECT)
Terapi kejang listrik (ECT)
• Efektif
• Tidak menimbulkan nyeri
• Aman (angka kematian kurang dari
terapi lain atau pada keadaan yang
tidak diobati)
Indikasi penggunaan
• Gangguan afek yang berat
Pasien dengan depresi berat atau
gangguan bipolar
Pasien dengan gejala vegetatif yang
jelas
Pasien depresi dengan gejala psikotik
Pasien mania
• Gangguan skizofrenia
• ECT merupakan terapi terpilih pada :
Pasien depresi dengan percobaan bunuh
diri yang aktif dan tidak mungkin
menunggu antidepresan bekerja
Pasien depresi (terutama orang tua)
yang memiliki kondisi medis sehingga
pemberian obat antidepresan cukup
beresiko
ECT lebih aman untuk kehamilan
Pasien deprsi berat yang telah diterapi
secara adekuat dengan antidepresan
Kontraindikasi penggunaan
• Tidak ada kontraindikasi yang mutlak
• Resiko sangat tinggi
 Peningkatan tekanan intrakranial
 Infark miokard baru
• Resiko sedang
 Osteoartritis berat, osteoporosis, atau fraktur yang
baru, ablasio retina
 Penyakit kardiovaskular
 Infeksi berat, cedera serebrovaskular
 Kesulitan bernafas yang kronik
 Ulkus peptik akut
 feokromasitoma
Teknik pelaksanaan terapi
• Pemeriksaan medis Pra-ECT
Lengkapi anamnesis dan pemeriksaan
fisik
Konsentrasikan pada pemeriksaan
jantung dan status neurologik
Pemeriksaan darah perifer lengkap,
kimia darah, urinalisis, VDRL, foto
toraks dan tulang belakang, EKG
Teknik pelaksanaan terapi
• Teknik khusus
 Siapkan pasien dengan informasi dan
dukungan psikologis
 Kosongkan kandung kemih dan lakukan defeksai
 Puasa setelah tengah malam
 Jika ada tanda-tanda ansietas, berikan diazepam
 Buat pasien merasa nyaman
 Pindahkan ke tempat dengan permukaan rata dan
cukup keras
 Hiperekstensikan punggung dengan bantal
 Berikan premedikasi dengan atropin
Sediakan 90-100% oksigen dengan
kantung oksigen ketika respirasi tidak
spontan
Beri natrium metoheksital (brevital)
Berikan pelemas otot suksinilkolin
(anectine) untuk menghindari
kemungkinan kejang umum
Setelah lemas, letakkan balok gigi di
mulut kemudian berikan stimulus listrik
Awasi pasien dengan hati-hati sampai
stabil
Komplikasi ECT
• Amnesia (retrograd atau anterograd)
• Sakit kepala, mual, nyeri otot
• Pusing, kebingungan
• Reserpin dan ECT diberikan secara
bersamaan akan berakibat fatal
• Fraktur, jarang terjadi jika relaksasi
otot yang baik
• Resiko anestesi pada ECT
Atropin memperburuk glaukoma sudut
sempit
Kerja suksinilkolin diperlama pada
keadaan defisiensi pseudokolinesterase
Prokainamid, lidokain, dan quinidin
dapat meningkatkan potensi
suksinilkolin
Metoheksital dapat mencetuskan
predisposisi serangan porfiria intermiten
akut
Prinsip terapi
• Biasanya diberikan satu terapi perhari
berselang-seling
• Depresi biasanya membutuhkan 6-12
terapi
• Mania dan katatonik membutuhkan 10-
20 terapi
• ECT rumatan mungkin berguna terutama
pada pasien usia lanjut dengan depresi
• Tanpa medikasi angka kekambuhan
tinggi
Psikoterapi
• Merupakan suatu seni
• Secara umum, terapis harus mencari
terapi yang cocok untuk setiap pasien
• Terbagi menjadi :
Terapi individual
Terapi kelompok
Terapi keluarga
Terapi perkawinan
Terapi Milieu
Terapi individual
Macam-macam terapi individual :
• Terapi suportif
• Psikoterapi berorientasi psikoanalitik
• Terapi interpersonal
• Terapi kognitif-perilaku
Terapi suportif
• Yang paling lazim dilakukan
• Terapis yang terlatih : psikiater, psikolog
klinis, dan pekerja sosial
• Tujuan : mengevaluasi situasi kehidupan
pada saat ini beserta kekuatan &
kelemahannya
• Terapis berurusan dengan gejala pasien
• Tidak berupaya untuk mengubah kepribadian
• Teknik yang diunakan menenangkan,
sugesti, mengeluarkan semua masalah,
abreaction, & manipulasi lingkungan
Psikoterapi berorientasi psikoanalitik
• Psikoanalisia adalah terapi klasik, jangka
panjang & berorientasi pada tilikan
• Tujuan : mengubah kepribadian mayor
dengan cara mengidentifikasi &
memodifikasi (“menyelesaikan”) konflik-
konflik nirsadar dengan asosiasi bebas,
menganalisa tranferensi dan resistensi,
serta interpretasi mimpi
• Pasien yang lebih dianjurkan gg.
Neurotik & gg. Kepribadian
• Jarang digunakan
Terapi interpersonal
• Memfokuskan pada hubungan interpersonal
pasien, sifat-sifat, dan kelemahannya dan
meningkatkan hubungan tersebut
• Terapinya terdiri atas :
1. Edukasi. Upayanya adalah untuk menghilangkan
stigma terhadap problem mental pasien
2. Pengumpulan informasi tentang hubungan
interpersonal pasien dalam upaya menentukan
nama yang tidak berjalan. Terapi dimulai
dengan konsentrasi pada hubungan tersebut
3. Terdapat beberapa tipe klasik problem di dalam
hubungan interpersonal
4. Merupakan terapi singkta, berlangsung tidak
kurang dari 12 kali pertemuan, tiap pertemuan
berlangsung 1 jam
Terapi kognitif perilaku
• Gabungan antara terapi kognitif dengan
terapi perilaku
• Menganggap kesulitan-kesulitan emosional
berasal dari pikiran atau keyakinan yang
salah yang menyebabkan perilaku yang
tidak produktif
• Terapi berdasar pada realitas & menekankan
hal yang terjadi disini & saat ini
• Sukses dalam menatalaksana depresi ringan
hingga sedang, gg. Panik, gg. Obsesif-
kompulsif, & gg. Makan
Terapi perilaku
• Berdasar pada teori belajar
• Berkonsentrasi pada perubahan perilaku
(modifikasi perilaku)
• Terapi bersifat directive (pasien banyak
menerima instruksi & pengarahan)
• Beberapa teknik spesifik yang digunakan :
 Operant conditioning
 Terapi aversi
 Terapi implosif
 Desensitisasi sisematik
• Mengandalkan pengukuran perilaku secara
teliti
Terapi kognitif
• Efektif untuk sejumlah kondisi
psikiatrik yang lazim, terutama
depresi, gg. Panik, & gg. Cemas
menyeluruh
Terapi kelompok
• Dapat berlangsung beberapa minggu,
bulan atau tahun
• Biasanya dialkukan 1 minggu 1 kali
• Biasanya terdiri atas 5-12 anggota
• Kelompok eksplorasi interpersonal
 Tujuan : mengembangkan kesadaran diri
tentang gaya hubungan interpersonal melalui
umpan balik korektif dari anggota kelompok
yang lain
 Paling umum dilakukan
Terapi kelompok
• Kelompok bimbingan-inspirasi
Tersruktur, kohesif, mendukung,
meminimalkan pentingnya tilikan
Memaksimalkan nilai diskusi dalam
kelompok & persahabatan
Anggota kelompok dipilih karena
“mempunyai masalah yang sama “
Terapi kelompok
• Terapi berorientasi psikoanalitik
Struktur yang longgar
Terapis melakukan interpretasi tentang
konflik nirsadar pasien & memprosesnya
dari observasi interaksi antar anggota
kelompok
Terapi keluarga
• Merupakan salah satu bentuk terapi
kelompok
• Tujuan : perbaikan interaksi &
komunikasi interpersonal tidak sehat
Terapi perkawinan
• Sering dilakukan jika hubungan
perkawinan berada pada resiko
• Lazim terjadi jika masalah
psikoseksual muncul
• Terapis merupakan salah satu dari
beberapa disiplin profesional
Terapi milieu
• Biasanya diberikan untuk
“komunikasi-teraupetik” pasien
rawat inap
• Merupakan terapi tambahan yang
berguna untuk bentuk terapi lain
(misal, farmakoterapi)

Anda mungkin juga menyukai