Anda di halaman 1dari 45

Asesmen Geriatri

Seorang Lansia dengan Hipertensi dan


Hemiparesis Sinistra Post Stroke Infark
Pembimbing:

Dr. dr. Rina K. Kusumaratna, M.Kes

Disusun Oleh:

Pierre Christoper H H 030.15.151


Prinastiti Setiawati 030.15.152
• Hipertensi atau tekanan darah tinggi ->
peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup istirahat/tenang
Pendahuluan • Hipertensi -> penyebab kematian nomor satu di
dunia setiap tahunnya. Estimasi jumlah kasus
hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620
orang -> Indonesia akibat hipertensi sebesar
427.218 kematian
• Hipertensi paling sering terjadi pada usia
75 tahun keatas (69,5%), tetapi ini tidak
berarti usia dibawahnya aman, adapun
prevalensi hipertensi pada kelompok umur
18-24 tahun (13,2%), 25-34 tahun (20,1%),
35-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun
(45,3%), dan umur 55-64 tahun (55,2%)
• Salah satu komplikasi dari hipertensi -> stroke
• Stroke -> kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus
akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga
terjadi kematian sel-sel pada sebagian area di otak
• Prevalensi stroke di Indonesia -> 12,1%, -> paling sering menyerang
orang dengan usia 75 tahun keatas (67%) -> penyebab kematian dan
disabilitas nomor 1 di Indonesia.
• Sehingga upaya penanganan, terutama pencegahan stroke adalah hal
perlu ditingkatkan dan diupayakan.
ASESMEN
GERIATRI
• Nama : Ny. U
• Tanggal lahir / umur : 22 Oktober 1947/ 73 tahun
• Alamat : Blunyahrejo TR II-805
• Riwayat Pekerjaan : Perawat

Identitas • Nama Orang terdekat : Ny. B


• Jumlah Anak : Pria :- Wanita: 2

Pasien • Jumlah Cucu


• Jumlah Cicit
:4
:2
• Pembiayaan kesehatan : Jaminan
• Sebutkan jenisnya : BPJS
Riwayat Medis
1. Keluhan Utama : Sakit kepala berdenyut dan merasa lelah sejak 3 hari yang lalu
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluhkan sakit kepala berdenyut sejak
3 hari yang lalu disertai rasa lelah. Sebelumnya pasien mengatakan bahwa sakit
kepala berdenyut dirasakan setelah berpergian jarak jauh melalui jalur darat.
Saat berpergian, pasien mengatakan merasa tegang dan sulit untuk tidur, namun
saat sampai ditujuan dapat beristirahat seperti biasa. Semenjak sakit kepala,
pasien mengatakan leher terkadang terasa pegal dan berat dirasakan hilang
timbul. Pasien memiliki riwayat hipertensi sudah sejak lama, dan pernah
mengalami stroke 3 tahun yang lalu dan dirawat di RS Panti rapih selama 2
minggu, lalu melanjutkan pengobatan di RSPAD Gatot Subroto. Setelah itu
pasien mampu melakukan aktifitas sehari-hari, tetapi kekuatan otot tubuh
sebelah kiri lebih lemah.
Riwayat Medis
3. Riwayat pembedahan : tidak ada
4. Riwayat opname di RS :

Tanggal / Rumah Diagnosis /


tahun Sakit Penyakit

2017 RS Panti Rapih Stroke Infark

2017 RSPAD Gatot Terapi post-stroke


Subroto infark
Riwayat Medis
5. Riwayat kesehatan lain
• Melakukan pemeriksaan kesehatan pada : RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta. Berobat rutin sebulan sekali ke Sp.PD dan Sp.N
• Pemeriksaan gigi / gigi palsu : Tidak rutin kontrol
• Lain-lain : Tidak ada
6. Riwayat alergi : Tidak ada
Riwayat Medis
6. Kebiasaan :
Merokok
• Apakah anda merokok ? Tidak
• Apakah orang terdekat atau disekitar anda merokok ? Tidak
Minum Alkohol
• Apakah anda minum minuman beralkohol ? Tidak
Olah raga
• Apakah anda melakukan olah raga ? Tidak
• Olahraga apa yang anda lakukan? Tidak
• Seberapa sering anda olahraga? Tidak
• Minum kopi? Tidak
Riwayat Medis
Obat-obatan :

Dengan resep dokter Dosis dan pemakaian


Irbesartan 1x 75 mg

Nomathic 2x75mg

Farmasal 1x 100 mg

Simvastatin 1x20 mg

Meconeuro 2x 500 mcg

Amlodipin 1x 10 mg
Riwayat Medis
7. Penapisan Depresi

Kesimpulan : Tidak terdapat tanda-tanda gangguan mood


(depresif) pada pasien dalam 1 bulan terakhir.
Riwayat Medis
8. ADL dasar dan Instrumental
Kesimpulan : Pasien masih dapat
melakukan aktivitas sehari-hari namun
memiliki keterbatasan yang membutuhkan
bantuan orang lain terutama bepergian jauh,
naik tangga, dan mengatur makan serta
minum obat.
Riwayat Medis
9. Keterbatasan Fungsional
Kesimpulan : Pada pasien
didapatkan keterbatasan fungsional
dalam melakukan aktivitas derajat
sedang-berat, namun masih dapat
melakukan aktivitas ringan sehari-
hari.
Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Vital
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Kulit
• Bercak kemerahan : ada, siku kanan
• Lesi kulit lain : tidak ada
• Dekubitus : tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Pendengaran
Pemeriksaan Fisik
Pengelihatan
Pemeriksaan Fisik
Mulut
Pemeriksaan Fisik
Leher

Bekas luka pada tiroid : tidak ada


Massa lain : tidak ada
Kelenjar limfe membesar : tidak membesar
PEMERIKSAAN FISIK
Dada
Massa teraba : tidak
Paru-paru
PEMERIKSAAN FISIK
Kardiovaskular
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
• Hati membesar : tidak
• Massa abdomen lain : tidak
• Sifat : supel
• Bising/bruit : bising usus normal (2-3x/menit)
• Nyeri tekan : tidak ada
• Asites : tidak ada
• Limpa membesar : tidak
PEMERIKSAAN FISIK
Rektum
  Ya Tidak
PEMERIKSAAN Atrofi vaginal  
FISIK Massa  
TIDAK DIPERIKSA
Vaginitis atroficans
Genital/ pelvis Nyeri tekan
Prolaps pelvis
Lain-lain : -
Tes pap: Tidak dikerjakan
PEMERIKSAAN FISIK
Muskuloskeletal
PEMERIKSAAN FISIK
Neurologik/ Psikologik
Kesimpulan : Terdapat satu kesalahan dalam menjawab kuesioner, maka
disimpulkan status mentalis baik.
Penjelasan tentang dapatan abnormal : terdapat kelemahan minimal pada
ekstremitas inferior dimana kekuatan motoriknya 4 | 4 (Gerakan pasien dapat
melawan gravitasi namun tidak dapat melawan tahanan berat)
Data laboratorium & hasil pemeriksaan tambahan lain :
• Tidak dilakukan
24 HOUR FOOD RECALL
Waktu Jam Nama makanan atau minuman Bahan makanan Jumlah Kalori
URT
Makan Pagi Nasi goreng ayam + peyek ·Nasi putih · 1 porsi 376 kkal

Ayam ¼ porsi
07.00
Peyek 1 porsi

Minyak
13.00 Nasi putih + gudeg + peyek + ayam goreng · Nasi putih · 1 centong 396 kkal

Ayam ½ porsi

Makan siang Gudeg 1 porsi

Peyek 1 porsi

Minyak
Selingan   Pisang ambon   2 buah 148 kkal
    Kerupuk udang   1 buah 72 kkal
Makan malam 18.00 Soto ayam · Bihun · 1 porsi 312 kkal

Ayam 1/2 porsi

Telur 1 porsi

Tauge 1 sdm
Frekuensi makan rata – rata setiap harinya 3x/hari yaitu makan pagi,
makan siang dan makan malam. Dari food recall pasien didapatkan
asupan kalori pasien selama sehari adalah sebesar 1.304 kkal,
sementara kebutuhan kalori pasien berdasarkan AKG di PMK RI No.
28 tahun 2019 sebesar 1.550 kkal/hari, ini menunjukkan bahwa
kebutuhan kalori pasien tidak terpenuhi bila berdasarkan PMK RI No.
28 tahun 2019
Bahan Makanan Porsi Harian Ukuran Rumah Tangga

Dietary
Biji-Bijian/ 1 iris/lembar roti
serealia utuh 7-8 penukar 1/2 gelas sereal kering
(whole grains) 1/2 gelas nasi, pasta, atau sereal & serat
1 gelas sayuran berdaun (mentah)

Approaches Sayuran 4-5 penukar 1/2 gelas sayuran matang


3/4 gelas jus sayuran
1 ptg sdg buah segar

To Stop
1/4 gelas buah kering
Buah dan jus 4-5   penukar 1/2 mangkuk buah segar/ buah frozen/buah
kaleng
3/4 gelas jus buah

Hypertension Susu tanpa/rendah lemak dan produk


olahannya
Daging tanpa lemak, unggas dan ikan
2-3 penukar

≤ 2 penukar
1 gelas susu, 1 gelas yogurt, atau 1 potong
keju (± 45 g)
2 potong daging matang, unggas, atau ikan

(DASH)
1 butir putih telur*
1/ gelas kacang-kacangan,
Kacang-kacangan, seeds (biji-bijian) 1/2 gelas atau 2 sdm seeds,
1/2 -1 penukar
dan polong-polongan 2 sendok makan selai kacang,

( P2PTM Lemak dan minyak 2-3 penukar


1/2 gelas kedelai atau kacang potong matang
1 sendok teh margarin
1 sendok teh minyak sayur

Kemenkes)
1 sendok makan mayonnaise rendah lemak/
salad dressing
1 sendok makan gula pasir
5 penukar/ 1 sendok makan jelly atau selai
Sweets dan gula
minggu 1/2 gelas sorbet, gelatin
1 gelas lemonade
Garam 1 penukar 1 sendok teh kecil
DAFTAR MASALAH dan RENCANA
PENCEGAHAN
Indikator Problem/
Aspek Diagnostic Perencanaan Pendekatan Komprehensif Indikator      
   Hasil tekanan darah 150/80 1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga - Tekanan darah saat kunjungan selanjutnya    
Biologis  Diagnosis : Hipertensi gr.II tentang hipertensi, komplikasi, penatalaksanaan, mengalami penurunan, tanpa disertai
  termasuk edukasi tentang pengobatan obat gejala hipotensi (lemas, mual, pusing, mata
 
  penurun tekanan darah yang teratur dan efek berkunang)
  sampingnya, serta kemungkinan apa yang terjadi
  jika tidak minum obat - Aktivitas fisik pasien meningkat
 
  2. Memotivasi pasien dan keluarga untuk rutin - Makanan pasien berubah menjadi rendah
  melakukan aktivitas fisik yang ringan garam
3. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien
mengendalikan makan makanan yang asin, MSG,
dan tinggi mineral.
 

Biologis  Kelemahan ekstremitas di sisi tubuh Memberikan edukasi untuk melatih otot-otot ekstremitas dan - Pasien melakukan latihan-latihan otot      
kir mengajarkan pasien pergerakan-pergerakannya - Kekuatan otot dapat membaik dan tidak
 Diagnosis : Hemiparese sinistra post mengalami penurunan
stroke infark
LAPORAN LANJUTAN
Fungsi Biologis :
• Terdapat kelemahan pada sisi tubuh sebelah kiri akibat serangan stroke
• Terdapat hipertensi gr I
Fungsi Psikologis :
• Pasien tinggal bersama asisten rumah tangga
Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan :
• Pasien tidak mempunyai penghasilan, dalam keseharian pasien hanya dapat biaya dari anaknya
yang dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari
Fungsi Sosial :
• Pasien sering berhubungan dengan teman atau tetangga sekitar rumah
Faktor Perilaku :
• Tidak ada
Faktor Non Perilaku :
• Tidak ada
LAPORAN LANJUTAN
Pada Pemeriksaan Fisik
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya penurunan fungsi motorik
yaitu berupa kelemahan sisi tubuh sebelah kiri. Untuk fungsi lainnya
dalam batas normal.
Pada Asesmen Geriatrik
• Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis pada
pasien ini adalah hipertensi Gr I dan hemiparese sinistra post stroke.
RENCANA PERAWATAN TERPADU
• Membina komunikasi yang baik antara pasien dengan keluarga seperti
menjelaskan maksud kedatangan dan menjelaskan apa yang akan dilakukan.
• Mengajak pasien dan keluarga berkomunikasi dan diskusi tentang keluhan
pasien dan mengijinkan bertanya bila ada yang ingin ditanyakan
• Menginformasikan tentang masalah yang dialami pasien kepada pasien dan
keluarganya dan pentingnya check up rutin agar hipertensi terkontrol.
• Menjelaskan terapi yang diberikan saat ini dan terapi lanjutan yang
dibuthkan bagi pasien
• Menjelaskan ke keluarga pasien bahwa pasien butuh pertolongan keluarga
untuk menjalani aktivitas sehari-hari
RENCANA PERAWATAN TERPADU
• Memotivasi pasien untuk senantiasa berfikir positif dan semangat
untuk sembuh agar tidak mempengaruhi kesehatan.
• Memotivasi untuk berobat ke dokter dan meminum obat secara teratur
dan sesuai dosis.
• Memberi edukasi keluarga agar selalu memberikan dukungan kepada
pasien untuk tetap semangat.
• Mengedukasi pasien untuk mengurangi makanan yang tinggi lemak,
garam dan gula yang berlebih. Perbanyak mengkonsumsi susu yang
tinggi kalsium, makanan yang rendah kalori, tinggi protein, serat dan
vitamin seperti buah-buahan dan sayuran
RENCANA PERAWATAN TERPADU
• Memberikan saran kepada keluarga pasien, yaitu agar selalu menjaga
kebersihan lantai, agar lantai tidak licin dan didalam kamar mandi agar
diberi karpet karet, diberi pegangan, sumber penerangan (lampu) harus
cukup, tidak mengunci pintu saat berate di kamar mandi, merapihkan
rumah agar tidak ada barang yang berserakan, memberikan tongkat
kepada pasien agar mempermudah berjalan. Dan menempatkan kamar
pasien di lantai dasar dengan ranjang pendek.
• Menyarankan pasien dan keluarga pasien untuk lebih aktif dalam
mengikuti kegiatan sosial dan bersosialisasi dengan warga sekitar, untuk
meningkatkan kepercayaan diri dan membiasakan otot-otot pasien untuk
beraktivitas sehingga dapat menjadi lebih produktif
RENCANA PERAWATAN TERPADU
TERAPI FARMAKOLOGI

Irbesartan 1x 75 mg

Nomathic 2x75mg

Farmasal 1x 100 mg

Simvastatin 1x20 mg

Meconeuro 2x 500 mcg

Amlodipin 1x 10 mg
RENCANA PERAWATAN TERPADU
Terapi Non-farmakologik
• Anjuran untuk melanjutkan pengobatan ke puskesmas agar dapat
dilakukan rujukan kepada fasilitas pelayanan kesehatan lanjutan yang
dapat menangani penyakit pada pasien lebih lanjut
• Anjuran menggunakan tongkat untuk berjalan
• Mengubah gaya hidup dari segi makanan yang bergizi, olahraga
ataupun aktivitas fisik yang rutin.
PENUTUP
• Perempuan berusia 73 tahun dengan hipertensi grade I dan
hemiparese sinistra post stroke.
Asesmen Geriatri :
Pasien memiliki hendaya fisik berupa keterbatasan fungsional dalam
melakukan pekerjaan berat dan pekerjaan sedang, berjalan masih
dapat dilakukan walaupun agak terhambat dikarenakan kelemahan
pada sisi tubuh sebelah kiri. Pasien juga mengalami keterbatasan dalam
melakukan gerakan seperti berlutut, berjongkok dan sujud.
PENUTUP
Pada saat kunjungan :
- Komunikasi efektif, anamnesis dan pemeriksaan fisik secara
menyeluruh untuk mencari masalah yang ada pada pasien.
- Edukasi terhadap masalah kesehatannya serta penanganannya yang
dapat dilakukan untuk mengurangi permasalahan kesehatannya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai