Anda di halaman 1dari 193

Basic CNC Programming

Pengenalan Mesin CNC


Pengantar

CNC singkatan dari Computer Numerically Controlled,

Program NC sesungguhnya merupakan sejumlah


urutan perintah logis yang dibuat bagi suatu jenis mesin
perkakas dalam rangka suatu pembuatan komponen
mesin atau peralatan.

Mesin perkakas ini dilengkapi dengan sistem mekanik


dan kontrol berbasis komputer yang mampu membaca
instruksi kode N, G, F, T, M dan lain-lain, dimana kode-
kode tersebut akan menginstruksikan ke mesin CNC agar
bekerja sesuai dengan program benda kerja yang akan
dibuat.
Fungsi CNC dalam hal ini lebih
banyak menggantikan pekerjaan
operator dalam mesin perkakas
konvensional.

Misalnya pekerjaan setting tool


atau mengatur gerakan pahat sampai
pada posisi siap memotong, gerakan
pemotongan dan gerakan kembali
keposisi awal, dan lain-lain.
Demikian pula dengan pengaturan
kondisi pemotongan (kecepatan potong,
kecepatan makan dan kedalaman
pemotongan) serta fungsi pengaturan
yang lain seperti penggantian pahat,
pengubahan transmisi daya (jumlah
putaran poros utama), dan arah putaran
poros utama, pengekleman, pengaturan
cairan pendingin dan sebagainya.
Perkembangan CNC
 Kontrol numerik pertama kali di Amerika Serikat oleh
John T. Pearson yang bekerja sama dengan
Massachussetts Institute of Teknologi (MIT) sekitar
awal tahun 50-an.

 Pearson menggunakan pita berlubang yang berisikan


data koordinat posisi untuk mengontrol gerakan alat
potong “relatif” terhadap benda kerja pada sebuah
mesin perkakas (mesin milling) konvensional, yang
dilengkapi dengan motor servo di ketiga sumbu
utamanya, yang kemudian dipercaya sebagai
‘prototype’ mesin NC yang pertama.
Perkembangan CNC
 Pada 1947, Parson mengemukakan ide pembuatan
kurva data 3-axis secara otomatis dan menggunakan
data untuk mengkontrol mesin.
 Parson menggunakan punched card untuk
mengontrol posisi mesin.
 Pada 1949, Parson dan U.S. Airforce menciptakan
prototipe programmable milling machine.
 Pada 1952, awal mulanya ditampilkan mesin milling
NC “three-axis Cincinnati Hydrotel”.
 Era 1960-an mulai dipelajari oleh U.S. Airforce untuk
merancang komponen pesawat terbang. Kemampuan
ini dapat menghemat biaya untuk pemesinan presisi
berbentuk contour.
Perkembangan CNC

Pada awal tahun 70-an sebuah perkembangan


yang sangat penting terjadi di dunia mesin NC, di
mana akibat perkembangan teknologi komputer
maka dimungkinkan untuk menggunakan
komputer internal pada mesin perkakas NC yang
akhirnya dikenal dengan nama CNC (Computer
Numerical Control)
Ilustrasi Perbandingan

 Operasi terkelola oleh tenaga operator


 Ketelitian kurang terpenuhi
Mesin  Ketepatan kurang terjaga
Manual
 Hasil kurang maksimal
 Waktu relatif lama

 Operasi terkelola oleh computer


pengontrol
Mesin
 Ketelitian / kepresisian terpenuhi
CNC  Ketepatan / keakuratan terjaga
 Hasil maksimal
 Waktu cepat dan terkontrol dengan baik
Ragam Pemesinan

 Pemesinan Konvensional
Mesin bubut/turning , Mesin frais/milling
dll
>>Manual, NC, CNC

 Non Konvensional
Ram EDM, Wirecut edm, Lasercutting dll
>> NC, CNC
Perhitungan dari speed dan feedrate

1000 V
N=
πD
N = Spindle Speed ( rpm )
V = Cutting Speed of cutter ( m/min ) [ ada dalam katalog ]
D = Cutter Diameter ( mm )
π = 3.142

F = Sz x Z x N
Sz = Feed per tooth ( mm/tooth ) [ ada
dalam katalog ]
Z = Jumlah mata potong ( flute )
N = Spindle Speed ( rpm )
F = Cutting Feedrate ( mm/min )
Contoh Perhitungan Speed ( N ) dan Feedrate ( F )

Data : End Mill Cutter HSS 8 mm mata dua


Cutting Speed 28 m/min
Feed per tooth 0.05 mm
Maka perhitungannya,
1000 x 28
N= = 1100 rpm
3.142 x 8
F = 0.05 X 2 X 1100 = 115 mm/min

Maka speed yang digunakan yaitu 1100 rpm dan feedrate


115 mm/min
Ilustrasi

Turning Milling
Rangkuman Keuntungan Pemakaian Mesin CNC

 Mampu membuat produk dengan ketelitian tinggi


(presisi)
 Mampu membuat produk dengan ketepatan yang
sama (akurat)
 Mengefektifkan kinerja operator (paradigma kerja)
 Mampu mengkontrol proses kerja (cutting tools,
material produk, dan pergerakan mesin)
 Mampu membuat produk kompleks
 Efektif untuk produk massal
Bagian-bagian Mesin CNC
Bagian-bagian Mesin CNC

Secara garis besar terbagi dalam 2 bagian


utama mesin :

 Mesin

 Kontrol
Bagian-bagian Mesin CNC

Bagian utama mesin :


 Head (spindle)
 Memutar alat potong pada mesin milling
 Memutar benda kerja pada mesin turning
 Meja mesin => Area kerja
 Slide mesin (poros penggerak) => X,Y,Z
 Sumbu / axis putar mesin => a,b,
 Magazine / turret
 Column (kerangka utama mesin)
 Sistem pendingin spindle
 Sistem pendingin (coolant system)
Bagian-bagian Mesin CNC
MEJA MESIN Milling CNC
MONITOR

Saringan POROS
udara PENGGERAK
COOLANT

MOTOR SERVO ELECTRICAL

5 AXIS MILL
EXTERNAL
PROGRAM
Turning CNC
Regulator spindle
dan tailstock

Turret Panel monitor

Spindle (chuck)

Olie hiraulik

Coolant system External program


Bagian-bagian Mesin CNC

Assesories mesin :
 Pencekaman alat potong (tool holder)

side lock, collet, sleeve, shrink-fit dll.


 Pencekaman benda kerja (clamping
system)
vice, chuck, step clamp, side clamp,
magnet , maupun pemakaian fixture
lainnya.
Tool Holder
Milling Turning
Pengekleman (clamping system)

Side clamp
Vice
Jig & Fixture with
pneumatic

Step clamp

Step block clamp Jig & Fixture in turning


Bagian-bagian Mesin CNC

Kontrol
Merupakan parameter pengatur dari bagian –
bagian mesin yang bergerak. Sistem
pengontrol ini mengkoordinasi semua
perintah baik ke penggerak mekanik maupun
elektrik dan memberikan tanda apakah
perintah tersebut terlaksana ataupun gagal.

Pabrikan pembuat kontrol diantaranya :


Fanuc, Siemens, Heidenhein, Mitsubishi, dll
Kapasitas mesin

Kapasitas mesin adalah kemampuan mesin


melakukan proses produksi, yang didasarkan pada
:

 Dimensional area kerja


 Putaran spindle (Rpm)
 Axis putar (derajat perputaran)
 Kemampuan lain yang mendukung
Dimensional Area Kerja
Milling (frais)
 Kemampuan pemakanan axis X

 Kemampuan pemakanan axis Y

 Kemampuan pemakanan axis Z

X Z

Y
# untuk axis z, ukuran terkurangi oleh pemakaian tool cutting
dan pemakaian jig maupun fixture.
Dimensional Area Kerja
Turning (bubut)

 Diameter maksimum
(axis X)
 Kemampuan pemakanan
X
(axis Z)
Z

# Perlu juga diperhatikan tentang


berat benda kerja
Putaran spinlde
 Maksimum & minimum putaran spindle,
 Sistem pencekaman tool (mill)
 Angin / hidraulik
 Tool arbor (shank arbor)
 Sistem pencekaman benda kerja (turn)
 Hidraulik
 Outside, inside, collet
Contoh Spesifikasi Mesin Turning
Typehorizontal CNC ControlFanuc
 
 Number of Axes 2 
 Swing 420mm
 Turning Diameter 186mm
 Turning Length 350mm
 
Work Station 1
• No of Headstocks 1 
• Spindle Power 7.5kw
• Spindles Per Head1 
• Spindle Bore 61.5mmBar
• Capacity 52mm
• Spindle Nose A2-5 
• Spindle Speed 4000rpm
Contoh Spesifikasi Mesin Turning

 Tool Changer 1
 TypeTURRET Tool Stations 12
 AxisX (Standard) X Rapid 10m / min
 AxisZ (Standard) Z Rapid 15m / min
 Tailstock(Standard) 
 Tailstock Quill Diameter63mm
 Tailstock Quill Travel 125mm
 Tailstock Quill Taper No.4 MT 
 Tailstock Body Travel 450mm

Sumber : Colchester Tornado 100 Cnc turning machine


Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mesin berproses

 Kebersihan meja mesin / area kerja


 Pemeriksaan kotak oli sirkulasi mesin Kotak oli
 Pemeriksaan tekanan angin ke mesin
 Pemeriksaan pendingin / coolant
system

Regulator
angin

Kotak coolant
Manfaat

 Kepresisian mesin terjaga dari chip/tatal


 Menjaga dari keausan bagian bagian
mesin yang bergerak
 Menjaga kelangsungan proses kerja.
baik oli maupun tekanan angin yang
tidak kontinyu mengakibatkan mesin
berhenti (alarm)
 Akurasi produk
 Menjaga umur pakai mesin yang lama
Pengenalan Fungsi dan Kontrol
Pengenalan Fungsi dan Kontrol

Mesin
Manual : Feel dan effort

NC : Numerical Control

CNC : Computer Numerical Control


Mesin perkakas CNC dilengkapi dengan berbagai
alat potong yang dapat membuat benda kerja secara
presisi dan dapat melakukan interpolasi (gerak) yang
diarahkan secara numerik (berdasarkan angka).

Parameter sistem operasi CNC dapat diubah


melalui program perangkat lunak (software load
program) yang sesuai.

Tingkat ketelitian mesin CNC lebih akurat hingga


ketelitian seperseribu millimeter, karena penggunaan
ballscrew pada setiap poros transportiernya.
Gambar Ball Screw dan Servo Motor

SERVO MOTOR

Ballscrew bekerja seperti lager yang tidak


memiliki kelonggaran /spelling namun dapat
bergerak dengan lancar.
Gambar Linear Motor

Ada pula yang memakai gerak slide (sumbunya)


dengan linear motor Yaitu motor elektrik yang
memiliki rotor dan stator yang tidak bergerak
berputar melainkan menghasilkan gaya linear
(lurus) pada lintasannya.
Meja mesin / Bed Mesin
Mesin milling CNC bisa bergerak dalam 2 sumbu
yaitu sumbu X dan sumbu Y. Untuk masing-masing
sumbunya, meja ini dilengkapi dengan motor
penggerak, ball screw plus bearing dan guide way
slider untuk akurat pergerakannya.

Untuk pelumasannya, beberapa mesin


menggunakan minyak oli dengan jenis dan merk
tertentu, dan beberapa mesin menggunakan grease.
Pelumasan ini sangat penting untuk menjaga
kehalusan pergerakan meja, dan menghindari
kerusakan ball screw, bearing atau guide way slider.
Spindle Mesin

Spindle mesin merupakan bagian dari mesin yang


menjadi rumah cutter. Spindle inilah yang mengatur
putaran dan pergerakan cutter pada sumbu Z. Spindle
inipun digerakkan oleh motor yang dilengkapi oleh
transmisi berupa belting atau kopling.

Seperti halnya meja mesin, spindle ini juga bisa


digerakkan oleh handle eretan yang sama. Pelumasan
untuk spindle ini biasanya ditangani oleh pembuat
mesin. Spindle inilah yang memegang arbor cutter
dengan batuan udara bertekanan.
Faktor Pengaruh Mesin

Prinsip utama struktur mekanis mesin :


 Stabilitas : kemampuan mesin meredam gerakan
mekanis luar sehingga tidak mengganggu proses
pengerjaan benda
fundamen dan rangka mesin
 Kekakuan (rigid) : kepresisian pada saat pengalihan
gaya di dalam mesin perkakas
sifat bahan, jenis bantalan dan tata letak komponen
 Sifat suhu : perubahan dalam tahapan panas yang
berhubungan dengan presisi dan pada suhu lingkungan
sekitar yang tinggi

Proses pemakanan yang dihasilkan tergantung pada gaya


penggerak yang ada dan pada gaya spindle yang
dihasilkan
Kontrol Sebagai Pengendali kerja
 Panel Kontrol
Monitor, edit programming, panel manual,
execution program
 Bahasa program
Iso ( kode G ), menu, macro
 Cara pemrograman
Online, transfer program
 Kemampuan lain
Monitor
Pada bagian depan mesin
terdapat monitor yang menampilkan
data-data mesin mulai dari setting
parameter, posisi koordinat benda,
pesan error, dan lain-lain.

Panel Control
Panel control adalah kumpulan
tombol-tombol panel yang terdapat
pada bagian depan mesin dan
berfungsi untuk memberikan
perintah-perintah khusus pada
mesin, seperti memutar spindle,
menggerakkan meja, mengubah
setting parameter, dan lain-lain.

Masing-masing tombol ini


harus diketahui dan dipahami betul
oleh seorang CNC Setter / operator
Panel Control
Beberapa hal umum yang biasa dimiliki setiap komputer
pengontrol :
 Editing dan background editing (Bg.Edit):
Kemampuan sebagaimana yang dimiliki computer
dengan program pengolah kata sederhana (insert,
delete, alter) untuk program NC dalam kode G-ISO dan
bahasa lain (APT) serta mampu mengedit pada saat
mesin sedang proses penyayatan.

 Kode program :
Penomoran program, kodifikasi program (O0011 :
( blocking))

 Searching :
Kemampuan untuk mencari nomor program,
nomor kerja sehingga mempercepat editing
Panel Control
 Decimal point input :
Mampu menerima input bilangan decimal sesuai
dengan kepresisian mesin, seperti : 30.000.

 Compare & stop :


Pengechekan dengan membandingkan dua
program.

 Absolute / Increment :
Program NC untuk pengaturan titik koordinat
tujuan. Bila absolute koordinat titik tujuan selalu
dihitung dari satu titik refferensi awal yang sama.
Sedangkan incremental titik koordinat tujuan dihitung
dari titik terakhir / posisi koordinat tujuan terakhir
(G90, G91).
Panel Control
 Metric-Inch :
Pemilihan satuan yang dinyatakan dalam program NC
yang disesuaikan dengan tututan gambar teknik /
gambar kerja (G21, G20).
 Program storage
Kapasitas : Kapasitas memory computer pengontrol.
 Optional Block Skip :
Bila tanda ini dinyalakan dan dalam program perintah ini
diinput maka blok baris yang ada akan tidak terbaca
(terloncati). Biasanya berupa garis miring yang
diletakkan diawal baris blok ( / )
 Programable Data / Parameter input
Pemilihan parameter kerja mesin dalam kontrol
 Data Protection Key : Kunci pengaman program.
Bahasa program
Dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis utama :
1. Bahasa manual ( kode G-ISO)
Kode yang sebagian besar distandarkan ISO atau
EIA, sebagian lain mempunyai arti spesifik untuk jenis
kontrol mesin. Dengan bahasa ini mesin dapat
langsung deprogram melalui Manual Data Input atau
pada menu pembuatan program (Edit)
2. Bahasa Menu
Pemrograman yang telah disediakan oleh mesin
pembuat, dan terletak pada panel dan akan tampil
pada layar monitor apabila kita aktifkan. Menu ini
disediakan untuk pengerjaan yang sederhana seperti
contour luar dan dalam terstruktur, drilling dan
lainnya. Programmer tinggal memasukkan data yang
dibutuhkan saja.
Contoh Tampilan Bahasa Menu :
Bahasa program
3. Bahasa Macro
Bahasa program yang lebih spesifik
sesuai dengan computer pengontrolnya.
Secara umum nya digabung dengan bahasa
kode G-ISO.

4. Bahasa automatic (APT- Automatically


Programmed Tools)
Merupakan bahasa tingkat tinggi yang
dipakai dalam pembuatan program di luar
mesin NC (Offline). Pada umumnya untuk
mesin 4 axis ke atas.
Cara Pemrograman
Pemrograman mesin CNC dilaksanakan dalam tiga cara :
 Pemrograman manual : Pemrograman yang dilakukan
di mesin CNC (ONLINE, Machine Tool Level, Manual
NC Data Input)
 Pemrograman dengan computer pembantu (Computer
Assisted Programming): Pemrograman yang dilakukan
computer lain (OFFLINE )
 Pemrograman terintegrasi dalam suatu sistem
(CAD/CAM) : pemrograman yang memanfaatkan basis
data geometric ( internal geometrical data base) yang
dihasilkan perancang produk dengan system CAD.
Rangkaian Pengoperasian Mesin CNC
Form & Worksheet

Beberapa form pendukung untuk pengaturan kinerja


mesin CNC
 Buku inventaris mesin

 Buku inventaris tools cutting

 Form preventive maintenance Mesin


 Form Rekapitulasi Jam Mesin Harian
 Gambar Kerja
 Production Sheet
 Form Transfer Program
 CNC Programing Sheet
 CNC Coordinate Sheet
 Etc
Contoh Form & Worksheet
Contoh Form & Worksheet
Contoh Form & Worksheet
Kode G dan Kode M
(G code and M code)
Kode G dan M Milling CNC

Kode yang sebagian besar distandarkan ISO atau


EIA, sebagian lain mempunyai arti spesifik untuk
jenis kontrol mesin. Dengan bahasa ini mesin
dapat langsung diprogram melalui Manual Data
Input atau pada menu pembuatan program
(Edit)

Kode ini merupakan bagian dari bahasa program


yaitu bahasa manual atau sering disebut bahasa
kode G dan bahasa kode M. Selain kode G dan M
ada beberapa abjad lain yang sering terpakai
seperti F, I, J , K , L , O, P, Q, R, S, T Dan
lainnya
Kode M Milling CNC

M Code FUNCTION

M00 PROGRAMME STOP


M01 OPTIONAL STOP
M02 END OF PROGRAMME
M03 SPINDLE ON ANTICLOCKWISE
M04 SPINDLE ON CLOCKWISE
M05 SPINDLE STOP
M08 COOLANT ON
M09 COOLANT OFF
M98 SUB PROGRAMME CALL
M99 END OF SUB PROGRAMME AND
RETURN TO MAIN PROGRAME
M30 END OFF PROGRAMME AND REWIND
Kode G Milling CNC
Kode G Kategori Fungsi

G0 Modal Rapid traverse


keterangan : jarak terdekat akan dicapai terlebih dahulu
komponen G 0 X…Y…Z…
G1 Modal Linier interpolation
keterangan : gerak lurus
komponen G 1 X…Y…Z…F…
G2 Modal Circular interpolation, clokcwise
keterangan : gerak melingkar searah jarum jam
komponen G 2 X…Y…Z…I…J…K…(R…)
G3 Modal Circular interpolation, counterclokcwise
keterangan : gerak melingkar berlawanan arah jarum jam
komponen G 3 X…Y…Z…I…J…K…(R…)
G 4F Non Modal Dwell ( must be followed by “F…” )
keterangan : Waktu tunggu proses
komponen G 4 F…( dalam detik )
G9 Non Modal Exact Stop
Kode G Milling CNC

Kode G Kategori Fungsi

G 10 Non Modal Data setting


Keterangan untuk pengulangan dengan
perubahan offset
komponen G 90/91 G10 P…L…

G 17 Modal Plane selection XY, length compensation Z

G 18 Modal Plane selection XZ, length compensation Y


G 19 Modal Plane selection YZ, length compensation X

G 20 Modal Inch input


keterangan pengukuran dengan koordinat
inchi
G 21 Modal Metris input
keterangan pengukuran dengan koordinat
metris
Kode G Milling CNC

Kode G Kategori Fungsi

G 27 Non Modal Refferensi point return check


keterangan kembali ke refferensi mesin
komponen G27 X…Y…Z…

G 28 Non Modal Refferensi point return check


keterangan kembali ke refferensi mesin
komponen G28 X…Y…Z…

G 29 Non Modal Refferensi point return check


keterangan kembali ke refferensi mesin
komponen G29 X…Y…Z…

G 30 Non Modal Second refferensi point return check


keterangan kembali ke refferensi lain
Kode G Milling CNC

Kode G Kategori Fungsi

G 40 Modal Cancel contour compensation


G 41 Modal Contour compensation (tool left of contour)
keterangan gerak kontur cutter disisi kiri benda
kerja
komponen G41 X…Y…Z….D..
G 42 Modal Contour compensation (tool right contour)
keterangan gerak kontur cutter disisi kanan
benda kerja
komponen G42 X…Y…Z….D..

G 43 Modal Tool length compensation +


keterangan koreksi panjang alat potong plus
G 44 Modal Tool length compensation -
keterangan koreksi panjang alat potong minus
G 49 Modal Tool length compensation cancel
Kode G Milling CNC

Kode G Kategori Fungsi

G 50 Non Modal Cancel skaling


G 51 Non Modal Scaling
keterangan skala ukuran benda kerja

G 50.1 Non Modal Programmable mirror image cancel


G 51.1 Modal Programablemirror image
komponen G51.1 X…Y…Z…

G 52 Modal Local coordinate sistem setting


keterangan koordinat pergerakan relative mesin
komponen G52 X…Y…Z…

G 53 Modal Machine coordinate sitem selection


keterangan koordinat pergerakan mesin
komponen G53 X…Y…Z…
Kode G Milling CNC
Kode G Kategori Fungsi

G 54 - 59 Modal Work coordinate Sytem1 selection


pilihan koordinat refferensi benda kerja 1
untuk G54,
pilihan koordinat refferensi benda kerja 2
untuk G55,
pilihan koordinat refferensi benda kerja 3
untuk G56,
pilihan koordinat refferensi benda kerja 4
untuk G57,
pilihan koordinat refferensi benda kerja 5
untuk G58,
pilihan koordinat refferensi benda kerja 6
untuk G59,
komponen G54 X…Y…Z…

G 60 Modal Single directionpositioning


G 61 Modal Exact stop mode
G 62 Modal Automatic corner override
G 63 Modal Tapping Mode
G 64 Modal Cutting Mode
Kode G Milling CNC

Kode G Kategori Fungsi

G 65 Modal Macro call


G 66 Modal Macro modal call A
G 66.1 Modal Macro modal call B
G 67 Modal Macro modal call A/B cancel

G 68 Modal Coordinate rotation


G 69 Modal Coordinate rotation cancel
G 72.1 Modal Rotation copy
G 72.2 Modal Parallel Copy

G 73 Modal Peck drilling cycle


keterangan proses drilling
komponen G73 X…Y…Z…R…Q…F…K…
G 74 Modal Left handed tapping cycle
keterangan proses tapping
komponen G74 X…Y…Z…R…P…F…K…
G 76 Modal Fine boring cycle
komponen G76 X…Y…Z…Q…R…P…F…K…
Kode G Milling CNC

Kode G Kategori Fungsi

G 80 Modal Canned cycle cancel


G 81 Modal Drilling Cycle, spot boring cycle
komponen G81 X…Y…Z…R…F…K…
G 82 Modal Drilling Cycle, counter boring
komponen G82 X…Y…Z…R…P…F…K…
G 83 Modal Peck drilling Cycle
keterangan proses drilling dengan gerak membuang
chips
komponen G83 X…Y…Z…R…Q…F…K…
G 84 Modal Tapping Cycle
komponen G84 X…Y…Z…R…P…F…K…
G 84.2 Modal Rigid tapping cycle
G 84.3 Modal Rigid counter tapping cycle
G 85 Modal Boring cycle, reamer
keterangan G85 X…Y…Z…R…F…K…
G 86 Modal Boring cycle
keterangan G86 X…Y…Z…R…F…K…
Kode G Milling CNC

Kode G Kategori Fungsi

G 87 Modal Back boring cycle


keterangan G87 X…Y…Z…R…Q…P…F…K…

G 88 Modal Boring cycle


keterangan G88 X…Y…Z…R…P…F…K…
G 89 Modal Boring cycle
keterangan G89 X…Y…Z…R…P…F…K…

G 90 Modal Absolut coordinate


G 91 Modal Increment coordinate

G 92 Modal Alternation of work coordinate sytem

G 94 Modal Feed per minute

G 98 Modal Canned cycle initial level return


G 99 Modal Canned cycle reference point level return
Kode M dan Kode G Turning

G Code FUNCTION

G00 RAPID TRAVERSE


G01 LINEAR INTERPOLATION
G02 CIRCULAR INTERPOLATION ( CLOCKWISE VIEWED
FROM ABOVE)
G03 CIRCULAR INTERPOLATION ( C/CLOCKWISE VIEWED
FROM ABOVE )
G04 DWELL
G10 OFFSET VALUE SETTING
G20 INCH DATA INPUT
G21 METRIC DATA INPUT
G27 REFERENCE POINT RETURN AND CHECK
G28 REFERENCE ZERO RETURN
G33 THREADING
G40 TOOL NOSE RADIUS COMPENSATION CANCEL
G41 TOOL NOSE RADIUS COMPENSATION LEFT
G42 TOOL NOSE RADIUS COMPENSATION RIGHT
Kode M dan Kode G Turning

G Code FUNCTION

G70 FINISHING CYCLE


G71 ROUGH TURNING CYCLE
G72 ROUGH TURNING CYCLE
G73 PATTERN REPEAT CYCLE
G74 PECK DRILLING CYCLE
G75 GROOVING CYCLE
G76 THREAD CUTTING CYCLE
G77 ROUGH TURNING CANNED CYCLE
G78 THREAD TURNING CANNED CYCLE
G79 ROUGH FACING CANNED CYCLE
G92 ABSOLUTE POSITION REGISTER PRESET OR MAX SPINDLE SPEED
G94 Inch/min. or mm/min FEED RATE
G95 Inch/min. or mm/min FEED RATE
G96 CONSTANT SURFACE SPEED PROGRAMMING / CS
G97 DIRECT rev./min. PROGRAMMING / CSS OFF.
Kode M dan Kode G Turning

M Code FUNCTION

M00 PROGRAMME STOP


M01 OPTIONAL STOP
M02 END OF PROGRAMME
M03 SPINDLE ON ANTICLOCKWISE
M04 SPINDLE ON CLOCKWISE
M05 SPINDLE STOP
M08 COOLANT ON
M09 COOLANT OFF
M13 COOLANT ON AND SPINDLE ON ANTICLOCKWISE
M14 COOLANT ON AND SPINDLE ON CLOCKWISE
M30 END OFF PROGRAMME AND REWIND
M33 WORK CATCHER TO PARK POSITION
M34 WORK CATCHER TO COLLET POSITION
M35 WORK CATCHER DEPOSITS COMPONENT AND RETURNS TO PARK
Kode M dan Kode G Turning

M Code FUNCTION

M51 ENABLE CONTINUOUS CYCLE


M52 DISABLE CONTINUOUS CYCLE
M68 TAILSTOCK QUILL ADVANCE
M69 TAILSTOCK QUILL RETRACT
M74 COLLET CHUCK MODE DISABLE
M75 COLLET CHUCK MODE ENABLE
M78 CHUCK OPEN
M79 CHUCK CLOSE
M86 BAR FEEDER PRESSURE ON
M87 BAR FEEDER PRESSURE OFF
M90 BAR FEEDER MODE ON
M91 BAR FEEDER MODE OFF
M98 SUB PROGRAMME CALL
M99 END OF SUB PROGRAMME AND RETURN TO MAIN PROGRAMME
Sistim Koordinat dan Refferensi
Koordinat

 KARTESIUS ( X, Y, Z)
Kartesius adalah Sistem Koordinat yang dipergunakan untuk meletakkan titik dalam
bidang untuk penggambaran objek berdasarkan pemasukan nilai ruas sumbu X
dan ruas sumbu Y, dimana dari titik pertemuan ini nilai sumbu X dan sumbuY
titik koordinat dibentuk.
Sistem koordinat Kartesius dapat pula digunakan pada dimensi-dimensi yang lebih
tinggi, seperti 3 dimensi, dengan menggunakan tiga sumbu (sumbu x, y, dan z)
Koordinat

 POLAR ( @ Jarak < Sudut ).


Adalah system koordinat yang dipergunakan untuk menentukan titik koordinat
berikutnya dari titik koordinat saat ini dengan memasukan nilai jarak dan
penempatan arah berdasarkan besarnya sudut

CW ( Clock Wise ) : Searah Jarum Jam.


