Anda di halaman 1dari 31

BADAN

PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL
Kelompok 7

Annisa Permatasari (1801048)


Ira Fazira (1801056)
Putri Zahra (1801066)
Ulfa Sefa Felyani (1801075)
Rahmi Luffia Rezki (1901120)

Dosen pengampu

apt. Rickha Octavia, S.Farm, M.Sc


POKOK BAHASAN

1 DEFINISI DAN
SEJARAH BPJS
4 HAK DAN
KEWAJIBAN BPJS

2 TUJUAN BPJS 5 PERBEDAAN BPJS


DAN ASURANSI
LAIN

3 PESERTA DAN
6 PERANAN
PELAYANAN BPJS FARMASI DALAM
BPJS
1
DEFINISI
DEFINISI BADAN
PENYELENGGARA JAMINAN
SOSIAL
 Menurut UU RI No. 24 Tahun 2011
Tentang Badan Penyelenggara  Dana jaminan sosial adalah dana
Jaminan Sosial, BPJS adalah badan amanat milik seluruh peserta yang
hukum yang dibentuk untuk merupakan himpunan iuran beserta
menyelenggara program jaminan hasil pengembangannya yang dikelola
sosial. oleh BPJS untuk pembayaran manfaat
kepada peserta dan pembiayaan
 Jaminan sosial adalah salah satu operasional penyelenggaraan program
bentuk perlindungan sosial untuk Jaminan Sosial.
menjamin seluruh rakyat agar dapat
memenuhi kebutuhan dasar hidupnya
yang layak.
BPJS DALAM MENYELENGGARAKAN
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
Berdasarkan Asas Berdasarkan Prinsip

a. Kemanusiaan Kegotongroyongan, nirlaba,


b. Manfaat keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas,
c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat portabilitas, kepesertaan bersifat wajib,
Indonesia dana amanat dan hasil pengelolaan Dana
Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya
untuk pengembangan program dan untuk
sebesar-besar kepentingan Peserta.
BPJS  BPJS Kesehatan & BPJS Ketenagakerjaan
a. BPJS Kesehatan : menyelenggarakan program jaminan
kesehatan
b. BPJS Ketenagakerjaan : menyelenggarakan program jaminan
kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan
jaminan kematian
SEJARAH PERJALANAN JAMINAN
SOSIAL DI INDONESIA
 Pada tahun 1968 pemerintah menerbitkan
 Jaminan pemeliharaan kesehatan di Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1
Indonesia sudah ada sejak zaman kolonial Tahun 1968 dengan membentuk Badan
Belanda Penyelenggara Dana Pemeliharaan
 Pada tahun 1949 setelah pengakuan Kesehatan (BPDPK) yang mengatur
kedaulatan oleh Pemerintah Belanda, pemeliharaan kesehatan bagi pegawai
upaya untuk menjamin kebutuhan negara dan penerima pensiun beserta
pelayanan kesehatan bagi masyarakat, keluarganya.
khususnya PNS beserta keluarganya tetap  Beberapa tahun kemudian, pemerintah
dilanjutkan mengeluarkan PP No 22 dan 23 Tahun 1984,
BPDPK berubah status dari sebuah badan di
lingkungan Departemen Kesehatan menjadi
BUMN, yaitu PERUM HUSADA BHAKTI
(PHB), yang melayani jamkes bagi PNS,
pensiunan PNS, veteran, perintis
kemerdekaan dan anggota keluarganya
SEJARAH PERJALANAN JAMINAN
SOSIAL DI INDONESIA
 Pada tahun 1992, PHB berubah  PT Askes juga menciptakan Program Jaminan
status menjadi PT Askes Kesehatan Masyarakat Umum (PJKMU), yang
(Persero) (PP No 6 Tahun 1992). ditujukan bagi masyarakat yang belum
PT Askes ulai menjangkau tercover oleh JamKESMAS, Askes Sosial
karyawan BUMN melalui maupun asuransi swasta
program Askes Komersial  Langkah menuju cakupan kesehatan semesta
 Pada januari 2005, PT Askes pun semakin nyata dengan resmi
dipercaya pemerintah untuk beroperasinya BPJS Kesehatan pada 1 Januari
melaksanakan program jaminan 2014, sebagai transfomasi dari PT Askes.
kesehatan bagi masyarakat  Hal ini berawal pada tahun 2004 saat
miskin (PJKMM) yang pemerintah mengeluarkan UU Nomor 40
selanjutnya dikenal menjadi Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
program Askeskin dengan Nasional (SJSN) dan kemudian pada tahun
sasaran peserta masyarakat 2011 pemerintah menetapkan UU Nomor 24
miskin & tidak mampu sebanyak Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
60 jt jiwa yang iurannya Jaminan Sosial (BPJS) serta menunjuk PT
dibayarkan oleh Pemerintah Askes sebagai penyelenggaranya PT Askes
Pusat berubah menjadi BPJS Kesehatan.
2
TUJUAN
TUJUAN BPJS

BPJS bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya


pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar
hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota
keluarganya.
3
PESERTA DAN PELAYANAN
BPJS
4
FUNGSI, TUGAS, WEWENANG, HAK
DAN KEWAJIBAN BPJS
FUNGSI BPJS
KESEHATAN

BPJS Kesehatan berfungsi


menyelenggarakan program
jaminan kesehatan.

BPJS Ketenagakerjaan berfungsi menyelenggarakan


program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan
kematian, program jaminan pensiun, dan jaminan hari
tua.
TUGAS BPJS
KESEHATAN

a. Melakukan dan/atau menerima


pendaftaran Peserta
b. Memungut dan mengumpulkan Iuran dari
Peserta dan Pemberi Kerja
c. Menerima Bantuan Iuran dari Pemerintah e. Mengumpulkan dan mengelola data
d. Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk Peserta program Jaminan Sosial
kepentingan Peserta f. Membayarkan Manfaat dan/atau
membiayai pelayanan kesehatan sesuai
dengan ketentuan program Jaminan Sosial
g. Memberikan informasi mengenai
penyelenggaraan program Jaminan Sosial
kepada Peserta dan masyarakat.
WEWENANG
BPJS
a. Menagih pembayaran Iuran
b. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk e. membuat atau menghentikan kontrak
investasi jangka pendek dan jangka panjang kerja dengan fasilitas kesehatan
dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, f. Mengenakan sanksi administratif
solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, kepada Peserta atau Pemberi Kerja
dan hasil yang memadai yang tidak memenuhi kewajibannya
c. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan g. Melaporkan Pemberi Kerja kepada
atas kepatuhan Peserta dan Pemberi Kerja instansi yang berwenang mengenai
dalam memenuhi kewajibannya sesuai ketidakpatuhannya dalam membayar
dengan ketentuan peraturan perundang- Iuran atau dalam memenuhi kewajiban
undangan jaminan sosial nasional lain sesuai dengan ketentuan peraturan
d. Membuat kesepakatan dengan fasilitas perundang-undangan
kesehatan mengenai besar pembayaran h. Melakukan kerja sama dengan pihak
fasilitas kesehatan yang mengacu pada lain dalam rangka penyelenggaraan
standar tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah; program Jaminan Sosial
HAK DAN KEWAJIBAN
HAK

a. Memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan


program yang bersumber dari Dana Jaminan Sosial
dan/atau sumber lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
b. Memperoleh hasil monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan program Jaminan Sosial dari DJSN
setiap 6 (enam) bulan.
KEWAJIBAN

a. Memberikan nomor identitas tunggal kepada


Peserta
b. Mengembangkan aset Dana Jaminan Sosial dan
aset BPJS untuk sebesar-besarnya kepentingan
Peserta
c. Memberikan informasi melalui media massa cetak
dan elektronik mengenai kinerja, kondisi keuangan,
serta kekayaan dan hasil pengembangannya
d. Memberikan Manfaat kepada seluruh h. Memberikan informasi kepada Peserta
Peserta sesuai dengan Undang-Undang mengenai besar hak pensiun 1 (satu) kali
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dalam 1 (satu) tahun
e. Memberikan informasi kepada Peserta i. Membentuk cadangan teknis sesuai
mengenai hak dan kewajiban untuk dengan standar praktik aktuaria yang lazim
mengikuti ketentuan yang berlaku dan berlaku umum
f. Memberikan informasi kepada Peserta j. Melakukan pembukuan sesuai dengan
mengenai prosedur untuk mendapatkan standar akuntansi yang berlaku dalam
hak dan memenuhi kewajibannya penyelenggaraan Jaminan Sosial
g. Memberikan informasi kepada Peserta k. Melaporkan pelaksanaan setiap program,
mengenai saldo jaminan hari tua dan termasuk kondisi keuangan, secara berkala
pengembangannya 1 (satu) kali dalam 1 6 (enam) bulan sekali kepada Presiden
(satu) tahun. dengan tembusan kepada DJSN.
5
PERBEDAAN BPJS DAN ASURANSI
LAIN
PERBANDINGAN BPJS DAN ASURANSI
BPJS ASURANSI KESEHATAN
SWASTA
Premi Murah Mahal

Manfaat Lengkap (Rawat Jalan, Inap, Gigi Terbatas (Rawat Inap)


& Optik)
Syarat Mudah Lebih Sulit

Plafond Tidakada Ada

Proses Rumit Sederhana

Rumah Sakit Terbatas RS Semua RS

Double-Claim Tidakada Bisa

Luar Negeri Tidakada Bisa


MENGAPA BPJS BEGITU PENTING?

BERIKUT MANFAAT YANG DIDAPAT JIKA BPJS

1. Semua penyakit di tanggung BPJS Kesehatan


2. BPJS Kesehatan menjamin penyakit yang di kecualikan
3. Dapat Menanggung Tanpa Melihat Kondisi Sebelumnya
4. Premi tergolong murah
5. Berani Berikan Jaminan Seumur Hidup
6. Pembayaran Sangat Mudah
6
PERANAN FARMASI DALAM BPJS
PERANAN APOTEKER
DALAM BPJS

a. Apoteker dalam pengendalian persediaan (perencanaan, pengadaan dan  pengelolaan) obat.


 
b. Kemampuan apoteker dalam pengendalian biaya obat peresep dimana apoteker berperan
sebagi verifikator resep dengan dasar farmakoekonomi dan farmakoterapi yang baik.
TUGAS APOTEKER DI BPJS

- Tugas apoteker dalam pengendalian obat terdiri dari review


kinerja,  pengendalian pengelolaan informasi, pengendalian
fisik dan pemisahan tugas.
- Sedangkan tugas apoteker dalam pemantauan obat yaitu
memantau keluar  masuknya obat, memeriksa secara rutin
pelaksanaan kerja bagian gudang dan bagian pengadaan
perlengkapan, serta memantau ketersediaan obat untuk 
 pasien pengguna BPJS dengan menganalisa laporan stock
opname setiap  bulan.
Melalui sistem BPJS/Kesehatan, apoteker sebagai pengelola apotek harus dapat
memberikan pelayanan kefarmasian yang profesional. Dalam memberikan pelayanan,
apoteker harus dapat mengintegrasikan pelayanannya dalam sistem pelayanan
kesehatan kepada masyarakat secara keseluruhan sehingga dihasilkan system
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan Apoteker harus mampu mengambil
keputusan yang tepat, berdasarkan pada efikasi, efektifitas dan efisiensi terhadap
penggunaan obat yang rasional  dan alat kesehatan.
Dalam BPJS, pembiayaan dilakukan dengan sistem paket
berbasis diagnosa yaitu  Indonesia Case Base Groups (INA-
CBGs) untuk fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan.
Sedangkan untuk. fasilitas kesehatan tingkat pertama dilakukan
dengan sistem kapitasi. Dengan sistem pembiayaan ini, setiap
fasilitas wajib melakukan kendali mutu sekaligus kendali biaya
pelayanan kesehatan, termasuk obat.

Diharapkan fasilitas kesehatan dapat memberikan pelayanan dengan mutu yang


terbaik (efektif) namun biaya yang efisien. Selain itu, setiap peserta BPJS
kesehatan tidak diperbolehkan iur biaya termasuk untuk obat yang diresepkan.
Oleh sebab itu, fornas menjadi instrumen yang tepat untu melakukan kendali mutu
dan kendali biaya penggunaan obat dalam JKN.
Pemilihan obat dalam Fornas berdasarkan beberapa kriteria,
diantaranya:

1. Adanya keamanan dan khasiat yang memadai berdasarkan bukti


ilmiah, memiliki rasio manfaat yang paling menguntungkan pasien,
2. Memiliki izin edar dan indikasi yang disetujui oleh BPOM,
3. Serta memiliki rasio manfaat dan biaya yang tertinggi.

Dan metode-metode yang digunakan dalam menentukan hal-hal tersebut


dengan menggunakan ilmu farmakoekonomi meliputi Cost-minimization
analysis, Cost-effectiveness analysis, Cost-Uility analysis dan Cost-
benefit analysis.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai