BETRIAFELY MERIA SUNBANU (1801030032) DEYA MIREL PATTIPEILOHY (1801030033) NESTI DELFIN HAE RIKE (1801030080) PRYSCIANUS LALONG JALO (1801030038) Struktur dan Muatan KTSP A. Struktur Kurikulum Struktur KTSP merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran . Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pengembangan Struktur Kurikulum dilakukan dengan cara antara lain: Mengatur alokasi waktu pembelajaran “tatap muka” seluruh mata pelajaran. • Memanfaatkan 4 jam tambahan untuk menambah jam pembelajaran pada mata pelajaran tertentu atau menambah mata pelajaran baru. • Mencantumkan jenis mata pelajaran muatan lokal dalam struktur kurikulum. • Tidak boleh mengurangi mata pelajaran yang tercantum dalam standar isi. Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam SI (Standar Isi) meliputi 5 kelompok mata pelajaran sebagai berikut: • Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. • Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. • Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. • Kelompok mata pelajaran estetika. • Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 7, yakni: • Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama kewarganegaraan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan. • Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani. • Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan. • Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMP/MTs/SMPLB/Paket B atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan/atau teknologi informasi serta muatan lokal yang relevan. • Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMA/MA/SMALB/Paket C atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. • Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. • Kelompok mata pelajaran estetika pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan. • Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan. B. Muatan KTSP a. Mata Pelajaran Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam SI Standar Isi, dan meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut: (1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. (2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. (3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. (4) Kelompok mata pelajaran estetika. (5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. b. Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. c. Pengembangan Diri (1)Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. (2)Pengembangan diri untuk satuan pendidikan khusus menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik. d. Beban Belajar • Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB baik katagori standar maupun mandiri, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar. • Beban Belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB katagori mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK katagori standar. • Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) digunakan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK katagori mandiri. • Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaiman tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran perminggu secara keseluruhan. • Alokasi untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% – 40%, SMP/MTs/SMPLB 0% – 50% dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% – 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktek di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka. • Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK menggunakan sistem SKS mengikuti aturan sebagai berikut. • Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. e. Ketuntasan belajar • Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0-100% dengan batas kriteria ideal minimal 75%; • Sekolah harus menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) per mata pelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan rata-rata siswa, kompleksitas, dan sumber daya pendukung; • Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah batas kriteria, tetapi secara bertahap harus dapat mencapai kriteria ketuntasan ideal. f. Kenaikan Kelas dan Kelulusan Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah: 1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran; 2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan; 3) Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran pengetahuan dan teknologi; 4) Lulus Ujian Nasional. g. Penjurusan Penjurusan berisi kriteria dan mekanisme penjurusan serta strategi/kegiatan penelusuran bakat, minat dan prestasi yang diberlakukan sekolah. Penjurusan disusun dengan mengacu pada panduan penjurusan yang akan disusun oleh direktorat terkait. Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. h. Pendidikan kecakapan hidup • Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional. • Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan semua mata pelajaran, yang dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan atau dari satuan pendidikan formal lain dan pendidikan nonformal yang sudah memperoleh akreditasi. i. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global a) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi, dan lain- lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. b) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. c) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal. d) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi. j. Kalender Pendidikan Kalender Pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, dan hari libur: • Permulaan tahun pelajaran: waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. • Minggu efektif belajar: jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. • Waktu pembelajaran efektif: jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. • Waktu libur: waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan A. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan; b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar,yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatansesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan,dan moral; d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, danhangat, dengan prinsip Tut Wuri Handayani, ing madia mangun karsa,ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan,di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan); e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam tak ambang jadi guru(semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan); f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam,sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal; g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi matapelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas danjenis serta jenjang pendidikan (Permendiknas No. 22 Tahun 2006). h.Prinsip-prinsip tersebut harus diperhatikan oleh guru sebagai pelaksana kurikulum dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mencakup perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. B. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah a. Perencanaan Proses Pembelajaran Perencanaan kurikulum dalam proses pembelajaran menjadi tugas sekolah untuk memahami standar kompetensi dan silabus, mengembangkan silabus sesuai kondisi siswa, mengembangkan materi ajar, merumuskan indikator pencapaian kompetensi, dan mengembangkan instrumen penilaian (M. Joko susilo, 2008:155). Perencanaan proses pembelajaran dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. (a)Kegiatan pendahuluan Untuk mengawali pembelajaran, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengaitkan materi sebelum dengan materi yangakan diajarkan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa dilakukan dengan cara pre tes. Pre tesmemegang peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran. Terdapat beberapa fungsi pre tes antara lain : • Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena dengan pre tes maka pikiran mereka akan terfokus pada soal- soal yang mereka kerjakan. • Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan hasil pretes dengan post tes. • Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai kompetensi dasar yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran. • Untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai, kompetensi dasar yang mana telah dikuasai peserta didik, serta kompetensi dasar mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian khusus. (b)Kegiatan inti Kegiatan inti meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. • Kegiatan eksplorasi merupakan proses guru melibatkan peserta didikmencari informasi yang luas dengan menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajarlain. • Kegiatan elaborasi merupakan proses guru membiasakan peserta didik membaca dan menulis agar peserta didik berkesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. • Kegiatan konfirmasi merupakan proses guru memberikan umpan balikpositif dan memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, sehingga peserta didik dapat melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan (Permendiknas No. 41 Tahun 2007). (c)Kegiatan penutup • Untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi oleh peserta didik, • Untuk mengetahui kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik maupun yang belum dikuasai peserta didik, • Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial dan yang perlu mengikuti kegiatan pengayakan, • Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran. c. Penilaian Hasil Pembelajaran Masnur Muslich menyebutkan penilaian adalah proses sistematis pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal) analisis, dan interpretasi informasi untuk memberikan keputusan terhadap kadar hasil kerja. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan diterapkan penilaian berbasis kelas. Penilaian berbasis kelas orientasinya pada kompetensi yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas. Ketercapaian yang ingin dicapai bisa mengacu pada patokan tertentu dan atau ketuntasan belajar. Hasil pembelajaran dikatakan tuntas apabila kompetensi minimal yang dicapai adalah 75%, untuk itu setiap kegiatan belajar mengajar harus diakhiri dengan penilaian dari kompetensi siswa dan rencana tindak lanjutnya. Penilaian kelas bisa dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir. d.Pengawasan Proses Pembelajaran Dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 pengawasan proses pembelajaran meliputi: • Pemantauan proses pembelajaran yang dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepaladan pengawas satuan pendidikan; • Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran sama seperti kegiatan pemantauan. Kegiatan supervisi juga dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan; • Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran; • Pelaporan, hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan; • Tindak lanjut, penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar. Sedangkan teguran diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar sehingga guru bisa diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan SEKIAN DAN TERIMA KASIH