Anda di halaman 1dari 26

BURSA BERJANGKA 1

INTERNATIONAL
Perdagangan berjangka sudah berlangsung sejak zaman dulu tepatnya pada masa Yunani kuno
maupun Punisia. Sejarah perdagangan berjangka di era modern dimulai padaawa labad ke-18 di
Chicago, Amerika Serikat. Chicago yang terletak di dekat danau Great Lakes merupakan pusat
transportasi, distribusi dan perdagangan hasil pertanian karena letak Chicago yang berdekatan
dengan pusat pertanian dan peternakan dari wilayah barat Amerika/Midwest. Belajar dari
pengalaman negara lain dalam membangun subsistem ekonomi akan mempercepat hasil
pembangunan. Jepangdan Amerika Serikat saat ini menjadia dikuasa dalam bidang ekonomi berkat
pengalaman selama ratusan tahun. Selama dalam kurun waktu yang panjang itu banyak
keberhasilan dan kegagalan yang dialami. Belajardari masa lalu dan mencoba memperbaiki dari
kesalahan sebelumnya kini Amerika Serikat memiliki 9 bursa efek dam 10 bursa berjangka,
sedangkan Jepangmemiliki 10 bursa efekdan 13 bursa berjangka.
Lain halnya dengan Cina dalam membangun ekonominya tidak perlu memerlukan waktu
selama ratusan tahun seperti Jepang dan Amerika Serikat, karena Cina banyak belajar dari dua
negara tersebut dalam membangun ekonomi. Ini terbukti bahwa Cina hanya memerlukan waktu
selama 6 tahun dari tahun 1989 sampai 1994, Cina sudah mampu mendirikan 4 bursa efekdan 7
bursa berjangka secara modern dan juga beroperasi secara nasional. Hanya dalam waktu tempo 20
tahun sejak tahun 1988, Cina telah menggiring perusahaan kepasar modal sebanyak lebih dari 1.300
emiten.
Kemajuan ekonomi dapat di capai jika di dukung oleh stabilitas politik, konsisten sihokum,
dan kondisi social masyarakat. Stabilitas politikantara lain pada tidak adanya konflik agama,
konflik suku, konflik pemerintah dengan DPR,konflik eksternal, korupsi, layanan birokrasi, militer
dalam politik, penegakan hokum, dan demo-demo LSM/buruh/karyawan yang bersifat kontra
produktif terhadap kemajuan ekonomi. Selainitu, hal yang perlu di ketahu iialah stabilitas ekonomi
tercermin dari stabilitas nilai mata uang domestic terhadap mata uang asing, tingkat inflasi yang
rendah, tingkat pengangguran rendah dan pertumbuhan ekonomi di atas tingkat inflasi. Stabilisasi
nilai mata uang berkaitan dengan stabilitas harga barang-barang. Oleh karena itu, barang-barang
kebutuhan pokok masyarakat dan kebutuhan pokok industry harus dijaga jangan sampai
kekurangan (understock) atau berlebihan (overstock) lewat peran bursa berjangka. Perdagangan di
bursa berjangka selalu bersifat internasional yang artinya para anggota bursa terdiri atas investor
domestic dan investor asing, dan juga peraturan perdagangan mengikuti yang berlaku di dunia
internasional. Mustahil stabilisasi nilai mata uang domestic diatasi hanya lewat kebijakan moneter
(perbankan) ataupun pasar modal. Kemajuan yang berimbang antara lembaga perasuransian,
perbankan, pasar modal, dan pasar berjangka merupakan syarat untuk mencapai stabilisasi nilai
mata uang domestic.
BURSA BERJANGKA AMERIKA SERIKAT

No Nama Berdiri
1 Chicago Board Option Exchange (CBOE) 1973
2 Chicago Board of Trade (CBOT) 1848
3 Chicago Mercantile Exchange (CME) 1919
4 Coffe, Sugar & Cocoa Exchange, Inc. (CSCE), New York 1882

5 Kansas City Board of Trade (KCBT), Kansas City 1856

6 Mid Amerika Commodity Exchange, Chicago 1868

7 Minneapolis Grain Exchange (MGE), Minneapolis 1881

8 New York Cotton Exchange (NYCE) 1870


9 New York Mercantile Exchange (NYMEX) 1872
10 Philadelphia Board of Trade (PBT, 1985) 1985
Pada table tersebut menunjukan bahwa 7 buah bursa berjangka dibangun pada abad ke-19,
sedangkan 3 buah bursa pada abad ke-20. Lima kota besar tempat bursa berjangka berada adalah
Chicago (4 buah), New York (3 buah), Kansas City, Minneapolis, dan Philadelphia masing-masing
satu buah.

CBOT memperdagangkan produk pertanian, instrument finansial, pertambangan,dan indeks saham, instrument
pemerintah sebanyak 225 jenis, indeks, surat dan energy sebanyak 635 jenis, dan 643 macam komoditas di pasar
opsi. System perdagangan: open-outcry method.

KCBT memperdagangkan: gas alam, terigu, dan mini


CBOE memperdagangkan: 700 stock option dan 2
value line index. Sistem perdagangan: open-outcry
stock index. Sistem perdagangan: open-outcry method.
method.

CME memperdagangkan mentega,telur, keju, kentang, dagingbabi, ternak, babi hidup, domba, pakand omba,dan
kayu lapis, valuta asing, logam bernilai, tingkat bunga, indeks saham. Sistem perdagangan: open-outcry method.

Mid Amerika Commodity Exchange memperdagangkan: jagung, jacang kedelai, makanan kacang kedelai,
gandum, terigu, ternak hidup, babi hidup, emas, perak, platinum ,valutaasing, treasury bonds, treasury notes,
treasury bills, dan time deposit. Sistemperdagangan: open-outcry method.
NYCE memperdagangkan: kapas, tepung jus jeruk,
PBT memperdagangkan: stock index dan foreign
indeks valuta asing, dan treasury notes. Sistem
currency. Sistem perdagangan: open-outcry method.
perdagangan: open-outcry method.

NYMEX memperdagangkan: emas, perak, tembaga, indeks saham, minyak mentah, minyak pemanas, unleaded
gasoline, propane, natural gas, platinum, palladium. Sistem perdagangan: open-outcry method dan Computerized
System.

PBT memperdagangkan: stock index dan foreign


currency. Sistem perdagangan: open-outcry method.
BURSA BERJANGKA JEPANG

No Nama Berdiri
1 Tokyo International Financial Futures Exchange (TIFFE) 1989
2 Kanmon Commodity Exchange, di Shimonoseki 1805
3 Kansai Agricultural Commodities Exchange (Kanex), 1993
Osaka
4 Kobe Raw Silk Exchange 1928
5 Kobe Rubber Exchange 1952
6 Maebashi Dried Cocoon Exchange 1952
7 Nagoya Grain and Sugar Exchange 1956
8 Nagoya Textile Exchange 1951
9 Osaka Textile Exchange 1984
10 Tokyo Commodity Exchange (TOCOM) 1984
11 Tokyo Grain Exchange 1952
12 Toyobashi Dried Cocoon Exchange 1937
13 Yokohama Raw Silk Exchange 1894
Pada table tersebut menunjukan bahwa 2 bursa berjangka didirikan pada abad ke-19 dan 11 buah
didirikan pada abad ke-20. Produk yang di perdagangkan kebanyakan sudah tampak pada nama
bursa berjangka itu sendiri.

TIFFE memperdagangkan kontrak “tingkatbunga” dan kontrak “valutaasing”. Valuta asing yang di perdagangkan,
antara lain euroyen, eurodollar, dan USD/JPY currency. Tingkat Bungan dan valuta asing diperjual-belikan
dimaksudkan untuk lindung nilai atau hedging, yaitu untuk mengurangi resiko kerugian yang mungkin terjadi di
masa datang berkaitan dengan gejolak tingkat bunga dan valuta asing.

Kanmon Commodity Exchange


TOCOM memperdagangkan: gold, silver, platinum,
memperdagangkan: soya bean, red bean, white
palladium, rubber, cotton, danwool. Sistem
bean, potato starch, yellow corn, black sugar, dan
perdagangan: Computerized System. Jenis kontrak
beet sugar. Sistem perdagangan: open-outcry
adalah futures.
method dalam trading floor.

Tokyo Grain Exchange memperdagngkan: US


Kanex memperdagangkan: azuki (red) bean,
soya bean, red bean, corn, raw sugar, refined
imported soya bean, raw sugar, refined white soft
sugar dalam bentuk kontrak futures dan kontrak
sugar. Perdagangan dilakukan lewat terminal
option. Perdagangan dilakukan menggunakan
computer dalam trading floor bursa.Jenis kontrak
koputerisasi sejak 1988, dan sebelumnya
yang berlaku adalah futures dan option.
menggunakan open-outcry.
BURSA BERJANGKA CINA
No Nama Berdiri
1 Shenzhen Mercantile Exchange (open-outcry) 1991
2 Shanghai Cereals and Oils Exchange (computerized) 1993
3 Nanjing Petroleum Exchange (open-outcry) 1992
4 Cina Commoodity Futures Exchange (computerized), 1993
Hainan
5 Cina Zhengzhou Commodity Exchange (computerized) 1990

6 Beijing Commodity Exchange (computerized) 1993

7 Guangdong United Futures Exchange (computerized) 1994

Sejak pemerintah Cina beralih dari system ekonomi komunis menjadi system ekonomi pasar pada
decade 80-an, secara serentak telah dibangun 4 bursa efek dan 7 bursa berjangka hanya dalam
waktu 5 tahun. Bersamaan dengan pendirian bursa efek dan bursa berjangka, system desentralisasi
ekonomi dijalankan dengan memberi ekonomi yang luas pada kepada setiap propinsi. Hasilnya
sangat mengejutkan, pertumbuhan ekonomi rata-rata 12 tahun terakhir sebesar 10%/tahun, GNP
per kapita US$960 untuk tahun 2002. Bursa berjangka sebagai saran astabilisasi persediaan dan
stabilisasi harga bagi Cina yang berpenduduk 1,3 milyar jiwa merupakan negara berpenduduk
paling besar di dunia.
Shenzhen Mercantile Exchange memperdagangkan: Shanghai Cereals and Oils Exchange
copper, aluminium, zine, lead, tin, nickel, magnesium, memperdagangkan: soya bean, long-grain rice, mung
dan antimony. Jenis kontrak adalah futures dan akan (green) bean, red bean, corn, white wheat, malting
dikembangkan juga option. barley. Jenis kontrak adalah futures.

Cina Zhengzhou Commodity Exchange


Cina Commoodity Futures Exchange memperdagangkan: wheat, corn, soya bean, mung
memperdagangkan: natural rubber, RBD palm olein, (green) bean, round rice, peanut kernel, soya bean
coffee, cocoa, malting barley. meal, red bean, aluminium, cotton yarn, treasury
notes.

Beijing Commodity Exchange memperdagangkan:


Guangdong United Futures Exchange
corn, soya bean, rapeseed oil, soya bean meal,
memperdagangkan: treasury bond, aluminium,
peanut, wheat, green bean, red bean, copper,
copper, white sugar, gasoline, diesel, heating oil, soya
aluminium, sodium carbonate, plywood,
bean meal, corn, soya bean.
polypropelene, treasury.
BURSA
BERJANGKA 2

INDONESIA
A. Pembangunan Ekonomi Masa Orde Lama (1945 – 1967)
Indonesia merupakan Negara yang baru saja merdeka. Dalam masa ini, perkembangan
perekonomian dibagi dalam 3 (tiga) masa, yaitu :

Masa Kemerdekaan ( 1945 – 1950 )


Keadaan ekonomi pada masa awal
kemerdekaan dapat dibilang sangat tidak
menggembirakan. Hal itu terjadi karena Dalam menghadapi krisis
adanya inflasi yang disebabkan oleh tersebut, pemerintah harus
beredarnya lebih dari satu mata uang secara menentukan beberapa
tidak terkendali. Oktober 1946 Pemerintah RI kebijakan, yaitu :
mengeluarkan ORI (Oeang Republik
Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang, 1. Pinjaman Nasional
namun adanya blockade ekonomi oleh 2. Pemenuhan Kebutuhan
Belanda dengan menutup pintu perdagangan Rakyat
luar negeri mengakibatkan kekosongan kas 3. Melakukan Konferensi
Negara. Akibatnya Negara berada dalam Ekonomi
kondisi krisis keuangan dan kondisi itu tentu
membahayakan bagi keberlangsungan
perekonomian Indonesia pada saat itu.
Masa Demokrasi Liberal (1950 – 1957)
Ciri utama masa Demokrasi Liberal adalah sering bergantinya kabinet. Hal ini disebabkan
karena jumlah partai yang cukup banyak tetapi tidak ada partai yang memiliki mayoritas
mutlak dan hal ini kemudian membuat pada masa ini perekonomian diserahkan sepenuhnya
kepada pasar. Dampak dari kebijakan ini akhirnya hanya memperburuk kondisi
perekonomian Indonesia.

Upaya untuk mengatasi kondisi perekonomian, yaitu :


1. Pemotongan nilai uang, untuk mengurangi jumlah uang yang beredar
agar tingkat harga turun, dikenal dengan sebutan Gunting
Syarifuddin.
2. Melanjutkan program Benteng (Kabinet Natsir), untuk
menumbuhkan wiraswasta pribumi agar bisa berpartisipasi dalam
perkembangan ekonomi nasional dan pembatalan sepihak atas hasil-
hasil KMB, termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda.
3. Memutuskan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB).
Masa Demokrasi Terpimpin ( 1959 – 1967 )
Demokrasi Terpimpin tidak lepas dari sosok Presiden Soekarno, sehingga pemikiran
Soekarno menjadi dasar bagi pelaksanaan demokrasi terpimpin. Dalam pidato beliau yang
berjudul “Kembali ke Rel Revolusi” terbitlah pemikiran Soekarno tentang demokrasi
terpimpin.

Demokrasi Terpimpin benar-benar terjadi setelah muncul Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Mulai
saat itulah Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin. Akibat dari system ini
berdampak pada perubahan struktur ekonomi Indonesia yang akhirnya cenderung berjalan
melalui system etatisme, dimana dalam system ini Negara dan aparatur ekonomi Negara
bersifat dominan serta mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi diluar sektor Negara.

Tidak menunjukkan kondisi perekonomian yang baik justru berdampak pada:


1. Adanya devaluasi (penurunan nilai uang yang tujuannya guna membendung inflasi
yang tetap tinggi, mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, serta agar dapat
meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan)
2. Membentuk lembaga ekonomi
3. Kegagalan dalam bidang moneter
Pada saat ini dibentuk pula Deklarasi Ekonomi, untuk mencapai tahap ekonomi sosialis
Indonesia dengan cara terpimpin.
B. Pembangunan Ekonomi Masa Orde Baru ( 1967 – 1998)
Struktur perekonomian Indonesia pada tahun 1950-1965 dalam keadaan kritis. Pada masa
Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat ekonominya mendominasi seluruh kegiatan ekonomi
sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi swasta. Sehingga, pada permulaan Orde
Baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada
usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan
pokok rakyat.
Tindakan ini dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan
tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program
pembangunan yang telah direncanakan pemerintah.

Upaya pemulihan struktur perekonomian dan pembangunan pada masa orde baru :
1. Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi, stabilisasi ekonomi berarti mengendalikan
inflasi agar harga barang-barang tidak melonjak terus. Rehabilitasi ekonomi adalah
perbaikan secara fisik sarana dan prasarana ekonomi. Hakikat dari kebijkan ini ialah
pembinaan sistem ekonomi berencana yang menjamin berlangsungnya demokrasi
ekonomi ke arah terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
2. Kerja Sama Luar Negeri
3. Pembangunan Nasional
8 Jalur Pemerataan Sebagai Basis Kebijakan Ekonomi :

Kebutuhan Pembagian pendapatan


Pendidikan dan kesehatan
Pokok

Partisipasi wanita & Kesempatan kerja


Kesempatan berusaha
generasi muda

Penyebaran pembangunan Peradilan


Tujuan Pembangunan nasional adalah menciptakan masyarakat adil dan makmur
yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pelaksanaan pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu :


1. Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun,
2. Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pelita atau Pembangunan Lima Tahun),
merupakan jabaran lebih rinci dari pembangunan jangka panjang sehingga tiap pelita
akan selalu saling berkaitan/berkesinambungan.

Pelaksanaan Pembangunan Nasional yang dilaksanakan pemerintah Orde Baru berpedoman


pada Trilogi Pembangunan dan Delapan jalur Pemerataan. Inti dari kedua pedoman tersebut
adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana politik dan ekonomi yang
stabil.

Isi Trilogi Pembangunan :


1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial
bagi seluruh rakyat,
2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi,
3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Selama masa Orde Baru terdapat 6 Pelita, yaitu :
Pelita I (1 April 1969 hingga 31 Maret 1974)
Menitik beratkan pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian. Untuk
meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap
berikutnya.

Pelita II (1 April 1974 hingga 31 Maret 1979)


Menitik beratkan pada sektor pertanian dengan meningkatkan insdutri yang mengolah bahan mentah
menjadi bahan baku. Sasaran utamanya adalah tersedianya pangan, sandang, perumahan, sarana dan
prasarana, mensejahterakan rakyat dan memperluas kesempatan kerja.

Pelita III (1 April 1979 hingga 31 Maret 1984)


Menitik beratkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang
mengolah bahan baku menjadi barang jadi.
Pelita IV (1 April 1984 hingga 31 Maret 1989)
Titik beratnya adalah sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat
menghasilkan mesin industri sendiri.

Pelita V (1 April 1989 hingga 31 Maret 1994)


Titik beratnya pada sektor pertanian dan industri. Indonesia memiki kondisi ekonomi yang cukup baik
dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8 % per tahun.
Pelita VI (1 April 1994 hingga 31 Maret 1999.)
Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan
pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.
Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pembangunan nasional
Indonesia dari pelita ke pelita berikutnya terus mengalami peningkatan keberhasilan
pembangunan.
Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu
perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh. Meskipun Orde Baru berhasil
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi fundamental ekonomi justru rapuh. Titik kulminasi
keterpurukan Orde Baru berujung pada mundurnya Soeharto dari kursi presiden pada tanggal 21
Mei 1998.
C. Pembangunan Ekonomi Masa Reformasi (1998 – 2004)
Masa reformasi dianggap sebagai tonggak baru perjalanan kehidupan bangsa Indonesia dari
sisi sosial dan politik. Muncul beberapa kebijakan yang kemudian menjadi landasan bagi
perjalanan sejarah Bangsa Indonesia kedepan. Kebijakan yang paling menonjol adalah adanya
pergeseran pengelolaan pemerintahan dari sentralitis menjadi desentralitis.

Masa Presiden BJ. Habibie (21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999)


Salah satu tugas penting Presiden Habibie adalah mendapatkan kembali komunitas Negara-negara
donor untuk program pemulihan ekonomi. Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan
ekonomi Indonesia, BJ Habibie melakukan langkah-langkah :

1. Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan unit
Pengelola Aset Negara
2. Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah
3. Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di bawah Rp 10.000,00
4. Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri
5. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF
6. Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang tidak
sehat
7. Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Meski hanya singkat dalam
masa pemerintahannya, namun Habibie menjadi peletak dasar bagi pemerintahan selanjutnya.
Masa Presiden Abdurrahman Wahid / Gus Dur (20 Oktober 1999 - 23 Juli 2001)
Gus Dur memerintah dengan gaya yang agak kontroversial. Banyak pernyataan-pernyataan yang
membuat kebingungan public sehingga berakibat seringnya muncul perdebatan di public yang
tidak memberikan pendidikan bagi masyarakat. Gus Dur juga gemar melakukan perjalanan ke luar
negeri, yang cenderung terkesan pemborosan. Keterbatasan fisiknya juga mempengaruhi
kinerjanya dalam menjalankan pemerintahan.

Perekonomian kala itu butuh perhatian serius dalam penanganannya, salah satunya sector
moneter dan untuk mengatasi krisis moneter dan memperbaiki ekonomi Indonesia, dibentuk
Dewan Ekonomi Nasional (DEN) yang bertugas untuk memecahkan perbaikan ekonomi
Indonesia yang belum pulih dari krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Kondisi perekonomian Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid memliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Kondisi perekonomian Indonesia mulai mengarah pada perbaikan, di antaranya pertumbuhan PDB
yang mulai positif, laju inflasi dan tingkat suku bunga yang rendah, sehingga kondisi moneter
dalam negeri juga sudah mulai stabil.
2. Hubungan pemerintah dengan IMF kurang baik
3. Sosial dan Politik yang tidak stabil dan semakin parah yang membuat investor asing menjadi
enggan untuk menanamkan modal di Indonesia
4. Makin rumitnya persoalan ekonomi ditandai lagi dengan pergerakan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) yang cenderung negative dikarenakan lebih banyaknya kegiatan penjualan
daripada kegiatan pebelian dalam perdagangan saham di dalam negeri.
Masa Pemerintahan Megawati Soekarnoputri (23 Juli 2001 - 20 Oktober 2004)
Salah satu masalah yang mendesak untuk dipecahkan adalah pemulihan ekonomi. Untuk
mengatasi krisis moneter, Megawati berhasil menaikkan pendapatan per kapita dan menurunkan
kurs mata uang rupiah dibawah Rp 10.000,00 dan untuk mengatasi korupsi dibentuklah Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).

Selain itu Pemerintah melakukan kebijakan ekonomi berupa :


1. Pengajuan untuk menunda pembayaran hutang senilai US$ 5.800.000.000
2. Melakukan pembayaran hutang luar negeri senilai Rp. 116.300.000.000.000
3. Melakukan Privatisasi BUMN

Pada masa kepemimpinan Presiden Megawati, perekonomian Indonesia mulai mengalami


kemajuan walaupun masih ada beberapa kebijakannya yang memicu banyak kontroversi tetapi
Megawati sebagai presiden wanita pertama di Indonesia menjadi bagian dari perjalanan sejarah
bangsa Indonesia. Keberhasilannya dalam memperbaiki sector moneter, dan membidani
terbentuknya lembaga korupsi jelas merupakan modal berharga bagi pemerintahan selanjutnya.
Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober 2004 - 2009)
Merupakan presiden pertama yang dipilih oleh rakyat melalui Pemilu tahun 2004 dan tahun 2009.
Perekonomian saat itu sudah mulai membaik dengan angka pertumbuhan ekonomi rata-rata 5%
per tahun. Namun pada masa jabatannya, Indonesia juga mengalami sejumlah bencana alam dan
menjadi tantangan tambahan bagi Presiden yang masih bergelut dengan upaya memulihkan
kehidupan ekonomi Negara dan kesejahteraan rakyat.

Kebijakan SBY yang dianggap kontroversial yaitu :


Kebijakan mengurangi subsidi BBM
Dilatarbelakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialhikan ke subsidi sector
pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT)


Kebijakan ini ditujukan untuk memberikan bantuan langsung berupa uang tunai kepada masyarakat
miskin namun pada kenyataannya kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak dan
pembagiannya juga banyak menimbulkan masalah sosial.
D. Konseptual Sistem Ketahanan Pangan Rakyat Dan Industri.
Pembangunan ketahanan pangan rakyat dan industri melibatkan pembangunan lintas sektoral
secara integral, yaitu sektor produksi, sektor transportasi, sektor pergudangan dan pemasaran.
Pangan adalah salah satu dari 3 kebutuhan primer manusia (dalam versi terbaru, kebutuhan primer
manusia ada 5, dengan tambahan chargeran dan kuota). Secara umum ketahanan pangan adalah
kemampuan untuk mencukupi pangan dan keterjaminan tiap individu untuk memperoleh pangan.
Dalam pelaksanaannya, di Indonesia Undang-undang tersebut mengatur tentang ketahanan pangan
yang meliputi aspek keamanan, mutu, dan keragaman sebagai kondisi yang harus dipenuhi dalam
pemenuhan pangan penduduk yang merata serta harganya terjangkau.

Bahan Industri
Bahan industri adalah bahan mentah, bahan baku, atau barang setengah jadi yang diolah untuk
menjadi bahan yang memiliki nilai jual yang tinggi. Dalam UU No.5 Tahun 1984, industri
didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi.
Dalam pembagiannya bahan industri bisa dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Bahan Mentah 2. Bahan Baku
Bahan yang diambil langsung dari alam Bahan mentah yang telah diolah secara
atau yang diperoleh dari usaha manusia ringan, biasanya masih jauh dari barang
untuk memenuhi kebutuhan industri. jadi/untuk memudahkan proses.

3. Barang Setengah Jadi


Barang yang sudah mengalami proses
industri lebih lanjut dan hampir
mendekati barang jadi.

E. Konseptual Bursa Berjangka Indonesia


Pembangunan ekonomi Indonesia harus melibatkan semua daerah supaya berpartisipasi aktif
agar dapat berkembang dengan cepat secara nasional. Dalam hal ini pemerintah daerah harus
dilibatkan dalam kegiatan bursa berjangka. Semakin banyak anggota bursa, semakin ramai
transaksi di bursa berjangka. Untuk mencapai cita-cita tersebut diperlukan national trading system,
yaitu suatu sistem perdagangan terpadu yang dapat beroperasi secara nasional dan online. Bursa
harus didirikan dengan cara branch system, yaitu ada kantor pusat dan kantor cabang.
Kantor pusat boleh berada di Jakarta dan boleh di wilayah lain.
F. Bursa Berjangka Indonesia.
“Sebagai negara agraris, Indonesia berpotensi menjadi gudang bahan kebutuhan pokok
masyarakat dan kebutuhan dasar industri, tetapi kenyataan menunjukkan sebagai negara
pengimpor beras, jagung, gula, kedelai, ternak dan lainnya.”
Maka dari itu pembangunan sektor pertanian dan sektor peternakan harus segera dilakukan
termasuk sarana prasarana agar produk pertanian dan peternakan melimpah. Infrastruktur harus
segera dibangun agar dapat menunjang pertumbuhan pertanian dan peternakan. Kendaraan
transportasi bermuatan besar harus segera dibangun agar mencapai skala ekonomis dengan biaya
transportasi rendah per unit produk.
Dengan sistem terpadu semacam diatas, semua hasil produk pertanian, peternakan,
perkebunan, kehutanan, pertambangan, gas dan lain-lain sebesar apapun akan terserap oleh pasar.
Bursa berjangka merupakan pasar yang terorganisasi, baik lewat peraturan perdagangan,
peraturan keanggotaan, peraturan pencatatan dan peraturan surveillance and compliance yang
ditetapkan oleh pihak bursa yang mengikat semua pelaku di bursa.

Anda mungkin juga menyukai