KMB KELOMPOK 12 :
Gejala urinary tract infection yang paling umum yaitu sering buang
air kecil (anyang-anyangan), nyeri saat kencing, urin keruh atau berbau,
nanah atau darah dalam urin. Pasien, khususnya wanita akan merasa
nyeri pada pubis. Dan juga, tergantung dari organ yang terinfeksi,
gejala yang muncul dapat berbeda:
Jika infeksi pada ginjal, pasien dapat demam, mual, dan muntah
atau menggigil atau nyeri punggung.
Jika infeksi pada kandung kemih, pasien akan merasakan tekanan pada
pelvis depan (perut bawah), sering buang air kecil, dan kencing
berdarah
Jika infeksi pada uretra, pasien akan merasakan nyeri saat kencing dan
keluarnya cairan dari uretra
Patofisiologi
Ketika kondisi ini dirawat dengan cepat dan tepat, infeksi saluran
kemih bagian bawah jarang menyebabkan komplikasi. Tetapi jika
tidak diobati, infeksi saluran kemih dapat memiliki konsekuensi
serius.
Komplikasi infeksi ini dapat meliputi:
Infeksi berulang, terutama pada wanita yang mengalami dua
atau lebih ISK dalam periode enam bulan atau empat atau
lebih dalam setahun.
Kerusakan ginjal permanen akibat infeksi ginjal akut atau
kronis (pielonefritis) karena Infeksi saluran kemih yang tidak
diobati
PENGOBATAN
a. Infeksi saluran kemih umumnya dapat ditangani dengan
pemberian antibiotik. Jenis obat yang diresepkan tergantung
pada kondisi kesehatan pasien, dan jenis bakteri yang
ditemukan di urine.
b. Beberapa jenis antibiotik yang biasanya digunakan untuk ISK
adalah fosfomycin, nitrofurantoin, trimethoprim, dan
ceftriaxone. Pada sejumlah kasus, antibiotik jenis
fluoroquinolon seperti ciprofloxacin dan levofloxacin, akan
digunakan bila tidak ada pilihan lain. Tetapi umumnya jenis
antibiotik tersebut dihindari, karena efek sampingnya melebihi
manfaat yang bisa didapat.
c. Biasanya, gejala akan hilang setelah beberapa hari
mengonsumsi antibiotik. Namun demikian, pengobatan dengan
antibiotik tetap harus dilanjutkan hingga selesai. Penting bagi
pasien untuk menjalani pengobatan sesuai petunjuk dokter.
d. Untuk pasien ISK yang sering kambuh, dokter akan
menganjurkan konsumsi antibiotik dalam dosis rendah tiap hari,
selama 6 bulan atau lebih. Sedangkan pada ISK yang terkait
dengan aktivitas seksual, dokter akan meresepkan antibiotik
untuk dikonsumsi tiap selesai berhubungan intim. Dokter juga
akan menganjurkan metode kontrasepsi lain, seperti pil KB,
pada pasien yang menggunakan kontrasepsi kondom dengan
pelumas spermisida.
e. Pada kondisi ISK yang berat, pasien akan ditangani di rumah
sakit melalui pemberian antibiotik suntik.
Pemeriksaan penunjang