Anda di halaman 1dari 14

Timah

1. Arnold Lutby Sitohang (16/400126/TK/45140)


2. Arum Purwaning Asih (17/410303/TK/45660)
3. Fitra Clara (17/413727/TK/46167)
Timah

logam putih yang lembut, lunak, ulet dan sangat


tahan karat, serta mudah ditempa dan diolah.
Bijih Timah
• Timah di Indonesia umumnya adalah jenis endapan timah aluvial
yang disebut endapan timah sekunder (placer)
• sumber utama timah putih umumnya kasiterit SnO2. sumber lain
dalam bentuk sulfida seperti stanit, silindrit, frankeit, kanfieldit dan
tealit.
• Mineral utama yang terkandung di dalam bijih timah adalah
kasiterit, sedangkan mineral ikutannya adalah pirit, kuarsa, zirkon,
ilmenit, galena, bismut, arsenik, stibnit, kalkopirit, xenotim, dan
monasit.
Timah di Indonesia
Di Indonesia, kecuali daratan Sumatra, yakni di Bangkinang, Provinsi Riau,
persebaran deposit timah dilihat dari segi urutan produksinya lebih
banyak berada di wilayah kepulauan Bangka, Belitung, Singkep, Karimun,
dan Kundur. Dari wilayah-wilayah ini, Bangka-Belitung adalah dua pulau
yang telah lama menghasilkan timah dan terbanyak dilihat dari sudut
produksi.
Kegunaan Timah
• Timah banyak digunakan untuk bahan kaleng kemasan makanan dan makanan.
Penggunaan timah untuk kemasan ini didukung oleh sifat timah yang tahan karat dan tidak
beracun.
• Timah digunakan untuk membuat paduan logam (alloy) seperti perunggu (timah dan
tembaga). Timah membuatnya lebih mudah ditempa, dan lebih kuat dibandingkan
tembaga murni
• Campuran timah dan timbal sebagai solder. Biasanya solder mengandung 60% kandungan
logam timah. Solder ini digunakan untuk menyambungkan dan merangkai komponen-
komponen pada perangkat elektronik. Pada tahun 2006, sekitar setengah dari semua timah
yang diproduksi digunakan dalam solder.
• Timah oksida digunakan untuk keramik dan sensor gas
• Timah juga digunakan sebagai pelapis anti karat. Timah yang dilapiskan akan mebentuk
ikatan dengan besi dan akan mencegah korosi atau pengkaratan pada besi dan baja yang
dilapisi tersebut.
Pengolahan Timah
Bijih Timah

Slag
Konsentrasi Smelting 1 Smelting 2 Hardhead

Crude Tin

Tailing Slag
Refining
Dross

Logam Timah
Tin Ore Extraction
Kadar awal 30%-65% menjadi 70% (minimum)
1. Crushing
Bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel. Setelah
secondary crushing dilakukan screening, bertujuan untuk
mendapatkan ukuran partikel yang lebih seragam
2. Grinding
Alat yang digunakan adalah Rod Mill dengan ukuran produk
kecil dari 20 mesh
3. Jig Concentrator
Partikel -6 mesh yang keluar dari rod mill dikonsentrasikan di
Jig Concentrator untuk mengambil partikel dengan densitas
lebih besar
4. Classification
Undersize -20 mesh dari rod mill masuk ke Hydraulic
Classifier untuk tabling yang lebih effisien
5. Upgrading Section
Untuk menghilangkan sulfida, besi, dan impurities lain,
dilakukan proses upgrading di dalam unit flotation cell
Smelting
Tin Oxide direduksi dengan cara dipanaskan di furnace bersama karbon
(Coal or Coke) yang menghasilkan logam timah dan gas CO 2.
Raw Material Pada umumnya proses berlangsung di suhu 1300-1400˚C selama 15 jam.

(±70% Sn) SnO2 + 2C = Sn + 2CO


ΔH=356.57 kJ/mol
ΔS=383.1 J/mol.K
Smelting T=930 K
Pengotor yang paling banyak terdapat di dalam konsentrat timah adalah unsur Fe.

Metal Proses smelting ini terdiri dari dua tahapan.


1. Peleburan tahap pertama adalah peleburan konsentrat timah yang menghasilkan timah kasar atau crude
(±99,92% Sn) tin dan terak I (slag). Kadar timah dalam terak I ini adalah sekitar 20 persen. Tahap ini juga dikenal
dengan sebutan peleburan konsentrat timah karena umpan yang dilebur adalah konsentrat bijih timah.

2. Terak I kemudian dilebur kembali di peleburan tahap kedua. Peleburan pada tahap dua ini
menghasilkan senyawa Fe-Sn yang disebut hardhead dan terak II dengan kadar Sn kurang dari 1%.
 Hardhead menjadi bahan baku untuk peleburan tahap satu.
Smelting
Refining
Metal
Smelter 1 → Crude tin Sn >90 %
(±99,92% Sn)
pengotor : As, Pb, Ag, Fe, Cu, dan Sb.

Pemilihan teknologi untuk proses pemurnian adalah


Fire Refining Electrolytic berdasarkan tingkat kemurnian logam timah yang
Refining diinginkan.

Metal Metal Fire Refining lebih umum digunakan. Electrolytic


(>99,92% Sn) (±99,999% Sn) Refining dilakukan jika dibutuhkan timah dengan
kemurnian yang sangat tinggi
Produk akhir yang dihasilkan berupa logam timah dalam bentuk balok atau batangan dengan skala
berat berkisar antara 16 kg sampai dengan 30 kg per batang. Selain itu logam timah juga dapat
dibentuk sesuai dengan permintaan pelanggan (customize form) dan mempunyai merek dagang yang
terdaftar di Bursa Logam London (LME).
Fire Refining
Electrolytic Refining
VIDEO
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai