Anda di halaman 1dari 125

FAILURE MODE AND EFFECTS ANALYSIS

Jakarta, 11 Juli 2019

FMEA – 2019 – R1 0/126


SASARAN PROGRAM

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan :


 Memahami falsafah dan konsep FMEA serta manfaatnya
 Memahami jenis-jenis FMEA dan aplikasinya
 Memahami dan mampu melakukan Desain atau Proses
FMEA di proses kerja :
 Mampu mengidentifikasi resiko suatu project
baru/kegiatan improvement dan memprioritaskan
tindakan countermeasurenya
 Mampu mengevaluasi efektifitas tindakan mengatasi
resiko
 Mampu mengimplementasikan metode FMEA untuk
melakukan improvement terhadap proses yang ada

FMEA – 2019 – R1 1/126


GARIS BESAR PROGRAM
 Pengenalan Konsep FMEA: Definisi, Manfaat,
Prinsip Dasar
 Persyaratan Dasar FMEA
 Jenis-Jenis FMEA : System FMEA, Design FMEA,
Process FMEA, Service FMEA
 Langkah-Langkah Penyusunan FMEA
 Prinsip dasar Severity, Occurance dan Detection
dan RPN
 Penyusunan Team FMEA
 Latihan dan diskusi menyusun FMEA Design dan
FMEA Process
 Review Efektifitas FMEA

FMEA – 2019 – R1 2/126


AGENDA
WAKTU MATERI
08.30-10.00 - Definisi, Manfaat dan Prinsip Dasar FMEA
- Jenis-Jenis FMEA dan Manfaatnya
- Persyaratan penerapan FMEA
Pemahaman kebutuhan customer
10.00-10.15 REHAT
10.15-12.00 Persyaratan penerapan FMEA (lanjutan)
- Mendefinisikan FMEA Project & Scope
- Membentuk Effective FMEA Team

12.00-13.00 ISHOMA (Istirahat-Sholat-Makan)


13.00-15.00 FMEA Design
Metode pengembangan FMEA Design
- Mendefinisikan Product dan Part
- Mendefinisikan fungsi masing-masing Part
- Identify potential effect(s) of Failure; Critical Characteristics; Severity of Effects;
Define Source of potential Failure ; Occurrence, Detection Method; Design
Verification; Existing Control
- Detection Rating; Risk Priority Number (RPN); Recommended Action; Responsible
Area or Person and Completion Date; Action Results: Action Taken & Revised RPN
15.00-15.15 REHAT
15.00-17.00 Metode pengembangan FMEA Process
- Process Flow Diagrams, mengidentifikasi potential effect(s) of Failure; Critical
Characteristics; Severity of Effects; Mendefinisikan sumber dari potential Failure ;
Occurrence
- mengidentifikasi Detection Method; Design Verification; Existing Control
- Detection Rating; Risk Priority Number (RPN); Recommended Action; Responsible
Area or Person and Completion Date; Action Results: Action Taken & Revised RPN
FMEA – 2019 – R1 3/126
AIAG - QUALITY CORE TOOLS

FMEA – 2019 – R1 4/126


FMEA – 2019 – R1 5/126
APA ITU FMEA?
FMEA (Failure Mode & Effects Analysis)
adalah teknik engineering yang digunakan untuk
 Mengidentifikasi (Identify),
Menganalisa (Analyze), dan
Mengeliminasi (Act / Eliminate)
kegagalan/ potensi kegagalan, masalah, kesalahan dari
sistem, desain, proses , dan / atau service sebelum mencapai
pelanggan (OMDAHL : 1988 : ASQC 1983)

FMEA is a risk management tool used on


Products (designs) and Processes

FMEA – 2019 – R1 6/126


APA ITU FMEA?
FMEA (Failure Mode & Effects Analysis)
adalah metodologi sistematik, qualitative dan analitik yang
berbasis team , bertujuan untuk:
 Mengevaluasi potensi resiko teknis atau kegagalan suatu
produk atau proses
 Menganalisa penyebab dan dampak dari kegagalan
tersebut
 Mendokumentasikan tindakan pencegahan dan
perbaikan
 Merekomendasikan tindakan untuk menurunkan resiko
(AIAG – VDA 1st Edition , 2019)

FMEA digunakan untuk menganalisa resiko


teknikal untuk menurunkan kegagalan dan
meningkatkan safety produk dan proses
FMEA – 2019 – R1 7/126
JENIS –JENIS RESIKO
TECHNICAL FINANCIAL STRATEGY
TIME RISK
RISK RISK RISK
IN SCOPE OUT OF SCOPE OUT OF SCOPE OUT OFSCOPE

INFORMASI KEPUTUSAN TERHADAP


RESIKO PRODUK
RESIKO PROSES PRODUK / PROSES

PRODUK/PROSES
DG RESIKO
RENDAH

FMEA – 2019 – R1 8/126


FMEA – 2019 – R1
GENERIC FMEA WORKSHEET 9/126
GENERIC FMEA WORKSHEET

FMEA – 2019 – R1 10/126


MENGAPA PERLU FMEA

LEBIH MURAH
LEBIH MUDAH

FMEA – 2019 – R1 12/126


FMEA – 2019 – R1 14/126
TYPE FMEA
DESIGN FMEA (DFMEA) PROCESS FMEA(PFMEA)

Adalah suatu Adalah suatu


teknik analisa teknik analisa
untuk untuk
mengidentifikasi mengidentifkasi
potensi kegagalan potensi kegagalan
, penyebab dan , penyebab dan
dampak dampak
kegagalan pada kegagalan pada
PRODUK PROSES
MANUFAKTUR

FMEA – 2019 – R1 15/126


TYPE FMEA
TYPES OF
TMEA

DESIGN PROCESS

SUBSYSTEM SUBSYSTEM
PROCESS A PROCESS B
A 2

KOMPONEN SUB
PART 1 MACHINE X
1 PROCESS x

KOMPONEN SUB
PART 2 MACHINE Y
2 PROCESS Y

FMEA – 2019 – R1 16/126


DFMEA - FOCUS ITEM

FMEA – 2019 – R1 17/126


PFMEA - FOCUS PROSES

FMEA – 2019 – R1 18/126


KAPAN FMEA DILAKUKAN?
FMEA dilakukan ketika terjadi salah satu kondisi
berikut:
• Perubahan desain atau proses
• Perubahan kondisi operasional
• Perubahan persyaratan ( hukum, norma, customer,
dll)
• Quality Issues atau Customer complain
• Perubahan terhadap Hazard Analysis and Risk
Assessment
• Perubahan terhadap Threat Analysis and Risk
Assessment
• Adanya Finding saat Produk monitoring
• Lessons learned
FMEA – 2019 – R1 19/126
SIAPA YANG MELAKUKAN DFMEA?
CORE TEAM EXTENDED TEAM
 Facilitator
 Technical Experts
 Design Engineer  Process/Manufacturing Engineer
 System Engineer  Service Engineer
 Project Engineer
 Component Engineers  Functional Safety Engineer
 Test Engineer  Purchasing
 Quality/Reliability  Supplier
 Customer Representative
Engineer  Others that may have
 Others responsible for specialized knowledge which
will help the core team analyze
the development of specific aspects of the product
the product

FMEA – 2019 – R1 20/126


SIAPA YANG MELAKUKAN PFMEA?
CORE TEAM EXTENDED TEAM
 Facilitator
 Process/Manufacturing  Design Engineer
Engineer  Technical Experts
 Ergonomic Engineer  Service Manager
 Process validator  Project Manager
 Quality / reliability  Maintenance Staff
engineer  Line Worker
 Others responsible for the  Purchasing
development of the  Supplier
process  Others ( as necessary)

FMEA – 2019 – R1 21/126


MANFAAT FMEA
 Meningkatkan Quality, Reliability, Manufacturability,
Serviceability, and Safety
 Memastikan semua komponen produk/proses terdeteksi
kemungkinan kegagalannya
 Menurunkan warranty dan biaya
 Meningkatkan kepuasan pelanggan dan kemampuan bersaing
 Tersedianya data analisa resiko atas produk dan proses
 Memastikan produk yang dilaunch bebas cacat
 Terbangunnya komunikasi internal, eksternal dan dengan
supplier
 Membangun knowledge base di perusahaan ( (lessons learned )
 Mengurangi waktu dan biaya pengembangan produk
 Membantu memilih alternatif (design, proses) dengan reliabilitas
dan safety yang tinggi

FMEA – 2019 – R1 22/126


FMEA - PRASYARAT

4 (empat) persyaratan dasar yang harus diikuti dalam


menjalankan FMEA :
1. Semua problem tidak ada yang
sama :
o Tidak semua masalah memiliki tingkat
kepentingan yang sama
o Respon biasanya diberikan terhadap
‘loudest request’ atau masalah yang ada
sekarang (fire fighting)
o Pelaksana harus percaya pada prinsip
Pareto

FMEA – 2019 – R1 23/126


FMEA - PRASYARAT

2. Memahami Siapa
Pelanggan:
o Siapa pelanggan, harus ditetapkan
terlebih dahulu (secara umum,
pelanggan Design FMEA adalah end
users, tetapi pelanggan Process FMEA
adalah next process)

3. Fungsi harus dimengerti dengan jelas


o Fungsi, tujuan dan sasaran akan apa yang akan
diselesaikan (buat) harus diketahui

FMEA – 2019 – R1 24/126


FMEA - PRASYARAT

4. Harus berorientasi kepada


pencegahan
o Continuous Improvement harus
menjadi pendorong FMEA
o FMEA umumnya dilakukan
hanya untuk memenuhi
persyaratan pelanggan dan
pasar

FMEA – 2019 – R1 25/126


KELEMAHAN FMEA
• Analisanya Qualitative (subyektif), bukan
Quantitative ( measurable)
• Single point failure analysis, bukan multi
point failure analysis
• Tergantung tingkat pengetahuan team
FMEA dalam memprediksi kegagalan
• Kesuksesan FMEA report tergantung
expertise
• Costly & Time Consuming
FMEA – 2019 – R1 26/126
4TH eDITION

Timing for adoption/deployment from the North


American OEM’s will be communicated at the
AIAG Quality Summit on Oct. 2, 2019.
FMEA – 2019 – R1 27/126
AIAG vs VDA

FMEA – 2019 – R1 28/126


AIAG – VAD FMEA 1st Edition 2019
APA YANG BERUBAH?

Beberapa perubahan :
• 7-step approach process FMEA
• CHapter BARU : Supplemental FMEA for Monitoring
and System Response (FMEA-MSR);
• Significantly revised severity, occurrence and
detection tables;
• Action Priority (AP) methodology and tables to
replace RPN;
• New form sheets and software report views.

FMEA – 2019 – R1 29/126


DFMEA
Design Failure Mode and Effects
Analysis

FMEA - AIAG 4th edition

FMEA – 2019 – R1 30/126


DEVELOPMENT OF A DESIGN FMEA

• DFMEA berfokus pada desain produk yang akan dideliver


ke final customer (End User).
• LANGKAH:
– Penetapan team
– Penetapan scope,
– Menyusun block diagrams atau P-diagrams yang
menggambarkan fungsi produk beserta persyaratannya
– Persyaratan karakteristik produk , untuk kemudian
diterjemahkan ke dalam potensi kegagalan
– DFMEA form untuk mendokumentasikan hasil analisa dan
recommended actions dan penanggungjawab ( Table III.1).
• Proses DFMEA dapat dipetakan ke dalam proses product
development
FMEA – 2019 – R1 31/126
MENETAPKAN SCOPE - DFMEA

• DFMEA harus dimulai dengan informasi mengenai system,


subsystem, atau component yang akan dianalisa dan
mendefinisikan persyaratan fungsional
• Untuk menentukan scope DFMEA, team harus
mempertimbangkan hal berikut (component, subsystem atau
system DFMEA)
– Proses apa , komponen atau system yang terkait dengan produk?
– Apakah fitur produk mempengaruhi komponen atau system
lainnya?
– Apakah ada input yang diberikan oleh komponen atau system
lain yang diperlukan untuk berfungsinya produk tersebut?
– Apakah di dalam produk ada fungsi yang dapat mencegah
atau mendeteksi kemungkinan kegagalan

FMEA – 2019 – R1 32/126


PERSYARATAN FUNGSIONAL
Beberapa informasi yang bermanfaat untuk penyusunan DFMEA antara
lain:
• General: Fungsi produk
• Safety
• Government Regulations
• Reliability (Life of the Function)
• Loading and Duty Cycles: Customer product usage profile
• Quiet Operations: Noise, vibration and harshness (NVH)
• Fluid Retention
• Ergonomics
• Appearance
• Packaging and Shipping
• Service
• Design for Assembly
• Design for Manufacturability

FMEA – 2019 – R1 33/126


TOOLS & SUMBER INFO LAIN

Beberapa tools lain yang dapat membantu


memahami persyaratan desain:
• Schematics, drawings, etc.
• Bill of Materials (BOM)
• Interrelationship matrix
• Interface matrix
• Quality Function Deployment (QFD)
• Quality and Reliability History
FMEA – 2019 – R1 34/126
DFMEA merupakan “living document”

DFMEA merupakan living document dan harus :


• dimulai sebelum finalisasi konsep desain
• Diperbaharui ketika terjadi perubahan atau
penambahan informasi selama proses
pengembangan produk
• Diselesaikan sebelum “production design”
dikeluarkan
• Menjadi sumber pembelajaran bagi langkah
penyusunan desain berikutnya

FMEA – 2019 – R1 35/126


Sample DFMEA Form with Minimal Information Elements & Example Entries

FMEA – 2019 – R1 36/126


PT. XXXXXXXXXX Form No : 12-03
Revision No. : -
Primary Cementing Equipment Date Rev : May 2014

Design Failure Modes Effects Analysis


Process or Product
FLOAT EQUIPMENT FMEA TEAM: Achmad Rosadi, Vanda TFA Prepared by: ITEC Page: 1 of 1
Name:
PN/Drawing No.: 7” Float Shoe Shell TEAM LEADER: Nunung FMEA Date (Orig): XXXXXX Rev.: 1
Process Owner: QA/QC Approved by: Training FMEA Key Date: xxxxxx + 2d FMEA No.: 01/XXXX/XXX

Responsibilit Action Results


S O D R
Potential Failure Potential Failure Actions y & Target S O D R
Item/Function E Potential Causes C Current Controls E P
Mode Effects Recommended Completion Actions E C E P
V C T N
Date Taken
V C T N
Dimensi NG meski
sudah sesuai standard Ada review Trial
Prototipe
drawing > standard design dan dengan 1
Starter Kemasukan air Fungsional NG 10 6 6 360 dengan actual 30 Feb 2020 6 4 240
drawing bermasalah > pembuatan actual 0
part
tidak dilakukan prototipe 3D part
pembuatan prototipe
Komponen (spring /
tipe grease)
Mengganti ke Sudah
Knob idle Kenyamanan berkualitas buruk > Dilakukan test
Operasional berat 8 6 4 192 material yang 30 Feb 2020 ganti 8 2 4 64
Knob start pengguna turun pemilihan komponen pada part trial
lebih baik material
(spring / tipe grease)
salah
Ganti standard Sudah
Timbul step/gap saat Kenyamanan Dimensi NG > salah Dilakukan test
Visual housing 8 6 4 192 drawing single 30 Feb 2020 revisi 8 6 2 96
dipasang pengguna turun perhitungan dimensi pada part trial
part drawing
Jenis material tidak Pembuatan
Pembuatan Sudah
bagus batasan sample
master sample dibuatk
Warna & gloss tidak Daya jual produk Setting pengolahan yang mudah
3 9 untuk 8 216 30 Feb 2020 an limit 3 6 4 72
match menurun material tidak sesuai dimengerti
pengecekan sample
standar > tidak ada operator
hasil injection dan SOP
SOP Pembuatan SOP

FMEA – 2019 – R1 37/126


DFMEA HEADER : kolom A - H
• FMEA Number (A)
– Tuliskan tanda alphanumeric untuk identifitas FMEA untuk
document control.
• System, Subsystem, or Component Name and Number (B)
– Tuliskan nama dan nomer system, subsystem, atau
component yang dianalisa (sesuai scope)
• Design Responsibility (C)
– Tuliskan OEM, organisasi , dan departemen atau group yang
bertanggungajwab atas desain. Termasuk nama supplier
(jika relevan).
• Model Year(s)/Program(s) (D)
– Tuliskan Tahun dan Program yang akan menggunakan
desain yang akan dianalisa (jika diketahui)
• Key Date (E)
– Tuliskan tanggal batas waktu selesai DFMEA, yang tidak
boleh melebihi batas mulai produksi
FMEA – 2019 – R1 38/126
DFMEA HEADER : kolom A - H

• FMEA Dates (F)


– Tuliskan tanggal awal DFMEA disusun serta tanggal
revisi terakhir
• Core Team (G)
– Tuliskan nama anggota yang bertanggungajwab
menyusun DFMEA. Informasi kontak (nama, organisasi,
telephone dan email) dapat dilampirkan di dalam
dokumen tambahan refrensi
• Prepared By (H)
– Tuliskan nama dan infoamsi kontak Engineer yang
bertanggungjawab menyusun DFMEA.

FMEA – 2019 – R1 39/126


Item / Function / Requirements (a)
• Item / Function / Requirements (a)
– Item/Function/Requirements dapat ditulis dalam kolom terpisah
• Item (a1)
– Tuliskan item, interface, atau part yang teridentifikasi dalam Block
diagrams, atau P-diagram, schematics drawing, atau analisa
lainnya
– Terminology /istilah yang digunakan harus konsisten dengan istilah
yang digunakan persyaratan customer atau bagian terkait lainnya
untuk kemudahan penelusuran
• Function (a1)
– Tulis fungsi dari item atau interface yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
desain dan customer requirement
– Jika fungsinya lebih dari satu dengan potensi kegagalan yang berbeda
maka setiap fungsi dan mode kegagalan ditulis terpisah , sehingga kolom
function dipisah menjadi kolom a2
• Requirements (a2)
– Kolom “Requirements”, dapat ditambahkan untuk keperluan analisa lebih
lanjut. Jika Function dalam kolom tersendiri kolom requirements menjadi
kolom a3

FMEA – 2019 – R1 40/126


Potential Failure Mode (b)

• Potensi kegagalan dalam berbagai


kondisi (panas, dingin, berdebu, dll) dan
berbagai penggunaan (kecepatan tinggi,
dipakai di daerah kota, atau medan berat
) perlu dipertimbangkan
• Potensi kegagalan dapat diperoleh dari :
brainstoriming, review kinerja masa lalu, dll
• Potensi kegagalan perlu juga
dipertimbangkan pada level yang lebih
tinggi (system atau subsystem) atau ke
level yang lebih rendah

FMEA – 2019 – R1 41/126


Contoh Potential Failure Modes
Item Function Requirement Failure Mode
Kendaraan tidak
berhenti
Kendaraan berhenti
pada jalan aspal Kendaraan berhenti
yang kering dalam dalam jarak tertentu
Menghentikan jarak tertentu dalam
kendaraan ketika gaya tertentu Kendaraan berhenti
sistem bekerja / dalam gaya yang lebih
Sistem diaktifkan besar
Pengereman (mempertimbangkan Sistem bekerja padahal
kondisi lingkungan tidak diaktifkan,
seperti kering, basah, kendaraan bergerak
Kendaraan dalam
dll) sedikit
keadaan bebas
ketika sistem tidak Sistem bekerja padahal
diaktifkan tidak diaktifkan,
kendaraan tidak
bergerak
Mentransfer kekuatan Mentransferkan
Rotor Kekuatan yang ditansfer
bantalan rem ke kekuatan sesuai torsi
Pengereman tidak sesuai
FMEA – 2019 – R1 poros poros 42/126
Potential Effect(s) of Failure (c)

• Potensi dampak kegagalan : adalah dampak


kegagalan yang dilihat dari kacamata customer
(internal customer atau End User)
• Jika kegagalan berdampak terhadap safety
maupun pemenuhan peraturan perundangan,
harus dinyatakan secara jelas
• Potensi kegagalan perlu dijelaskan sampai tahap
system, subsystem atau komponen yang terkait
• Contoh: keretakan suatu part bisa berdampak
pada getaran pada saat assembly, sehingga
mengakibatkan terputusnya system operasi
• System yang terputus berdampak pada penurunan
kualita sproduk dan ketidakpuasan pelanggan

FMEA – 2019 – R1 43/126


Contoh Potential Effects

Item Failure Mode Effect


Sistem Kendaraan tidak Tidak sesuai dengan regulasi ;
Pengereman berhenti kendaraan susah dikontrol

Kendaraan berhenti Tidak sesuai dengan regulasi ;


dalam jarak tertentu kendaraan susah dikontrol

Kendaraan berhenti
dalam gaya yang lebih Tidak sesuai dengan regulasi
besar
Sistem bekerja padahal
tidak diaktifkan, Kurangnya control kendaraan
kendaraan bergerak pada saat dikendarai
sedikit
Sistem bekerja padahal
tidak diaktifkan, Pelanggan tidak mau
kendaraan tidak menggunakan kendaraan
FMEA – 2019 – R1
bergerak 44/126
Severity (S) (d)

• Severity adalah seberapa serius


dampak suatu kegagalan
• Tingkat Severity ini relative untuk
setiap scope individual FMEA
• Team harus menyusun kriteria dan
meranking rankingnya
• Severity : 1 menunjukkan tiadanya
dampak yang serius tidak perlu
ditindaklanjuti
FMEA – 2019 – R1 45/126
Severity Evaluation Criteria
Criteria : Severity of Effect on Product
Effect Rank
(Customer Effect)
Kegagalan Potensial kegagalan operasional kendaraan yang aman
Terhadap dan atau melibatkan ketidakpatuhan peraturan 10
Potensi pemerintah tanpa peringatan
Kecelakaan
dan atau Potensial kegagalan operasional kendaraan yang aman
Pemenuhan dan atau melibatkan ketidakpatuhan peraturan 9
Terhadap pemerintah dengan peringatan
Regulasi
Kehilangan fungsi utama (kendaraan tidak dapat
Kehilangan / 8
dioperasikan, kendaraan tidak aman pada saat digunakan
Penurunan
Fungsi Utama Penurunan fungsi utama (kendaraan dapat dioperasikan,
7
penurunan performa)
Kehilangan fungsi pendukung (kendaraan dapat
Kehilangan / dioperasikan, tetapi masih dapat dirasakan 6
Penurunan kenyamanannya pada saat tidak dioperasikan)
Fungsi Penurunan fungsi pendukung (kendaraan dapat
Pendukung dioperasikan, tetapi masih dapat dirasakan 5
FMEA – 2019 – R1 46/126
kenyamanannya meskipun terjadi penurunan performa )
Severity Evaluation Criteria
Criteria : Severity of Effect on Product
Effect Rank
(Customer Effect)

Penampilan atau suara berisik, jenisnya tidak


diketahui dan mendapatkan perhatian dari banyak 4
pelanggan (>75%)
Penampilan atau suara berisik, jenisnya tidak
Gangguan diketahui dan mendapatkan perhatian dari sejumlah 3
pelanggan (50%)
Penampilan atau suara berisik, jenisnya tidak
diketahui dan mendapatkan perhatian dari sedikit 2
pelanggan (< 25%)
Tidak ada
Tidak ada efek yang terlihat 1
efek

FMEA – 2019 – R1 47/126


Classification (e)

• Kolom ini untuk menunjukkan prioritas


dari mode kegagalan dan
penyebabnya

FMEA – 2019 – R1 48/126


Potential Cause(s)/Mechanism(s) of Failure Mode (f)

• Untuk setiap kegagalan harus diidentifikasi potensi


sebabnya
• Beberapa kemungkinan factor penyebab bisa ditelusuri
dari aspek 4M+1E (Man, Machien, Material, Method,
Material dan Environment)
• Pendekatan lain: dari aspek fisik, kimia, electrical, thermal,
atau factor lainnya yang bias mengakibatkan kegagalan
• Untuk mendapatkan akar masalah dari setiap potensi
sebab di atas dianalisa lebih lanjut dengan why-why
analysis hingga diperoleh akar masalah yang dapat
dikendalikan/diantisipasi
• Informasi potensi sebab ini dapat dipisahkan ke dalam
beberapa kolom sub penyebab hingga diperoleh akar
penyebab
• Mode kegagalan ini sifatnya yang bisa terobservasi bukan
rantai kegagalan secara teoritik yang belum pernah
distudy
FMEA – 2019 – R1 49/126
Potential Causes

Failure Mode Mechanism Cause


Proteksi terhadap korosi yang tidak memadai
pada sistem mekanik
Desain silinder vakum utama terkunci
Tidak ada transfer
Kendaraan tidak Kehilangan cairan hidrolik karena torsi yang
gaya dari pedal ke
berhenti tidak sesuai pada sambungan saluran hidrolik
blok pengereman
Kehilangan cairan hidrolik karena adanya
kerutan yang disebabkan karena
ketidaksesuaian spesifikasi material
Kekakuan pada sambungan mekanik karena
ketidaksesuaian lubrikan
Kendaraan Penurunan transfer Korosi pada sambungan mekanik karena
berhenti setelah gaya dari pedal ke kurangnya proteksi
jarak tertentu blok pengeraman Kehilangan sebagian cairan hidrolik karena
adanya kerutan yang disebabkan
ketidaksesuaian spesifikasi material
Transfer gaya yang
Kendaraan
belebihan / cepat Akumulasi tekanan pada silinder karena jalur
berhenti dengan
dari pedal ke blok tertutup
gaya
FMEA – yang
2019 – R1besar 50/126
pengereman
Occurrence (O) (g)

• Occurrence merupakan kemungkinan terjadinya potensi


kegagalan suatu desain
• Nilai Occurance ini relative terhadap scope FMEA dan tidak
selalu mencerminkan kejadian sebenarnya
• Suggested Evaluation Criteria
• Dalam mengestimasi Occurance, gunakan pendekatan
berikut:
– Pengalaman sebelumnya terhadap komponen, subsystem,
atau system yang sejenis?
– Apakah item yang didesain sama sekali berbeda atau
merupakan pengembangan dari sebelumnya?
– Seberapa signifikan perubahannya
– Apakah merupakan perubahan radikal?
– Apakah merupakan produk yang sama sekali baru?
– Perubahan aplikasi apa saja atau perubahan lingkungan apa
saja?
– Apakah sudah dilakukan analisa Engineering (misalnya
reliability) sudah dilakukan untuk mengestimasi kemungkinan
FMEA – 2019 – R1
terjadinya kegagalan? 51/126
– Apakah sudah disiapkan tindakan pencegahan?
Occurrence Evaluation Criteria
Citeria : Occurrence of Cause–
Likelihood Citeria : Occurrence of Cause –DFMEA
DFMEA Rank
of Failure (Dsign life/reliability of item/vehicle)
(incidents per items/vehicle)
Sangat Teknologi baru / desain baru dan tanpa ≥ 100 dari 1000
10
Tinggi riwayat ≥ 1 dalam 10
Kegagalan tidak terelakkan karena
50 dari 1000
desain baru, aplikasi baru, atau 9
1 dalam 20
perubahan kondisi operasi
Kegagalan dimungkinkan karena desain
20 dari 1000
Tinggi baru, aplikasi baru, atau perubahan 8
1 dalam 50
kondisi operasi
Kegagalan tidak bias dipastikan karena
10 dari 1000
desain baru, aplikasi baru, atau 7
1 dalam 100
perubahan kondisi operasi
Frekuensi kegagalan terkait dengan
2 dari 1000
kesamaan desain dan atau simulasi 6
1 dalam 500
desain dan percobaan
Sesekali kegagalan terkait dengan
5 dari 1000
Sedang kesamaan desain dan atau simulasi 5
1 dalam 2000
desain dan percobaan
Sedikit kegagalan terkait dengan
1 dari 1000
kesamaan desain dan atau simulasi 4
FMEA – 2019 – R1 1 dalam 10000 52/126
desain dan percobaan
DFMEA Occurrence Evaluation Criteria

Citeria : Occurrence of Cause–


Likelihood Citeria : Occurrence of Cause –DFMEA
DFMEA Rank
of Failure (Dsign life/reliability of item/vehicle)
(incidents per items/vehicle)
Hanya sedikit kegagalan terkait dengan
0.1 dari 1000
desain yang hamper sama dan atau 3
1 dalam 100000
simulasi desain dan percobaan
Rendah
Kegagalan tidak teramati terkait
≤ 001 dari 1000
dengan desain yang hampir sama dan 2
1 dalam 1000000
atau simulasi desain dan percobaan
Sangat Kegagalan dapat hilang melalui Kegagalan dapat hilang melalui
1
Rendah tindakan preventive tindakan preventive

FMEA – 2019 – R1 53/126


Current Design Controls (h)

• Current Design Controls adalah kegiatan yang


dilakukan dalam tahapan desain untuk
memastikan berfungsinya dan kehandalan
hasil desain produk sesuai persyaratan yang
ditetapkan
• Ada dua jenis design control:
– Prevention: Mencegah terjadinya sebab
kegagalan atau menurunkan potensi
terjadinya (Occurance) kegagalan
– Detection: mendeteksi adanya kegagalan
dan penyebabnya
• Idealnya adalah Prevention Control

FMEA – 2019 – R1 54/126


Prevention Controls & Detection Controls
Prevention Controls
• Benchmarking studies
• Fail-safe designs
• Design and Material standards (internal and external)
• Documentation – records of best practices, lessons learned,
etc. from similar designs
• Simulation studies – analysis of concepts to establish design
requirements
• Error-proofing

Detection controls
• Design reviews
• Prototype testing
• Validation testing
• Simulation studies – validation of design
• Design of Experiments; including reliability testing
• Mock-up using similar parts
FMEA – 2019 – R1 55/126
Prevention and Detection Design Controls

Detection
Failure Mode Cause Preventive Control
Control
Proteksi terhadap
Desain material Stress Test
korosi yang tidak
disesuaikan dengan Lingkungan 03-
memadai pada
standar MS-845 9963
sistem mekanik
Desain disesuikan dengan Sistem level – uji
Desain silinder vakum
siklus kerja yang coba variasi
utama terkunci
dipersyaratkan tekanan
Kehilangan cairan
Kendaraan Stress Test
hidrolik karena torsi Desai disesuaikan dengan
tidak berhenti getaran
yang tidak sesuai torsi yang dipersyaratkan -
berhatap 18-
pada sambungan 3993
1950
saluran hidrolik
Kehilangan cairan
hidrolik karena
Desain material
adanya kerutan yang Eksperimen
disesuaikan dengan
disebabkan karena design (DOE)
standar MS-1178
ketidaksesuaian
FMEA – 2019 – R1 spesifikasi material 56/126
Detection (D) (i)

• Detection merupakan ranking seberapa baik


mekanisme control yang ada saat ini mampu
mendeteksi terjadinya kegagalan
• Untuk menentukan Current Design Control
Detection adalah dengan asumsi kegagalan
telah terjadi dan seberapa baik desain yang
ada mendeteksi kejadian kegagalan tersebut
• Jangan berasumsi jika Occurance yang kecil
tidak berarti ranking Detectionnya menjadi
kecil
• Detection ini relative terhadap scope
individual FMEA.

FMEA – 2019 – R1 57/126


DFMEA/PFMEA Prevention/Detection Evaluation Criteria

Oppurtunity for Criteria : Ran Likelihood of


Detection Likelihood of Detection by Design Control k Detection
Tidak ada
Tidak ada control desain saat ini. Tidak dapat Hampir tidak
peluang untuk di 10
dideteksi atau dianalisa mungkin
deteksi
Tidak dapat
mendeteksi Analisa design/kontrol desteksi memiliki Sangat tidak
9
pada setiap kemampuan yang lemah. terjangkau
tahap
Verifikasi / validasi produk dilakukan setelah desain
jadi & sebelum diluncurkan dengan pengujian
lulus / gagal (pengujian sistem / subsistem dengan 8 Terjangkau
kriteria penerimaan seperti penanganan,
Sebelum pengiriman, dll)
peluncuran / Verifikasi / validasi produk setelah desain jadi dan
setelah desain Sangat
setelah pengujian kegagalan (pengujian sistem / 7
jadi rendah
subsistem sampai terjadi kegagalan)
Verivikasi/ validasi produk setalah desain jadi
dengan pengujian degradasi (pengujian sistem / 6 Rendah
FMEA – 2019 – R1 subsistem terhadap tes daya tahan) 58/126
DFMEA/PFMEA Prevention/Detection Evaluation Criteria

Oppurtunity for Criteria : Ran Likelihood of


Detection Likelihood of Detection by Design Control k Detection
Validasi produk (tes kehandalan,
pengembenagan atau validasi) sebelum desain 5 Sedang
jadi menggunakan pengujian lulus / gagal
Validasi produk (tes kehandalan,
pengembenagan atau validasi) sebelum desain
Sebelum desain 4 Cukup tinggi
jadi menggunakan pengujian kegagalan (sampai
jadi
pecah, retak, dll)
Validasi produk (tes kehandalan,
pengembenagan atau validasi) sebelum desain
3 Tinggi
jadi menggunakan pengujian degradasi (tren
data, hasil sebelum-sesudah dll)
Kontrol analisa/deteksi desain memiliki
Korelasi analisa kemampuan deteksi yang kuat. Analisa virtual
2 Sangat Tinggi
virtual sangat berkorelasi dengan actual / kondisi
operasional yang diharapkan
Deteksi tidak
Penyebab kegagalan tidak dapat terjadi karena
dapat diterapkan.
sudah dicegah secara menyeluruh melalui desain 1 Hampir Pasti
Pencegahan
tertentu
kegagalan
FMEA – 2019 – R1 59/126
Determining Action Priorities

• Bagaimana menurunkan resiko?


• Ada keterbatasan resources?  Lakukan analis
aprioritas.
• Utamakan problem dengan Severity tertinggi (9-
10)
• Jika severity < 8  fokuskan pada penyebab
kejadian dengan deteksi Occurrence tertinggi
• Salah satu pendekatan untuk memprioritaskan
adalah menggunakan : RPN (Risk Priority Number):

Severity X Occurrence X Detection = RPN

• Nilai RPN : 1 – 1000

FMEA – 2019 – R1 60/126


NILAI AMBANG BATAS RPN
– Tidak ada keharusan adanya nilai RPN tertentu sebagai
batasan perlunya suatu tindakan perbaikan
– Sisi Negatif ambang batas : merekayasa nilai O atau D
agar RPN nya rendah
– Lebih disarankan untuk memfokuskan upaya untuk
menurunkan S, O, D
– Penggunaan Nilai ambang batas RPN yang ditetapkan
Customer BUKAN aturan baku untuk melakukan tindakan
perbaikan
– Contoh:

• Jika Customer menetapkan ambang batas RPN = 100


untuk dilakukannya tindakan , Meski item B : RPN =
112 , dan item A : RPN = 90 (< 100 atau ambang batas
, yang harus diprioritaskan A karena Severity A = 9
FMEA – 2019 – R1 61/126
Recommended Action(s) (k)

• Tindakan pencegahan (menurunkan occurrence) lebih


baik untuk mendeteksi masalah
– Contoh : Desain yang baik lebih disukai daripada
memvalidasi desain

• Recommended actions disini ditujukan untuk


meningkatkan ranking
(penurunan severity, occurrence, dan detection)
• Menurunkan Severity (S) Ranking:
– Merubah desain
– Contoh : Menjaga kestabilan tekanan udara selama
penggunaan
– Tingkat keparahan dari Cepat nya kehilangan tekanan udara
akan lebih rendah dibanding ban yang cepat aus
• Perubahan desain, tidak otomastis menurunkan severity.
• Perubahan desain harus direview dampaknya baik dari
FMEA – 2019 – R1 62/126
aspek maupun prosesnya
Recommended Action(s) (k)
• Perubahan terhadap desain produk atau desain proses
harus dilakukan sejak awal proses pengembangan
produk.
– Misal: penggunaan material alternative supaya
mencegah korosi, dll

• Menurunkan Occurrence (O) Ranking


– Dengan menghilangkan factor penyebab , missal:
• Membuat desain yang anti salah untuk
meniadakan kegagalan
• Merevisi design geometry and tolerances
• Merevisi atau mengganti desain komponen yang
paling lemah
• Penambahan part
• Merevisi spec material
FMEA – 2019 – R1 63/126
Recommended Action(s) (k)
• Menurunkan Detection (D) Ranking:
– Gunakan poka yoke
– Design validation / verification
– Perubahan desain
– Design of Experiments
– Merevisi test plan

• Untuk setiap desain action, berikut beberapa aspek


yang perlu diperhatikan:
– Hasil dari design DOE atau reliability testing
– Design analysis (reliability, structural or physics of failure)
untuk memastikan efektifitas dan mencegah terjadinya
potensi kegagalan baru
– Drawing, schematics, atau model yang sesuai dengan
perubahan desain
– Hasil dari design review
– Perubahan terhadap Engineering Standard atau Design
Guidelines
– Hasil Reliability analysis
FMEA – 2019 – R1 64/126
Causes, Controls and Recommended Actions

Detection Recom.
Item Failure Mode Cause Prevention Controls
Control Action
Proteksi terhadap Penggantian
Desain material Stress Test
Kendaraan korosi yang tidak material
disesuaikan dengan Lingkungan
tidak berhenti memadai pada menjadi
standar MS-845 03-9963
sistem mekanik stainless steel
Kendaraan Sistem level –
Desain silinder Desain disesuikan Modifikasi
berhenti uji coba
vakum utama dengan siklus kerja sistem
dalam jarak variasi
terkunci yang dipersyaratkan pengunci
tertentu tekanan

