Anda di halaman 1dari 34

Verifikasi dan Validasi

Data Kemiskinan

Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah


PENDAHULUAN
 Basis Data Terpadu (BDT) merupakan database kemiskinan hasil
pendataan PPLS 2011 yang dijadikan dasar dalam penetapan sasaran
program perlindungan Sosial;
 Telah terjadi perubahan dan dinamika sosial yang cepat di
masyarakat yang mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat;
 Masih ditemukan adanya permasalahan ketidaktepatan sasaran
program perlindungan sosial yang disebabkan oleh inclusion dan
exclusion error.
 Sesuai amanat UU No. 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir
Miskin dan PP No. 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran
(PBI) Jaminan Kesehatan, Kementerian Sosial bertanggungjawab
untuk melakukan verifikasi dan validasi secara reguler terhadap hasil
pendataan maupun perubahan data kemiskinan untuk menghasilkan
data terpadu sebagai dasar dalam penetapan sasaran program.
UU 23/2014
PENGGUNAAN BASIS DATA TERPADU UNTUK SEMUA
PROGRAM PENANGANAN KEMISKINAN

Kriteria Kepesertaan Ditetapkan oleh K/L atau


Program Penanganan Kemiskinan Pemerintah Daerah
penyelenggara Program

KKS BDT Untuk Program


Program Penanganan perbaika Kriteria diterapkan
& KIS kepada BDT
Kemiskinan n RTLH

Pember- Daftar nama dan alamat


RASTR dayaan individu/keluarga/ rumah
KIP PKH A Sosial
tangga sasaran masing-
Ekonomi
masing program

Program Perlindungan Sosial lainnya,


termasuk petani dan nelayan. dengan
Sasaran Individu/Keluarga/Rumah Tangga
4
DATA BDT JAWA TENGAH
SISKADA TOTAL ANGGOTA
TOTAL KELUARGA
(Sistem Informasi dan Konfirmasi Data) KELUARGA
BASIS DATA TERPADU (BDT) 4,273,817 14,955,503
- Program Keluarga Harapan (PKH) 981,825 4,759,812
- Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) 2,482,157 6,674,475
- Penerima Bantuan Iuran (PBI) 5,084,269
- Beras Sejahtera (Rastra) 2,440,902
- Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) 109,701

BAPPEDA TOTAL ANGGOTA


TOTAL KELUARGA
PROVINSI JATENG KELUARGA
BASIS DATA TERPADU 3,885,900 13,852,506
Program Kartu Jateng Sejahtera (KJS) 12,764
DATA BDT PURWOREJO
TOTAL ANGGOTA
SISKADA TOTAL KELUARGA
KELUARGA
BASIS DATA TERPADU (BDT) 83,975 266,029
- Program Keluarga Harapan (PKH) 18,972 85,773
- Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) 49,977 127,611
- Penerima Bantuan Iuran (PBI) 104,385 274,932
- Beras Sejahtera (Rastra) 54,138
- Bantuan Pangan Non Tunai 0
(BPNT)
BAPPEDA TOTAL ANGGOTA
TOTAL KELUARGA
PROVINSI JATENG KELUARGA
BASIS DATA TERPADU 81,518 259,460
Prog. Kartu Jateng Sejahtera (KJS) 474
Regulasi terkait Verifikasi dan Validasi
Data Kemiskinan dan Pendataan PMKS
1. UU No. 11 /2009 tentang Kesejahteraan Sosial
2. UU No. 13/2011 tentang Penanganan Fakir Miskin
3. PP No. 101/2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan
Nasional (PBI JKN) dan PP 76/2015 tentang Perubahan Atas PP No. 101
2012 tentang PBI JKN
4. Inpres No. 7/2014 Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera,
Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat untuk
Membangun Keluarga Produktif
5. Kepmensos No. 08/HUK/2012 tentang Pedoman Pendataan dan
Pengelolaan Data PMKS dan PSKS
6. Kepmensos No. 5/HUK/2016 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 76 tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 101 tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan
Kesehatan
Membangun data adalah sebuah upaya
yang mahal
tetapi
Melaksanakan pembangunan tanpa
didasari data
akan jauh lebih mahal
UU N0 13 TAHUN 2011
TENTANG
PENANGANAN FAKIR MISKIN

9
PENDATAAN FAKIR MISKIN
(PASAL 8)

1. MENTERI menetapkan kriteria fakir miskin sebagai dasar


untuk melaksanakan penanganan fakir miskin.
2. Dalam menetapkan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) MENTERI berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga
terkait.
3. Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar
bagi lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kegiatan statistik untuk melakukan pendataan.
4. MENTERI melakukan verifikasi dan validasi terhadap hasil
pendataan yang dilakukan oleh lembaga yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kegiatan
statistik sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
10
LANJUTAN...
5. Verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilakukan secara berkala sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali.
6. Verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dikecualikan apabila terjadi situasi dan kondisi tertentu yang baik
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi seseorang
menjadi fakir miskin.
7. Verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilaksanakan oleh potensi dan sumber kesejahteraan sosial yang
ada di kecamatan, kelurahan atau desa.
8. Hasil verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
dilaporkan kepada Bupati/Walikota.
9. Bupati/Walikota menyampaikan hasil verifikasi dan validasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (8) kepada Gubernur untuk
diteruskan kepada MENTERI.

11
PASAL 9
1. Seorang fakir miskin yang belum terdata dapat secara aktif
mendaftarkan diri kepada lurah atau kepala desa atau nama lain
yang sejenis di tempat tinggalnya.
2. Kepala keluarga yang telah terdaftar sebagai fakir miskin wajib
melaporkan setiap perubahan data anggota keluarganya kepada lurah
atau kepala desa atau nama lain yang sejenis di tempat tinggalnya.
3. Lurah atau kepala desa atau nama lain yang sejenis wajib
menyampaikan pendaftaran atau perubahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) kepada bupati/walikota melalui camat.
4. Bupati/walikota menyampaikan pendaftaran atau perubahan data
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada gubernur untuk
diteruskan kepada MENTERI.
5. Dalam hal diperlukan, bupati/walikota dapat melakukan verifikasi dan
validasi terhadap pendaftaran dan perubahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3).
12
TUJUAN VERIVALI

 Terindentifikasinya berbagai perubahan data yang terjadi


pada keluarga pemegang kartu perlindungan sosial;

 Terhimpunnya usulan baru hasil Musdes atau Muskel yang


memenuhi kriteria miskin dan tidak mampu;

 Terbangunnya partisipasi warga dan Pemerintah lokal dalam


verifikasi dan validasi data kemiskinan melalui Musyawarah
desa dan Musyawarah kelurahan;

 Terwujudnya ketepatan dalam penetapan sasaran Program


Perlindungan Sosial.
METODOLOGI VERIVALI DATA TAHUN 2015
SUMBER DATA AWAL BERBASIS KELUARGA
- Data KPS/KKS sebanyak • Wilayah pendataan per desa/kelurahan dibagi
habis kepada semua petugas pendata;
18.071.065 juta Keluarga • Melakukan identifikasi nama dan jumlah
sebagai Prelist; keluarga pada masing-masing rumah tangga
untuk menghindari responden ganda atau yang
tidak terdata. • Forum ada di
tingkat
Desa/Kelurah
an;
• Pengecekan
RAPAT kembali data
KOORDINASI yang sudah
dimiliki;
METODE • Penambahan
SENSUS
Pengecekan dan
pengurangan
keluarga baru
untuk
BERBASIS INDIVIDU
• Wilayah pendataan per desa/kelurahan dibagi pengecekan
habis kepada semua petugas pendata;
• Melakukan identifikasi nama individu untuk
menghindari responden ganda atau yang tidak
terdata
PERMASALAHAN VERIVALI DATA FM
• Tidak memiliki jaringan kelembagaan secara organik di seluruh
Kab/Kota secara nasional dalam verifikasi dan validasi data
kemiskinan.
• Belum terbangunnya komitmen Pemerintah Pusat dan
Pemerintah daerah dalam verivali data.
• Belum memiliki SDM verivali yang kompeten baik secara kualitas
maupun kuantitas (Petugas enumerator harus melibatkan PSKS
meliputi TKSK, PSM, anggota Karang Taruna serta Pendamping
PKH, Sakti Peksos dan sebagainya), sesuai UU 13 Tahun 2011
Pasal 8.
• Belum terbangun jaringan koneksi daerah dan pusat secara
nasional serta belum memilik petugas entri di setiap Kab/Kota.
Lanjutan...

• Anggaran untuk verivali belum teralokasikan secara rutin


baik di pusat maupun daerah.
• Belum efektifnya Musyawarah Desa/Kelurahan serta
Koordinasi dengan ketua SLS (satuan Lingkungan
Setempat) terkecil.
• Belum adanya pengendalian mutu (quality control) yang
dilaksanakan setiap tahapan proses verivali.
MEKANISME
PEMUTAKHIRAN
MANDIRI
DATA TERPADU PROGRAM
PENANGANAN FAKIR MISKIN
Mekanisme Pemutakhiran Mandiri

• Mekanisme yang dikembangkan Pemerintah Pusat melalui Kelompok Kerja


Pengelola Data Terpadu Penanganan Fakir Miskin di akhir 2016
• Tujuan MPM adalah untuk memfasilitasi penduduk miskin dan kurang
mampu agar dapat mendaftarkan diri secara aktif (on demand application)
dan diverifikasi secara obyektif serta didaftarkan ke dalam yang belum
terdaftar dalam Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
• Pada tahun 2017 baru tahapan ujicoba/percontohan di beberapa kab./Kota
(kabupaten Musi Banyuasin, Belitung Timur, Sleman, Sragen, Banyuwangi,
Malinau, Bantaeng, Kota Surabaya, Pasuruan, Tarakan, Makassar)
• Pada bulan Januari Kota Pekalongan mengajukan diri ke Kemensos untuk
melaksanakan mekanisme Pemutakhiran Mandiri
KONSEP
MEKANISME PEMUTAKHIRAN MANDIRI

Aktif - Mandiri

1. Pendaftaran DATA TERPADU


DATA TERPADU 2. Identifikasi Awal TERMUTAKHIRKAN
3. Verifikasi • Jumlah Rumah
Program
penanganan Fakir 4. Pemutakhiran Data Tangga Bertambah
• Peringkat
Miskin
• Mengurangi Kesejahteraan
(2015) Exclusion Error Rumah Tangga
• Mengintegrasik
Dimutakhirkan
an data Pemda
Alur Proses
Mekanisme Pemutakhiran Mandiri
1 2 3 4 5

Pendaftaran
• Sebelumnya perlu dilaksanakan sosialisasi kepada
stakeholder dan masyarakat sampai di wilayah
administrasi terkecil mencakup informasi tentang
tujuan dan sasaran MPM, cara mendaftar dan
proses/tahapan setelah pendaftaran
• Penyediaan akses layanan pendaftaran MPM
sekurang-kurangnya di tingkat desa/kelurahan
• Pelaksanaan pendaftaran bisa diintegrasikan pada
pengajuan SKTM di tingkat desa/kelurahan dengan
menggunakan format formulir yang telah ditentukan
1 2 3 4 5
Identifikasi Awal
Skrining Awal
Rumah Tangga yang dinyatakan tidak lolos dari skrining
awal setidaknya memiliki 3 dari 5 informasi sbb :
• RT dengan bahan bangunan utama atap rumah
terluas adalah beton/genteng
• RT memiliki mobil
• RT memiliki AC
• RT memiliki tabung gas lebih dari 5,5 kg
• Pendidikan tertinggi anggota RT yang sudah tidak
bersekolah sarjana
Pencocokan dg data Terpadu
Parameter yg digunakan :
• NIK Kepala RT
• Kode Provinsi domisili kepala RT
• Kode Kab./Kota domisili kepala RT
• Kode Kecamatan domisili kepala RT
• Kode Kelurahan/Desa domisili kepala RT
Penyusunan daftar sasaran verifikasi
Output dari tahap 2 adalah Daftar Sasaran
Verifikasi RT, yg meliputi 2 kategori yaitu :
• Daftar RT yg sudah ada di Data Terpadu dan
terdapat perubahan data sosek
• Daftar RT yg belum terdaftar
1 2 3 4 5

Verifikasi Rumah Tangga


Tahapan Verifikasi terdiri dari 2 Kegiatan yaitu
• Pengumpulan Data
– Pengumpulan data dilaksanakan di lokasi domisili RTS oleh
petugas verifikasi.
– Petugas verifikasi adalah PSKS di Kecamatan/ Kelurahan/Desa yg
ditugaskan Pemerintah dg kualifikasi yg telah ditentukan.
– Metode yg digunakan adalah wawancara dan observasi dengan
menggunakan instrumen yg telah ditentukan.
• Entri Data
– Entri data bertujuan untuk menghasilkan data elektronik yang
akan disampaikan kepada Pokja Pengelola Data Terpadu PPFM
untuk dilakukan analisis/pemeringkatan.
1 2 3
4 5

Pemutakhiran Data Terpadu


• Tahapan Pemutakhiran Data Terpadu dilaksanakan
oleh Pokja Pengelola Data Terpadu Program
Penanganan Fakir Miskin.
• Tahap Pemutakhiran Data Terpadu terdiri dari 2
(dua) kegiatan yang berurutan,
– Pemeringkatan Rumah Tangga dalam Data
Terpadu berdasarkan status kesejahteraannya.
– Penetapan Data Terpadu hasil Pemutakhiran,
1 2 3 4 5
Pemutakhiran Daftar Sasaran Penerima
Program

Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin


yang telah dimutakhirkan melalui mekanisme
Pemutakhiran Mandiri (MPM) dan telah
ditetapkan oleh Menteri Sosial selanjutnya dapat
dimanfaatkan oleh Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah daerah sebagai dasar untuk
memberikan program bantuan dan/atau
pemberdayaan sosial
SISTEM INFORMASI DESA
(SID)

Peraturan Gubernur No. 47 tahun 2016


tentang Pedoman Pengembangan Sistem
Informasi Desa di Provinsi Jawa Tengah
Sistem Informasi Desa
• Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sedang
mengembangkan program Sistem Informasi Desa (SID)
• SID merupakan sistem Informasi yang diterapkan di
tingkat Desa, dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi
bersama Pemerintah Kabupaten dan terintegrasi
melalui sistem informasi yg ada di tingkat Provinsi dan
Kabupaten
• Tahun 2017 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui
Dispermasdesdukcapil akan memberikan pelatihan
mengenai SID kepada 29 Kabupaten
Muatan SID
Muatan SID sekurang-kurangnya terdiri dari :
• Data Desa :
Potensi Desa - Data kemiskinan
Data Pendidikan - Data kesehatan
Data Kependudukan - Data pembangunan Desa
Data Keuangan - Data Ekonomi
Data Sosial Budaya - lain-lain sesuai kebutuhan data desa.
• Informasi yang dapat diakses oleh masyarakat desa dan semua
pemangku kepentingan sesuai peraturan perundangan
• Media Komunikasi antara Pemerintah Desa, supra Desa dan
masyarakat
• Layanan administrasi Desa
• Informasi lain yg berkaitan dengan pemerintahan dan pembangunan
desa
Peluang
• Keberadaan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri
(MPM) yang dikembangkan oleh Pemerintah
Pusat dapat diintegrasikan dengan mekanisme
Sistem Informasi Desa (SID) yang
dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi
• Dengan integrasi kedua mekanisme ini
diharapkan adanya sinkronisasi antara Data
kemiskinan Desa dalam SID dengan data BDT
di Pusat
S T RAT E G I
• Ketersediaan anggaran untuk melaksanakan
mekanisme MPM dan SID
• Koordinasi yang erat antar stakeholder/
instansi terkait baik di tingkat pusat , provinsi,
maupun kabupaten (Bappeda, Disdukcapil,
Dispermasdes, Dinsos, Diskominfo, Disdik,
Dinkes serta dengan PSKS) dengan TKPKD
dan PSKS/penggiat/ pengembang.

Anda mungkin juga menyukai