Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Digitalisasi Naskah Lontara Sebagai Bentuk
Pelestarian Karya Sastra Bugis-Makassar" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester Mata Kuliah Teori Harga.
Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang pasar berjangka.
Olehnya itu, makalah ini sangat bermanfaat bagi para Mahasiswa Agribsinis.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh tenaga pengajar pada Mata Kuliah
Teori Harga. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Agar
nantinya ketika membuat makalah akan jauh lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu ciri negara yang dapat mengikuti perkembangan zaman adalah negara yang
memiliki teknologi dan informasi yang canggih serta perekonomian yang kuat.
Perkembangan teknologi mutakhir tidak dapat lepas dari pengaruhnya terhadap
kecenderungan gaya hidup dan perilaku ekonomi manusia, demikian pula dengan
perilaku dalam berinvestasi. Akhir-akhir ini perilaku investasi cenderung bergeser dari
investasi riil ke arah investasi finasial. Kehidupan finansial manusia sangat dipengaruhi
oleh perkembangan teknologi informasi yang saat ini berlangsung.
Perdagangan berjangka/bursa berjangka di berbagai negara saat ini melaju sangat pesat
dan telah menjadi salah satu penunjang pertumbuhan perekonomian suatu negara. Dengan
kehadiran dari bursa berjangka itu sendiri berfungsi sebagai tempat diselenggarakannya
perdagangan kontrak berjangka komoditi yang sedikit banyak berperan pada
pertumbuhan ekonomi suatu negara, khususnya di Indonesia. Namun masih banyak orang
yang belum mengerti mengenai cara bagaimana melakukan perdagangan di dalam bursa
berjangka.
Oleh karena itu, penulis merasa perlu membuat rangkuman informasi dalam bentuk
makalah yang mampu memberikan informasi singkat mengenai bursa berjangka.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik mengambil judul Pengenalan Bursa Berjangka
Secara Umum.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini adalah apa yang dimaksud dengan bursa berjangka ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang didapat dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan
informasi kepada pembaca mengenai bursa berjangka.
BAB 2
PEMBAHASAN
Pada tahun 1848, Chicago Board of Trade (CBOT), dibentuklah sebuah bursa berjangka
yang pertama di dunia. Perdagangan masih dalam bentuk kontrak serah dan pada tanggal
13 Maret 1851 dibuatlah kontrak serah yang pertama untuk komoditi jagung. Pada tahun
1865 diperkenalkan standardisasi kontrak serah. Chicago Produce Exchange didirikan
pada tahun 1874, yang kemudian pada tahun 1898 diubah namanya menjadi Chicago
Mercantile Exchange (CME). Pada tahun 1972 dibentuklah sebuah divisi dari CME yang
diberi nama “Pasar Moneter Internasional” (International Monetary Market -IMM),
dengan tujuan untuk menawarkan kontrak serah dalam bentuk valuta asing yaitu :
poundsterling, dollar Kanada, mark Jerman, yen Jepang, peso Meksiko, and frank Swiss.
Pada tahun 1881 di wilayah Midwestern Amerika, sebuah pasar regional dibentuk yaitu
di kota Minneapolis, di negara bagian Minnesota dan pada tahun 1883 diperkenalkanlah
perdagangan berjangka untuk pertama kalinya dan sejak saat itu terus menerus
diperdagangkan hingga hari ini dan Minneapolis Grain Exchange (MGEX) adalah
merupakan satu-satunya pasar opsi dan perdagangan berjangka bagi gandum jenis hard
red spring.
Kelak pada tahun 1970 an dikembangkan kontrak berjangka keuangan di mana dapat
diperdagangkan nilai masa depan dari suku bunga. Pada tahun 1981 diperkenalkan
kontrak Eurodollar (khususnya kontrak Eurodollar berjangka 90 hari) yang memiliki
pengaruh besar terhadap pengembangan pasar swap suku bunga.
Pada tahun 2006, New York Stock Exchange bersama-sama dengan London Exchanges
“Euronext” melaksanakan perdagangan berjangka secara elektronik untuk membentuk
suatu bursa perdagangan berjangka dan opsi lintas benua yang pertama.
Sedangkan menurut UU RI No. 32 tahun 1997, bursa berjangka adalah badan usaha
yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk kegiatan jual beli
komoditi berdasarkan kontrak berjangka serta opsi atas kontrak berjangka. Dengan
kata lain, Bursa berjangka merupakan suatu wadah atau sarana yang di dalamnya
terdapat perdagangan berjangka.
2.2.2 Manfaat Bursa Berjangka
Salah satu manfaat dan kegunaaan utama bursa berjangka ialah sebagai sarana untuk
pengelolaan risiko (risk management) melalui aktivitas lindung nilai atau biasa
disebut hedging. Faktor yang sulit diprediksi seperti perubahan musim ekstrim,
bencana alam dan ketidakpastian lainnya membuat produsen mudah mengalami
kerugian. Oleh karena itu, hedging perlu dilakukan karena pada perdagangan bebas,
fluktuasi harga seringkali memicu dampak negatif terhadap para pelaku pasar.
Aktivitas untuk melindungi nilai dengan memanfaatkan kontrak berjangka juga bisa
memungkinkan mereka untuk menurunkan risiko negatif akibat dari gejolak harga.