Sistem Kendaraan Kehilangan cairan


Stress Test
Penger berhenti hidrolik karena torsi Desai disesuaikan
getaran Modifikasi
eman dalam gaya yang tidak sesuai dengan torsi yang
berhatap 18- sambungan
yang lebih pada sambungan dipersyaratkan - 3993
1950
besar saluran hidrolik
Kehilangan cairan Modifikasi
Sistem bekerja
hidrolik karena design dari
padahal tidak
adanya kerutan Desain material MS-1178
diaktifkan, Eksperimen
yang disebabkan disesuaikan dengan menjadi MS-
kendaraan design (DOE)
karena standar MS-1178 2025 untuk
bergerak
ketidaksesuaian meningkatka
sedikit
spesifikasi material n kekuatan

FMEA – 2019 – R1 65/126


Responsibility & Target Completion Date (l)

• Tuliskan nama orang / organisasi


yang bertanggungjawab untuk
menyelesaikan setiap
recommended action termasuk
batas waktu penyelesaian
• Design-responsible engineer/team
leader memastikan recommended
action telah diselesaikan

FMEA – 2019 – R1 66/126


Action Results (m-n)

• Tuliskan hasil tindakan beserta score S, O, D


terbaru setelah perbaikan dilaksanakan dan
hitung kembali RPN.
• Action(s) Taken and Completion Date (m)
• Setelah tindakan perbaikan dilaksanakan, tulis
penjelasan singkat hasil perbaikan beserta
waktu actual terlaksananya perbaikan
• Severity, Occurrence, Detection and RPN (n)
• Setelah tindakan preventive/corrective action
diimplementasikan hitung kembali ranking
severity, occurrence, dan detection
• Hitung kembali RPN yang baru
FMEA – 2019 – R1 67/126
MAINTAINING DFMEA

• DFMEA merupakan living document dan


harus direview setiap terjadi update atau
perubahan desain produk
• Hal-hal harus direview dan diupdate:
– Recommended action
– Ranking (Occurrence dan Detection, dan
RPN)

FMEA – 2019 – R1 68/126


PENGGUNAAN DFMEA

• Jika ada project baru yang secara fungsi ada kemiripan


dengan produk yang sudah ada , dapat menggunakan
DFMEA yang ada
• Jika ada perbedaan yang signifikan , maka harus
menyusun DFMEA tersendiri
• Dengan adanya baseline DFMEA yang baik, dapat
digunakan untuk dasar pengembangan DFMEA
selanjutnya

FMEA – 2019 – R1 69/126


PFMEA
Process Failure Mode and Effects
Analysis

FMEA - AIAG 4th edition

FMEA – 2019 – R1 70/126


INTRODUCTION

Process FMEA (PFMEA) mensupport pengembangan proses


manufaktur dalam mengurangi resiko kegagalan dengan cara:
 Identifikasi dan evaluasi fungsi dan persyaratan proses
 Identifikasi potensi sebab kegagalan proses manufaktur
atau assembly
 Identifikasi variable proses yang perlu dikontrol untuk
mengurangi occurrence dan meningkatkan detection
terjadinya kegagalan
 Membangun system untuk menentukan prioritas kegiatan
preventive/corrective action dan pengontrolannya

FMEA – 2019 – R1 71/126


IDENTIFIKASI TEAM - PFMEA
 PFMEA dikembangkan dan dimaintain oleh team
Engineer dari multi disiplin (cross-functional), dari
design, assembly, manufacturing, materials, quality,
service, and supplier, dan juga proses assembly
berikutnya
 Asumsi :
 Desain Produk sudah memenuhi persyaratan
 Team PFMEA harus memberikan masukan terhadap desain
produk yang meminimalkan kesalahan dalam proses
 Contoh: menambah feature ke dalam suatu part akan
membantu operator tidak salah dalam menempatkan part
tersebut
 Informasi tersebut harus diberikan kepada Desain Engineer
maupun bagian Engineer bagian Tooling untuk
implementasinya
FMEA – 2019 – R1 72/126
HIGH LEVEL TO DETAILED PROCESS MAP

 PFMEA dimulai dengan mengidentifikasi jenis-jenis proses yang


perlu dilakukan untuk menghasilkan produk dengan menyusun
flow chart process
 Process flow diagram merupakan bagan alur produk melalui
serangkaian langkah-langkah proses dari incoming hingga
outgoing
 PFMEA dimulai dari diagram alir proses umum kemudian
didetailkan sesuai kebutuhan.

FMEA – 2019 – R1 73/126


FLOWCHART PROSES - CONTOH

Polyester/Polyamide Fiber Process

FMEA – 2019 – R1 74/126


SUMBER INFORMASI UNTUK PFMEA

 DFMEA
 Drawings and design records
 Bill of Process
 Interrelationship (Characteristic) matrix
 Internal and external (customer)
nonconformances (i.e., known failure modes
based on historical data)
 Quality and Reliability History

FMEA – 2019 – R1 75/126


RESEARCH INFORMATION

Team harus mereview histori informasi


 Pembelajaran dari desain produk dan proses
sebelumnya
 Informasi mengenai : guideline , standard, part
identification, atau metode eror proofing
 Quality performance sebelumnya atau produk sejenis,
process yield, first time capability di setiap atahp proses
atau di akhir proses, Parts per Million (PPM), process
capability indices (Cpk and Ppk), dan warranty claim
 Informasi di atas dapat membantu menentukan ranking
severity, occurrence dan detection

FMEA – 2019 – R1 76/126


Sample PFMEA Form with Minimal Information Elements & Example Entries

FMEA – 2019 – R1 77/126


PT. YYYY
Process Failure Modes Effects Analysis

Process or Product WATER BASED FMEA TEAM: Liza Repelita, Dody Irwansyah, Viki, Prepared by: Yossy T. Prameswari
Name: Zainudin
Process Owner: DEPARTEMEN PRODUKSI TEAM LEADER: Yossy T. Prameswari FMEA Date: Juli 2019
Approved by: Agung Sugihartono

Responsibilit Action Results


S O D R
Key Process Step or Potential Failure Actions y & Target S O D R
Potential Failure Mode E Potential Causes C Current Controls E P Actions
Input Effects Recommended Completion E C E P
V C T N Taken
Date V C T N
Persiapan bahan Proses penimbangan 9 Getaran karena 9 Timbangan 1 81 Memindahkan 20 Agustus Timbanga 3 1 1 3
baku tidak akurat mesin proses dan diletakkan di area lokasi timbangan 2019 n pindah
kipas khusus ke tempat khusus

9 Pemilihan timbangan 9 Memberikan 1 81


tidak tepat panduan
penggunaan
Jumlah bahan baku
timbangan
tidak sesuai formula
9 Operator kurang teliti 3 Memberikan IK 9 243 IK direvisi dan 20 Agustus Revisi IK, 9 3 3 81
Menggunakan harus mudah 2019 Training
timbangan dengan diakses, Operator
baik ditraining secara
berkala

Bahan baku yang Warna menyimpang 3 Bahan baku tidak 9 Pemeriksaan ulang 3 81
digunakan tidak sesuai stabil bahan baku jika
standard diperlukan

Ciri fisik produk 9 Jumlah bahan baku 3 Kroscek 3 81 Penambahan 20 Agustus Supervisi 3 1 1 3
menyimpang yang tidak sesuai penggunaan proses supervisi 2019 serah
formula bahan baku saat serah terima terima
dengan bagian bahan baku bahan
Gudang baku

Aplikasi produk 9 Jumlah bahan baku 3 Kroscek 3 81 Penambahan 20 Agustus Supervisi 3 1 1 3


menyimpang yang tidak sesuai penggunaan proses supervisi 2019 serah
formula bahan baku saat serah terima terima
dengan bagian bahan baku bahan
Gudang baku

FMEA – 2019 – R1 78/126


PFMEA HEADER : kolom A - H
 FMEA Number (A)
 Tuliskan tanda alphanumeric untuk identifitas FMEA
untuk document control.
 System, Subsystem, or Component Name and
Number (B)
 Tuliskan nama dan nomer system, subsystem atau
komponen dimana, dimana proses akan dianalisa
 Process Responsibility (C)
 Tuliskan OEM, organisasi , dan departemen atau
group yang bertanggungajwab atas desain proses.
Termasuk nama supplier (jika relevan).
 Model Year(s)/Program(s) (D)
 Tuliskan Tahun dan Program yang akan diproses
atau akan dianalisa (jika diketahui)
FMEA – 2019 – R1 79/126
PFMEA HEADER : kolom A - H
 Key Date (E)
 Tuliskan tanggal batas waktu selesai PFMEA, yang tidak
boleh melebihi batas mulai produksi . Jika terkait dengan
perusahaan lain, tanggalnya tidak boleh melewati waktu
penerbitan Production Part Approval Process (PPAP)
 FMEA Dates (F)
 Tuliskan tanggal awal PFMEA disusun serta tanggal revisi
terakhir
 Core Team (G)
 Tuliskan nama anggota yang bertanggungajwab
menyusun PFMEA. Informasi kontak (nama, organisasi,
telephone dan email) dapat dilampirkan di dalam
dokumen tambahan refrensi
 Prepared By (H)
 Tuliskan nama dan infoamsi kontak Engineer yang
bertanggungjawab menyusun PFMEA.

FMEA – 2019 – R1 80/126


Process Step / Process Function / Requirements (a)
• Item / Function / Requirements (a)
– Process Step /Function dapat ditulis dalam kolom terpisah
• Process Step (a1)
– Tuliskan tahapan proses atau kegiatan operasional yang akan
dianalisa
– Terminology /istilah yang digunakan harus konsisten dengan istilah
yang digunakan persyaratan customer atau bagian terkait lainnya
untuk kemudahan penelusuran. Termasuk di dalamnya rework &
repair
• Process Function (a1)
– Tulis fungsi dari setiap tahapan proses atau kegiatan operasional
yang dilakukan. Fungsi disini adalah tujuan proses tersebut
dilakukan.
– Analisa resiko dibatasi untuk proses yang memberi nilai tambah
– Jika fungsinya lebih dari satu dengan potensi kegagalan yang
berbeda maka setiap fungsi dan mode kegagalan ditulis terpisah ,
sehingga kolom function dipisah menjadi kolom a2
• Requirements (a2)
– Kolom “Requirements”, dapat ditambahkan untuk keperluan
FMEA – 2019 – R1
analisa lebih lanjut. Jika Function dalam kolom tersendiri kolom 81/126
requirements menjadi kolom a3
Potential Failure Mode (b)

• Potensi kegagalan adalah kondisi dimana proses


tidak mengalami kegagalan atau tidak memenuhi
persyaratan (termasuk tujuan desain)
• Dalam menyusun FMEA, diasumsikan incoming
part/material dalam kondisi baik , kecuali ada
informasi adanya kelemahan mengenai mutu
incoming part
• Asumsi lain : desain produk sudah baik, namun jika
jika diketahui ada masalah desain yang
berpengaruh pada proses harus difeedbackkan ke
bagian desain
• Tulis potensi kegagalan dari setiap tahapan proses
yang mungkin terjadi (tidak harus sudah terjadi)
• Potensi kegagalan dinyatakan dalam istilah teknis
FMEA – 2019 bukan
– R1 symptom yang dirasakan oleh Customer 82/126
Potential Failure Modes - PFMEA

Process
Step / Requirement Potential Failure Mode
Funcion
Kurang dari empat
Empat sekrup
sekrup
Salah sekrup (Diameter
Sekrup tertentu
terlalu lebar
Memasang
bantalan Urutan pemasangan :
Sekrup terpasang pada
kursi sekrup pertama di lubang
lubang yang salah
mengguna kanan depan
kan pistol Seluruh sekrup terpasang Tidak terpasang semua
torsi
Torsi terlalu besar
Torsi sekrup sesuai dengan
spesifikasi
FMEA – 2019 – R1
Torsi terlalu kecil 83/126
Potential Effect(s) of Failure (c)
• Potensi kegagalan : adalah dampak kegagalan yang
dilihat dari kacamata customer
• Dampak kegagalan harus yang bisa diobservasi oleh
customer
• Customer bisa mencakup : proses berikutnya, lokasi
berikutnya, dealer, pemilik kendaraan
• Dampak terhadap produk dalam PFMEA harus konsisten
dengan dengan DFMEA
• Mode kegagalan berdampak pada safety atau
dilanggarnya Regulasi harus juga dituliskan dalam
PFMEA.
• Untuk End User, dampak harus dinyatakan dalam ukuran
produk performance
• Jika customer adalah proses berikutnya atau lokasi
berikutnya atau dampak kegagalan dinyatakan dalam
ukuran kinerja proses
FMEA – 2019 – R1 84/126
Potential Effect(s) of Failure (c)
Beberapa cara mengidentifikasi potensi dampak
kegagalan
1. Apakah potensi kegagalan secara fisik dapat
menghambat proses di downstream atau
mengakibatkan kerusakan alat atau operator? Atau
bahkan mengakibatkan permasalahan saat produk
diassembly oleh customer
• Contoh :
– Unable to assemble at operation x
– Unable to attach at customer facility
– Unable to connect at customer facility
– Cannot bore at operation x
– Causes excessive tool wear at operation x
– Damages equipment at operation x
– Endangers operator at customer facility
FMEA – 2019 – R1 85/126
Potential Effect(s) of Failure (c)

2. Bagaimana potensi dampak bagi End


User?
• Contoh
– Noise
– High effort
– Unpleasant odor
– Intermittent operation
– Water leak
– Rough idle
– Unable to adjust
– Difficult to control
– Poor appearance
FMEA – 2019 – R1 86/126
Potential Effect(s) of Failure (c)

3. Dampak terdeteksi sebelum sampai


End User
– Line shutdown
– Stop shipment
– Yard hold
– 100% of product scrapped
– Decreased line speed
– Added manpower to maintain required
line rate
FMEA – 2019 – R1 87/126
Example Potential Effects

Requirement Failure Mode Effect


End User : Kehilangan bantalan kursi & berisik
Kurang dari empat
Empat sekrup Manufaktur & Assembly : Ada pekerjaan
sekrup
tambahan (Rework)
Salah sekrup
Manufaktur & Assembly : Tidak dapat
Sekrup tertentu (Diameter terlalu
memasang sekrup
lebar
Urutan
pemasangan :
Sekrup terpasang Manufaktur & Assembly : kesusahan untuk
sekrup
pada lubang yang memasang sisa sekrup pada lubang yang
pertama di
salah lain
lubang kanan
depan
End User : Kehilangan bantalan kursi & berisik
Seluruh sekrup Tidak terpasang
Manufaktur & Assembly : Adapekerjaan
terpasang semua
tambaha n (Rework)

FMEA – 2019 – R1 88/126


Example Potential Effects

Requirement Failure Mode Effect

End User : Kehilangan bantalan kursi &


berisik karena sekrup patah akibat torsi
yang terlalu besar
Torsi terlalu besar
Manufaktur & Assembly : pengiriman
Torsi sekrup berhenti & terjadi pekerjaan tambahan
sesuai (Rework)
dengan
spesifikasi End User : Kehilangan bantalan kursi
karena sekrup semakin lama semakin
Torsi terlalu kecil kendor berisik
Manufaktur & Assembly : Tidak dapat
memasang sekrup

FMEA – 2019 – R1 89/126


Severity (S) (d)

 Severity adalah seberapa serius dampak


suatu kegagalan
 Tingkat Severity ini relative untuk setiap scope
individual FMEA
 Team harus menyusun kriteria dan meranking
rankingnya ( 1 – 10)
 Severity : 1 menunjukkan tiadanya
dampak yang serius tidak perlu
ditindaklanjuti
 Tidak diperkenankan memodifikasi kriteria
pada ranking 9 dan 10

FMEA – 2019 – R1 90/126


PFMEA Severity Evaluation Criteria
Criteria :
Criteria :
Severity of Effect on Process
Effect Severity of Effect on Product Rank Effect
(Manufacturing/Assembly
(Customer Effect)
Effect)
Potensial kegagalan operasional
Mengkinmemnyebabkan
kendaraan yang aman dan atau
Kegagalan Kegagalan bahaya pada operator (mesin
melibatkan ketidakpatuhan 10
Terhadap Terhadap / bagian mesin) tanpa
peraturan pemerintah tanpa
Potensi Potensi peringatan
peringatan
Kecelakaan Kecelakaan
dan atau Potensial kegagalan operasional dan atau
Pemenuhan Pemenuhan Mengkinmemnyebabkan
kendaraan yang aman dan atau
Terhadap Terhadap bahaya pada operator (mesin
melibatkan ketidakpatuhan 9
Regulasi Regulasi / bagian mesin) dengan
peraturan pemerintah dengan
peringatan
peringatan

Kehilangan fungsi utama


100% produk harus
(kendaraan tidak dapat Gangguan
8 dimusnahkan. Jalur produksi
dioperasikan, kendaraan tidak besar
berhenti
Kehilangan / amat pada saat digunakan
Penurunan Sebagian jadwal produksi
Fungsi mungkin harus dibatalkan.
Utama Penurunan fungsi utama
Gangguan Penyimpangan proses utama
(kendaraan dapatdioperasikan, 7
berarti termasuk penurunan
penurunan performa)
kecepatan produksi &
manpower

FMEA – 2019 – R1 91/126


PFMEA Severity Evaluation Criteria
Criteria : Criteria :
Effect Severity of Effect on Product Rank Effect Severity of Effect on Process
(Customer Effect) (Manufacturing/Assembly Effect)

Kehilangan fungsi pendukung


(kendaraan dapat dioperasikan, tetapi
100% produk harus di kerjakan
masih dapat dirasakan 6
kenyamanannya pada saat tidak
ulang (rework) diluar jadwal
Kehilangan /
Penurunan dioperasikan) Gangguan
Fungsi Penurunan fungsi pendukung sedang
Pendukung (kendaraan dapat dioperasikan, tetapi
Sebagian produk harus di
masih dapat dirasakan 5
kenyamanannya meskipun terjadi
kerjakan ulang (rework)
penurunan performa )
Penampilan atau suara berisik, jenisnya
100% produk harus di kerjakan
tidak diketahui dan mendapatkan
4 ulang (rework) sebelum ke proses
perhatian dari banyak pelanggan
(>75%) berikutnya
Gangguan
Penampilan atau suara berisik, jenisnya sedang
Sebagian produk harus di
tidak diketahui dan mendapatkan
Gangguan 3 kerjakan ulang (rework) sebelum
perhatian dari sejumlah pelanggan
(50%) ke proses berikutnya

Penampilan atau suara berisik, jenisnya


tidak diketahui dan mendapatkan Gangguan Sedikit ketikanyamanan pada
2
perhatian dari sedikit pelanggan (< kecil proses operasional atau operator
25%)

Tidak ada efek Tidak ada efek yang terlihat 1 Tidak ada efek Efek tidak terlihat
FMEA – 2019 – R1 92/126
Classification (e)

• Kolom ini dimaksudkan untuk menunjukkan prioritas


kegagalan sehingga perlu dilakukannya tindak lanjut
oleh Engineering
• Tulis pada kolom ini high priority failure modes atau
penyebab lain yang mengakibatkan tambahan
Engineering assessment
• Kolom ini digunakan untuk mengklisifikasikan karakteristik
produk atau proses ( e.g., critical, key, major, significant)
baik untuk komponen, ,subsystem, atau system yang
nantinya memerlukan process control tambahan
• Untuk setiap persyaratan khusus dari Customer harus
diidentifikasi produk atau proses special atau special
product atau symbolnya
• Special characteristic diindetifikasi dengan severity 9-10
• Engineer Penanngungjawab desain harus diinformasikan
karena hal ini akan mempengaruhi dokumen engineering
FMEA – 2019 – R1 93/126
Potential Cause(s)/Mechanism(s) of Failure Mode (f)
• Potensi kegagalan adalah indikasi bagaimana kegagalan bisa
terjadi, yang digambarkan pada aspek yang dapat dikoreksi
atau dikendalikan
• Potensi kegagalan menunjukkan indikasi kelemahan suatu
desain atau proses , atau konsekwensi dalam bentuk
kegagalan.
• Untuk mendapatkan potensi kegagalan atau mendapatkan akar
masalah , dari setiap potensi sebab di atas dianalisa lebih lanjut
dengan why-why analysis hingga diperoleh akar masalah yang
dapat dikendalikan/diantisipasi
• Informasi potensi sebab ini dapat dipisahkan ke dalam
beberapa kolom sub penyebab hingga diperoleh akar
penyebab
• Mode kegagalan ini sifatnya yang bisa terobservasi bukan rantai
kegagalan secara teoritik yang belum pernah distudy
• Dalam menyusun PFMEA, team harus memahami bahwa jika
keterbatasan suatu desain bisa mengakibatkan kegagalan
proses

FMEA – 2019 – R1 94/126


Occurrence (O) (g)

• Occurrence merupakan kemungkinan


terjadinya kegagalan.
• Estimasi Nilai Occurance : 1 – 10
• Nilai Occurance ini relative terhadap scope
FMEA dan tidak selalu mencerminkan kejadian
sebenarnya
• Kejadian : “Incident per items/vehicles”
digunakan untuk menunjukkan jumlah
kegagalan yang diantisipasi selama proses
berlangsung
• Jika ada data statistic dari proses sejenis, maka
dapat digunakan untuk menentukan ranking
Occurance
FMEA – 2019 – R1 95/126
PFMEA Occurrence Evaluation Criteria
Citeria : Occurrence of Cause–PFMEA
Likelihood of Failure Rank
(incidents per items/vehicles)
≥ 100 dari 1000
Sangat Tinggi 10
≥ 1 dalam 10
50 dari 1000
9
1 dalam 20
20 dari 1000
Tinggi 8
1 dalam 50
10 dari 1000
7
1 dalam 100
2 dari 1000
6
1 dalam 500
5 dari 1000
Sedang 5
1 dalam 2000
1 dari 1000
4
1 dalam 10000
0.1 dari 1000
3
1 dalam 100000
Rendah
≤ 001 dari 1000
2
1 dalam 1000000
FMEA – 2019 – R1 96/126
Sangat Rendah Kegagalan dapat hilang melalui tindakan preventive 1
Current Process Controls (h)

• Current Process Control adalah kegiatan pengontrolan


yang dapat dilakukan untuk mencegah hingga
meniadakan penyebab kegagalan proses atau
mendeteksi kegagalan
• Ada dua jenis Process Control
– Prevention: meniadakan (mencegah) terjadinya
sebab kegagalan atau menurunkan potensi
terjadinya (Occurance) kegagalan
– Detection: mendeteksi adanya kegagalan dan
penyebabnya
• Idealnya adalah Prevention Control
• Statistical Process Control (SPC) merupakan tools yang
dapat membantu mengendalikan proses

FMEA – 2019 – R1 97/126


Prevention and Detection Process Controls

FMEA – 2019 – R1 98/126


Detection (D) (i)

• Detection merupakan ranking seberapa baik


mekanisme control yang ada saat ini mampu
mendeteksi terjadinya kegagalan
• Asumsi kegagalan telah terjadi dan kemudian
dinilai seberapa baik Current Process Control
mampu mencegah pengiriman produk cacat
• Jangan berasumsi jika Detection rendah
karena Occurancenya rendah, tetapi lakukan
assessment seberapa mampu process control
mendeteksi kegagalan yang rendah
• Detection ini relative terhadap scope
individual FMEA.

FMEA – 2019 – R1 99/126


PFMEA Detection Evaluation Criteria
Oppurtunity for Criteria : Ran Lkelihood of
Detection Likelihood of Detection by Design Control k Detection
Tidak ada
Tidak ada proses control. Tidak dapat di deteksi Hampir tidak
peluang untuk di 10
atau dianalisa mungkin
deteksi
Tidak dapat
mendeteksi Jenis kegagalan dan atau kesalahan dengan Sangat tidak
9
pada setiap mudah di deteksi (ex : random audit) terjangkau
tahap

Deteksi problem Jenis kegagalan dapat dideteksi operator dengan


8 Terjangkau
setelah proses visual/suara/peraba

Kegagalan terdeteksi pada tempat terjadi oleh


Deteksi problem Sangat
operator melalui visual/peraba/suara atau setelah 7
pada sumber rendah
proses melalui penandaan ukuran
Kegagalan terdeteksi setelah proses oleh operator
Deteksi problem
melalui pengukuran pada tempat terjadiya 6 Rendah
setelah proses
masalah

FMEA – 2019 – R1 100/126


PFMEA Detection Evaluation Criteria
Oppurtunity for Criteria : Ran Likelihood of
Detection Likelihood of Detection by Design Control k Detection
Operator melakukan control dengan pengukuran
Deteksi problem variable dan atau control otomatis untuk
5 Sedang
pada sumber mendeteksi masalah dan memberitahukan ke
operator
Jenis kegagalan terdekteksi dengan kontrol
Deteksi problem
otomatis yang mendeteksi part untuk mencegah 4 Cukup tinggi
setelah proses
proses lebih lanjut

Kegagalan terdeteksi pada tempat terjadi


Deteksi problem
dengan kontrol otomatis yang mendeteksi part 3 Tinggi
pada sumber
untuk mecegah proses lebih lanjut

Kesalahan
deteksi dan Kesalahan deteksi pada tempatnya dengan
atau kontrol otomatis yang mendeteksi kesalahan dan 2 Sangat Tingi
pencegahan mencegah produk cacat pada saat dibuat
masalah
Tidak ada Kesalahan oencegahan sebagai hasil dari desain
deteksi, baku (mesin/part). Produk cacat akan terjadi
1 Hampir Pasti
kesalahan karena kesalahan pencegahan terhadap proses
FMEA – 2019 – R1 101/126
pencegahan maupun desain
RISK PRIORITY NUMBER - RPN

Severity X Occurrence X Detection = RPN

1 – 10 1 – 10 1 – 10 1 – 1000

FMEA – 2019 – R1 102/126


RPN

RPN = 1 – 1000

MISAL : AMBANG BATAS : 100

BAGAIMANA DENGAN A DAN B, mana yang harus diprioritaskan?

FMEA – 2019 – R1 103/126


HOW ?
Merubah desain atau
Severity proses menggunakan
teknologi yang lebih
baik

FMEA – 2019 – R1 104/126


HOW ?
 Merevisi process
atau desain
OCCURENCE  Menerapkan
Statistical Procecss
Control

FMEA – 2019 – R1 105/126


HOW ?

 Gunakan poka yoke


DETECTION

 Perubahan desain

FMEA – 2019 – R1 106/126


Determining Action Priorities

• Bagaimana menurunkan resiko?


• Ada keterbatasan resources?  Lakukan analis
aprioritas.
• Utamakan problem dengan Severity tertinggi (9-
10)
• Jika severity < 8  fokuskan pada penyebab
kejadian dengan deteksi Occurrence tertinggi
• Salah satu pendekatan untuk memprioritaskan
adalah menggunakan : RPN (Risk Priority Number):

Severity X Occurrence X Detection = RPN

• Nilai RPN : 1 – 1000

FMEA – 2019 – R1 107/126


NILAI AMBANG BATAS RPN
– Tidak ada keharusan adanya nilai RPN tertentu sebagai
batasan perlunya suatu tindakan perbaikan
– Sisi Negatif ambang batas : merekayasa nilai O atau D agar
RPN nya rendah
– Lebih disarankan untuk memfokuskan upaya untuk
menurunkan S, O, D
– Penggunaan Nilai ambang batas RPN yang ditetapkan
Customer BUKAN aturan baku untuk melakukan tindakan
perbaikan
– Contoh:

• Jika Customer menetapkan ambang batas RPN = 100


untuk dilakukannya tindakan , Meski item B : RPN = 112 ,
dan item A : RPN = 90 (< 100 atau ambang batas , yang
harus diprioritaskan A karena Severity A = 9

FMEA – 2019 – R1 108/126


Recommended Action(s) (k)

• Tindakan pencegahan (menurunkan occurrence) lebih


baik untuk mendeteksi masalah
– Contoh: Menggunakan Poka Yoke process
daripada random quality check atau inspeksi
lainnya
• Recommended actions disini ditujukan untuk
meningkatkan ranking
(penurunan severity, occurrence, dan detection)
• Menurunkan Severity (S) Ranking:
– Merubah desain atau proses menggunakan
teknologi yang lebih baik
• Perubahan desain, tidak otomastis menurunkan
severity.
• Perubahan desain harus direview dampaknya baik dari
aspek maupun prosesnya
FMEA – 2019 – R1 109/126
Recommended Action(s) (k)

• Menurunkan Occurrence (O)


Ranking:
– Merevisi process atau desain
– Menerapkan Statistical Proecss
Control
• Menurunkan Detection (D) Ranking:
– Gunakan poka yoke
– Perubahan desain

FMEA – 2019 – R1 110/126


Recommended Action(s) (k)

Beberapa Contoh Process Action:


• Menerapkan DOE atau pengetesan
lainnya
• Modifikasi process flow diagram, floor
plan, work instructions or preventive
maintenance plan
• Review of equipment, fixtures or
machinery specifications
• New or modified sensing/detection device

FMEA – 2019 – R1 111/126


Causes, Controls and Recommended Actions

Process Failure Prevention Detection


Req Cause Recom. Action
Step Mode Controls Control
Alat bantu visual
yang
Terlalu sedikit menandakan Monitoring torsi,
Inspeksi
Empat Kurang dari sekrup yang jumlah sekrup larangan bekerja
secara
sekrup 4 sekrup tidak sengaja ketika sekrup
Memasang visual
terpasang kurang dari 4
bantalan Training operator
kursi
menggunaka
n pistol torsi Visualisasi untuk
mengidentifikasi Larang,an bekerja,
Salah letak sekrup Pencegahan
Lebih dari 1 Inspeksi
Sekrup sekrup pertama melalui design
lubang sekrup secara
tertentu (terlalu :menggunakan 1
yang tersedia visual
besar) Training tipe sekrup untuk
Operator lubang tertentu

FMEA – 2019 – R1 112/126


Responsibility & Target Completion Date (l)

 Tuliskan nama orang / organisasi yang


bertanggungjawab untuk menyelesaikan setiap
recommended action termasuk batas waktu
penyelesaian
 Process -responsible engineer/team leader
memastikan recommended action telah
diselesaikan

FMEA – 2019 – R1 113/126


Action Results (m-n)

• Tuliskan hasil tindakan beserta score S, O, D terbaru


setelah perbaikan dilaksanakan dan hitung kembali RPN.
• Action(s) Taken and Completion Date (m)
• Setelah tindakan perbaikan dilaksanakan, tulis penjelasan
singkat hasil perbaikan beserta waktu actual terlaksananya
perbaikan
• Severity, Occurrence, Detection and RPN (n)
• Setelah tindakan preventive/corrective action
diimplementasikan hitung kembali ranking severity,
occurrence, dan detection
• Hitung kembali RPN yang baru

FMEA – 2019 – R1 114/126


PFMEA INFORMATION INTERRELATIONSHIPS FLOW

FMEA – 2019 – R1 115/126


PFMEA INFORMATION INTERRELATIONSHIPS FLOW

• Jika ada project baru yang secara fungsi ada


kemiripan dengan produk yang sudah ada ,
dan prosesnya juga sama, gunakan single
PFMEA
• Jika ada perbedaan , Team harus
mengidentifikasi dan focus pada dampak
pada bagian yang berbeda
• Keterkaitan PFMEA dengan konsep lain:

FMEA – 2019 – R1 116/126


QCPC
QUALITY CONTROL PROCESS
CONTROL

FMEA – 2019 – R1 117/126


CONTOH QCPC ( QUALITY CONTROL PROCESS CHART ) -1/3
NAMA PART : SET ODOM
M PP T30- BLACK

Receiving dan Incoming


Inspection

Material Storage
2 (WH)

3 Supply
Materiial

Pemanasan
4 Material

FMEA – 2019 – R1 118/126


QCPC ( QUALITY CONTROL PROCESS CHART ) - 2/3
NAMA PART : SET ODOM
PENGENDALIAN KARAKTERISTIK KUALITAS ( PRODUK )
Code NAMA PROSES Waktu
F f Class No PARAMETER STANDARD Methoda Frekuensi Dokumen PIC
Inspeksi
Tidak : (Rusak,
RECEIVING DAN Kondisi
1 D B 1 Sobek, Basah & Visual 1 Zak / Lot Saat Kedatangan Surat Jalan PPIC
INCOMING INSPECTION Packaging
Bocor)
PP-T30 (COMP. BLACK) IA920T
B A 2 Grade Sesuai SJ dan COA Visual / Lot Saat Kedatangan
BKN12(BLACK) WI-QCRL.01-003
PP-T30 (COMP.
dan FR-QCRL.01- QC
COA / Mill Sheet 002/INC/001
A B 3 BLACK) IA920T SeeCOA / Lot Saat Kedatangan
Material BKN12(BLACK)

STORAGE Berdasarkan jenis Tag jenis / Jenis


2 H A 1 Cara Penyimpanan -
MATERIAL ( WH ) material mat. Mat.
Saat
Sistem Lay Out
Pengambilan PPIC
H A 2 Pengambilan dan FIFO dan / Lot
dan
Penyimpanan Labeling
penyimpanan

PP-T30 (COMP.
SUPPLY Jenis Setiap Saat Supply
3 D B 1 BLACK) IA920T Visual PPIC
MATERIAL Material BKN12(BLACK) Supply Material
dan
Waktu Setiap Saat Supply Prod
B B 2 Tidak Terlambat Set Alarm
supply Supply Material
PEMANASAN Kondisi Tidak
4 K B 1 Visual Tiap Proses Awal Proses - Prod
MATERIAL material terkontaminasi

Point Quality Kritis : diberi tanda lingkaran :


S
masalah Safety (s), Function(fc) atau
POINT QUALITY KRITIS - Diberi tanda :
Fitting(ft)
INTENSITAS KEJADIAN (f ) : A=Pernah KEJADIAN, B= Prediksi KEJADIAN, C=Monitoring Status
FAILURE MODE (F) : Diisi sesuai dengan TABEL JENIS KEGAGALAN yang telah terdefinisikan

FMEA – 2019 – R1 119/126


QCPC ( QUALITY CONTORL PROCESS CHART ) - 3/3
NAMA PART : SET ODOM
PENGENDALIAN KONDISI MANUFAKTUR
Code NAMA PROSES Identifikasi Alat dan Dokume Reaction Plan
No STANDARD Methoda Frekuensi PIC
Kontrol Parameter n
RECEIVING DAN INCOMING
1
INSPECTION
Hubungi Supplier,
PP-T30 (COMP. BLACK) IA920T
BKN12(BLACK) Leader / Spv QC

STORAGE MATERIAL
2 ,
( WH ) Laporkan ke
Saat RG Leader / Spv
1 Sistem SAP GR Input GR PPIC
Kedatangan Sheet Gudang

SUPPLY No. Doc


3 1 Sistem SAP GI Input GI Saat Supply PPIC Laporkan ke
MATERIAL GI
Leader / Spv
Produksi
PEMANASAN
4 1 HOOPER DRYING MAT.
MATERIAL
Temperatur Hopper 70-90 °C / Laporkan ke
a. Visual Tiap Proses
Dehumidifier 158-194 °F ST- Leader / Spv
b. Waktu Pemanasan 1 Jam Timer Tiap Proses ENGG.0 Prod Produksi
1-003
c. Kebersihan Hopper Bersih Visual Tiap Proses
SETUP
5 1 M/C INJECTION F05
MESIN
- Tonase Laporkan ke
a. 160 T Visual Awal Proses WI- Leader / Spv
M/C
PROD.0 Prod Produksi
Sesuai data
b. Cooling System Visual Awal Proses 1-033
setting

FMEA – 2019 – R1 120/126


HUBUNGAN PFMEA DENGAN DFMEA

• Dalam menyusun PFMEA perlu memperhatikan informasi dari


DFMEA, meski tidak senantiasa nampak keterkaitannya,
– FMEA : focus pada manufacturing step/process
– DFMEA: focus pada fungsi part
• Perbedaannya : Informasi pada kolom :

KOLOM DFMEA PFMEA


1 Item/Function- Process Functions/
Design Requirements
2 potential design potential process failure
failure mode mode
3 potential design potential process cause
cause of failure of failure.

FMEA – 2019 – R1 121/126


FMEA
AIAG – VDA
1 st edition , June 2019

FMEA – 2019 – R1 122/126


7 STEP APPROACH FMEA
1. PLANNING & PREPARATION ( STEP 1)
2. STRUCTUTE ANALYSIS ( STEP 2)
3. FUNCTIONAL ANALYSIS (STEP 3)
4. FAILURE ANALYSIS ( STEP 4)
5. RISK ANALYSIS (STEP 5)
6. OPTIMIZATION ( STEP 6)
7. RESULTS DOCUMENTATION ( STEP 7) :
Dikelola masing-masing organisasi dan
tidak dicatat dalam DFMEA form sheet

FMEA – 2019 – R1 123/126


FMEA – 2019 – R1 124/126
FMEA – 2019 – R1 125/126
Terima Kasih
PQM Consultants

PQM Consultants

PQM Consultants

@PQMConsultants

PQM Consultants

Address:
Jl. Cempaka Putih Tengah 17 C No. 7A, Jakarta 10510
Phone : (021) 425 1887
Fax : (021) 425 4836
Email : nn@pqm.co.id
( Nunung : 0816 831 838
Homepage : www.pqm.co.id

FMEA – 2019 – R1 126/126

Anda mungkin juga menyukai