Anda di halaman 1dari 15

PERTEMUAN KE 3

TENTANG PASAR MODAL

PEMBAHASAN

A. Pasar Modal

Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat berharganya di pasar modal. Surat berharga
yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual di pasar primer (primary market). Surat berharga yang baru
dijual dapat berupa penawaran perdana ke publik (initial public offering atau IPO) atau tambahan surat
berharga baru jika perusahaan sudah going public (sekuritas tambahan ini sering disebut dengan seasoned
new issues). Selanjutnya surat berharga yang sudah beredar diperdagangkan di pasar sekunder (secondary
market). Tipe lain dari pasar modal adalah pasar ketiga (third market) dan pasar keempat (fourth market).
Pasar ketiga merupakan pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar kedua tutup. Pasar ketiga
dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli dan penjual pada saat pasar kedua tutup. Pasar
keempat merupakan pasar modal yang dilakukan diantara institusi berkapasitas besar untuk menghindari
komisi untuk broker. Pasar keempat umumnya menggunakan jaringan komunikasi untuk
memperdagangkan saham dalam jumlah blok yang besar. Contoh pasar keempat misalnya insinet yang
dimiliki oleh Reuter yang menangani lebih dari satu miliar lembar saham tiap tahunnya.

Fenomena menarik yang terjadi di penawaran perdana ke public adalah fenomena harga rendah
(underpricing). Fenomena harga rendah terjadi karena penawaran perdana ke publik yang secara rerata
murah. Secara rerata membeli saham di penawaran perdana dapat mendapatkan return awal (initial return)
yang tinggi. Return awal (initial return) adalah return yang diperoleh dari aktiva di penawaran perdana
mulai dari saat dibeli di pasar primer sampai pertama kali didaftarkan di pasar sekunder. Pembelian
aktiva, misalnya saham,di pasar primer belum dapat dijualsampai aktiva tersebut terdaftar di pasar
sekunder. Setelah masuk di pasar sekunder, saham tersebut mulai diperdagangkan dalam bentuk jual dan
beli. Waktu rata-rata dari pembelian suatu saham di pasar primer sampai masuk pertama kali di pasar
sekunder adalah sekitar 15 hari,sehingga return awal juga disebut dengan nama 15 hari return awal (15
days initial return).

Umumnya perusahaan menyerahkan permasalahan yang berhubungan dengan IPO (initial public offering)
ke banker investasi (investmen barker) yang mempunyai keahlian di dalam penjualan sekuritas.
Penjualan saham baru yang melibatkan banker investasi ini dijual di pasar primer (primary market).
Banker investasi merupakan perantara antara perusahaan yang menjual saham (disebut dengan emiten)
dengan investor. Banker invesasi selainberfungsi sebagai pemberi saran (advisory function), banker
investasi juga berfungsi sebagai pembeli saham (underwriting function) dan sebagai pemasar saham ke
investor(marketing function).

Pasar modal sekunder dibedakan menjadi pasar bursa saham (stock exchange) dan over-the counter
(OTC) market. Proses penjualan saham di stock exchange market umumnya menggunakan system lelang
(auction) sehingga pasar sekunder ini juga sering disebut dengan auction market. Pasar lelang merupakan
pasar modal yang melakukan transaksi secara terbuka dan harga ditentukan oleh penawaran dan
permintaan dari anggota bursa. Saat ini pasar sekunder terbesar di dunia adalah New York stock
Exchange (NYSE) dan Tokyo Stock Exchange (TSE). Over The Counter (OTC)market merupakan pasar
modal untuk perusahaan yang lebih kecil dibandingkan dengan yang terdaftar di stock exchange. Di
Indonesia OTC market adalah bursa parallel yang didirikan pada tahun 1989.

Menurut buku "Effectengids" yang dikeluarkan Vereneging voor den Effectenhandel pada tahun 1939,
transaksi efek telah berlangsung sejak 1880 namun dilakukan tanpa organisasi resmi sehingga catatan
tentang transaksi tersebut tidak lengkap. Pada tahun 1878 terbentuk perusahaan untuk perdagangan
komuitas dan sekuritas, yakti Dunlop & Koff, cikal bakal PT. Perdanas.[

Tahun 1892, perusahaan perkebunan Cultuur Maatschappij Goalpara di Batavia mengeluarkan


prospektus penjualan 400 saham dengan harga 500 gulden per saham. Empat tahun berikutnya (1896),
harian Het Centrum dari Djoejacarta juga mengeluarkan prospektus penjualan saham senilai 105 ribu
gulden dengan harga perdana 100 gulden per saham. Tetapi, tidak ada keterangan apakah saham tersebut
diperjualbelikan. Menurut perkiraan, yang diperjualbelikan adalah saham yang terdaftar di bursa
Amsterdam tetapi investornya berada di Batavia, Surabaya dan Semarang. Dapat dikatakan bahwa ini
adalah periode permulaan sejarah pasra modal Indonesia.
Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-
besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan
sebaik-baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang
penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi.

Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar modal. Setelah mengadakan
persiapan, maka akhirnya Amsterdamse Effectenbueurs mendirikan cabang yang terletak di Batavia
(Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912, yang menjadi penyelenggara adalah Vereniging voor de
Effectenhandel dan langsung memulai perdagangan. Di tingkat Asia, bursa Batavia ini merupakan yang
keempat tertua terbentuk setelah Bombay (1830), Hong Kong (1847), dan Tokyo (1878). Pada saat awal
terdapat 13 anggota bursa yang aktif (makelar) yaitu : Fa. Dunlop & Kolf; Fa. Gijselman & Steup; Fa.
Monod & Co.; Fa. Adree Witansi & Co.; Fa. A.W. Deeleman; Fa. H. Jul Joostensz; Fa. Jeannette Walen;
Fa. Wiekert & V.D. Linden; Fa. Walbrink & Co; Wieckert & V.D. Linden; Fa. Vermeys & Co; Fa.
Cruyff dan Fa. Gebroeders.

Pada awalnya bursa ini memperjualbelikan saham dan obligasi perusahaan/perkebunan Belanda yang
beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan pemerintah (provinsi dan kotapraja), sertifikat saham
perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda serta efek
perusahaan Belanda lainnya.

Meskipun pada tahun 1914 bursa di Batavia sempat ditutup karena adanya Perang Dunia I, namun dibuka
kembali pada tahun 1918. Perkembangan pasar modal di Batavia tersebut begitu pesat sehingga menarik
masyarakat kota lainnya. Untuk menampung minat tersebut, pada tanggal 11 Januari 1925 di kota
Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang resmi didirikan bursa. Anggota bursa di Surabaya waktu itu
adalah: Fa. Dunlop & Koff, Fa. Gijselman & Steup, Fa. V. Van Velsen, Fa. Beaukkerk & Cop, dan N.
Koster. Sedangkan anggota bursa di Semarang waktu itu adalah : Fa. Dunlop & Koff, Fa. Gijselman &
Steup, Fa. Monad & Co, Fa. Companien & Co, serta Fa. P.H. Soeters & Co. Hal ini dikarenakan keadaan
pasar modal waktu itu cukup menggembirakan yang terlihat dari nilai efek yang tercatat yang mencapai
NIF 1,4 miliar (jika di indeks dengan harga beras yang disubsidi pada tahun 1982, nilainya adalah + Rp. 7
triliun) yang berasal dari 250 macam efek.

Periode menggembirakan ini tidak berlangsung lama karena dihadapkan pada resesi ekonomi tahun 1929
dan pecahnya Perang Dunia II (PD II). Keadaan yang semakin memburuk membuat Bursa Efek Surabaya
dan Semarang ditutup terlebih dahulu. Kemudian pada 10 Mei 1940 disusul oleh Bursa Efek Jakarta.
Selanjutnya baru pada tanggal 3 Juni 1952, Bursa Efek Jakarta dibuka kembali. Operasional bursa pada
waktu itu dilakukan oleh PPUE (Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek) yang beranggotakan bank
negara, bank swasta dan para pialang efek. Pada tanggal 26 September 1952 dikeluarkan Undang-undang
No 15 Tahun 1952 sebagai Undang-Undang Darurat yang kemudian ditetapkan sebagai Undang-Undang
Bursa.

Namun kondisi pasar modal nasional memburuk kembali karena adanya nasionalisasi perusahaan asing,
sengketa Irian Barat dengan Belanda, dan tingginya inflasi pada akhir pemerintahan Orde Lama yang
mencapai 650%. Hal ini menyebabklan tingkat kepercayaan masyarakat kepada pasar modal merosot
tajam, dan dengan sendirinya Bursa Efek Jakarta tutup kembali.

Baru pada Orde Baru kebijakan ekonomi tidak lagi melancarkan konfrontasi terhadap modal asing.
Pemerintah lebih terbuka terhadap modal luar negeri guna pembangunan eknomi yang berkelanjutan.[butuh
rujukan]
Beberapa hal yang dilakukan adalah pertama, mengeluarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun
1976 tentang pendirian Pasar Modal, membentuk Badan Pembina Pasar Modal, serta membentuk Badan
Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM). Yang kedua ialah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.25
Tahun 1976 tentang penetapan PT Danareksa sebagai BUMN pertama yang melakukan go public dengan
penyertaan modal negara Republik Indonesia sebanyak Rp. 50 miliar. Yang ketiga adalah memberikan
keringan perpajakan kepada perusahaan yang go public dan kepada pembeli saham atau bukti penyertaan
modal

Perkembangan pasar modal selama tahun 1977 s/d 1987 mengalami kelesuan meskipun pemerintah telah
memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan dana dari bursa efek.
Tersendatnya perkembangan pasar modal selama periode itu disebabkan oleh beberapa masalah antara
lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat, adanya batasan fluktuasi harga saham
dan lain sebagainya. PT. Semen Cibinong merupakan perusahaan pertama yang dicatat dalam saham BEJ.

Baru setelah pemerintah melakukan deregulasi pada periode awal 1987, gairah di pasar modal kembali
meningkat. Deregulasi yang pada intinya adalah melakukan penyederhanaan dan merangsang minat
perusahaan untuk masuk ke bursa serta menyediakan kemudahan-kemudahan bagi investor. Kebijakan ini
dikenal dengan tiga paket yakni Paket Kebijaksanaan Desember 1987, Paket Kebijaksanaan Oktober
1988, dan Paket Kebijaksanaan Desember 1988.

Paket Kebijaksanaan Desember 1987 atau yang lebih dikenal dengan Pakdes 1987 merupakan
penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan obligasi, dihapuskannya biaya yang sebelumnya
dipungut oleh Bapepam, seperti biaya pendaftaran emisi efek. Kebijakan ini juga menghapus batasan
fluktuasi harga saham di bursa efek dan memperkenalkan bursa paralel. Sebagai pilihan bagi emiten yang
belum memenuhi syarat untuk memasuki bursa efek

Kemudian Paket Kebijaksanaan Oktober 1988 atau disingkat Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankkan,
namun mempunyai dampak terhadap perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan tentang ketentuan 3
L (Legal, Lending, Limit), dan pengenaan pajak atas bunga deposito. Pengenaan pajak ini berdampak
positif terhadap perkembangan pasar modal. Sebab dengan keluarnya kebijaksanaan ini berarti
pemerintah memberi perlakuan yang sama antara sektor perbankan dan sektor pasar modal.

Yang ketiga adalah Paket Kebijaksanaan Desember 1988 atau Pakdes 88 yang pada dasarnya memberikan
dorongan yang lebih jauh pada pasar modal dengan membuka peluang bagi swasta untuk
menyelenggarakan bursa.Hal ini memudahkan investor yang berada di luar Jakarta.

Di samping ketiga paket kebijakan ini terdapat pula peraturan mengenai dibukanya izin bagi investor
asing untuk membeli saham di bursa Indonesia yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Keuangan No.
1055/KMK.013/1989. Investor asing diberikan kesempatan untuk memiliki saham sampai batas
maksimum 49% di pasar perdana, maupun 49 % saham yang tercatat di bursa efek dan bursa paralel.
Setelah itu disusul dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 yang
diubah lagi dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 1199/KMK.010/1991. Dalam keputusan ini
dijelaskna bahwa tugas Bapepam yang semula juga bertindak sebagai penyelenggara bursa, maka hanya
menjadi badan regulator. Selain itu pemerintah juga membentuk lembaga baru seperti Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI), Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), reksadana, serta manajer
Investasi.

Keadaan setelah kebijakan deregulasi itu dikeluarkan benar-benar berbeda. Pasar modal menjadi sesuatu
yang menggemparkan, karena investasi di bursa efek berkembang sangat pesat. Banyak perusahaan antri
untuk dapat masuk bursa. Para investor domestik juga ramai-ramai ikut bermain di bursa saham. Selama
tahun 1989 tercatat 37 perusahaan go public dan sahamnya tercatat (listed) di Bursa Efek Jakarta.
Sedemikian banyaknya perusahaan yang mencari dana melalui pasar modal, sehingga masyarakat luas
pun berbondong-bondong untuk menjadi investor. Perkembangan ini berlanjut dengan swastanisasi bursa,
yakni berdirinya PT. Bursa Efek Surabaya, serta pada tanggal 13 Juli 1992 berdiri PT. Bursa Efek Jakarta
yang menggantikan peran Bapepam sebagai pelaksana bursa.

Akibat dari perubahan yang menggembirakan ini adalah semakin tumbuhnya rasa kepercayaan investor
terhadap keberadaan pasar modal Indonesia. Hal ini ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan
mengeluarkan peraturan berupa Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 yang berlaku efektif sejak tanggal 1
Januari 1996. Undang-undang ini dilengkapi dengan peraturan organiknya, yakni Peraturan Pemerintah
No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, serta Peraturan
Pemerintah No. 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.

Tahun 1995, mulai diberlakukan sistem JATS (Jakarta Automatic Trading System). Suatu system
perdagangan di lantai bursa yang secara otomatis me-matchkan antara harga jual dan beli saham. Sebelum
diberlakukannya JATS, transaksi dilakukan secara manual. Misalnya dengan menggunakan “papan tulis”
sebagai papan untuk memasukkan harga jual dan beli saham. Perdagangan saham berubah menjadi
scripless trading, yaitu perdagangan saham tanpa warkat (bukti fisik kepemilikkan saham)Lalu dengan
seiring kemajuan teknologi, bursa kini menggunakan sistem Remote Trading, yaitu sistem perdagangan
jarak jauh.

Pada tanggal 22 Juli 1995, BES merger dengan Indonesian Parallel Stock Exchange (IPSX), sehingga
sejak itu Indonesia hanya memiliki dua bursa efek: BES dan BEJ.

Pada tanggal 19 September 1996, BES mengeluarkan sistem Surabaya Market information and
Automated Remote Trading (S-MART) yang menjadi Sebuah sistem perdagangan yang komprehensif,
terintegrasi dan luas remote yang menyediakan informasi real time dari transaksi yang dilakukan melalui
BES.

Pada tahun 1997, krisis ekonomi melanda negara-negara Asia, khususnya Thailand, Filipina, Hong Kong,
Malaysia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, dan Cina, termasuk Indonesia. Akibatnya, terjadi penurunan
nilai mata uang asing terhadap nilai dolar.

Bursa Efek Jakarta melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya pada akhir 2007 dan pada awal 2008
berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia.

Dari regulasi yang dikeluarkan periode ini mempunyai ciri khas yakni, diberikannya kewenangan yang
cukup besar dan luas kepada Bapepam selaku badan pengawas. Amanat yang diberikan dalam UU Pasar
Modal secara tegas menyebutkan bahwa Bapepam dapat melakukan penyelidikan, pemeriksaan, dan
penyidikan jika terjadi kejahatan di pasar modal.

Para Pemain di Pasar Modal


Di dalam melakukan transaksi jual beli surat-surat berharga di dalam pasar modal pastilah banyak
terlibat disana, saat ini kita akan membahas beberapa pemain dipasar modal, dimana antara lain adalah :
1. Emiten
Emiten adalah perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau
melakukan emisi di bursa disebut emiten.dalam melakukan emisi emiten dapat memilih dari antara emisi
yang tersedia di pasar modal.

2. Investor
Investor adalah orang atau lembaga yang memiliki kelebihan uang dan akan ditanamkan pada
perusahaan emisi. Sebelum membeli surat-surat berharga yang ditawarkan para investor biasanya
melakukan penelitian dan analisisanalisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan,
prospek usaha emiten dan analisis lainya.

3. Lembaga Penunjang
Beberapa lembaga penunjang yang terdapat di dalam pasar modal,lembaga ini tugasnya anatar
lain, mempermudah emiten dan investor dalam melakukan operasinya di dalam pasar modal.
Beberapa lembaga penunjang tersebut adalah sebagai berikut :
a. Penjamin emisi
Merupakan lembaga yang menjamin terjualnya saham atau obligasi sampai batas waktu
tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten.
b. Perantara perdagangan efek
Lebih dikenal dengan istilah broker atau pialang, dimana tugas broker ini adalah menjadi
perantara dalam jual beli efek, yaitu perantara anatara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor).
c. Pedagang efek
Pedagang efek dalam pasar modal berfungsi sebagai pedagang dalam jual beli efek dan sebagai
perantara dalam jual beli efek.
d. Penanggung
Penengah antara si pemberi kepercayaan dengan si penerima kepercayaan.Penanggung dalam
hal ini harus dapat memberikan keyakinan dan kepercayaan atas resiko yang mungkin timbul dari emiten.

Lembaga Yang terlibat di Pasar Modal


Lembaga yang “bermain” di dalam pasar modal terdiri dari berbagai perusahaan, di mana
antara satu lembaga dengan lembaga lain hubungannya saling membutuhkan, oleh karena itu kerjasama
dengan masing-masing pihak sangat diharapkan. Lembaga-lembaga tersebut terdiri dari lembaga
pemerintah
dan lembaga swasta.

Adapun lembaga-lembaga tersebut antara lain adalah sebagai berikut :


1. Lembaga-lembaga pemerintah
Merupakan lembaga yang dibentuk oleh negara untuk membantu kelancaran operasi di dalam
pasar modal, mulai dari rencana emisi sampai dengan penjualan efeknya

Lembaga-lembaga pemerintah itu adalah :


a. Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM)
BAPEPAM merupakan lembaga pengatur pasar modal, yang bertugas mengatur dan
melaksanakan pasar modal di Indonesia agar berjalan dngan lancar sesuai dengan prosedur dana ktentuan
yang berlaku.
b. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Badan inilah yang akan memproses izin penanaman modal yang akan dilakukan di dalam pasar
modal, izin akan diberikan untuk perusahaan yang memenuhi syarat untuk perusahaan yang akan go
publik, baik perusahaan tersebut adalah perusahaan dalam negeri ataupun perusahaan luar negeri.
c. Departemen Teknis
Pemberian izin suatu usaha akan tergantung dari departemen yang membawahi suatu bidang
usaha, sebagai contoh ketika kita akan membuat usaha travel, maka kita akan menta izin usaha pada
Departemen Perhubungan.
d. Departaman Kehakiman
Bagi perusahaan yang berbentuk PT maka sebelum didirikan perusahaan yang bersangkutan
harus disahkan terlebih dahulu oleh Departemen Kehakiman.

2. Lembaga-Lembaga Swasta
beberapa lembaga swasta yang membantu operasional pasar modal agar berjalan dengan baik
dan lancar, diantara lembaga-lembaga swasta yang ada di pasar modal adalah sebagai berikut :
a. Notaris
Dalam melakukan penjualan surat-surat berharga di pasar modal haruslah terlebihdahulu
dibicarakan dan disetujui dalam rapat umum pemegang saham. Dimana hasil rapat umum pemegang
saham dituangkan ke dalam catatan dan disahkan, bila diperlukan oleh jasa notaris.
b.Akuntan Publik
Akuntan publik diperlukan untuk melakukan penilaian dan menentukan keleyakan dari laporan
keuangan seperti neraca, laporan rugi/laba dan laporan perubahan modal emiten dan Akuntan publik yang
akan melakukan penilaian haruslah disahkanoleh BPKP.
c. Konsultan umum
Tugas konsultan hukum adalah meneliti secara sungguh-sungguh atau dokumen-dokumen ysng
dipersyaratkan, seperti akte pendirian dan anggaran perusahaan beserta perubahan-perubahannya jika ada,
penilaian izin usaha, status kepemilikan dari aktiva perusahaan.
d. Penilai
Untuk menilai kewajaran dari nilai suatu aktiva seperti tanah, mesinmesin, gedung, mobil dan
aktiva lainnya diperlukan jasa penilai profesional. Penilai akan menilai berapa nilai yang wajar sekarang
ini dan setelah dilakukan revaluasi, sehingga seluruh aktiva dapat diketahui secara jelas dan benar.
e. Konsultan efek
Bertugas memberikan pendapat tentang keuangan dan manajemen emiten,dimana konsultasi
yang diberikan berupa jenis data yang dip[erlukan,pemilihan sumber dana yang diinginkan serta struktur
permodalan yang tepat.

Pasar modal (capital modal) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan
merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari satu
tahun. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi
tempat efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Pengertian bursa efek (stock exchange) adalah
suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pengertian efek adalah setiap surat berharga (sekuritas) yang
diterbitkan oleh perusahaan, misalnya: surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial
paper), saham, obligasi, tanda bukti utang, bukti right (right issue), dan waran (warrant).
Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar konkret atau abstrak
yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu
tahun ke atas. Umumnya yang termasuk pihak penawar adalah perusahaan asuranssi, dana pensiun, bank-
bank tabungan sedangkan yang termasuk peminat adalah pengusaha, pemerintah dan masyarakat umum.
Pasar modal berbeda dengan pasar uang (money market). Pasar uang berkaitan dengan instrument
keuangan jangka pendek (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dan merupakan pasar yang abstrak.
Instrument pasar uang biasanya terdiri dari berbagai jenis surat berharga jangka pendek seperti sertifikat
deposito, commercial papper, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar Uang (SPBU).

PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA

Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad ke-19.
Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreninging voor den Effectenhandel pada tahun
1939, jual beli efek telah berlangsung sejak 1880. Pada tanggal Desember 1912, Amserdamse
Effectenbeurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut
merupakan yang tertua keempat setelah Bombay, Hongkong, dan Tokyo. Aktivitas yang sekarang
diidentikkan sebagai aktivitas pasar midal sudah sejak tahun 1912 di Jakarta. Aktivitas ini pada waktu itu
dilakukan oleh orang-orang Belanda di Batavia yang dikenal sebagai Jakarta saat ini. Sekitar awal abad
ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia.
Sebagai salah satu sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para
penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh
lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu
mendirikan pasar midal. Setelah mengadakan persiapan akhirnya berdiri secara resmi pasar midal di
Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan bernama Verreninging
voor den Effectenhandel (bursa efek) dan langsung memulai perdagangan. Efek yang dperdagangkan
pada saat itu adalah saham dan obligasi perusahaan milik perusahaan Belanda serta obligasi pemerintah
Hindia Belada. Bursa Batabia dihentikan pada perang dunia yang pertama dan dibuka kembali pada tahun
1925 dan menambah jangkauan aktivitasnya dengan membuka bursa paralel di Surabaya dan Semarang.
Aktivitas ini terhenti pada perang dunia kedua.

Setahun setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya pada tahun 1950, obligasi
Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah. Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali Pasar
Modal Indonesia. Didahului dengan diterbitkannya Undang-undang Darurat No. 13 tanggal 1 September
1951, yang kelak ditetapkan senagai Undang-undang No. 15 tahun 1952, setelah terhenti 12 tahun.
Adapun penyelenggarannya diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE)
yang terdiri dari 3 bangk negara dan beberapa makelar efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai
penasihat. Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank Industri Negara mengeluarkan pinjaman obligasi
berturut-turut pada tahun 1954, 1955, dan 1956. Para pembeli obligasi banyak warga negara Belanda,
baik perorangan maupun badan hukum. Semua anggota diperbolehkan melakukan transaksi abitrase
dengan luar negeri terutama dengan Amsterdam.
Menjelang akhir era 50-an, terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di bursa. Hal ini
diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI terhadap Belanda sehingga mengganggu
hubungan ekonomi kedua negara dan mengakibatkan banyak warga begara Belanda meninggalkan
Indonesia. Perkembangan tersebyut makin parah sejalan dengan memburuknya hubungan Republik
Indonesia denan Belanda mengenai sengketa Irian Jaya dan memuncaknya aksi pengambil-alihan semua
perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai dengan Undang-undang Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958.
Kemudian disusul dengan instruksi dari Badan Nasonialisasi Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun
1960, yaitu larangan Bursa Efek Indonesia untuk memperdagangkan semua efek dari perusahaan Belanda
yangberoperasi di Indonesia, termasuk semua efek yang bernominasi mata uang Belanda, makin
memperparah perdagangan efek di Indonesia.
Pada tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal
(Bapepam), institusi baru di bawah Departemen Keuangan. Unuk merangsang perusahan melakukan
emisi, pemerintah memberikan keringanan atas pajak persetoan sebesar 10%-20% selama 5 tahun sejak
perusahaan yang bersangkutan go public. Selain itu, untuk investor WNI yang membeli saham melalui
pasar midal tidak dikenakan pajar pendapatan atas capital gain, pajak atas bunga, dividen, royalti, dan
pajak kekayaan atas nilai saham/bukti penyertaan modal.
Pada tahun 1988, pemerintah melakuka deregulasi di sektor keuangan dan perbankan termasuk
pasar midal. Deregulasi yang memengaruhi perkembangan pasar midal antara lain Pakto 27 tahun 1988
dan Pakses 20 tahun 1988. Sebelum itu telah dikeluarkan Paker 24 Desember 1987 yang berkaitan dengan
usaha pengembangan pasar modal meliputi pokok-pokok:
a. Kemudahan syarat go public antar lain laba tidak harus mencapai 10%.
b. Diperkenalkan Bursa Paralel.
c. Penghapusan pungutan seperti fee pendaftaran dan pencatatan di bursa yang sebelumya dipungut oleh
Bapepam.
d. Investor asing boleh membeli saham di perusahaan yang go public.
e. Saham boleeh dierbitkan atas unjuk.
f. Batas fluktuasi harga saham di bursa efek sebesar 4% dari kurs sebelum ditiadakan.
g. Proses emisi sudah diselesaikan Bapepem dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari sejak dilengkapinya
persyaratan.
Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham dswastanisasi menjadi PT Bursa Efek Jakarta.
Swastanisasi bursa saham menjadi PT BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal.

MANFAAT PASAR MODAL

1. Bagi Emiten
Bagi emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
 jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar
 dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
 tidak ada convenantsehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana/perusahaan
 solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
 ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil

2. Bagi investor
Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
 nilai investasi perkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin pada
meningkatnya harga saham yang mencapai kapital gain
 memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga yang mengambang
bagi pemenang obligasi
 dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi risiko

Peran dan Manfaat Pasar Modal

a. Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien.

Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efek – efek yang baru
ditawarkan ataupun yang diperdagangkan di pasar modal.

b. Pasar modal sebagai alternatif investasi

Pasar modal memudahkan alternatif berinvestasi dengan memberikan sejumlah keuntungan dan sejumlah
resiko tertentu.

c. Memudahkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik.

d. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transparan.

e. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional.

Dengan keberadaan Pasar Modal, perusahaan-perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana, sehingga
akan mendorong perekonomian nasional menjadi lebih maju, yang akan menciptakan kesempatan kerja
yang luas, serta meningkatkan pendapatan pajak bagi pemerintah.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

[Desember  Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh


1912] Pemerintah Hindia Belanda

[1914 – 1918]  Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I

[1925 – 1942]  Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya

[Awal tahun  Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan
1939] Surabaya ditutup

[1942 – 1952]  Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II

[1956]  Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin


tidak aktif

[1956 – 1977]  Perdagangan di Bursa Efek vakum

[10 Agustus  Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ
1977] dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).
Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal.
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public
PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang
Surat Berharga Syariah Negara

[1977 – 1987]  Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987
baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan
dibandingkan instrumen Pasar Modal

[1987]  Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang
memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di
Indonesia

[1988 – 1990]  Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan.
Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat

[2 Juni 1988]  Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker dan dealer

[Desember  Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang


1988] memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa
kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal

[16 Juni  Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh
1989] Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya

[13 Juli 1992]  Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ

[22 Mei 1995]  Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem
computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)

[10  Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995


November tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai
1995] Januari 1996

[1995]  Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya

[2000]  Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai


diaplikasikan di pasar modal Indonesia

[2002]  BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote


trading)

[2007]  Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta


(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)

[02 Maret
 Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek
2009]
Indonesia: JATS-NextG

Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan Prospectus,On margin dan In street name?


2. Tuliskan rumus mencari Marjin sesungguhnya?
3. Investor dapat membeli sekuritas dengan marjin awal yang di isyaratkan 50%. Investor membeli
sebanyak 1.000 lembar saham dengan nilai Rp.5.000,- per lembarnya. Jumlah seluruh transaksi
ini adalah sebesar 1.000 dikalikan dengan Rp.5.000,- atau sebesar Rp.5.000.000,- jumlah marjin
yang harus dibayar oleh investor adalah sebesar 50% x Rp.5.000.000,- atau Rp.2.500.000,- dan
sisanya merupakan utang investor ke broker. Jika harga saham naik dari Rp.5.000,- per lembar
menjadi Rp.7.000,- per lembar,maka nilai pasar dari sekuritas yang dimiliki oleh investor adalah
1000 x Rp.7.000,-=Rp.7.000.000,-. Jumlah yang dipinjam broker masih tetap,yaitu sebesar 50% x
1.000 x Rp 5.000,-=Rp.2.500.000,-. Tentukan besarnya marjin sesungguhnya.

Daftar Pustaka

1. Buku teori portofolio dan analisis investasi edisi 10 Prof. Dr. Jogianto Hartono, M.B.A., CA.
2. file:///C:/Users/Acer/Documents/Jendela%20Pasar%20Modal%20%20Pengertian%20Pasar%20
Modal%20dan%20Perkembangannya%20di%20Indonesia.htm
3. file:///C:/Users/Acer/Documents/Makalah%20Pasar%20Modal%20Lengkap%20~%20Edukasi.ht
m
4. file:///C:/Users/Acer/Documents/Materi-
Materi%20Kuliah%20%20BAB%208%20PASAR%20MODAL.htm
5. file:///C:/Users/Acer/Documents/Pasar%20modal%20-
%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm
6. file:///C:/Users/Acer/Documents/PASAR%20MODAL%20INDONESIA%20%20%20aanadesap
utro.htm
7. file:///C:/Users/Acer/Documents/Pengertian%20Pasar%20Modal,%20Fungsi,%20Jenis,%20Pelak
u,%20Produk,%20Mekanisme%20Kerja%20Bursa%20Efek,%20Indeks%20Harga%20Saham,%
20Penawaran%20Umum,%20Ekonomi.htm

Anda mungkin juga menyukai