Anda di halaman 1dari 16

Komponen KTSP

Kelompok 3 :
Nailatun Najahah 16050394001
Alvin Syahnanda 16050394009
Husna Nadhifah 16050394030
Achmad Mulyana 16050394039
Kurikulum merupakan komponen sistem pendidikan
yang paling rentan terhadap perubahan. paling tidak
ada tiga faktor yang membuat kurikulum harus selalu
dirubah atau diperbaharui. Pertama, karena adanya
perubahan filosofi tentang manusia dan pendidikan,
khususnya mengenai hakikat kebutuhan peserta didik
terhadap pendidikan/pembelajaran. Kedua, cara karena
cepatnya perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga
subject matter yang harus disampaikan kepada peserta
didik pun semakin banyak dan berragam. Ketiga,
adanya perubahan masyarakat, baik secara sosial,
politik, ekonomi, maupun daya dukung lingkungan
alam, baik pada tingkat lokal maupun global

Latar Belakang
Tujuan pendidikan sekolah menengah
kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
dengan kejuruannya.

Tujuan Pendidikan Tingkat SMK


Kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia;
Kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian;
Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi;
Kelompok mata pelajaran estetika, dan
Kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga dan kesehatan.

Struktur & Muatan KTSP SMK


Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal
37, menyatakan bahwa kurikulum SMK wajib memuat:

Pendidikan Agama;
Pendidikan kewarganegaraan;
Bahasa;
Matematika;
Ilmu Pengetahuan Alam;
Ilmu Pengetahuan Sosial;
Seni dan budaya;
Pendidikan jasmasi dan olah raga;
Keterampilan/kejuruan, dan
Muatan lokal.

1. Mata Pelajaran
Atas dasar itu, maka mata pelajaran wajib
pada KTSP SMK terdiri atas Pendidikan
Agama, Pendidikan Kewarganegaraan,
Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Seni dan
Budaya, Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan, dan Keterampilan/Kejuruan
(terdiri atas Keterampilan Komputer dan
Pengelolaan Informasi dan
Kewirausahaan).

Lanjutan...
Di dalam penyusunan kurikulum SMK mata pelajaran
dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok
normatif, adaptif, dan produktif. Kelompok normatif adalah
mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang
meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas
mata pelajaran BahasaInggris, Matematika, IPA, IPS,
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan
Kewirausahaan. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah
mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar
Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok
adaptif dan produktif adalah mata pelajaran yang alokasi
waktunya disesuaikan dengan kebutuhan program
keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu
atau alternatif lain.

2. Impilkasi dari Struktur


Kurikulum
Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan
Kompetensi Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan program
keahlian untuk memenuhi standar kompetensi kerja di dunia
kerja.
Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian
satu standar kompetensi atau beberapa penyelesaian
kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.
Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan
sistem ganda.
Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45
menit.

Lanjutan...
Beban belajar SMK meliputi kegiatan
pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah
dan kegiatan kerja praktik di dunia
usaha/industry ekuivalen dengan 36 jam
pelajaran per minggu.
Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan
SMK adalah 38 minggu dalam satu tahun
pelajaran.
Lama penyelenggaraan pendidikan SMK tiga
tahun, maksimum empat tahun sesuai
dengan tuntutan program keahlian.

Lanjutan...
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler
untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak sesuai menjadi bagian dari
mata pelajaran yang ada dan atau terlalu
banyak sehingga harus menjadi mata
pelajaran tersendiri. Pendidikan berbasis
keunggulan local dan global dapat menjadi
mata pelajaran muatan lokal.

3. Muatan Lokal
Adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik
sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing
oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan lainnya
yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat
dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri
pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier.

4. Pengembangan Diri
SMK kategori standar menggunakan
pengaturan beban belajar dalam sistem
paket dan dapat menggunakan
pengaturan beban belajar dalam sistem
kredit semester (SKS).
SMK kategori mandiri menggunakan
pengaturan beban belajar dalam sistem
kredit semester (SKS).

5. Pengaturan Beban Belajar


Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun
pelajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing-masing
direktorat teknis terkait.
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1),
peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada
pendidikan dasar dan menengah setelah:
menyelesaikan seluruh program pembelajaran; memperoleh nilai
minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran
estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan
kesehatan
lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan
lulus Ujian Nasional

6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


Penjurusan pada SMK didasarkan pada
spektrum pendidikan kejuruan yang
diatur oleh Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan.

7. Penjurusan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat
memasukkan pendidikan kecakapan hidup yaitu pendidikan
yang memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial,
kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk
bekerja atau usaha mandiri (penjelasan Pasal 26 ayat (3)
UU Nomor 20 Tahun 2003)
Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian
integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau
berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.
Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik
dari satuan pendidikan yang bersangkutan melalui
kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan
organisasi siswa dan atau dari satuan pendidikan formal
lain dan/atau nonformal, seperti kegiatan kepemudaan,
pemberdayaan perempuan, kursus, dan lain-lain.

8. Pendidikan kecakapan hidup


Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah
pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan
kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi,
budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi,
ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat
memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
global.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat
merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan atau
dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat
diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang
bersangkutan dan atau dari satuan pendidikan formal lain
dan/atau nonformal.

9. Pendidikan berbasis
keunggulan lokal dan global

Anda mungkin juga menyukai