KURIKULUM
SMK S PRAYATNA 2 MEDAN
BIDANG KEAHLIAN
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK ELEKTRONIKA
KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK AUDIO VIDEO
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 18 Juli 2019
Mengetahui/Menyetujui;
a.n. Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara
Kabid. Pendidikan Menengah Kejuruan dan Perti,
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENETAPAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Landasan
C. Prinsi-Prinsip Pengembangan Kurikulum
D. Mekanisme Pengelolaan KTSP
E. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan
F. Visi Dan Misi Sekolah
G. Tujuan Sekolah
H. Nilai-Nilai Sekolah
A. Profil Lulusan
B. SKL Kompetensi Keahlian
C. Deskripsi KKNI Level 2 atau 3
D. Deskripsi Standar Kompetensi PMK 3 dan 4 tahun
berdasarkan KI
A. Perencanaan Pembelajaran
B. Pelaksanaan Pembelajaran
C. Penilaian Pembelajaran
D. Pengawasan Pembelajaran
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8
(delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini
jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih
banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan
orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif
ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat
angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana mengupayakan
agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat
ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi
beban.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup,
kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan
budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus
globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan
perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan
5. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang
tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan
bagi peserta didik dengan berbasis literasi dan karakter serta
kemajuan kompetensi yang cepat, kreatif, inovatif, kolaboratif serta
komunikatif.
B. Landasan
1. Landasan Filosofis
2. Landasan Teoritis
3. Landasan Yuridis
Visi, Misi,
Tujuan
SMK/MAK SKK
STRUKTUR KURIKULUM
PMK
Keputusan Dirjen
Dikdasmen Nomor
130/D/KEP/KR/2017
S K L/ Profil MATA
Lulusan PELAJARA
KKNI Level 2 N
atau 3
KI 1-2-3-4
KD KD
MASING- IMPLEMNET
MASING ATIF HASIL
MAPEL ANALAISIS
SESUAI
SILABUS
MATA
PELAJARAN
RPP
MATERI AJAR
ASSESSMEN
Naskah KTSP
Revisi (4)
SMK/MAK K-13 (5)
3. Pengembangan
Pengembangan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan
satuan pendidikan. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja satuan
pendidikan dan/atau kelompok satuan pendidikan yang
diselenggarakan sebelum tahun ajaran baru.
Tahap kegiatan pengembangan KTSP secara garis besar meliputi: (1)
penyusunan draf berdasarkan analisis konteks; (2) reviu, revisi, dan
finalisasi; serta (3) pengesahan oleh pejabat yang berwenang.
Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan
diselenggarakan oleh tim pengembang kurikulum satuan pendidikan.
Dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya berkewajiban
melakukan koordinasi dan supervisi.
4. Daya Dukung
Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan KTSP meliputi:
a. Kebijakan Satuan Pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan kewenangan
dan tanggung jawab penuh dari satuan pendidikan. Oleh karena
itu untuk dapat mengembangkan dan melaksanakan KTSP
diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang ditetapkan dalam
rapat satuan pendidikan dengan melibatkan komite
sekolah/madrasah baik langsung maupun tidak langsung.
b. Ketersediaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan proses
perwujudan kurikulum yang sesungguhnya. Oleh karena itu
tenaga pendidik merupakan unsur yang mutlak diperlukan dalam
kuantitas dan kualitas yang memadai. Selain itu tenaga
kependidikan pada masing-masing satuan pendidikan sangat
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan KTSP.
c. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan
b. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih
dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja dan
mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang
ditekuninya.
2. Misi
melayani masyarakat.
sekitar.
G. Tujuan Sekolah
H. Nilai-Nilai Sekolah
Pemerataan &
Kepemimpinan &
Penyelenggaraan
Kinerja Sekolah Manajemen Yang
Pendidikan Yang
Prima
Bermutu
A. Profil Lulusan
Dimensi Pengetahuan
Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan
Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun
Berfikir secara faktual, Berfikir secara faktual,
konseptual, operasional dasar, konseptual, operasional lanjut,
prinsip, dan metakognitif sesuai prinsip, dan metakognitif secara
Dimensi Keterampilan
Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan
Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun
Bertindak produktif, mandiri, Bertindak produktif, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif kolaboratif, dan komunikatif
dalam: dalam:
1. melaksanakan tugas dengan 1. melaksanakan tugas dengan
menggunakan alat, informasi, menggunakan alat, informasi,
dan prosedur kerja yang dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta lazim dilakukan serta
menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah
sederhana sesuai dengan kompleks sesuai dengan
bidang kerja, dan bidang kerja, dan
2. menampilkan kinerja mandiri 2. menampilkan kinerja mandiri
dengan pengawasan langsung dengan pengawasan tidak
E. Struktur Kurikulum
Jumlah A dan B 24 24 19 19 15 15
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
10. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
11. Fisika 3 3 - - - -
12. Kimia 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
13. Kerja Bengkel Dan Gambar Teknik 4 4 - - - -
14. Dasar Listrik Dan Elektronika 5 5 - - - -
Teknik Pemograman, Mikroprosser dan
15. 4 4 - - - -
Mikrokontroler
C3. Kompetensi Keahlian
16. Pemograman, Mikroprosessor dan Mikrokontroler - - 4 4 - -
17. Penerapan Rangkaian Elektronika - - 7 7 6 6
18. Perencanaan dan Instalasi Sistem Audio Video - - 6 6 6 6
19. Penerapan Sistem Radio dan Televisi - - 7 7 6 6
Manfaat PKL
Pola penyelenggaraan
a. Fungsi PKL
i. Pemantapan Kompetensi
BULAN S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M
JANUARI DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
FEBRUARI DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
MARET DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
APRIL DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
MEI DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
JUNI DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
JULI DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
AGUSTUS DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
SEPTEMBER DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
OKTOBER DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB DK DK DK SK SK SK LB
NOVEMBER SK SK SK SK SK SK LB SK SK SK SK SK SK LB SK SK SK SK SK SK LB SK SK SK SK SK SK LB
DESEMBER SK SK SK SK SK SK LB SK SK SK SK SK SK LB SK SK SK SK SK SK LB SK SK SK SK SK SK LB
Keterangan:
SK: sekolah, DK: Dunia Kerja, LB ; Libur
B. Pola mingguan (24-40 minggu).
Keterangan:
BDK: Bulan di Dunia Kerja dan BSK: Bulan di sekolah
Pedoman PKL
PERENCANAAN PKL
1. Daf
Pemilahan Kompetesi tar
kompete
Dasar
nsi
Penetapan Industri
2. Daf
tar
Penyusunan program
industri
PKL 3. Pro
Pembekalan peserta
Penetapan pembimbing
PELAKSANAAN PKL
Dokumentasi portofolio
4.7. Nilai
Nilai PENILAIAN PKL
pembimbing
pembimbing
Industri
Industri
5.8. Sertifikat
Sertifika
Penilian pembimbing
Industri
t Industri
6. Laporan Sertifikasi Industri
nilai di rapor
Pelaporan Nilai
Pelaksanaan Pembelajaran*)
Kompetensi Topik Pembelajaran/ Institusi
Dasar Pekerjaan Sekolah (√) Pasangan/
DU/DI (√)
3.1
4.1
3.2
4.2
*) Keterangan: Topik-topik pembelajaran/pekerjaan yang belum
mendapat porsi pembelajaran yang cukup di sekolah (daya dukung sekolah
belum optimal) diprioritaskan untuk dilaksanakan di Institusi pasangan
/industri.
Topik
Tanggal Tanda Tangan
Kompetensi Dasar Pembelajaran/
Pelaksanaan Pembimbing
Pekerjaan*)
3.1
4.1.
3.3
4.3. dst.................
Penilaian PKL
b. Tes Tulis
d. Bentuk soal uraian /soal pilihan ganda
e. Instrumen soal mengacu IPK yang akan dicapai
f. Disiapkan pedoman penskoran 25- 100 (rubrik)
Nilai PKL terdiri dari nilai sikap (amat baik, baik, cukup) dan nilai
keterampilan (25-100). Nilai yang dicantumkan dalam rapot merupakan
nilai kombinasi antara nilai keterampilan dan sikap dengan formula yang
ditetapkan satuan pendidikan.
Contoh:
2. Informasi Peminatan
Hasil pengumpulan data yang diperoleh dari teknik tes dan non tes
(dokumentasi, angket, wawancara, observasi, dll) dianalisisdengan
metode tertentu sebagai bahan/acuan dalam menentukan peminatan
peserta didik. Penetapan peminatan peserta didik dapat
menggunakan data hasil tes, data non tes, atau gabungan dari hasil
tes dan non tes.
Layanan Pendaftaran
ya
Penetapan Penerimaan Peserta didik baru
ya
Apakah Usulan sesuai
kriteria dan kuota
tidak
ya
Matrikulasi
Pelaksanaan Pembelajaran
tidak
ya Apakah KK sesuai
dengan minat? tidak
ya
Matrikulasi
Pelaksanaan Pembelajaran Kompetensi Keahlian
3) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada
peserta didik/konseli yang menghadapi masalah dan memerlukan
pertolongan dengan segera, agar peserta didik/konseli tidak
mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas
perkembangannya. Strategi layanan responsif diantaranya konseling
individual, konseling kelompok, konsultasi, kolaborasi, kunjungan
rumah, dan alih tangan kasus (referral).
Layanan responsif bertujuan untuk membantu peserta
didik/konseli yang sedang mengalami masalah tertentu menyangkut
perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Bantuan yang
diberikan bersifat segera, karena dikhawatirkan dapat menghambat
perkembangan dirinya dan berlanjut ke tingkat yang lebih serius.
Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling hendaknya membantu
peserta didik/konseli untuk memahami hakikat dan ruang lingkup
masalah, mengeksplorasi dan menentukan alternatif pemecahan
masalah yang terbaik melalui proses interaksi yang unik. Hasil dari
layanan ini, peserta didik/konseli diharapkan dapat mengalami
perubahan pikiran, perasaa, kehendak, atau perilaku yang terkait
dengan perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Fokus layanan responsif adalah pemberian bantuan
kepada peserta didik/konseli yang secara nyata mengalami masalah
yang mengganggu perkembangan diri dan secara potensial
menghadapi masalah tertentu namun dia tidak menyadari bahwa
dirinya memiliki masalah. Masalah yang dihadapi dapat menyangkut
ranah pribadi, sosial, belajar, atau karir. Jika tidak mendapatkan
layanan segera dari Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling
4) Dukungan Sistem
Ketiga komponen program (layanan dasar, layanan
peminatan dan perencanan individual, dan responsif) sebagaimana
telah disebutkan sebelumnya merupakan pemberian layanan
bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli secara
langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen
pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur
(misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan
pengembangan kemampuan profesional konselor atau guru
bimbingan dan konseling secara berkelanjutan, yang secara tidak
langsung memberikan bantuan kepada peserta didik/konseli atau
memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik/konseli dan
mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling.
Komponen program dukungan sistem bertujuan
memberikan dukungan kepada konselor atau guru bimbingan dan
konseling dalam memperlancar penyelenggaraan komponen-
b. Bidang Layanan
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup
empat bidang layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi
perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Pada hakikatnya
1. Pengertian
Pengertian dari beberapa istilah yang terdapat dalam pedoman ini sebagai
berikut.
2. Bentuk
3. Prinsip
4. Lingkup
3) Berkelompok antarkelas.
5. Mekanisme
a. Pengembangan
3) pengelolaan;
4) pendanaan; dan
5) evaluasi
b. Pelaksanaan
c. Penilaian
d. Evaluasi
e. Daya Dukung
2) Ketersediaan Pembina
TUJUAN
DIKNAS
TUJUAN GERAKAN GUGUS
PRAMUKA DEPAN
SATDIK
GERAKAN
PRAMUKA
KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN
KEPRAMUKAAN
Pendidikan
Kepramukaan
sbg kegiatan
ekstra kurikuler
UU No. 20/2003 wajib
UU No. 12/2010
c. Muatan Nilai
1. Muatan Nilai Sikap dan Keterampilan dalam Kurikulum 2013
Sesuai dengan landasan filosofis dan kerangka dasarnya, Kurikulum
2013, memiliki karakteristik mengandung muatan sikap spiritual,
sikap sosial, dan keterampilan yang sangat signifikan. Muatan sikap
dan keterampilan dikemas secara generik dalam KI-1, KI-2, dan
KI-4.
e. Prosedur Pelaksanaan
1. Prosedur Pelaksanaan Model Blok Kurikulum 2013 Pendidikan
Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib.
a. Peserta Didik dibagi dalam beberapa kelompok, setiap
kelompok didampingi oleh seorang Pembina Pramuka dan atau
Pembantu Pembina.
b. Pembina Pramuka melaksanakan Kegiatan Orientasi Pendidikan
Kepramukaan.
c. Guru kelas/Guru Mata Pelajaran yang bukan Pembina Pramuka
membantu pelaksanaan kegiatan Orientasi Pendidikan Kepra-
mukaan.
2. Prosedur Pelaksanaan Model Aktualisasi Kurikulum 2013
Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib.
a. Guru kelas/Guru Mata Pelajaran mengidentifikasi muatan-
muatan pembelajaran yang dapat diaktualisasikan di dalam
kegiatan Kepramukaan.
f. Penilaian
1. Penilaian Pendidikan Kepramukaan mencakup hal-hal sebagai
berikut:
a. Penilaian dilakukan secara kualitatif.
b. Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan
keikutsertaan peserta didik.
c. Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai minimal
baik pada kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester.
d. Nilai yang diperoleh pada kegiatan Pendidikan Kepramukaan
sebagai Ekstrakurikuler Wajib berpengaruh terhadap kenaikan
kelas peserta didik.
e. Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu
mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapai nilai baik.
2. Teknik Penilaian
a. Teknik penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian
diri, dan penilaian antarpeserta didik.
b. Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui demonstrasi
keterampilannya.
3. Media Penilaian:
a. Jurnal/buku harian.
b. Portofolio.
4. Proses penilaian:
a. Proses penilaian dilaksanakan setiap kali latihan dan setiap hari
di dalam proses pembelajaran.
g. Mekanisme
1. Pola Implementasi pada Satuan Pendidikan
a. Perencanaan Program Kerja
1) Program Kerja Gugus Depan
a) Musyawarah Gugus Depan
Musyawarah gugus depan atau disingkat “Mugus”
adalah kegiatan yang sangat penting dalam upaya
memajukan dan menjaga kelangsungan kehidupan
gugus depan.
Mugus dilaksanakan 3 tahun sekali, dengan kegiatan
pokok sebagai berikut:
(1) Evaluasi kegiatan 3 tahun sebelumnya.
(2) Merencanakan program gugus depan 3 tahun ke
depan.
(3) Memilih pengurus gugus depan yang baru.
b) Program Kerja Tahunan
h. Daya Dukung
1. Kompetensi Kepala Sekolah, Guru Kelas Atau Guru Mata
pelajaran, dan Pembina Kepramukaan
a. Kompetensi Kepala Sekolah
Dalam Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib,
kepala sekolah mempunyai tanggung jawab terhadap
keterlaksanaan Kurikulum 2013 melalui pendidikan
Kepramukaan. Untuk itu kompetensi kepala sekolah dalam
Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib adalah
sebagai berikut.
1) Minimal mempunyai sertifikat kursus orientasi Majelis
Pembimbing Gugus Depan Gerakan Pramuka dan atau
berijasah KMD.
Nilai
No. Mata Pelajaran Intake Komplek Daya
KKM
sitas Dukung
1. Pendidikan Agama dan BudiPekerti
2. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Sejarah Indonesia
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing
Lainnya
7. Seni Budaya
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
M. Kalender Pendidikan
1. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun pelajaran yang mencakup
permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif dan hari libur.
2. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
3. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
4. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran
termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
ekstrakurikuler.
5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu
libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur
akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk
hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
tertera pada tabel berikut:
Tabel Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan
masing.
8. Kegiatan Maksimum 3 Digunakan untuk kegiatan yang
khusus minggu diprogramkan secara khusus
sekolah/madra oleh sekolah/madrasah tanpa
sah mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.
BAB III
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SMK S PRAYATNA 2
MEDAN
A. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi.
Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian
pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP
disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
1. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap
bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
a. Identitas mata pelajaran (khusus SMP/mts/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/ SMALB/ SMK/MAK /Paket C/ Paket C Kejuruan);
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata
pelajaran;
e. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah rumusan hasil belajar
(tingkahlaku-behavior) yang harus dicapai oleh peserta didik sesuai
dengan KD yang dipelajarinya.Tujuan pembelajaran dapat digunakan
sebagai tolakukurtercapainya setiap sintak atau langkah model
pembelajaran pada kegiatan inti setiap kegiatan pembelajaran.
Rumusan tujuan pembelajaran merupakan jabaran lebih rinci dari
indikator (IPK).Setelah membuat IPK dari setiap KD dilanjutkan
dengan membuat rumusan tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD dari KI
pengetahuan dan KD dari KI keterampilan dengan mengaitkan
dimensi sikap yang akan dikembangkan. Perumusan tujuan
pembelajaran menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati dan atau diukur, mencakup ranah sikap, ranah pengetahuan,
dan ranah keterampilan.Mager dalam Dick dan Carey (1990)
mengemukakan bahwa dalam penyusunan Tujuan Pembelajaran
harus mengandung tiga komponen, yaitu; (1) perilaku (behavior), (2)
kondisi (condition), dan (3) derajat atau kriteria (degree).
Instructional Development Institute (IDI) menambahkan komponen
sasaran (audience).Perumusan tujuan pembelajaran mengandung
komponen Audience, Behaviour, Condition dan Degree (ABCD),
yaitu:
Audience adalah peserta didik;
Behaviour merupakan perubahan perilaku peserta didik yang
diharapkan dicapai setelah mengikuti pembelajaran;
Condition adalah prasyarat dan kondisi yang harus disediakan
agar tujuan pembelajaran tercapai, dan
b. Rombongan belajar
Jumlah rombongan belajar per satuan pendidikan dan jumlah
maksimum peserta didik dalam setiap rombongan belajar dinyatakan
dalam tabel berikut:
No Satuan Jumlah Jumlah Maksimum
Pendidikan Rombongan Peserta Didik Per
Belajar Rombongan Belajar
1. SD/MI 6-24 28
2. SMP/MTs 3-33 32
3. SMA/MA 3-36 36
4. SMK 3-72 36
5. SDLB 6 5
6. SMPLB 3 8
7. SMALB 3 8
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan
tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan
penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan
dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang
dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara
individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung;
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
C. Penilaian Pembelajaran
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian
otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses,
dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen
tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta
didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect)
pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek
sikap.
Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program
perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan
konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian
Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses
pembelajaran dengan menggunakan alat: lembar pengamatan, angket sebaya,
rekaman, catatan anekdot, dan refleksi. Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan
saat proses pembelajaran dan di akhir satuan pelajaran dengan menggunakan
metode dan alat: tes lisan/perbuatan, dan tes tulis. Hasil evaluasi akhir
diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran.
1. Konsep Penilaian
a. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik dalam ranah
sikap (spiritual dan sosial), ranah pengetahuan, dan ranah
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama
dan setelah proses pembelajaran suatu kompetensi muatan
pembelajaran untuk kurun waktu tertentu.
3. Ranah Penilaian
a. Penilaian Ranah Sikap
Penilaian ranah sikap bertujuan membentuk sikap dan karakter
peserta didik (attitude) terkait dengan pengembangan karaker
bangsa, yang dilaksanakan selama kegiatan proses pembelajaran
berlangsung. Penilaian ranah sikap dilakukan melalui observasi
yang dicatat dalam buku jurnal, mencakup catatan anekdot
(anecdotal record), catatan kejadian tertentu (incidental record)
dan informasi lain yang valid dan relevan. Catatan jurnal hanya
diberikan kepada siswa yang memperlihatkan sikap sangat baik
dankurang baik, bagi siswa yang tidak tercatat dalam jurnal, berarti
sikapnya baik.
Penilaian sikap oleh guru mata pelajaran (Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti dan PPKn) diperkuat dengan penilaian diri dan
penilaian antar teman.Penilaian diri dan penilaian antar teman yang
dilakukan oleh siswa sebagai penunjang yang sifatnya untuk
konfirmasi terhadap penilaian guru mata pelajaran.Hasil penilaian
4. Mekanisme Penilaian
a. Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik:
1) perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada
saat penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
berdasarkan silabus;
5. Prosedur Penilaian
a. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan:
1) mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran;
2) mencatat perilaku peserta didik dengan menggunakan lembar
observasi/pengamatan;
3) menindaklanjuti hasil pengamatan; dan
4) mendeskripsikan perilaku peserta didik.
D. Pengawasan Pembelajaran
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan
berkelanjutan. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan
pendidikan dan pengawas sekolah.
1. Prinsip Pengawasan
Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guna
peningkatan mutu secara berkelanjutan.
3. Proses Pengawasan
a. Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan
melalui antara lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan,
perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
b. Supervisi
Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui