Anda di halaman 1dari 44

ATRIAL SEPTAL DEFECT

(ASD)
Pembimbing: dr. Abraham Avicenna, Sp.JP

Isnaini Putri Sholikhah G4A015204


Dzurratun Naseha G4A015205
Irma Wijayaningtyas G4A015207
PENDAHULUAN
Kelainan jantung kongenital terjadi pada sekitar 8 per
1000 kelahiran hidup, yang menjadikannya salah satu
tipe malformasi kongenital tersering.

Pirau kiri-ke-kanan merupakan tipe tersering


malformasi jantung kongenital.

Malformasi ini mencakup defek septum atrium (ASD),


defek septum ventrikel (VSD), dan duktus arteriosus
paten (PDA).

Kasus ASD meliputi 9,8% dari keseluruhan kasus


malformasi jantung kongenital.

Malformasi ini mungkin asimptomatik saat lahir,


menimbulkan gagal jantung kongestif fulminan, juga
dapat meningkatkan risiko endokarditis infektif
KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Umur : 23 tahun
Nomor CM : 00921772
Alamat : Cidora RT 4/RW 5, Lumbir
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Masuk : 28 November 2016
Tanggal Periksa : 30 Desember 2016
Anamnesis
1.Keluhan utama : Sesak napas
2.Keluhan tambahan : Cepat capai apabila berjalan jarak jauh,
mual, batuk, nafsu makan berkurang.
3.RPS :
Pasien datang dengan keluhan sesak napas. Sesak napas
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu, terus menerus dan sudah 5
hari ini semakin memberat. Keluhan sesak napas dirasakan
membaik jika posisi setengah duduk dan memberat jika
beraktifitas. Pasien juga mengeluhkan perutnya terasa mual,
batuk, pusing, dan sulit tidur. Pasien juga mengaku nafsu
makan menurun dan berat badan sulit naik. Pasien
menyangkal keluhan nyeri dada, deg-degan, dan demam.
Pasien juga mengaku tidak ada bengkak di kedua kaki. Pasien
mengaku di keluarga tidak ada yang mengalami riwayat
penyakit jantung dari lahir.
4. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat trauma : disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat batuk lama : disangkal
Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat stroke : disangkal
5. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi : diakui
Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat batuk lama : disangkal
Riwayat penyakit stroke : disangkal
6. Riwayat social dan exposure
 Community
Pasien tinggal di lingkungan yang padat penduduk.
Rumah satu dengan yang lain berdekatan. Hubungan
antara pasien dengan tetangga dan keluarga dekat
baik. Pasien aktif bekerja di luar rumah.
 Home
Pasien tinggal satu rumah bersama suaminya. Pasien
belum memiliki momongan.
 Occupational
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga .
 Personal habit
Pasien setiap harinya makan secara teratur 2-3 kali
sehari dengan lauk, sayur, disertai dengan gorengan.
Pasien tidak merokok.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Sedang
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Vital sign
Tek. Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 108x/menit
Respiratory Rate : 28x/menit
Suhu : 36,2 oC
Status Generalis
1. Pemeriksaan Kepala
  - Bentuk Kepala : Simetris, normocephal
  - Rambut : Distribusi merata
- Venetaksi : Tidak ada
temporal
2. Pemeriksaan Mata
  - Palpebra : Edema (-/-),
  - Konjunctiva : Anemis (-/-)
  - Sklera : Ikterik (-/-)
  - Pupil : Reflek cahaya langsung tidak langsung
(+/+),
3. Pemeriksaan : Simetris, kelainan bentuk (-),discharge (-)
Telinga
4. Pemeriksaan : Discharge (-), nafas cuping
Hidung hidung (+)
5. Pemeriksaan : Bibir sianosis (-), lidah sianosis
Mulut   (-), lidah kotor (-), gusi berdarah
(-)
6. Pemeriksaan Leher
  - Trakea : Deviasi trakea (-)
  - Kelenjar : Tidak membesar
Tiroid
  - Kel. : Tidak membesar, nyeri (-)
Limfonodi
  - JVP : Tidak meningkat (5+ 2 cmH2O)
4. Pemeriksaan : Discharge (-), nafas cuping
Hidung hidung (+)
5. Pemeriksaan : Bibir sianosis (-), lidah sianosis
Status Lokalis
Paru
Kanan Kiri
Inspeksi : Inspeksi :
- Simetris - Simetris
- Ketinggalan gerak (-) - Ketinggalan gerak (-)

- Retraksi interkostal (-) - Retraksi interkostal (-)

Palpasi Palpasi
VF ka = ki
Perkusi Perkusi
- Apeks : Sonor - Apeks : sonor
- Medial : Sonor - Medial : sonor

- Basal : Sonor - Basal : sonor


Auskultasi Auskultasi
- SD Vesikuler - SD vesikuler
- Rbh-/-,Rbk-/-, Wh -/-   Rbh-/-,Rbk-/, Wh -/-
Jantung

- Inspeksi : Ictus cordis tampak di SIC V 2 Jari lateral LMCS

- Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V 2 jari LMCS, kuat


angkat (+)
- Perkusi : Batas jantung
      Kanan atas SIC II LPSD
      Kanan bawah SIC IV LPSD
      Kiri atas SIC II 2 jari lateral LPSS
      Kiri bawah SIC V 4 jari lateral LMCS
- Auskultasi : S1 > S2 reguler, Gallop (-), Murmur sistolik(+)
Abdomen

- Inspeksi : Cembung, jaringan parut (-)

- Auskultasi : Bising Usus (+) Normal

- Perkusi : Timpani
- Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
- Hepar/Lien : Tidak Teraba
Ekstremitas

Pemeriksaan Ekstremitas Ekstremitas


superior inferior
Dextra Sinistr Dextra Sinist
a ra
Edema (pitting) - - + +
Sianosis - - - -
Akral Hangat Hangat Hanga Hang
t at
Luka - - - -
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah Lengkap tanggal 28 November 2016
Hb : 14.5 gr/dL
Leukosit : 6720 /ul Hitung Jenis Leukosit
Ht : 45%  Basofil 0.6%
Eritrosit : 4.6 x 106 /ul H  Eosinofil 1.2 % L
Trombosit : 292.000 /ul  Batang 0.1 % L
MCV : 98.3 fl  Segmen 39.3 % L
MCH : 31.5 pg  Limfosit 53.0 % H
MCHC : 32.1 %  Monosit 5.8 %
RDW : 15.1 % H
MPV : 9.2 fl L
Kimia Klinik
SGOT : 40 U/L H
SGPT : 35 U/L
Ureum darah : 27.5 mg/dL
Kreatinin darah : 0.61 mmol/L
Glukosa puasa : 85 mmol/L
Elektrolit
Natrium: 128 mmol/L L
Kalium : 3.6 mmol/L
Klorida : 108 mmol/L H
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah Lengkap tanggal 1 Desember 2016
Hb : 15.9 gr/dL H
Leukosit : 7800 /ul Hitung Jenis Leukosit
Ht : 50% H  Basofil 0.4%
Eritrosit : 5.3 x 106 /ul H  Eosinofil 0.0% L
Trombosit : 327.000 /ul  Batang 0.4% L
MCV : 94.3 fl  Segmen 85.6% H
MCH : 30.1 pg  Limfosit 9.2% L
MCHC : 31.9 % L  Monosit 4.4%
RDW : 14.8 % L
MPV : 8.9 fl L
Sinus tachicardia, possible left atrial enlargement,
incomplete right bundle branch block, possible right
2. EKG
ventricular hypertrophy, ST & T wave abnormality, consider
inferior ischemia, Abnormal ECG.
3. RONTGEN THORAKS

Cardiomegaly (LA, LV), gambaran congestive pulmo, efusi


4. ECHOCARDIOGRAPHY

Kesimpulan: ASD II 2-3 cm


Diagnosa:
Atrial Septal Defect II, CHF
Terapi Non-  Furosemid 1x1 amp
Farmakologi  Spironolactone 1x25
Edukasi penyakit mg
kepada pasien  Digoxin 1x1 tab
meliputi terapi,  Ranitidin 2x1 amp
komplikasi penyakit,
 Metoklopramid 3x1
prognosis penyakit,
serta teratur kontrol amp
ke dokter untuk terapi  Nitrokaf R 2x1
lanjutan  Pct 3x500 mg
Modifikasi gaya hidup  Ciprofloxacin drip
dalam hal pola makan, 2x400 mg
olah raga/aktivitas  Ambroxol 3x1 tab
fisik, menghentikan
rokok, pengendalian
stres, untuk
Prognosis
Ad vitam : dubia ad malam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
 Atrium Septal Defect (ASD) merupakan
penyakit jantung bawaan berupa lubang
pada septum interatrial yang terjadi karena
kegagalan fungsi septum interatrial semasa
janin.
 Pasien dengan ASD umumnya mengeluhkan
sesak nafas, letih, lesu, dan pingsan. Pada
orang dewasa, dapat berkembang menjadi
pulmonary hypertension dan gagal jantung.
 Ada empat jenis utama dari defek septum
atrium (ASD) dan ini termasuk ostium
sekundum, ostium primum, sinus venosus
dan cacat sinus koroner
Secara anatomi / lokasi lubang dibagi :
a. ASD sekundum.
Lubang didaerah Fossa Ovalis

b. ASD primum.
- Lubang di caudal, didaerah perbatasan dgn
ventrikel.
- Sering disertai kegagalan pertumbuhan
endocard cushion → terdapat cleft pd katup mitral
c. Defek sinus venosus
- Letak di muara v.cava superior atau inferior.
- Sering disertai transposisi sebagian v.pulmonalis
dextra (APVD).

d. Unroofed coronary sinus


- Terdapat defek antara Sinus Koronarius dg LA.
- Kelainan pertumbuhan arteriosinus venosus
fold.
- Disertai Left Persistent V.Cava Superior.
Ostium secundum ASD is the most Normal heart for comparison
common type of ASD. It occurs in the
center of the septum between the right and
left atrium. A variant of this type of ASD
is called a patent foramen ovale (PFO) and
is very small.
Ostium primum is the next most common type Normal heart for comparison
and is located in the lower portion of the atrial
septum. This type of ASD often will have a
mitral valve defect associated with it called a
mitral valve cleft. A mitral valve cleft is a slit-
like or elongated hole in one of the leaflets
( anterior leaflet) that form the mitral valve.
A sinus venosus defect is the least common type of Normal heart for comparison
ASD and is located in the upper portion of the atrial
septum. A sinus venosus ASD often has an abnormal
pulmonary vein connection associated with it. Four
pulmonary veins, two from the right lung and two
from the left lung, normally return red blood to the
left atrium. Usually with a sinus venosus ASD, a
pulmonary vein from the right lung will be
abnormally connected to the right atrium instead of
the left atrium. This is called an anomalous
pulmonary vein.
ETIOLOGI
Faktor genetik jelas berperan pada
sebagian kasus, seperti dibuktikan oleh
kemunculan bentuk familial penyakit
jantung kongenital serta keterkaitan erat
antara kelainan kromosom tertentu (misal,
trisomi 13, 15, 18, dan 21 serta sindrom
Turner) dan malformasi jantung kongenital
EPIDEMIOLOGI
Ditemukan 30% dari seluruh kelainan
jantung bawaan pada orang dewasa, dan
8% dari kelainan jantung bawaan pada
anak-anak.
Terjadi pada 4 dari 100.000 orang.
Pada anak, kasus ASD terjadi pada 1 anak
per 1500 kelahiran.
ASD yang tidak terdiagnosis adalah 30-40%
dari kelainan jantung kongenital yang
terlihat pada orang dewasa.
Kebanyakan terjadi pada anak wanita
daripada laki-laki dengan perbandingan 2:
PATOFISIOLOGI
Peningkatan beban
Atrium sin- ventrikel dex, arteri
Atrium dex pulmonalis, atrium sin

Murmur Tahanan katup


sistolik a.pulmonalis ↑

Perbedaan
Stenosis relativ
tekanan 15-25
katup pulmonal mmHg

Penambahan
Stenosis relativ
aliran katup
katup trikuspid trikuspidalis

Murmur
video
Sindroma Eisenmenger
Left to Right
right to left
shunt shunt
Peningkatan tekanan arteri pulmonal

sianosis

Pjb >>eisenmenger syndrome: ASD,


large PDA, large VSD, mitral stenosis
Penegakan diagnosis
Anamnesis
 Sesak napas dan rasa capek
 infeksi napas berulang
 sesak pada saat aktivitas
 berdebar-debar
 mudah lelah
 napas pendek dan kesulitan bernapas
 berkumpulnya darah dan cairan pada paru
 bengkak pada kedua kaki
Pemeriksaan Fisik
1. Bising sistolik tipe ejeksi pada garis sternal
kiri bagian atas, disertai fixed splitting
bunyi jantung II. Hal ini menggambarkan
pemambahan aliran darah melalui katup
pulmoner.
2. Bising awal diastolik pada garis sternal
bagian bawah, yang menggambarkan
penambahan aliran di katup trikuspid
Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiografi (EKG)
aksis ke kanan, blok bundel kanan, hipertrofi
ventrikel kanan, interval PR memanjang, dan
aksis gelombang P abnormal
Foto rontgen dada
pembesaran ventrikel kanan, dilatasi atrium
kanan, segmen pulmonal yang menonjol, dan
corakan vaskuler paru yang prominen
Ekokardiografi
dapat ditentukan lokasi defek atrium, arah pirau,
ukuran atrium, dan ukuran ventrikel kanan
Pemeriksaan Penunjang
CT-Scan
dapat menunjukkan kualitas visual yang
lebih baik dibandingkan dengan
ekokardiografi. Pada CT dapat terlihat
adanya anomali drainase vena pulmonal.
MRI
dapat memvisualisasikan jantung secara 3D
dan dapat dengan mudah menggambarkan
pembuluh darah besar dan cabang-cabang
arteri pada paru.
Tatalaksana
Tindakan operasi
Indikasi operasi penutupan ASD adalah bila
rasio aliran darah ke paru dan sistemik
lebih dari 1,5.
Tanpa operasi
Lubang ASD dapat ditutup dengan tindakan
nonbedah, Amplatzer Septal Occluder
(ASO), yakni memasang alat penyumbat
yang dimasukkan melalui pembuluh darah
di lipatan paha.
KOMPLIKASI
10% pasien dengan ASD mengalami
Sindrom Eisenmenger
Emboli Paradoxical
Cardiac conduction defects
Gagal jantung kongestif
Disaritmia atrium
Insufisiensi katup mitral
Penyakit obstruksi vaskular
TERIMAKASIH..

Anda mungkin juga menyukai