0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
63 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang istighfar sebagai penutup bulan Ramadhan. Istighfar berfungsi sebagai penambah pahala atau penambal kekurangan dalam ibadah. Imam Hasan Al-Bashri selalu menasehati orang yang datang kepadanya untuk beristighfar kepada Allah, karena istighfar dapat membawa berkah seperti hujan, rezeki, dan keturunan.
Dokumen tersebut membahas tentang istighfar sebagai penutup bulan Ramadhan. Istighfar berfungsi sebagai penambah pahala atau penambal kekurangan dalam ibadah. Imam Hasan Al-Bashri selalu menasehati orang yang datang kepadanya untuk beristighfar kepada Allah, karena istighfar dapat membawa berkah seperti hujan, rezeki, dan keturunan.
Dokumen tersebut membahas tentang istighfar sebagai penutup bulan Ramadhan. Istighfar berfungsi sebagai penambah pahala atau penambal kekurangan dalam ibadah. Imam Hasan Al-Bashri selalu menasehati orang yang datang kepadanya untuk beristighfar kepada Allah, karena istighfar dapat membawa berkah seperti hujan, rezeki, dan keturunan.
Staf Pengajar FK Unpas MAKNA • Istighfar adalah meminta ampunan pada Allah. • Istighfar adalah penutup setiap amalan shalih. • Shalat lima waktu, haji, shalat malam, dan pertemuan dalam majelis biasa ditutup dengan amalan dzikir istighfar. FUNGSI Jika istighfar berfungsi sebagai dzikir penambah pahala. Sedangkan jika ada sesuatu yang sia-sia dalam ibadah, maka fungsi istighfar kafaroh (penambal). Umar bin ‘Abdul ‘Aziz pernah membuat tulisan yang ingin dikirimkan ke berbagai ke negeri. Isi surat tersebut adalah memerintahkan mereka untuk menutup bulan Ramadhan dengan istighfar dan sedekah yaitu zakat fitrah. Zakat fitrah berfungsi untuk menyucikan orang yang berpuasa dari hal- hal yang sia-sia dan dari kata- kata haram. Istighfar berfungsi sebagai penambal atas kekurangan yang dilakukan selama berpuasa yaitu ketika Lathaif Al-Maarif melakukan hal-hal yang sia- Ibnu Rajab Al-Hambali. Hlm. 376 sia dan perkara yang haram. ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz menulis dalam kitabnya tersebut, “Ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh ayah kalian Adam ‘alaihis salam, . َربَّنَا ظَلَ ْمنَا َٔانفُ َسنَا َوِٕان َّ ْلم َ ت ْغفِرْ َ لنَا َوتَرْ َح ْمنَا َ لنَ ُكونَ َّن ِم َن ِ ْال َخ اس ِر َين . “Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’raf: 23). Nasehat Imam Siapa Imam Hasan Hasan Al-Bashri Al-Bashri? Hasan al Bashri adalah tabiin (generasi setelah sahabat) yang menjadi ulama di Basra, Irak. Ia dilahirkan di Madinah pada tahun 21 Hijrah (642 Masehi) dan pernah menyusu kepada Ummu Salamah, isteri Rasulullah S.A.W. Ketika berusia 14 tahun, Hasan pindah ke kota Basrah, Irak, dan menetap di sana. Dari sinilah Al- Hasan mulai dikenal dengan sebutan Hasan Al-Bashri. Mendapatkan pendidikan dari para sahabat Rasulullah SAW. diantaranya Utsman bin Affan, Abdullah bin Abbas, Ali bin Abi Talib, Abu Musa Al-Asy’ari, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah and Abdullah bin Umar. Imam Hasan didatangi seorang laki-laki yang mengadukan kondisi kampungnya yang gersang akibat kemarau panjang.
Hasan Al-Bashri berkata, “Beristighfarlah
kepada Allah!” Kemudian didatangi orang yang miskin. “Doakanlah aku kepada Allah agar aku Hasan Al-Bashri berkata, lepas dari kemiskinan!” “Beristighfarlah kepada Allah!” “Do’akanlah aku kepada Allah, agar Allah memberiku anak!
Hasan Al-Bashri berkata,
“Beristighfarlah kepada Allah!” Ibnu Shabih, salah seorang muridnya, bertanya. “Banyak orang yang mengadukan macam-macam (perkara) dan Anda memerintahkan mereka semua untuk beristighfar?” Hasan Al-Bashri menjawab, “Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri”. Tetapi sungguh Alloh telah berfirman dalam surat Nuh: “Mohonlah ampun kepada Rabb kalian, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai- sungai”. (QS.Nuh : 10-12). Tidak hanya sebagai bukti lisan bahwa kita bertaubat kepada Allah ta’ala dan sebab diampuni dosa. Istighfar juga membuahkan karunia dan kenikmatan. Beristighfar dengan penuh kesadaran dan keinsyafan, akan mengundang rizki dari Alloh berupa: hujan, harta, anak keturunan, perniagaan dan perkebunan.