Anda di halaman 1dari 14

UPAYA ASUHAN BERKESINAMBUNGAN AGAR DAPAT

MENGHASILKAN KUALITAS PELAYANAN KEBIDANAN


DAN MEDICAL EROR PADA MASA PANDEMI

Dosen pengampu mata kuliah :


Mila Syari, SST, M.Keb
Kelompok 3
ESTOMIDA RITONGA : NIM. 1901032090
EVA YULIANA : NIM. 19020320191
FETRY HUSNAYATY : NIM.1901032092
HERLINDA : NIM.1901032094
ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN

Asuhan berkesinambungan adalah strategi kesehatan yang efektif primer memungkinkan


perempuan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang kesehatan mereka dan perawatan
kesehatan mereka. Bidan yang memenuhi syarat untuk bekerja dimodel kesinambungan perawatan dalam
berbagai pengaturan, termasuk rumah sakit umum dan swasta, layanan masyarakat, pelayanan kesehatan
pedesaan dan daerah terpencil dan praktik swasta.
Asuhan Yang Berkesinambungan adalah asuhan yang diberikan seorang bidan terhadap klien/pasien
mulai dari masa pra konsepsi, masa kehamilan, nifas, dan KB. Asuhan berkesinambungan adalah bagian
integral dari pelayanan kesehatanyang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat
dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan. Pelayanan Kebidanan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga, sesuai dengan kewenangan
dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia, dan sejahtera.
KONSEP ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN

Terdapat dua perspektif terakit asuhan berkesinambungan


◦ Secara tradisional, asuhan berkesinambungan idealnya didasarkan pada pengalaman pasien
dalam pemberian asuhan berkelanjutan dengan seorang bidan maupun tenaga kesehatan lain.
◦ Secara vertical, asuhan berkesinambungan adalah pemberian layanan kesehatan tanpa batas
kepada pasien, melalui layanan terintegrasi, koordinasi, dan tukar informasi antara pemberi
asuhan yang berbeda
SYARAT ASUHAN BERKESINAMBUNGAN

1. Kesinambungan manajemen. Merupakan pendekatan pengaturan kasus yang


konsisten dan jelas, yang responsif dalam memenuhi kebutuhan klien.
2. Kesinambungan informasi. Semua tim yang terlibat dalam pemberian asuhan
mempunyai informasi yang cukup tentang keadaan kliennya untuk dapat
memberikan asuhan yang tepat.
3. Kesinambungan hubungan. Hubungan berarti “hubungan terapeutic” antara
pasien dan tenaga kesehatan, sepanjang waktu.
PROSES PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN
BERKESINAMBUNGAN

1. Pada awal praktek, mahasiswa melakukan kesepakatan bersama dengan pembimbing lahan (CI/ Bidan)
melalui kontrak belajar. Bidan menentukan subyek studi kasus, kemudian mendiskusikan dengan
mahasiswa terkait gambaran karakteristik klien dan rencana asuhan jangka panjang.
2. Bidan beserta mahasiswa yang didampingi dosen pembimbing (supervisor) bersama dengan klien,
mendiskusikan program asuhan yang akan diberikan. Bidan menjelaskan program asuhan, mahasiswa
membuat kontrak asuhan dan juga membangun kepercayaan dengan klien dan keluarga.
3. Pelaksanaan asuhan kebidanan berkesinambungan selama kehamilan, bersalin, dan nifas. Pelaksanaan
asuhan berdasarkan manajemen asuhan kebidanan, dengan melaksanakan asuhan sesuai standar asuhan
4. Evaluasi program dilakukan di akhir asuhan oleh semua pihak, baik klien dan keluarga, bidan,
mahasiswa, dan pembimbing. Evaluasi bertujuan untuk menggali sejauhmana keberhasilan asuhan
berkesinambungan
MEDICATION ERROR

Medication error adalah suatu kesalahan dalam proses pengobatan yang masih berada dalam pengawasan dan tanggung
jawab profesi kesehatan, pasien atau konsumen, dan seharusnya dapat dicegah (Cohen, 1991, Basse & Myers, 1998).
Medication error dibagi dalam 4 fase yaitu :
◦ Fase prescribing adalah error yang terjadi pada fase penulisan resep
Fase ini meliputi: obat yang diresepkan tidak tepat indikasi, tidak tepat pasien atau kontraindikasi, tidak tepat obat atau ada
obat yang tidak ada indikasinya, tidak tepat dosis dan aturan pakai.
◦ Fase transcribing
error terjadi pada saat pembacaan resep untuk proses dispensing
◦ Error pada fase dispensing
terjadi pada saat penyiapan hingga penyerahan resep oleh petugas apotek.
◦ Error pada fase administration adalah error yang terjadi pada proses penggunaan obat. Fase ini dapat melibatkan petugas
apotek dan pasien atau keluarganya
FAKTOR PENYEBAB MEDICATION ERROR

Menurut Cohen (1991) faktor penyebab medication error :


◦ Komunikasi yang buruk, baik secara tertulis (dalam resep) maupun secara lisan (antar pasien, dokter dan
apoteker).
◦ Sistem distribusi obat yang kurang mendukung (sistem komputerisasi, sistem penyimpanan obat, dan lain
sebagainya).
◦ Sumber daya manusia (kurang pengetahuan, pekerjaan yang berlebihan).
◦ Edukasi kepada pasien kurang.
◦ Peran pasien dan keluarganya kurang.
ASUHAN PELAYANAN KEBIDANAN PADA MASA COVID-19

Asuhan pelayanan anc oleh bidan pada masa pandemi covid-19


◦ Tidak ada keluhan bumil diminta menerapkan isi buku KIA dirumah, segera ke fasilitas pelayanan kesehatan jika ada
keluhan/ tanda bahaya
◦ Ibu membuat janji melalui Telepon/ WA, ANC pada trimester pertama 1x kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan
kesehatan
◦ Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar dengan kewaspadaan Covid-19, dapat berkoordinasi dengan
RT/RW/Kades tentang status ibu (ODP/ PDP, Covid +)
◦ ANC dilakukan sesuai standar (10T) dgnAPD level 1. Lakukan skrining faktor resiko, jika ditemukan faktor resiko
rujuk sesuai standar
◦ Ibu hamil pendamping dan tim kesehatan yang bertugas menggunakan masker dan menerapkan protokol pencegahan
covid-19
◦ Tunda kelas Ibu hamil/ dilakukan secara online
◦ Konsultasi kehamilan, KIE dan Konseling dapat dilakukan secara online (Pandu pengisian P4K)
Asuhan pertolongan persalinan oleh bidan pada masa pandemi covid-19

◦ Jika ada tanda-tanda bersalin, segera hubungi Bidan melalui telepon/WA. Bidan
melakukanskriningfaktorresikotermasuk resiko infeksi covid-19. Apabila ada faktor resiko, segera rujuk ke
PKM / RS sesuai standar
◦ Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, dengan kewaspadaan Covid-19. Bidan dapat
berkoordinasi dengan RT/ RW/ Kades tentang status ibu apakah sedang isolasi mandiri (ODP/PDP/Covid+)
◦ Pertolongan persalinan dilakukan sesuai standar APN, lakukan IMD & Pemasangan IUD paska persalinan
dengan APD level 2, dan menerapkan protokol pencegahan penularan covid-19 pada ibu bukan PDP, Covid
+ (Pasien dan pendamping maksimal 1 org dan menggunakan masker)
◦ Jika tidak dapat melakukan pertolongan persalinan, segera berkolaborasi dan rujuk ke PKM/ RS sesuai
standar
◦ Keluarga/ pendamping dan semua tim yang bertugas menerapkan protokol pencegahan penularan Covid-
19.
◦ Melaksanakan rujukan persalinan terencana untuk Ibu bersalin dengan risiko, termasuk risiko ODP/ PDP/
Covid + sesuai standar.
Asuhan pelayanan nifas dan bayi baru lahir oleh bidan pada masa pandemi covid-19

◦ Tidak ada keluhan agar menerapkan isi buku KIA, lakukan pemantauan mandiri, jika ada keluhan/ tanda bahaya pada ibu/
BBL segera ke fasiltas pelayanan kesehatan
◦ Pelayanan nifas dan BBL, dengan membuat janji melalui telepon/ WA
◦ Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, dengan kewaspadaan Covid-19. Bidan dapat berkoordinasi dengan RT/
RW/ Kades tentang status ibu apakah sedang isolasi mandiri (ODP/ PDP/ Covid +).
◦ Pelayanan nifas dan BBL dilakukan sesuai standar menggunakan APD level 1dan menerapkan protokol pencegahan Covid-
19
◦ Jika tidak dapat memberikan pelayanan, Bidan segera berkolaborasi dan rujuk ke PKM/ RS
◦ Lakukan asuhan esensial bayi baru lahir. Imunisasi tetap diberikan sesuai rekomendasi PP IDAI
◦ Tunda kelas ibu balita atau dilakukan secara online
◦ Konsultasi nifas dan BBL, KIE, Konseling laktasi, pemantauan tumbang dilaksanakan secara online
◦ Ibu nifas, pendamping dan semua tim yang bertugas menggunakan masker dan menerapkan protokol pencegahan Covid-19
PPRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN KEBIDANAN PADA
MASA PANDEMI COVID-19

Pra Pelayanan
◦ Konsultasi, penyuluhan, KIE dan konseling dilakukan melalui online
◦ Jika memerlukan pelayanan membuat janji melalui telepon/ WA
◦ Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, dan gali informasi yang berkaitan dengan kewaspadaan Covid-19.
◦ Lakukan skrining faktor resiko termasuk resiko terinfeksi covid-19 apakah sedang isolasi mandiri (ODP/ PDP/ Covid +)
◦ Rujukan terencana bagi ibu dan bayi dengan resiko

Pelaksanaan Pelayanan ANC, INC, Nifas, BBL, Balita, Kespro dan KB


◦ Memverikasi hasil kajian komprehensif
◦ Pemberian informasi dan informed consent
◦ Lakukan skrining faktor resiko termasuk resiko terinfeksi covid-19, ditemukan faktor risiko segera rujuk sesuai standar
◦ Menggunakan APD sesuai kebutuhan
◦ Memberikan pelayanan sesuai standar dengan menerapkan protokol pencegahan covid-19.
◦ Memberikan KIE dan konseling : Gizi, IMD dan ASI, KB, PHBS dan protokol kesehatan cegah Covid-19 sertaP4K
◦ Pasien dan pendamping maksimal 1 orang serta tim kesehatan yang bertugas selalu menerapkan protokol pencegahan Covid-19
Pasca Pelayanan
◦ Pelayanan nifas dan BBL dengan bidan selanjutnya, lakukan pemantauan mandiri menggunakan buku
KIA.
◦ Ada keluhan/ tanda bahaya segera datang ke PMB dengan membuat janji terlebih dahulu
◦ Konsultasi, KIE dan konseling dilakukan secara online
◦ Bidan membimbing Ibu membaca dan menerapkan buku KIA
◦ Membimbing senam hamil dan senam nifas secara online
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai