Anda di halaman 1dari 20

Faktor Fisiologi Absorbsi

Kelompok 3 (S1-5B)

1. Amylia Muthi’ah (1801045)


2. Ira Fazira (1801056)
3. Miftahul Jannah M (1801060)
4. Mutiara Septiani (1801062)
5. Nurul Latifah (1801064)
6. Zamora Melindrawita (1801081)

Dosen Pengampu : apt.Nesa Agistia,M.Farm


Pokok Bahasan
Sifat Kapiler Perfusi Darah dari
01 pH Medium 04 Membran Sel 07 Sal.Cerna

Adanya
Makanan &
02 Adanya pori-pori 05 Pembawa Obat
08 Obat lain dalam
Sal.Cerna
Banyaknya Vili Waktu Transit &
03 Dan Mikrovili Waktu Adanya
Yang Ada Di 06 Pengosongan 09 Penyakit
Daerah Lambung
Duodenum Dan
Usus Halus
1. pH Medium

pH adalah derajat keasaman atau kebasaan jika zat


berada dalam bentuk larutan. Obat yang terlarut dapat
berupa ion atau non ion.
Bentuk non ion relatif lebih mudah larut dalam lemak
sehingga lebih mudah menembus membran, karena
sebagian besar membran sel tersusun dari lemak.
Kelarutan obat menembus membran dipengaruhi
oleh pH obat dalam larutan dan pH dari lingkungan obat
berada.
1. pH Medium
Obat yang bersifat asam lemah
Obat yang bersifat asam lemah akan mudah menembus membrane sel pada suasana
1. asam. Karena dalam suasana asam, obat relatif tidak terionisasi atau bentuk ionnya
sedikit sehingga lebih mudah menembus membrane sel. Sebagai contoh aspirin
(suatu obat yang bersifat asam) akan lebih mudah menembus membrane lambung
yang relative asam jika dibandingkan dengan pH usus halus.

Obat yang bersifat basa lemah


2 Obat yang bersifat basa lemah akan mudah di absorpsi di usus halus
karena juga relatif tidak terionisasi.

Obat yang terionisasi sempurna


3 Senyawa yang terurai secara keseluruhan saat
dilarutkan ke dalam air.karena larut dalam air
sehingga senyawa tersebut sukar menembus
membran
2. Adanya Pori-Pori

Membran didefinisikan sebagai suatu media berpori, berbentuk film tipis,


bersifat semipermeabel yang berfungsi untuk memisahkan partikel dengan ukuran
molekuler (spesi) dalam suatu sistem larutan. Spesi yang memiliki ukuran yang
lebih besar dari pori membran akan tertahan sedangkan spesi dengan ukuran yang
lebih kecil dari pori membran akan lolos menembus pori membran

Membran sel mempunyai pori yang bergaris tengah antara 3,5-4,2 Ǻ,


merupakan saluran berisi air dan dikelilingi oleh rantai samping molekul protein
yang bersifat polar. Zat terlarut dapat melewati pori ini secara difusi karena
kekuatan tekanan darah
3. Banyaknya Vili Dan Mikrovili Yang Ada Di Daerah
Duodenum Dan Usus Halus
Lambung dengan mukosa (bukan organ utama absorpsi) memiliki
banyak lipatan sehingga luas permukaan besar
• Kondusif untuk absorpsi obat2 (asam lemah)
• Supply darah baik sekali (obat tinggal 30’ - bbrp jam)
Usus kecil (paling penting bagi absorpsi obat di GI tract) Di dalam usus, asam lemah terutama akan berada
dalam bentuk ion dan karenanya tidak mudah
• Struktur anatomi baik u/ absorpsi obat diserap. Namun sesampai di darah, mereka
• Luas permukaan epitel besar karena : mengion sehingga tidak mudah berdifusi
kembali. Sebaliknya, basa lemah terutama akan
1. Lipatan Kerckring pd. mukosa usus berada dalam bentuk non-ion sehingga mudah
2. Villi spt. Jari diserap. Absorpsi usus akan lebih tinggi dengan
lebih lamanya waktu kontak dan luasnya daerah
3. mikrovili permukaan vili dan mikrovili usus
Vili
Mikrovili

• mukosa usus halus (termasuk lipatan • Bentuk anatomi apikal seperti jari,
Kerckring). muncul dari permukaan mukosa usus
• Panjang villi 0,5 - 1,5 mm halus (inc.lipatan Kerckring).
• 10-40 villi tiap mm2 permukaan usus. • Bentuk : mikro-tubular
• Setiap villus ditutup satu lapis epitel yg. • Panjang mikro-villi 1 mm
tersusun terutama dari sel pengabsorpsi • 700 - 1000 mikro villi tiap sel kolom
berbentuk kolom serta sel goblet yg. • Setiap villus ditutup 1 lapis epitel yg.
mengeluarkan sekret tersusun terutama dr. sel pengabsorpsi
• Sel kolom sangat penting untuk absorpsi berbentuk kolom serta sel goblet dg.
(bentuk anatomi apical - permukaan sekret
menghadap lubang usus yg memperluas • Sel kolom sangat penting u/ absorpsi .
permukaan usus halus yg. baik untuk (dg. bentuk anatomi apical - permukaan
absorpsi obat) menghadap .lubang usus yg. memperluas
permukaan u. halus . baik u/ absorpsi
obat : 600 x flat)
4. Sifat Kapiler Membran Sel

Membran sel adalah fitur universal yang dimiliki semua


jenis sel berupa lapisan antarmuka yang disebut sebagai
membran plasma, yang memisahkan sel dengan lingkungan
di luar sel.Membran sel berfungsi untuk melindungi inti sel
dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di dalam
sitoplasma

Membran sel mempunyai sifat yang dinamis dan asimetris.


• sifat dinamis karena terdapat struktur seperti air. Hal ini
memungkinkan molekul lipid dan protein untuk
bergerak.
• Mempunyai sifat asimetris karena komposisi protein dan
lipid di bagian luar tak sama dengan komposisi protein
dan lipid di bagian dalam sel.
Membran kapiler dan glomeruli mempunyai pori-pori yang relatif
besar. Hal ini memungkinkan lewatnya molekul-molekul yang
lebih besar pula (albumin, BM=60.000). Aliran air lewat pori-pori
ini terjadi karena tekanan hidrostatik dan/atau osmotik dan dapat
bertindak sebagai pembawa toksikan. Namun pada kebanyakan
sel, pori-pori umumnya relatif kecil (4 nm) dan hanya
memungkinkan lewatnya zat kimia yang BM-nya kurang dari 100-
200.

Oleh karena itu, zat-zat kimia yang molekulnya lebih besar dapat keluar masuk
kapiler itu sehingga dapat tercapai keseimbangan antara konsentrasinya dalam
plasma dan dalam cairan ekstrasel; tetapi keseimbangan ini tidak dapat dicapai
melalui filtrasi antara cairan ekstrasel dan intrasel, Setelah suatu zat kimia
memasuki darah, ia didistribusi dengan cepat ke seluruh tubuh. Laju distribusi ke
setiap alat tubuh berhubungan dengan aliran darah di alat tersebut, mudah
tidaknya zat kimia itu melewati dinding kapiler dan membran sel, serta afinitas
komponen alat tubuh terhadap zat kimia itu.
5. Pembawa Obat
Pembawa obat (drug carrier) adalah substansi yang digunakan untuk peningkatan
efektivitas dan pencapaian obat ke sel sasaran.Pembawa obat ini digunakan dengan
tujuan mengontrol lama kerja aksi obat di dalam sel, menurunkan metabolisme obat, dan
mengurangi toksisitas obat.

Contoh-contoh pembawa obat adalah:


1.  Liposom
2. Microspheres, terbuat dari asam polymer poly (lactic-co-glycolic) yang dapat
terbiodegradasi
3.  albumin microspheres
4.  Polimer sintetik terlarut
5.  Kompleks protein DNA
6.  Konjugat protein
7.  Eritrosit
6. Waktu Transit & Waktu Pengosongan Lambung

• Waktu transit obat di dalam saluran pencernaan tergantung pada sifat fisikokimia dan
farmakologi dari obat, jenis bentuk sediaan, dan faktor fisiologis yang beragam.
• Fisiologis pergerakan obat dalam saluran GI tergantung pada apakah saluran
pencernaan mengandung makanan yang baru dicerna (kondisi pencernaan atau
makan) atau dalam kondisi berpuasa atau interdigestive.
• Selama keadaan berpuasa atau interdigestive asi Unsoed Selama keadaan berpuasa
atau interdigestive, siklus alternatif kegiatan yang dikenal sebagai motor bermigrasi
kompleks (MMC) bertindak sebagai pendorong gerakan yang mengosongkan saluran
pencernaan atas ke sekum.
Waktu Transit
• Awalnya, saluran pencernaan adalah diam. Kemudian, kontraksi tidak teratur
diikuti oleh kontraksi reguler dengan amplitudo tinggi (bergelombang)
mendorong setiap isi sisa distal (bergelombang) atau jauh di bawah saluran
pencernaan.
• Dalam kondisi makan, kompleks motor bermigrasi digantikan oleh kontraksi
tidak teratur, yang memiliki efek pencampuran isi usus dan memajukan aliran
usus menuju isi usus dan memajukan aliran usus menuju kolon pada segmen
pendek.
• Pilorus dan katup ileocecal mencegah regurgitasi atau gerakan makanan dari
distal ke arah proksimal.
Waktu Pengosongan Lambung

• Secara anatomis, obat tertelan cepat mencapai lambung. Akhirnya, perut


mengosongkan isinya ke dalam usus kecil.
• Karena duodenum memiliki kapasitas terbesar bagi absorpsi obat dari
saluran GI, penundaan dalam waktu pengosongan lambung untuk obat untuk
mencapai duodenum akan memperlambat laju dan mungkin selama absorpsi
obat sehingga memperpanjang waktu absorpsi obat, sehingga
memperpanjang waktu onset obat
• Beberapa obat, seperti penisilin, tidak stabil dalam asam dan terurai jika
pengosongan lambung tertunda.
7. Aliran (Perfusi) Darah dari saluran cerna

Aliran darah ke saluran cerna merupakan hal penting


untuk membawa obat ke sirkulasi sistemik dan kemudian
ke tempat kerja.
Segera setelah obat di absopsi dari :

Obat masuk Menuju


melalui Vena
Usus Pembuluh Porta Dan Liver
halus mesenterika hepatik
8. Adanya Makanan dan Obat Lain di Dalam Saluran Cerna

Beberapa makanan jika dikonsumsi bersamaan dengan beberapa obat,


dapat mempengaruhi bioavailabilitas, farmakokinetik, farmakodinamik
dan afikasi obat. Efektivitas beberapa terapi obat bergantung pada status
gizi individu. Ada atau tidaknya makanan dalam saluran cerna atau
dalam sistem fisiologi tubuh (seperti dalam darah) dapat meningkatkan
atau menurunkan laju absorpsi dan metabolisme obat. Penggunaan obat
berpengaruh secara signifikan pada metabolisme dan bioavailabilitas
makanan serta nutrisi dalam tubuh
9. Adanya Penyakit
Absorpsi obat dapat dipengaruhi oleh beberapa penyakit yang menyebabkan perubahan pada alirah
darah intestinal, waktu pengosongan lambung, motilitas saluran cerna dan perubahan pada hal lainnya.
Beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi absorbsi yaitu :

1. Pasien akhloridria tidak mempunyai produksi asam lambung yang memadai. Kekurangan produksi
asam lambung menyebabkan obat bersifat basa lemah tidak dapat membentuk garam larut dan tetap di
dalam lambung dan tidak di absorpsi.

2. Pasien dengan penyakit parkinson mengalami kesulitan menelan dan akan menurunkan motilitas
pencernaan.

3. Pasien dengan antidepresan trisiklik dan obat antipsikotik megalami penurunan motilitas saluran
cerna atau bahkan obstruksi intestinal. Penundaan absorpsi obat terjadi terutama pada produk lepas
lambat
4. Pasien dengan gagal jantung kongestif mengalami penurunan aliran darah dan mengalami
edema pada dinding perut. Selain itu motilitas intestinal lambat. Penurunan aliran darah ke
usus dan penurunan motilitas intestinal mengakibatkan penurunan absorbsi obat
(Shargel,2012).
REFERENSI

Kesting, R.E. 1993. Synthetic Polymeric Membranes. A


Structural Perspective, Ed ke-
2. John Wiley & Sons. New York.

Siswandono, dan Soekardjo, 2000, Kimia Medisinal,


Jilid II, Edisi II, 207-222,
Airlangga University Press, Surabaya.

Shargel, L & Andrew. 2012. Applied Biopharmaceutics


& Pharmacokinetics. New York: McGraw-Hill Companies
Thanks!
ANY QUESTION?
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai