Anda di halaman 1dari 25

Pentingnya Nilai-nilai

Pancasila dan Aplikasinya


sebagai Dasar
Pengembangan Iptek
1. Thabed Tholib Baladraf (191710301042)
2. Windy Nur Andriani (191710301044)
3. Pramudya Wardhani (191710301046)
4. Idzhar Sebastian Salihanafi (191710301048) 2

5. Aula Fajrun Khalilurahman (192410101044)


6. Michael David Simon Sukandar (192410101050)
7. Muhammad Wahid Ash Shiddiq (192410101110)
8. Andrian Ramilia Pamungkas (192410101116)
Pancasila sebagai
Dasar Pengembangan Ilmu
Pengembangan iptek sebagai buah karya manusia musti berdasar nilai-nilai sila
Pancasila. Sebagai kesatuan yang sistemik, sila-sila dalam Pancasila harus dapat
menjadi sistem etika dan moral dalam pengembangan iptek

4
KETUHANAN
YANG MAHA ESA

Sila pertama menempatkan manusia di alam semesta bukan


sebagai sentral, melainkan sebagai bagian yang sistemik dari
alam yang diolahnya. Ketuhanan dalam kerangka Pancasila
mencerminkan komitmen etis bangsa Indonesia untuk 5
menyelenggarakan kehidupan publik-politik yang berlandaskan
nilai-nilai moralitas dan budi pekerti yang luhur.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan, dan
diciptakan, tetapi juga harus mempertimbangkan maksud
dan akibatnya apakah merugikan manusia dan sekitarnya.
6
KEMANUSIAAN YANG ADIL
DAN BERADAB

Nilai kemanusiaan memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia


dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi haruslah
beradab demi kesejahteraan umat manusia.

Visi kemanusiaan yang adil dan beradab bisa menjadi panduan bagi 7

proses peradaban yang meliputi kehidupan bermasyarakat, berbangsa,


serta bernegara, dan dalam pergaulan antara bangsa (Sembiring, 2012).
Ilmu pengetahuan dan teknologi harus diabdikan untuk
peningkatan harkat dan martabat manusia, bukan menjadikan
manusia sebagai makhluk yang angkuh dan sombong akibat
memiliki ilmu pengetauan dan teknologi. Pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkeadilan harus disertai sikap
empati, solidaritas, dan kepedulian yang merupakan nilai-nilai
manusiawi.
8
PERSATUAN
INDONESIA
Nilai persatuan Indonesia memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia akan
rasa nasionalisme bangsa Indonesia. Oleh karena itu ilmu pengetahuan dan
teknologi harus dapat dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan
kesatuan bangsa.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mewujudkan negara


persatuan itu diperkuat dengan budaya gotong royong dalam kehidupan 9
masyarakat sipil dan politik dengan tersus mengembangkan pendidikan
kewargaan dengan dilandasi prinsip-prinsip kehidupan publik yang lebih
partisipatif dan non-diskriminatif (Sembiring, 2012).
KERAKYATAN YANG DIPIMPIN
OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN
DALAM PERMUSYAWARATAN/
PERWAKILAN

Nilai kerakyatan mendasari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


secara demokratis, yang artinya setiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasan
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Iptek dapat menjadi pendorong dan pemecah masalah dalam musyawarah. Oleh
10
karena itu dengan iptek, mereka yang mewakili rakyat bisa merasakan,
menyelami, dan mengambil keputusan bijaksana yang membawa Indonesia
kepada keadaan lebih baik (Sembiring, 2012).
KEMANUSIAAN YANG ADIL
DAN BERADAB

Pengembangan ilmu pengetahuan yang


berkeadilan harus dapat teraktualisasi dalam pengelolaan kekayaan
alam sebagai 11

milik berasama bangsa Indonesia untuk sebesar-besarnya kemakmuran


rakyat dan
mencegah penguasaan oleh modal perorangan atau kelompok.
(Sembiring, 2012).
Ilmu secara Historis

Masa Yunani Kuno (Abad 8-6 SM) Masa Abad Pertengahan (Abad 5 M)

Masa Pencerahan/Renaissance (Abad 15 M) Masa Modern (Abad 18 M)


Masa Yunani Kuno
• Ilmu Pengetahuan cenderung pada filsafat
• Ilmu pengetahuan dibagi 2:
1. Poietis (Ilmu Terapan)
2. Teoretik (Ilmu Teori)

• Poietis : Ilmu Etika, Politik, dan Sosial


• Teoretik : Ilmu Alam dan Filsafat
Masa Abad Pertengahan
• Terjadi setelah Runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat
• Posisi Ilmu Pengetahuan digantikan oleh Agama
Masa Renaissance
• Terjadi setelah masa keruntuhan gereja di Eropa
• Kekuasaan Agama mulai diambil alih oleh Pengetahuan dan seni

Muncul tokoh-tokoh Ilmuwan terkemuka seperti:

Leonardo da Vinci Nicolaus Coppernicus


Masa Modern/Aufklärung/Pencerahan
• Masa Pergerakan Negara Eropa setelah revolusi industry abad 18
• Ilmu pengetahuan berkembang pesat di Eropa
• Masa Penjajahan dimulai
Aspek Ilmu Pengetahuan
1. Aspek Fenomenal
Aspek yang menunjukkan dan memanifestasikan Ilmu Pengetahuan dalam
bentuk Masyarakat, Proses, dan Produk.

2. Aspek Struktural
Aspek yang merupakan unsur-unsur dari penerapan aspek fenomenal.
Aspek Fenomenal
A. Masyarakat
Ilmu pengetahuan termanifestasikan menjadi nilai-nilai dalam masyarakat
B. Proses
Ilmu pengetahuan sebagai aktivitas untuk mengembangkan ilmu melalui
penelitian, eksperimen, ekspedisi, seminar, kongres.
C. Produk
ilmu pengetahuan sebagai hasil kegiatan tadi berupa teori / ajaran yang
disebarluaskan melalui karya-karya publikasi yang kemudian diwariskan kepada
masyarakat dunia
Aspek Struktural
Merupakan unsur-unsur yang digunakan dalam menerapkan aspek
fenomenal, diantaranya
1. Sasaran dijadikan objek untuk diketahui
2. Objek ini dipertanyakan dengan menggunakan suatu metode tanpa
mengenal titik henti
3. Ada alasan mengapa objek tersebut terus-menerus dipertanyakan
4. Jawaban yang sudah didapat disusun dalam suatu sistem
Dampak Ilmu Pengetahuan
• Positif
IPTEK mendorong manusia kepada suatu kemajuan dengan teknologi,
sehingga aktivitas manusia bisa dipermudah
• Negatif
IPTEK mendorong manusia untuk menjauhi nilai-nilai agama dan etika
sehingga dapat menghancurkan kehidupan manusia itu sendiri.
Pilar Penyangga Ilmu Pengetahuan
Prinsip Berpikir Ilmiah
1) Objektif: Cara memandang masalah apa adanya (misal : perasaan,
emosi, sistem keyakinan) .
2) Rasional: Menggunakan akal sehat yang dapat dipahami oleh orang lain.
3) Logis: Berfikir dengan menggunakan azas logika/konsisten. Setiap
pemikiran logis selalu rasional, begitu sebaliknya yang rasional pasti
logis.
4) Metodologis: Selalu menggunakan cara dan metode keilmuan yang khas
dalam setiap berfikir dan bertindak (misal: induktif, dekutif).
5) Sistematis: Setiap cara berfikir dan bertindak menggunakan tahapan
langkah prioritas yang jelas dan saling terkait satu sama lain. Memiliki
target dan arah tujuan yang jelas.
Masalah Masalah dalam IPTEK
Dalam perkembangannya ilmu pengetahuan berkembang ke arah
keserbamajemukan ilmu. Lalu muncul spesialis ilmu yang harus ada di dalam satu
cabang ilmu, namun kesatuan dasar azas-azas universal harus diingat dalam
rangka spesialisasi. Seseorang tidak mungkin menjadi generalis, yaitu menguasai
dan memahami semua ilmu pengetahuan yang ada.

Spesialisasi mengandung segi positif yaitu, ilmuwan dapat lebih fokus dan
intensif dalam melakukan kajian danpengembangan ilmunya. Segi negatif, orang
yang mempelajari ilmu spesialis merasa terasing dari pengetahuan lainnya.
Pemecahannya dengan, keharusan kerjasama ilmu sesuai dengan sifat sosial
manusia dan segala kegiatannya.
2. Keterkaitan IPTEK dengan Moral
• Terdapat tiga tahap penjelasan kaitan antara moral dengan iptek.
• Melihat kompleksitas permasalahan iptek dalam kaitannya dengan
manusia.

• Kedua, membicarakan dimensi etis serta kriteria etis yang diambil.

• Ketiga, berusaha menyoroti beberapa pertimbangan sebagai semacam


usulan jalan keluar dari permasalahan yang muncul.Pengembangan
teknologi yang mengatur perilaku manusia ini mengakibatkan munculnya
masalah- masalah etis.
3. Nilai-Nilai yang Perlu diperhatikan dalam
Pengembangan IPTEK
a. Rumusan hak azasi merupakan sarana hukum untuk menjamin
penghormatan terhadap manusia
b. Keadilan dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi sebagai hal
yang mutlak.
c. Soal lingkungan hidup
d. Nilai manusia sebagai pribadi

Anda mungkin juga menyukai