Anda di halaman 1dari 59

VIAL

EFEDRINE SULFAT
1. Waris Awwaliyyah (1041611150)
2. Yonathan Abadi (1041611154)
3. Natasya Della A (1041611161)
4. Febrina Claudia (1041611201)
Pengertian Vial

Vial adalah salah satu wadah dari bentuk steril yang


umumnya digunakan pada dosis ganda dan memiliki
kapasitas atau volume 0,5-100ml. Vial dapat berupa takaran
tunggal atau ganda. Digunakan untuk mewadahi serbuk
bahan obat, larutan atau suspensi dengan volume sebanyak
5ml atau lebih besar. Bila diperdagangan, botol ini ditutup
dengan sejenis logam yang dapat dirobek atau di tembus oleh
jarum injeksi untuk menghisap cairan injeksi.
(R. Voight : 464)
Hal yang perlu diperhatikan untuk sediaan injeksi dalam wadah vial
(takaran ganda):
1. Perlu pengawet karena digunakan berulang kali sehingga
kemungkinan adanya kontak dengan lingkungan luar yang ada
mikroorganismenya.
2. Tidak perlu isotonis, kecuali untuk subkutan dan intravena harus
dihitung isotonis.
3. Perlu dapar sesuai pH stabilitasnya.
4. Zat pengawet kecuali dinyatakan lain, adalah zat pengawet yang
cocok yang dapat ditambahkan ke dalam injeksi yang diisikan dalam
wadah ganda/injeksi yang dibuat secara aseptik, dan untuk zat yang
mempunyai bakterisida tidak perlu ditambahkan pengawet.
PRAFORMULASI
1

2 FORMULASI

PELAKSANAAN
3

4 WADAH
PRAFORMULASI
Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
Efedrin sulfat adalah simpatomimetik potent yang merangsang kedua α dan β
reseptor dan mempunyai kegunaan klinis yang bersangkutan dengan kedua aksi.
Aksi yang berhubungan dengan system syaraf, yang mana memperlihatkan
bagian untuk melepaskan norepinefrin, respon tiruan didapat ketika syaraf adrenergic
dirangsang. Ini termasuk peningkatan tekanan darah, perangsangan otot jantung, arteriol
konstriksi, relaksasi otot polos bronki dan saluran gastrointestinal, dan dilatasi pupil.
Efedrin merangsang cerebral korteks dan pusat subcorical yang mana digunakan untuk
neurolepsi. Efek efedrin yang tidak diinginkan antara risiko hipertensi, terutama
setelah pemberian parenteral atau pemberian dosis oral yang lebih tinggi dari pada yang
dianjurkan. Insomnia lazim sebagai efek SSP yang merugikan.

(Goodman and Gilman: 230)


Efedrin Sulfat digunakan sebagai obat injeksi steril biasanya di
dalam penggunaannya dalam sediaan injeksi yaitu mengandung
Efedrin Sulfat 50mg/ml di dalam aqua pro injectione.
Efedrin Sulfat injeksi di gunakan serta di suntikan secara
subkutan,intramuskular,intravena injeksi yang digunakan dalam
penyakit adrenergik.
Efedrin Sulfat injeksi di dalam pembuatannya perlu
ditambahkan antimikroba/menambahkan buffer Ph dari Efedrin
Sulfat injeksi yaitu 5,3 atau diantara 4,5 sampai 7,0. Efedrin Sulfat
digunakan untuk beberapa kelainan alergi.

(USP,Hal 644)
Tinjauan Sifat Fisika Kimia Bahan Obat
Efedrine Sulfat
Efedrin serbuk, putih, Kristal atau serbuk tidak
berwarna, tidak berbau. Jika terkena cahaya
berwarna gelap.

Larut 1 dalam 1,3 bagian air


Ph Ephedrin Sulfat: 5,3 1 dalam 90 bagian alkohol
Efedrin sulfat stabil pada pH 4,5 – 7,0 1 dalam 60 bagian gliserol
(Lawrence A,1974: 67)
Penyimpanan : Tidak larut dalam minyak.
Simpan dalam wadah tertutup rapat, dan
terlindung dari cahaya. simpan di tempat yang (Martindale Volume 28:287)
sejuk dan kering jauh dari zat yang tidak
Kompatibel.
BM : 428,6
Rumus molekul : C20H32N2O6S
Melting point :257 derajat celsius
Sodium Chloride

Penyimpanan : Bahan padat stabil dan harus disimpan


dalam wadah tertutup, ditempat yang sejuk
dan kering.
Rumus molekul : Nacl
Melting point : 801 derajat celsius.

(HOPE Hal. 637,639)


Sodium Chloride
Sinonim : Sodium chlor, Sodii chloridum, Natrii Chloridum, Natrii
Choratum
BM NaCl : 58,44
Pemerian : Kristal tidak berbau dan tidak berwarna atau serbuk Kristal
putih dengan rasa asin. Masing-masing mengandung kira-kira 17,1
mmol (17,1 mEq) Sodium (natrium) dan klorida.
(Martindale 28 :635)
Kelarutan : 1 bagian dalam 3 bagian air, 1 bagian dalam 250 bagian alkohol, dan
1 bagian dalam 10 bagian gliserol. Larutan 0,9% dalam air merupakan larutan
isoosmotik dengan serum.
(Martindale 28 : 635)
Benzalkonium Klorida

(HOPE Hal. 57)


Pemerian : Serbuk amorf berwarna putih atau putih kekuningan, berbentuk gel
yang keras atau lempengan. Higorkopis, berbusa bila disentuh,
berasa pahit dan memiliki aroma yang lembut.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam eter, sangat larut dalam acetone, etanol
95%, methanol, propanol dan air.
Penggunaan : Digunakan sebagai preservative sebesar 0,01-0,02 % b/v
( Ainley Wade, Paul J. Weller. 1994 : 27 - 28)
Benzalkonium Klorida

Penyimpanan : Solusi dapat disimpan untuk waktu yang lama


pada suhu kamar. Larutan encer yang disimpan dalam
wadah polivinil klorida atau busa poliuretan dapat
kehilangan aktivitas antimikroba.
Rumus molekul : {C6H5CH2N(CH3)2R}Cl
BM : 360
Melting point : -5 derajat celsius.

(HOPE Hal. 57)


Air untuk Injeksi

Air untuk injeksi dimurnikan dengan cara penyulingan dan memenuhi standar
yang sama dengan purified water (USP) dalam hal jumlah zat padat yang ada
tidak lebih dari 1mg per 100ml. Air untuk injeksi tidak disyaratkan steril tetapi
harus bebas pirogen di maksudkan untuk pembuatan produk injeksi yang akan
disterilisasi akhir dan harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat pada
suhu dibawah atau diatas kisaran suhu tumbuh mikroba.
(Ansel, dkk. 1989 hal :406-407)
Cara Sterilisasi Bahan
NO BAHAN CARA STERILISASI SUHU WAKTU
1. Efedrin Sulfat Autoklaf 1210 C 15 MENIT

2. Nacl Autoklaf 1210 C 15 MENIT

4. Benzalkonium Klorida Autoklaf 1210 C 15 MENIT

3. Aqua Pro Injection Autoklaf 1210 C 15 MENIT


Obat Tidak Tercampur
Efedrin sulfat tidak tercampur dengan Hydrocortison sodium sucsinate, Luminal Na,
Phenobarbital Na, Thiopental Na.
(Lawrence A,1974: 67)
Natrium klorida bereaksi dengan bahan perak, timah, dan garam-garam merkuri, oksidator
kuat terhadap chlorine yang bereaksi dan larutan natrium klorida, larutan berair korosif
terhadap air.
(Martindale 28: 287)
Benzalkonium klorida tidak tercampurkan dengan alumunium, surfaktan anionic, sitrat,
kapas, fluorescein, hydrogen peroksida, hidroksipropyl methylcellulose, iodium, kaolin,
lanolin, nitrat, surfaktan nonionic dalam konsentrasi tinggi, permanganate, protein, salisilat,
garam perak, sabun, sulfonamide, tartrat, ZnO, ZnSO 4, beberapa karet dan plastic.
(Ainley Wade, Paul J. Weller. 1994 : 28)
Cara Penggunaan
Efedrin dan garamnya digunakan secara oral, Intramuskular, subkutan,
intravena. Rute penggunaan tergantung dari kondisi individual pasien; pasien
yang shock diberikan secara intravena untuk memastikan absorpsi dari obat.
(AHFS, 2005: 1277)
FORMULASI
Permasalahan dan Penyelesaian
Permasalahan
• Efedrin sulfat jika terkena cahaya akan berwarna gelap.
• Karena dalam sediaan vial digunakan untuk dosis ganda maka diperlukan
penambahan pengawet untuk mencegah timbulnya bakteri dan jamur.
• Sediaan Vial harus terbebas dari partikel asing
• Vial ephedrin digunakan sebagai injeksi secara intravena atau intramuscular.

Penyelesaian
• Karena Ephedrin Sulfat tidak stabil oleh cahaya maka sediaan ini dikemas
dalam vial berwarna cokelat.
• Digunakan benzalkonium klorida sebagai pengawet
• Larutan harus disaring dengan kertas saring steril
• Dihitung isotonisitasnya untuk menentukan perlukah penambahan NaCl atau tidak.
Formula yang akan Dibuat
Formula Standar

R/ Efedrin SO4 50 mg/ml


Aquadest p.i ad 5ml
(Fornas halaman 119)
Formula yang akan Dibuat

R/ Efedrin SO4 50 mg/ml


Benzalkonium klorida 0,01%
NaCl q.s
Aquadest p.i ad 5ml

Disterilkan dengan cara sterilisasi A


Perhitungan Tonisitas
PTB  Efedrin Sulfat (b1) = 0,13
Benzalkonium Cl (b2) = 0,09
NaCl (b3) = 0,576
Konsentrasi Efedrin Sulfat (c1) = 50 mg / ml
= 0,050 g / ml
= 5,0 %
Benzalkonium Cl (c2) = 0,01%
 
B = 0,52 – ((b1.c1)+(b2.c2))
b3
= 0.52 - {(0,13. 5,0)+(0,09. 0,01)}
0.576
= - 0,2273 g/100 ml

Kesimpulan : Tidak diperlukan penambahan NaCl karena larutan tersebut bersifat hipertonis.
Perhitungan Berat dan Volume

Volume penambahan untuk vial volume 5,0 ml = 0.3 ml

V = (2 + n) V’
= (2 + 3).(5,0 + 0,3)
= 26,5 ml dibulatkan 30,0ml
1 Nama Bahan Perhitungan Jumlah

1 Efedrin SO4 50mg/ml x 30ml 1500 mg

2 Benzalkonium klorid 0,01 % x 30 ml = 3 mg 0,6 ml


3 Pengenceran 50 mg
4 Benzalkonium ad 10ml
Jadi, 3 mg/50mg x 10 ml
NaCl -
Aquadest p.i Ad 30 ml
ad 30 ml –(1,5 + 0,6)
= 30 ml – 2,1
= 27,9 ml
Cara Pembuatan
Ditimbang Ephedrin Sulfat 1500 mg, dimasukkan dalam beaker glass yang sudah dikalibrasi 30 ml.

Dimasukkan benzalkonium klorida 0,6 ml, diaduk homogen dan ditambahkan aqua p.i diaduk

Dilakukan cek pH, diharapkan pHnya 7, bila terlalu asam ditambah dengan NaOH encer dan bila terlalu
basa ditambah dengan HCl encer

Ditambahkan dengan aqua p.i hingga 30,0 ml

Dimasukkan dalam botol vial dengan volume 5,30 ml, ditutup dan di press

Dilakukan sterilisasi dengan otoklaf (121°C) selama 15 menit dan dilakukan evaluasi terhadap
sediaan tersebut meliputi uji kebocoran, uji kejernihan, uji pH, dan uji keseragaman volume
PELAKSANAAN
Penyiapan Alat
Penyiapan Alat
NO Alat Ukuran Jumlah Sterilisasi Suhu Waktu

1. Bekerglass 50 ml 1 Otoklaf 121°C 15 menit

2. Botol vial 5 ml 5 Otoklaf 121°C 15 menit

3. Batang - 1 Otoklaf 121°C 15 menit


pengaduk
4. Corong kaca - 1 Otoklaf 121°C 15 menit

5. Pipet tetes - 2 Otoklaf 121°C 15 menit


6. Tutup pipet - 2 Otoklaf 121°C 15 menit

7. Tutup vial - 3 Otoklaf 121°C 15 menit


Penyiapan Alat

NO Alat Ukuran Jumlah Sterilisasi Suhu Waktu

8. Sendok logam - 1 Oven 180°C 30 menit

9. Gelas ukur 50ml 1 Otoklaf 121°C 15 menit

10. Plat tetes - 1 - - -

11. Spuit 10ml 1 - - -

12. Spuit 1ml 1 - - -

13. Erlenmeyer 100ml 1 Otoklaf 121°C 15 menit

14. Alumunium cap - 5 Oven 180°C 30 menit


Pencucian dan Pembungkusan Alat
ALAT GELAS
Direndam alat – alat gelas dalam larutan teepol 0,5 % , kemudian direbus

Disikat sampai bersih, dibilas dengan air kran mengalir sebanyak 3x

Dibilas dengan air bebas pirogen sebanyak 3 x.

Dikeringkan dalam oven suhu 100° C dengan keadaan terbalik

Dilakukan pengecekan terhadap noda , apabila masih kotor maka dilakukan pencucian
lagi

Dibungkus rangkap 2 dan dilakukan sterilisasi menggunakan metode yang cocok ( alat
gelas tahan pemanasan dengan oven suhu 170° /180° c selama 30 menit atau dengan
menggunakan otoklaf suhu 121° C selama 15 menit).
ALAT KARET
Direbus dengan larutan teepol 1 % dan Na2CO3 1% selama 15 menit

Dibilas dengan air kran dan disikat

Dibilas dengan HCl 0,25%, dibilas dengan air bebas pirogen

Alat dibungkus rangkap 2 dan dilakukan sterilisasi dengan otoklaf suhu 121° C
selama 15 menit
ALAT ALUMUNIUM
Alatalumuniumdididihkandalamlarutandetergen/teepolselama10menit(bilaperludirendamdalamlar
utanNa2CO3 5 %selama5menit)

Alat dibilas dengan aquadest panas mengalir

Alat dididihkan dalam air kran selama 15 menit

Dibilas dengan air kran sebanyak 3 kali

Alat dididihkan dengan aquadest selama 15 menit

Dibilas dengan aquadest sebanyak 3 kali

Dikeringkanterbalikdalamovensuhu100° Csampaikering

Alatdibungkusrangkap2dandisterilkandenganovensuhu180° Cselama30menit
Sterilisasi Alat
OVEN
Diset suhu 100° C

Dimasukkan alat – alat yang disterilisasikan dengan oven

Suhu dinaikkan hingga 190° C

Suhu diturunkan menjadi 180° C

Setelah mencapai 180° C , diatur waktu 30 menit

Suhu oven diturunkan hingga 60° C

Alat – alat dikeluarkan


AUTOKLAF
Alat diisi aquadest

Alat–alat yang akan disterilkan dimasukkan

Alat ditutup dan dipanaskan di atas kompor

Diperhatikan waktu mulai pemanasan hingga pembunuhan dan Pengamanan

Autoklaf dibuka setelah suhunya turun.


CARA EVALUASI
UJI STERILITAS
Dimasukkan larutan injeksi Ephedrin sulfat ke dalam media FTM dan
TSB secara aseptis

Dilakukan 3x replikasi untuk sampel, kontrol positif dan


kontrol negatif

Untuk control positif dimasukkan Bacillus Sp kedalam media FTM dan Candida
Albicans pada media TSB. Untuk kontrol negatif dan sampel
tidak diberi bakteri/jamur

Pada media FTM, baik kontrol maupun yang mengandung larutan yang diuji
disimpan dalam incubator pada suhu 37 C selama 7 hari.

Pada media TSB, baik kontrol maupun yang mengandung larutan yang diuji
disimpan pada suhu kamar selama 7-14 hari
LANJUTAN UJI STERILITAS
Diamati: Kontrol Positif diharapkan ada pertumbuhan bakteri/jamur yang
menandakan media fertil/subur. Kontrol negatif  diharapkan tidak ada
pertumbuhan bakteri/jamur yang menandakan media steril.
Sampel  diharapkan tidak ada pertumbuhan bakteri/jamur menandakan
sediaan steril.

(Depkes RI. 2014: 1359)


MEDIA UJI STERILISASI
1. MEDIA TSB (TRYPTONE SOYA BROTH)
Komposisi serbuk gram per liter :
a. Pancreatic digest of Casein 17,0
b. NaCl 5,0
c. Pancreatic digest of Soybean meal 3,0
d. K2HPO4 2,5
e. Glucose 2,5
pH 7,3  2,2; suhu 25 C
Cara Pembuatan : 30 gram untuk 1 liter aquadest, dicampur disterilkan dengan autoklaf suhu 121 C selama 15
menit pada tekanan 15psi.

Digunakan Untuk : kultivasi bakteri aerobic dan fakultatif aerobic termasuk fungi (jamur). Pengamatan setelah
24 – 48 jam, suhu inkubasi 55 C.
( Ronald M. Atlas. 2006 : 367)
MEDIA UJI STERILISASI
2. MEDIA Fluid Thioglycolate medium
(FTM)
Mengandung sodium Thioglycolate
Komposisi serbuk gram per liter :
a. Pancreatic digest of Casein 15,0
b. D (+) glukosa 5,5
c. Yeast extract 5,0
d. Sodium Chloride 2,5
e. Agar-agar 0,75
f. L – Cystine 0,5
g. Sodium Thyoglycolate 0,5
h. Resazurin sodium 0,001
pH 7,1  0,2 ; suhu 25 C.
Cara Pembuatan : 30 gram untuk 1 liter aquadest, dicampur disterilkan dengan
autoklaf suhu 121 C selama 15 menit pada tekanan 15psi.

Digunakan Dalam : bakteriologikal kultur media untuk mikroorganisme yang


berpotensi rendah dalam proses oksidasi – reduksi dan menetralisir merkuri
presentatif.
( Ronald M. Atlas. 2006 : 143)
PERHITUNGAN KEBUTUHAN MEDIA

1. MEDIA TSB
 Dalam sediaantertera 30g/L
1 tabungreaksi = 10ml
5 tabungreaksi = 5 x 10ml = 50ml
Serbuk TSB yang ditimbang

Cara Pembuatan :
a. Ditimbang 1,5g serbuk media TSB, dilarutkandalam 50ml aquadest
b. Dihomogenkandengancaradipanaskan
c. Diseterilkandenganautoklafsuhu 121 C, selama 15 menit

KETERANGAN :
5 tabung => 1 tabung untuk kontrol (+), 1 tabung untuk kontrol (-) dan
3 tabung untuk uji sampel Vial
PERHITUNGAN KEBUTUHAN MEDIA
1. MEDIA FTM
 Dalam sediaan tertera 30g/1L
1 tabungreaksi = 10ml
5 tabungreaksi = 5 x 10ml = 50ml
Serbuk FTM yang ditimbang

Cara Pembuatan :
a. Ditimbang 1,5g serbuk media FTM, dilarutkandalam 50ml aquadest
b. Dihomogenkandengancaradipanaskan
c. Diseterilkandenganautoklafsuhu 121 C, selama 15 menit

KETERANGAN :
5 tabung => 1 tabung untuk kontrol (+), 1 tabung untuk kontrol (-) dan 3 tabung untuk uji sampel Vial
JUMLAH SAMPEL YANG DITANAM PADA MEDIA

Dalam 1 Vial Ephedrin Sulfat berisi 5 ml sediaan :


Dipakai 1-40ml dengan jumlah minimum yang digunakan sebesar 1ml

Depkes RI, 2014: 1362


UJI KEBOCORAN
Metode Dengan Larutan Warna

Dimasukkan methylen blue kedalam beakerglass yang sudah


dialasi dengan kapas

Direndam vial dalam larutan methylen blue dalam posisi terbalik.

Divacum selama 15 menit di dalam autoklaf

Dilihat bila isi berwarna biru vial bocor


UJI KEJERNIHAN
Diperiksa dengan melihat wadah pada latar belakang hitam

Disinari dari samping jika ada partikel yang masih


melayang sediaan tidak jernih, begitu juga sebaliknya.

(Leon Lachman,1994: 1356)


UJI pH
Injeksi ephedrin sulfat diuji pHnya sebelum dimasukkan
dalam vial.

Setelah disterilisasi, diuji kembali pH nya


..
Diambil larutan secukupnya dengan pipet steril dan
diletakkan pada plat tetes

Diuji pH larutan menggunakan indicator universal.

Dicatat pH larutan injeksi ephedrine sulfat.


UJI KESERAGAMAN VOLUME
Disiapkan serbuk dan dimasukkan kedalam 10 wadah (vial)

Satu persatu vial yang sudah diisi serbuk, ditambahkan


pembawa berupa aqua pro ijeksi

Satu persatu vial dikocok

Kemudian dituangkan ke dalam gelas ukur secara


perlahan agar tidak terbentuk gelembung

Didiamkan 30 menit dan diukur volumenya

Syarat : Volume rata-rata cairan yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari
100%, dan tidak ada satu wadahpun volumenya kurang dari 90% dari volume (FI Edisi V Hal. 1614)
yang tertera pada etiket.

Anda mungkin juga menyukai