Bursa juga dapat memberikan fasilitas bagi produsen untuk menjual komoditasnya
dengan harga yang sudah dipastikan saat ini,yaitu sebelum panen, dan akan
menyerahkan hasil komoditasnya itu di waktu yang akan datang. Selain itu, kontrak
berjangka juga membuat produsen bisa mendapatkan jaminan harga karena tidak akan
terpengaruh dengan kenaikan atau penurunan harga di pasar.
Manfaat kedua adalah sebagai Price Maker, atau sarana pembentukan harga yang adil
dan wajar. Hal ini bisa terjadi karena transaksi dan perdagangan di bursa berjangka
hanya dilakukan oleh anggota bursa atau melalui anggota bursa berjangka. Di
samping itu, proses perdagangan serta transaksi pada bursa berjangka adalah
berdasarkan mekanisme pasar, yakni permintaan dan penawaran secara transparan.
Selain kedua manfaat tersebut, manfaat lainnya adalah sebagai sarana investasi.
Perubahan harga kontrak berjangka biasanya dimanfaatkan oleh investor atau
spekulator untuk memperoleh keuntungan. Umumnya investor atau spekulator akan
menjual kontrak berjangka ketika harga diperkirakan akan turun dan membelinya lagi
saat harga rendah.
Komoditas yang utamanya dijadikan sebagai kontrak berjangka adalah jenis
komoditas pertanian, logam mulia, minyak, dan industri hulu. Dalam kontrak
berjangka, spesifikasi produk sudah ditetapkan dengan jelas yakni hal-hal yang
berhubungan dengan waktu pengiriman/ penyerahan, kuantitas, dan kualitas. Kondisi
ini selanjutnya dapat mendorong terwujudnya kemudahan transaksi dan pasar yang
likuid.
a) Sistem, sarana berupa fasilitas dan pelayanan yang diberikan suatu bursa adalah
lokasi fisik yang layak dan memadai untuk tempat bertransaksi para
anggotanya.
b) Kapasitas komunikasi antara lantai bursa dengan dunia luar.
c) Prosedur yang menjamin ketepatan dan keakuratan proses transaksi.
d) Sistem kliring dan penjaminan (margin) yang efektif untuk menjamin integritas
kontrak.
e) Peraturan dan tata tertib sesuai dengan ketentuan perundangan yang menjamin
perlakuan yang adil bagi semua peserta.
f) Memiliki kontrak berjangka yang “viabel” yaitu kontrak berjangka yang
diperdagangkan di bursa harus dapat dipertahankan kelangsungannya.
g) Badan usaha berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT). Bursa berjangka
diberi wewenang untuk membuat aturan dalam organisasinya, yaitu peraturan
dan tata tertib yang harus dipatuhi oleh anggotanya dan para pelaku
transaksinya. Bursa berjangka tersebut harus harus mencegah terjadinya
tindakan penipuan, cidera janji (wanprestasi), rumor / isu yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan yang dapat mempengaruhi harga, serta tindakan-
tindakan tidak jujur (curang) lainnya yang dapat menurunkan integritas bursa itu
sendiri. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya kecurangan, bursa selalu
melakukan pemantauan yang cermat dan terus-menerus terhadap kegiatan yang
terjadi di perdagangan berjangka ini.
2.3.2 Biaya yang Diperlukan dalam Bursa Berjangka
Dalam perjalanannya, margin ini mungkin memerlukan tambahan (margin call) karena
berkurang dari margin awalnya karena pergerakan harga yang berlawanan dengan yang
diperkirakanya semula. Bila saldo margin mencapai batas tertentu, kepada setiap
nasabah yang memiliki posisi “terbuka“ baik beli atau jual, harus menambah margin-
nya ke besaran semula (margin awal). Margin yang telah ditetapkan berlaku untu
periode waktu tertentu dan dapat di ubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
2.4 Pelaku Bursa Berjangka
Secara garis besar, pelaku bursa berjangka ada dua, yakni hedgers dan spekulator.
Hedgers adalah pihak yang melakukan hedging dalam mengelola risiko perubahan harga
secara tajam. Hedgers meliputi produsen komoditas, konsumen komoditas, manager
portofolio dan Hedge Fund. Sedangkan pelaku bursa berjangka kedua adalah spekulator.
Walau sering dipandang negatif karena bertransaksi tanpa minat nyata untuk membeli
barang, kehadiran para spekulator bisa memberikan manfaat kerena mereka dapat
menyediakan likuiditas di pasar. Spekulator secara aktif meramaikan kegiatan transaksi
jual beli di bursa.
Ada empat jenis spekulator di bursa berjangka, yaitu Individual Trader, Proprietary
Trader, Hedge Fund, dan Market Maker seperti perusahaan broker atau dealer.
Agar performa serta kontrak berjangka yang diperdagangkan pada bursa berjangka
terpenuhi, terdapat sebuah lembaga penjamin bernama Lembaga Kliring Berjangka.
Lembaga ini memiliki peran penting dan berfungsi untuk menjamin perdagangan. Di
samping itu, Lembaga Kliring juga melakukan pengelolaan risiko dengan melakukan
beberapa cara, diantaranya mengadakan pembinaan serta pengawasan kondisi keuangan
anggota Lembaga Kliring Berjangka.
Jadi, lembaga kliring dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga penjamin dan
pengelolaan risiko menerapkan beberapa cara dalam mengelola risiko yang
dihadapinya, yaitu