Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

SEJARAH PASAR MODAL DARI MASA KE MASA

Disusun oleh :

Edian Bastian (2120123043)


Lokal Mkn Mandiri B

PASCA SARJANA MAGISTER KENOTARIATAN


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
SEJARAH PASAR MODAL INDONESIA, DARI MASA KE MASA

Sejarah Pasar Modal Indonesia


Secara historis, Sejarah Pasar Modal Indonesia sudah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka,
tepatnya sejak zaman kolonial Belanda. Tetapi terdapat perdebatan mengenai kapan pasar modal di
Indonesia pertama kali muncul. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagaimana dikutip dalam artikel
informasi sejarah dan milestone, Pasar Modal atau Bursa Efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar Modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda
untuk kepentingan pemerintah Kolonial atau VOC. Sementara, dalam buku yang dirilis oleh Vereeniging
Voor Den Effectenhandel berjudul “Effectengids” dikatakan jika perdagangan efek di Indonesia telah
berlangsung sejak 1880, selain itu perdagangan efek tersebut dilakukan bukan dari organisasi resmi
sehingga catatan transaksi tidak lengkap. Pada tahun 1878 terbentuk perusahaan untuk perdagangan
Komunitas dan Sekuritas, yakni Dunlop & Koff, cikal bakal PT Perdanas.

Selanjutnya, transaksi saham pada perdagangan efek pertama kali tercatat pada tahun 1892,
yang dilakukan oleh Perusahaan Perkebunan di Batavia yaitu Cultuur Maatschappij Goalpara. Dikutip
dari Glints (21/04/2021) dituliskan bahwa perusahaan tersebut menjual 400 saham dengan harga 500
gulden per saham yang beredar. Empat tahun kemudian, Het Centrum juga merilis prospektus penjualan
saham yang memiliki nilai hingga 105 ribu gulden dengan harga per lembar sahamnya sebesar 100
gulden. Setelah transaksi-transaksi tersebut, pemerintah Hindia Belanda, yakni Vereenigde Oostindische
Compagnie (VOC) mendirikan bursa efek di Batavia pada tahun 1912. Ketika itu bursa efek didirikan
untuk kepentingan pemerintah kolonial, sebagai penguasa perdagangan di Asia. VOC membuka bursa
efek juga untuk mencari modal dalam pembangunan perkebunan massal di Indonesia.

Hanya berselang dua tahun, Bursa Efek terpaksa ditutup pada tahun 1914 karena adanya Perang
Dunia I. Pada tahun 1925 Bursa Efek kembali dibuka sekaligus membentuk dua bursa efek baru di
Indonesia, yaitu Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Semarang. Sayangnya kabar menggembirakan ini
tidak berlangsung lama karena BEI dihadapkan pada Resesi Ekonomi tahun 1929 dan pecahnya Perang
Dunia II. Keadaan yang semakin memburuk membuat Bursa Efek Surabaya dan Semarang ditutup, yang
diikuti juga oleh Bursa Efek Jakarta pada 10 Mei 1940. Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia, Bursa
Efek Jakarta dibuka kembali dibuka oleh Presiden Soekarno pada 3 Juni 1952. Hingga pada akhirnya
keberadaan Bursa Efek kembali tidak aktif ketika ada program nasionalisasi perusahaan Belanda pada
tahun 1956 sampai 1977. Operasional bursa pada waktu itu dilakukan oleh PPUE (Perserikatan
Perdagangan Uang dan Efek) yang beranggotakan bank negara, bank swasta dan para Pialang efek. Pada
tanggal 26 September 1952 dikeluarkan Undang-undang No. 15 Tahun 1952 sebagai Undang-Undang
Darurat yang kemudian ditetapkan sebagai Undang-Undang Bursa.

Sejarah Pasar Modal Indonesia


Pada masa orde baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto, bursa efek sudah dibuka kembali
pada tahun 1977. Pembukaan bursa efek tersebut ditandai dengan adanya Emiten pertama, yaitu PT
Semen Cibinong. Walaupun begitu, pasar modal saat itu tidak memperoleh tanggapan positif karena
undang-undang yang berlaku saat itu banyak membatasi ruang gerak perusahaan. Hal tersebut
membuat pemerintah melakukan deregulasi terkait peraturan perundang-undangan pasar modal untuk
mempermudah Emiten dan juga investor pada tahun 1987. Pemerintah menggiatkan pasar modal di
Indonesia dengan membuka peluang bagi investor asing dengan batas kepemilikan maksimum sebesar
49%. Pemerintah juga membentuk lembaga-lembaga baru seperti Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI), Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), reksadana, dan manajer investasi. Kebijakan-
kebijakan tersebut dinilai menjadi titik awal dari positifnya pertumbuhan pasar modal di Indonesia.

Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta merger dengan Bursa Efek Surabaya yang kemudian
berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011, Otoritas Jasa Keuangan juga mulai
diperkenalkan. Sampai saat ini, sebanyak 701 perusahaan telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Apabila BEI konsisten dapat mengundang Emiten baru sebanyak 25-35 selama satu
tahun, maka di proyeksikan 1.000 Emiten dapat tercapai dalam enam sampai tujuh tahun ke depan.
Bertambahnya jumlah Emiten tentu akan mendorong penguatan pasar modal Indonesia secara
berkelanjutan. Pasar saham Indonesia akan semakin di lirik oleh banyak investor besar, bahkan tidak
menutup kemungkinan perusahaan dari luar negeri ikut mencatatkan sahamnya di BEI.

Jumlah investor pasar modal setiap tahunnya juga terus mengalami peningkatan. Seperti yang
dikutip dalam Laman web BEI menunjukkan bahwa sebelumnya pada 2018 jumlah investor pasar modal
adalah 1,6 juta. Lalu di tahun 2019 pertumbuhan investor pasar modal mencapai 53% sehingga jumlah
investor yang tercatat dalam pasar modal menjadi 2,4 juta. Pada Mei 2020, jumlah investor mencapai
2,8 juta atau telah tumbuh sebesar 13% dari akhir 2019. Angka tersebut menunjukkan bawa adanya
pandemic COVID-19 tidak menurunkan jumlah investor di Indonesia.
Ulasan Pasar Modal: Pengertian, Sejarah, dan Manfaatnya

Ada beberapa instrumen dalam berinvestasi di mana masyarakat lebih mengenal berupa emas
atau properti. Namun, tidak banyak yang mengetahui tentang pilihan investasi melalui pasar
modal.Dengan memilih berinvestasi menggunakan capital market atau pasar modal ini, tidak hanya
memberi peluang kepada masyarakat untuk mendapatkan keuntungan. Namun juga berperan aktif
dalam meningkatkan kondisi perekonomian dalam negeri.

Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sementara menurut Bruce Lliyd, pasar modal bertindak sebagai
penghubung antara para investor dengan perusahaan maupun instansi pemerintah melalui perdagangan
instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya.

Sejarah Pasar Modal


Menurut buku "Effectengids" yang dikeluarkan Vereniging voor den Effectenhandel pada tahun
1939, transaksi efek telah berlangsung sejak 1880 namun dilakukan tanpa organisasi resmi sehingga
catatan tentang transaksi tersebut tidak lengkap. Pada tahun 1878 terbentuk perusahaan untuk
perdagangan komunitas dan sekuritas, yakti Dunlop & Koff, cikal bakal PT. Perdanas. Baru pada tahun
1912 tepatnya tanggal 14 Desember Amsterdamse Effectenbueurs membuka cabang bursa efek untuk
pertama kalinya di Indonesia yang bertempat di Batavia (Jakarta).
Pasar modal ini merupakan yang tertua keempat untuk tingkat Asia setelah Bombay, Hongkong,
dan juga Tokyo. Awal mula kenapa pihak pemerintahan belanda mendirikan bursa efek di Batavia ini
karena pada awal abad 19 tersebut berbagai perkebunan sedang dibangun secara besar-besaran. Agar
proses pembangunan bisa berjalan dengan baik, maka pemerintah kolonial Belanda tentu saja
membutuhkan modal. Nah salah satu sumber modal yang digunakan saat itu adalah tabungan dari
orang-orang Eropa dan juga Belanda yang mempunyai penghasilan di atas rata-rata. Atas dasar itulah
pada tanggal 14 Desember 1912 tersebut resmi berdiri pasar yang satu ini dengan nama Vereniging voor
de Effectenhandel. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia Namanya adalah Asosiasi Perdagangan
Efek. Pasar ini terletak di Batavia (Jakarta) dengan efek yang diperjualbelikan berupa saham dan juga
obligasi.

Fungsi Pasar Modal


 Pasar modal sebagai sarana penambah modal bagi usaha
Perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menjual saham ke pasar modal. Saham-
saham ini akan dibeli oleh masyarakat umum, perusahaan-perusahaan lain, lembaga, atau oleh
pemerintah.
 Pasar modal sebagai sarana pemerataan pendapatan
Setelah jangka waktu tertentu, saham-saham yang telah dibeli akan memberikan deviden
(bagian dari keuntungan perusahaan) kepada para pembelinya (pemiliknya). Oleh karena itu,
penjualan saham melalui pasar modal dapat dianggap sebagai sarana pemerataan pendapatan.
 Pasar modal sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi
Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal, maka produktivitas
perusahaan akan meningkat.
 Pasar modal sebagai sarana penciptaan tenaga kerja
Keberadaan pasar modal dapat mendorong muncul dan berkembangnya industri lain yang
berdampak pada terciptanya lapangan kerja baru.
 Pasar modal sebagai sarana peningkatan pendapatan negara
Setiap dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham akan dikenakan pajak oleh
pemerintah. Adanya tambahan pemasukan melalui pajak ini akan meningkatkan pendapatan
negara.
 Pasar modal sebagai indikator perekonomian negara
Aktivitas dan volume penjualan/pembelian di pasar modal yang semakin meningkat (padat)
memberi indikasi bahwa aktivitas bisnis berbagai perusahaan berjalan dengan baik. Begitu pula
sebaliknya.

Instrumen Investasi Pasar Modal


Pasar modal juga dikenal dengan istilah bursa efek. Di dalamnya, kamu bisa menemukan berbagai jenis
surat berharga yang setiap hari diperdagangkan. Jenis-jenis surat berharga tersebut di antaranya
adalah:
 Saham
Saham merupakan surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan.
Investor yang memiliki saham di sebuah perusahaan, berhak untuk mendapatkan dividen atau
pembagian laba.
 Reksadana
Reksadana dikenal sebagai instrumen investasi yang menjadi wadah untuk pengumpulan serta
pengelolaan dana beberapa investor. Dana tersebut kemudian dikelola manajer investasi
menjadi berbagai instrumen, seperti pasar uang, obligasi, saham, atau efek lainnya.
 Surat utang atau obligasi
Kamu juga bisa mendapatkan surat berharga berupa obligasi di pasar modal. Kepemilikan surat
utang dapat dipindahtangankan, dan pemegangnya memiliki hak untuk memperoleh bunga
serta pelunasan utang pada jangka yang telah ditentukan.
 Exchange traded fund (ETF)
Surat berharga yang satu ini sebenarnya memiliki kemiripan dengan reksadana, sama-sama
dikumpulkan secara kolektif. Hanya saja, EFT bisa diperdagangkan di bursa efek layaknya
saham.
 Derivatif
Selanjutnya, ada pula surat berharga dalam bentuk derivatif. Surat berharga ini dikenal sebagai
bentuk turunan dari saham. Terdapat 2 jenis derivatif yang bisa kamu temukan di pasar modal
Indonesia, yaitu warrant dan right.

Manfaat Pasar Modal


Pasar modal memiliki manfaat bagi emiten (Pihak yang melakukan Penawaran Umum, yaitu penawaran
Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang
diatur dalam peraturan Undang-undang yang berlaku), maupun untuk para investor.
Manfaat Pasar Modal untuk Emiten
 Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar
 Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
 Tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan
dana/perusahaan
 Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
 Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil

Manfaat Pasar Modal untuk Investor


 Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin
pada meningkatnya harga saham yang mencapai capital gain
 Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki atau memegang saham dan juga bunga yang
mengambang bagi pemegang obligasi
 Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi risiko

Obligasi sebagai Produk Investasi Menguntungkan


Jika Anda baru memiliki niat untuk melakukan investasi, mungkin Anda bisa mempertimbangkan
obligasi sebagai produk investasi terbaik. Memang, obligasi tidak memiliki popularitas seperti saham
sebagai produk investasi, namun obligasi bisa jadi pintu masuk Anda dalam mulai berinvestasi yang
dapat menambah penghasilan Anda semasa masih produktif bekerja.
Sebagai pengenalan, obligasi merupakan sebuah produk investasi yang dapat ditemukan di
pasar modal. Obligasi berupa surat pernyataan utang yang diterbitkan oleh pihak terkait, biasanya
datang dari pemerintah atau korporasi, namun bisa juga diterbitkan oleh perseorangan. Obligasi sebagai
produk investasi terbaik ini juga bisa diaplikasikan untuk jenis investasi jangka panjang maupun jangka
pendek, karena biasanya memiliki waktu jatuh tempo mulai dari 1 tahun hingga 10 tahun.
Pemegang investasi obligasi biasanya akan diberikan tanda kepemilikan berupa kupon ataupun
bunga. Jika Anda memilih obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah atau korporasi, biasanya Anda akan
menerima kupon yang akan diberikan secara berkala. Kupon ini merupakan bukti atau tanda atas
keuntungan yang Anda miliki saat berinvestasi obligasi. Keuntungan untuk mendapatkan pendapatan
tetap menjadikan obligasi jadi salah satu produk investasi terbaik yang bisa Anda miliki.
Sebagai nasabah CIMB Niaga, Anda pun memiliki kesempatan untuk dapat menjalankan rencana
investasi terbaik Anda dalam bentuk obligasi. Sebagai salah satu produk investasi terbaik, obligasi di
CIMB Niaga menawarkan keuntungan berupa pendapatan kupon secara berkala, potensi kenaikan pada
modal awal Anda, serta data Anda sebagai investor terdaftar pada bank kustodian guna memberi
keamanan pada Anda. Selain itu, transaksi Obligasi di CIMB Niaga juga dapat dilakukan secara online
melalui OCTO Mobile & OCTO Clicks sehingga memudahkan Anda untuk berinvestasi. Tunggu apalagi?
Segera temukan info lengkapnya dan mulai berinvestasi di sini.

Anda mungkin juga menyukai