CCW ( Counter Clock Wise ) :Berlawanan Arah Jarum Jam.
Koordinat Mesin dan benda kerja
 MCS (G53): Machine Coordinate System
adalah koordinat mesin yang digunakan untuk dasar
pergerakan axis.
 WCS (G54 – G59): Work Coordinate System
adalah penetapan lokasi dari benda kerja yang terpasang.
WCS harus ditetapkan sebelum memulai pemrograman.
 Untuk menentukan WCS, jarak dari Machine origin ke benda
kerja terukur dalam machine controller
 Pemrograman dibuat berdasar pada salah satu titik refferensi
WCS (G54 – G59)
 Untuk reposisi titik koordinat benda kerja, dapat menggunakan
perintah G92 dengan diikuti besaran jarak titik nol mesin ke
titik yang diinginkan tersebut ( G92 X… Y… Z… ). Jarak ini
dapat terlihat pada angka pergerakan mesin (machine position)
Refferensi Point Mesin

 Perintah ini muncul ketika


monitor kontrol hidup
 Mesin akan bergerak ke arah
titik nol mesin (MCS)
 Setelah proses reff pos selesai
akan muncul tanda bahwa
semua axis telah ke titik reff.
mesin
Koordinat Mesin dan benda kerja

MCS dan WCS pada


Kontrol Siemens 802D

MCS dan WCS


pada Kontrol
Fanuc
Koordinat Mesin (MCS) dan koordinat Benda Kerja
(WCS)
Sistim Koordinat dan Refferensi

 Koordinat
Titik yang digunakan sebagai awal gerak atau
tujuan dari gerak program, baik gerak lurus
maupun gerak putar ( melingkar)

 Refferensi
> Titik atau bidang acuan utama gerak
> Untuk kalibrasi dan pengontrol sistim
pengukuran gerakan slide dan spindle
Pergerakan Sumbu (Axis)

 Koordinat 2 axis (Turning)


Memanjang Z dan melintang X

 Koordinat 3 axis ( Milling)


Memanjang X, melintang Y dan vertikal Z

 Koordinat axis ke - 4 dan seterusnya


Memutar a, pergeseran sudut b

1 2 3
Pergerakan Koordinat

Pergerakan antar titik dengan nilai panjang dan arah tujuan


ataupun dengan besarnya sudut,

C
30

D E
20 B

10 A

X
ORIGIN
10 20 30 40
Penentuan Refferensi Gambar
Kerja
Penentuan Refferensi Benda Kerja
Zentrofix (probe)
Digunakan untuk mencari
refferensi benda kerja dengan
cara berputar
Penentuan refferensi axis X dan Y

Penentuan refferensi axis Z


Perlu ketelitian dan feeling
Dapat juga memakai Tool Pre-setter
Penentuan Refferensi Benda Kerja
Menentukan titik tengah
(center) benda dengan
inside dial indicator
Bila permukaan rata cukup
tiga titik yang sama

Inside Outside
Setting Kelurusan Refferensi Benda Kerja

Sisi axis X maupun Y


Sisi axis Z
Sebagai dasar ketegak
lurusan dengan sisi lain

Kerataan bidang / sisi


permukaan atas
Sistem Refferensi Ukuran dan
Gerak
G90 – Absolute command. Penetapan pergerakan dengan berdasarkan
pada titik utama gambar, yang selanjutnya dijadikan titik refferensi
benda kerja (WCS)

G91 – Increment command. Penetapan arah dan jarak pergerakan


dengan berdasar penambahan nilai dari pergerakan sebelumnya.

Y + Front Z + Up

G91
X - Left X + Right

Y - Rear
Z - Down
Perintah Absolut ( ABS ) dan Increment ( INC )

Y+ O0001 ( Absolute );
G90 G54 X10. Y20.;
A
M3 S1000;
D Y50.; O0001 ( Increment );
40
X30. Y30.; G91 G54 X10. Y20.;
B Y10.; M3 S1000;
X50. Y40. M5; G91 Y30.;
20 M30.; X20. Y-20.;
Start Y-20.;
C X+ X20. Y30. M5;
M30.;

20 40
Perintah Pergerakan (Movement Command)

 Linier interpolation movement


G00 > Gerak lurus rapid G00
> Gelak lurus dengan feeding G01

G01
 Polar interpolation movement
> Gerak putar searah jarum jam G02
> Gerak putar berlawanan arah jarum
jam G03

G03 G02
Gerak Lurus
G00 – Rapid positioning. Gerak lurus bebas yang mengandalkan pada feedrate
maksimum dari mesin. G00 tidak dapat digunakan untuk pemakanan
( cutting )
G01 – Digunakan untuk gerak pemakanan lurus. Feedrate harus ditetapkan
dengan F pada program

O0001 ( Absolute ); O0001 ( Increment );


Y+ G90 G55 G0 X0 Y0; G91 G55 G0 X0 Y0;
2 3 M3 S1000; M3 S1000;
X20. Y20.; X20.Y20.;
40 G1 X50. F100.; G1 Y30. F100;
X50.; X30.;
1 Y20.; Y-30.;
20 4 X20.; X-30.
G0 X0 Y0 M5; G0 X-20. Y-20. M5;
X+ M30.; M30.;

--- Rapid positioning


20 40
Cutting feed
Gerak Putar / melingkar

Gerak putar memiliki nilai radius (R) yang mengikutinya.


Nilai R + (positif) adalah gerak putar dengan sampai pada 180°
Bila gerak putar melebihi 180° maka penulisan harus R – (negatif)
O1110 ( Small Arc );
Y+ G90 G54 G0 X10. Y40.;
M3 S1000;
G02 X40. Y10. R30.
F100;
60 M30;
R30

A
O1111 ( Bigger Arc );
30 R30 G90 G54 G0 X10.
B Y40.;
M3 S1000;
X+ G02 X40. Y10. R-30.
30 60
F100;
M30;
Gerak Putar / melingkar

 R sebaiknya tidak digunakan untuk program gerak lingkar


penuh. Sebagai gantinya digunakan I,J dan K
 Dari titik koordinat start point sampai end point adalah sama,
sehingga tidak perlu menandai dengan nilai x dan y

I Y+ O2002 ( Point A );
G90 G54 G0 X-30. Y0.;
M3 S1000;
G03 I30.;
R30 M30;
X+
A
O2002 ( Point B );
J
G90 G54 G0 X0 Y-30.;
M3 S1000;
B G03 J30.;
M30;
Gerak Putar / melingkar
 Selain menambahkan R pada gerak pemakanan melingkar, ada juga
dengan pemakaian I,J,K untuk beberapa kontour radius terbatas.
 Untuk menentukan I,J,K maka harus menghitung jarak dari start ke titik
pusat radius.
 Nilai dari I,J,K adalah nilai increment jarak awal pergerakan ke center
radius putar.
 I = Segaris sumbu X, untuk J = Segaris sumbu Y, sedangkan K =
Segaris
Y+ sumbu Z Y+
I I
B ( Start point ) B ( End point )
40 40
J
A ( End point ) A ( Start point )
20 20
J
Center Center
X+ X+
20 40 20 40
O2000; O2001;
G90 G54 G0 X20. Y40.; G90 G54 G0 X40. Y20.;
M3 S1000; M3 S1000;
G02 X40. Y20. I-10. J-30. F100; G03 X20. Y40. I-30. J-10. F100;
M30; M30;
Gerak lurus dan putar pada mesin turning
Gerakan Sumbu Pemrograman Turning CNC

 Menggunakan 2 axis : X axis dan Z axis

X + VE
( U + VE )

Z - VE Z+VE
( W - VE ) ( W + VE )

X - VE
( U - VE )
Contoh Pergerakan Perintah ABS dan INC Turning

TOOL

START POSITION

25 2

50

100
Program Increment Turning

N10 G21; ( metric progamming )


N20 G28 U0 W0; ( reff zero return )
N30 G96 S100; ( constant cutting speed )
N40 G92 S1200; ( max spindle speed )
N50 T0101 M04 S100; ( tool call up )
N60 G00 X25. Z2. M08; ( rapid to start position )
N70 G01 W-27. F0.1; ( kontour )
N80 U25.;
N90 W-25. TOOL

N100 U25.;
N110 W-50.;
N120 G28 U0 W0; ( reff zero return ) START POSITION

N130 M30; ( end programme )


25 2

50

100
Program Absolute Turning

N10 G21; ( metric progamming )


N20 G28 U0 W0; ( reff zero return )
N30 G96 S100; ( constant cutting speed )
N40 G92 S1200; ( max spindle speed )
N50 T0101 M04 S100; ( tool call up )
N60 G00 X25. Z2. M08; ( rapid to start position )
N70 G01 Z-25. F0.1; ( kontour )
N80 X50.;
TOOL
N90 Z-50.;
N100 X75.;
N110 Z-100.;
START POSITION
N120 G28 U0 W0; ( reff zero return )
N130 M30; ( end programme )
25 2

50

100
Struktur dan Program Dasar
Struktur Program

 Struktur program merupakan rangkaian


perintah kerja untuk memproses produk.
Rangkaian program ini tersusun dalam
komputer pengontrol

 Struktur program didasarkan pada tuntutan


gambar kerja dan perencanaan proses
permesinan benda kerja/produk

 Struktur program sebaiknya dibuat sederhana


namun mencakup seluruh proses kerja
Struktur Program

 Main program (program utama)

 Sub program (anak program / program


turunan)
=>program pembantu yang digunakan untuk
spesifik proses kerja

Tingkat kemampuan pemanggilan sub


program tiap mesin mungkin berbeda sampai
4 tingkat
Struktur Program

Nomor program ‘O’


Oxxxx nama program
O0001 ~ O8999 => user area
O9000 ~ O9999 => maker area

Setelah nomor program dapat dituliskan nama


perintah program
Contoh : O1234 ( test )
Struktur Program
Urutan nomor ‘N’
Digunakan untuk memudahkan masuk program
selama memilih
Contoh : O4567;
N10 T2 M6
Program terdiri dari :
Block, Words, Address, Value
Struktur program ( NC Block ) :
N 110 G 01 X 60. M03
Block No. Word Word Word
Catatan :
# Setiap akhir dalam satu blok program digunakan ‘ ; ‘ ( End Of
Block /EOB )
# Setiap pergerakan Axis ( X,Y,Z ) untuk beberapa tipe kontrol,
perintah besaran angka menggunakan titik ( X 3. ), jika tidak
menggunakan pergerakan besaran akan terbaca microns ( X
0.003 )
Arah Pemakanan (Cutting System)

Arah penyayatan alat potong (cutter) terhadap benda kerja


untuk menghasilkan kualitas permukaan yang diinginkan
Macam Proses Pengerjaan
Proses Pemakanan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses


penyayatan pada mesin perkakas adalah

 Arah pemakanan dan kecepatan pemakanan

 Pendinginan

 Model pemakanan ( facing, side cutting,


sloting, drilling, pocketing, reamering, boring
dan sebagainya)

 Langkah pemakanan (roughing / finishing)


Cutter Radius Compensation

G41 – cutter berada pada sisi sebelah kiri dari arah gerak
pemakanan
G42 – cutter berada pada sisi sebelah kanan dari arah gerak
pemakanan G41
G40 – cancel G41 dan G42 G40 Arah gerak pemakanan
G42
30 30 30
EXTERNAL CUTTING
30

30

30
Normal G41 G42

Start
Start Start

30 30
INTERNAL CUTTING 30
30

G41

30
30

G42
Start
Start Start
Cutter Radius Compensation
Proses raughing dan finishing dapat memakai satu program
yang sama, hanya dengan mengubah data radius tool pada
offset screen.

Jika cutter yang digunakan Ø10mm, maka ketika proses


roughing disisakan ( allowance ) 0.2mm sehingga 5.2 mm.
Ganti besaran radius pada offset screen mesin menjadi 5mm
untuk proses finishing,dan dengan program yang sama
proses dijalankan kembali.

Contoh : G90 G41 D1 G1 X20. Y0. F100;


Besaran offset untuk proses roughing = A+B
Besaran offset untuk proses finishing = A
Roughing Finishing
001 5.20 016 0.00 001 5.00 016 0.00
002 0.00 017 0.00 002 0.00 017 0.00
003 0.00 018 0.00 003 0.00 018 0.00
B
A= Tool radius
… …. … … … …. … …
A B= Allowance
Offset Radius Tool Cutting

Milling Turning
Cutter Radius Compensation

 Ketika menetapkan G41 / G42, mesin akan


membaca 2 blok ke depan dengan tujuan
mengkalkulasi offset, jika ada dua nilai Z
setelah G41 akan terjadi overcutting, karena
kompensasi tool akan terbaca pada nilai x dan
y

 Selalu mengingat untuk memeriksa besaran


offset radius alat potong / cutter sebelum
menjalankan program
Cutter Radius Compensation

O3000 ( Overcut );
G90 G58 G0 X0 Y0;
Z100. M1;
M3 S1000;
G41 X20. Y10. D1; Z2. M8;
Z2. M8; G41 X20. Y10. D1;
Y+
G1 Z-10. F100; G1 Z-10. F100; Point B Point c
Y50.;
X50.;
Y20.; 40
X10.;
G0 Z100. M9
G40 X0 Y0 M5;
20
M30.;
Point A
X+

20 40
G43 Tool Length Compensation

100
G43 Z100. H1
Z0

 Nilai H adalah panjang cutter,


 Ketika mesin membaca G43 Z100. H1 dalam program,
maka ia mengambil data yang ada pada offset nomor 001
dan mengkompensasikannya sehingga ujung mata potong
cutter berhenti 100mm diatas benda kerja.
 Untuk membatalkannya menggunakan G49. Mesin secara
otomatis membatalkan kompensasi ini ketika sumbu Z
melakukan pergerakan zero return point
Tool Pre-setter

 Digunakan untuk mengukur panjang dari tool


cutting
 Ketinggian dariholder cutter sampai pada ujung
mata potong
 Menyentuhkan ujung Mata potong cutter dengan
permukaan tool pre setter sampai jarum
menunjuk angka nol ( zero )
 Menginput titik nol axis Z ke offset setting
G28 Automatic Zero Return
 Kegunaannya untuk kembalinya axis ke titik nol
mesin dengan gerak cepat
 Supaya sekali gerak tercapai maka sebaiknya diikuti
dengan G91
 Axis Z dilakukan terlebih dahulu, diikuti axis X dan Y
secara bersamaan

Machine Zero Machine Zero

Workpiece Workpiece
Zero Zero

G28 G90 Z0; G28 G91 Z0;


Dwell ( Waktu Tunda / Diam )

 Berfungsi untuk menunda blok program berikutnya


 Harus ditetap kan pada blok tersendiri
 P1000 berarti menunda selama 1 detik

Contoh : G04 P1000;


 Jika koordinat mesin mempunyai 4 desimal maka
P10.000 berarti menunda selama 1 detik
Inch / Metric Conversion

Penulisan perintah ada pada awal program


(main program)

 G20 – Program dengan perhitungan Inchi

 G21 – Program memakai perhitungan


milimeter
Pemilihan Area / Bidang Kerja

 G17 – Bidang X Y.
Pandangan dari sisi positif sumbu Z,
permukaan atas benda kerja

 G18 – Bidang ZX.


Pandangan dari sisi positif sumbu Y

 G19 – Bidang YZ.


Pandangan dari sis positif sumbu X
Pemilihan Area / Bidang Kerja
G17, G18, G19
Z+ Y+

Z+
Y+
G3
G3
G2

G2 X+
G18 PLANE
Z+ Y+
X+
G17 PLANE G3

G2

X+
G19 PLANE
Programmable Data Input
 Mengubah offset data setting program
G10 P… R…;
- P – Nomor offset
- R – Nilai data yang akan diinput ke offset screen ( radius cutter )
 Mengubah Work Coordinate System ( WCS ) pada program
G10 L2P1 X… Y… Z…;
- L2P0 mengubah EXT
- L2P1 mengubah G54
- L2P2 mengubah G55
- L2P3 mengubah G56
- L2P4 mengubah G57
- L2P5 mengubah G58
- L2P6 mengubah G59
 Bila menggabungnya dengan G90, data yang keluar akan tertulis
lagi….
 Bila menggabungnya dengan G91, data akan melakukan
penambahan
Subprogram ( anak program )

 Anak program digunakan ketika kita ingin mengulang


program rutin yang spesifik
M98 – Memanggil anak program
M99 – Kembali ke induk program
P___ - nomor anak program
L___ - jumlah pengulangan

 Dianjurkan untuk memakai G91 dalam sub programnya


 Anak program dapat dipanggil sampai pada 4 tingkat
( level )
 Untuk memanggil program di data server, gunakan
m198
Contoh Pemanggilan Anak Program

Y+

Cutter 12mm, S3000, F300mm/min 4 5 6


O3500 ( INDUK );
G17 G21 G40 G80 M23; C
60 B
G28 G91 Z0;
G28 G91 X0 Y0;
T1 M6; 1 2 3
G90 G57 G0 X0 Y0; 20
G43 Z100. H1 M1; A
M3 S3000; X+
20 50 100
Z5. M8; O3500 ( ANAK );
M98 P3501 L3; ( PROFIL 1 - 3 ); G91 G41 X20. Y10. D10;
G90 G0 X0 Y60.; ( DI POINT B ) G1 Z-15. F300;
M98 P3501 L3; ( PROFIL 4 - 6 ); Y40.;
G90 G0 X0 Y0 M9; X30.;
G28 G91 Z0 M9; Y-30.;
M30; X-40.;
G0 Z15.;
G40 X-10. Y-20.;
X50.; ( BERHENTI DI TITIK A ) (C )
M30;
Basic CNC Programming
MILLING MAKINO FANUC
Pemrograman di mesin Milling

 Suatu proses dari pembuatan rangkaian


perintah seperti pergerakan alat potong
( cutter ), kecepatan pemakanan dan
kecepatan spindle, dalam perintah untuk
mesin sehingga melakukan beberapa
operasi

 Ketika memprogram, selalu berprinsip


dasar alat potong berputar, sedangkan
benda kerja diam
Aliran programming
Skema Program Dasar Milling Fanuc :
 N10 G17 G21 M23 G40 G80… Kode untuk referensi area
( plane ) pemakanan dan cancel fungsi G
 N20 G00 G91 G28 Z0… Kode G untuk memposisikan axis Z
pada titik nol pada koordinat mesin ( axis Z didahulukan )
 N30 G00 G91 G28 X0 Y0… Kode G untuk
memposisikan axis X dan Y bersamaan pada titik nol pada
koordinat mesin
 N40 G90 G54 X…Y…Z… Pengaktifan referensi benda kerja
dihitung dari titik nol yang ditulis di blok ini, setelah melewati N20
dan N30 posisi spindle berada di titik nol mesin maka dengan
G54/..G59 koordinat / posisi ini dihitung dengan besaran G90
G54/G59 X..Y..Z..
 N50 G90 G00 X0 Y0 Z100… Pergerakan cepat kearah titik
aman benda kerja sebelum masuk ke program kontur. Besaran
X..Y..Z..dapat disesuaikan.
 N60 M3 S… Memutar spindle. M3 putarannya searah jarum jam
 N70 G0 Z10... Gerakan cepat mendekati referensi benda kerja.
 N80 G1 Z0 F… Gerakan dengan feed terkontrol untuk memulai
program
Skema Program Dasar Milling Fanuc :

 N90... Awal dari isian program, dapat berupa :


1. program kontur dengan ( G41 / G42 )
2. program pelubangan (G81/G82,G83…dsb )
3. pemanggilan anak program ( M98 P… )

 N190 G0 X0 Y0 Z100... Parkir di tempat aman (Z menjauhi


benda kerja ) setelah pengerjaan
G28 G91 Z0 (Z axis menuju reff. 0 mesin)

 N200 M30... Menutup jalannya program


Pengulangan Kontour

Y+ I
O0001 ; MAIN PROG CUTTER
G17 G21 G80 M23 B
Z50.
G28 G91 ZO R20
G28 G91 X0 Y0
A
G90 G54 GO X0. Y0. Z50.
M3 S1000 C X+ Z0
G1 Z0. F200

M98 P11 L5
POCKETTING
(Pemanggilan anak program )

G28 G91O0011
Z0 ; SUB
M30 G91 G1 Z-3. F300;
G90 G41 G1 X20. Y0. D10 F784; (A)
G3 X20. Y0. I-20. J0; (B)
G40 G1 X0. Y0.; (C)
M99;
Canned Cycle / pelubangan bulat
Proses pelubangan seperti proses pembesaran lubang (boring ),
pelubangan ( drilling ), penguliran dengan memakai penetapan format
terlebih dahulu, pilih format yang paling pendek ,mudah dan tepat untuk
setiap type mode cycle. Gunakan G80 untuk membatalkannya.

G90 G98 G__ X__ Y__ R__ Z__ Q__ P__ F__ L__
K__;

G98 – Kembali ke posisi titik Z awal, setelah tiap proses pelubangan


G99 – Kembali ke posisi refferensi R, setelah tiap proses pelubangan
G__ - Type dari cycle mode
X – Posisi titik X dari lubang
Y – Posisi titik Y dari lubang
R – Jarak titik refferensi
Z – Kedalaman lubang
Q – Banyaknya pemakanan / pergeseran pemakanan ( increment )
P – Waktu tunda / diam sementara pada saat di dasar lubang
F – Kecepatan pemakanan
L__K__ - Pengulangan
Perbedaan antara G98 dan G99

G98 G99
Rapid position Rapid position
Cutting Feed Cutting Feed

Z awal Z awal

R R
Z Z

Ketika menggunakan G98, Ketika menggunakan G99,


setiap selesai melakukan setiap selesai melakukan
proses, cutter akan kembali proses, cutter akan kembali ke
ke posisi Z awal. Metode ini posisi R, diakhir proses baru ke
mengakibatkan makan waktu Z awal. Bila menggunakan
lama tetapi ini yang sangat metode ini mohon permukaan
dianjurkan penggunaannya benda kerja tidak ada halangan
karena lebih aman antara lubang satu ke lubang
lainnya.
G81 Spot Drill Cycle

G98 G99
Rapid position Rapid position
Cutting Feed Cutting Feed

Z awal Z awal

R R

Z Z

G98 G81 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;

Untuk awalan lubang dengan menggunakan NC drill.


G82 Counterboring Cycle

G98 G99
Rapid position Rapid position
Cutting Feed Cutting Feed

Z awal Z awal

R R

Z Z
Retacts after dwell Retacts after dwell

G98 G82 X__ Y__ R__ Z__ P__ F__ ;

 Untuk proses pembuatan counterbore. Kerataan dasar diperbaiki


dengan waktu tunda ( berhenti sementara )
 Ketika kita menetapkan P1000, maka waktu tundanya satu detik.
G83 Peck Drilling Cycle

G98 G99
Cutting Feed Cutting Feed
Rapid position Rapid position

Z awal Z awal

R R
Q Q
d d
Q Q
d d
Q Q
Z Z

G98 G83 X__ Y__ R__ Z__ Q__ F__ ;


 Q adalah kedalaman tiap pemakanan dan akan selalu kembali ke R
 ‘d’ adalah nilai dimana mesin telah mulai melakukan proses dengan feeding
sebelum mencapai titik pemakanan berikutnya. Besarnya yaitu 0.1mm
G73 High Speed Peck Drilling Cycle

G98 G99
Cutting Feed Cutting Feed
Rapid position Rapid position

Z awal Z awal

R R
Q Q
d d
Q Q
d d
Q Q
G98 G73 X__ Y__ ZR__ Z__ Q__ F__ ; Z

 Nilai tarik balik mesin setelah pemakanan. Besarnya yaitu 0.1mm


 Tidak baik untuk lubang yang dalam, karena tatal ( chips ) mungkin menjepit alat
potong dan alat potong cepat rusak.
 Baik untuk material lunak dengan kedalaman ringan.
G84 Penguliran

G98 G99

Rapid position Rapid position


Cutting Feed Cutting Feed

Z awal Z awal
Spindle cw Spindle cw Spindle cw
Spindle cw
R R
Spindle cw Spindle ccw Spindle cw Spindle ccw
Z Z

G98 G84 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;

 Titik R minimal 7mm atau lebih menjauhi dari permukaan benda


kerja.
 Gunakan Floating chuck untuk proses ini
 Untuk ulir kiri menggunakan G74
 F = Spindle speed X Thread pitch (mm )
G84 Penguliran

G98 G99

Rapid position Rapid position


Cutting Feed Cutting Feed

Z awal Z awal
Spindle cw Spindle cw Spindle cw Spindle cw
R R
Spindle cw Spindle ccw Spindle cw Spindle ccw
Z Z

Rigid Tapping M135 (optional funtion)

 Kecepatan putar spindle dan feedrate pemakanan dikontrol dan


sesuaikan oleh mesin)

 M135 S200 ;
 G98 G84 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;
G85 Reaming Cycle

G98 G99
Rapid position Rapid position
Cutting Feed Cutting Feed

Z awal Z awal

R R

Z Z

G98 G85 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;

Sama dengan G81, namun pada saat kembali ke titik R tetap


menggunakan gerak / feeding pemakanan.
G86 Reaming Cycle

G98 G99
Rapid position Rapid position
Cutting Feed Cutting Feed

Z awal Z awal

R R

Z Z

Spindle stop Spindle stop

G98 G86 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;

 Spindle berhenti di dasar lubang dan kembali dengan gerak


cepat mesin ( rapid rate )
 Ada sedikit goresan permukaan ketika spindle kembali ke
atas.Gunakan G76 untuk menghilangkan goresan pada
lubang dan hasil yang lebih baik.
G76 Reaming Cycle

G98 G99

Rapid position Rapid position


Cutting Feed Cutting Feed

Z awal Z awal

R R

oss Z oss Z
Spindle stop Spindle stop

G98 G76 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;


 ‘Oriented Spindle Stop’ ( M19 ) akan melakukan gerak balik setelah
pemakanan sehingga tidak ada goresan di permukaan benda kerja.
 Arah pergeseran X+, X-, Y+, Y-, telah di atur pada kontrol sebelumnya.
( periksa dahulu sebelum menggunakan )
 Besarnya pergeseran diatur dengan Q.
Contoh Peckdrill

Speed 1000 rpm, feedrate 100mm/min

O5000 ( INDUK ); Y+
G17 G21 G40 G80 M23;
G28 G91 Z0;
G28 G91 X0 Y0;
T1 M6; 5 6 7 8
G90 G58 G0 X0 Y0;
G43 Z100. H1 M1; 60
M3 S1000;
Z50. M8; 1 2 3 4
G98 G83 X30. Y20. R2. Z-20. Q1. 20
F100;
G91 X30.L3K3;
Y40.; 20 60 90 X+
X30. L3K3;
G80G90 G0 X0 Y0 M9;
G28 G91 Z0 M9;
M30;
Mirror Image Command

 M21 – X axis mirror image


 M22 – Y axis mirror image
 M23 – Pembatalan mirror image
 Titik awal dan akhir program harus sama
 Selalu akhiri dengan M23 di setiap selesai menggunakan program
mirror

Gambar awal
M21

X-, X+,
Y+ Y+

M21 M22
M22 X+,
X-, Y- Y-
Contoh Program Mirror

O4000 ( MAIN );
G17 G21 G40 G69 G80
M23;
G28 G91 Z0;
G28 G91 X0 Y0;
60
T4; O4001 ( Sub );
M6; G90 Z2.; 2 1
G90 G54 G0 X0 Y0; G41 X20. Y10. D5;
G43 Z50. H4 M1; 20
G1 Z-5. F400;
M3 S4000; Y40.;
M8; X40. Y60.; 60
20
M98 P4001;--- ( Image X50.;
1) G2 X60. Y50.
M21; R10.;
M98 P4001;--- ( Image G1 Y30.;
2) G2 X50. Y20.
M23; R10.;
M9; G1 X10.;
G28 G91 Z0 M5; G0 Z50.;
M30; G40 X0 Y0;
M99;
Contoh Program Mirror
O4000 ( MAIN );
G17 G21 G40 G69 G80
M23;
G28 G91 Z0;
G28 G91 X0 Y0; 60
T4; O4001 ( Sub );
M6; G90 Z2.; 1
G90 G54 G0 X0 Y0; G41 X20. Y10. D5;
G1 Z-5. F400; 20
G43 Z50. H4 M1;
M3 S4000; Y40.;
M8; X40. Y60.; 60
20
M98 P4001;--- ( Image X50.;
1) G2 X60. Y50.
R10.; 3
M21;
M22; G1 Y30.;
M98 P4001;--- ( Image G2 X50. Y20.
3) R10.;
M23; G1 X10.;
M9; G0 Z50.;
G28 G91 Z0 M5; G40 X0 Y0;
M30; M99;
G68 Coordinate Rotation

 Fungsi ini digunakan untuk mengatur perputaran profil


dalam program yang ada pada area tertentu
 G69 untuk pembatalannya

G68 X__ Y__ R__;

* X dan Y adalah pusat sumbu dengan nilai absolut


Ketika menghilangkannya, posisi dimana G68 diatur
menjadi pusat putar
* R Sudut putar
 G68 dan G69 harus diatur pada titik yang sama
 Selama memakai G68, plane ( bidang ) tidak bisa
dirubah / diganti
Contoh Coordinat Putar

O3500 ( INDUK );
G17 G21 G40 G80 M23;
G28 G91 Z0; Y+
G28 G91 X0 Y0;
T1 M6;
G90 G57 G0 X0 Y0;
G43 Z100. H10 M1;
M3 S3000;
Z5. M8;
G68 X0 Y0 R60.;
G41 X60. Y-30. D13;
G1 Z-5. F100;
Y20.;
X100.;
Y-20.;
60º
X50.;
X+
G0 Z50.;
G40 X0 Y0 M9;
G69;
G28 G91 Z0 M9;
M30;
G51 Scaling
 Fungsi ini digunakan untuk mengatur penyekalaan profil dalam
program yang ada pada area tertentu
 G50 untuk pembatalannya

G51 X__ Y__ Z__ P__; (1)

* X dan Y adalah pusat sumbu dengan nilai absolut


* P Nilai Pembesaran / pengecilan total

G51 X__ Y__ Z__ I__ J__ K__; (2)

* X, Y, Z adalah pusat sumbu dengan nilai absolut


* I, J, K Nilai Pembesaran / pengecilan untuk X, Y, Z
 Selama memakai G51, plane ( bidang ) tidak bisa dirubah /
diganti
Contoh Program Skala

G90 G00 X0 Y0; Y+


G51 X0 Y0 Z0 I2000 J1000;
G02 X100. Y0 R100. F500;

Pergerakan di atas sama dengan


perintah pergerakan dibawah ini Pergerakan skala

G90 G00 X0 Y0 Z0;


G02 X200 Y0 R200. F500 X+
100 200
Helical Interpolation

 Pergerakan helical (spiral) hanya dapat dilakukan


pada mesin dengan kemampuan gerak 3D
 Gunakan G02 atau G03, pemakanan dengan arah
gerakan spiral

O6789 ( Normal ); P3 Y+
Z+
G90 G58 G0 X50. Y0 M3 S1000;
G43 Z100. H1 ;
50
G03 X0 Y50. R50.; -- P1 Ke P2
M30; 30 P2

O6789 ( Helical );
G90 G58 G0 X50. Y0 M3 S1000;
G43 Z100. H1 ;
G03 X0 Y50. Z30. R50.; -- P1 Ke P3 P1
M30; 50 X+
Basic CNC Programming
TURNING TORNADO FANUC
Gerakan Sumbu Pemrograman

Menggunakan 2 axis :
X axis dan Z axis
X + VE
( U + VE )

Z - VE Z+VE
( W - VE ) ( W + VE )

X - VE
( U - VE )
Metode Pemrograman Pergerakan Sumbu

 INCREMENTAL ( U DAN W )
Pada pemrograman Incremental, simbul axis
yang digunakan yaitu U ( sebagai pengganti
sumbu X ) dan W (sebagai pengganti sumbu Z )

 ABSOLUT ( X DAN Z )
Memakai sumbu X dan Z dalam
pemrogramannya
Bentuk Program pada Mesin Turning

Beberapa bentukan umum yang dapat


dikerjakan di mesin turning CNC

 Kontour (dalam dan luar)


 Pelubangan
 Alur / groove / Cutting
 Ulir / thread
Proses Roughing

1.Longitudinal
area clearance cycle
G71 U… R…
G71 P… Q… U… W… F…
Blok G71 yang pertama :
U: Nilai Depth of Cut ( axis X ). Nilai D.O.C ditulis dengan angka
decimal dan merupakan nilai radius
R: Jarak / clearance antara benda kerja dengan tool nose radius
setiap selesai melakukan proses pemakanan. Nilai clearance ini
ditulis dengan angka desimal dan merupakan nilai radius.
Blok G71 yang kedua :
P: Nomer blok awal program kontur.
Q: Nomer blok akhir program kontur.
U: Allowance axis X untuk proses Finishing. Nilai allowance ini dalam
ukuran diameter dan ditulis dengan angka desimal. Pada proses
tertentu ( pengerjaan Internal Turning ) nilai U ini bisa Menjadi –
( negatif ).
W: Allowance axis Z untuk proses Finishing. Nilai allowance ini ditulis
dengan angka desimal.F: Feeding proses roughing.
Proses Roughing

2. Tranverse area cleareance cycle


G72 W… R…
G72 P… Q… U… W… F…

Proses roughing untuk pembubutan kontur dengan Depth of Cut


pada axis Z.
Semua words pada G72 = words pada G71,
kecuali W pada blok yang pertama = Depth of Cut pada axis Z.
Proses Roughing

3. Pattern repeat cycle


G73 U… W… R…
G73 P… Q… U… W… F…

Blok G73 yang pertama


U(¡i) : Excape distance and direction in X axis (Designated the
radius)
W( ¡ k) : Escape distance and direction in Z axis
R(d) : Repeating time
(It is conneeted with the cut volume of each time)

Blok G73 yang kedua :


P : Start sequence No.
Q : Final sequence No.
U( ¡ u) : Finishing in clearance X axis(Radius des-ignated)
W( ¡ w) : Finishing in clearance Z axis F(f) : Cutting feedrate
Proses Finishing

Proses Finishing

G70 P… Q… F…

P: Nomer blok awal program kontur.


Q: Nomer blok akhir program kontur.
F: Feeding untuk proses Finishing

Proses Finishing merupakan pengulangan dari program


roughing baik G71, G72 atau G73.
Contoh Program
N10 G21;
N20 G28 U0 W0;
N30 G96 S100;
N40 G92 S800;
N50 T0101 M03 S100;
N60 G00 X135. Z5. M08;
N65 G71 U3. R1.;
N68 G71 P70 Q130 U0.5 W0.05 F0.2;
N70 G00 G42 X0;
N75 G01 Z0;
N80 X50. C5.;
N90 Z-30.;
N100 X80. Z-65.;
N110 Z-85.;
N115 G02 X120. Z-105. R20.;
N118 G01 X130. Z-110.;
N120 X135.;
KONTOUR BENDA KERJA
N130 G40;
N140 G70 P70 Q130 F0.05;
N150 G28 U0 W0;
N160 M30;
Contoh Program

N10 G50 S2000 T0300 :


G96 S200 M03 :
G00 X35.0 Z5.0 T0303 :
Z0 :
G01 X-1.6 F0.2 :
G00 X70.0 Z10.0 :
G73 U3.0 W2.0 R2 :
G73 P12 Q16 U0.5 W0.1 F0.25 :
N12 G00 G42 X20.0 Z2.0 :
G01 Z-10.0 F0.15 :
G02 X40.0 Z-20.0 R10.0 :
G01 Z-30.0 :
X60.0 Z-50.0 :
N16 G40 U1.0 :
G70 P12 Q16 :
G00 X200.0 Z200.0 T0300 :
M30 :
Proses Pelubangan

Proses pengeboran memakai kode G74,

G74 R…
G74 Z… Q… F…

Blok G74 yang pertama :


R : Peck lift off ( jarak antara / delta setiap proses
pengeboran sebelum melakukan proses
pengeboran selanjutnya )

Blok G74 yang kedua :


Z : kedalaman akhir dari proses pengeboran (axis Z ).
Q : kedalaman proses 1 kali pengeboran hingga
mencapai kedalaman akhir ( step by step )
F : feeding proses pengeboran.
Contoh Program
Contoh program :
Drilling speed = 300 rev/min. ( 25 dia. Drill @ 25 m/min. cutting speed )
Drill feed = 0.15 mm/rev
Peck increment = 10 mm
Peck lift off = 1 mm

O0121:
N10 G21 G90 ;
N20 G28 U0 W0 ;
N30 T0101 M3 S100:
N40 G96 S25 ;
N50 G92 S320 ;
N60 G00 X0 Z5. M8:
N70 G74 R1. ;
N80 G74 Z-65. Q10000 F0.15:
N90 G00 G90 Z10. ;
N100 G28 U0 W0 M5 ;
N110 M30 ;
Pembuatan Alur (Groove)

Proses pengaluran memakai kode G75, dengan format sbb :

G75 R…
G75 X… Z… P… Q… R… F…

Blok G75 yang pertama :


R : Peck lift off ( sama dengan G74 )

Blok G75 yang kedua :


X : diameter groove yang diinginkan ( final depth in X Axis )
Z : posisi akhir dari lebar groove ( final depth in Z axis )
P : penambahan pemakanan groove ( peck in feed increment in X
axis ).
Q : lebar tool yang digunakan ( the tool in )
R : gerakan sudut yang dibuat oleh tool setelah selesai membuat
groove ( the tool lift off at end of the cut in-feed )
F : feeding pembuatan groove.
Contoh Program
Cutting conditions :
Cutting speed = 150 m/min In-feed depth = 12 mm
Cutting feed = 0.15 mm/rev Peck Increment = 1 mm
Tool width = 6 mm Lift – off = 1 mm

O0012:
N10 G21 G90 ;
N20 G28 U0 W0 ;
N30 T0202 M4 S100:
N40 G96 S100:
N50 G92 S800;
N60 G00 X125. Z-46. M8 ;
N70 G75R1. ;
N80 G75 X96. Z-76. P1000 Q6000 R0 F0.15;
N90 G28 U0 W0 M5 ;
N100 M30:
Pembuatan Ulir

Program pembuatan ulir ini memakai kode G76,

G76 P(m,r,a)…….. Q(∆d min.)............. R(d)…


G76 X… Z… R(i)… P(k)… Q(k)… F(l)…

Blok G76 yang pertama :


P(m) : jumlah pengulangan proses finishing.
Penulisan dalam 2 digit.
Contoh untuk pengulangan 2 kali ditulis 02
P(r) : chamfering pada akhir pemotongan ulir.
Penulisan dalam 2 digit. Contoh 5˚ ditulis 05
P(a) : Sudut dari ulir yang dibuat.
Contoh 55, 60 dsb.
Q(∆d min. : cutting depth minimum
Penulisan tanpa decimal. Contoh depth 0.05 ditulis 50.
R(d) : finishing allowance.
Penulisan dengan system decimal. Contoh 0.05.
Pembuatan Ulir

Program pembuatan ulir ini memakai kode G76,

G76 P(m,r,a)…….. Q(∆d min.)............. R(d)…


G76 X… Z… R(i)… P(k)… Q(k)… F(l)…

Blok G76 yang kedua :


X : diameter minor ulir ( ulir luar ) atau diameter mayor ulir (ulir
dalam)
Z : posisi akhir proses penguliran ( axiz Z )
R(i) : di program untuk membuat ulir taper.
Untuk ulir lurus, nilai R(i) = 0
P(k) : depth / tinggi ulir.
Penulisan dalam 4 digit. Contoh tinggi 1.75 ditulis 1750
Q(d) : depth of cut untuk pemotongan pertama.
Penulisan tanpa desimal point. Contoh D.O.C. 0.025 ditulis 25
F(l) : lead ulir G76 P(m,r,a)… Q(d min)… R(d)…
Pembuatan Ulir

Khusus untuk ulir taper/konus :


Blok G76 yang kedua :
X : diameter minor atau mayor dari tujuan akhir
penguliran.
Z : posisi akhir proses penguliran ( axiz Z )
R(i) : R(i) = tan α/2 x W, dimana :
α = sudut konus
W = panjang penguliran.
Nilai R ini bias + (positif) atau – (negatif) sesuai arah
pengulirannya.

P(k) : depth / tinggi ulir pada posisi akhir penguliran


Penulisan dalam 4 digit. Contoh tinggi 1.75 ditulis
1750
Q(d) : depth of cut untuk pemotongan pertama.
Penulisan tanpa desimal point. Contoh D.O.C. 0.025
ditulis 25
F(l) : lead ulir
Contoh program

O0213:
N10 G21 G90 ;
N20 G28 U0 W0 ;
N30 T0101 M3 S100 ;
N40 G96 S100 ;
N50 G92 S1000 ;
N60 G00 X45. Z-45. M8 ;
N70 G76 P021060 Q50 R0.025 ;
N80 G76 X96. Z-76. R0 P1230 Q500 F2. ;
N90 G28 U0 W0 ;
N100 M30 ;
Latihan
Pemrograman Milling CNC
Milling CNC
Pergerakan dasar

 G17 G21
 G90 G54 G0 X15. Y60.
Z10.
 M3 S1000
 G1 Z0. F200
 G1 Z-10.
 G1 X15. Y0.
 G1 X60.
 G0 Z100.
 M30

 ØCUTTER 10
Pergerakan dasar

 G17 G21
 G90 G54 G0 X20. Y0. Z10.
 M3 S1000
 G1 Z0. F200
 G1 Z-10.
 G2 X20. Y0. I-20. J0
 GO Z100.
 M30

 ØCUTTER 10
Kontour Dasar
 G17 G21
 G90 G54 G0 X5. Y-20. Z10.
 M3 S500
 G1 Z0. F200
 G91 G1 Z-10.
 G90 G1 G41 D1 X5. Y5. F100
 G1 Y65.
 G2 X65. Y0 R60.
 G1 X-20.
 G40 G1 X5. Y-20. >>titik
awal
kontour
 G0 Z100.
 M30
Pelubangan
(G81, G82, G83, G73, G85, G86, G80 )

 G17 G21
 G90 G54 GO X0. Y0. Z100.
 M3 S...
 G0 Z20. F200
 G98 G81 X0 Y0 Z-5. R5. F120
(G98 G83 X0 Y0 Z-25. Q3. R5.
F120)
(G98 G85 X0 Y0 Z-25. R5. F100)
 X-20. Y20. LUBANG KE 2
 X20. LUBANG KE 3
 Y-20. LUBANG KE 4
 X-20. LUBANG KE 5
 G80
 G0 Z100.
 M30

 ØDRILL 11.8, NC Drill, Reamer


Pemanggilan Anak Program dan
Pengulangan Kontour
 O0001 ; MAIN PROG
 G17 G21 G80 M23
 G28 G91 ZO
 G28 G91 X0 Y0
 G90 G54 X0 Y0 Z50. (Posisi awal dan akhir dari proses kontouring)
 M3 S1000
 G1 Z0. F200

 M98 P13 (Pemanggilan anak program 1 tanpa pengulangan)


 M98 P12 L5 (Pemanggilan anak program 2 dengan pengulangan 5X)

 G28 G91 Z0
 M30

 ØCUTTER 10
Outside Contour

 O0011; ( SUBPROGRAM)
 G91 G1 Z-0.5 F 500 ;
 G90 G41 G1 D1 X ... Y... F200 ;
 G1 X... Y... ;
 G2 X... Y... I... J... ;
 G1 X... Y.... ;
 G2 X... Y... I... J... ;
 G1 X... Y... ;
 G1 X... Y... ; (KOORDINAT BEBAS)
 G40 G1 X... Y... ; (KOORDINAT
AWAL)
 M99 ;

 4 Gerak pemakanan (2 polar, 2


linier)
 Posisi koordinat bebas
Inside Contour

 O0012; ( SUBPROGRAM)
 G91 G1 Z-0.5 F 500 ;
 G90 G41 G1 D1 X... Y...
F200 ;
 G1 X... Y... ;
 G2 Y... I... J... ;
 G1 X... Y... ;
 G2 X... Y... I... J... ;
 G1 X... Y... ;
 G1 X... Y... ; (KOORDINAT
BEBAS)
 G40 G1 X... Y... ;
(KOORDINAT AWAL)
 M99 ;

 Pre drill , 4 gerak


pemakanan
In-Out
Contour
Drill Repeatted

 G17 G21
 G90 G54 GO X5. Y-20. Z10.
 M3 S1000
 G1 Z0. F200
 G98 G83 X Y R Z Q F
 G91 X… L... K…
 Y…
 X… L… K…
 G0 Z100.
 M30

 ( L, K >>>REPEAT )
M21, M22

 Mirror X
 Mirror Y
Pergerakanan mesin 2,5
D

 G17 G21
 G90 G54 G0 X15. Y55. Z10.
 M3 S1000
 G1 Z0. F200
 G90 G1 X35.Y15. Z15.
 G1 X55. Y55. Z0
 G0 Z100.
 M30

 Ø CUTTER BALLNOSE 10
Pergerakanan
mesin 3 D (Helix)
 G17 G21
 G90 G54 G0 X-25. Y0 Z20.
 M3 S1000
 G1 Z0 F200
 G91 G1 Z-10.
 G90 G2 X0 Y-25. I25. J0
 G0 Z100.
 M30

 Ø CUTTER BALLNOSE 10
G10 FOR TAPER

MAIN PROGRAM
G17 G21
G90 G54 G0 X Y... Z10.
M3 S1000
G90 G10 P1 R5.
G1 Z0. F200
M98 P… L…
G0 Z100.
M30

SUB PROGRAM
G91 G1 Z-0.2 F500
G90 G1…

G91 G10 P1 R..
GO Z100.
M99

Ø Cutter akan berubah sesuai pergeseran


sudut
G68 Rotate Contour

MAIN PROGRAM
G17 G21
G90 G54 G0 X.. Y... Z50.
M3 S1000
G0 Z0
G68 X… Y… R…
(TITIK PERPUTARAN DAN BESARNYA
SUDUT)
M98 P2 L…
G69
G0 Z100.
M30

O0002;SUB PROGRAM
G91 G1 Z-5. F200
G90 G1 G41 D1 X... Y...

.... Kontour
G40
MAIN PROGRAM
G17 G21 G80 G40 M23 Simple Macro
G91 G28 G0 Z0
G91 G28 G0 X0 Y0
G90 G54 GO X0. Y-20. Z100.
M3 S1000 N10:
G1 Z0. F300 #1=#1+#2 PERHITUNGAN DEPTH
G90 G1 Z#1 F100
#1=0 REFFERENSI … PERHITUNGAN CONTOUR
#2=-0.25 DEPTH OFF CUT G41 G1 G41 X0 Y0 F200
#3=20. DEPTH TOTAL G1 Y#5
#4=100. SISI PANJANG G1 X#4 CONTOUR
#5=60. SISI LEBAR G1 Y0
G1 X-20.
#4
G40 G0 X0 Y-20.
IF [#1 LT #3] GOTO 10
G91 G28 Z0
#5 M30
TAMPAK ATAS

TAMPAK DEPAN #3
Simple Macro
 REFF
 DOC
 DEPTH TOTAL
 SISI PANJANG
 RADIUS

#(Radius tidak mengalami


perubahan, panjang sisi
mengalami perubahan)

 PERHITUNGAN
Tan 56º
½ Bola

 REFF
 DOC
 DEPTH TOTAL
 RADIUS

 PERHITUNGAN
Pitagoras a²+b²=c²
Produk

 CONTOUR KOTAK
 CONTOUR KOTAK
DENGAN RADIUS…
Produk

 CONTOUR
 CONTOUR BULAT DENGAN
MIRING…
 G68 (MACRO POLAR)
Latihan
Pemrograman Turning CNC
Pergerakan Dasar

Pemakanan Muka /
Facing
Tirus
Silindris
G71 (STOCK REMOVAL
IN TURNING)

N010 G00 X200.0 Z100.0 :


N011 G00 X160.0 Z10.0 :
N012 G71 U7.0 R1.0 :
N013 G71 P014 Q021 U4.0
W2.0 F0.3 S550 :
N014 G00 G42 X40.0 S700 :
N015 G01 W-40.0 F0.15 :
N016 X60.0 W-30.0 :
N017 W-20.0 :
N018 X100.0 W-10.0 :
N019 W-20.0 :
N020 X140.0 W-20.0 :
N021 G40 U2.0 :
N022 G70 P014 Q021 :
N023 G00 X200.0 Z100.0 :
M30 :
G72 (STOCK REMOVAL
IN FACING)

N010 G00 X220.0 Z60.0 :


N011 G00 X176.0 Z2.0 :
N012 G72 W7.0 R1.0 :
N013 G72 P014 Q021 U4.0
W2.0 F0.3 S550 :
N014 G00 G41 Z-70.0 S700
:
N015 X160.0 :
N016 G01 X120.0 Z-60.0
F0.15 :
N017W10.0 :
N018X80.0 W10.0 :
N019W20.0 :
N020X36.0 W22.0 :
N021G40 :
N022 G70 P014 Q021 :
N023 G00 X220.0 Z60.0 :
G73(PATTERN
REPEATING)
N010 G00 X260.0 Z80.0 :
N011 G00 X220.0 Z40.0 :
N012 G73 U14.0 W14.0 R3 :
N013 G73 P014 Q020 U4.0
W2.0 F0.3 S0180 :
N014 G00 G42 X80.0 Z2.0 :
N015 G01 W-20.0 F0.15
S0600 :
N016 X120.0 W-10.0 :
N017 W-20.0 S0400 :
N018 G02 X160.0 W-20.0
R20.0 :
N019 G01 X180.0 W-10.0
S0280 :
N020 G40 :
N021 G70 P014 Q020 :
N022 G00 X260.0 Z80.0 :
N023 M30 :
G74(Peck drilling in Z axis divection)
Stock removal cycle in side

N10 G00 X20.0


Z1.0 :
N10 G50 S2000 T0100 :
G74 R1.0 :
G96 S80 M03 :
G74 Z-10.0 Q3000
G00 X50.0 Z1.0 T0101 :
F0.1 :
G74 R1.0 :
G00 X200.0 Z200.0
G74 X10.0 Z-10.0
:
P10000 Q3000 F0.1 :
M30 :
G00 X200.0 Z200.0
T0100 :
M30 :
G75(X directiion grooving :
Peck drill cycle in turining)

N10 G50 S500 T0100 :


G97 S_ M03 :
G00 X90.0 Z1.0 T0101 :
X82.0 Z-60.0 :
G75 R1.0 :
G75 X60.0 Z-20.0 P3000 Q20000 F0.1 :
G00 X90.0
X200.0 Z200.0 T0100 :
M30 :
G76 (Compound type
thread cutting cycle)
N10 G97 S1000 M03 T0100
G00 X50.0 Z5.0 T0101
G76 P021060 Q100 R100
G76 X28.2 Z-32.0 P900
Q500 F1.5
G00 X200.0 Z200.0 T0100
M30

Anda mungkin juga menyukai