Anda di halaman 1dari 31

PEMELIHARAAN

TAHAPAN PERENCANAAN PEMELIHARAAN

Data Inventaris
peralatan kesehatan
(dibuat per ruangan
pelayanan) Dibuat matrik jadual
Pemeliharaan (preventif
Hitung beban kerja
Corektif/repair dan
pemeliharaan
Calibrasi)
MANAJEMEN
PEMELIHARAAN
Rencanakan
Jumlah Buat SOP,SMP,
SDM sesuai Lembar kerja
RUANGAN
kompetensi pemeliharaan/alat
PRASARANA

ALAT KERJA

ALAT UKUR
HUBUNGAN ANTARA BERBAGAI BENTUK SISTEM PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN

PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN
TERENCANA
TERENCANA TIDAKTERENCANA
TIDAK TERENCANA

PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN
PENCEGAHAN
PENCEGAHAN
KOREKTIF
KOREKTIF DARURAT
DARURAT

Pemeriksaan Penggantian Reparasi minor


Overhaul terencana
termasuk komponen minor yang tidak
penyetelan dan yaitu pekerjaan yang ditemukan waktu
pelumasan timbul langsung dari pemeriksaan
pemeriksaan

Lihat, rasakan
dengarkan
Pemeliharaan
waktu berjalan
Pemeliharaan
Waktu berhenti
LINGKUP PEMELIHARAAN
BANGUNAN GEDUNG
Pekerjaan pemeliharaan meliputi :

pembersihan,
perapihan,
pemeriksaan,
pengujian,
perbaikan dan/atau
penggantian bahan atau perlengkapan bangunan gedung, dan
kegiatan sejenis lainnya berdasarkan pedoman pengoperasian dan
pemeliharaan bangunan gedung
A. ARSITEKTURAL
1. Memelihara secara baik dan teratur jalan keluar sebagai
sarana penyelamat (egress) bagi pemilik dan pengguna
bangunan.
2. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur tampak
luar bangunan sehingga tetap rapih dan bersih.
3. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur dalam
ruang serta perlengkapannya.
4. Menyediakan sistem dan sarana pemeliharaan yang
memadai dan berfungsi secara baik, berupa
perlengkapan/peralatan tetap dan/atau alat bantu kerja
(tools).
5. Melakukan cara pemeliharaan ornamen arsitektural dan
dekorasi yang benar oleh petugas yang mempunyai keahlian
dan/atau kompetensi di bidangnya.
B. STRUKTURAL
1. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur struktur
bangunan gedung dari pengaruh korosi, cuaca, kelembaban,
dan pembebanan di luar batas kemampuan struktur, serta
pencemaran lainnya.
2. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur pelindung
struktur.
3. Melakukan pemeriksaan berkala sebagai bagian dari
perawatan preventif (preventive maintenance).
4. Mencegah dilakukan perubahan dan/atau penambahan
fungsi kegiatan yang menyebabkan meningkatnya beban yang
berkerja pada bangunan gedung, di luar batas beban yang
direncanakan.
5. Melakukan cara pemeliharaan dan perbaikan struktur yang
benar oleh petugas yang mempunyai keahlian dan/atau
kompetensi di bidangnya
6. Memelihara bangunan agar difungsikan sesuai dengan
penggunaan yang direncanakan
C. MEKANIKAL (TATA UDARA, SANITASI, PLAMBING DAN
TRANSPORTASI)

1. Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala sistem tata


udara, agar mutu udara dalam ruangan tetap memenuhi
persyaratan teknis dan kesehatan yang disyaratkan meliputi
pemeliharaan peralatan utama dan saluran udara.
2. Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala sistem
distribusi air yang meliputi penyediaan air bersih, sistem
instalasi air kotor, sistem hidran, sprinkler dan septik tank
serta unit pengolah limbah.
3. Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala sistem
transportasi dalam gedung, baik berupa lif, eskalator,
travelator, tangga, dan peralatan transportasi vertikal lainnya.
D. ELEKTRIKAL (CATU DAYA, TATA CAHAYA, TELEPON,
KOMUNIKASI DAN ALARM)

1. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara pada


perlengkapan pembangkit daya listrik cadangan.
2. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara pada
perlengkapan penangkal petir.
3. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara sistem
instalasi listrik, baik untuk pasokan daya listrik maupun untuk
penerangan ruangan.
4. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara jaringan
instalasi tata suara dan komunikasi (telepon) serta data.
5. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara jaringan
sistem tanda bahaya dan alarm.
E. TATA RUANG LUAR

