Anda di halaman 1dari 30

STRUKTUR DAN PELAKSANAAN

KURIKULUM 2006

ALFRIDA SARONITA FOBIA (1801030069)


BETRIAFELY MERIA SUNBANU (1801030032)
DEYA MIREL PATTIPEILOHY (1801030033)
NESTI DELFIN HAE RIKE (1801030080)
PRYSCIANUS LALONG JALO (1801030038)
Struktur dan Muatan KTSP
A. Struktur Kurikulum
Struktur KTSP merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran . Muatan
lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari
struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Pengembangan Struktur Kurikulum dilakukan dengan cara antara lain:
Mengatur alokasi waktu pembelajaran “tatap muka” seluruh mata
pelajaran.
• Memanfaatkan 4 jam tambahan untuk menambah jam pembelajaran
pada mata pelajaran tertentu atau menambah mata pelajaran baru.
• Mencantumkan jenis mata pelajaran muatan lokal dalam struktur
kurikulum.
• Tidak boleh mengurangi mata pelajaran yang tercantum dalam standar
isi.
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah yang
tertuang dalam SI (Standar Isi) meliputi 5
kelompok mata pelajaran sebagai berikut:
• Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
• Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian.
• Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi.
• Kelompok mata pelajaran estetika.
• Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan
kesehatan.
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan
dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 7, yakni:
• Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada
SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket
C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan agama kewarganegaraan kepribadian, ilmu
pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan.
• Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada
SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket
C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan,
bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.
• Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SD/MI/SDLB/Paket A atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu sosial,
keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan.
• Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMP/MTs/SMPLB/Paket B atau bentuk lain yang sederajat
dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika,
ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
keterampilan/kejuruan, dan/atau teknologi informasi serta muatan
lokal yang relevan.
• Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMA/MA/SMALB/Paket C atau bentuk lain yang sederajat
dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika,
ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
keterampilan/kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta
muatan lokal yang relevan.
• Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan
alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, teknologi
informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.
• Kelompok mata pelajaran estetika pada
SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B,
SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain
yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan
muatan lokal yang relevan.
• Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan
kesehatan pada SD/MI/SDLB/Paket A,
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C,
SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat
dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan,
ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.
B. Muatan KTSP
a. Mata Pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing
tingkat satuan pendidikan berpedoman pada struktur
kurikulum yang tercantum dalam SI Standar Isi, dan meliputi
lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut:
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian.
(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
(4) Kelompok mata pelajaran estetika.
(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
b. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan ekstra
kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak sesuai menjadi bagian dari
mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak
sehingga harus menjadi mata pelajaran
tersendiri.
c. Pengembangan Diri
(1)Pengembangan diri adalah kegiatan yang
bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik
sesuai dengan kondisi sekolah.
(2)Pengembangan diri untuk satuan
pendidikan khusus menekankan pada
peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian
sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.
d. Beban Belajar
• Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat
satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB baik
katagori standar maupun mandiri,
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar.
• Beban Belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat
digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB katagori mandiri, dan oleh
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK katagori standar.
• Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) digunakan
oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK katagori mandiri.
• Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem
paket dialokasikan sebagaiman tertera dalam struktur
kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah
maksimum empat jam pembelajaran perminggu secara
keseluruhan.
• Alokasi untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% – 40%,
SMP/MTs/SMPLB 0% – 50% dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% –
60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan
praktek di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam
praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.
• Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk SMP/MTs dan
SMA/MA/SMK/MAK menggunakan sistem SKS mengikuti aturan
sebagai berikut.
• Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20
menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap
muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur.
e. Ketuntasan belajar
• Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator
adalah 0-100% dengan batas kriteria ideal
minimal 75%;
• Sekolah harus menetapkan kriteria ketuntasan
minimal (KKM) per mata pelajaran dengan
mempertimbangkan kemampuan rata-rata siswa,
kompleksitas, dan sumber daya pendukung;
• Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah batas
kriteria, tetapi secara bertahap harus dapat
mencapai kriteria ketuntasan ideal.
f. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1),
peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada
pendidikan dasar dan menengah setelah:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir
untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan;
3) Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata
pelajaran pengetahuan dan teknologi;
4) Lulus Ujian Nasional.
g. Penjurusan
Penjurusan berisi kriteria dan mekanisme
penjurusan serta strategi/kegiatan
penelusuran bakat, minat dan prestasi yang
diberlakukan sekolah. Penjurusan disusun
dengan mengacu pada panduan penjurusan
yang akan disusun oleh direktorat terkait.
Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di
SMA/MA.
h. Pendidikan kecakapan hidup
• Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dapat memasukkan
pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup
kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan
akademik dan/atau kecakapan vokasional.
• Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan
bagian dari pendidikan semua mata pelajaran, yang
dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan yang bersangkutan dan atau dari
satuan pendidikan formal lain dan pendidikan
nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.
i. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
a) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah
pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan
kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya,
bahasa, teknologi, dan lain- lain, yang semuanya bermanfaat
bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
b) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat
memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
c) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat
merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat
menjadi mata pelajaran muatan lokal.
d) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh
peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau
nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.
j. Kalender Pendidikan
Kalender Pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu
efektif belajar, dan hari libur:
• Permulaan tahun pelajaran: waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
• Minggu efektif belajar: jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
• Waktu pembelajaran efektif: jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan
diri.
• Waktu libur: waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud.
Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar
semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur
umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
A. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan
pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi,
perkembangan dan kondisi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam
hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan
pendidikan yang bermutu, serta memperoleh
kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara
bebas, dinamis dan menyenangkan;
b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar
belajar,yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan
menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan
berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan
berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun
dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan;
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik
mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan,
dan/atau percepatansesuai dengan potensi, tahap
perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap
memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta
didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan,
kesosialan,dan moral;
d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik
dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab,
terbuka, danhangat, dengan prinsip Tut Wuri Handayani, ing
madia mangun karsa,ing ngarsa sung tulada (di belakang
memberikan daya dan kekuatan,di tengah membangun semangat
dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan);
e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang
memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar, dengan prinsip alam tak ambang jadi guru(semua yang
terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan
sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar,
contoh dan teladan);
f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi
alam,sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk
keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan
kajian secara optimal;
g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi
matapelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri
diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan
kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas
danjenis serta jenjang pendidikan (Permendiknas No. 22
Tahun 2006).
h.Prinsip-prinsip tersebut harus diperhatikan oleh guru
sebagai pelaksana kurikulum dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang mencakup perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
B. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah
a. Perencanaan Proses Pembelajaran
Perencanaan kurikulum dalam proses pembelajaran menjadi
tugas sekolah untuk memahami standar kompetensi dan silabus,
mengembangkan silabus sesuai kondisi siswa, mengembangkan
materi ajar, merumuskan indikator pencapaian kompetensi, dan
mengembangkan instrumen penilaian (M. Joko susilo, 2008:155).
Perencanaan proses pembelajaran dalam Permendiknas No. 41
Tahun 2007 meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran,
standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator
pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi
waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian
hasil belajar, dan sumber belajar.
b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
(a)Kegiatan pendahuluan
Untuk mengawali pembelajaran, guru dapat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk mengaitkan materi sebelum
dengan materi yangakan diajarkan. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut bisa dilakukan dengan cara pre tes. Pre
tesmemegang peranan yang cukup penting dalam proses
pembelajaran. Terdapat beberapa fungsi pre tes antara lain :
• Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena
dengan pre tes maka pikiran mereka akan terfokus pada soal-
soal yang mereka kerjakan.
• Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik
sehubungan dengan proses pembelajaran yang
dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan
membandingkan hasil pretes dengan post tes.
• Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah
dimiliki peserta didik mengenai kompetensi dasar
yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran.
• Untuk mengetahui darimana seharusnya proses
pembelajaran dimulai, kompetensi dasar yang mana
telah dikuasai peserta didik, serta kompetensi dasar
mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian
khusus.
(b)Kegiatan inti
Kegiatan inti meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
• Kegiatan eksplorasi merupakan proses guru melibatkan peserta
didikmencari informasi yang luas dengan menggunakan beragam
pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajarlain.
• Kegiatan elaborasi merupakan proses guru membiasakan peserta
didik membaca dan menulis agar peserta didik berkesempatan untuk
berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa
rasa takut.
• Kegiatan konfirmasi merupakan proses guru memberikan umpan
balikpositif dan memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, sehingga peserta
didik dapat melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan (Permendiknas No. 41 Tahun 2007).
(c)Kegiatan penutup
• Untuk mengetahui tingkat penguasaan
kompetensi oleh peserta didik,
• Untuk mengetahui kompetensi yang sudah
dikuasai peserta didik maupun yang belum
dikuasai peserta didik,
• Untuk mengetahui peserta didik yang perlu
mengikuti kegiatan remedial dan yang perlu
mengikuti kegiatan pengayakan,
• Sebagai bahan acuan untuk melakukan
perbaikan dalam pembelajaran.
c. Penilaian Hasil Pembelajaran
Masnur Muslich menyebutkan penilaian adalah proses sistematis
pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal) analisis, dan
interpretasi informasi untuk memberikan keputusan terhadap
kadar hasil kerja. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan
diterapkan penilaian berbasis kelas. Penilaian berbasis kelas
orientasinya pada kompetensi yang ingin dicapai dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM) di kelas. Ketercapaian yang ingin dicapai
bisa mengacu pada patokan tertentu dan atau ketuntasan belajar.
Hasil pembelajaran dikatakan tuntas apabila kompetensi minimal
yang dicapai adalah 75%, untuk itu setiap kegiatan belajar
mengajar harus diakhiri dengan penilaian dari kompetensi siswa
dan rencana tindak lanjutnya. Penilaian kelas bisa dilakukan
dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir.
d.Pengawasan Proses Pembelajaran
Dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 pengawasan proses
pembelajaran meliputi:
• Pemantauan proses pembelajaran yang dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.
Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepaladan pengawas
satuan pendidikan;
• Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran
sama seperti kegiatan pemantauan. Kegiatan supervisi juga
dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan;
• Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan
kualitas pembelajaran secara keseluruhan. Evaluasi proses
pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru
dalam proses pembelajaran;
• Pelaporan, hasil kegiatan pemantauan,
supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
dilaporkan kepada pemangku kepentingan;
• Tindak lanjut, penguatan dan penghargaan
diberikan kepada guru yang telah memenuhi
standar. Sedangkan teguran diberikan kepada
guru yang belum memenuhi standar sehingga
guru bisa diberikan kesempatan untuk
mengikuti pelatihan
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai