ORBITA
Bacteri anaerob
Pencegahan Primer
• Pengobatan yang tepat dan tepat untuk infeksi kulit preseptal atau
bahkan infeksi odentogenik sebelum menyebar ke orbit.
Gejala selulitis orbita
• ptosis sekunder.
• Opthalmoloplegia,
Infeksi bakteri pada orbit dan jaringan lunak periorbital berasal dari tiga sumber
primer:
• Penyebaran langsung dari sinusitis atau dakriosistitis;
• Inokulasi akibat trauma langsung atau infeksi kulit;
• Penyebaran bakteri dari fokus jauh (otitis media, pneumonia).
Etiopatogenesis
• Infeksi selulitis, baik preseptal ataupun orbital, paling sering
disebabkan oleh terdapatnya sinusitis yang mendasari, jika tidak
ditemukan sumber inokulasi yang jelas.
Etiopatogenesis
Penyebab tersering:
• Pada orang dewasa trauma tembus kulit atau karena dakriosistitis
• Pada anak-anak terdapatnya sinusitis yang mendasari
• Pada bayi dan anak-anak berumur kurang dari lima tahun
bakteremia, septikemia, dan meningitis yang disebabkan oleh
Haemophilus influenzae anamnesis riwayat vaksinasi H influenzae
B (Hib)
Manifestasi Klinis
• Edema kelopak mata
• Eritema
• Peradangan
• Bola mata tidak terlibat reaksi pupil, ketajaman visual, motilitas
okular tidak terganggu, nyeri pada gerakan mata dan kemosis juga
tidak ditemukan.
Manifestasi Klinis
• Antibiotik oral (seperti cephalexin atau ampisilin) dan dekongestan nasal (seperti
oxymetazoline nasal spray), pada kasus terkait sinusitis
• Rawat inap dan antibiotic spectrum luas intravena (IV) (golongan cefalosforin
generasi ke-3 : Ceftriaxone, cefotaxime, ceftazidime. diindikasikan jika
selulitis terus progresif meskipun telah menjalani terapi rawat jalan
Tatalaksana
Pada remaja dan orang dewasa
• Antibiotik oral (seperti ampisilin-sulbaktam, trimethoprim-sulfamethoxazole, atau
clindamycin)
• Kompres hangat
• Staphylococcus aureus adalah patogen yang paling sering ditemukan pada
selulitis preseptal akibat trauma penisilin resisten-penisilinase, seperti
methicillin atau ampisilin-sulbaktam.
Tatalaksana
Pada anak dan orang dewasa (cont’d)
• Community-associated methicillin-resistant S. aureus (CA-MRSA) cenderung hadir
sebagai abses yang berfluktuasi di sekeliling selulitis Rasa sakit yang terkait
dengan lesi sering tidak sesuai dengan penampilannya.
• CA-MRSA sering rentan terhadap berbagai antibiotik (termasuk trimethoprim-
sulfamethoxazole, rifampisin, atau clindamycin), sedangkan MRSA terkait rumah
sakit hanya peka terhadap vancomycin dan linezolid.
• Tatalaksana yang berhasil bergantung dari kecurigaan klinis yang tepat,
pengobatan awal, dan intervensi bedah.
Tatalaksana
Pada pasien usia lanjut
• Infeksi muncul dengan karakteristik berbeda tidak menunjukkan tanda-tanda
khas peradangan, peningkatan eritema dan kalor, seperti yang terlihat pada
pasien yang lebih muda.
• Infeksi yang lebih berat tidak dapat dikaitkan dengan reaksi demam.
• Respon terhadap antibiotik juga dapat tertunda
• Intervensi bedah mengangkat jaringanyang terkena mungkin diperlukan untuk
membersihkan infeksi
Tatalaksana
• Drainase bedah jika selulitis preseptal berkembang menjadi abses lokal
• Insisi dan drainase di atas abses
• Menghindari kerusakan aponeurosis levator di kelopak mata atas
Komplikasi
• Pada kasus yang jarang, infeksi dapat menyebar ke rongga mata, jaringan di
sekitar mata, dan bolamata sendiri (selulitis orbital)
• Perluasan infeksi juga dapat menyebabkan:
- trombosis sinus kavernosus
- abses orbital proptosis non aksial
- abses otak
- meningitis
Prognosis
• Selulitis preseptal hampir selalu membaik jika ditatalaksana
TERIMA KASIH