1. Memelihara secara baik dan teratur kondisi dan permukaan tanah


dan/atau halaman luar bangunan gedung.
2. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur pertamanan di luar
dan di dalam bangunan gedung, seperti vegetasi (landscape),
bidang perkerasan (hardscape), perlengkapan ruang luar
(landscape furniture), saluran pembuangan, pagar dan pintu
gerbang, lampu penerangan luar, serta pos/gardu jaga.
3. Menjaga kebersihan di luar bangunan gedung, pekarangan dan
lingkungannya.
4. Melakukan cara pemeliharaan taman yang benar oleh petugas
yang mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya.
TATA GRHA (HOUSE KEEPING)

Meliputi seluruh kegiatan Housekeeping yang membahas hal-hal terkait


dengan sistem pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, di
antaranya :
Cleaning Service,
Landscape,
Pest Control,
General Cleaning

mulai dari persiapan pekerjaan, proses operasional sampai kepada hasil


kerja akhir.
1. Pemeliharaan Kebersihan (Cleaning Service). meliputi
program kerja harian, mingguan, bulanan dan tahunan yang
bertujuan untuk memelihara kebersihan gedung yang meliputi
kebersihan ‘Public Area’, ‘Office Area’dan ‘Toilet Area’ serta
kelengkapannya

2. Pemeliharaan dan Perawatan (Hygiene Service).


meliputi program pemeliharaan dan perawatan untuk
pengharum ruangan dan anti septik yang memberikan kesan
bersih, harum, sehat meliputi ruang kantor, lobby, lift, ruang
rapat maupun toilet yang disesuaikan dengan fungsi dan
keadaan ruangan.
3. Pemeliharaan Pest Control.
bisa dilakukan setiap tiga bulan atau enam bulan dengan pola
kerja bersifat umum, berdasarkan volume gedung secara
keseluruhan dengan tujuan untuk menghilangkan hama tikus,
serangga dan dengan cara penggunaan pestisida,
penyemprotan, pengasapan (fogging) atau fumigasi, baik
‘indoor’ maupun ‘outdoor’ untuk memberikan kenyamanan
kepada pengguna gedung .

4. Program General Cleaning.


dilakukan untuk tetap menjaga keindahan, kenyamanan
maupunperformance gedung yang dikerjakan pada hari hari
tertentu atau pada hari libur yang bertujuan untuk mengangkat
atau mengupas kotoran pada suatu objek tertentu, misalnya
lantai, kaca bagian dalam, dinding, toilet dan perlengkapan
kantor.
PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG
meliputi perbaikan dan/atau penggantian bagian bangunan,
komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana
berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan bangunan
gedung, dengan mempertimbangkan dokumen pelaksanaan
konstruksi.

A. REHABILITASI
Memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian dengan maksud
menggunakan sesuai dengan fungsi tertentu yang tetap, baik
arsitektur maupun struktur bangunan gedung tetap dipertahankan
seperti semula, sedang utilitas dapat berubah.

 
B. RENOVASI
Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan
maksud menggunakan sesuai fungsi tertentu yang dapat tetap atau
berubah, baik arsitektur, struktur maupun utilitas bangunannya

C. RESTORASI
Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan
maksud menggunakan untuk fungsi tertentu yang dapat tetap atau
berubah dengan tetap mempertahankan arsitektur bangunannya
sedangkan struktur dan utilitas bangunannya dapat berubah.
D. TINGKAT KERUSAKAN
1. Perbaikan dan/atau penggantian dalam kegiatan perawatan
bangunan gedung dengan tingkat kerusakan sedang dan berat
dilakukan setelah dokumen rencana teknis perawatan bangunan
gedung disetujui oleh pemerintah daerah.
2. Kerusakan bangunan adalah tidak berfungsinya bangunan atau
komponen bangunan akibat penyusutan/berakhirnya umur
bangunan, atau akibat ulah manusia atau perilaku alam seperti
beban fungsi yang berlebih, kebakaran, gempa bumi, atau sebab
lain yang sejenis.
3. Intensitas kerusakan bangunan dapat digolongkan atas tiga
tingkat kerusakan, yaitu:
a. Kerusakan ringan
1) Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada
komponen non-struktural, seperti penutup atap, langit-
langit, penutup lantai, dan dinding pengisi.
2) Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan, biayanya
maksimum adalah sebesar 35% dari harga satuan
tertinggi pembangunan gedung baru yang berlaku,
untuk tipe/klas dan lokasi yang sama

b. Kerusakan sedang
1) Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian
komponen non-struktural, dan atau komponen
struktural seperti struktur atap, lantai, dan lain-lain.
2) Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang,
biayanya maksimum adalah sebesar 45% dari harga
satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru
yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.
c. Kerusakan berat
1) Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian
besar komponen bangunan, baik struktural maupun
non-struktural yang apabila setelah diperbaiki masih
dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.
2) Biayanya maksimum adalah sebesar 65% dari
harga satuan tertinggi pembangunan bangunan
gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi
yang sama.

d. PerawatanKhusus
1) Untuk perawatan yang memerlukan penanganan
khusus atau dalam usaha meningkatkan wujud
bangunan, seperti kegiatan renovasi atau restorasi
(misal yang berkaitan dengan perawatan bangunan
gedung bersejarah),
2) besarnya biaya perawatan dihitung sesuai dengan
kebutuhan nyata dan dikonsultasikan terlebih
dahulu kepada Instansi Teknis
setempat.4.Penentuan tingkat kerusakan

3. Penentuan tingkat kerusakan dan perawatan khusus


harus berkonsultasi dengan Instansi Teknis
setempat.
4. Persetujuan rencana teknis perawatan bangunan
gedung tertentu dan yang memiliki kompleksitas
teknis tinggi dilakukan setelah mendapat
pertimbangan tim ahli bangunan gedung.
5. Pekerjaan perawatan ditentukan berdasarkan
bagian mana yang mengalami perubahan atau
perbaikan.
PERSYARATAN
KESEHATAN BANGUNAN
Sistem ventilasi.
(a) Bangunan instalasi rawat inap harus mempunyai
ventilasi alami dan/atau ventilasi mekanik/ buatan
sesuai dengan fungsinya.
(b) Bangunan instalasi rawat inap harus mempunyai
bukaan permanen, kisi-kisi pada pintu dan jendela
dan/atau bukaan permanen yang dapat dibuka
untuk kepentingan ventilasi alami.
(c) Ventilasi mekanik/buatan harus disediakan jika ventilasi alami tidak
dapat memenuhi syarat.
(d) Penerapan sistem ventilasi harus dilakukan dengan
mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan energi dalam
bangunan instalasi bedah.
(e) Ventilasi di daerah pelayanan kritis harus
merupakan ventilasi tersaring dan
terkontrol. Pertukaran udara dan sirkulasi
memberikan udara segar dan mencegah
pengumpulan gas-gas anestesi dalam
ruangan.
(f) Sepuluh kali pertukaran udara per jam di instalasi rawat inap yang
dianjurkan.
(g) Sistem ventilasi dalam instalasi rawat inap harus terpisah dari sistem
ventilasi lain di rumah sakit.

Sistem pencahayaan.
(a) Bangunan instalasi rawat inap harus mempunyai
pencahayaan alami dan/atau pencahayaan
buatan, termasuk pencahayaan darurat sesuai
dengan fungsinya.
(b) Bangunan instalasi rawat inap harus mempunyai
bukaan untuk pencahayaan alami.
(c) Pencahayaan alami harus optimal, disesuaikan dengan fungsi
bangunan instalasi rawat inap dan fungsi masing-masing ruang di
dalam bangunan instalasi rawat inap.
(d) Pencahayaan buatan harus direncanakan berdasarkan tingkat
iluminasi yang dipersyaratkan sesuai fungsi ruang dalam
bangunan instalasi rawat inap dengan mempertimbangkan
efisiensi, penghematan energi, dan penempatannya tidak
menimbulkan efek silau atau pantulan.
(e) Pencahayaan buatan yang digunakan untuk pencahayaan
darurat harus dipasang pada bangunan instalasi rawat inap
dengan fungsi tertentu, serta dapat bekerja secara otomatis
dan mempunyai tingkat pencahayaan yang cukup untuk
evakuasi yang aman.
(f) Semua sistem pecahayaan buatan, kecuali yang diperlukan
untuk pencahayaan darurat, harus dilengkapi dengan
pengendali manual, dan/atau otomatis, serta ditempatkan pada
tempat yang mudah dibaca dan dicapai, oleh pengguna ruang.
(g) Pencahayaan umum disediakan dengan lampu yang dipasang di
langit-langit.
(h) Kebanyakan pencahayaan ruangan menggunakan lampu
fluorecent, tetapi dapat juga menggunakan lampu pijar. Lampu-
Sistem Sanitasi.
Untuk memenuhi persyaratan sistem
sanitasi, setiap bangunan instalasi rawat
inap harus dilengkapi dengan sistem air
bersih, sistem pembuangan air kotor
dan/atau air limbah, kotoran dan sampah,
serta penyaluran air hujan.
(a) Sistem air bersih.
(1) Sistem air bersih harus dirancang
dan dipasang dengan
mempertimbangkan sumber air bersih dan sistem distribusinya.
(2) Sumber air bersih dapat diperoleh dari sumber air berlangganan
dan/atau sumber air lainnya yang memenuhi persyaratan
kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Perencanaan sistem distribusi air bersih dalam bangunan instalasi
rawat inap harus memenuhi debit air dan tekanan minimal yang
disyaratkan
(b) Sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah.
(1) Sistem pembuangan air kotor
dan/atau air limbah harus
direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan jenis dan
tingkat bahayanya.
(2) Pertimbangan jenis air kotor kotor
dan/atau air limbah diwujudkan
dalam bentuk pemilihan sistem pengaliran/pembuangan
dan penggunaan peralatan yang dibutuhkan.
(3) Pertimbangan tingkat bahaya air kotor dan/atau air
limbah diwujudkan dalam bentuk sistem pengolahan
dan pembuangannya.
Sistem pembuangan kotoran dan sampah.
(1) Sistem pembuangan kotoran dan sampah harus direncanakan dan
dipasang dengan mempertimbangkan fasilitas penampungan dan
jenisnya.
(2) Fasilitas penampungan diwujudkan dalam bentuk penyediaan tempat
penampungan kotoran dan sampah yang diperhitungkan berdasarkan
fungsi bangunan, jumlah penghuni, dan volume kotoran dan sampah.
(3) Jenis kotoran dan sampah diwujudkan dalam bentuk penempatan
pewadahan dan/atau pengolahannya yang tidak mengganggu
kesehatan penghuni, masyarakat dan lingkungannya.

Sistem penyaluran air hujan.


(1) Sistem penyaluran air hujan harus direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan ketinggian permukaan air tanah, permeabilitas
tanah, dan ketersediaan jaringan drainase lingkungan/kota
(2) Setiap bangunan instalasi bedah dan pekarangannya harus dilengkapi
dengan sistem penyaluran air hujan.
(3) Kecuali untuk daerah tertentu, air hujan harus diserapkan ke dalam
tanah pekarangan dan/atau dialirkan ke sumur resapan sebelum
dialirkan ke jaringan drainase lingkungan/kota sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
(4) Bila belum tersedia jaringan drainase kota ataupun sebab lain yang
dapat diterima, maka penyaluran air hujan harus dilakukan dengan
cara lain yang dibenarkan oleh instansi yang berwenang.
(5) Sistem penyaluran air hujan harus dipelihara untuk mencegah
terjadinya endapan dan penyumbatan pada saluran.
Persyaratan
kenyamanan
Sistem pengkondisian udara.
(a) Untuk mendapatkan kenyamanan kondisi udara ruang di dalam
bangunan instalasi bedah, pengelola bangunan instalasi rawat inap
harus mempertimbangkan temperatur dan kelembaban udara.
(b) Untuk mendapatkan tingkat temperatur dan kelembaban udara di
dalam ruangan dapat dilakukan dengan pengkondisian udara dengan
mempertimbangkan :
(1) fungsi ruang, jumlah pengguna, letak, volume ruang, jenis
peralatan, dan penggunaan bahan bangunan.
(2) kemudahan pemeliharaan dan perawatan, dan
(3) prinsip-prinsip penghematan energi dan kelestarian lingkungan.
(c) Sistem ini mengontrol kelembaban yang dapat menyebabkan
terjadinya ledakan. Kelembaban relatip yang tinggi harus
dipertahankan; dan 60% yang dianjurkan. Untuk lokasi anestesi mudah
terbakar tidak kurang dari 50% .
(d) Uap air merupakan medium yang relatip konduktif, yang menyebabkan
muatan listrik statik bisa mengalir ke tanah secepat pembangkitannya.
Loncatan bunga api dapat terjadi pada kelembaban relatip yang rendah.
(e) Temperatur ruangan dipertahankan sekitar 200C sampai 260C.
(f) Sekalipun sudah dilengkapi dengan kontrol kelembaban dan temperatur,
unit pengkondisian udara bisa menjadi sumber micro-organisme yang
datang melalui filter-filternya. Filter-filter ini harus diganti pada jangka
waktu yang tertentu.
(g) Saluran udara (ducting) harus dibersihkan secara teratur.

Kebisingan
Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan terhadap
kebisingan pada bangunan instalasi rawat inap,
pengelola bangunan instalasi rawat inap harus
mempertimbangkan jenis kegiatan, penggunaan
peralatan, dan/atau sumber bising lainnya baik yang
berada pada bangunan instalasi rawat inap maupu di
luar bangunan instalasi rawat inap
Getaran.
Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan
terhadap getaran pada bangunan instalasi
rawat inap, pengelola bangunan instalasi rawat
inap harus mempertimbangkan jenis kegiatan,
penggunaan peralatan, dan/atau sumber getar
lainnya baik yang berada pada bangunan
instalasi rawat inap maupun di luar bangunan
instalasi rawat inap.

Anda mungkin juga menyukai