Anda di halaman 1dari 196

BUKU 1

KURIKULUM
SMK S PRAYATNA 2 MEDAN

BIDANG KEAHLIAN
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK ELEKTRONIKA
KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK AUDIO VIDEO

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA UTARA


DINAS PENDIDIKAN

SMK S PRAYATNA 2 MEDAN


Jl. Letda Sujono No. 403 Medan
Sumatera Utara
2019

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


HALAMAN PENETAPAN

Memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah dan Dunia Usaha / Industri


maka Kurikulum SMK SWASTA Prayatna 2 Medan, Bidang Keahlian
Teknologi dan Rekayasa, Program Keahlian Teknik Elektronika,
Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video, Ditetapkan Untuk
Diberlakukan Mulai Tahun Pelajaran 2019/2020.

Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 18 Juli 2019

Ketua Komite Sekolah, Kepala SMK Swasta Prayatna 2 Medan

Drs. H. M. SADAR LUBIS

Mengetahui/Menyetujui;
a.n. Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara
Kabid. Pendidikan Menengah Kejuruan dan Perti,

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


KATA PENGANTAR

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk


mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya, untukmemiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Tuntutan kecakapan abad 21 saat ini adalah untuk meningkatkan
kualitas karakter, literasi dasar dan kompetensi diperlukan perubahan
secara sistemik dinamis dan inovatif.
Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) berisi
seperangkat program pencapaian tujuan PMK yaitu terwujudnya Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), kompetensi dasar dalam setiap Mata Pelajaran,
dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
Dengan telah tersusunnya buku 1 ini, Tim Pengembang Sekolah
(TPS) bidang kurikulum SMK Swasta Prayatna 2 Medan yang
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara
2. Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan dan Perti Provinsi
Sumatera Utara
3. Bapak ibu Ketua, dan Paket Program Keahlian, serta bapak ibu guru,
tenaga kependidikan SMK Swasta Prayatna 2 Medan.
4. Bapak ibu Pengurus Komite Sekolah SMK Swasta Prayatna 2 Medan.
5. Bapak ibu Dunia usaha Dan industri SMK Swasta Prayatna 2 Medan.
6. Semua pihak yang telah memberikan masukan untuk penyempurnaan
Kurikulum 2013 SMK Swasta Prayatna 2 Medan.
Kurikulum 2013 Program Keahlian Teknik Elektronika ini masih
banyak kekurangan dan kelemahan, dengan senang hati kami menerima
saran kritik untuk perbaikan selanjutnya.
Mudah-mudahan Alloh,Swt menerima amal budi baik bapak ibu
semuanya untuk bersama-sama menyiapkan peserta didik yang memiliki
kemampuan kreatif, inovatif, berkolaboratif, komunikatif serta berkarakter.

Medan, 18 Juli 2019


Kepala SMK Swasta Prayatna 2 Medan,

Drs. H. M. SADAR LUBIS


Nip

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


DAFTAR ISTILAH (GLOSARIUM)

1. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem


pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

2. Badan Standar Nasional Pendidikan yang disingkat BSNP adalah


badan mandiri dan independen yang bertugas mengembangkan,
memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional pendidikan.
3. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
4. Struktur Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran
yang harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam
kegiatan pembelajaran. Susunan mata pelajaran pada Struktur
Kurikulum SMK/MAK terbagi dalam 3 (tiga) lima kelompok, yaitu
kelompok mata pelajaran Muatan Nasional, Muatan Kewilayahan, dan
Muatan Peminatan Kejuruan.
5. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan.
6. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan
informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
7. Profil Lulusan adalah kinerja lulusan yang menggambarkan
penguasaan kompetensi secara utuh sesuai dengan keahliannya.
8. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Menengah
Kejuruan (PMK) adalah kriteria minimal mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan PMK yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan bidang dan lingkup kerja masing-masing
Kompetensi Keahlian.
9. Standar Isi PMK adalah kriteria minimal mengenai ruang lingkup
materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada
jenjang PMK.
10. Keunggulan Lokal dan Global adalah potensi unggulan daerah dan
atau internasional dalam bentuk sumberdaya alam dan sosial budaya
(seni, produk, jasa, kerajinan, bahasa, teknologi dan lain-lain).

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


11. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
12. Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak
secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik.
13. Kompetensi Inti (KI) adalah adalah tingkat kemampuan untuk
mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki oleh peserta
didik pada setiap mata pelajaran atau program pendidikan.
14. Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik sebagai prasyarat untuk dinyatakan telah
menguasai KI mata pelajaran tertentu dan menjadi rujukan untuk
menyusun indikator pencapaian kompetensi.
15. Pendidikan Kecakapan Hidup adalah pendidikan yang memberikan
kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan
kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri.
16. Beban Belajar adalah rumusan satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk
mencapai standar kompetensi lulusan serta kemampuan lainnya dengan
memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
17. Kegiatan Tatap Muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
proses interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran, pendidik dan
lingkungan.
18. Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang
oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur
termasuk kegiatan , pengayaan, dan percepatan.
19. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran
yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
dirancang oleh pendidikuntuk mencapai standar kompetensi. Waktu
penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
20. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan kompetensi pendidikan
yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh kompetensi
pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan, untuk setiap
kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan
pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem paket
dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
21. Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan
kompetensi pendidikan, yang peserta didiknya menentukan sendiri

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada
satuan pendidikan.Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem
kredit semester, dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks).
22. Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender
pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
23. Permulaan Tahun Ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
24. Minggu Efektif Belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
25. Waktu Pembelajaran Efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
pengembangan diri.
26. Waktu Libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan
kegiatan pembelajaran terjadwal, pada satuan pendidikan yang
dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar
semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur
umum (termasuk hari-hari besar nasional), dan hari libur khusus.
27. SKK adalah Standar Kompetensi Kerja
28. SKKNI adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang
merupakan salah satu bentuk dari SKK.
29. Sikap spiritual dan sosial merupakan kombinasi reaksi kognitif,
afektif, dan konatif yang bergradasi meliputi menerima,
merespon/menanggapi, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
30. Pengetahuan meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif yang bergradasi mulai dari mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi.
31. Pengetahuan faktual adalah pengetahuan teknis dan spesifik, detail
dan kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora sesuai bidang dan lingkup kerja, dalam konteks
diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, negara, dan industri
dalam lingkup lokal, nasional, regional, dan internasional.
32. Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan tentang
terminologi/istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip, generalisasi, teori,
model, dan struktur yang digunakan terkait dengan pengetahuan teknis
dan spesifik, detail dan kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora sesuai bidang dan lingkup kerja,
dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa,

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


negara, dan industri dalam lingkup lokal, nasional, regional, dan
internasional.
33. Pengetahuan prosedural atau operasional adalah pengetahuan
tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan dengan menggunakan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora sesuai
bidang dan lingkup kerja.
34. Pengetahuan metakognitif adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi
yang meliputi memahami, menganalisis, dan mengendalikan proses
kognitif khususnya yang berkaitan dengan proses belajar.
35. Keterampilan adalah kemampuan melakukan unjuk kerja dengan
menggunakan konsep, teori, metode, bahan, dan/atau instrumen yang
diperoleh melalui pembelajaran dan pengalaman kerja yang mencakup
keterampilan umum dan keterampilan khusus.
36. Keterampilan umum adalah kemampuan kerja yang wajib dimiliki
oleh setiap lulusan dalam rangka menjamin kesetaraan kemampuan
lulusan program PMK.
37. Keterampilan khusus adalah kemampuan kerja yang wajib dimiliki
oleh setiap lulusan sesuai dengan bidang keahlian, program keahlian,
dan kompetensi keahlian untuk setiap program PMK.
38. Kualifikasi adalah tingkat penguasaan capaian pembelajaran sesuai
dengan kerangka kualifikasi.
39. Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
sesuai dengan standar kompetensi kerja yang ditetapkan.
40. BAN SM singkatan dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENETAPAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISTILAH (GLOSARIUM)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Landasan
C. Prinsi-Prinsip Pengembangan Kurikulum
D. Mekanisme Pengelolaan KTSP
E. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan
F. Visi Dan Misi Sekolah
G. Tujuan Sekolah
H. Nilai-Nilai Sekolah

BAB II STRUKTUR KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2


MEDAN

A. Profil Lulusan
B. SKL Kompetensi Keahlian
C. Deskripsi KKNI Level 2 atau 3
D. Deskripsi Standar Kompetensi PMK 3 dan 4 tahun
berdasarkan KI

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


E. Struktur Kurikulum
F. Kompetensi Mata Pelajaran

1. Deskripsi Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan


Nasional (A)
2. Deskripsi Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan
Kewilayahan (B)
3. Deskripsi Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Peminatan
Kejuruan (C)
a. Dasar Bidang Keahlian (C1)
b. Dasar Program Keahlian (C2)
c. Kompetensi Keahlian (C3)
G. Program Muatan Lokal ( Muatan Kewilayahan )
1. Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan daerah ( Peraturan
Gubernur )
2. Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang
dikaksanakan sesuai kebutuhan peserta didik dan
karakteristik sekolah
H. Praktik Kerja Lapangan (PKL)
I. Peminatan
J. Strategi Pelayanan Bimbingan dan Konseling.
K. Kegiatan Ekstra Kurikuker
L. Pengaturan Beban Belajar
M. Peraturan Akademik terdiri
1. Kriteria Ketuntasan Minimal
2. Kriteria Kenaikan Kelas
3. Kriteria Kelulusan dari Ujian Sekolah
4. Kriteria Kelulusan dari Satuan Pendidikan
N. Kalender Pendidikan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


BAB III PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SMK SWASTA
PRAYATNA 2 MEDAN

A. Perencanaan Pembelajaran
B. Pelaksanaan Pembelajaran
C. Penilaian Pembelajaran
D. Pengawasan Pembelajaran

BAB IV SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN SMK


SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN
A. Acuan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
B. Komponen Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah
C. Siklus Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
D. Pembagian Peranan dalam Pengembangan SPMI di Sekolah
E. Tugas Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah :
F. Hasil Sistem Penjaminan Mutu Internal
G. Pemanfaatan Peta Mutu

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8
(delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini
jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih
banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan
orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif
ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat
angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana mengupayakan
agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat
ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi
beban.

2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup,
kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan
budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus
globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan
perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO),
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-
Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade
Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan
Indonesia di dalam studi International Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for
International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga
menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak
menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan
TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi
uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam
kurikulum Indonesia.

3. Penyempurnaan Pola Pikir


Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir
sebagai berikut.
a. Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi
yang dipelajari dan gaya belajarnya (learning style) untuk
memiliki kompetensi yang sama;
b. Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta
didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);
c. Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat
menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet);
d. Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif
mencari semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran
saintifik);
e. Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim);
f. Penguatan pembelajaran berbasis multimedia;

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


g. Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan
tetap memperhatikan pengembangan potensi khusus yang
dimiliki setiap peserta didik;
h. Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak
(multidisciplines); dan
i. Penguatan pola pembelajaran kritis.

4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum


Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut.
a. Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;
b. Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan
(educational leader); dan
c. Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen
dan proses pembelajaran.

5. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang
tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan
bagi peserta didik dengan berbasis literasi dan karakter serta
kemajuan kompetensi yang cepat, kreatif, inovatif, kolaboratif serta
komunikatif.

B. Landasan
1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis penting kedudukannya dalam


pengembangan kurikulum. Landasan filosofis memberi arah ideal
dan pemikiran yang mendasar tentang isi suatu kurikulum, konsep
pembelajaran yang tepat, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar,
hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan kerja
serta lingkungan alam di sekitarnya. KTSP SMK/MAK
dikembangkan dengan landasan filosofis sebagai berikut.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun
kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini
menjadikan KTSP SMK/MAK dikembangkan berdasarkan
budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk
membangun kehidupan masa kini dan untuk membangun dasar-
dasar kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu
menjadi tujuan dasar KTSP SMK/MAK . Hal ini mengandung
makna bahwa KTSP SMK/MAK adalah rancangan program
pembelajaran PMK untuk mempersiapkan kehidupan generasi
muda sebagai human capital bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tenaga kerja
menengah yang handal merupakan tugas utama SMK/MAK.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan
peserta didik, KTSP SMK/MAK mengembangkan pengalaman
belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik
untuk menguasai berbagai kompetensi. Kompetensi yang
diajarkan dan dilatihkan pada SMK/MAK diprogramkan untuk
memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja (labour market), hal ini
sejalan dengan pandangan filsafat esensialisme. Di sisi lain
dalam pandangan filosofi pragmatisme PMK diselenggarakan
untuk maksud memenuhi seluruh kebutuhan individu peserta
didik dalam mempersiapkan diri menjalani dan memecahkan
permasalahan-permasalahan kehidupan sehari-hari di masyarakat
dan keluarga.

2. KTSP SMK/MAK disusun untuk membangun budaya tekno-


sain-sosio-kultural yaitu suatu budaya masyarakat yang secara
sosial baik di sekolah, dunia kerja, keluarga, maupun di
masyarakat secara sinergi tumbuh budaya pemecahan masalah
secara terencana, terprogram, produktif, terdesain dan dijelaskan
atau diberi eksplanasi melalui proses inkuiri dan diskoveri.
Budaya teknologi melakukan rekayasa pemecahan masalah
kehidupan dan masalah pekerjaan melalui pengembangan disain

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


dan temuan-temuan baru. KTSP SMK/MAK mengembangkan
kemampuan peserta didik sebagai pewaris budaya bangsa dan
peduli terhadap permasalahan dunia kerja, masyarakat dan bangsa
masa kini dan masa depan.

3. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Peserta


didik SMK/MAK belajar membangun pengalaman diri dalam
memecahkan permasalahan-permasalahan secara kreatif. Untukitu
peserta didik SMK/MAK perlu memiliki pengalaman belajar
berpikir kreatif, bekerja kreatif sendiri-sendiri maupun dengan
orang lain, dan menerapkan inovasi-inovasi dalam setiap
pemecahan masalah kerja dan kehidupan. Menurut pandangan
filosofi ini, proses pendidikan kejuruan adalah suatu proses
pemberian dan fasilitasipengalaman dan kesempatan kepada
peserta didik untuk melakukan proses mind on, hands on, dan
heart on secara seimbang melalui penguatan kemampuan milihat,
mendengar, membaca, bertindak secara matang dan cermat.
KTSP SMK/MAK mengunggulkan budaya tekno-sain-sosio-
kultural dalam memecahkan masalah-masalah kerja dan sosial
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

4. Pendidikan menengah kejuruan membutuhkan penumbuhan


atitude pokok (core attitudes) yaitu disiplin diri (self-discipline),
keterbukaan terhadap pengalaman diri dan orang lain (openness to
experience), kemampuan pengambilan resiko (risk-taking),
toleran terhadap dualisme (tolerance for ambiguity), dan
kepercayaan kelompok (group trust).

5. Pendidikan menengah kejuruan mengembangkan kecerdasan


emosional-spiritual, sosial-ekologis, intelektual, kinestetis,
ekonomika, teknologi, seni-budaya, dan kecerdasan belajar
sebagai pusat pengembangan kecerdasan (Sudira, 2015). Filosofi
ini menentukan bahwa isi KTSP SMK/MAK mencakup
kecerdasan ganda dan bersifat kontekstual. Filosofi ini
mensyaratkan KTSP SMK/MAK memberi pengalaman belajar

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


yang utuh dan menyeluruh dalam mengembangkan kecerdasan
peserta didik.

6. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa


depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai
kemampuan belajar yang cerdas dalam menumbuhkan
kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial,
kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan
masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and
social reconstructivism).

Merujuk enam filosofi tersebut,maka KTSP SMK/MAK


dikembangkan dengan maksud untuk mengembangkan seluruh
potensi kecerdasan peserta didik agar kompeten dalam memecahkan
masalah-masalahkerja, masalah-masalahsosial di masyarakat secara
kreatif, memiliki kemampuan berpikir kreatif, bekerja kreatif dengan
orang lain dan mampu menerapkan inovasi serta dilandasi disiplin
diri yang tinggi, keterbukaan terhadap pengalaman diri dan orang
lain (openness to experience), kemampuan pengambilan resiko (risk-
taking), dan toleran terhadap dualisme untuk membangun kehidupan
masyarakat demokratis yang lebih baik.

2. Landasan Teoritis

Dua tokoh pendidikan kejuruan berbeda aliran sangat kuat


mewarnai teori-teori pendidikan kejuruan dunia. Tokoh tersebut
adalah Charles Prosser dan John Dewey. Teori Prosser menyatakan
bahwa Pendidikan Kejuruan membutuhkan lingkungan pembelajaran
menyerupai dunia kerja dan peralatan yang memadai sesuai
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan di dunia kerja. Agar efektif
Pendidikan Kejuruan harus melatih dan membentuk kebiasaan kerja
sebagai suatu kebutuhan yang harus dimiliki bagi setiap individu
yang mau bekerja. Penguatan kemampuan dan skill kerja dapat
ditingkatkan melalui pengulangan cara berpikir dan cara bekerja
yang efisien. Pendidikan Kejuruan harus melakukan seleksi bakat
dan minat. Guru Pendidikan Kejuruan akan berhasil jika telah
KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019
memiliki pengalaman sukses dalam menerapkan skill dan
pengetahuan sesuai bidang yang diajarkan. Kemampuan produktif
sebagai standar performance dikembangkan berdasarkankebutuhan
industri sesuai actual jobs. Pendidikan Kejuruan membutuhkan
biaya pendidikan dan pelatihan yang harus terpenuhi dan jika tidak
sebaiknya tidak diselenggarakan.

Pendidikan Kejuruan dalam pandangan teori John Dewey


menegaskan bahwa Pendidikan Kejuruan menyiapkan peserta didik
memiliki kemampuann memecahkan permasalahan sesuai
perubahan-perubahan dalam cara-cara berlogika dan membangun
rasional melalui proses pemikiran yang semakin terbuka dalam
menemukan berbagai kemungkinan solusi dari berbagai pengalaman.
Dampak pokok dari TVET yang diharapkan oleh Dewey adalah
masyarakat berpengetahuan yang mampu beradaptasi dan
menemukan kevokasionalan dirinya sendiri dalam berpartisipasi di
masyarakat, memiliki wawasan belajar dan bertindak dan melakukan
berbagai perubahan sebagai proses belajar sepanjang hayat. Belajar
berlangsung selama jiwa masih dikandung badan. Dewey juga
mengusulkan agar Pendidikan Kejuruan dapat mengatasi
permasalahan diskriminasi pekerjaan, diskriminasi kaum perempuan,
dan minoritas. Dewey memberi advokasi modernisasikurikulum
Pendidikan Kejuruan menjadi "scientific-technical". Studi ini
mengkaitkan cara-cara bekerja yang didukung pengetahuan yang
jelas dan memadai.

Dewey berargumen bahwa sekolah tradisional yang tumpul


dan mekanistis harus dikembangkan menjadi pendidikan yang
demokratis dimanapeserta didik mengeksplorasi kapasitas dirinya
sendiri untuk berpartisipasi dalam segala aspek kehidupan
masyarakat. Dewey memberi wawasan bahwa sekolah harus mampu
melakukan proses transmisi dan transformasi budaya dengan
peningkatan dan kesetaraan posisi dalam ras, etnik, posisi sosial
ekonomi di masyarakat.Setiap individu memiliki pandangan positif

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


terhadap satu sama lain. Pendidikan Kejuruan tidak hanya fokus
pada bagaimana memasuki lapangan pekerjaan, tetapi juga fokus
pada peluang-peluang pengembangan karir, adaptif terhadap
perubahan lapangan kerja dan berbasis pengetahuan atau ide-ide
kreatif.

Kurikulum Pendidikan Kejuruan menurut Dewey memuat


kemampuan akademik yang luas dan kompetensi generik, skill
teknis, skillinterpersonal, dan karakter kerja. Kurikulum Pendidikan
Kejuruan mengintegrasikanpendidikan akademik, karir, dan teknik.
Ada artikulasi di antara pendidikan dasar, menengah, pendidikan
tinggi, dandekat dengan dunia kerja. Sekolah yang baik adalah
sekolah yang mampu membangun komunitas masyarakatsecara
bersama-sama menjadi anggota masyarakat yang
aktifmengembangkan budaya. Menurut Dewey hanya pengalaman
yang benar dan nyatayang dapat membuat peserta didik dapat
menghubungkanpengetahuan yang dipelajari. Teori pendidikan
demokratis Dewey cocok dengan tuntutan Pendidikan Kejuruan
Abad XXI.

Selain dua teori induk Pendidikan Kejuruan yaitu Teori


Efisiensi Sosial dari Charles Prosser dan Pendidikan Vokasional
Demokratis dari John Dewey, adaTeori Tri Budaya sebagai
pemikiran awal yang dapat digunakan untuk pengembangan
kompetensi kevokasionalan (Sudira, 2011). Teori Tri Budaya
menyatakan Pendidikan Kejuruan akan berhasil jika mampu
mengembangkan budaya berkarya, budaya belajar, dan budaya
melayani secara simultan. Pendidikan Kejuruan dalam melakukan
proses pendidikan dan pelatihan harus membangun budaya berkarya,
belajar, dan menerapkan hasil-hasil karya inovatif sebagai bentuk-
bentuk layanan kemanusiaan. Karya sebagai hasil inovasi belajar
harus digunakan untuk kesejahteraan bersama melayani orang lain.

Pendekatan pembelajaran yang diterapkan di SMK/MAK


adalah pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran yang

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


membangun performa peserta didik “individual ability to perform”
mencakup penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara
terpadu. Pendekatan pembelajaran ini harus menganut pembelajaran
tuntas (mastery learning) untuk dapat menguasai sikap (attitude),
pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skills) agar dapat
bekerja sesuai profesinya. Agar peserta didik dapat belajar secara
tuntas, dikembangkan prinsip pembelajaran sebagai berikut.

a. Learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata,


otentik, kontekstual yang memberikan pengalaman belajar
bermakna), dikembangkan menjadi pembelajaran berbasis
produksi, pembelajaran berbasis pemecahan masalah,
pembelajaran berbasis kerja, pembelajaran berbasis inkuiri,
pembelajaran berbasis diskoveri;

b. Individualized learning yakni pembelajaran dengan


memperhatikan keunikan setiap individu dan
dilaksanakandengan sistem modular.

c. Team work learning adalah pembelajaran yang mengembangkan


kemampuan bekerja secara tim dengan penguatan kompetensi
diri bertanggung-jawab dengan tugas-tugas dan memahami
posisi dan fungsinya dalam tim. Pembelajaran kejuruan tidak
cukup belajar menguasai kompetensi secara individu tetapi perlu
belajar dalam kelompok.

Pendidikan Kejuruan sebagai pendidikan untuk dunia kerja


sangat penting fungsi dan posisinya dalam memenuhi tujuan
kebijakan ketenagakerjaan. Kebijakan ketenagakerjaan suatu negara
diharapkan mencakup lima hal pokokyaitu: (1) memberi peluang
kerja untuk semua angkatan kerja yang membutuhkan; (2) pekerjaan
tersedia seimbang dan merata di setiap daerah dan wilayah; (3)
memberi penghasilan yang mencukupi sesuai dengan kelayakan
hidup dalam bermasyarakat; (4) pendidikan dan pelatihan mampu
secara penuh mengembangkan semua potensi dan masa depan setiap
individu; (5) matching man and jobs dengan kerugian-kerugian

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


minimum, pendapatan tinggi dan produktif. Kebijakan
ketenagakerjaan tidak boleh memihak hanya pada sekelompok atau
sebagian dari masyarakatnya. Jumlah dan jenis-jenis lapangan
pekerjaan tersedia, tersebar merata, seimbang, dan layak untuk
kehidupan seluruh masyarakat. Pendidikan kejuruan menjadi tidak
efisien jika lapangan pekerjaan tidak tersedia merata dan seimbang
bagi lulusannya.

KTSP SMK/MAK dikembangkan atas teori Efisiensi Sosial


dan Pendidikan Demokratis, “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency-based curriculum), pembelajaran berbasis
kerja, pembelajaran berbasis produksi, danpembelajaran berbasis
pemecahan masalah. Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai standar minimal warga negara yang
dirinci menjadi standar kompetensi lulusan, standar isi, standar
proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta
didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

KTSP SMK/MAK menganut: (1) pembelajaran yang


dilakukan guru dalam bentuk proses belajar mengajar yang
dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran teori di kelas,
pembelajaran pembuktian teori di laboratorium, pembelajaran skill di
bengkel/studio/workshop/kebun dsb, pembelajaran ketrampilan kerja
di tempat kerja (DU-DI, Teaching factory, Business centre); dan (2)
pengalaman belajar langsung di dunia kerja untuk membangun
kebiasan kerja. Demikian juga dengan pembelajaran langsung di
masyarakat sesuai dengan latar belakang, karakteristik, kompetensi
keahlian dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya,

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil
kurikulum.

3. Landasan Yuridis

Landasan yuridis pengembangan KTSP SMK/MAK antara lain:

a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional;

b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah kedua kali
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang


Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah

e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan;

f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan
Menengah Kejuruan;

g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Menengah Kejuruan;

h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan Menengah Kejuruan;

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti Dan
Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah

j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62


Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan
Dasar Dan Pendidikan Menengah

k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63


Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai
Ekstrakurikuler Wajib.

l. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomer 111


tahun 2014 tentang bimbingan konseling pada didasmen.

m. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 28 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Dasar Dan Menengah.

n. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 75 Tahun 2016 Tentang Komite Sekolah.

o. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 005/H/AK/ 2017 Tentang Kreteria Dan
Perangkat Akreditasi SMK.

p. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2014


Tentang Mata Pelajaran Bahasa Daerah Wajib Mulok Di
Sekolah/Madrasah.

q. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
4678/D/KEP/MK/2016, tanggal 2 September 2016 tentang
Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan;

r. Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8275/D5.3/

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


/KR/2016, Tanggal 15 November 2016 tentang Spektrum
Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan;

s. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
130/D/KEP/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum Pendidikan
Dasar dan Menengah.

C. Prinsi-Prinsip Pengembangan Kurikulum


1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan
kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua
mata pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan
toleransi dan kerukunan interumat dan antarumat beragama.
3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi
upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka
NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan
wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk
memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan
Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik
untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang
memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan)
berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun
dengan memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat
perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual,
dan kinestetik peserta didik.
5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan
memperhatikan kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan
bermutu.
6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis
dan membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks
secara lintas bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan,
berkomunikasi dan berkolaborasi, menggunakan pengetahuan
kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan
tanggung jawab warga negara.
7. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh
kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan
mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu
mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau
memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada satuan
pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi.
8. Perkembangan Ipteks
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus
menerus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks
sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh
karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ipteks.
9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan
pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang
relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.
10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu
media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
11. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik
pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia
digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin
dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing
serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan
bangsa lain.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian
keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya
setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum
mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas
satuan pendidikan.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


D. Mekanisme Pengelolaan KTSP
1. Tahapan Penyusunan KTSP SMK/MAK

Tahapan penyusunan KTSP SMK/MAK digambarkan


seperti Gambar 1 dibawah ini.

Analisis SWOT Need Assessment


Potensi Tracer Study Pasar
SMK/MAK dan Tenaga Kerja &
Kebutuhan Daerah
Wilayah

Visi, Misi,
Tujuan
SMK/MAK SKK

STRUKTUR KURIKULUM
PMK
Keputusan Dirjen
Dikdasmen Nomor
130/D/KEP/KR/2017

S K L/ Profil MATA
Lulusan PELAJARA
KKNI Level 2 N
atau 3

KI 1-2-3-4

KD KD
MASING- IMPLEMNET
MASING ATIF HASIL
MAPEL ANALAISIS
SESUAI
SILABUS
MATA
PELAJARAN

RPP
MATERI AJAR
ASSESSMEN

PEMBELAJA PEMBELAJA PEMBELAJA


RAN TEORI RAN RAN PKL
PRAKTIK

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Gambar 1. Tahapan Pengembangan KTSP SMK/MAK

Tahapan pengembangan KTSP SMK/MAK berdasarkan


Gambar 1 dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Analisis SWOT potensi SMK/MAK dan wilayah tempat sekolah


didirikan dilakukan untuk menemukan kekuatan, kelemahan,
peluang, dan tantangan SMK/MAK terkait potensi sekolahnya dan
potensi wilayah. SMK/MAK membuat analisis sehingga menemukan
strategi bagaimana: (1) menggunakan kekuatan (S) yang dimiliki
untuk memanfaatkan peluang (O) yang ada di lingkungannya; (2)
menggunakan kekuatan (S) yang dimiliki untuk menghindari
ancaman (T); (3) menghilangkan kelemahan (W) dengan
memanfaatkan peluang (O); (4) meminimalkan kelemahan (W)
dengan menghindari ancaman (T).

b. Need Assessment dilakukan sebagai studi analisis kebutuhan


kompetensi kerja tenaga kerja tingkat menengah yang dibutuhkan di
suatu daerah dengan mempertimbangkan Standar Kompetensi Kerja
yang berlaku baik tingkat nasional, regional dan internasional. Studi
ini diperkuat dengan studi pelacakan (tracer study) lulusan yang
sudah bekerja dan analisis kebutuhan daerah.

c. Memperhatikan hasil-hasil analsis SWOT, need analysis, tracer


study lulusan, dan analisis kebutuhan wilayah maka dapat
selanjutkan dirumuskan profil lulusan. Profil lulusan
menggambarkan peran dan fungsi yang diharapkan dapat dijalankan
oleh lulusan nantinya setelah memasuki dunia kerja dan
berpartisipasi dalam pembangunan di masyarakat selanjutnya
disusun deskripsi kompetensi dasar seseuai profil lulusan;

d. Tim pengembang KTSP SMK/MAK pada masing-masing


Kompetensi Keahlian, harus mencermati Struktur Kurikulum sesuai
Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 130/D/KEP/KR/2017,
deskripsi KI/KD setiap mata pelajaran C2 dan C3. Selanjutnya
deskripsi KD padan mata pelajaran C2 dan C3 diselaraskan dengan
KD profil lulusan.
KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019
e. Silabus masing-masing Mata Pelajaran dikembangkan sesuai Standar
Proses. Masing-masing KD dideskripsikan indikator-indikatornya,
cakupan materi, sumber belajar, waktu yang diperkirakan
dibutuhkan.

f. Pengembangan RPP Mata Pelajaran mengacu pada Silabus Mata


Pelajaran. RPP dikembangkan untuk setiap pasang KD.

g. RPP dirancang dan dilaksanakan dalam Pembelajaran Teori,


Pembelajaran Praktik, dan atau PKL sesuai karakteristik KD pada
masing-masing Mata Pelajaran. PKL dilaksanakan secara blok waktu
diupayakan sepenuhnya untuk pengembangan kompetensi pada
silabus sesuai kebutuhan pengembangan SKL.
2. Alur penyusunan KTSP SMK/MAK adalah sebagai berikut.

Alur penyusunan digambarkan seperti Gambar 2 berikut ini.

Pembentukan Penyiapan dan Review dan


Tim Penyusun Penyusunan Draf Validasi KTSP
KTSP SMK/MAK SMK/MAKK-13
(1)
K-13 (2) (3)

Naskah KTSP
Revisi (4)
SMK/MAK K-13 (5)

Penetapan dan Pengesahan


KTSP SMK/MAK K-13 (6)

 Ditetapkan oleh Kepala Sekolah


 Disyahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
Provinsi

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Gambar 2. Alur Penyusunan KTSP SMK/MAK

3. Pengembangan
Pengembangan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan
satuan pendidikan. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja satuan
pendidikan dan/atau kelompok satuan pendidikan yang
diselenggarakan sebelum tahun ajaran baru.
Tahap kegiatan pengembangan KTSP secara garis besar meliputi: (1)
penyusunan draf berdasarkan analisis konteks; (2) reviu, revisi, dan
finalisasi; serta (3) pengesahan oleh pejabat yang berwenang.
Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan
diselenggarakan oleh tim pengembang kurikulum satuan pendidikan.
Dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya berkewajiban
melakukan koordinasi dan supervisi.
4. Daya Dukung
Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan KTSP meliputi:
a. Kebijakan Satuan Pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan kewenangan
dan tanggung jawab penuh dari satuan pendidikan. Oleh karena
itu untuk dapat mengembangkan dan melaksanakan KTSP
diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang ditetapkan dalam
rapat satuan pendidikan dengan melibatkan komite
sekolah/madrasah baik langsung maupun tidak langsung.
b. Ketersediaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan proses
perwujudan kurikulum yang sesungguhnya. Oleh karena itu
tenaga pendidik merupakan unsur yang mutlak diperlukan dalam
kuantitas dan kualitas yang memadai. Selain itu tenaga
kependidikan pada masing-masing satuan pendidikan sangat
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan KTSP.
c. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Pengembangan dan pelaksanaan KTSP memerlukan dukungan
berupa ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan.
Yang termasuk sarana satuan pendidikan adalah segala kebutuhan
fisik, sosial, dan kultural yang diperlukan untuk mewujudkan
proses pendidikan pada satuan pendidikan. Selain itu unsur
prasarana seperti lahan, gedung/bangunan, prasarana olahraga dan
prasarana kesenian, serta prasarana lainnya sangat diperlukan
sebagai unsur penunjang yang memberikan kemudahan
pelaksanaan KTSP.
d. Pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan KTSP antara lain:
Tim pengembang kurikulum satuan pendidikan terdiri atas:
tenaga pendidik, BK, dan kepala sekolah/madrasah sebagai ketua
merangkap anggota. Dalam kegiatan pengembangan KTSP, tim
pengembang kurikulum satuan pendidikan dapat mengikut
sertakan komite sekolah/madrasah, pengawas sekolah, nara
sumber, dan pihak lain yang terkait.

E. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan

Pada penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal


15 dikemukakan bahwa “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja
dalam bidang tertentu”. Lebih lanjut, pada Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 26 ayat (3) dikemukakan bahwa “Standar kompetensi
lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya”.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Secara institusional tujuan pendidikan pada SMK/MAK dapat
dirumuskan sebagai berikut.

a. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif,


mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang tersedia
di dunia kerja sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan
kompetensi keahlian yang diikutinya.

b. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih
dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja dan
mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang
ditekuninya.

c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan


seni agar mampu mengembangkan diri secara berkelanjutan baik
melalui pengalaman kerja maupun melalui jenjang pendidikan yang
lebih tinggi sesuai dengan keahliannya.

F. Visi Dan Misi Sekolah


1. Visi
Menjadikan tamatan unggul dibidang Imtaq, Iptek, Berkarakter dan
berwawasan lingkungan yang dapat bekerja dan dapat melanjutkan
ke jenjang pendidikan lebih tinggi.

2. Misi

a. Membekali siswa dengan kompetensi yang sesuai dengan

perkembangan teknologi, bekerja secara berkelanjutan dan

ditunjang dengan iman dan taqwa.

b. Mengembangkan pestasi akademik melalui persiapan tenaga

kerja, belajar sepanjang hayat dan inovasi belajar.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


c. Menyiapkan siswa menjadi individu yang mandiri atau

berwirausaha, mempunyai karakter yang unggul, dan bersaing di

tingkat pasar global.

d. Menginspirasi, mendukung dan menguatkan siswa melalui

pendidikan bermutu dan pengembangan karir sehingga siap

melayani masyarakat.

e. Mengembangkan sikap siswa untuk mencintai lingkungan,

merawat lingkungan, dan menjaga kelestarian lingkungan alam

sekitar.

f. Memberikan layanan prima kepada masyarakat dan steakholder.

G. Tujuan Sekolah

H. Nilai-Nilai Sekolah

Seluruh kinerja SMK Malang menyadari sepenuhnya bahwa


tata nilai yang ideal akan menentukan keberhasilan dalam proses
pendidikan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.
Penetapan tata nilai merupakan dasar sekaligus pemberi arah bagi sikap
dan perilaku semua kinerja dalam menjalankan tugas sehari-hari. Selain

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


itu, tata nilai juga akan menyatukan hati dan pikiran seluruh kinerja
dalam usaha mewujudkan visi dan misi sekolah.
Kinerja SMK Swasta Prayatna 2 Medan telah
mengidentifikasi nilai-nilai yang harus dimiliki oleh setiap kinerja
(input values), nilai-nilai dalam melakukan pekerjaan (process values)
serta nilai-nilai yang akan ditangkap oleh pemangku kepentingan
(stakeholders) pendidikan,. Nilai masukan digunakan untuk
menjalankan nilai proses dengan baik dalam manajemen organisasi
sehingga dapat meningkatkan mutu interaksi di sekolah. Selanjutnya
nilai input dan nilai proses akan menghasilkan nilai keluaran yang akan
memfokuskan sekolah pada hal-hal yang diharapkan dalam mencapai
visi dan misi yang telah ditetapkan dengan baik, sebagaimana terdapat
dalam table 2.1.
Tabel 2.1
Tata Nilai di SMK Swasta Prayatna 2 Medan
Input Values Process Values Output Values
Nilai-nilai yang Nilai-nilai yang harus Nilai-nilai yang
dapat ditemukan diperhatikan dalam dijunjung tinggi
dalam diri setiap bekerja di SMK oleh SMK Swasta
warga Sekolah Swasta Prayatna 2 Prayatna 2 Medan
Medan, dalam rangka yang
mencapai dan berkepentingan
mempertahankan terhadap
kondisi keunggulan pendidikan

Pemerataan &
Kepemimpinan &
Penyelenggaraan
Kinerja Sekolah Manajemen Yang
Pendidikan Yang
Prima
Bermutu

Amanah Visioner dan Produktif (Efektif


Berwawasan dan Efisien)
Profesional Menjadi Teladan Gandrung Mutu
Tinggi (Service
Excellence)
Antusias dan Memotivasi DapatDipercaya

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Bermotivasi Tinggi (Motivating) (Andal)
Bertanggung Jawab Mengilhami Responsif dan
dan Mandiri (Inspiring) Aspiratif
Kreatif Memberdayakan Antisipatif dan
(Empowering) Inovatif
Disiplin Membudayakan Demokratis,
(Culture-forming) Berkeadilan,
danInklusif
Peduli dan TaatAzas
Menghargai Orang
Lain
Belajar Sepanjang Koordinatif dan
Hayat Bersinergi dalam
Kerangka KerjaTim
Akuntabel

Nilai-nilai masukan (input values), yakni nilai-nilai yang dibutuhkan


dalam diri setiap pengawas sekolah dalam rangka mencapai keunggulan,
yang meliputi:
1. Amanah
Memiliki integritas, bersikap jujur dan mampu mengemban
kepercayaan.
2. Profesional
Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai serta
memahami bagaimana mengimplementasikannya.
3. Antusias dan bermotivasi tinggi
Menunjukkan rasa ingin tahu, semangat berdedikasi serta berorientasi
pada hasil.
4. Bertanggung jawab dan mandiri
Memahami resiko pekerjaan dan berkomitmen untuk
mempertanggung-jawabkan hasil kerjanya serta tidak tergantung
kepada pihak lain.
5. Kreatif
Memiliki pola pikir, cara pandang, dan pendekatan yang variatif
terhadap setiap permasalahan.
6. Disiplin

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Taat pada tata tertib dan aturan yang ada serta mampu mengajak orang
lain untuk bersikap yang sama.
7. Peduli dan menghargai orang lain
Menyadari dan mau memahami serta memperhatikan kebutuhan dan
kepentingan pihak lain.
8. Belajar sepanjang hayat
Berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas
wawasan, pengetahuan dan pengalaman serta mampu mengambil
hikmah dan mejadikan pelajaran atas setiap kejadian.

Nilai-nilai proses (process values), yakni nilai-nilai yang harus


diperhatikan dalam bekerja di sekolah, dalam rangka mencapai dan
mempertahankan kondisi yang diinginkan, yang meliputi:
1. Visioner dan berwawasan
Bekerja berlandaskan pengetahuan dan informasi yang luas serta
wawasan yang jauh ke depan.
2. Menjadi teladan
Berinisiatif untuk memulai dari diri sendiri untuk melakukan hal-hal
yang baik sehingga menjadi contoh bagi pihak lain.
3. Memotivasi (motivating)
Memberikan dorongan dan semangat bagi pihak lain untuk berusaha
mencapai tujuan bersama.
4. Mengilhami (inspiring)
Memberikan inspirasi dan memberikan dorongan agar pihak lain
tergerak untuk menghasilkan karya terbaiknya.
5. Memberdayakan (empowering)
Memberikan kesempatan dan mengoptimalkan daya usaha pihak lain
sesuai kemampuannya.
6. Membudayakan (culture-forming)
Menjadi motor dan penggerak dalam pengembangan masyarakat
menuju kondisi yang lebih berbudaya.
7. Taat azas

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Mematuhi tata tertib, prosedur kerja, dan peraturan perundang-
undangan.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


BAB II

KURIKULUM SMK S RAYATNA 2 MEDAN

A. Profil Lulusan

Profil Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) adalah sebagai


berikut dibawah ini: (Naskah Akademik SKL dan SI PMK, BSNP,
2016:4)
1. Beriman, bertakwa, dan berbudi-pekerti luhur;
2. Memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan diri secara
berkelanjutan;
3. Menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki
keterampilan sesuai dengan kebutuhan pembangunan;
4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya
baik untuk bekerja pada pihak lain atau berwirausaha, dan
5. Berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia yang
kompetitif menghadapi pasar global.

B. SKL Kompetensi Keahlian


Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Menengah
Kejuruan (PMK) adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja,yang diharapkan dapat dicapai
setelah peserta didik menyelesaikan masa belajar. SKL dijabarkan dalam
standar isi danmerupakan acuan utama dalam pengembangan
Kompetensi Inti (KI), selanjutnya Kompetensi Inti dijabarkan ke dalam
Kompetensi Dasar (KD).
Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk
mencapai SKL yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap
tingkat program pendidikan (SMK 3 tahun atau 4 tahun) yang menjadi
dasar pengembangan KD.KI mencakup: sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi
KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019
muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai
SKL.
Kompetensi Dasar adalah kemampuan yang menjadi syarat
untuk menguasai Kompetensi Inti yang harus dicapai peserta didik
melalui proses pembelajaran. Kompetensi Dasar merupakan tingkat
kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran serta perkembangan
belajar berdasarkan pada Kompetensi Inti yang dikembangkan
berdasarkan taksonomi hasil belajar.
Taksonomi dimaknai sebagai seperangkat prinsip klasifikasi atau
struktur dan kategori ranah kemampuan tentang perilaku peserta didik
yang terbagike dalam ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Pembagian ranah perilaku belajar dilakukan untuk mengukur perubahan
perilaku seseorang selama proses pembelajaran sampai pada pencapaian
hasil belajar, dirumuskan dalam perilaku (behaviour) dan terdapat pada
indikator pencapaian kompetensi.

Program Pendidikan dan Kesetaraan Jenjang Kualifikasi Lulusan


PMK

No. Program Pendidikan Kesetaraan Jenjang Kualifikasi

1. 3 Tahun Jenjang 2 pada KKNI

2. 4 Tahun Jenjang 3 pada KKNI

Lulusan SMK/MAK program pendidikan 3 (tiga) tahun dan 4 (empat)


tahun memiliki kompetensi pada dimensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
Dimensi Sikap
Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan
Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun
Berperilaku yang mencerminkan Berperilaku yang mencerminkan
sikap: sikap:
1. beriman dan bertakwa kepada 1. beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME; Tuhan YME;

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan
Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun
2. jujur, disiplin, empati, dan 2. jujur, disiplin, empati, dan
pembelajar sejati sepanjang pembelajar sejati sepanjang
hayat; hayat;
3. bangga dan cinta tanah air, 3. bangga dan cinta tanah air,
bangga pada profesinya, dan bangga pada profesinya, dan
berbudaya nasional; berbudaya nasional;
4. memelihara kesehatan 4. memelihara kesehatan
jasmani, rohani, dan jasmani, rohani, dan
lingkungan; lingkungan;
5. berpikir kritis, kreatif, 5. berpikir kritis, kreatif,
beretika-kerja, bekerja sama, beretika-kerja, bekerja sama,
berkomunikasi, dan berkomunikasi, dan
bertanggung jawab pada bertanggung jawab pada
pekerjaan sendiri dan dapat pekerjaan sendiri dan dapat
diberi tanggung jawab diberi tanggung jawab atas
membimbing orang lainsesuai kuantitas dan kualitas hasil
bidang dan lingkup kerja kerja orang lain sesuai bidang
dalam konteks diri sendiri, dan lingkup kerja dalam
keluarga, sekolah, masyarakat, konteks diri sendiri, keluarga,
bangsa, negara, dan industri sekolah, masyarakat, bangsa,
lingkup lokal, nasional, negara, dan industri lingkup
regional, dan internasional. lokal, nasional, regional, dan
internasional.

Dimensi Pengetahuan
Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan
Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun
Berfikir secara faktual, Berfikir secara faktual,
konseptual, operasional dasar, konseptual, operasional lanjut,
prinsip, dan metakognitif sesuai prinsip, dan metakognitif secara

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan
Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun
denganbidang dan lingkup multidisiplin sesuai dengan bidang
kerjapada tingkat teknis, spesifik, dan lingkup kerja pada tingkat
detil, dan kompleks, berkenaan teknis, spesifik, detil, dan
dengan: kompleks, berkenaan dengan:
1. ilmu pengetahuan, 1. ilmu pengetahuan,
2. teknologi, 2. teknologi,
3. seni, 3. seni,
4. budaya, dan 4. budaya, dan
5. humaniora 5. humaniora
dalamkonteks pengembangan dalamkonteks pengembangan
potensi diri sebagai bagian dari potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, keluarga, sekolah, dunia kerja,
warga masyarakat lokal, nasional, warga masyarakat lokal, nasional,
regional, dan internasional. regional, dan internasional.

Dimensi Keterampilan
Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan
Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun
Bertindak produktif, mandiri, Bertindak produktif, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif kolaboratif, dan komunikatif
dalam: dalam:
1. melaksanakan tugas dengan 1. melaksanakan tugas dengan
menggunakan alat, informasi, menggunakan alat, informasi,
dan prosedur kerja yang dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta lazim dilakukan serta
menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah
sederhana sesuai dengan kompleks sesuai dengan
bidang kerja, dan bidang kerja, dan
2. menampilkan kinerja mandiri 2. menampilkan kinerja mandiri
dengan pengawasan langsung dengan pengawasan tidak

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan
Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun
atasan berdasarkan kuantitas langsung atasan berdasarkan
dan kualitas terukur sesuai kuantitas dan kualitas terukur
standar kompetensi kerja, dan sesuai standar kompetensi
dapat diberi tugas kerja, serta bertanggung
membimbing orang lain. jawab atas hasil kerja orang
lain.

Kompetensi Inti merupakan tangga pertama pencapaian yang dituju


semua mata pelajaran pada tingkat kelas tertentu. Penjabaran
kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran dirinci dalam rumusan
Kompetensi Dasar. Kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan
kompetensi dasar dicapai melalui proses pembelajaran dan penilaian
yang dapat diilustrasikan dengan skema berikut.

Skema Hubungan SKL, KI, KD, Penilaian dan Hasil Belajar

Hasil belajar untuk pencapaian kompetensi lulusan, KI dan KD juga


dirumuskan dalam taksonomi meliputi ranah/dimensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Pembagian taksonomi hasil belajar
dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku peserta didik selama
proses belajar sampai pada pencapaian hasil belajar yang dirumuskan
dalam aspek perilaku (behaviour) tujuan pembelajaran. Umumnya
klasifikasi perilaku hasil belajar yang digunakan berdasarkan taksonomi

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Bloom yang pada Kurikulum 2013 yang telah disempurnakan oleh
Anderson dan Krathwohl dengan pengelompokan menjadi : (1) Sikap
(affective) merupakan perilaku, emosi dan perasaan dalam bersikap dan
merasa, (2) Pengetahuan (cognitive) merupakan kapabilitas intelektual
dalam bentuk pengetahuan atau berpikir, (3) Keterampilan
(psychomotor) merupakan keterampilan manual atau motorik dalam
bentuk melakukan.

C. Deskripsi KKNI Level 2 atau 3


Sementara KKNI merupakan acuan di dalam pengemasan SKKNI
ke tingkat atau jenjang kualifikasi. Kerangka Kualifkasi Nasional
Indonesia atau yang disingkat dengan KKNI sendiri merupakan
kerangka jengjang kualifikasi dari kompetensi yang mampu
menyandingkan, melakukan penyetaraan serta mengintegrasikan bidang
pendidikan, bidang pelatihan kerja dan pengalaman kerja, sebagai
pengakuan kompetensi kerja yang sesuai dengan struktur pekerjaan
dalam berbagai sektor.
Sedangkan SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang
mencakup aspek Pengetahuan (knowledge), Keterampilan dan/atau
Keahlian (skills) serta Sikap kerja (attitude) yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia atau yang disingkat dengan
SKKNI merupakan acuan yang menjadi standar dalam hubungannya
dengan kemampuan kerja yang meliputi aspek keterampilan,
pengetahuan dan sikap kerja yang sesuai dengan pelaksanaan tugasnya
serta sesuai dengan persyaratan dari pekerjaan yang sudah ditetapkan
dimana semua standar atau ketentuan dalam SKKNI sesuai dengan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan
kata lain, SKKNI merupakan standar kompetensi tenaga kerja yang
berlaku secara nasional di Indonesia dan merupakan standar kompetensi
bersifat lintas perusahaan.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


D. Deskripsi Standar Kompetensi PMK 3 dan 4 tahun berdasarkan KI
Kompetensi inti sekolah menengah kejuruan yaitu terdiri atas:
(1) aspek kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan,
dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan
kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui
keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut.
Sebagai suatu sistem satuan pendidikan, SMK memiliki Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) yang mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan (SNP), dan pada bagian (subsistem) kompetensi
kejuruannya yang dalam Kurikulum 2013 disebut kelompok program
peminatan dinyatakan mengacu pada standar kompetensi yang berlaku
di dunia kerja bersangkutan. Subsistem program peminatan setiap
kompetensi keahlian diisi dengan kompetensi kejuruannya
dikembangkan berdasarkan standar kompetensi kerja yang berlaku di
dunia kerja, misalnya Standar Internasional/Regional, SKKNI, Standar
Industri, Standar Asosiasi/Komunitas.
Kompetensi kejuruan yang diadopsi dari standar kompetensi kerja yang
berlaku perlu diadaptasi menjadi rumusan kompetensi yang memenuhi
standar rumusan proses dan hasil belajar, ditata berdasarkan taksonomi
dan hirarkhi pembelajaran kompetensi, serta dilengkapi dengan
kemampuan prasyarat dan kemampuan pendukung yang diperlukan.
Pengembangan program pendidikan dan pelatihan kejuruan pada SMK
hendaknya sejak awal taat asas terhadap ciri utama Pendidikan
Kejuruan, antara lain:

a. Terutama diarahkan untuk menyiapkan peserta didik memasuki


lapangan kerja (produktif).

b. Didasarkan atas demand-market driven (kebutuhan dunia kerja).

c. Fokus pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap-nilai


yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

d. Lebih ditekankan pada learning by doing dan hands on experience.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


e. Penilaian taat asas terhadap kesuksesan peserta didik pada hands on
atau performa dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan di dunia
kerja.

f. Hubungan erat dengan dunia kerja merupakan kunci sukses


pendidikan kejuruan.

g. Responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi.

Adapun kompetensi inti di SMK dapat dikelompokkan sebagai


berikut:

1. KI 1, KI 2, KI 3 DAN KI 4 PA-BP atau PPKn


KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku
agama yang dianutnya. jujur, disiplin, tanggung-jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-jawab, responsif,
dan proaktif melalui keteladanan,
pemberian nasihat, penguatan,
pembiasaan, dan pengkondisian secara
berkesinambungan serta menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)

3. Memahami, menerapkan, 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan


menganalisis, dan mengevaluasi menggunakan alat, informasi, dan
tentangpengetahuan faktual, prosedur kerja yang lazim dilakukan
konseptual, operasional dasar, dan serta memecahkan masalah sesuai
metakognitif sesuai dengan bidang dengan bidang kajian (diisi nama
dan lingkup kajian (diisi nama Mapel: Mapel: PA-BP atau PPKn).
PA-BP atau PPKn)pada tingkat teknis,
Menampilkan kinerja di bawah
spesifik, detil, dan kompleks,
bimbingan dengan mutu dan kuantitas
berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
yang terukur sesuai dengan standar
teknologi, seni, budaya, dan
kompetensi kerja.
humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai Menunjukkan keterampilan menalar,
bagian dari keluarga, sekolah, dunia mengolah, dan menyaji secara efektif,
kerja, warga masyarakat nasional, kreatif, produktif, kritis, mandiri,
regional, dan internasional. kolaboratif, komunikatif, dan solutif
dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
langsung.
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan
langsung.

2. KI 3 DAN KI 4 SELAIN MAPEL PA-BP atau PPKn


KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, 4. Melaksanakan tugas spesifik
menganalisis, dan dengan menggunakan alat,
mengevaluasi informasi, dan prosedur kerja
tentangpengetahuan faktual, yang lazim dilakukan serta
konseptual, operasional dasar, memecahkan masalah sesuai
dan metakognitif sesuai dengan dengan bidang kerja (diisi
bidang dan lingkup kerja (diisi Kompetensi Keahlian).
Kompetensi Keahlian) pada Menampilkan kinerja di bawah
tingkat teknis, spesifik, detil, dan bimbingan dengan mutu dan
kompleks, berkenaan dengan kuantitas yang terukur sesuai
ilmu pengetahuan, teknologi, dengan standar kompetensi
seni, budaya, dan humaniora kerja.
dalam konteks pengembangan
potensi diri sebagai bagian dari Menunjukkan keterampilan
keluarga, sekolah, dunia kerja, menalar, mengolah, dan
warga masyarakat nasional, menyaji secara efektif, kreatif,
regional, dan internasional. produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan,
meniru, membiasakan, gerak
mahir, menjadikan gerak alami
dalam ranah konkret terkait
dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan
KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

E. Struktur Kurikulum

Bidang Keahlian :Teknologi Dan Rekayasa


Program Keahlian :Teknik Elektronika
Kompetensi Keahlian : Teknik Audio Video
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 3 3 3 3 4 4
B. Muatan Kewilayahan
7. Seni Budaya 3 3 - - - -
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2 2 2 - -

Jumlah A dan B 24 24 19 19 15 15
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
10. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
11. Fisika 3 3 - - - -
12. Kimia 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
13. Kerja Bengkel Dan Gambar Teknik 4 4 - - - -
14. Dasar Listrik Dan Elektronika 5 5 - - - -
Teknik Pemograman, Mikroprosser dan
15. 4 4 - - - -
Mikrokontroler
C3. Kompetensi Keahlian
16. Pemograman, Mikroprosessor dan Mikrokontroler - - 4 4 - -
17. Penerapan Rangkaian Elektronika - - 7 7 6 6
18. Perencanaan dan Instalasi Sistem Audio Video - - 6 6 6 6
19. Penerapan Sistem Radio dan Televisi - - 7 7 6 6

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Perawatan dan Perbaikan Peralatan Audio dan
20. - - - - 7 7
Video
21. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 22 22 31 31 33 33
Total 46 46 48 48 48 48

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


F. Kompetensi Mata Pelajaran

1. Deskripsi Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional


(A)
a. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


1.1 Membaca al-Qur’an dengan 1.2. Menunjukkan perilaku kontrol diri
mujahadah annafs), prasangka
meyakini bahwa kontrol
baik(husnuzzan), dan persaudaraan
diri (mujahadah an-nafs),
(ukhuwah) sebagai implementasi
prasangka baik
perintah QS al-Anfal (8):72, QS al-
(husnuzzan), dan
Hujurat (49): 10 dan 12 serta Hadis
persaudaraan (ukhuwah)
terkait
adalah perintah agama

1.2 Meyakini bahwa pergaulan 2.2 Menghindarkan diri dari


pergaulan bebas dan
bebas dan zina adalah
perbuatan zina sebagai
dilarang agama
pengamalan QS al-Isra’ (17):
32, dan QS an-Nur (24): 2,
serta Hadis terkait
1.3 Meyakini bahwa Allah 2.3 Memiliki sikap keluhuran
budi; kokoh pendirian,
Maha Mulia, Maha
pemberi rasa aman, tawakal
Memberi Rasa Aman, Maha
dan adil sebagai implementasi
Memelihara, Maha
pemahaman al-Asmau al-
Sempurna Kekuatan-Nya,
Husna: Al-Karim, Al-Mu’min,
Maha Penghimpun, Maha
Al-Wakil, Al- Matin, Al-Jami’,
Adil, dan Maha Akhir
Al-‘Adl, dan Al-Akhir
1.4 Meyakini keberadaan 2.4 Menunjukkan sikap disiplin,
jujur dan bertanggung jawab,
malaikat-malaikat Allah
sebagai implementasi beriman
swt.
kepada malaikat-malaikat
Allah swt.
1.5 Terbiasa berpakaian sesuai 2.5 Menunjukkan perilaku
berpakaian sesuai dengan
dengan syariat Islam
syariat Islam
1.6 Meyakini bahwa jujur 2.6 Menunjukkan perilaku jujur
dalam kehidupan sehari-hari
adalah ajaran pokok
agama
1.7 Meyakini bahwa menuntut 2.7 Memiliki sikap semangat
keilmuan sebagai
ilmu adalah perintah Allah
implementasi pemahaman QS
dan Rasul-Nya
at-Taubah (9): 122 dan Hadis
terkait

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


1.8 Meyakini al-Qur’an, Hadis 2.8 Menunjukkan perilaku ikhlas
dan taat beribadah sebagai
dan ijtihad sebagai sumber
implementasi pemahaman
hukum Islam
terhadap kedudukan al-
Qur’an, Hadis, dan ijtihad
sebagai sumber hukum Islam
1.9 Meyakini bahwa haji, zakat 2.9 Menunjukkan kepedulian
sosial sebagai hikmah dari
dan wakaf adalah perintah
perintah haji, zakat, dan
Allah dapat memberi
wakaf
kemaslahatan bagi
individu dan masyarakat
1.10 Meyakini kebenaran 2.10 Bersikap tangguh dan rela
berkorban menegakkan
dakwah Nabi Muhammad
kebenaran sebagai ’ibrah dari
saw di Makkah
sejarah strategi dakwah Nabi
di Makkah
1.11 Meyakini kebenaran 2.11 Menunjukkan sikap semangat
ukhuwah dan kerukunan
dakwah Nabi Muhammad
sebagai ibrah dari sejarah
saw di Madinah
strategi dakwah Nabi di
Madinah
1.12 Terbiasa membaca al- 2.12 Bersikap taat aturan,
tanggung jawab, kompetitif
Qur’an dengan meyakini
dalam kebaikan dan kerja
bahwa taat pada aturan,
keras sebagai implementasi
kompetisi dalam kebaikan,
dari pemahaman QS al
dan etos kerja sebagai
Maidah (5): 48; QS an-Nisa
perintah agama
(4): 59; dan QS at-Taubah (9):
105 serta Hadis yang terkait
1.13 Meyakini bahwa agama 2.13 Bersikap toleran, rukun, dan
menghindarkan diri dari
mengajarkan toleransi,
tindak kekerasan sebagai
kerukunan, dan
implementasi pemahaman QS
menghindarkan diri dari
Yunus (10): 40-41 dan QS al-
tindak kekerasan
Maidah (5): 32, serta Hadis
terkait
1.14 Meyakini adanya kitab- 2.14 Peduli kepada orang lain
dengan saling menasihati
kitab suci Allah swt.
sebagai cerminan beriman
kepada kitab-kitab Allah swt.
1.15 Meyakini adanya rasul- 2.15 Menunjukkan perilaku saling
menolong sebagai cerminan
rasul Allah swt.
beriman kepada rasul-rasul
Allah swt.
1.16 Meyakini bahwa Islam 2.16 Menunjukkan sikap syaja’ah
(berani membela kebenaran)
mengharus-kan umatnya
dalam mewujudkan kejujuran
untuk memiliki sifat

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


syaja’ah (berani membela
kebenaran) dalam
mewujudkan kejujuran
1.17 Meyakini bahwa hormat 2.17 Menunjukkan perilaku
hormat dan patuh kepada
dan patuh kepada
orangtua dan guru sebagai
orangtua dan guru sebagai
implementasi pemahaman QS
kewajiban agama
terkait
1.18 Menerapkan 2.18 Menunjukkan sikap tanggung
jawab dan kerja sama dalam
penyelenggaraan jenazah
penyelenggaraan perawatan
sesuai dengan ketentuan
jenazah di masyarakat
syariat Islam
1.19 Menerapkan ketentuan 2.19 Menjaga kebersamaan dengan
orang lain dengan saling
khutbah, tablig, dan
menasihati melalui khutbah,
dakwah di masyarakat sesuai dengan
tablig, dan dakwah
syariat
Islam

1.20 Menerapkan prinsip 2.20 Bekerjasama dalam


menegakkan prinsip-prinsip
ekonomi dan muamalah
dan praktik ekonomi sesuai
sesuai dengan ketentuan
syariat Islam
syariat Islam
1.21 Mengakui bahwa nilai-nilai 2.21 Bersikap rukun dan
kompetitif dalam kebaikan
Islam dapat mendorong
sebagai implementasi nilai-
kemajuan perkembangan
nilai perkembangan
Islam pada masa kejayaan
peradaban Islam pada masa
kejayaan
1.22 Mempertahankan 2.22 Bersikap rukun dan
kompetitif dalam kebaikan
keyakinan yang benar
sebagai implementasi nilai-
sesuai ajaran Islam dalam
nilai sejarah peradaban Islam
sejarah peradaban Islam
pada masa modern
pada masa modern
1.23 Terbiasa membaca al- 2.23 Bersikap kritis dan
demokratis sesuai dengan
Qur’an sebagai
pesan QS Ali Imran (3): 190-
pengamalan dengan
191 dan 159, serta Hadis
meyakini bahwa agama
terkait
mengajarkan kepada
umatnya untuk berpikir
kritis dan bersikap
demokratis
1.24 Meyakini bahwa agama 2.24 Berbuat baik kepada sesama
manusia sesuai dengan
mewajibkan umatnya
perintah QS Luqman (31): 13-
untuk beribadah dan
14 dan QS al-Baqarah (2): 83,
bersyukur kepada Allah
serta Hadis terkait

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


serta berbuat baik kepada
sesama manusia
1.25 Meyakini terjadinya hari 2.25 Berperilaku jujur,
bertanggung jawab, dan adil
akhir
sesuai dengan keimanan
kepada hari akhir
1.26 Meyakini adanya qadha 2.26 Bersikap optimis, ikhtiar, dan
tawakal sebagai implementasi
dan qadar Allah swt.
beriman kepada qadha dan
qadar Allah swt.
1.27 Meyakini bahwa agama 2.27 Berperilaku kerja keras, dan
bertanggung jawab dalam
mewajibkan umatnya
kehidupan sehari-hari
untuk bekerja keras dan
bertanggung jawab dalam
kehidupan sehari-hari
1.28 Meyakini kebenaran 2.28 Menunjukkan sikap bersatu
dan kebersamaan dalam
ketentuan pelaksanaan
lingkungan masyarakat
pernikahan berdasarkan
sebagai implementasi
syariat Islam
ketentuan pernikahan dalam
Islam
1.29 Meyakini kebenaran 2.29 Peduli kepada orang lain
sebagai cerminan
ketentuan waris
pelaksanaan ketentuan waris
berdasarkan syariat Islam
dalam Islam
1.30 Meyakini kebenaran 2.30 Bersikap moderat dan santun
dalam berdakwah dan
ketentuan dakwah
mengembangkan ajaran Islam
berdasarkan syariat Islam
dalam memajukan
perkembangan Islam di
Indonesia
1.31 Meyakini kebenaran bahwa 2.31 Menjunjung tinggi kerukunan
dan kedamaian dalam
dakwah dengan cara
kehidupan sehari-hari
damai, Islam diterima oleh
masyarakat di Indonesia
1.32 Meyakini bahwa islam 2.32 Menjunjung tinggi nilai-nilai
Islam rahmatanlil-alamin
adalah rahmatan lil-
sebagai pemicu kemajuan
‘alamin yang dapat
peradaban Islam di masa
memajukan peradaban
mendatang
dunia
1.33 Meyakini bahwa 2.33 Mewaspadai secara bijaksana
terhadap penyimpangan
kemunduran umat Islam di
ajaran Islam yang
dunia, sebagai bukti
berkembang di masyarakat
penyimpangan dari ajaran
Islam yang benar

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


G. Program Muatan Lokal ( Muatan Kewilayahan )
Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan daerah. ( Peraturan Gubernur
Nomor 19 Tahun 2014 )
Pemerintah Daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi
bahasa dan Sastra Daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan
fungsinya agar tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
Muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal
yang dimaksudkan untuk membentiuk pemahaman peserta didik
terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya. Bahasa yang digunakan
secara turun temurun oleh masyarakat Jawa Timur yang terdiri dari
Bahasa Jawa dan Bahasa Madura.
Guru Bahasa daerah adalah tenaga pendidik yang
berkualifikasi sebagai guru matpel yang memiliki kewenangan dan latar
belakang bahasa daerah yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berperan dalam pembelajaran bahasa daerah. Bahasa Daerah diajarkan
secara terpisah sebagai mata pelajaran muatan lokal wajid di seluruh
sekolah/madrasah di Jawa timur, meliputi Bahasa Jawa dan bahasa
Madura.
Mata pelajaran mulok bahasa daerah dimaksudkan wahana
untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan Etika, Moral, Spiritual, dan
Karakter dan bertujuan untuk melestarikan, mengembangkan, dan
mngkreasikan bahasa dan sastra daerah. untuk meningkatkan kedalam
dan keluasan Bahasa Daerah secara kurikuler, dapat dilaksanakan
kegiatan Ekstrakurikuler.
Materi ajar bahwasa daerah dapat diperkaya dengan hal ikhwal yang
“Konstektual” dengan keadaan dan perkembangan budaya dan tata nilai
di kab/kota masing-masing. Materi ajar dipilih dan ditekankan pada
bahan yang bersifat Pragmatik, Komunikatif, Rekreatif, dan Berdaya
guna bagi kehidupan siswa. Materi ajar bersumber dari Budaya, dan
Tata nilai yang berkembang di lingkungan masyarakat sebagai integrasi
ayng memanfaatkan kearifan lokal.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Penilaian hasil belajar dilakukan dengan memperhatikan
standar isi, SKL, dan standar proses. Hasil belajar siswa dicantumkan
dalam “Raport dan Ijazah”. Terhadap pelaksanaan pembelajaran
bahasa daerah diperlukan pengawasan oleh pengawas yang
berkompeten. Pengawas sekolah turut serta bertanggung jawab terhadap
peningkatan kualitas pembelajaran bahasa daerah di sekolah/madrasah.

H. Praktik Kerja Lapangan


 Pengertian PKL

Proses Pembelajaran diselenggarakan dengan berbasis


aktivitas secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik. Selain itu proses pembelajaran juga
memberikan ruang untuk berkembangnya keterampilan abad 21
yaitu kreatif, berfikir kritis, penyelesaian masalah, kolaborasi, dan
komunikasi yang memberikan peluang bagi pengembangan prakarsa
dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan
psikologis peserta didik. Karakteristik proses pembelajaran
disesuaikan dengan karakteristik program keahlian yang berada pada
bidang keahlian yang dilakukan di sekolah/madrasah, di dunia kerja
Du/Diatau gabungan dari keduanya. Pelaksanaan proses
pembelajaran melibatkan Du/Du melalui model penyelenggaraan
Praktik Kerja Lapangan.

Pembelajaran di dunia kerja Du/Di adalah program PKL


yaitu kegiatan pembelajaran praktik untuk menerapan, memantapan,
dan meningkatan kompetensi peserta didik. Pelaksanaan PKL
melibatkan praktisi ahli yang berpengalaman di bidangnya untuk
memperkuat pembelajaran praktik dengan cara pembimbingan.

Program PKL sangat penting untuk memberikan bekal


kemampuan bagi peserta didik, maka perlu dibuat suatu pedoman,
sesuai dengan pernyataan pada Pasal 4 tentang Standar Proses (SP)
yang dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran praktik di Du/Di
berupa PKL yang diatur lebih lanjut oleh Direktorat Jendral terkait.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


 Tujuan PKL

Tujuan PKL adalah:

1) Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta


didik dalam rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif
yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.

2) Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk


memasuki dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja
global.

3) Memenuhi hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar


mencapai keutuhan standar kompetensi lulusan.

4) mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam


penyelenggaraan Model Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antara
SMK dan Institusi Pasangan Du/Di yang memadukan secara
sistematis dan sistemik.

 Manfaat PKL

1. Manfaat bagi peserta didik

1. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah


diperoleh di sekolah.

2. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya


berupa pengalaman kerja langsung (real) dalam rangka
menanamkan iklim kerja positif yang berorientasi pada
peduli mutu proses dan hasil kerja.

3. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta dapat


menamkan etos kerja yang tinggi.

4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi


keahlian yang dipelajari.

5. Mengembangkan kemampuannya sesuai dengan bimbingan/


arahan pembimbing industri dan dapat berkontribusi kepada
dunia kerja.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


2. Manfaat bagi sekolah

a. Terjalinnya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan


antara sekolah dengan Du/Di

b. Meningkatkan kualitas lulusannya melalui pengalaman kerja


selama PKL.

c. Mengembangkan program sekolah melalui sinkronisasi


kurikulum, proses pembelajaran, teaching factory, dan
pengembangan sarana dan prasarana praktik berdasarkan hasil
pengamatan di tempat PKL.

d. Meningkatkan kualitas lulusan.

3. Manfaat bagi dunia kerja

1) Du/Di lebih dikenal oleh masyarakat khususnya


masyarakat sekolah sehingga dapat membantu promosi
produk.

2) Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK


untuk perkembangan Du/Di.

3) Du/Didapat mengembangkan proses dan atau produk


melalui optimalisasi peserta PKL.

4) Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai


dengan kebutuhannya.

5) Meningkatkan citra positif Du/Dikarena dapat


berkontribusi terhadap dunia pendidikan sekaligus sebagai
implementasi dari Inpres No 9 Tahun 2016.

 Sasaran pengguna pedoman PKL


1) Pemerintah Daerah dalam menggerakan potensi yang ada di
daerah untuk implementasi Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Revitalisasi SMK.

2) Direktorat Pembinaan SMK, dalam rangka pembinaan


pembelajaran di SMK sesuai tugas dan fungsinya.

3) Dinas pendidikan provinsi, sebagai bahan acuan bagi pengawas


dalam pembinaan pembelajaran di SMK, pembinaan
penyusunan kalender pendidikan, dan kegiatan teknis lainnya

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


4) Sekolah Menengah Kejuruan, sebagai acuan dalam
penyelenggaraan pendidikan di duni kerja (pelaksanaan PKL)
antara lain dalam penyusunan jadwal pembelajaran, pengaturan
penugasan guru pembimbing dan lain-lain.

5) Du/Di, sebagai acuan penempatan peserta PKL, proses


pembimbingan peserta PKL, penyusunan jadwal pembimbingan,
dan pengaturan penugasan pembimbing Industri.

 Ruang Lingkup PKL


Pelaksanaan PKL mencakup serangkaian fase yang membantu
mengartikulasikan peran peserta didik, guru dan pembimbing
industri.

Menurut Hansman, 2001 Ruang Lingkup PKL meliputi:


a. Tahap I: Pengamatan. Peserta didik mengamati kinerja dari
suatu kegiatan di tempat PKL kemudian merencanakan
mengartikulasikannya dalam suatu kegiatan nyata/riil.
b. Tahap II: Meniru tindakan (approximating). Peserta didik
meniru tindakan yang dilakukan oleh staf Du/Di/ pembimbing
industri. Peserta didik mencoba melakukan kegiatan seperti
yang dilakukan oleh ahli dan membandingkannya
c. Tahap III: Kerja dalam bantuan dan pengawasan. Peserta didik
mulai bekerja secara lebih rinci dibawah pengawasan dan
bantuan pembimbing industri. Mereka bekerja sesuai dengan
standar tempat kerja. Kemampuan peserta didik meningkat
melalui bantuan ahli atau pembimbing industri.
d. Tahap IV: Bekerja Mandiri (Self-directed Learning). Peserta
didik hanya minta bantuan jika diperlukan. Peserta didik
mencoba tindakan nyata di dunia kerja Du/Di, namun tetap
membatasi dirinya untuk lingkup tindakan di lapangan yang
dipahami. Peserta didik melakukan tugas yang sebenarnya dan
hanya mencari bantuan bila diperlukan dari ahli.
e. Tahap V: Aktualisasi dan eksplorasi. Peserta didik melakukan
aktualisasi dan eksplorasi dalam penerapan pengetahuan dan
keterampilan yang sudah dimiliki. Dalam tahap ini peserta
didik memberikan tanggapan terhadap pengembangan metode
kerja, prosedur kerja, formula dan hal lain yang digunakan di
Du/Di.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


 Konsep Praktik Kerja Lapangan

Program PKL dirancang untuk menyiapkan lulusan yang


siap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap
profesional di bidang kejuruan. Lulusan pendidikan menengah
kejuruan diharapkan menjadi individu yang produktif yang mampu
bekerja menjadi tenaga kerja menengah dan memiliki kesiapan
untuk menghadapi persaingan kerja.

Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan


potensi dan pembangunan karakter peserta didik sebagai hasil
sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga
dan masyarakat. Proses tersebut memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki
menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam
sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang
diperlukan untuk kehidupan dirinya dan kehidupan bermasyarakat
pada umumnya, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan
hidup umat manusia.

Guna merealisasikan proses pembelajaran yang efektif dan


efisien, setiap sekolah melakukan penyusunan program
pembelajaran yang dilakukan di sekolah dan di Du/Di. Pelaksanaan
PKL melibatkan praktisi ahli yang berpengalaman di bidangnya
untuk memperkuat pembelajaran dengan cara pembimbingan. PKL
disusun bersama antara sekolah dan Du/Didalam rangka memenuhi
kebutuhan peserta didik, sekaligus merupakan wahana bagi
Du/Diuntuk berkontribusi dalam upaya pengembangan sumber
daya manusia.

Menurut Prosser dan Quigley dalam bukunya Vocational


Education in a Democracy bahwa pelaksanaan PKL adalah sebagai
berikut;
a. Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan
dimana peserta didik dilatih merupakan replika
lingkungan dimana nanti ia akan bekerja.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


b. Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan
dimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat
dan mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempat
kerja.
c. Pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorang
dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang
diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri.
d. Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat
memampukan setiap individu memodali minatnya,
pengetahuannya dan keterampilannya pada tingkat yang
paling tinggi.
e. Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi,
jabatan atau pekerjaan hanya dapat diberikan kepada
seseorang yang memerlukannya, yang menginginkannya
dan yang mendapat untung darinya.
f. Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman
latihan untuk membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan
berpikir yang benar diulang-ulang sehingga sesuai
seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.
g. Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang
harus dipunyai oleh seseorang agar dia tetap dapat
bekerja pada jabatan tersebut.
h. Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada peserta
didik akan tercapai jika pelatihan diberikan pada
pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai).
i. Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi
pelatihan pada suatu okupasi tertentu adalah dari
pengalaman para ahli okupasi tersebut.
j. Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of
content) yang berbeda-beda antara satu dengan yang
lain.

PKL merupakan salah satu bentuk pendidikan dan pelatihan


yang akan membentuk kompetensi peserta didik. National Training
Board Australia mendeskripsikan bahwa Competency based
Educational and Training (CBET) adalah pendidikan dan pelatihan
yang menitikberatkan pada penguasaan suatu pengetahuan dan
keterampilan khusus serta penerapannya di lapangan kerja.
Pengetahuan dan keterampilan ini harus dapat didemonstrasikan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


dengan standar industri yang ada, bukan standar relatif yang
ditentukan oleh keberhasilan seseorang di dalam suatu kelompok.

Pelaksanaan PKL dapat mengurangi ketidakselarasan


pendidikan di SMK dengan kebutuhan Du/Di. Menurut Muslih (2014)
kendala yang menjadi faktor penyebab ketidakselarasan pendidikan di
SMK dengan kebutuhan Du/Di sebagai berikut:
a. Kemampuan beberapa pengajar di sekolah dalam hard skill dan soft
skill belum sesuai standar industri.
b. Pembelajaran beberapa kompetensi masih bersifat simulasi dan
bersifat tradisonal yang belum menggunakan standar dunia kerja.
c. Kurangnya sarana dan prasarana, terutama fasilitas peralatan
praktik dari jenis dan jumlah.
d. Belum dilakukannya sinkronisasi dan validasi kurikulum di sekolah
dengan standar dunia kerja. Hal ini menyebabkan pendidikan
formal belum sepenuhnya memberikan bekal bagi lulusannya untuk
dapat bekerja sesuai dengan bidang keahlian.
e. Terdapat kesenjangan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di SMK dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di Du/Di.
f. Minimnya pengetahuan peserta didik terhadap dunia kerja
sesungguhnya.
g. Banyak pencari kerja yang tidak mengetahui layanan bimbingan
karir
h. Kurangnya upaya penanaman jiwa kewirausahaan bagi peserta
didik.
i. Rendahnya soft skill sebagian peserta didik SMK khususnya
motivasi, komunikasi, kemandirian, kerja keras dan kepercayaan
diri yang menjadi penyebab tidak bisa dan biasa menghadapi
tantangan yang ada dalam dunia kerja.

Melalui PKL peserta didik diharapkan dapat: (1) merasakan


langsung pembelajaran praktik di dunia kerja; (2) memperoleh
pengalaman etos kerja; (3) mengetahui lingkungan kerja yang

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


sebenarnya; (4) mengetahui proses kinerja yang terdapat di
perusahaan (produk, tenaga kerja, kedisiplinan dan keselamatan
kerja); (5) membandingkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh di
sekolah dengan pelaksanaan magang di industri (6) memperoleh
pengetahuan terkini dari tempat praktik kerja industri, (7)
mengaplikasikan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
di sekolah di tempat praktik kerja lapangan, dan (8) memiliki soft skill
yang lebih baik dalam hal motivasi, komunikasi, kemandirian, kerja
keras dan kepercayaan diri

Pelaksanaan PKL memiliki kesamaan karakteristik dengan


program magang, sesuai dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Rebublik Indonesia Nomor 36 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Pemagangan di Dalam Negeri.

Pemagangan diartikan sebagai bagian dari sistem pelatihan kerja


yang diselenggarakan secara terpadu. Bimbingan dan pengawasan
pembelajaran praktik kerja dilaksanakan oleh instruktur atau pekerja
yang lebih berpengalaman untuk meningkatkan ketrampilan.

Pelaksanaan PKL sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya
Industri pada Pasal 8 dinyatakan bahwa “Kamar Dagang dan Industri,
Asosiasi Industri, Perusahaan Industri, dan/atau Perusahaan Kawasan
Industri memfasilitasi penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Industri
Berbasis Kompetensi dan Pelatihan Industri Berbasis Kompetensi”.

Pada bagian penjelasan dinyatakan bahwa yang dimaksud


dengan "memfasilitasi" adalah: (1) menyediakan informasi kebutuhan
kompetensi Tenaga Kerja Industri: (2) penyusunan kurikulum
pendidikan vokasi dan pelatihan industri; (3) pelaksanaan praktik
kerja industri: (4) penempatan lulusan; dan (5) memberikan bantuan
beapeserta didik.

Menurut Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 03/M-


IND/PER/1/2017 tentang “Pedoman Pembinaan dan Pengembangan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link and
match dengan Industri” dijelaskan bahwa praktik kerja industri adalah
praktik kerja pada industri atau perusahaan sebagai bagian kurikulum
pendidikan kejuruan untuk meningkatkan kompetensi.

Dukungan Industri sangat jelas dinyatakan pada peraturan


tersebut sebagaimana dijelaskan pada Pasal 10 sebagai berikut:

 Perusahaan Industri dan kawasan industri memfasilitasi


Praktik Kerja Industri untuk peserta didik dan Pemagangan
Industri untuk guru produktif.

 Praktik Kerja Industri dan Pemagangan Industri sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan jenjang
kualifiikasi dan kompetensi yang akan dicapai

 Dalam penyelenggaraan Praktik Kerja Industri sebagai mana


dimaksud pada ayat (2) perusahaan Industri dan Perusahaan
Kawasan Industri menyediakan:

i. teaching factory, work shop, dan laboratorium sebagai


tempat Praktik Kerja Industri dan Pemagangan Industri
dan;

ii. instrtuktur sebagai tenaga pembimbing

 Perusahaan Industri dan Perusahaan Kawasan Industri


memberikan sertifikat kepada peserta didik dan guru produktif
yang telah menyelesaikan Praktik Kerja Industri dan Pemagangan
Industri. Pada Pasal 10 Ayat (4) dinyatakan bahwa “Perusahaan
Industri dan Perusahaan Kawasan Industri memberikan sertifikat
kepada peserta didik dan guru produktif yang telah menyelesaikan
Praktik Kerja Industri dan Pemagangan Industri”.

 Pola penyelenggaraan

a. Fungsi PKL

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Berdasarkan fungsinya, pelaksanaan PKL dikelompokan
menjadi dua:

i. Pemantapan Kompetensi

PKL berfungsi untuk memantapkan kompetensi peserta


didik mengingat pembelajaran di SMK baru diberikan
secara simulasi atau pembelajaran realita tetapi diberikan
dengan kondisi kurang standar dilihat dari ketersediaan
jenis dan jumlah peralatan, kompetensi pengajar, kondisi
dan situasi belajar, belum nyata melayani pengguna
produk atau jasa (konsumen) dan lain-lain.

ii. Realisasi Pendidikan Sistim Ganda (PSG)

PKL berfungsi sebagai salah satu bentuk realisasi PSG


dengan melakukan memorandum of understanding (MoU)
dengan Du/Di, seperti, SMK PIKA Semarang, SMK
Negeri 1 Singosari Malang yang membuka kelas ASTRA,
SMK N 3 Banduran Sidoarjo (STM Perkapalan) dengan
PT PAL Indonesia. Teori dan praktik dasar dilakukan di
sekolah sedangkan teori kejuruan dan praktik kejuruan
dilakukan di Industri. SMK melakukan analisis
kompetensi yang harus dikuasai baik di sekolah maupun di
Du/Di dan melakukan kesepakatan penjadwalan
pembelajaran praktik.

b. Pola Penyelenggaraan PKL

Proses pembelajaran dalam bentuk praktik kerja lapangan. PKL


dilaksanakan melalui berbagai pola yang mendukung terhadap
proses dan keberhasilan. Secara konseptual pelaksanaan PKL dapat
dilakukan dengan pola sebagai berikut:

A. Pola harian (120-200 hari efektif).

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Penyelenggaraan praktik kerja lapangan dilakukan selama 6-10
bulan setara dengan 5 hari x 4 minggu x 6 bulan (120 hari)
sampai dengan 5 hari x 4 minggu x 10 bulan (200 hari).
Penyelenggaraan PKL pola harian ini dilakukan dengan cara
mendistribusikan 120– 200 hari peserta didik mengikuti PKL
ke dalam hari efektif pembelajaran. Dengan demikian dalam
satu minggu efektif, ada beberapa hari peserta didik berada di
sekolah dan beberapa hari lainnya peserta didik berada di
industri. Pola ini sesuai bagi SMK yang sudah melakukan akad
kerja sama (MoU) dengan pelaksanaan Pendidikan Sistim
Ganda.

Contoh PKL pola harian selama 120 hari

BULAN S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M
JANUARI DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
FEBRUARI DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
MARET DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
APRIL DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
MEI DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
JUNI DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
JULI DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
AGUSTUS DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
SEPTEMBER DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
OKTOBER DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
NOVEMBER SK SK SK SK SK SK LB SK SK SK SK SK SK LB SK SK SK SK SK SK LB SK SK SK SK SK SK LB
DESEMBER SK SK SK SK SK SK LB SK SK SK SK SK SK LB SK SK SK SK SK SK LB SK SK SK SK SK SK LB

Keterangan:
SK: sekolah, DK: Dunia Kerja, LB ; Libur
B. Pola mingguan (24-40 minggu).

Penyelenggaraan praktik kerja lapangan dilakukan selama 6-10


bulan setara dengan 4 minggu x 6 bulan (24 minggu) sampai
dengan 4 minggu x 10 bulan (40 minggu). Penyelenggaraan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


PKL pola mingguan ini dilakukan dengan cara
mendistribusikan 24 – 40 minggu peserta didik mengikuti PKL
kedalam minggu efektif pembelajaran. Dengan demikian
dalam satu bulan, ada beberapa minggu peserta didik berada di
sekolah dan beberapa minggu lainnya peserta didik berada di
industri. Pola ini sesuai bagi SMK yang sudah melakukan akad
kerja sama (MoU) pelaksanaan Pendidikan Sistim Ganda.

Contoh PKL pola mingguan selama 24 minggu


BULAN S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M
JANUARI MDK MSK MDK MSK
FEBRUARI MDK MSK MDK MSK
MARET
Keterangan: MDK MSK MDK MSK
APRIL MIN: Minggu di Dunia Kerja, MSK: Minggu di sekolah, LB ;
MDK MSK MDK MSK
MEI Libur MDK MSK MDK MSK
JUNI MDK MSK MDK MSK
JULI C. MDK
Pola bulanan (6-10 bulan). MSK MDK MSK
AGUSTUS MDK MSK MDK MSK
SEPTEMBER MDK MSK MDK MSK
OKTOBER Penyelenggaraan praktik kerja lapangan dilakukan selama 6-10
MDK MSK MDK MSK
NOVEMBER MDK MSK MDK MSK
DESEMBER bulan, penyelenggaraan PKL pola bulanan ini dilakukan
MDK MSK MDK MSK

dengan cara mendistribusikan 6-10 bulan peserta didik


mengikuti PKL kedalam bulan efektif pembelajaran. Dengan
demikian dalam satu Tahun, ada beberapa bulan peserta didik
berada di sekolah dan beberapa bulan lainnya peserta didik
berada di industri. Pada PKL pola bulanan ini dapat dilakukan
dengan sistim blok (6-10 bulan) atau dapat dipecah diselingi
dengan pembelajaran di sekolah. PKL selama 6 bulan dapat
dilakukan pola 3-3 (3 bulan di industri, 3 bulan disekolah, dan
3 bulan di industri) sehingga memenuhi praktik di industri
selama 6 bulan. PKL selama 10 bulan dapat dilakukan dalam 3
semester dengan pola 4-3-3 ( 4 bulan di Industri, 2 bulan di
sekolah, 3 bulan di Industri, 3 bulan di sekolah, 3 bulan di
Industri dan 3 bulan di sekolah) atau pola 5-5 ( 5 bulan di
industri, 1 bulan di sekolah, 5 bulan di industri, dan 1 bulan di
sekolah) sehingga memenuhi praktik di industri selama 10
bulan. Pola PKL lain dapat dikembangkan oleh satuan
pendidikan. Pola ini sesuai bagi SMK yang sudah melakukan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


akad kerja sama (MoU) dalam rangka pemantapan kompetensi
peserta didik.

Contoh PKL pola bulanan selama 6 bulan


BULAN S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M
JANUARI BDK
FEBRUARI BDK
MARET BDK
APRIL BSK
MEI BSK
JUNI BSK
JULI BDK
AGUSTUS BDK
SEPTEMBER BDK
OKTOBER BSK
NOVEMBER BSK
DESEMBER BSK

Keterangan:
BDK: Bulan di Dunia Kerja dan BSK: Bulan di sekolah

 Alur Pelaksanaan PKL

Alur pelaksanaan PKL terdiri dari perencanaan, pelaksanaan


dan penilaian digambarkan sebagai berikut.

MoU SMK dan


Du/Di

Pedoman PKL

PERENCANAAN PKL
1. Daf
Pemilahan Kompetesi tar
kompete
Dasar
nsi
Penetapan Industri
2. Daf
tar
Penyusunan program
industri
PKL 3. Pro
Pembekalan peserta

Penetapan pembimbing

PELAKSANAAN PKL

Penyusunan jurnal PKL

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Monitoring PKL

Dokumentasi portofolio

4.7. Nilai
Nilai PENILAIAN PKL
pembimbing
pembimbing
Industri
Industri
5.8. Sertifikat
Sertifika
Penilian pembimbing
Industri
t Industri
6. Laporan Sertifikasi Industri
nilai di rapor
Pelaporan Nilai

 Perencanaan Program PKL

a. Pemilahan Komptensi dan Pemilahan Industri

Pemilahan kompetensi merupakan proses analisis Kompetensi


Dasar (KD) dan topik pembelajaran pada mata pelajaran
kompetensi keahlian. Pemetakan dilakukan berdasarkan peluang
pembelajaran praktik di masing-masing Du/Di. Penetapan
industri bertujuan untuk memperoleh data Institusi Pasangan
yang sesuai dengan KD, dan dapat bekerjasama dalam
meningkatkan hubungan ma antara sekolah dengan dunia kerja.
Pemilahan kompetensi adalah proses menganalisis KD dan
pembelajaran praktik atau pekerjaan yang ada dalam silabus. Hal
itu dilakukan dengan mempertimbangkan daya dukung dan
sumber daya yang dimiliki sekolah dan pihak Institusi Pasangan.
Berdasarkan pertimbangan ketersediaan sumber daya masing-
masing institusi pasangan tersebut, diperoleh kejelasan tentang
KD dan pembelajaran praktik yang dapat dipelajari oleh peserta
didik dalam kegiatan PKL. Hasil analisis KD dan pembelajaran
praktik akan dijadikan dasar penentuan industri. Format untuk
menganalisis KD dapat menggunakan format seperti contoh
KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019
berikut:

Pemilahan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Keahlian


Nama Sekolah : .....................
Program Keahlian : .....................
Kompetensi Keahlian : .....................

Pelaksanaan Pembelajaran*)
Kompetensi Topik Pembelajaran/ Institusi
Dasar Pekerjaan Sekolah (√) Pasangan/
DU/DI (√)
3.1
4.1
3.2
4.2
*) Keterangan: Topik-topik pembelajaran/pekerjaan yang belum
mendapat porsi pembelajaran yang cukup di sekolah (daya dukung sekolah
belum optimal) diprioritaskan untuk dilaksanakan di Institusi pasangan
/industri.

Setelah sekolah melakukan pemilahan kompetensi dengan cara


analisis KD dan topik pembelajaran praktik pada mata pelajaran kompetensi
keahlian, dilanjutkan dengan melakukan penentuan industri. Hasil
pemilahan kompetensi berupa KD dan pembelajaran praktik akan dipakai
sebagai dasar pelaksanaan PKL di Industri. Format penetapan industri dapat
menggunakan contoh sebagai berikut.

Penetapan Industri untuk Praktik Kerja Lapangan

Nama Sekolah : .....................


Program Keahlian : .....................
Kompetensi Keahlian : .....................

Topik Peluang Pembelajaran di Institusi


Mata Pelajaran/
Pembelajaran/ Pasangan/Du/Di *)
Kompetensi
Pekerjaan Du/Di- Du/Di- Du/Di- Dst.....
Dasar
A B C .
3.1
4.1
3.2
4.2
3.3
KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019
4.3
Dst ...

*) Keterangan: Kolom Du/Di diisi sesuai dengan hasil analisis


bersama antara pihak sekolah dengan Institusi Pasangan.

b. Penyusunan Program PKL

Berdasarkan hasil penentuan industri, selanjutnya sekolah


menyusun program PKL yang memuat sejumlah Kompetensi
Dasar yang akan dipelajari peserta didik di dunia kerja. KD yang
tidak dapat dilakukan pembelajarannya di industri wajib
dilaksanakan di sekolah. Rancangan program PKL sebagai
bagian integral dari program pembelajaran perlu memperhatikan
kesiapan Institusi Pasangan. Hal ini dimaksudkan agar dalam
pelaksanaan, penempatan peserta didik tepat sasaran. Format
program PKL dapat menggunakan contoh sebagai berikut.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Program Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Nama Peserta Didik : ...............................................
Kelas : ...............................................
Semester : ...............................................
Kompetensi Keahlian : .……………………………
Nama Industri : ...............................................
Nama Pembimbing : ...............................................
Alamat : ...............................................
Waktu PKL : ...............................................

Topik Urutan WAKTU


Kompetensi
Pembelajaran/ Pelaksanaan Tempat Du/Di*
Dasar
Pekerjaan

*: Tempat PKL diutamakan di Industri (BUMN, BUMD, dan Industri


lainnya yang sesuai) bukan instansi pemerintah
Keterangan: Kolom KD, Topik Pembelajaran/Pekerjaan, dan urutan
waktu pelaksanaan (tanggal) diisi sesuai hasil kesepakatan antara sekolah
dengan Institusi pasangan (DU/DI). Tempat DU/DI diisi Industri tempat
PKL yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan SMK.

c. Pengaturan Pelaksanaan PKL

pelaksanaan PKL diatur sebagai berikut:


 Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 6-10
bulan yang dapat dilakukan pada kelas XI dan atau kelas
XII untuk program 3 tahun dan atau kelas XII dan XIII
untuk program 4 tahun. Untuk menjamin keterlaksanaan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


program PKL maka dapat dilakukan alternatif pengaturan
sebagai berikut:

A. Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester


4 kelas XI, sekolah harus menata ulang topik-topik
pembelajaran pada semester 4 dan semester 5, agar
pelaksanaan PKL tidak mengurangi waktu untuk
pembelajaran materi pada semester 4 dan sebagian
materi pada semester 4 dapat dipindah ke semester
5.
B. Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester
5 kelas XII, sekolah harus melakukan pengaturan
yang sama untuk materi pembelajaran pada kedua
semester tersebut.

 Praktek kerja lapangan dapat dilaksanakan


menggunakan pola harian (120 -200 hari), atau pola
mingguan (24-40 minggu) atau pola bulanan (6-10 bulan)
seperti dijelaskan pada Bab II.
 Untuk memenuhi pemerataan jumlah jam di Institusi
Pasangan/Industri yang memiliki jam kerja kurang dari 5
hari per minggu maka sekolah perlu mengatur
rotasi/perputaran kelompok peserta PKL.
 Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran muatan nasional
dan muatan kewilayahan dapat dilakukan di satuan
pendidikan dan/atau industri (terintegrasi dengan Praktik
Kerja Lapangan) dengan Portofolio sebagai instrumen
utama penilaian.
 Jika pembelajaran mata pelajaran muatan nasional dan
muatan kewilayahan tidak terintegrasi dalam kegiatan PKL
maka pembelajaran mata pelajaran muatan nasional dan
muatan kewilayahan tersebut dilakukan di satuan
pendidikan (sebelum PKL atau setelah kembali dari

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


kegiatan PKL) dengan jumlah jam setara dengan jumlah
jam satu semester.

d. Pembekalan Peserta PKL

Pembekalan peserta PKL dilakukan terhadap peserta didik yang


akan melaksanakan PKL. Program tersebut dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman tentang kegiatan belajar yang harus
dilakukan di Institusi Pasangan/Industri. Materi pembekalan
PKL bagi peserta didik antara lain meliputi:
1. Karakteristik budaya kerja di industri;
2. Tata aturan kerja di industri;
3. Penyusunan jurnal;
4. Pembuatan dokumen portopolio, dan
5. Penilaian PKL.

Pemberian informasi program PKL kepada orang tua, antara lain


meliputi:
a. Maksud dan tujuan PKL;
b. Pembiayaan operasional peserta didik yakni akomodasi,
konsumsi dan transportasi selama pelaksanaan di lokasi
PKL (Life cost).
c. Budaya kerja industri;
d. Tata aturan kerja di industri, dan
e. Penilaian PKL
f. Penetapan Pembimbing

Pembimbing PKL terdiri atas pembimbing sekolah dan


pembimbing industri. Pembimbing dari pihak sekolah adalah
guru yang bertanggung-jawab terhadap pembelajaran
kompetensi yang pembelajarannya dilaksanakan di Institusi
Pasangan/Industri, dan pembimbing industri yang sekaligus
bertindak selaku instruktur yang mengarahkan peserta didik
KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019
dalam melakukan pekerjaannya di Institusi Pasangan/Industri.

e. Uraian Tugas Pembimbing Sekolah dan Industri


o Uraian tugas pembimbing sekolah
 Merencanakan teknis pelaksanaan PKL bersama
dengan Wakil Kepala sekolah bidang Hubin dan kepala
kompetensi keahlian
 Melakukan koordinasi dengan unsur terkait demi
lancarnya pelaksanaan PKL
 Mengadakan koordinasi pelaksanaan PKL dengan
Wakil Kepala sekolah bidang Hubin dan kepala
kompetensi keahlian
 Memantau dan merespon terhadap informasi dan
permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik selama
PKL
 Melayani konsultasi peserta didik terhadap
permasalahan yang dihadapinya di perusahaan tempat
pelaksanaan PKL
 Melayani konsultasi peserta didik dalam pembuatan
laporan melalui media komunikasi yang ada khususnya
berkaitan dengan tata tulis laporan.
o Uraian tugas pembimbing industri
- Merencanakan teknis pelaksanaan PKL bersama
peserta PKL dan pembimbing sekolah
- Melakukan koordinasi dengan unsur terkait di DU/DI
demi lancarnya pelaksanaan PKL
- Membimbing dari ranah sikap, keterampilan maupun
pengetahuan selama peserta didik PKL.
- Memantau dan merespon terhadap informasi dan
permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik selama

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


PKL
- Melayani konsultasi peserta didik terhadap
permasalahan yang dihadapinya di perusahaan tempat
pelaksanaan PKL khususnya yang berkaitan dengan
substansi komptensi yang dipelajari ditempat PKL
- Melayani konsultasi peserta didik dalam pembuatan
dokumen portopolio PKL .
 Pelaksanaan Program PKL
Selama melakukan kegiatan pembelajaran di Institusi
Pasangan/Industri, peserta didik wajib menyusun jurnal kegiatan
PKL. Jurnal ini dibuat selengkap mungkin sesuai dengan topik-
topik pembelajaran/jenis pekerjaan dan tugas-tugas lain yang
diberikan pembimbing industri serta catatan kejadian-kejadian
penting (pengalaman belajar) selama kegiatan PKL di Institusi
Pasangan/Industri. Format jurnal kegiatan PKL dapat
menggunakan contoh sebagai berikut.
Contoh:
Format Jurnal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
SMK .......................
Nama Peserta Didik : ...............................................
Semester : ...............................................
Kompetensi Keahlian : ………………………………
Nama Industri : ...............................................
Nama Pembimbing : ...............................................
Alamat : ...............................................
Waktu PKL : ...............................................

Topik
Tanggal Tanda Tangan
Kompetensi Dasar Pembelajaran/
Pelaksanaan Pembimbing
Pekerjaan*)
3.1
4.1.

3.3
4.3. dst.................

*) diisi topik pembelajaran dan jenis pekerjaan serta kejadian penting


(pengalaman belajar) yang dilakukan peserta didik terkait kompetensi
dasar yang dipelajari selama kegiatan PKL.
KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019
Dokumentasi portopolio Praktik Kerja Lapangan disusun oleh
peserta didik di bawah pembinaan pembimbing Institusi
Pasangan/Industri. Pembuatan dokumentasi portopolio
dilakukan dengan cara mengompilasi catatan-catatan
pengalaman belajar dari seluruh pekerjaan/kegiatan
pembelajaran di Institusi Pasangan/Industri yang berasal dari
jurnal kegiatan PKL. Hasil kompilasi tersebut kemudian
dituangkan dalam bentuk dokumen portopolio. Dokumentasi
portopolio PKL sekurang-kurangnya memuat sebagai berikut.
 Halaman Judul
 Halaman Pengesahan
 Daftar Isi
 Daftar Gambar (jika ada)
 Daftar Lampiran
 BAB I. PENDAHULUAN
 BAB II. PROSES DAN HASIL BELAJAR DI
INDUSTRI/DU/DI
 BAB III. PENUTUP

Dokumen portopolio hasil kegiatan PKL di Institusi


Pasangan/Industri digunakan sebagai bahan penilaian peserta
didik.

 Penilaian PKL

Pedoman penilaian tahun 2015 disebutkan bahwa Penilaian PKL


merupakan kewajiban mitra dunia usaha dan industri. Hasil penilaian
yang disampaikan dalam rapor bebentuk diskripsi dengan
mencantumkan keterangan industri tentang kinerja siswa secara
keseluruhan yang disampaikan melalui jurnal PKL maupun sertifikat
atau surat keterangan PKL dari Industri.

Penilaian PKL menurut Panduan Penilaian pada Sekolah Menengah


Kejuruan yang dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Menengah
Kejuruan (Desember 2015, halaman 45-68) dinyatakan bahwa

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


penilaian PKL meliputi penilaian hasil belajar peserta didik selama
mengikuti program PKL dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan
kegiatan PKL.
Penilaian hasil belajar peserta didik selama melaksanakan program
PKL Realisasi Pendidikan Sistim Ganda dilakukan secara
menyeluruh mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sedangkan untuk PKL pemantapan kompetensi dilakukan untuk
ranah sikap dan keterampilan.
Penilaian hasil belajar peserta didik di Institusi Pasangan/Industri
dilakukan oleh pembimbing industri, sedangkan instrumen
penilaiannya disiapkan oleh sekolah. Prinsip-prinsip penilaian hasil
belajar peserta didik di Institusi Pasangan/Industri adalah sama
dengan penilaian hasil belajar di sekolah.

1. Penilaian hasil belajar ranah sikap

Contoh Instrumen dan Rubrik Penilaian Ranah Sikap


Nama Tanggung
Jujur Disiplin Santun
Siswa Jawab
Nilai
No /
Akhir
Kelo 25 50 75 100 25 50 75 100
mpok
1.
2.
3.
Keterangan:
100 = jika empat indikator terlihat
75 = jika tiga indikator terlihat
50 = jika dua indikator terlihat
25 = jika satu indikator terlihat

Indikator Penilaian Sikap:


Jujur
 Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang
sebenarnya.
 Tidak menutupi kesalahan yang terjadi.
 Tidak mencontek atau melihat data/pekerjaan orang lain.
 Mencantumkan sumber belajar dari yang dikutip/dipelajari.
Tanggung Jawab
a. Pelaksanaan tugas piket secara teratur.
b. Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


c. Mengajukan usul pemecahan masalah.
d. Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan.
Disiplin
a. Tertib mengikuti instruksi.
b. Mengerjakan tugas tepat waktu.
c. Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta.
d. Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif.
Santun
a. Berinteraksi dengan teman secara ramah.
b. Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung
perasaan.
c. Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat.
d. Berperilaku sopan.
Nilai akhir ranah sikap diperoleh dari modus (skor yang paling
sering muncul) dari keempat aspek sikap di atas.
Kategori nilai sikap:
a. Sangat baik jika memperoleh nilai akhir 100.
b. Baik jika memperoleh nilai akhir 75.
c. Cukup jika memperoleh nilai akhir 50.
d. Kurang jika memperoleh nilai akhir 25.

2. Penilaian hasil belajar ranah pengetahuan


Penilaian ranah pengetahuan dapat dilakukan dengan jenis
tes berikut:
a. Tes Tanya Jawab
a. Tes tanya jawab, pembimbing memberi pertanyaan
kepada peserta didik;
b. Pertanyaan yang diajukan harus sesuai dengan IPK
yang akan dicapai, dan
c. Disiapkan pedoman penskoran 25 – 100 (rubrik).

b. Tes Tulis
d. Bentuk soal uraian /soal pilihan ganda
e. Instrumen soal mengacu IPK yang akan dicapai
f. Disiapkan pedoman penskoran 25- 100 (rubrik)

3. Penilaian hasil belajar ranah keterampilan


Penilaian ranah keterampilan dapat dilakukan melalui:
1. Soal penugasan mengacu IPK yang akan dicapai, dan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


2. Disiapkan instrumen observasi dan pedoman penskoran
25- 100 (dilengkapi rubrik).

 Pemberian Sertifikat PKL

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 03/M-IND/PER/1/2017


tentang “Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Sekolah
Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link and match
dengan Industri pada Pasal 10 Ayat (4) dinyatakan bahwa
“Perusahaan Industri dan Perusahaan Kawasan Industri
memberikan sertifikat kepada siswa dan guru bidang studi
produktif yang telah menyelesaikan Praktik Kerja Industri dan/
atau Pemagangan Industri”. Pemberian sertifikat juga diberikan
oleh industri pada peserta magang sesuai dengan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Nomor 36 tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pemangangan di Dalam Negeri Pasal 19
dinyatakan bahwa:

1) Peserta pemagangan yang telah memenuhi standar


kompetensi yang ditentukan oleh perusahaan diberikan
sertifikat pemagangan

2) Dalam hal pemagangan yang tidak memenuhi standar


kompetensi yang ditentukan oleh perusahaan diberikan surat
keterangan telah mengikuti pemagangan.

 Pelaporan Nilai PKL dalam Rapot

a. Nilai Rapot PKL Pemantapan Kompetensi

Nilai PKL dinyatakan dalam Rapot peserta didik ditulis sebagai


Nilai Praktik Kerja Lapangan” seperti tercantum pada Panduan
Penilaian Sekolah Menengah Kejuruan halaman 80 dan 85.
Adapun contoh format pengisian nilai PKL adalah sebagai
berikut.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


No Mitra DU/DI Lokasi Lamanya Keterangan
(bulan
a. PT. Platindo Bekasi 6 Melaksanakan PKL
Nusantara dengan amat baik
b.
c.

Nilai PKL terdiri dari nilai sikap (amat baik, baik, cukup) dan nilai
keterampilan (25-100). Nilai yang dicantumkan dalam rapot merupakan
nilai kombinasi antara nilai keterampilan dan sikap dengan formula yang
ditetapkan satuan pendidikan.

b. Nilai Rapot PKL Realisasi Pendidikan Sistim Ganda

Selain menuliskan nilai PKL seperti tersebut di atas, nilai PKL


diintegrasikan dalam nilai mata pelajaran. Nilai mata pelajaran
kompetensi kejuruan yang dilakukan di sekolah dan di industri
baik nilai keterampilan maupun pengetahuan dihitung
berdasarkan nilai KD dari industri maupun dari sekolah
tergantung tempat pembelajaran KD tersebut. Formulasi
perhitungan nilai mata pelajaran dari nilai KD dilakukan sesuai
dengan pedoman penilaian SMK seperti dilakukan untuk mata
pelajaran kejuruan lainnya. Pembobotan nilai dari industri dan
dari sekolah dipertimbangkan jumlah KD dan waktu
pembelajaran setiap KD. Jika dalam satu semester seluruh KD
pelajari saat PKL maka nilai mata pelajaran diambil seluruhnya
dari nilai PKL

Komponen penilain PKL peserta didik Realisasi Pendidikan


Sistim Ganda diperoleh dari

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


A. Nilai dari pembimbing industri meliputi nilai sikap,
pengetahuan dan keterampilan pada setiap KD yang yang
dipelajari peserta didik di DU/DI

B. Nilai dari pembimbing sekolah meliputi nilai sikap,


pengetahuan dan keterampilan pada setiap KD yang yang
dipelajari peserta didik di sekolah

 Monitoring Pelaksanaan PKL

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan umpan balik guna


meningkatkan mutu pelaksanaan PKL. Lingkup monitoring
pelaksanaan PKL meliputi penempatan, penyusunan program
PKL, materi PKL, keterlaksanaan program PKL, intensitas
pembimbingan, permasalahan selama peserta didik selama PKL
dan lain-lain. Contoh Instrumen monitoring PKL dapat
menggunakan daftar cek (cek list) dengan contoh format sebagai
berikut.

Contoh:

Format Monitoring PKL


Nama Peserta Didik : .............................................
Kelas : ...............................................
Semester : ...............................................
Kompetensi Keahlian : ………………………………
Nama Industri : ...............................................
Nama Pembimbing : ...............................................
Alamat : ...............................................
Waktu PKL : ...............................................
Check (√)
No. Uraian
Ya Tidak
Peserta didik dan pembimbing
a. industri menyepati
program PKL
Materi PKL yang diikuti peserta
b. didik sesuai
dengan hasil pemetaan kompetensi dan program
PKL
Peserta didik mengisi jurnal PKL
c. secara lengkap

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Peserta didik mendokumentasikan
d. proses/ prosedur
/ data sebagai bagian dari dokumen portofolio
sesuai dengan jurnal kegiatan
Pembelajaran PKL di Institusie.Pasangan/Industri
menambah wawasan dan pengalaman nyata peserta
didik dalam dunia kerja.
Pembelajaran PKL di Institusif. Pasangan/Industri
menambah keterampilan peserta didik sesuai
program keahlian.
Pembelajaran PKL di Institusig.Pasangan/Industri
menambah pengetahuan peserta didik sesuai
program keahlian.
Pembelajaran PKL di Institusih.Pasangan/Industri
menambah nilai-nilai disiplin, kerja keras, dan
tanggung jawab.
Pembimbing selama pembelajaran
i. PKL di Institusi
Pasangan/Industri, berperan dengan baik.
Selama pembelajaran di Institusi
j. Pasangan/Industri
peserta didik mengalami hambatan-hambatan yang
sangat berarti.

I. Peminatan Peserta Didik


Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta
didik dengan orientasi pemusatan, dan/atau pendalaman mata pelajaran
dan/atau muatan kejuruan. Pada sekolah menengah kejuruan dikenal
Peminatan Kejuruan yakni program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan vokasional
peserta didik dengan orientasi penguasan kelompok mata pelajaran
kejuruan. Guna mengakomodasi pemantapan pilihan minat akademik
peserta didik dengan orientasi pemahaman kelompok mata pelajaran
keilmuan dalam lingkup pilihan minat, maka diperlukan kegiatan
proses Pemantapan Peminatan.
Peminatan pada SMK memiliki tujuan untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengembangkan kompetensi sikap,

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik
sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan dalam bidang
keahlian, program keahlian, dan kompetensi keahlian. Pemilihan
peminatan sangat berkaitan erat dengan tujuan peserta didik selepas
lulus sekolah, apakah akan melanjutkan atau masuk ke dunia kerja.
Pemilihan peminatan harus didasarkan atas minat peserta didik yang
didukung oleh potensi dan kondisi diri secara memadai sebagai modal
pengembangan potensi secara optimal, seperti kemampuan dasar umum
(kecerdasan), bakat, minat dan kondisi fisik serta sosial budaya dan
karir mereka. Oleh karena itu, pengarahan lebih awal dalam peminatan,
khususnya dalam penyiapan penempatan dan penyaluran untuk
kelanjutan studi yang sesuai dengan potensi dan kondisi yang ada pada
diri peserta didik serta lingkungannya perlu segera dilakukan.

1. Tahapan Pelaksanaan Peminatan

Peminatan peserta didik pada jenjang SMK sangat


diperlukan dalam rangka mendukung peserta didik mencapai tujuan
akhir baik dalam bidang pekerjaan maupun studi lanjut. Peminatan
dapat digunakan sebagai acuan dalam program pendampingan peserta
didik baik oleh guru BK/Konselor maupun guru mata pelajaran selama
mengikuti pendidikan di sekolah. Penempatan peserta didik pada
peminatan pilihan kelompok mata pelajaran kejuruan dimulai pada
kelas X.

2. Informasi Peminatan

Informasi tentang peminatan peserta didik dilakukan


bersamaan dengan penerimaan peserta didik baru (PPDB). Calon
peserta didik dan orang tua peserta didik diberikan informasi
selengkapnya tentang pilihan peminatan yang ada di SMK agar dapat
memilih bidang peminatan yang sesuai dengan minat dan potensi
peserta didik. Bila memungkinkan informasi tentang peminatan dapat
dilakukan bersamaan dengan waktu promosi ke sekolah-sekolah

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


sasaran (SMP). Hal ini diperlukan agar peserta didik yang mendaftar
memiliki pemahaman yang baik dengan pilihannya pada saat mendaftar
di SMK.
Informasi peminatan memuat tentang:
a. Jenis-jenis peminatan yang ada di SMK.
b. Cara-cara belajar, kegiatan pengembangan minat, bakat, dan sarana
prasarana belajar yang ada di SMK.
c. Profil tamatan pada setiap bidang peminatan.
d. Karir atau jenis pekerjaan yang dapat dijangkau setelah tamat
mengikuti pendidikan di SMK.
e. Studi lanjutan setelah tamat pendidikan di SMK.

3. Pengusulan Peminatan oleh Peserta Didik

Peminatan diusulkan berdasarkan minat peserta didik yang


disetujui oleh orang tua/walinya. Usulan peminatan peserta didik
dilakukan pada awal masuk sekolah setelah peserta didik dinyatakan
diterima dikelas X. Peminatan diusulkan oleh calon/peserta didik pada
bidang keahlian, program keahliandan kompetensi keahlian sesuai
denganspektrumkeahlian. Hal ini wajib dilakukan untuk menghindari
terjadinya perubahan peminatan peserta didik, mengingat pembelajaran
pada masing-masing program keahlian sangat spesifik.
Apabila keputusan pilihan peminatan peserta didik sudah tepat tetapi
tidak tersedia pilihan yang diinginkan, maka peserta didik yang
bersangkutan dianjurkan untuk mengambil pilihan tersebut di sekolah
lain. Apabila pilihan sudahtepat dan fasilitas di sekolah tersedia, tetapi
dukungan moral dan finansial orang tua tidak ada, maka perlu
dilakukan konseling individual dengan peserta didik dan orang tua
peserta didik untuk mencari solusi yang terbaik bagi peserta didik.
Pembelajaran peminatan pada masing-masing program keahlian akan
dilakukan selama 2 semester. Proses perpindahan peminatan hanya
boleh dilakukan pada semester I. Perpindahanpeminatan tersebut
dimungkinkan apabilakuota program keahlian yang dituju masih
tersedia dan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


mendorong/meningkatkan kompetensi peserta didikmenjadi lebih baik.
Sebagai konsekuensinya, peserta didik harus menempuh program
matrikulasi untuk materi-materi pada program keahlian yang diminati.

4. Analisis Usulan Peminatan oleh Peserta Didik

Analisis usulan peminatan oleh peserta didik merupakan


langkah penting sebelum dilakukan penetapan peminatan oleh pihak
sekolah. Analisis usulan peminatan peserta didik dilakukan terhadap
pilihan/minatdan data-data prestasi peserta didik.Minat belajar peserta
didik diperoleh dari angket saat pendaftaran/pendataan. Kemampuan
peserta didik dapat dianalisis melalui nilai raport kelas VII, VIII dan
IX, Nilai UN di SMP, dan prestasi non akademik lainnya.
Analisis usulan peminatan dapat pula dilakukan dengan menggunakan
data rekomendasi dari pihak-pihak lain yang kompeten (contoh:
rekomendasi Guru BK/Konselor SMP/MTs). Selain itu sekolah dapat
pula menggunakan data deteksi potensi peserta didik menggunakan tes
peminatan yang dilaksanakan di SMP/MTs atau melakukannya sendiri
jika memungkinkan.Apabila diperlukan,tim analisis peminatan dapat
melakukan pengumpulan data lain sesuai kebutuhan.

Pengumpulan data diperlukan untuk mengetahui berbagai


macam data atau informasi tentang diri peserta didik. Pengumpulan
data dapat dilakukan dengan teknik tes maupun nontes. Pengumpulan
data dengan teknik tes dilakukan menggunakan instrumen tes yang
didesain secara khusus dan dilakukan oleh pihak yang memiliki
kompetensi tertentu. Jenis tes yang dapat dilakukan untuk menentukan
peminatan peserta didik dapat berupa tes psikologis atau tes peminatan.
Data yang diperoleh melalui teknik tes tersebut dianalisis dan
dipergunakan sebagai dasar penetapan peminatan peserta didik.
Sementara itu teknik nontes dalam pengumpulan data dapat dilakukan
dengan teknik-teknik sebagai berikut:
a. Dokumentasi, merupakan teknik untuk memperoleh data prestasi
belajar siswa berdasarkan dokumen peserta didik pada jenjang

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


sekolah sebelumnya (SMP/MTs). Pengumpulan data dapat
dilakukan dengan menganalisis buku raport peserta didik (kelas VII,
VIII, dan IX), nilai ujian nasional di SMP/MTs serta prestasi non
akademis lainnya. Data dari dokumen tersebut dapat digunakan
sebagai pendukung untuk analisis kesesuaian kemampuan belajar
peserta didik dengan bidang keahlian atau jenis peminatan peserta
didik.
b. Angket, merupakan teknik untuk memperoleh data tentang minat
belajar pesertadidik, perhatian orang tua, dan cita-cita berdasarkan
kuesioner/angket yang didesain secara khusus sesuai dengan
kebutuhan. Angketberisi pertanyaan yang harus diisi oleh peserta
didik maupun orang tua peserta didik yang bersangkutan. Isi angket
dapat berupa informasi tentang minat belajar dan cita-cita peserta
didik, maupun harapan orang tua. Angket merupakan buktitertulis
yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
c. Wawancara, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
secara terstruktur melalui tanya jawab terhadap peserta didik
maupun orang tua peserta didik. Teknik wawancaradapat digunakan
untuk mengklarifikasiisianangket dan hal lain yang diperlukan.
d. Observasi, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap berbagai
aspek peserta didik. Observasi dapat dilakukan untuk memperoleh
data kondisifisik dan perilaku peserta didik.

Hasil pengumpulan data yang diperoleh dari teknik tes dan non tes
(dokumentasi, angket, wawancara, observasi, dll) dianalisisdengan
metode tertentu sebagai bahan/acuan dalam menentukan peminatan
peserta didik. Penetapan peminatan peserta didik dapat
menggunakan data hasil tes, data non tes, atau gabungan dari hasil
tes dan non tes.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


5. Penetapan Peminatan

Bidang peminatan secara umum dibagi dalam 3 tingkatan


yaitu bidang keahlian, program keahlian, dan kompetensi keahlian.
Namun demikian dalam pelaksanaan penetapannya hanya dilakukan
dengan 2 tahap yaitu penetapan peminatan program keahlian dan
penetapan peminatan kompetensi keahlian.
a. Penetapan Peminatan Program Keahlian
Penetapan peminatan program keahlian dilakukan setelah peserta
menentukan pilihan bidang keahlian pada saat mendaftar sekolah.
Perpindahan program keahlian hendaknya dihindari mengingat
banyaknya mata pelajaran yang berbeda antar bidang keahlian
maupun program keahlian. Oleh karena itu apabila terjadi
perpindahan lebih dari semester 1, dikhawatirkan peserta didik akan
kesulitan mengikuti mata pelajaran berikutnya.
Penetapan peminatan program keahlian dilakukan oleh kepala
sekolah atas usul tim peminatan. Penetapan peminatan bidang
keahlian dilakukan dengan mempertimbangkan minat peserta didik,
prestasi, dan kuota untuk masing-masing program keahlian.
Pelaksanaan peminatan pada program keahlian dilakukan selama 1
tahun agar peserta didik mendapatkan bekal yang cukup pada bidang
keahlian masing-masing.
b. Penetapan Peminatan Kompetensi Keahlian
Penetapan peminatan kompetensi keahlian dilakukan setelah peserta
didik mengikuti peminatan program keahlian selama 1 tahun.
Peminatan kompetensi keahlian harus sesuai dengan program
keahlian sebelumnya sesuai yang tertera pada spektrumkeahlian
SMK. Pelaksanaan peminatan kompetensi keahlian dilakukan sejak
peserta didik berada pada awal kelas XI.
Penetapan peminatan kompetensi keahlian dilakukan oleh kepala
sekolah atas usul tim peminatan. Penetapan peminatan kompetensi
keahlian dilakukan dengan mempertimbangkan minat peserta didik,

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


prestasi peserta didik selama kelas X. Selain itu penetapan
peminatan juga harus memperhatikan kuota untuk masing-masing
kompetensi keahlian. Pelaksanaan peminatan kompetensi keahlian
dilakukan sejak peserta didik berada di kelas XI.

Langkah identifikasi dan penetapan peminatan peserta didik disajikan


pada Gambar 2.1.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


INFORMASI BIDANG PEMINATAN

USULAN PILIHAN PEMINATAN PESERTA DIDIK

ANALISIS USULAN PEMINATAN PESERTA DIDIK

PRESTASI MINAT REKOMENDASI

Prestasi belajar Orang Tua Guru

Hasil UN Siswa BP/BK

Prestasi non Pihak lain


akademik

PENETAPAN PEMINATAN PESERTA DIDIK PROGRAM KEAHLIAN

PEMANTAPAN PEMINATAN PESERTA DIDIK

Gambar 2.1: Langkah Identifikasi dan Penetapan Peminatan Peserta Didik

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


6. Peran Stakeholder dalam Penetapan Peminatan Peserta Didik

Penetapan peminatan peserta didik menjadi tanggung jawab


kepala sekolah. Kepala sekolah membentuk dan menugaskan Tim
peminatan yang diberi tanggung jawab untuk menyiapkan informasi
yang jelas tentang daya tampung, jenis bidang peminatan, persyaratan
khusus yang diperlukan pada peminatan mata pelajaran atau bidang
keahlian tertentu, kriteria diterima dan ditolak sebagai peserta didik baru
dan persyaratan lapor diri (herregristrasi) sebagai peserta didik baru
serta proses pembinaan, pengembangan dan penyaluran.
Calon peserta didik dan orang tua calon peserta didik diharapkan lebih
aktif mencari informasi, mengisi formulir, menetapkan peminatan,
menyerahkan persyaratan pendaftaran calon peserta didik. Calon peserta
didik mengikuti seleksi dan bagi yang dinyatakan diterima dilanjutkan
lapor diri sebagai peserta didik baru. Peserta didik menempuh
pendidikan sesuai dengan peminatannya yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan.
Proses penerimaan peserta didik baru, pelaksanaan pemilihan dan
penetapan peminatan pada program studi dan pendalaman minat pada
kompetensi keahlian, serta pelaksanaan pembelajaran secara singkat
disajikan pada Gambar 2.2

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Informasi Penerimaan Peserta Didik baru

Layanan Pendaftaran

Apakah syarat sudah


lengkap tidak

ya
Penetapan Penerimaan Peserta didik baru

ya
Apakah Usulan sesuai
kriteria dan kuota

tidak
ya
Matrikulasi
Pelaksanaan Pembelajaran

Apakah ada perubahan ya


peminatan

tidak

Pengusulan Pemantapan Minat Kompetensi Keahlian

Analisis Usulan Pemantapan Minat

Apakah Usulan sesuai


kriteria dan kuota tidak

Matrikulasi Pelaksanaan Pembelajaran KK

ya Apakah KK sesuai
dengan minat? tidak

ya
Matrikulasi
Pelaksanaan Pembelajaran Kompetensi Keahlian

Gamba 2.2.Diagram Alir Proses pemilihan dan penetapan peminatan program


keahlian, pendalaman minat pada kompetensi keahlian

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Keterangan:
1. Informasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
Sekolah melakukan sosialisasi tentangPPDB pada masyarakat, setelah
sebelumnya mempersiapkan perangkatnya terlebih dahulu.
2. Layanan Pendaftaran
a. Sekolah melayani pendaftaran calon peserta didik baik oleh calon siswa,
orang tua wali maupun oleh keduanya.
b. Panitia PPDB memberikan layanan informasi secacra detil tentang
peminatan pada bidang keahlian, program keahlian, dan kompetensi
keahlian yang ditawarkan.
c. Calon peserta didik mendaftar, mengambil formulir pendaftaran, formulir
peminatan, dan form lainnya yang dipersyaratkan pada panitia PPDB.
d. Calon peserta didik mengisi formulir pendaftaran. Pengisian formulir
dapat dilakukan di sekolah atau di rumah.
3. Verifikasi Persyaratan
a. Peserta didik menyerahkan persyaratan pendaftaran kepada panitia PPDB,
termasuk usulan peminatan pada program keahlian yang diinginkan.
b. Panitia PPDB menerima dan memverifikasi kelengkapan persyaratan
berkas yang diserahkan calon peserta didik.
c. Bila terjadi kekurangan berkas yang diserahkan, peserta melengkapi
kembali seperti pada syarat pendaftaran yang telah ditetapkan.
4. Penetapan Penerimaan Peserta Didik Baru
a. Panitia PPDB mengolah dan menganalisis data pendaftar berdasarkan
berbagai kriteria dan kuota masing-masing bidang peminatan.
b. Kepala sekolah memimpin sidang penetapan penerimaan peserta didik
baru
c. Panitia PPDB mengumumkan hasil penetapan penerimaan peserta didik
baru dengan berbagai media yang relevan.
a. Verifikasi usulan peminatan peserta didik
Verifikasi dilakukan dengan menganalisis usulan peminatan peserta didik
dengan kuota dan persyaratan lain yang ditetapkan.
b. Apabila antara usulan peminatanpendaftar dan kuota terdapat

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


ketidaksesuaian maka perlu dilakukan konfirmasi kepada pendaftar bila
dialihkan ke program keahlian lainnya.
c. Peserta didik yang diterima melakukan pendaftaran ulang.
5. Pelaksanaan pembelajaran
a. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai peminatan program keahlian
yang telah ditetapkan.
b. Pembelajaran pada program keahlian dilakukan selama 3 atau 4 tahun
pada kelas X, XI, XII dan XIII.
6. Perubahan peminatan program keahlian
a. Perubahan peminatan dimungkinkan hanya selama 6 bulan pertama proses
pembelajaran (di semester 1).
b. Perubahan peminatan diperbolehkan apabila tersedia kuota dan memenuhi
persyaratan lain yang ditetapkan oleh program keahlian.
c. Peserta didik yang berpindah program keahlian harus mengikuti
matrikulasi mata pelajaran tertentu pada program keahlian yang dituju
yang belum diperoleh pada program keahlian sebelumnya.
7. Pengusulan pemantapan minat kompetensi keahlian
a. Peserta didik mengusulkan pemantapan minat kompetensi keahlian sesuai
dengan program keahlian yang diikuti sebelumnya.
b. Pemilihan minat kompetensi keahlian tidak boleh berbeda dengan program
keahlian yang diikuti sebelumnya.
8. Analisis usulanpemantapan minat
a. Tim peminatan mengolah dan menganalisis data usulan pemantapan minat
berdasarkan berbagai kriteria dan kuota masing-masing kompetensi
keahlian yang ada
b. Kepala sekolah memimpin sidang penetapan pemantapanminat peserta
didik.
c. Tim Peminataan mengumumkan hasil penetapan pemantapan minat
peserta didik dengan berbagai media yang relevan.
9. Verifikasi usulan pemantapan minat peserta didik
a. Verifikasi dilakukan dengan menganalisis usulanpemantapan minat
peserta didik dengan kuota dan persyaratan lain yang ditetapkan.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


b. Apabila antara usulan pemantapan minat peserta didik dan kuotaterdapat
ketidak sesuaian maka perlu dilakukan konfirmasi kepada peserta didik
bila dialihkan kekompetensi keahlian lainnya.
10. Pelaksanaan pembelajaran kompetensi keahlian
a. Pembelajaran pada pemantapan minat ini dilakukan secara khusus pada
kelompok kompetensi keahlian
b. Pelaksanaan pembelajaran kompetensi keahlian dilaksanakan sejak kelas
XI hingga akhir studi.
11. Perubahan peminatan kompetensi keahlian
a. Perubahan pemantapan minat dimungkinkan hanya selama 6 bulan
pertama proses pembelajaran (1 semester) pada kelas XI.
b. Perubahan peminatan diperbolehkan apabila tersedia kuota dan memenuhi
persyaratan lain yang ditetapkan oleh kompetensi keahlian.
c. Peserta didik yang berpindah kompetensi keahlian harus mengikuti
matrikulasi mata pelajaran tertentu pada kompetensi keahlian yang dituju
yang belum diperoleh pada program keahlian sebelumnya.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


J. Strategi Pelayanan Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian BK
Bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional pada satuan
pendidikan dilakukan oleh tenaga pendidik profesional yaitu Konselor atau
Guru Bimbingan dan Konseling. Konselor adalah seseorang yang
berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan
dan konseling dan telah lulus Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan
Konseling/ Konselor. Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan
dan konseling yang dihasilkan Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan
(LPTK) dapat ditugasi sebagai Guru Bimbingan dan Konseling untuk
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada satuan
pendidikan. Guru Bimbingan dan Konseling yang bertugas pada satuan
pendidikan tetapi belum memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
yang ditentukan, secara bertahap ditingkatkan kualifikasi akademik dan
kompetensinya sehingga mencapai standar yang ditentukan sebagaimana
yang diatur dalam Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor yaitu Sarjana Pendidikan
(S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus Pendidikan
Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor. Program Pendidikan
Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor (PPGBK/K)
menghasilkan tenaga pendidik profesional dalam bidang bimbingan dan
konseling/ Konselor. Kurikulum pendidikan profesi guru bimbingan dan
konseling sama dengan kurikulum pendidikan profesi konselor, dengan
demikian lulusan program PPGBK/K menghasilkan pendidik profesional
dalam bidang bimbingan dan konseling yang disebut konselor atau guru
bimbingan dan konseling yang dianugerahi gelar Gr.Kons. Pengertian
beberapa istilah yang terdapat dalam pedoman ini sebagai berikut.
Bimbingan dan Konselingsebagai bagian integral dari pendidikan adalah
upaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam rangka
tercapainya perkembangan yang utuh dan optimal. Layanan Bimbingan dan
Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta
terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk
mencapai kemandirian, dalam wujud kemampuan memahami, menerima,
mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan diri secara
bertanggung jawab sehingga mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan
dalam kehidupannya. Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan
secara langsung (tatap muka) antara guru bimbingan dan konseling atau
konselor dengan konseli dan tidak langsung (menggunakan media tertentu),
dan diberikan secara individual (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani
satu orang), kelompok (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani lebih dari
satu orang), klasikal (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani lebih dari
satuan kelompok), dan kelas besar atau lintas kelas (jumlah peserta
didik/konseli yang dilayani lebih dari satuan klasikal). Konselor adalah
pendidik profesional yang berkualifikasi akademik minimal Sarjana
Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling dan telah lulus
Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/ Konselor. Guru
Bimbingan dan Konseling adalah pendidik yang berkualifikasi akademik
minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling
dan memiliki kompetensi di bidang Bimbingan dan Konseling. Konseli
adalah penerima layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan
dalam rangka realisasi tugas-tugas perkembangan secara utuh dan
optimalserta mencapaikemandirian dalam kehidupannya. Konselor atau
Guru Bimbingan dan Konseling di satuan pendidikan bertugas
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut
layanan bimbingan dan konseling.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Konseling Fungsi layanan
bimbingan dan konseling terdiri dari;
a. Pemahaman yaitu membantu konseli agar memiliki pemahaman yang
lebih baik terhadap dirinya dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan,
budaya, dan norma agama).
b. Fasilitasi yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras
dan seimbang seluruh aspek pribadinya.
c. Penyesuaian yaitu membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri
dengan diri sendiri dan dengan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.
d. Penyaluran yaitu membantu konseli merencanakan pendidikan,
pekerjaan dan karir masa depan, termasuk juga memilih program
peminatan, yang sesuai dengan kemampuan, minat, bakat, keahlian dan
ciri-ciri kepribadiannya.
e. Adaptasi yaitu membantu para pelaksana pendidikan termasuk kepala
satuan pendidikan, staf administrasi,dan guru mata pelajaran atau guru
kelas untuk menyesuaikan program dan aktivitas pendidikan dengan
latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta
didik/konseli.
f. Pencegahan yaitu membantu peserta didik/konseli dalam
mengantisipasi berbagai kemungkinan timbulnya masalah dan berupaya
untuk mencegahnya, supaya peserta didik/konseli tidak mengalami
masalah dalam kehidupannya.
g. Perbaikan dan Penyembuhan yaitu membantu peserta didik/konseli
yang bermasalah agar dapat memperbaiki kekeliruan berfikir,
berperasaan, berkehendak, dan bertindak. Konselor atau guru
bimbingan dan konseling melakukan memberikan perlakuan terhadap
konseli supaya memiliki pola fikir yang rasional dan memiliki perasaan
yang tepat, sehingga konseli berkehendak merencanakan dan
melaksanakan tindakan yang produktif dan normatif.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


h. Pemeliharaan yaitu membantu peserta didik/konseli supaya dapat menjaga
kondisi pribadi yang sehat-normal dan mempertahankan situasi kondusif
yang telah tercipta dalam dirinya.
i. Pengembangan yaitu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli melalui pembangunan
jejaring yang bersifat kolaboratif.
j. Advokasi yaitu membantu peserta didik/konseli berupa pembelaan
terhadap hak-hak konseli yang mengalami perlakuan diskriminatif.

b. Tujuan Layanan Bimbingan Dan Konseling


Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu peserta
didik/konseli agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam
kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang
mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal.
Tujuan khusus layanan bimbingan dan konseling adalah membantu konseli
agar mampu: (1) memahami dan menerima diri dan lingkungannya; (2)
merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan
kehidupannya di masa yang akan datang; (3) mengembangkan potensinya
seoptimal mungkin; (4) menyesuaikan diri dengan lingkungannya; (5)
mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya dan
(6) mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab.

4. Asas Bimbingan dan Konseling


a. Kerahasiaan yaitu asas layanan yang menuntut konselor atau guru
bimbingan dan konseling merahasiakan segenap data dan keterangan
tentang peserta didik/konseli, sebagaimana diatur dalam kode etik
bimbingan dan konseling.
b. Kesukarelaan, yaitu asas kesukaan dan kerelaan peserta didik/konseli
mengikuti layanan yang diperlukannya.
c. Keterbukaan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan
konseling yang bersifat terbuka dan tidak berpura-pura dalam
memberikan dan menerima informasi.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


d. Keaktifan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan
konseling kepada peserta didik/konseli memerlukan keaktifan dari
kedua belah pihak.
e. Kemandirian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan
konseling yang merujuk pada tujuan agar peserta didik/ konseli mampu
mengambil keputusan pribadi, sosial, belajar, dan karir secara mandiri.
f. Kekinian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan
konseling yang berorientasi pada perubahan situasi dan kondisi
masyarakat di tingkat lokal, nasional dan global yang berpengaruh kuat
terhadap kehidupan peserta didik/konseli.
g. Kedinamisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan
konseling yang berkembang dan berkelanjutan dalam memandang
tentang hakikat manusia, kondisi-kondisi perubahan perilaku, serta
proses dan teknik bimbingan dan konseling sejalan perkembangan ilmu
bimbingan dan konseling.
h. Keterpaduan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan
konseling yang terpadu antara tunjuan bimbingan dan konseling dengan
tujuan pendidikan dan nilai – nilai luhur yang dijunjung tinggi dan
dilestarikan oleh masyarakat.
i. Keharmonisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan
konseling yang selaras dengan visi dan misi sekolah, nilai dan norma
kehidupan yang berlaku di masyarakat.
j. Keahlian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan
konseling berdasarkan atas kaidah-kaidah akademik dan etika
profesional, dimana layanan bimbingan dan konseling hanya dapat
diampu oleh tenaga ahli bimbingan dan konseling.
k. Tut wuri handayani yaitu suatu asas pendidikan yang mengandung
makna bahwa konseloratau guru bimbingan dan konseling sebagai
pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk
mencapai tingkat perkembangan yang utuh dan optimal.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


5. Prinsip bimbingan dan konselingan.
a. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua peserta
didik/konseli dan tidak diskriminatif. Prinsip ini berarti bahwa
bimbingan diberikan kepada semua peserta didik/konseli, baik yang
tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita;
baik anak-anak, remaja, maupun dewasa tanpa diskriminatif.
b. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap peserta
didik bersifat unik (berbeda satu sama lainnya) dan dinamis, dan
melalui bimbingan peserta didik/konseli dibantu untuk menjadi
dirinya sendiri secara utuh.
c. Bimbingan dan konseling menekankan nilai-nilai positif. Bimbingan
dan konseling merupakan upaya memberikan bantuan kepada konseli
untuk membangun pandangan positif dan mengembangkan nilai-nilai
positif yang ada pada dirinya dan lingkungannya.
d. Bimbingan dan konseling merupakan tanggung jawab bersama.
Bimbingan dan konseling bukan hanya tanggung jawab konselor atau
guru bimbingan dan konseling, tetapi tanggungjawab guru-guru dan
pimpinan satuan pendidikan sesuai dengan tugas dan kewenangan
serta peran masing-masing.
e. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam
bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling diarahkan untuk
membantu peserta didik/konseli agar dapat melakukan pilihan dan
mengambil keputusan serta merealisasikan keputusannya secara
bertanggungjawab.
f. Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting
(adegan) kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan dan konseling
tidak hanya berlangsung pada satuan pendidikan, tetapi juga di
lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga
pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya.
g. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan.
Penyelenggaraan bimbingan dan konseling tidak terlepas dari upaya
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


h. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam bingkai budaya
Indonesia. Interaksi antar guru bimbingan dan konseling atau konselor
dengan peserta didik harus senantiasa selaras dan serasi dengan nilai-
nilai yang dijunjung tinggi oleh kebudayaan dimana layanan itu
dilaksanakan.
i. Bimbingan dan konseling bersifat fleksibel dan adaptif serta
berkelanjutan. Layanan bimbingan dan konseling harus
mempertimbangkan situasi dan kondisi serta daya dukung sarana dan
prasarana yang tersedia.
j. Bimbingan dan konseling diselenggarakan oleh tenaga profesional dan
kompeten. Layanan bimbingan dan konseling dilakukan oleh tenaga
pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling yang berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S-1)
dalam bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus Pendidikan
Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dari Lembaga
Pendidikan Tinggi Kependidikan yang terakreditasi.
k. Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan hasil analisis
kebutuhan peserta didik/konseli dalam berbagai aspek perkembangan.
l. Program bimbingan dan konseling dievaluasi untuk mengetahui
keberhasilan layanan dan pengembangan program lebih lanjut.

6. Komponen Bimbingan dan Konseling


Layanan bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional
yang diselenggarakan pada satuan pendidikan mencakup komponen
program, bidang layanan, struktur dan program layanan, kegiatan dan
alokasi waktu layanan. Komponen program meliputi layanan dasar,
layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsif, dan
dukungan sistem, sedangkan bidang layanan terdiri atas bidang layanan
pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Komponen program dan bidang layanan dituangkan ke dalam program
tahunan dan semesteran dengan mempertimbangkan komposisi, proporsi
dan alokasi waktu layanan, baik di dalam maupun di luar kelas.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Program kerja layanan bimbingan dan konseling disusun berdasarkan
hasil analisis kebutuhan peserta didik/konseli dan struktur program
dengan menggunakan sistematika minimal meliputi: rasional, visi dan
misi, deskripsi kebutuhan, komponen program, bidang layanan, rencana
operasional, pengembangan tema/topik, pengembangan RPLBK,
evaluasi-pelaporan-tindak lanjut, dan anggaran biaya.
a. Komponen Program
Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan secara
keseluruhan dikemas dalam empat komponen layanan, yaitu komponen:
(a) layanan dasar, (b) layanan peminatan dan perencanaan individual, (c)
layanan responsif, dan (d) dukungan sistem.
1) Layanan Dasar
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian
bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan
pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang
dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka
mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai
dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan
sebagai standar kompetensi kemandirian).
Layanan dasar bertujuan membantu semua konseli agar
memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang
sehat, dan memperoleh keterampilan hidup, atau dengan kata lain
membantu konseli agar mereka dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya secara optimal. Secara rinci tujuan pelayanan ini
dapat dirumuskan sebagai upaya untuk membantu konseli agar (1)
memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama), (2) mampu
mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung
jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian
diri dengan lingkungannya, (3) mampu memenuhi kebutuhan
dirinya dan mampu mengatasi masalahnya sendiri, dan (4) mampu
mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh Konselor
atau Guru Bimbingan dan Konseling dalam komponen layanan
dasar antara lain; asesmen kebutuhan, bimbingan klasikal,
bimbingan kelompok, pengelolaan media informasi, dan layanan
bimbingan dan konseling lainnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, fokus pengembangan
kegiatan yang dilakukan diarahkan pada perkembangan aspek-
aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat
dengan upaya membantu peserta didik/konseli dalam upaya
mencapai tugas-tugas perkembangan dan tercapainya kemandirian
dalam kehidupannya.
2) Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan
untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan
peserta didik/konseli dengan orientasi pemusatan, perluasan,
dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan
kejuruan.Peminatan peserta didik dalam Kurikulum 2013
mengandung makna: (1) suatu pembelajaran berbasis minat peserta
didik sesuai kesempatan belajar yang ada dalam satuan pendidikan;
(2) suatu proses pemilihan dan penetapan peminatan belajar yang
ditawarkan oleh satuan pendidikan; (3) merupakan suatu proses
pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik tentang
peminatan belajar yang didasarkan atas pemahaman potensi diri
dan pilihan yang tersedia pada satuan pendidikan serta prospek
peminatannya; (4)merupakan proses yang berkesinambungan untuk
memfasilitasi peserta didik mencapai keberhasilan proses dan hasil
belajar serta perkembangan optimal dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional; dan (5) layanan peminatan peserta didik
merupakan wilayah garapan profesi bimbingan dan konseling, yang
tercakup pada layanan perencanaan individual.Layanan
Perencanaan individual adalah bantuan kepada peserta
didik/konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas-

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


aktivitas sistematik yang berkaitan dengan perencanaan masa
depan berdasarkan pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan
dirinya, serta pemahaman terhadap peluang dan kesempatan yang
tersedia di lingkungannya. Pemahaman konseli secara mendalam,
penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang akurat
sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki konseli amat
diperlukan sehingga peserta didik/konseli mampu memilih dan
mengambil keputusan yang tepat di dalam mengembangkan
potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan
khusus peserta didik/konseli.
Peminatan dan perencanaan individual secara umum
bertujuan untuk membantu konseli agar (1) memiliki pemahaman
tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan,
perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya,
baik menyangkut aspek pribadi, sosial,belajar, maupun karir, dan
(3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan
rencana yang telah dirumuskannya. Tujuan peminatan dan
perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya
memfasilitasi peserta didik/konseli untuk merencanakan,
memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan
pengembangan pribadi- sosial oleh dirinya sendiri.
Isi layanan perencanaan individual meliputi memahami
secara khusus tentang potensi dan keunikan perkembangan dirinya
sendiri.Dengan demikian meskipun peminatan dan perencanaan
individual ditujukan untuk seluruh peserta didik/konseli, layanan
yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas
perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-
masing peserta didik/konseli.
Layanan peminatan peserta didik secara khusus ditujukan
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


dan/atau kemampuan akademik dalam sekelompok mata pelajaran
keilmuan, maupun kemampuan dalam bidang keahlian, program
keahlian, dan paket keahlian.
Fokus pengembangan layanan peminatan peserta didik
diarahkan pada kegiatan meliputi; (1) pemberian informasi
program peminatan; (2)melakukan pemetaan dan penetapan
peminatan peserta didik (pengumpulan data, analisis data,
interpretasi hasil analisis data dan penetapan peminatan peserta
didik); (3) layanan lintas minat; (4) layanan pendalaman minat;
(5)layanan pindah minat; (6) pendampingan dilakukan melalui
bimbingan klasikal, bimbingankelompok, konseling individual,
konseling kelompok, dan konsultasi, (7) pengembangan dan
penyaluran; (8) evaluasi dan tindak lanjut. Konselor atau guru
bimbingan dan konseling berperan penting dalam layanan
peminatan peserta didik dalam implementasi kurikulum 2013
dengan cara merealisasikan 8 (delapan) kegiatan tersebut. Dalam
penetapan peminatan peserta didik/konseli SMTA memperhatikan
data tentangnilai rapor SMP/MTs atau yang sederajat, nilai Ujian
Nasional SMP/MTs atau yang sederajat, minat peserta didik
dengan persetujuan orang tua/wali, dan rekomendasi guru
Bimbingan dan Konseling/Konselor SMP/MTs atau yang sederajat.
Untuk menuju peminatan peserta didik/konseli yang tepat
memerlukan arahan semenjak usia dini, dan secara sistematis dapat
dimulai semenjak menempuh pendidikan formal.
Fokus perencanaan individual berkaitan erat dengan
pengembangan aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Secara rinci
cakupan fokus tersebut antara lain mencakup pengembangan
aspek:(1) pribadi yaitu tercapainya pemahaman diri dan
pengembangan konsep diri yang positif, (2) sosial yaitu tercapainya
pemahaman lingkungan dan pengembangan keterampilan sosial
yang efektif, (3) belajar yaitu tercapainya efisiensi dan efektivitas
belajar, keterampilan belajar, dan peminatan peserta didik/konseli

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


secara tepat, dan (4) karir yaitu tercapainya kemampuan
mengeksplorasi peluang-peluang karir, mengeksplorasi latihan
pekerjaan, memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang
positif.

3) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada
peserta didik/konseli yang menghadapi masalah dan memerlukan
pertolongan dengan segera, agar peserta didik/konseli tidak
mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas
perkembangannya. Strategi layanan responsif diantaranya konseling
individual, konseling kelompok, konsultasi, kolaborasi, kunjungan
rumah, dan alih tangan kasus (referral).
Layanan responsif bertujuan untuk membantu peserta
didik/konseli yang sedang mengalami masalah tertentu menyangkut
perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Bantuan yang
diberikan bersifat segera, karena dikhawatirkan dapat menghambat
perkembangan dirinya dan berlanjut ke tingkat yang lebih serius.
Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling hendaknya membantu
peserta didik/konseli untuk memahami hakikat dan ruang lingkup
masalah, mengeksplorasi dan menentukan alternatif pemecahan
masalah yang terbaik melalui proses interaksi yang unik. Hasil dari
layanan ini, peserta didik/konseli diharapkan dapat mengalami
perubahan pikiran, perasaa, kehendak, atau perilaku yang terkait
dengan perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Fokus layanan responsif adalah pemberian bantuan
kepada peserta didik/konseli yang secara nyata mengalami masalah
yang mengganggu perkembangan diri dan secara potensial
menghadapi masalah tertentu namun dia tidak menyadari bahwa
dirinya memiliki masalah. Masalah yang dihadapi dapat menyangkut
ranah pribadi, sosial, belajar, atau karir. Jika tidak mendapatkan
layanan segera dari Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


maka dapat menyebabkan peserta didik/konseli mengalami
penderitaan, kegagalan, bahkan mengalami gangguan yang lebih
serius atau lebih kompleks. Masalah peserta didik/konseli dapat
berkaitan dengan berbagai hal yang dirasakan mengganggu
kenyamanan hidup atau menghambat perkembangan diri konseli,
karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau gagal dalam mencapai
tugas-tugas perkembangan.
Untuk memahami kebutuhan dan masalah peserta
didik/konseli dapat diperoleh melalui asesmen kebutuhan dan
analisis perkembangan peserta didik/konseli, dengan menggunakan
berbagai instrumen, misalnya angket konseli, pedoman wawancara,
pedoman observasi, angket sosiometri, daftar hadir peserta
didik/konseli, leger, inventori tugas-tugas perkembangan (ITP),
psikotes dan alat ungkap masalah (AUM).

4) Dukungan Sistem
Ketiga komponen program (layanan dasar, layanan
peminatan dan perencanan individual, dan responsif) sebagaimana
telah disebutkan sebelumnya merupakan pemberian layanan
bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli secara
langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen
pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur
(misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan
pengembangan kemampuan profesional konselor atau guru
bimbingan dan konseling secara berkelanjutan, yang secara tidak
langsung memberikan bantuan kepada peserta didik/konseli atau
memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik/konseli dan
mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling.
Komponen program dukungan sistem bertujuan
memberikan dukungan kepada konselor atau guru bimbingan dan
konseling dalam memperlancar penyelenggaraan komponen-

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


komponen layanan sebelumnya dan mendukung efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan
bagi personel pendidik lainnya adalah untuk memperlancar
penyelenggaraan program pendidikan pada satuan pendidikan.
Dukungan sistem meliputi kegiatan pengembangan
jejaring, kegiatan manajemen, pengembangan keprofesian secara
berkelanjutan.
Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan konselor atau guru
bimbingan dan konseling yang meliputi (1) konsultasi, (2)
menyelenggarakan program kerjasama, (3) berpartisipasi dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan satuan pendidikan, (4)
melakukan penelitian dan pengembangan. Suatu program layanan
bimbingan dan konseling tidak mungkin akan terselenggara dan
tujuannya tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan yang
bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai bagian
integral dari sistem pendidikan secara utuh diarahkan untuk
memberikan kesempatan kepada Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi melalui
serangkaian pendidikan dan pelatihan dalam jabatan maupun
kegiatan-kegiatan pengembangan dalam organisasi profesi
Bimbingan dan Konseling, baik di tingkat pusat, daerah, dan
kelompok musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling. Melalui
kegiatan tersebut, peningkatan kapasitas dan kompetensi Konselor
atau Guru Bimbingan dan Konseling dapat mendorong
meningkatnya kualitas layanan bimbingan dan konseling.

b. Bidang Layanan
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup
empat bidang layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi
perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Pada hakikatnya

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


perkembangan tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat
dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli.
1. Bimbingan dan konseling pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor atau guru bimbingan
dan konseling kepada peserta didik/konseli untuk memahami,
menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan
keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan
aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan
pribadinya secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan
dan keselamatan dalam kehidupannya.
Bimbingan dan konseling pribadi dimaksudkan untuk membantu
peserta didik/konseli agar mampu (1) memahami potensi diri dan
memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun
psikis, (2) mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan
dalam kehidupannya, (3) menerima kelemahan kondisi diri dan
mengatasinya secara baik, (4) mencapai keselarasan perkembangan
antara cipta-rasa-karsa, (5) mencapai kematangan/kedewasaan cipta-
rasa-karsa secara tepat dalam kehidupanya sesuai nilai-nilai luhur,
dan (6) mengakualisasikan dirinya sesuai dengan potensi diri secara
optimal berdasarkan nilai-nilai luhur budaya dan agama.
Secara garis besar, lingkup materi bimbingan dan konseling pribadi
meliputi pemahaman diri, pengembangan kelebihan diri,
pengentasan kelemahan diri, keselarasan perkembangan cipta-rasa-
karsa, kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa, dan aktualiasi diri
secara bertanggung jawab. Materi bimbingan dan konseling pribadi
tersebut dapat dirumuskan berdasarkan analisis kebutuhan
pengembangan diri peserta didik, kebijakan pendidikan yang
diberlakukan, dan kajian pustaka.
2. Bimbingan dan konseling sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta
didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan
interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan
lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan
kebermaknaan dalam kehidupannya.
Bimbingan dan konseling sosial bertujuan untuk membantu peserta
didik/konseli agar mampu (1) berempati terhadap kondisi orang lain,
(2) memahami keragaman latar sosial budaya, (3) menghormati dan
menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma
yang berlaku, (5) berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama
dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan (8) mengatasi
konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling
menguntungkan.
Secara umum, lingkup materi bimbingan dan konseling sosial
meliputi pemahaman keragaman budaya, nilai-nilai dan norma
sosial, sikap sosial positif (empati, altruistis, toleran, peduli, dan
kerjasama), keterampilan penyelesaian konflik secara produktif, dan
keterampilan hubungan sosial yang efektif.

3. Bimbingan dan konseling belajar


Proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan dan
konseling kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri
untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil
merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian,
memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara
optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan
kebahagiaan dalam kehidupannya.
Bimbingan dan konseling belajar bertujuan membantu peserta didik
untuk (1) menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami
berbagai hambatan belajar; (2) memiliki sikap dan kebiasaan belajar
yang positif; (3) memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang
hayat; (4) memiliki keterampilan belajar yang efektif; (5) memiliki

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya;
dan (6) memiliki kesiapan menghadapi ujian.
Lingkup bimbingan dan konseling belajar terdiri atas sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang menunjang efisiensi dan
keefektivan belajar pada satuan pendidikan dan sepanjang
kehidupannya; menyelesaikan studi pada satuan pendidikan, memilih
studi lanjut, dan makna prestasi akademik dan non akademik dalam
pendidikan, dunia kerja dan kehidupan masyarakat.

4. Bimbingan dan konseling karir


Proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan dan
konseling kepada peserta didik/ konseli untuk mengalami
pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan
keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan
realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang
tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan
dalam kehidupannya.
Bimbingan dan konseling karir bertujuan menfasilitasi
perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir
sepanjang rentang hidup peserta didik/konseli. Dengan demikian,
peserta didik akan (1) memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat
dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan; (2) memiliki
pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir; (3) memiliki sikap positif
terhadap dunia kerja; (4) memahami relevansi kemampuan
menguasai pelajaran dengan persyaratan keahlian atau keterampilan
bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan; (5)
memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan kemampuan yang dituntut,
lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan
kesejahteraan kerja; memiliki kemampuan merencanakan masa
depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan,
dan kondisi kehidupan sosial ekonomi; membentuk pola-pola karir;
mengenal keterampilan, kemampuan dan minat; memiliki
kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.
Ruang lingkup bimbingan karir terdiri atas pengembangan sikap
positif terhadap pekerjaan, pengembangan keterampilan menempuh
masa transisi secara positif dari masa bersekolah ke masa bekerja,
pengembangan kesadaran terhadap berbagai pilihan karir, informasi
pekerjaan, ketentuan sekolah dan pelatihan kerja, kesadaran akan
hubungan beragam tujuan hidup dengan nilai, bakat, minat,
kecakapan, dan kepribadian masing-masing. Untuk itu secara
berurutan dan berkesinambungan, kompetensi karir peserta didik
difasilitasi bimbingan dan konseling dalam setiap jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
Pendalaman lebih lanjut tentang bimbingan konseling terdapat dalam
Permendikbud RI nomor 111 tahun 2014 dan pedoman BK untuk
SMK.

J. Kegiatan Ekstra Kurikuker

1. Pengertian

Pengertian dari beberapa istilah yang terdapat dalam pedoman ini sebagai
berikut.

a. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan


oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan
kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan
pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik
secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan.

b. Kegiatan Ekstrakurikuler wajib adalah Kegiatan Ekstrakurikuler


yang wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti
oleh seluruh peserta didik.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


c. Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler
yang dapat dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan
pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat dan
minatnya masing-masing.

2. Bentuk

Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler dapat berupa:

a. Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa


(LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;

b. Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan


penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan
lainnya;

c. Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan


bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater,
teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;

d. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca


tulis alquran, retreat; atau

e. Bentuk kegiatan lainnya.

3. Prinsip

Kegiatan Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan


prinsip: (1) partisipasi aktif yakni bahwa Kegiatan Ekstrakurikuler
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat
dan pilihan masing-masing; dan (2) menyenangkan yakni bahwa
Kegiatan Ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana yang
menggembirakan bagi peserta didik.

4. Lingkup

Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler meliputi:

a. Individual, yakni Kegiatan Ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta


didik secara perorangan.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


b. Berkelompok, yakni Kegiatan Ekstrakurikuler yang diikuti oleh
peserta didik secara:

1) Berkelompok dalam satu kelas (klasikal).

2) Berkelompok dalam kelas paralel

3) Berkelompok antarkelas.

5. Mekanisme

a. Pengembangan

Kegiatan Ekstrakurikuler dikelompokkan menjadi Kegiatan


Ekstrakurikuler wajib dan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan. Dalam
Kurikulum 2013 Pendidikan Kepramukaan merupakan
ekstrakurikuler wajib.

Kegiatan Ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan


diperuntukan bagi peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan
SMK/MAK. Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan organisasi
kepramukaan setempat/terdekat dengan mengacu kepada Pedoman
dan Prosedur Operasi Standar Pendidikan Kepramukaan sebagai
Kegiatan Ekstrakurikuler wajib.

Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan diselenggarakan oleh satuan


pendidikan bagi peserta didik sesuai bakat dan minat peserta didik.
Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di satuan
pendidikan dapat dilakukan melalui tahapan: (1) analisis sumber
daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan
ekstrakurikuler; (2) identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat
peserta didik; (3) menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan;
(4) mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau
menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; (5)
menyusun Program Kegiatan Ekstrakurikuler.

Satuan pendidikan wajib menyusun program Kegiatan


Ekstrakurikuler yang merupakan bagian dari Rencana Kerja Sekolah.
Program Kegiatan Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


dikembangkan dengan mempertimbangkan penggunaan sumber daya
bersama yang tersedia pada gugus/klaster sekolah. Penggunaannya
difasilitasi oleh pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota
sesuai dengan kewenangan masing-masing. Program Kegiatan
Ekstrakurikuler disosialisasikan kepada peserta didik dan
orangtua/wali pada setiap awal tahun pelajaran.

Sistematika Program Kegiatan Ekstrakurikuler sekurang-kurangnya


memuat:

1) rasional dan tujuan umum;

2) deskripsi setiap Kegiatan Ekstrakurikuler;

3) pengelolaan;

4) pendanaan; dan

5) evaluasi

b. Pelaksanaan

Penjadwalan Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dirancang di awal


tahun pelajaran oleh pembina di bawah bimbingan kepala
sekolah/madrasah atau wakil kepala sekolah/madrasah. Jadwal
Kegiatan Ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat pelaksanaan
kegiatan intra dan kokurikuler.

c. Penilaian

Kinerja peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler perlu


mendapat penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria
keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian kompetensi peserta
didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian
dilakukan secara kualitatif.

Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal “baik” pada


Pendidikan Kepramukaan pada setiap semesternya. Nilai yang

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


diperoleh pada Pendidikan Kepramukaan berpengaruh terhadap
kenaikan kelas peserta didik. Bagi peserta didik yang belum
mencapai nilai minimal perlu mendapat bimbingan terus menerus
untuk mencapainya.

d. Evaluasi

Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur


ketercapaian tujuan pada setiap indikator yang telah ditetapkan
dalam perencanaan satuan pendidikan.

Satuan pendidikan hendaknya mengevaluasi setiap indikator yang


sudah tercapai maupun yang belum tercapai. Berdasarkan hasil
evaluasi, satuan pendidikan dapat melakukan perbaikan rencana
tindak lanjut untuk siklus kegiatan berikutnya.

e. Daya Dukung

Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan kegiatan


ekstrakurikuler meliputi:

1) Kebijakan Satuan Pendidikan

Pengembangan dan pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler


merupakan kewenangan dan tanggung jawab penuh dari satuan
pendidikan. Oleh karena itu untuk dapat mengembangkan dan
melaksanakan Kegiatan Ekstrakurikuler diperlukan kebijakan
satuan pendidikan yang ditetapkan dalam rapat satuan
pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah baik
langsung maupun tidak langsung.

2) Ketersediaan Pembina

Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler harus didukung dengan


ketersediaan pembina. Satuan pendidikan dapat bekerja sama
dengan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pembina.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


3) Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan

Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler memerlukan dukungan


berupa ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan.
Yang termasuk sarana satuan pendidikan adalah segala
kebutuhan fisik, sosial, dan kultural yang diperlukan untuk
mewujudkan proses pendidikan pada satuan pendidikan. Selain
itu unsur prasarana seperti lahan, gedung/bangunan, prasarana
olahraga dan prasarana kesenian, serta prasarana lainnya.

f. Pihak yang terlibat

Pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan


Ekstrakurikuler antara lain :
1) Satuan Pendidikan
Kepala sekolah/madrasah, tenaga pendidik, tenaga kependidikan
dan pembina ekstrakurikuler, bersama-sama mewujudkan
keunggulan dalam ragam Kegiatan Ekstrakurikuler sesuai
dengan sumber daya yang dimiliki oleh tiap satuan pendidikan.
2) Komite Sekolah/Madrasah
Sebagai mitra sekolah memberikan dukungan, saran, dan kontrol
dalam mewujudkan keunggulan ragam Kegiatan
Ekstrakurikuler.
3) Orangtua

Memberikan kepedulian dan komitmen penuh terhadap


keberhasilan Kegiatan Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan.

6. Pendidikan kepramukaan sebagai ekstra kurikuler wajib


a. Pengertian
1) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
2) Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran,
menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan
pendidikan tertentu.
3) Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta
didik pada setiap tingkat kelas atau program.
4) Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
5) Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengem-
bangkan potensi diri melalui proses Pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
6) Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
Peserta Didik di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan
ekstrakurikuler ditujukan agar Peserta Didik dapat
mengembangkan kepribadian, minat, dan kemampuannya di
berbagai bidang di luar bidang akademik.
7) Ekstrakurikuler Wajib merupakan program ekstrakurikuler yang
harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi Peserta
Didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk
mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler tersebut.
8) Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka
untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan.
9) Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam
pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan
Darma Pramuka.
10) Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah
dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak,
dan budi pekerti luhur (SK. Kwarnas No. 231 Thn 20017).
11) Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian,
kecakapan hidup, dan akhlak mulia Pramuka melalui penghayatan
dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
12) Gugus Depan (Gudep) adalah satuan pendidikan dan satuan
organisasi terdepan penyelenggara pendidikan kepramukaan.
13) Kwartir adalah satuan organisasi pengelola Gerakan Pramuka
yang dipimpin secara kolektif pada setiap tingkatan wilayah.
14) Majelis Pembimbing adalah dewan yang memberikan bimbingan
kepada satuan organisasi Gerakan Pramuka.
15) Pembina Pramuka adalah anggota dewasa Gerakan Pramuka. Pem-
bina bertugas merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi
pelaksanaan kegiatan kepramukaan di tingkat Gudep.
16) Model Blok adalah pola kegiatan Pendidikan Kepramukaan
sebagai Ekstrakurikuler Wajib yang diselenggarakan pada awal
tahun ajaran baru.
17) Model Aktualisasi adalah pola Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib yang dilaksanakan setiap satu minggu sekali.
18) Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar yang kemudian
disebut KMD adalah kursus yang diselenggarakan bagi anggota
dewasa dan Pramuka Pandega yang akan membina anggota muda di
gugus depan.
19) Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan yang kemudian
disebut KML adalah jenjang pendidikan tertinggi bagi Pembina
Pramuka sebagai lanjutan dari KMD.
20) Pramuka Siaga adalah anggota Gerakan Pramuka rentang usia 7
sampai 10 tahun.
21) Pramuka Penggalang adalah anggota Gerakan Pramuka rentang
usia 11 sampai 15 tahun.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


22) Pramuka Penegak adalah anggota Gerakan Pramuka rentang usia
16 sampai 20 tahun;
23) Barung adalah kelompok teman sebaya usia antara 7 – 10 tahun
yang disebut Pramuka Siaga (SK. Kwarnas No. 231 Thn 20017).
24) Regu adalah kelompok belajar interaktif teman sebaya usia antara
11-15 tahun yang disebut Pramuka Penggalang (SK. Kwarnas No.
231 Thn 20017).
25) Sangga adalah kelompok belajar interaktif teman sebaya usia
antara 16 – 20 tahun yang disebut Pramuka Penegak (SK.
Kwarnas No. 231 Thn 20017).
26) Perindukan adalah satuan gerak untuk golongan Pramuka Siaga
yang menghimpun barung dan dipimpin oleh Pembina perindukan
(SK. Kwarnas No. 231 Thn 20017).
27) Pasukan adalah satuan gerak untuk golongan Pramuka Penggalang
yang menghimpun regu dan dipimpin oleh Pembina Pasukan (SK.
Kwarnas No. 231 Thn 20017).
28) Ambalan adalah satuan gerak untuk golongan Pramuka Penegak,
yang menghimpun sangga dan dipimpin oleh Pradana dengan
pendamping Pembina Ambalan (SK. Kwarnas No. 231 Thn
20017).
29) Racana adalah satuan gerak untuk golongan Pramuka Pandega,
dan dipimpin oleh Ketua Dewan Racana Pandega dengan
pendamping Pembina Racana (SK. Kwarnas No. 231 Thn 20017).
30) Karang Pamitran adalah pertemuan Pembina Pramuka untuk
mempererat hubungan kekeluargaaan dan persaudaraan serta
meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinannya
(SK. Kwarnas No. 056 Tahun 1982).
31) Intramural kegiatan dilaksanakan didalam lingkungan sekolah.
32) Ekstramural kegiatan dilaksanakan diluar lingkungan sekolah.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


b. Desain Induk Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler
Wajib
Secara konseptual dan programatik, Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib dapat digambarkan sebagai berikut.

TUJUAN
DIKNAS
TUJUAN GERAKAN GUGUS
PRAMUKA DEPAN
SATDIK
GERAKAN
PRAMUKA

KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN
KEPRAMUKAAN
Pendidikan
Kepramukaan
sbg kegiatan
ekstra kurikuler
UU No. 20/2003 wajib
UU No. 12/2010

Lokus normatif Pendidikan Kepramukaan sebagai


Ekstrakurikuler Wajib dalam Kurikulum 2013, berada pada irisan
konseptual-normatif dari mandat Undang-Undang No. 20 tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan Undang-undang No. 12
tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka. Secara substantif-pedagogis,
irisan tersebut menunjukkan bahwa filosofi dan tujuan Pendidikan
Nasional memiliki koherensi dengan tujuan Gerakan Pramuka, dalam hal
bahwa keduanya mengusung komitmen kuat terhadap penumbuh-
kembangan sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampilan/kecakapan
sebagai insan dan warga negara Indonesia dalam konteks nilai dan moral
Pancasila.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Secara programatik penyelenggaraan pendidikan kepramukaan dalam
konteks implementasi Kurikulum 2013 dikembangkan Desain Induk
Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib sebagai berikut.

Desain Induk Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler


Wajib dalam konteks Kurikulum 2013, pada dasarnya berwujud proses
aktualisasi dan penguatan capaian pembelajaran Kurikulum 2013, ranah
sikap dalam bingkai KI-1, KI-2, dan ranah keterampilan dalam KI-4,
sepanjang yang bersifat konsisten dan koheren dengan sikap dan
kecakapan Kepramukaan. Dengan demikian terjadi proses saling
interaktif dan saling menguatkan (mutually interactive and reinforcing.)
Secara programatik, Ektrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan
diorganisasikan dalam Model sebagai berikut.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Pegorganisasian
No. Nama Model Sifat
Kegiatan
1. Model Blok Wajib, setahun  Kolaboratif
sekali, berlaku  Bersifat intramural
bagi seluruh atau ekstramural (di
peserta didik, luar dan/atau
terjadwal, didalam lingkungan
penilaian umum satuan pendidikan)
2. Model Wajib, rutin,  Pembina Pramuka
Aktualisasi terjadwal,  Bersifat intramural
berlaku untuk (dalam lingkungan
seluruh peserta satuan pendidikan)
didik dalam
setiap kelas,
penjadwalan,
dan penilaian
formal
3. Reguler di Sukarela, Sepenuhnya dikelola
Gugus Depan berbasis minat oleh Gugus Depan
Pramuka pada satuan
pendidikan.

Secara rinci untuk masing-masing model dapat dideskripsikan sebagai


berikut.
1. Model Blok memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Diikuti oleh seluruh siswa.
b. Dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran.
c. Untuk kelas I, kelas VII dan kelas X diintegrasikan di dalam
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
d. Untuk SD/MI dilaksanakan selama 18 Jam, SMP/MTs dan
SMA/MA/SMK/MAK dilaksanakan selama 36 Jam.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


e. Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Sekolah selaku Ketua
Mabigus.
f. Pembina kegiatan adalah Guru Kelas/Guru Mata pelajaran selaku
Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu
oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka).
2. Model Aktualisasi memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Diikuti oleh seluruh siswa.
b. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.
c. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit.
3. Model Reguler.
Diikuti oleh siswa yang berminat mengikuti kegiatan Gerakan Pramuka
di dalam Gugus Depan.
Pelaksanaan kegiatan diatur oleh masing-masing Gugus Depan.

c. Muatan Nilai
1. Muatan Nilai Sikap dan Keterampilan dalam Kurikulum 2013
Sesuai dengan landasan filosofis dan kerangka dasarnya, Kurikulum
2013, memiliki karakteristik mengandung muatan sikap spiritual,
sikap sosial, dan keterampilan yang sangat signifikan. Muatan sikap
dan keterampilan dikemas secara generik dalam KI-1, KI-2, dan
KI-4.

Masing-masing Muatan Sikap dan Keterampilan dalam Kurikulum


2013 adalah sebagai berikut.
1. Beriman 18. Cakap 36. Ilmiah
2. Kebhinneka- 19. Peduli 37. Tekun
tunggalikaan 20. Santun Kritis 38. Hati-hati
3. Toleransi 21. Sopan 39. Terbuka
4. Kebersamaan 22. Cekatan 40. Bijaksana
5. Syukur 23. Peka 41. Bersahaja
6. Disiplin 24. Tanggap 42. Rasa
7. Tanggung-jawab 25. Komunikatif kebangsaan
8. Percaya diri 26. Mandiri 43. Estetis
9. Berani 27. Cermat 44. Gotong-

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


10. Cinta tanah air 28. Taat aturan royong
11. Pemaaf 29. Rasa ingin 45. Partisipatif
12. Jujur tahu 46. Imajinatif
13. Ksatria 30. Pantang 47. Citra diri
14. Rela berkorban menyerah 48. Sadar bahaya
15. Teladan 31. Berpikir logis 49. Kerjasama
16. Sadar kewajiban 32. Kreatif 50. Sadar
dan hak 33. Inovatif 51. Berbagi
17. Demokratis 34. Produktif 52. Sportif
35. Menghargai 53. Cinta tradisi

2. Muatan Nilai Sikap dan Kecakapan Pendidikan Kepramukaan


Muatan Nilai Sikap dan Kecakapan Pendidikan Kepramukaan yang
terkandung dan dikembangkan dalam Syarat Kecakapan Umum
(SKU) sebagai berikut:

1. Keimanan kepada Tuhan 9. Kesetiaan


YME 10. Tolong menolong
2. Ketakwaan kepada Tuhan Bertanggungjawab
YME 11. Dapat dipercaya
3. Kecintaan pada alam 12. Jernih dalam berpikir
4. Kecintaan kepada sesama 13. Jernih dalam berkata
manusia 14. Jernih dalam berbuat
5. Kecintaan kepada tanah air 15. Hemat
Indonesia 16. Cermat
6. Kecintaan kepada bangsa 17. Bersahaja
Indonesia 18. Rajin
7. Kedisiplinan 19. Terampil
8. Keberanian

d. Pola, Rincian Kegiatan, Metoda, dan Teknik Penerapan


1. Pola dan Rincian Kegiatan Pendidikan Kepramukaan
a. Pola Kegiatan Pendidikan Kepramukaan adalah sebagai berikut.
1) Upacara pembukaan dan penutupan :
 Perindukan Siaga
 Pasukan Penggalang
 Ambalan Penegak

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


2) Keterampilan Kepramukaan (Scouting Skill)
 Simpul dan Ikatan (Pioneering)
 Mendaki Gunung (Mountenering)
 Peta dan Kompas (Orientering)
 Berkemah (Camping)
 Wirausaha
 Belanegara
 Teknologi
 Komunikasi
Catatan: Disesuaikan dengan kondisi di sekolah masing-masing
b. Rincian kegiatan kepramukaan meliputi :
 Berbaris  Menolong  Jelajah
 Memimpin  Berempati  Peta
 Berdoa  Bersikap adil  Kompas
 Janji  Cakap berbicara  Memasak
 Memberi hormat  Cakap motorik  Tenda
 Pengarahan  Kepemimpinan  PPGD
 Refleksi  Konsentrasi  KIM
 Dinamika  Sportivitas  Menaksir
kelompok  Simpul dan  Halang
 Permainan ikatan rintang
 Menghargai  Tanda jejak  TTG
teman  Sandi dan  Bakti
 Berkomunikasi isyarat  Lomba
 Hastakarya

2. Metoda dan Teknik Penerapan Pendidikan Kepramukaan


a. Metode Pendidikan Kepramukaan mencakup:
1) Pengenalan dan pengamalan kode kehormatan Pramuka
2) Belajar sambil melakukan (Learning by Doing)
3) Sistem kelompok (beregu)
4) Kegiatan di alam terbuka yg mengandung pendidikan yg
sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta
didik.
5) Kemitraan dengan anggota Dewasa

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


6) Sistem tanda kecakapan
7) Sistem satuan terpisah putra dan putri
8) Kiasan dasar

b. Teknik Penerapan Pendidikan Kepramukaan mencakup:


1) Praktik Langsung
2) Permainan
3) Perjalanan
4) Diskusi
5) Produktif
6) Lagu
7) Gerak
8) Widya Wisata
9) Simulasi
10) Napak Tilas

e. Prosedur Pelaksanaan
1. Prosedur Pelaksanaan Model Blok Kurikulum 2013 Pendidikan
Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib.
a. Peserta Didik dibagi dalam beberapa kelompok, setiap
kelompok didampingi oleh seorang Pembina Pramuka dan atau
Pembantu Pembina.
b. Pembina Pramuka melaksanakan Kegiatan Orientasi Pendidikan
Kepramukaan.
c. Guru kelas/Guru Mata Pelajaran yang bukan Pembina Pramuka
membantu pelaksanaan kegiatan Orientasi Pendidikan Kepra-
mukaan.
2. Prosedur Pelaksanaan Model Aktualisasi Kurikulum 2013
Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib.
a. Guru kelas/Guru Mata Pelajaran mengidentifikasi muatan-
muatan pembelajaran yang dapat diaktualisasikan di dalam
kegiatan Kepramukaan.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


b. Guru menyerahkan hasil identifikasi muatan-muatan
pembelajaran kepada Pembina Pramuka untuk dapat
diaktualisasikan dalam kegiatan Kepramukaan.
c. Setelah pelaksanaan kegiatan Kepramukaan, Pembina Pramuka
menyampaikan hasil kegiatan kepada Guru kelas/Guru Mata
Pelajaran.

f. Penilaian
1. Penilaian Pendidikan Kepramukaan mencakup hal-hal sebagai
berikut:
a. Penilaian dilakukan secara kualitatif.
b. Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan
keikutsertaan peserta didik.
c. Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai minimal
baik pada kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester.
d. Nilai yang diperoleh pada kegiatan Pendidikan Kepramukaan
sebagai Ekstrakurikuler Wajib berpengaruh terhadap kenaikan
kelas peserta didik.
e. Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu
mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapai nilai baik.

2. Teknik Penilaian
a. Teknik penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian
diri, dan penilaian antarpeserta didik.
b. Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui demonstrasi
keterampilannya.
3. Media Penilaian:
a. Jurnal/buku harian.
b. Portofolio.
4. Proses penilaian:
a. Proses penilaian dilaksanakan setiap kali latihan dan setiap hari
di dalam proses pembelajaran.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


b. Proses penilaian Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib menitikberatkan pada ranah nilai sikap.
Keterampilan kepramukaan merupakan pendukung terhadap
penilaian pendidikan kepramukaan itu sendiri.
c. Proses penilaian sikap dilaksanakan dengan metode observasi.
d. Proses penilaian Keterampilan Kepramukaan disesuaikan
dengan Kompetensi Dasar dari masing-masing Tema dan
Matapelajaran sebagai penguatan yang bermuatan Nilai Sikap
dan Keterampilan dalam Kurikulum 2013.
e. Proses Penilaian dilakukan oleh Teman, Guru Kelas/Guru
Matapelajaran, pemangku kepentingan dan/atau Pembina
Pramuka.
f. Rekapitulasi Penilaian dilakukan oleh Guru Kelas/Guru
Matapelajaran selaku Pembina Pramuka.

g. Mekanisme
1. Pola Implementasi pada Satuan Pendidikan
a. Perencanaan Program Kerja
1) Program Kerja Gugus Depan
a) Musyawarah Gugus Depan
Musyawarah gugus depan atau disingkat “Mugus”
adalah kegiatan yang sangat penting dalam upaya
memajukan dan menjaga kelangsungan kehidupan
gugus depan.
Mugus dilaksanakan 3 tahun sekali, dengan kegiatan
pokok sebagai berikut:
(1) Evaluasi kegiatan 3 tahun sebelumnya.
(2) Merencanakan program gugus depan 3 tahun ke
depan.
(3) Memilih pengurus gugus depan yang baru.
b) Program Kerja Tahunan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Program kerja tahunan di gugus depan harus selalu
diwujudkan sebagai pedoman kegiatan. Program kerja
adalah rencana kerja yang ditetapkan berdasarkan
ketentuan hasil Mugus. Proses pelaksanaan pembuatan
program kerja tahunan dilakukan oleh Ketua Gudep,
Pembina Satuan, Pembina Pramuka, Pembantu
Pembina, dengan pengarahan Majelis Pembimbing
Gudep. Penyusunan program kerja dengan menyerap
aspirasi peserta didik yang berasal dari Dewan: Siaga,
Penggalang, Penegak, Pandega.
2) Program Kegiatan Satuan
Program kegiatan satuan meliputi program: Perindukan
Siaga, Pasukan penggalang, Ambalan Penegak, dan Racana
Pandega.
a) Program Kegiatan Siaga
(1) Pencapaian SKU (Siaga: Mula, Bantu, Tata).
(2) Peminatan SKK (Syarat Kecakapan Khusus yakni
kecakapan tertentu yang diminati dipilih sendiri
oleh peserta didik).
(3) Pelantikan-Pelantikan. Kegiatan pelantikan
dilakukan sebagai apresiasi prestasi yang dicapai
oleh peserta didik golongan Siaga.
(4) Pesta dan Pertemuan Besar Siaga. Contoh: Wide
game, kunjungan antar perindukan, pameran hasil
karya Siaga, Bazar Siaga.
(5) Kegiatan partisipasi (mengikuti kegiatan tingkat
Kwartir Ranting dan Cabang).
(6) Persari (perkemahan satu hari-tanpa menginap).
(7) Pencapaian Syarat Pramuka Garuda.
(8) Pindah Golongan (dari Siaga menuju Penggalang).
b) Program Kegiatan Penggalang

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


(1) Pencapaian SKU (Penggalang Ramu, Rakit,
Terap).
(2) Pengayaan peningkatan keterampilan SKK.
(3) Pelantikan.
(4) Partisipasi dan prestasi:
(a) Jambore (Tingkat: Ranting, Cabang, Daerah,
Nasional, Asean, Asia Pacific, Dunia).
(b) Lomba Tingkat atau LT (LT 1 - tingkat
Gudep; LT 2 – tingkat Ranting; LT 3 –
Tingkat Cabang; LT 4 – Tingkat Daerah; LT 5
– Tingkat Nasional).
(c) Gladian Pemimpin Regu (Dianpinru).
(d) Jota (Jamboree on the air).
(e) Joti (Jamboree on the internet).
(f) Pengenalan Saka.
(5) Pengembangan Wawasan:
(a) Latihan Gabungan.
(b) Orientasi Sosial.
(6) Kemah Bakti.
(7) Pencapaian Syarat Pramuka Garuda.
(8) Pindah Golongan.
c) Program Kegiatan Penegak:
(1) Pencapaian SKU (Penegak: Bantara, Laksana).
(2) Peminatan SKK.
(3) Pelantikan.
(4) Partisipasi dan prestasi:
(a) Raimuna (pertemuan pramuka penegak dan
pandega putra dan putri, dilaksanakan
ditingkat kwartir: Ranting, Cabang, Daerah,
Nasional).
(b) Perkemahan Wirakarya (Community
Development Camp).

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


(c) Musppanitera (Musyawarahnya Penegak dan
Pandega).
(d) Pertisaka (Perkemahan Bakti Satuan Karya).
(e) Geladian Pimpinan Satuan Penegak.
(f) Latihan Pengembangan Kepemimpinan (LPK).
(g) Kursus Instruktur Muda.
(h) Kursus Pengelola Dewan Kerja (KPDK).
(i) Pendidikan Bela Negara (PBN).
(j) Sidang Paripurna (untuk dewan kerja).
(k) Pelatihan tanggap bencana.
(5) Gladian pemimpin satuan.
(6) Jota (Jamboree on the air).
(7) Joti (Jamboree on the internet).
(8) Unit-unit Kegaiatan yang sesuai dengan minat
peserta didik dan kebutuhan Kwartir (SAR/Brigade
Penolong, Marching Band, Protokol. Olahraga,
Dll).
(9) Pengembangan Wawasan
(a) Latihan Gabungan
(b) Seminar, Simposium, Kolokium, Diskusi
(10) Pencapaian Syarat Pramuka Garuda
(11) Bakti Masyarakat
b. Program Latihan
Program pelaksanaan kegiatan Gugus Depan disusun menjadi:
1) Program Latihan Mingguan
2) Program Latihan Bulanan
3) Program Latihan Enam Bulanan
c. Pelaksanaan
1) Pelaksanaan Program Kerja Gugus Depan
a) Unsur Pelaksana
(1) Majelis pembimbing memberikan bantuan moril,
materiil, dan organisatoris.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


(2) Ketua gudep memimpin terselenggaranya semua
program kerja gugus depan dan program latihan,
dibantu Pembina satuan, pembantu pembina
satuan dan anggota pandega (jika Gudepnya
memiliki).
b) Unsur Pendukung
(1) Orangtua memberikan pengawasan dan bantuan
sesuai kesepakatan.
(2) Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai pasal
36, UU No. 12 Tahun 2010, tentang Gerakan
Pramuka.
c) Materi Kegiatan
Materi kegiatan gugus depan bersumber dari Prinsip
dasar dan metode kepramukaan, Nilai Kepramukaan,
Keputusan: Munas, Musda, Muscab, Musran, dan
Mugus.
d) Sarana, prasarana dan pendanaan.
(1) Sarana prasarana disediakan oleh sekolah
(2) Dana diperoleh dari sumber-sumber yang sesuai
dengan aturan perundangan.
2) Pelaksanaan Program Latihan
Program latihan dibuat bersama oleh Ketua Gugus Depan,
Pembina dengan melibatkan peserta didik (Dewan: Siaga,
Penggalang, Penegak)
a) Unsur pelaksana
(1) Pembina satuan, dan pembantu Pembina
melaksanakan seluruh program latihan.
(2) Pemimpin perindukan (sulung) – pemimpin
pasukan (pratama) – pemimpin ambalan
(pradana) membantu proses pelaksanaan kegiatan
latihan.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


b) Unsur Pendukung
Majelis pembimbing dan orangtua memberikan
motivasi kegiatan latihan.
c) Materi latihan
Semua aspek hidup yang berisikan nilai dan
kecakapan, yang disusun oleh Pembina dan peserta
didik.
d) Tempat kegiatan
(1) Alam terbuka
(2) Tempat khusus (tempat ibadah, tempat bakti,
tempat kegiatan pendidikan lainnya)
e) Waktu kegiatan
(1) Sesuai yang ditetapkan dalam program kegiatan
mingguan, bulanan, dan 6 bulanan.
(2) Bila tidak tercapai bisa ditetapkan kemudian
melalui musyawarah dewan.

h. Daya Dukung
1. Kompetensi Kepala Sekolah, Guru Kelas Atau Guru Mata
pelajaran, dan Pembina Kepramukaan
a. Kompetensi Kepala Sekolah
Dalam Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib,
kepala sekolah mempunyai tanggung jawab terhadap
keterlaksanaan Kurikulum 2013 melalui pendidikan
Kepramukaan. Untuk itu kompetensi kepala sekolah dalam
Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib adalah
sebagai berikut.
1) Minimal mempunyai sertifikat kursus orientasi Majelis
Pembimbing Gugus Depan Gerakan Pramuka dan atau
berijasah KMD.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


2) Memahami peran kepala sekolah selaku Ketua Majelis
Pembimbing Gugus Depan Gerakan Pramuka di
sekolahnya.
3) Mengelola gugus depan dengan baik dan benar.
4) Memberikan bimbingan dan bantuan yang bersifat moral,
organisatoris, material, finansial, dan konsultatif kepada
pembina pramuka, guru, peserta didik, dan gudep di
sekolahnya.
5) Memecahkan masalah-masalah organisatoris, moral,
mental, psiko-logis, finansial yang terjadi dalam
pelaksanaan pendidikan kepra-mukaan gugus depan yang
berpangkalan di satuan pendidikan.
6) Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan sarana, prasarana, dan
sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan
kepramukaan.
7) Menyerap aspirasi masyarakat untuk pengembangan
pendidikan kepramukaan di sekolahnya.
8) Mengadakan hubungan koordinasi, kerjasama dan saling
memberi informasi dengan pemangku kebijakan, gugus
depan dan kwartir ranting/cabang.
9) Memberikan laporan pelaksanaan ekstrakurikuler
pendidikan Kepramukaan kepada orang tua melalui raport
peserta didik dan lembaga lain yang terkait secara periodik
maupun secara insidentil.
10) Menghadiri musyawarah gugus gepan, musyawarah kwartir
ranting dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh gugus
depan atau di tingkat kwartir.
b. Kompetensi Guru Kelas/Guru Mata pelajaran yang menjadi
Pembina Pramuka
Oleh karena pelaksanaan Kurikulum 2013 dikembangkan secara
terpadu, guru kelas/guru matapelajaran haruslah mempunyai
kompetensi pendidikan kepramukaan. Dengan begitu, guru

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


dapat mengaitkan, menghubungkan, dan memadupadankan
tema/topik matapelajaran dengan menu Pendidikan
Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib. Berkaitan dengan
hal itu, berikut ini kompetensi yang harus dikuasai guru.
1) Memahami pendidikan kepramukaan sebagai kegiatan
ekstra-kurikuler wajib di sekolahnya dan wahana penguatan
sikap serta keterampilan peserta didik.
2) mengaktualisasikan materi pembelajaran dengan pendidikan
Kepramukaan.
3) Memiliki kemampuan membina peserta didik dalam
pelaksanaan pendidikan kepramukaan yang dibuktikan
dengan sertifikat sekurang-kurangnya KMD.
4) Menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode
Kepramukaan, Sistem Among dan Kiasan Dasar dalam
proses pembinaan.
5) Mengikuti perkembangan kegiatan kepramukaan bernuansa
kekinian (up to date), bermanfaat bagi peserta didik, dan
masyarakat lingkungannya, serta tetap berada dalam koridor
ketaatan terhadap Kode Kehormatan Pramuka.
6) Memerankan diri sebagai:
a) Orang tua yang dapat memberi penjelasan, nasihat,
pengarahan, dan bimbingan
b) Guru yang mengajarkan berbagai keterampilan dan
pengetahuan
c) Kakak yang dapat melindungi, mendampingi, dan
membimbing adik-adiknya, yang memberi kesempatan
untuk memimpin dan mengelola.
d) Mitra, teman yang dapat dipercaya, bersama-sama
menggerakkan kegiatan-kegiatan agar menarik,
menyenangkan dan penuh tantangan sesuai usia
golongan Pramuka,

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


e) Konsultan, tempat bertanya, dan berdiskusi tentang
berbagai masalah
f) Motivator, memotivasi untuk meningkatkan kualitas
diri dengan berkreativitas, berinovasi, dan aktualisasi
diri, dan membangun semangat untuk maju.
g) Fasilitator, memfasilitasi kebutuhan dalam kegiatan
peserta didik.

c. Kompetensi Pembina Pramuka


Pembina Pramuka adalah anggota dewasa yang memiliki
komitmen tinggi terhadap prinsip-prinsip dalam Kepramukaan,
secara sukarela bergiat bersama peserta didik, sebagai mitra
yang peduli terhadap kebutuhan peserta didik, dengan penuh
kesabaran memotivasi, membimbing, membantu, serta
memfasilitasi kegiatan pembinaan peserta didik.
Berikut ini komptensi pembina Pramuka.
1) Mempunyai kemampuan membina yang dibuktikan oleh
(sekurang-kurangnya) berijasah KMD dan atau KML.
2) Memahami kebutuhan Kurikulum 2013 dalam menjalankan
sikap dan keterampilan yang harus dimiliki peserta didik.
3) Menjadi Teladan dan Panutan bagi peserta didik.
4) Memberikan pembinaan agar peserta didik:
a) memiliki berkepribadian yang beriman, bertakwa,
berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin,
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa,
berkecakapan hidup, sehat jasmani dan rohani.
b) menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan
patuh kepada Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia
serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan
berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara
mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


pembangunan bangsa dan Negara, memiliki kepedulian
terhadap sesama hidup dan alam lingkungan.
5) Menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode
Kepramukaan, Sistem Among dan Kiasan Dasar dalam
proses pembinaan.
6) Memberi pengayaan dengan mengikuti perkembangan
sehingga kegiatan kepramukaan bernuansa kekinian (up to
date), bermanfaat bagi peserta didik dan masyarakat
lingkungannya, serta tetap berada dalam koridor ketaatan
terhadap Kode Kehormatan Pramuka.
7) Menghidupkan, membesarkan gugus depan dengan selalu
memelihara kerjasama yang baik dengan orang tua/wali
Pramuka dan masyarakat.
8) Melaporkan hasil pendidikan kepramukaan kepada orang
tua dan masyarakat melalui nilai raport ektrakurikuler
wajib.
9) Mempunyai tanggung jawab terhadap:
a) Terselenggaranya kepramukaan yang teratur dan
terarah sesuai dengan visi dan misi Gerakan Pramuka.
b) Terjaganya pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan
dan Metode Kepramukaan pada semua kegiatan
Pramuka
c) Pembinaan pengembangan mental, moral, spiritual,
fisik, intelektual, emosional, dan sosial peserta didik,
sehingga memiliki kematangan dalam upaya
peningkatan kemandirian serta aktivitasnya di
masyarakat.
d) Terwujudnya peserta didik yang berkepribadian,
berwatak, berbudi pekerti luhur, dan sebagai warga
yang setia, patuh dan berguna bagi bangsa dan
negaranya.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


e) Dalam pengabdiannya, Pembina Pramuka bertanggung
jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, Masyarakat,
gugus depan, dan diri pribadinya sendiri.
10) Memerankan diri sebagai:
a) Orang tua yang dapat memberi penjelasan, nasehat,
pengarahan dan bimbingan
b) Guru yang mengajarkan berbagai keterampilan dan
pengetahuan
c) Kakak yang dapat melindungi, mendampingi dan
membimbing adik-adiknya, yang memberi kesempatan
untuk memimpin dan mengelola satuannya
d) Mitra, teman yang dapat dipercaya, bersama-sama
menggerakkan kegiatan agar menarik, menyenangkan,
dan penuh tantangan sesuai usia golongan Pramuka,
e) Konsultan, tempat bertanya, dan berdiskusi tentang
berbagai masalah
f) Motivator, memotivasi untuk meningkatkan kualitas
diri dengan berkreativitas, berinovasi, dan aktualisasi
diri, membangun semangat untuk maju.
g) Fasilitator, memfasilitasi kebutuhan dalam kegiatan
peserta didik

2. Pola Pengembangan dan Penyegaran Kompetensi


Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan kepramukaan
di satuan pendidikan, diperlukan upaya peningkatan kemampuan
kepala sekolah, guru, dan pembina dalam mengelola pendidikan
kepramukaan. Peningkatan kemampuan tersebut dapat dilaksanakan
melalui pola pengembangan dan penyegaran kompetensi yang
terarah, terpadu, terus menerus, dan berkenimbungan. Berikut ini
aktivitas yang perlu dilakukan untuk pengembangan dan penyegaran
kompetensi pengelola Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


a. Mengikuti kursus-kursus yang dilakukan Gerakan Pramuka.
b. Mendiskusikan problematika yang terjadi saat pelaksanaan
pendidikan kepramukaan.
c. Mengikuti karang pamitran (pertemuan para pembina Pramuka
dari pangkalan lainnya) yang diselenggarakan kwartir ranting,
cabang, atau daerah.
d. Mengikuti perkembangan pelaksanaan pendidikan kepramukaan
melalui majalah, surat kabar, atau media lainnya.
e. Mengikuti bimbingan teknis pengelolaan gugus depan yang
diadakan oleh dinas pendidikan atau kementerian pendidikan
dan kebudayaan.
f. Membaca buku-buku kepramukaan dan peraturan kepramukaan.

3. Sarana dan Prasarana


Secara umum sarana kepramukaan diartikan sebagai semua fasilitas
yang menunjang proses pendidikan kepramukaan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan kepramukaan termasuk personil dan
kurikulum. Sedangkan prasarana kepramukaan adalah fasilitas dasar
untuk menjalani fungsi Gerakan Pramuka.
Sarana dan prasarana adalah unsur penunjang dalam pelaksanaan
pendidikan kepramukaan di gugus depan. Sarana dan prasarana
tersebut memerlukan sistem pengelolaan yang mencakup
perencanaan, pengadaan, pendataan, pemanfaatan, pemeliharaan,
penghapusan, serta pemutahiran. Gugus depan harus memiliki
kelengkapan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang
pelaksanaan kegiatan dan pedoman tentang sistem klasifikasi,
inventarisasi dan infromasi keberadaannya.
Merujuk pada standar sarana dan prasarana gugus depan
sebagaimana dipersyaratkan dalam akreditasi gugus depan, idealnya
gugus depan memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut:
a. Sanggar gugus depan
b. Bendera MerahPutih

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


c. Bendera gugus depan
d. Bendera WOSM
e. Bendera Semaphore
f. Bendera Morse
g. Peluit
h. Tongkat
i. Tali
j. Kompas
k. Peta Topografi
l. Tenda Regu
m. Tenda Dapur
n. Alat Kebersihan Lengkap
o. Alat dan Kotak P3K
p. Alat Dapur Lengkap dan Bok Penyimpanannya
q. Lemari dan Bok Penyimpanan Alat Kegiatan
r. Perpustakaan dan buku-buku Kepramukaan
Dalam pelaksanaan kegiatan latihan rutin, gugus depan hendaknya
memiliki alat pembelajaran. Pramuka golongan Siaga sekurang-
kurangnya memiliki: (1) Teks Pancasila, (2) Teks Dwi Satya, (3)
Teks Dwi Darma. Sedangkan untuk Golongan Penggalang, Penegak,
dan Pandega memiliki: (1) Teks Pancasila, (2) Tri Satya, (3) Teks
Dasa Darma.
4. Sumber Belajar
Pendidikan Kepramukaan diharapkan mendukung pembentukan
kompetensi sosial peserta didik. Di samping itu juga dapat
digunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis
pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi
keterampilannya. Pendidikan kepramukaan dilaksanakan dengan
menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan yang terdiri atas: (1)
Iman dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (2) Peduli terhadap
bangsa, tanah air, sesama hidup, dan alam seisinya. (3) Peduli
terhadap diri sendiri, dan (4) Taat kepada kode kehormatan Pramuka.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Oleh karena hal tersebut alam merupakan sumber belajar dalam
pendidikan Kepramukaan.
Pembina Pramuka sebagai pendidik wajib memahami bahwa semua
kegiatan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik merupakan
pencerminan dari prinsip dasar Kepramukaan. Selain itu Pembina
Pramuka wajib memahami: (1) Pronsip Dasar Kepramukaan dan
Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang membedakan
pendidikan Kepramukaan dengan pendidikan lainnya. (2) Prinsip
Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan dua unsur proses
pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan.
5. Pembiayaan
Agar pengelolaan gugus depan dapat berjalan secara
berkesinambungan diperlukan suatu pembiayaan gugus depan yang
tetap. Usaha-usaha pemenuhan pembiayaan gugus depan dapat
dilakukan melalui berbagai cara antara lain:
a. Iuran Anggota
Iuran anggota pada hakikatnya merupakan alat pendidikan bagi
peserta didik dengan tujuan untuk memupuk rasa kebersamaan
dan memiliki rasa turut memiliki Gerakan Pramuka. Besar iuran
anggota ditentukan di dalam musyawarah gugus depan.
b. Penggalangan Dana (fundrising)
Dalam pelaksanaan kegiatan, gugus depan dapat meminta
dukungan bantuan pendanaan. Caranya dengan melakukan
pendekatan kepada perorangan maupun kepada dunia usaha dan
dunia industri (Dudi), masyarakat dan sumber lain yang tidak
mengikat dan tidak bertentangan dengan AD dan ART Gerakan
Pramuka.
c. Bantuan Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Bantuan Pemerintah dan Pemerintah Daerah melalui dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional
Sekolah Daerah (BOSDA), APBD atau sumber dana lainnya.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


d. Wirausaha
Aktivitas usaha yang dilakukan oleh Gugus Depan yang berupa
jasa, pembuatan produk, dan/atau kemitraan dengan pihak lain.
6. Kemitraan dengan Pemangku Kepentingan
Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan dan kegiatan
kepramukaan di tingkat gugus depan, Pembina gugus depan perlu
mengadakan hubungan dan kerjasama dengan berbagai pihak, antara
lain: orang tua, tokoh-tokoh masyarakat, dan dunia usaha atau dunia
industri (Dudi).
Demikian juga halnya dengan Mabigus. Agar Mabigus dapat
berperan nyata dan aktif, serta dapat memberi bimbingan dan
bantuan secara konsepsional, efisien dan efektif, maka perlu dibina
hubungan kerja yang serasi dan erat antara Pembina Gudep dengan
Mabigus. Mabigus bersidang sekurang-kurangnya sekali dalam
waktu enam bulan, dipimpin oleh Ketua Mabigus.

K. Pengaturan Beban Belajar


1. Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta
didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran.
2. Beban belajar di Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu.
3. Beban belajar satu minggu Kelas X, XI, XII, dan XIII adalah 46 jam
pelajaran.
4. Durasi setiap satu jam pelajaran adalah 45 menit.
5. Beban belajar di Kelas X dan XI dalam satu semester 18 minggu.
6. Beban belajar di kelas XII dan XIII pada semester ganjil 18 minggu.
7. Beban belajar di kelas XII dan XIII pada semester genap paling sedikit 14
minggu dan paling banyak 16 minggu.
8. Setiap satuan pendidikan SMK/MAK boleh menambah jam belajar per
minggu berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik
dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang
dianggap penting.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


L. Peraturan Akademik terdiri dari:
1. Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria ketuntasan hasil belajar diperlukan untuk mengetahui ketuntasan
hasil belajar peserta didik. Penentuan ketuntasan hasil belajar dilakukan
pada awal tahun pelajaran melalui musyawarah oleh satuan pendidikan.
Nilai ketuntasan minimal untuk KD pengetahuan dan KD keterampilan
pada mata pelajaran baik dikelompok muatan nasional (A), muatan
kewilayahan (B), maupun muatan peminatan kejuruan (C1, C2, C3) adalah
minimal 70 (Kategori Baik).
Hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan meliputi 3 (tiga) kategori,
yaitu Kategori Kurang/belum mencapai KKM (<70); kategori Baik/sudah
mencapai KKM (70 s.d. 85) dan Sangat Baik/Melampaui KKM (86 s.d.
100). Sedangkan untuk sikap spiritual dan sikap sosial adalah baik (B).
Satuan pendidikan dapat menentukan nilai ketuntasan minimal diatas nilai
ketuntasan minimal yang ditentukan pemerintah, melalui proses analisis
kondisi sekolah dengan mempertimbangkan faktor Intake, tingkat
kesulitan/kompleksitas KD dan daya dukung. Untuk penilaian mata
pelajaran kelompok C2 dan C3 (kompetensi keahlian) selain mengacu
pada ketentuan pemerintah, juga mengacu pada tuntutan kriteria dari KD
yang berlaku di dunia kerja yaitu minimal memuaskan (satisfaction) yang
di dalam pedoman penilaian SMK dilambangkan dengan nilai “70”.
Adapun KKM setiap mata pelajaran di SMK S Prayatna 2 Medan adalah :

Nilai
No. Mata Pelajaran Intake Komplek Daya
KKM
sitas Dukung
1. Pendidikan Agama dan BudiPekerti
2. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Sejarah Indonesia
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing
Lainnya
7. Seni Budaya
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


9. Bahasa Daerah
10. Simulasi dan Komunikasi Digital
11. Fisika
12. Kimia
13. Kerja Bengkel Dan Gambar Teknik
14. Dasar Listrik Dan Elektrinika
Teknik Pemograman, Mikroprosessor
15.
Dan Mikrokontroler
16. Penerapan Rangkaian Elektronika
17. Penerapan Sistem Radio Dan Televisi
Penerapan Instalsi Sistem Audio
18.
Video
Penerapan Perbaikan Peralatan Audio
19.
Video
20. Produk Kreatif dan Kewirausahaan
2. Kriteria Kenaikan Kelas
Seluruh hasil penilaian untuk semua mata pelajaran yang diperoleh siswa
baik sikap, pengetahuan, maupun keterampilan setelah diolah dan
dianalisis akan menentukan apakah siswa tersebut berhak naik kelas atau
tidak.
Secara umum siswa dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat:
a. Kenaikan siswa dari sekolah ditetapkan melalui rapat dewan guru.
b. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester
pada tahun pelajaran yang diikuti.
c. Nilai (deskripsi) sikap sekurang-kurangnya BAIK sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan.
d. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya
BAIK.
e. Tidak memiliki lebih dari dua mata pelajaran yang masing-masing
nilai kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya
di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Apabila ada mata
pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada semester
ganjil, nilai akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada
tahun pelajaran tersebut.
f. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
g. Total kehadiran masuk pembelajaran satu tahun pembelajaran sama
dengan 90 % hadir.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


3. Kriteria Kelulusan Ujian Sekolah Dan Ujian Sekolah Berstandar
Nasional (USBN)
Kreteria kelulusan dari sekolah minimal mempertimbangkan hal-hal
berikut:
a. Kelulusan siswa dari sekolah ditetapkan melalui rapat dewan guru.
b. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
c. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik.
d. Lulus US dan USBN.
e. Sekolah menambahkan kreteria lain misalnya kehadiran serta rerata
nilai raport, dsb.

4. Kriteria Pencapaian Kompetensi Lulusan Berdasarkan Hasil Ujian


Nasional
1. Nilai hasil UN dilaporkan dalam rentang nilai 0 (nol) sampai
dengan 100 (seratus), dengan tingkat pencapaian kompetensi
lulusan dalam kategori sebagai berikut:
a. sangat baik, jika nilai lebih dari 85 (delapan puluh lima) dan
kurang dari atau sama dengan 100 (seratus);
b. baik, jika nilai lebih dari 70 (tujuh puluh) dan kurang dari atau
sama dengan 85 (delapan puluh lima);
c. cukup, jika nilai lebih dari 55 (lima puluh lima) dan kurang dari
atau sama dengan 70 (tujuh puluh); dan
d. kurang, jika nilai kurang dari atau sama dengan 55 (lima puluh
lima).

b. Nilai Kompetensi Keahlian Kejuruan adalah:


a. Gabungan antara nilai Ujian Praktik Keahlian Kejuruan dan nilai Ujian
Teori Kejuruan dengan pembobotan 70% untuk nilai Ujian Praktik
Keahlian Kejuruan dan 30% untuk nilai Ujian Teori Keahlian
Kejuruan;
b. Kriteria Kelulusan Kompetensi Keahlian Kejuruan ditetapkan oleh
Direktorat Pembinaan SMK/MAK.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


5. Kriteria Kelulusan dari Satuan Pendidikan
Peserta Didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan
dasar dan menengah setelah:
1) Kelulusan siswa dari sekolah ditetapkan melalui rapat dewan guru
menyelesaikan seluruh program Pembelajaran;
2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran;

3) Lulus ujian sekolah/madrasah;

4) Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik


h. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester
pada tahun pelajaran yang diikuti.
i. Total kehadiran masuk pembelajaran satu tahun pembelajaran sama
dengan 90 % hadir.

M. Kalender Pendidikan
1. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun pelajaran yang mencakup
permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif dan hari libur.
2. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
3. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
4. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran
termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
ekstrakurikuler.
5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu
libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur
akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk
hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


6. Kalender pendidikan ditetapkan oleh sekolah, apabila ada perubahan
sekolah melaporkan kepada dinas pendidikan.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
tertera pada tabel berikut:
Tabel Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu Minimum 34 Digunakan untuk kegiatan


efektif belajar minggu dan pembelajaran efektif pada setiap
maksimum 36 satuan pendidikan.
minggu
2. Jeda tengah Maksimum 2 Satu minggu setiap semester.
semester minggu
3. Jeda antar Maksimum 2 Antara semester I dan II.
semester minggu
4. Libur akhir Maksimum 3 Digunakan untuk penyiapan
tahun minggu kegiatan dan administrasi akhir
pelajaran dan awal tahun pelajaran.
5. Hari libur 2 – 4 minggu Daerah khusus yang
keagamaan memerlukan libur keagamaan
lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.
6. Hari libur Maksimum 2 Disesuaikan dengan Peraturan
umum/ minggu Pemerintah.
nasional
7. Hari libur Maksimum 1 Untuk satuan pendidikan sesuai
khusus minggu dengan ciri kekhususan masing-

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

masing.
8. Kegiatan Maksimum 3 Digunakan untuk kegiatan yang
khusus minggu diprogramkan secara khusus
sekolah/madra oleh sekolah/madrasah tanpa
sah mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.

BAB III
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SMK S PRAYATNA 2
MEDAN

Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara


interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi pesertadidik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian
proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan.
a. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip
pembelajaran yang digunakan:
b. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu; dari guru
sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber
belajar;

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


c. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
d. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
e. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
f. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; peningkatan dan
keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental
(softskills);
g. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; pembelajaran yang menerapkan
nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),
h. membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
i. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa
saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
j. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
k. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan
memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus
dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi
untuk setiap satuan pendidikan.
Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses
psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan
diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


mengevaluasi, mencipta”. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Karaktersitik kompetensi
beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik
standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu
(tematik antar matapelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu
diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry
learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya
kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning).
Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar proses yang
mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

A. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi.
Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian
pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP
disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
1. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap
bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
a. Identitas mata pelajaran (khusus SMP/mts/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/ SMALB/ SMK/MAK /Paket C/ Paket C Kejuruan);
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata
pelajaran;

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


d. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata
pelajaran;
e. Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);
f. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
pencapaian kompetensi;
g. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta
didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
h. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
i. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan Sumber belajar, dapat
berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber
belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan
pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan
sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap
pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau
lebih.
a. Komponen RPP terdiri atas:
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3) Kelas/semester;
4) Materi pokok;
5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian kd dan beban belajar dengan mempertimbangkan
jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan kd yang
harus dicapai;
6) Kompetensi dasar (KD)
7) Indikator pencapaian kompetensi (IPK)
8) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan kd, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
9) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir
sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
10) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik mencapai kd yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan kd yang akan dicapai;
11) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran
untuk menyampaikan materi pelajaran;
12) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
13) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup;
14) Penilaian hasil pembelajaran.

b. Prinsip Penyusunan RPP

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal,
tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar,
kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
2) Partisipasi aktif peserta didik.
3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan
kemandirian.
4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang
untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman
beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan,
dan remedi.
6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan
lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.

c. Materi Pembelajaran, Indikator pencapaian kompetensi (IPK),


Tujuan Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah bagian dari isi rumusan
Kompetensi Dasar (KD), merupakan obyek dari pengalaman belajar
yang diinteraksikan di antara peserta didik dan lingkungannya untuk

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


mencapai kemampuan dasar berupa perubahan perilaku sebagai hasil
belajar dari mata pelajaran. Materi pembelajaran sangat berpengaruh
pada tingkat keberhasilan ataupun ketercapaian siswa di dalam
belajar.
Indikator pencapaian kompetensi merupakan rumusan
kemampuan yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD).
Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD dari KI
pengetahuan dan KD dari KI keterampilan dengan mengaitkan
dimensi sikap yang akan dikembangkan.
Materi pembelajaran dikembangkan dari Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK) sesuai dengan tuntutan KD dari KI-3
(Pengetahuan) dan KD dari KI-4 (Keterampilan), disesuaikan dengan
silabus.
Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran
dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal,
materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang
dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler,
pengayaan, dan remedial.
Selain berdasarkan IPK, pengembangan materi pembelajaran
juga mempertimbangkan hal-hal berikut.
1) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan.
2) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan
spiritual peserta didik.
3) Kebermanfaatan bagi peserta didik.
4) Struktur keilmuan.
5) Berbagai sumber belajar (referensi yang relevan dan termutakhir)
6) Alokasi waktu.
7) Pengembangan materi pembelajaran dapat berupa content
knowledge (isi pengetahuan) dan paedagogical knowledge
(dimensi pengetahuan).

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Kegiatan pengembangan materi pembelajaran dilakukan untuk
menghasilkan ruang lingkup materi pembelajaran. Ruang lingkup
materi mata pelajaran disusun dengan tujuan untuk memberi
pengalaman kongkret dan abstrak kepada peserta pelatihan.
Salah satu pembelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital diarahkan
untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam menyajikan
gagasan dan pengetahuan kongkret dan abstrak, menyelesaikan
permasalahan abstrak terkait, dan latihan berpikir rasional, kritis dan
kreatif.
1) Ruang lingkup mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
meliputi:
2) Komunikasi dalam jaringan (daring/online);
3) Kelas maya;
4) Presentasi video;
5) Presentasi video untuk branding dan marketing;
6) Simulasi visual;
7) Aplikasi pengolah simulasi visual tahap produksi dan
pascaproduksi, dan
8) Buku digital.

d. Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator pencapaian kompetensi (IPK) dimaksudkan
menjadi acuan penilaian mata pelajaran yang terdiri atas beberapa
Kompetensi Dasar (KD). Indikator pencapaian kompetensi
merupakan tolokukur ketercapaian suatu KD.Indikator pencapaian
kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Dapat didefinisikan bahwa indikator pencapaian kompetensi
adalah: kemampuan yang dapat diobservasi untuk disimpulkan
sebagai pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 1 dan
Kompetensi Inti 2, dan kemampuan yang dapat diukur dan/atau

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan Kompetensi
Dasar pada Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4.
Untuk merumuskan IPK dapat digunakan rambu-rambu
sebagai berikut.Indikator merupakan penanda perilaku pengetahuan
(KD dari KI-3) dan perilaku keterampilan (KD dari KI-4) yang dapat
diukur dan atau diobservasi.
Perilaku sikap spiritual dari KI-1 dan sikap sosial dari KI-2
tidak diturunkan ke dalam KD dan juga tidak memiliki indikator
pencapaian kompetensi pada RPP, tetapi perilaku sikap spiritual dan
sikap sosial harus dikaitkan pada perumusan tujuan pembelajaran.
Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi menggunakan
dimensi proses kognitif (dari memahami sampai dengan
mengevaluasidan dimungkinkan sampai kreasi untuk kelas XII jika
ketercapaian hasil belajar siswa di atas rata-rata) dan dimensi bentuk
pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif) yang
sesuai dengan KD, namun tidak menutup kemungkinan perumusan
indikator dimulai dari serendah-rendahnya C2 sampai setara dengan
KD hasil analisis dan rekomendasi.

IPK dirumuskan melalui langkah-langkah sebagai berikut:


 Tentukan kedudukan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 berdasarkan
gradasinya dan tuntutan KI;
 tentukan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural,
metakognitif);
 tentukan bentuk keterampilan, apakah keterampilan abstrak atau
keterampilan konkret;
 untuk keterampilan kongkret pada kelas X cenderung menggunakan
kata kerja operasional sampai tingkat membiasakan/manipulasi.
Sedangkan untuk kelas XI minimai sampai pada tingkat
mahir/presisi. Selanjutnya untuk kelas XII minimal sampai pada
tingkat ‘menjadi gerakan mahir/presisi hingga alami/artikulasi serta

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


kelas XIII orisinal/naturalisasi pada taksonomi psikomotor Simpson
atau Dave, dan
 Rumusan IPK pada setiap KD dari KI-3 dan pada KD dari KI-4
minimal memiliki 2 (dua) indikator.

e. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah rumusan hasil belajar
(tingkahlaku-behavior) yang harus dicapai oleh peserta didik sesuai
dengan KD yang dipelajarinya.Tujuan pembelajaran dapat digunakan
sebagai tolakukurtercapainya setiap sintak atau langkah model
pembelajaran pada kegiatan inti setiap kegiatan pembelajaran.
Rumusan tujuan pembelajaran merupakan jabaran lebih rinci dari
indikator (IPK).Setelah membuat IPK dari setiap KD dilanjutkan
dengan membuat rumusan tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD dari KI
pengetahuan dan KD dari KI keterampilan dengan mengaitkan
dimensi sikap yang akan dikembangkan. Perumusan tujuan
pembelajaran menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati dan atau diukur, mencakup ranah sikap, ranah pengetahuan,
dan ranah keterampilan.Mager dalam Dick dan Carey (1990)
mengemukakan bahwa dalam penyusunan Tujuan Pembelajaran
harus mengandung tiga komponen, yaitu; (1) perilaku (behavior), (2)
kondisi (condition), dan (3) derajat atau kriteria (degree).
Instructional Development Institute (IDI) menambahkan komponen
sasaran (audience).Perumusan tujuan pembelajaran mengandung
komponen Audience, Behaviour, Condition dan Degree (ABCD),
yaitu:
 Audience adalah peserta didik;
 Behaviour merupakan perubahan perilaku peserta didik yang
diharapkan dicapai setelah mengikuti pembelajaran;
 Condition adalah prasyarat dan kondisi yang harus disediakan
agar tujuan pembelajaran tercapai, dan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


 Degree adalah ukuran tingkat atau level kemampuan yang harus
dicapai peserta didik mencakup aspek afektif dan attitude.

f. Model Dan Penilaian Pembelajaran


Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang
akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan pengajaran, tahap-
tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan
pengelolaan kelas.
Guna memperkuat pendekatan saintifik serta pendekatan rekayasa
dan teknologi serta mendorong kemampuan peserta didik
menghasilkan karya nyata, baik individual maupun kelompok, maka
diterapkan strategi pembelajaran menggunakan model model
pembelajaran penyingkapan (inquiry learning), pembelajaran
penemuan (discovery learning) dan pendekatan pembelajaran
berbasis hasil karya yang meliputi pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning) serta pelatihan berbasis produk (production
based training) dan pembelajaran berbasis proyek (project based
learning) serta teaching factorysesuai dengan karakteristik
pendidikan menengah kejuruan.

g. Jenis dan sintaksis model pembelajaran


1) Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning))
Model pembelajaran penemuan (Discovery Learning) adalah
memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif
untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan
(Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu
terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa hukum, konsep dan prinsip, melalui
observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan
inferi (pengambilan keputusan/kesimpulan). Proses tersebut
disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri
adalah the mental process of assimilating concepts and

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik,
2001:219).

Tujuan pembelajaran model Discovery Learning


 Meningkatkan Kesempatan peserta didik terlibat aktif
dalam pembelajaran
 Peserta didik belajar menemukan pola dalam situasi
konkret maupun abstrak
 Peserta didik belajar merumuskan strategi tanya jawab
yang tidak rancu dan memperoleh informasi yang
bermanfaat dalam menemukan
 Membantu peserta didik membentuk cara kerja bersama
yang efektif, saling membagi informasi serta
mendengarkan dan menggunakan ide-ide orang lain
 Meningkatkan Keterampilan konsep dan prinsip peserta
didik yang lebih bermakna
 Dapat mentransfer keterampilan yang dibentuk dalam
situasi belajar penemuan ke dalam aktivitas situasi belajar
yang baru

Sintak model Discovery Learning


 Pemberian rangsangan(Stimulation);
 Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
 Pengumpulan data (Data Collection);
 Pembuktian (Verification), dan
 Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).

2) Model Inquiry Learning Terbimbing dan Sains


Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik
dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan
dalam setting waktu yang singkat (Joice&Wells, 2003).

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Model pembelajaran Inkuiri terbimbing merupakan kegiatan
pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri temuannya dari sesuatu yang
dipertanyakan. Sedangkan Inkuiri Sains esensinya adalah
melibatkan siswa pada kasus yang nyata di dalam
penyelidikan dengan caramengkonfontasi dengan area yang
diselidiki, dengan cara membantu mereka mengidentifikasi
konsep atau metodologi pada area investigasi serta
mendorong dalam cara-cara mengatasi masalah.

Tujuan Pembelajaran Inquiry untuk mengembangkan


kemampuan berfikir secara sistimatis, logis dan kritis sebagai
bagian dari proses mental.

Sintak/tahap model inkuiri terbimbing meliputi:


 Orientasi masalah;
 Pengumpulan data dan verifikasi;
 Pengumpulan data melalui eksperimen;
 Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
 Analisis proses inkuiri.

Sintak/tahap model inkuiri Sains (Biology)


 Menentukan area investigasi termasuk metodologi yang
akan digunakan
 Menstrukturkan problem/masalah
 Mengidentifikasi problem-problem yang kemungkinan
terjadi dalam proses investigasi
 Menyelesaikan kesulitan/masalah dengan melakukan
desain ulang, mengumpulkan dan mengorganisir data
dengan cara lain dan sebagainya.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


3) Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Merupakan pembelajaran yang menggunakans berbagai
kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu
maupun kelompok serta lingkungan nyata (autentik) untuk
mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan
kontekstual (Tan OnnSeng, 2000). Problem Based Learning
untuk pemecahan masalah yang komplek, problem-problem
nyata dengan menggunakan pendekataan studi kasus.Peserta
didik melakukan penelitian dan menetapan solusi untuk
pemecahan masalah. (Bernie Trilling & Charles Fadel, 2009:
111).

TujuanPembelajaran PBL untuk meningkatkan kemampuan


dalam menerapkan konsep-konsep pada permasalahan
baru/nyata, pengintegrasian konsep High Order Thinking
Skills (HOT’s) yakni pengembangan kemampuan berfikir
kritis, kemampuan pemecahan masalah dan secara aktif
mengembangkan keinginan dalam belajar dengan
mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan (Norman
and Schmidt).Pengembangan kemandirian belajar dapat
terbentuk ketika peserta didik berkolaborasi untuk
mengidentifikasi informasi, strategi, dan sumber-sumber
belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah.

Sintak model Problem Based Learning dari Bransford and


Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas:
 Mengidentifikasi masalah;
 Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan
menyeleksi informasi-informasi yang relevan;

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


 Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian
alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan
pandang;
 Melakukan tindakan strategis, dan
 Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari
solusi yang dilakukan.

Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble


Shooting (David H. Jonassen, 2011:93) terdiri atas:
 Merumuskan uraian masalah;
 Mengembangkan kemungkinan penyebab;
 Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
 Mengevaluasi.

4) Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).


Model pembelajaran PjBL merupakan pembelajaran dengan
menggunakan proyek nyata dalam kehidupan yang didasarkan
pada motivasi tinggi, pertanyaan menantang, tugas-tugas atau
permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi yang
dilakukan secara kerja sama dalam upaya memecahkan
masalah (Barel, 2000 and Baron 2011).

Tujuan Project Based Learning adalah meningkatkan motivasi


belajar, team work, keterampilan kolaborasi dalam pencapaian
kemampuan akademik level tinggi/ taksonomi tingkat
kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21 (Cole &Wasburn
Moses, 2010).

Sintak/tahapan model pembelajaran Project Based


Learning, meliputi:
 Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential
Question);

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


 Mendesain perencanaan proyek;
 Menyusun jadwal (Create a Schedule);
 Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor
the Students and the Progress of the Project);
 Menguji hasil (Assess the Outcome), dan
 Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).

5) Model Pembelajaran Production Based Training/


Production Based Education Training
Model inimerupakan proses pendidikan dan pelatihan yang
menyatu pada proses produksi, dimana peserta didik diberikan
pengalaman belajar pada situasi yang kontekstual mengikuti
aliran kerja industri mulai dari perencanaan berdasarkan
pesanan, pelaksanaan dan evaluasi produk/kendali mutu
produk, hingga langkah pelayananpasca produksi.

Tujuan penggunaan model pembelajaran PBT/PBET adalah


untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi
kerja yang berkaitan dengan kompetensi teknis serta
kemampuan kerjasama(berkolaborasi) sesuai tuntutan
organisasi kerja.

Sintaks/tahapan model pembelajaran Production Based


Trainning meliputi:
 Merencanakan produk;
 Melaksanakan proses produksi;
 Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan
 Mengembangkan rencana pemasaran.
(Diadaptasi dari Ganefri; 2013; G. Y. Jenkins, Hospitality
2005).

6) Model Pembelajaran Teaching Factory

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Pembelajaran teaching factory adalah model pembelajaran di
SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan
prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam
suasana seperti yang terjadi di industri. Pelaksanaan teaching
factory menuntut keterlibatan mutlak pihak industri sebagai
pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK.
Pelaksanaan teaching factory (TEFA) juga harus melibatkan
pemerintah, pemerintah daerah dan stakeholders dalam
pembuatan regulasi, perencanaan, implementasi maupun
evaluasinya.

Pelaksanaan teaching factory sesuai Panduan TEFA


Direktorat PMK terbagi atas 4 model, dan dapat digunakan
sebagai alat pemetaan SMK yang telah melaksanakan TEFA.
Adapun model tersebut adalah sebagai berikut:
 Model pertama, Dual Sistem dalam bentuk praktek kerja
industri yaitu pola pembelajaran kejuruan di tempat kerja
yang dikenal sebagai experience based training atau
enterprise based training.
 Model Kedua, Competency Based Training (CBT) atau
pelatihan berbasis kompetensi merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran yang menekankan pada
pengembangan dan peningkatan keterampilan dan
pengetahuan peserta didik sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan. Pada metode ini, penilaian peserta didik
dirancang sehingga dapat memastikan bahwa setiap
peserta didik telah mencapai keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan pada setiap unit kompetensi
yang ditempuh.
 Model ketiga Production Based Education and Training
(PBET) merupakan pendekatan pembelajaran berbasis
produksi. Kompetensi yang telah dimliki oleh peserta

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


didik perlu diperkuat dan dipastikan keterampilannya
dengan memberikan pengetahuan pembuatan produk
nyata yang dibutuhkan dunia kerja (industri dan
masyarakat).
 Model keempat, Teaching Factory adalah konsep
pembelajaran berbasis industri (produk dan jasa) melalui
sinergi sekolah dan industri untuk menghasilkan lulusan
yang kompeten dengan kebutuhan pasar.

Tujuan Pembelajaran Teaching Factory


Mempersiapkan lulusan SMK menjadi pekerja, dan
wirausaha;
Membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai dengan
kompetensinya.
Menumbuhkan kreatifitas siswa melalui learning by doing.
Memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia
kerja.
Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan
SMK
Membantu siswa SMK dalam mempersiapkan diri menjadi
tenaga kerja, serta membantu menjalinkerjasama dengan
dunia kerja yang aktual, dll
memberi kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih
keterampilannya sehingga dapat membuat keputusan tentang
karier yang akan dipilih.

Tujuan yang selaras tentang pembelajaran teaching factory


(Sema E. Alptekin, Reza Pouraghabagher, at Patricia Mc
Quaid, and Dan Waldorf; 2001) adalah:

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Menyiapkan lulusan yang lebih profesional melalui pemberian
konsep manufaktur moderen sehingga secara efektif dapat
berkompetitif di industri.
Meningkatkan pelaksanaan kurikulum SMK yang berfokus
pada konsep manufaktur moderen.
Menunjukan solusi yang layak pada dinamika teknologi dari
usaha yang terpadu
Menerima transfer teknologi dan informasi dari industri
pasangan terutama pada aktivitas peserta didik dan guru saat
pembelajaran.

Sintaksis Teaching Factory


Pembelajaran teaching factory dapat menggunakan sintaksis
PBET/PBT atau dapat juga menggunakan sintaksis yang diterapkan
di Cal Poly-San Luis Obispo USA (Sema E. Alptekin: 2001)
dengan langkah-langkah:
 Merancang produk
 Membuat prototype
 Memvalidasi dan memverifikasi prototype
 Membuat produk masal

Berdasarkan hasil penelitian, Dadang Hidayat (2011)


mengembangkan langkah-langkah pembelajaran Teaching Factory
sebagai berikut:
 Menerima Order
 Menganalisis order
 Menyatakan Kesiapan mengerjakan order
 Mengerjakan order
 Mengevaluasi produk
 Menyerahkan order

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


B. Pelaksanaan Pembelajaran
1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran
1) SD/MI : 35 menit
2) SMP/MTs : 40 menit
3) SMA/MA : 45 menit
4) SMK/MAK : 45 menit

b. Rombongan belajar
Jumlah rombongan belajar per satuan pendidikan dan jumlah
maksimum peserta didik dalam setiap rombongan belajar dinyatakan
dalam tabel berikut:
No Satuan Jumlah Jumlah Maksimum
Pendidikan Rombongan Peserta Didik Per
Belajar Rombongan Belajar
1. SD/MI 6-24 28

2. SMP/MTs 3-33 32

3. SMA/MA 3-36 36

4. SMK 3-72 36

5. SDLB 6 5

6. SMPLB 3 8

7. SMALB 3 8

c. Buku Teks Pelajaran


Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pembelajaran yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik.

d. Pengelolaan Kelas dan Laboratorium

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


1) Guru wajib menjadi teladan yang baik bagi peserta didik dalam
menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya serta
mewujudkan kerukunan dalam kehidupan bersama.
2) Guru wajib menjadi teladan bagi peserta didik dalam menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3) Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik dan
sumber daya lain sesuai dengan tujuan dan karakteristik proses
pembelajaran.
4) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus
dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.
5) Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah
dimengerti oleh peserta didik.
6) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar peserta didik.
7) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan
keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.
8) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons
dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung.
9) Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat.
10) Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.
11) Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik
silabus mata pelajaran; dan
12) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:
 menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran;
 memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai
manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari,
dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan
internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang
peserta didik;
 mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
 menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai; dan
 menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.

b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan
tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan
penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan
dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
 Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang
dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong
peserta didik untuk melakuan aktivitas tersebut.
 Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik
aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan
dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan.
Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik
sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong
peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik
individual maupun kelompok, disarankan yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning).
 Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan
sub topik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus
mendorong peserta didik untuk melakukan proses pengamatan hingga
penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan
pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning).

c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara
individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
 Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung;
 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


 Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas,
baik tugas individual maupun kelompok; dan
 Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.

C. Penilaian Pembelajaran
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian
otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses,
dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen
tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta
didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect)
pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek
sikap.
Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program
perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan
konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian
Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses
pembelajaran dengan menggunakan alat: lembar pengamatan, angket sebaya,
rekaman, catatan anekdot, dan refleksi. Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan
saat proses pembelajaran dan di akhir satuan pelajaran dengan menggunakan
metode dan alat: tes lisan/perbuatan, dan tes tulis. Hasil evaluasi akhir
diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran.

1. Konsep Penilaian
a. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik dalam ranah
sikap (spiritual dan sosial), ranah pengetahuan, dan ranah
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama
dan setelah proses pembelajaran suatu kompetensi muatan
pembelajaran untuk kurun waktu tertentu.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


b. Penilaian hasil belajar berperan membantu peserta didik mengetahui
capaian pembelajaran (learning outcomes), memperoleh informasi
tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan belajar. Dalam
pendidikan berbasis standar (standard-based education), kurikulum
bebasis kompetensi (competency-based curriculum), dan pendekatan
belajar tuntas (mastery learning) penilaian proses dan hasil belajar
merupakan parameter tingkat pencapaian kompetensi minimal yang
menjadi batas ketuntasan belajar.
c. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan
pemerintah.
d. Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan
informasi/ bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam
ranah sikap spiritual dan sikap sosial, ranah pengetahuan, dan ranah
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama
dan setelah proses pembelajaran.
e. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan
hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian oleh pendidik
digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik; bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses
pembelajaran.
f. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai
pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi, dilakukan dalam bentuk ujian nasional.
g. Jenis ujian pada Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK/MAK) terdiri
atas ulangan, ujian sekolah/madrasah, ujian nasional, Ujian Unit
Kompetensi (UUK), dan Ujian Kompetensi Keahlian (UKK)

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


h. Ulangan adalah proses yang dilakukan oleh pendidik untuk memantau
kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkelanjutan.
i. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk mengukur pencapaian kompetensipeserta didik
sebagaipengakuan prestasibelajardan/ataupenyelesaian dari suatu
satuan pendidikan.
j. Ujian Nasional adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik.
k. Ujian Unit Kompetensi yang selanjutnya disebut UUK adalah
penilaian terhadap pencapaian satu atau beberapa unit kompetensi
yang dapat membentuk 1 (satu) Skema Sertifikasi Profesi yang
dilaksanakan setiap tahun oleh satuan pendidikan terakreditasi. Unit
Kompetensi terdiri atas beberapa Kompetensi Dasar (KD) untuk
mencapai kemampuan melaksanakan satu bidang pekerjaan spesifik.
l. Ujian Kompetensi Keahlian yang selanjutnya disebut UKK adalah
penilaian terhadap pencapaian kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 (tiga)
pada KKNI yang dilaksanakan di akhir masa studi oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1) atau satuan pendidikan
terakreditasi bersama DUDI dengan memperhatikan paspor
keterampilan (Skills Passport)
m. Skills Passport adalah salah satu laporan evaluasi hasil belajar peserta
didik, yang berisi tentang kompetensi dasar-kompetensi dasar yang
sudah dipelajari dan diujikan serta keterangan lain yang diperlukan.
n. Skills passport berfungsi sebagai dokumen pendukung pada saat
peserta didik mengikuti uji kompetensi yang dilaksanakan oleh
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSP). Kompetensi dasar yang sudah
dinyatakan lulus dalam dokumen ini diharapkan menjadi Recognition
Prior Learning (RPL) dan Recognition Current Competency (RCC)
pada pelaksanaan uji kompetensi
o. Skema sertifikasi profesi merupakan persyaratan sertifikasi spesifik
yang berkaitan dengan kategori profesi yang ditetapkan dengan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


menggunakan standar dan aturan khusus yang sama, serta prosedur
yang sama. Dalam bahasa sehari-sehari merupakan jenis- jenis produk
sertifikasi profesi
p. Teknik penilaian yang digunakan meliputi observasi, tes tertulis, tes
lisan, penugasan, kinerja, proyek, dan portofolio.
q. Pinsip penilaian hasil belajar adalah sahih, obyektif, adil, terpadu,
terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan
kriteria, akuntabel dan andal.
r. Penilaian autentik adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dn
penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa, dengan menerapkan
prinsip-prinsip penilaian,pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti
autentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.
s. Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan
keluaran (output) pembelajaran.
t. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan
untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik
termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam
dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan
keterampilan.
u. Penilaian berbasis HOTs adalah penilaian yang bertujuan untuk
mengukur kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif,
dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
v. Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah
kriteria ketuntasan belajar untuk mata pelajaran muatan umum
ditentukan oleh satuan pendidikan dan mata pelajaran muatan
kejuruan ditentukan oleh satuan pendidikan bersama dengan DUDI
dan/atau lembaga terkait.
w. Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki tujuan untuk
mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, menetapkan ketuntasan
penguasaan kompetensi, menetapkan program perbaikan atau

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi, dan
memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan acuan kriteria. Acuan
kriteria merupakan penilaian kemajuan peserta didik dibandingkan
dengan kriteria capaian indikator hasil belajar dari kompetensi dasar yang
telah ditetapkan. Bagi yang belum berhasil mencapai kriteria, diberi
kesempatan mengikuti pembelajaran remedial yang dilakukan setelah
suatu kegiatan penilaian baik secara individual, kelompok, maupun kelas.
Bagi peserta didik yang berhasil dapat diberikan program pengayaan
sesuai dengan waktu yang tersedia baik secara individual maupun
kelompok. Program pengayaan merupakan pendalaman atau perluasan
dari kompetensi yang dipelajari.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk ranah pengetahuan dan ranah
keterampilan menggunakan skala penilaian 0 - 100, sedangkan skala
penilaian untuk ranah sikap menggunakan rentang predikat Sangat Baik
(SB), Baik (B), dan Kurang (K). Penilaian ranah sikap spiritual dan sikap
sosial dilakukan oleh wali kelas, guru BK, guru Pendidikan Agama dan
Budi pekerti serta guru PPKn. Sedangkan penilaian sikap spiritual dan
sosial oleh guru mata pelajaran lainnya, merupakan bahan masukan bagi
wali kelas untuk menentukan deskripsi akhir.

2. Prinsip penilaian hasil belajar:


a. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur; objektif, berarti penilaian didasarkan pada
prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas
penilai; adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan
peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar
belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi,
dan gender.
b. terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


c. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan;

d. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup


semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai, untuk memantau dan menilai perkembangan
kemampuan peserta didik;

e. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap


dengan mengikuti langkah-langkah baku;

f. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian


kompetensi yang ditetapkan; dan

g. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari


segi mekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.

3. Ranah Penilaian
a. Penilaian Ranah Sikap
Penilaian ranah sikap bertujuan membentuk sikap dan karakter
peserta didik (attitude) terkait dengan pengembangan karaker
bangsa, yang dilaksanakan selama kegiatan proses pembelajaran
berlangsung. Penilaian ranah sikap dilakukan melalui observasi
yang dicatat dalam buku jurnal, mencakup catatan anekdot
(anecdotal record), catatan kejadian tertentu (incidental record)
dan informasi lain yang valid dan relevan. Catatan jurnal hanya
diberikan kepada siswa yang memperlihatkan sikap sangat baik
dankurang baik, bagi siswa yang tidak tercatat dalam jurnal, berarti
sikapnya baik.
Penilaian sikap oleh guru mata pelajaran (Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti dan PPKn) diperkuat dengan penilaian diri dan
penilaian antar teman.Penilaian diri dan penilaian antar teman yang
dilakukan oleh siswa sebagai penunjang yang sifatnya untuk
konfirmasi terhadap penilaian guru mata pelajaran.Hasil penilaian

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


sikap oleh guru mata pelajaran, guru BK dan atau penilaian diri
dan antar teman diserahkan ke wali kelas, yang selanjutnya diolah
menjadi deskripsi sikap yang dituliskan dalam raport.

Skema Penilaian Sikap.


Pada awal tahun pembelajaran satuan pendidikan mengembangkan
instrumen penilaian sikap yang akan digunakan di tingkat satuan
pendidikan berdasarkan sikap spiritual dan sikap sosial yang akan
dikembangkan di sekolah.

b. Penilaian Ranah Pengetahuan


Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengetahui pencapaian
ketuntasan belajar siswa dan mengidentifikasi kelemahan dan
kekuatan proses pembelajaran yang dilaakukan.Penilaian ranah
pengetahuan dilakukan melalui berbagai teknik antara lain tes
tertulis (pilihan ganda beralasan, isian), tes lisan, penugasan dan
portofolio. Pemilihan teknik penilaian harus disesuaikan dengan
karakteristik KD yang akan dinilai.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Teknik Penilaian Pengetahuan
Langkah awal untuk menilai pengetahuan adalah membuat
indikator pencapaian komopetensi (IPK) dari KD yang akan
disusun soal evaluasinya, kemudian menentukan teknik
penilaiannya.

c. Penilaian Ranah Keterampilan


Penilaian keterampilan meliputi keterampilan abstrak dan
keterampilan konkret. Keterampilan abstrak cenderung pada
keterampilan seperti mengamati, menanya, mengolah, menalar,
dan mengomunikasikan yang lebih dominan pada kemampuan
mental (berpikir). Sedangkan untuk keterampilan kongkret
cenderung pada kemampuan fisik seperti menggunakan alat,
mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan bantuan
alat. Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui kinerja,
produk, proyek dan portofolio.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Teknik Penilaian Keterampilan.
Sebagaimana pengetahuan, penilaian keterampilan diawali
dengan penyusunan IPK, yang dilanjutkan dengan
penentuan teknik penilaian, dan penyusunan instrument
penilaian.

4. Mekanisme Penilaian
a. Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik:
1) perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada
saat penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
berdasarkan silabus;

2) penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan


dan teknik penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya
menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru kelas;

3) penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes


lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai;

4) penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk,


proyek, portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan
kompetensi yang dinilai;

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


5) peserta didik yang belum mencapai KKM satuan pendidikan
harus mengikuti pembelajaran remedi; dan

6) hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan


peserta didik disampaikan dalam bentuk angka dan/atau
deskripsi.

b. Mekanisme penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan:


1) penetapan KKM yang harus dicapai oleh peserta didik melalui
rapat dewan pendidik; penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan pada semua mata pelajaran mencakup aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
2) penilaian pada akhir jenjang pendidikan dilakukan melalui
ujian sekolah/madrasah;
3) laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester dan
akhir tahun ditetapkan dalam rapat dewan pendidik berdasar
hasil penilaian oleh Satuan Pendidikan dan hasil penilaian oleh
Pendidik; dan
4) kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan ditetapkan melalui rapat dewan pendidik.

c. Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pemerintah:


1) penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk
Ujian Nasional (UN) dan/atau bentuk lain dalam rangka
pengendalian mutu pendidikan;
2) penyelenggaraan UN oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) bekerjasama dengan instansi terkait untuk mengukur
pencapaian kompetensi lulusan.
3) hasil UN disampaikan kepada peserta didik dalam bentuk
sertifikat hasil UN;
4) hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk
dijadikan masukan dalam perbaikan proses pembelajaran;

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


5) hasil UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai dasar untuk: pemetaan mutu program dan/atau satuan
pendidikan; pertimbangan seleksi masuk jenjang pendidikan
berikutnya; serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada
satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu
pendidikan;
6) bentuk lain penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dapat
dilakukan dalam bentuk survei dan/atau sensus; dan

5. Prosedur Penilaian
a. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan:
1) mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran;
2) mencatat perilaku peserta didik dengan menggunakan lembar
observasi/pengamatan;
3) menindaklanjuti hasil pengamatan; dan
4) mendeskripsikan perilaku peserta didik.

b. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan:


1) menyusun perencanaan penilaian;
2) mengembangkan instrumen penilaian;
3) melaksanakan penilaian;
4) memanfaatkan hasil penilaian; dan
5) melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-
100 dan deskripsi.

c. Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:


1) menyusun perencanaan penilaian;
2) mengembangkan instrumen penilaian;
3) melaksanakan penilaian;
4) memanfaatkan hasil penilaian; dan
5) melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala
0-100 dan deskripsi.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


d. Prosedur penilaian proses belajar dan hasil belajar oleh pendidik
dilakukan dengan urutan:
1) menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP yang
telah disusun;
2) menyusun kisi-kisi penilaian;
3) membuat instrumen penilaian berikut pedoman penilaian;
4) melakukan analisis kualitas instrumen;
5) melakukan penilaian;
6) mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil
penilaian;
7) melaporkan hasil penilaian; dan
8) memanfaatkan laporan hasil penilaian.

e. Prosedur penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan


dengan mengkoordinasikan kegiatan dengan urutan:
1) menetapkan KKM;
2) menyusun kisi-kisi penilaian mata pelajaran;
3) menyusun instrumen penilaian dan pedoman penskorannya;
4) melakukan analisis kualitas instrumen;
5) melakukan penilaian;
6) mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil
penilaian;
7) melaporkan hasil penilaian; dan
8) memanfaatkan laporan hasil penilaian.

f. Prosedur penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dengan


urutan:
1) menyusun kisi-kisi penilaian;
2) menyusun instrumen penilaian dan pedoman penskorannya;
3) melakukan analisis kualitas instrumen;
4) melakukan penilaian;

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


5) mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil
penilaian;
6) melaporkan hasil penilaian; dan
7) memanfaatkan laporan hasil penilaian.

D. Pengawasan Pembelajaran
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan
berkelanjutan. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan
pendidikan dan pengawas sekolah.
1. Prinsip Pengawasan
Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guna
peningkatan mutu secara berkelanjutan.

2. Sistem dan Entitas Pengawasan


Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas, dan
dinas pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan.
Kepala Sekolah, Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
melakukan pengawasan dalam rangka peningkatan mutu.
Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk
supervisi akademik dan supervise manajerial.

3. Proses Pengawasan
a. Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan
melalui antara lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan,
perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
b. Supervisi
Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


antara lain, pemberian contoh pembelajaran di kelas, diskusi,
konsultasi, atau pelatihan.
c. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut
pengembangan keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan.
d. Tindak Lanjut
Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk:
Penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja
yang memenuhi atau melampaui standar; dan pemberian kesempatan
kepada guru untuk mengikuti program pengembangan keprofesionalan
berkelanjutan.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


BAB IV
SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (SPMP)
SMK NEGERI 4 KOTA MALANG

Mutu pendidikan dasar dan menengah adalah tingkat kesesuaian antara


penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah dengan Standar Nasional
Pendidikan (SNP) pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah
dan/atau pogram keahlian. Mutu pendidikan di satuan pendidikan tidak akan
meningkat tanpa diiringi dengan penjaminan mutu pendidikan oleh satuan
pendidikan.
Penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah adalah suatu
mekanisme yang sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk memastikan
bahwa seluruh proses penyelenggaraan pendidikan telah sesuai dengan standar
mutu dan aturan yang ditetapkan. Untuk dapat melakukan penjaminan mutu
pendidikan dengan baik diperlukan adanya sistem penjaminan mutu pendidikan.
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu
kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang
mengatur segala kegiatan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah secara sistematis, terencana dan berkelanjutan.
16Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah bertujuan
menjamin pemenuhan standar pada satuan pendidikan dasar dan menengah secara
sistemik, holistik, dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang budaya
mutu pada satuan pendidikan secara mandiri.
Sistem penjaminan mutu pendidikan berfungsi sebagai pengendali
penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan untuk mewujudkan
pendidikan yang bermutu.
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu
kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang
mengatur segala kegiatan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah secara sistematis, terencana dan berkelanjutan.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Penerapan sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah dapat
dipastikan akan menghasilkan sekolah yang secara sadar, mandiri dan
berkesinambungan menjalankan pendidikan yang bermutu sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan (SNP). Ciri dari sekolah yang menjalankan pendidikan yang
bermutu adalah menjalankan seluruh tahapan dalam siklus sistem penjaminan
mutu internal secara konsisten dan berkelanjutan perencanaan, pelaskanaan,
pengendalian, dan pengembangan sistem penjaminan mutu internal merupakan
tugas satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan menengah.
Pe r e n c a n a a n , pelaks a n a a n , pengendalian, dan pengembangan sistem
penjaminan mutu eksternal merupakan tugas dari pemerintah dan pemerintah
daerah, Lembaga Standardisasi Pendidikan (seperti BNSP), dan Lembaga
Akreditasi (misalnya Badan Akreditasi Nasional atau Lembaga Akreditasi
Mandiri) sesuai dengan kewenangan masing-masing serta menerapkan standar
nasional pendidikan pada seluruh proses manajemen maupun proses pembelajaran
di sekolah. Tujuan akhir dari sistem penjaminan mutu pendidikan adalah
terwujudnya budaya mutu (quality culture) dalam dunia pendidikan. Budaya
mutu, terutama mutu akademik, mencitrakan dunia pendidikan sebagai arena yang
memiliki nilai tinggi baik moral maupun sosial. Budaya mutu pada satuan
pendidikan ini memastikan seluruh proses manajemen maupun pembelajaran
dapat berlangsung sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Dengan demikian sekolah yang menyenangkan dan menghasilkan anak yang
berkarakter dan cerdas baik spiritual, intelektual, emosional, sosial, dan kinestetis
dapat diwujudkan. Gambaran luaran sistem penjaminan mutu pendidikan adalah
terdapat pada Gambar 4.1.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Gambar 4.1 Gambaran luaran sistem penjaminan mutu pendidikan

H. Acuan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah


Implementasi sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah
mengacu pada standar sesuai peraturan yang berlaku. Acuan utama sistem
penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah adalah Standar Nasional
Pendidikan (SNP). SNP adalah standar minimal yang ditetapkan pemerintah
dalam bidang pendidikan yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan dan semua
pemangku kepentingan dalam mengelola dan menyelenggarakan pendidikan.
Standar Nasional Pendidikan terdiri atas:
1. Standar Kompetensi Lulusan
2. Standar Isi
3. Standar Proses
4. Standar Penilaian
5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


6. Standar Pengelolaan
7. Standar Sarana dan Prasarana
8. Standar Pembiayaan
Kedelapan standar pendidikan tersebut membentuk rangkaian input,
proses, dan output. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan output dalam
SNP. SKL akan mencapai skor yang tinggi apabila input terpenuhi sepenuhnya
dan proses berjalan dengan baik. Gambar 2.3 menggambarkan hubungan standar-
standar dalam SNP.1
Bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang baru berdiri atau yang
memiliki sumberdaya jauh dari memadai, acuan yang digunakan adalah Standar
Pelayanan Minimal. Standar Pelayanan Minimal adalah tolok ukur kinerja
pelayanan pendidikan dasar dan menengah melalui jalur pendidikan formal yang
diselenggarakan daerah. Satuan pendidikan yang telah atau hampir memenuhi
atau melampaui standar nasional pendidikan dapat menggunakan atau menetapkan
standar di atas Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, dan pengembangan SPMI di samping SNP. Standar
pendidikan dasar dan menengah yang ditetapkan oleh satuan pendidikan
dapat berupa standar pendidikan bertaraf internasional dan/atau Standar
Pendidikan berbasis keunggulan lokal.

Gambar 4.2 Hubungan antarstandar dalam Standar


Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


I. Komponen Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas dua
komponen yaitu Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem
Penjaminan Mutu Eksternal (SPME).

1. Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah sistem penjaminan mutu yang


dilaksanakan dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen
satuan pendidikan;
2. Sistem Penjaminan Mutu Eksternal yaitu sistem penjaminan mutu yang
dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, lembaga akreditasi dan
lembaga standarisasi pendidikan;

Dalam implementasinya sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah


ditunjang oleh Sistem Informasi Penjaminan Mutu pendidikan dasar dan enengah,
seperti terlihat pada Gambar 4.3

Gambar 4.3. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


J. Siklus Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
Dalam implementasinya, sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan
menengah mengikuti siklus kegiatan sesuai dengan komponen masing
masing. Siklus sistem penjaminan mutu internal terdiri atas :
a. Pemetaan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan;
b. Pembuatan rencana peningkatan mutu yang dituangkan dalam Rencana Kerja
Sekolah;
c. Pelaksanaan pemenuhan mutu baik dalam pengelolaan satuan pendidikan
maupun proses pembelajaran;
d. Monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah
dilakukan;
e. Penetapan standar baru dan penyusunan strategi peningkatan mutu
berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi.

Sistem Penjaminan Mutu Internal seperti digambarkan pada Gambar 4.4.,


merupakan suatu siklus yang kontinu yang dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan
dalam menjamin peningkatan mutu pendidikan berkelanjutan serta terbangunnya
budaya mutu pendidikan di sekolah. Dalam menjalankan penjaminan mutu
pendidikan di setiap satuan pendidikan merupakan upaya terpadu dan sistematis
antara seluruh pemangku kepentingan di sekolah yang meliputi Kepala Sekolah,
Guru, dan Tenaga Kependidikan/Tata Usaha, dan bekerja sama dengan komite
sekolah.
Sistem penjaminan mutu pendidikan di sekolah dibagi menjadi lima
tahapan yaitu: i) pemetaan mutu; penyusunan rencana peningkatan mutu; ii)
implementasi rencana peningkatan mutu; iii) evaluasi/audit internal; dan v)
penetapan standar mutu pendidikan. Guna mengetahui capaian sekolah dalam hal
mutu pendidikan pada saat akan menjalankan SPMI yang pertama kali,
langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pemetaan mutu dengan
menggunakan dokumen evaluasi diri yang di dalamnya termasuk instrumen
evaluasi diri dengan mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai
standar minimal dalam penyelenggaraan pendidikan. Hasil pemetaan mutu

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


selanjutnya dapat dijadikan acuan di dalam menetapkan visi, misi dan kebijakan
sekolah dalam melakukan peningkatan mutu pendidikan.

Gambar 4.4 Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

Berdasarkan hasil pemetaan mutu pendidikan yang telah dicapai


(sebagai baseline) selanjutnya dilakukan langkah kedua yaitu penyusunan rencana
peningkatan mutu pendidikan yang dituangkan dalam dokumen perencanaan,
pengembangan sekolah dan rencana aksi. Selanjutnya rencana pemenuhan
tersebut dilanjutkan dengan langkah ketiga yaitu implementasi rencana
peningkatan mutu selama periode tertentu (semester atau tahun ajaran). Setelah
perencanaan dan pengembangan sekolah tersebut diimplementasikan selama
periode tertentu, dilakukan langkah keempat yaitu evaluasi/ audit secara internal
untuk memastikan bahwa pelaksanaan peningkatan mutu berjalan sesuai dengan
rencana yang telah disusun. Laporan dari hasil evaluasi adalah; (i) pemenuhan 8
SNP, dan (ii) hasil implementasi dari rencana aksi. Dari hasil evaluasi/audit
kemudian dilakukan langkah kelima yaitu penetapan standar mutu baru yang lebih
tinggi apabila capaian sekolah telah memenuhi minimal sesuai SNP. Dengan
demikian penerapan sistem penjaminan mutu bukanlah hanya ditujukan untuk

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


meningkatkan mutu sesuai pada SNP namun mendorong terciptanya budaya mutu
pendidikan dimana semua komponen di sekolah memiliki jiwa pembelajar dan
selalu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan jaman. Siklus
pemenuhan mutu pada setiap sekolah adalah seperti disajikan pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5. Siklus Pemenuhan Mutu Secara Berkelanjutan di Satuan


Pendidikan

K. Pembagian Peranan dalam Pengembangan SPMI di Sekolah


Guna melaksanakan sistem penjaminan mutu internal, sekolah
membentuk Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah. Secara organisasi, posisi
dari Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah adalah seperti disajikan pada
Gambar 4.6.

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


Gambar 4.6 Bagan Organisasi Sistem Penjaminan Mutu Internal

Agar tidak terjadi tumpang-tindih peranan antara kelembagaan sekolah


yang dipimpin oleh Kepala Sekolah dengan kelembagaan Tim Penjaminan Mutu
Pendidikan Sekolah, dilakukan pembagian peranan sebagai berikut:
Tugas Sekolah :
1. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan mengembangkan SPMI
2. Menyusun dokumen SPMI
3. Membuat perencanaan peningkatan mutu yang dituangkan dalam Rencana
Kerja Sekolah
4. Melaksanakan pemenuhan mutu baik dalam pengelolaan satuan pendidikan
maupun proses pembelajaran
5. Menetapkan standar baru dan menyusun strategi peningkatan mutu
berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi
6. Membentuk unit penjaminan mutu pada satuan pendidikan; dan
7. Mengelola data mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan

L. Tugas Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah :


1. Mengkoordinasikan pelaksanaan penjaminan mutu di tingkat satuan
pendidikan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


2. Melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan supervisi
terhadap pelaku pendidikan di satuan pendidikan dalam pengembangan
penjaminan mutu pendidikan;
3. Melaksanakan pemetaan mutu pendidikan berdasarkan data mutu
pendidikan di satuan pendidikan;
4. Melakukan monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pemenuhan mutu
yang telah dilakukan; dan
5. Memberikan rekomendasi strategi peningkatan mutu berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi.

M. Hasil Sistem Penjaminan Mutu Internal


Hasil dari Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah terjadinya peningkatan
mutu pendidikan pada level sekolah dari waktu ke waktu seperti yang terlihat
pada Gambar 4.7. Skor tersebut adalah untuk setiap standar dari 8 SNP yang telah
ditetapkan. Keberhasilan SPMI di setiap satuan pendidikan ditunjukkan oleh
peningkatan skor dari setiap standar setiap kali dilakukan penilaian. Namun
demikian, dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah, tidak harus
dipaksakan menaikkan skor seluruh 8 standar pada periode yang sama.

Gambar 4.7 Raport Hasil Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal


(SPMI) di Setiap Satuan Pendidikan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


N. Pemanfaatan Peta Mutu
Peta mutu pendidikan dimanfaatkan oleh satuan pendidikan, pemerintah
daerah, dan pemerintah sebagai acuan dalam perencanaan perbaikan dan
peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan wilayah dan kewenangan masing-
masing.
Selain itu, peta mutu juga merupakan bahan bagi Badan Standar Nasional
Pendidikan untuk mengevaluasi dan mengembangkan standar mutu baru; serta
bagi Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah sebagai acuan dalam melakukan
evaluasi mutu dan audit mutu eksternal terhadap satuan pendidikan dalam rangka
akreditasi. Pemanfaatan data dan informasi mutu pendidikan mulai dari level
sekolah hingga level nasional digambarkan pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8. Pemanfaatan Data dan Informasi Mutu Pendidikan

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019


DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional;
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan
Pemerintah Nomor13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61
tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Menengah Kejuruan;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21
tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Menengah Kejuruan;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Menengah Kejuruan;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Menengah
Kejuruan;
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4678/D/KEP/MK/2016 tentang
Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan;
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 130/D/KEP/KR/2017 tentang
Struktur Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang
Pendidikan Kepramukaan Sebagai Ekstrakurikuler Wajib.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomer 111 tahun 2014 tentang
bimbingan konseling pada didasmen.
Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2014 Tentang Mata
Pelajaran Bahasa Daerah Wajib Mulok Di Sekolah/Madrasah.
https://mutudidik.blogspot.co.id/2016/09/sistem-penjaminan-mutu-internal-
untuk.html

KURIKULUM SMK SWASTA PRAYATNA 2 MEDAN 2019

Anda mungkin juga menyukai