Anda di halaman 1dari 9

Nama : Putri ayudia

Matakuliah : Investasi Pasar modal

Prodi : S1 Akuntansi

INVESTASI DAN PASAR MODAL

A. Investasi

Investasi adalah langkah menanamkan modal dengan harapan akan mendapatkan manfaat lebih
di masa depan. Investasi ini bertujuan untuk kepentingan jangka panjang. Berdasarkan teori
ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi
tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang.

Tujuan Investasi

 Untuk mendapatkan suatu pendapatan yang tetap dalam setiap periode seperti bunga,
royalty, deviden, atau uang sewa dsb.
 Untuk membentuk suatu dana khusus, seperti dana kepentingan ekspansi, kepentingan
social dsb.
 Untuk mengontrol atau mengendalikan suatu perusahaan lain melalui pemilikan sebagian
ekuitas suatu perusahaan tsb.
 Untuk mengurangi persaingan di perusahaan yang sejenis.
 Untuk menjaga hub baik antara perusahaan.

Manfaat Investasi

Manfaat investasi pada umumnya adalah untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan yang kita
harapkan guna meningkatkan kualitas hidup.
Jenis-jenis Investasi

Jenis investasi berdasarkan assetnya :

Real asset (investasi dalam bentuk riil) , investasi yang berwujud fisik, seperti investasi properti.

Marketable securities financial assets (investasi dalam bentuk surat berharga/sekuritas),


merupakan dokumen klaim tidak langsung dari pemegangnya terhadap sebuah aktivitas riil pihak
yang menerbitkan sekuritas tersebut.

Jenis Investasi Berdasarkan Sumber Pembiayaannya:

Bersumber dari modal asing.

Bersumber dari modal dalam negri.

Jenis Investasi Berdasarkan Bentuknya:

Investasi portopolio, dilakukan melalui pasar modal dengan instrument surat berharga, cthnya
seperti saham dan obligasi.

Investasi langsung, dilakukan dengan membangun, membeli atau mengakuisisi sebuah


perusahaan.

Jenis Investasi berdasarkan pengaruh

Investasi Autonomus, adalah investasi yang tidak dipengaruhi pada tingkat pendapatan dan
bersifat spekulatif. Cth : pembelian surat-surat berharga.

Investasi Induced, investasi yang dipengaruhi oleh kenaikan permintaan barang dan jasa dan
dalam tingkat pendapatan. Cth : penghasilan transitory yakni suatu penghasilan yang diperoleh
selain dari bekerja, seperti bunga dsb.
Bentuk-bentuk Investasi

Investasi tanah

Dengan melakukan investasi tanah diharapkan dengan bertambahnya populasi dan penggunaan
tanah maka harga tanah akan meningkat pada masa depan.

Investasi pendidikan

Dengan bertambahnya pengetahuan dan keahlian maka diharapkan pencarian kerja dan
pendapatan lebih besar.

Investasi saham

Dengan melakukan investasi saham diharapkan perusahaan mendapatkan keuntungan dari hasil
kerja atau penelitian.

Investasi mata uang asing

Dengan melakukan investasi mata uang asing diharapkan investor akan mendapatkan
keuntungan dari menguatnya nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang lokal.
B. Pasar Modal

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), equity (saham), reksadana,
instrument derivative maupun instrument lainnya.

Peranan pasar modal

Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara, karena pasar modal
menjalankan 2 fungsi yaitu : sebagai sarana pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi
perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor).

Instrument pasar modal

a. Saham 

Saham merupakan surat tanda bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan dalam bentuk PT.
Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang paling populer di pasar modal. Dengan
memiliki saham, investor akan memperoleh dividen dan dapat memanfaatkan fluktuasi harga
saham dengan menjual saham tersebut untuk memperoleh keuntungan yang dinamakan capital
gain.

b. Obligasi 

Obligasi merupakan sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan perusahaan, yang
menyatakan bahwa investor sebagai pemegang obligasi telah meminjamkan sejumlah uang
kepada perusahaan (emiten). Perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai kewajiban untuk
membayar bunga secara reguler sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan serta pokok
pinjaman pada saat jatuh tempo.
c. Reksadana 

Reksadana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana
kepada perusahaan reksadana untuk dikelola oleh manajer investasi profesional, agar digunakan
sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang.

d. Instrumen derivatif 

Instrumen derivatif merupakan sekuritas turunan dari suatu sekuritas lain, sehingga nilai
instrumen derivatif sangat tergantung dari harga sekuritas lain. Ada beberapa jenis instrumen
derivatif, diantaranya waran, bukti right (right issue), opsi dan future.

Sejarah Pasar Modal di Indonesia

Masa kolonial

Ada perdebatan mengenai kapan pasar modal di Indonesia pertama kali didirkan. Meskipun IDX
melaporkan bahwa pasar modal berdiri tahun 1912, tetapi ada tulisan yang menerangkan jika
perdagangan efek di Indonesia telah berlangsung sejak 1880. Tulisan itu sendiri berasal dari
sebuah buku “Effectengids”.

Vereniging voor den Effectenhandel yang menulis dan merilis buku tersebut di tahun 1939
bersaksi bahwa telah ada perdagangan efek di Indonesia, tetapi transaksi yang dilakukannya
bukan dari organisasi resmi sehingga catatan transaksinya pun tidak lengkap.

Diketahui juga, di tahun 1878, perusahaan Dunlop & Koff yang merupakan awal dari PT
Perdanas telah memperdagangkan sekuritas pertama di Indonesia. Selang 15 tahun kemudian,
pada tahun 1892, tercatat ada perdagangan efek pertama yang tercatat.
Perdagangan efek tersebut berasal dari Cultuur Maatschappij Goalpara yang merupakan
perusahaan perkebunan di batavia yang memang mengadakan transaksi saham. Diketahui,
Cultuur Maatschappij menjual 400 saham dengan harga 500 gulden per saham yang beredar.

4 tahun kemudian, Het Centrum juga merilis prospektus penjualan saham yang memiliki nilai
hingga 105 ribu gulden. Pasa saat itu diketahui harga per lembar sahamnya adalah 100 gulden.

Setelah transaksi-transaksi tersebut, baru di awal 1900 tercatat pemerintahan Belanda mulai
mempraktikkan perdagangan efek. Awalnya, kolonial Belanda memang membangun perkebunan
secara masif dan tersebar di seluruh Indonesia.

Dari berbagai macam perusahaan perkebunan tersebut, akhirnya tercetuslah perdagangan saham
yang saat itu dibeli oleh orang-orang elit pada zamannya. Untuk meresmikan kegiatan efeknya,
pemerintah Belanda akhirnya mendirikan Bursa Efek Amsterdam atau yang lebih dikenal
sebagai Amsterdamse Effectenbeuurs.

Jika dilihat dari nilai historisnya, pasar modal Burasa Efek Amsterdam ini ternyata menjadi pasar
modal tertua nomor 4 di Asia. Pada peringkat pertama, pasar modal tertua ada di Bombay yang
berdiri tahun 1830, lalu Hong Kong pada 1847, dan diikuti Tokyo pada tahun 1878.

Masa Perang Dunia

Pada tahun 1914-1918, atau masa perang dunia pertama meletus, Bursa Efek di Batavia terpaksa
harus ditutup untuk sementara. Padahal, pada masa tersebut, pasar modal sedang mendapat
perhatian dari banyak orang.

Memanfaatkan momen tersebut, akhirnya terbentuklah dua bursa baru di Indonesia, yakni Bursa
Efek Surabaya yang diinisiasi 11 Januari 1925 dan Bursa Efek Semarang yang didirikan 1
Agustus 1925. Sayangnya, ketika perang dunia ke-2, kedua bursa efek tersebut terpaksa tutup di
tahun 1942.
Masa Orde Baru

Lahirlah masa orde baru yang dipimpin oleh Soeharto. Ketika itu, pereknomian Indonesia sudah
mulai bangkit. Hal ini berujung dengan dibuka kembali bursa efek pada tahun 1977. Pembukaan
pasar modal itu sendiri ditandai oleh emiten pertama, PT Semen Cibinong yang go public.

Sayangnya, perdagangan efek di pasar modal ini dinilai begitu lesu hingga pada tahun 1989,
datanglah kebijakan Paket Desember 1987. Kebijakan ini membantu perusahaan yang ingin
mengadakan penawaran umum sekaligus menjadi jalan masuk investor asing bisa menjadi
pemodal di Indonesia.

Semenjak adanya kebijakan ini, akhirnya pasar modal di Indonesia mulai bangkit. Bahkan
banyak yang menilai jika Paket Desember 1987 ini menjadi titik awal dari positifnya
pertumbuhan pasar modal di Indonesia.

Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta Dilebur Menjadi BEI

Masuk ke era modern, pada tahun 2007 bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta akhirnya
dilebur menjadi Bursa Efek Indonesia yang kini dikenal sebagai BEI. Pada tahun 2011, Otoritas
Jasa Keuangan juga mulai diperkenalkan.

Dari adanya Bursa Efek Indonesia ini, perubahan-perubahan minor memang sering terjadi, tetapi
tidak ada kejadian yang mengharuskan pasar modal tutup hingga berpuluh-puluh tahun seperti
pada masa perang dunia, baik yang pertama maupun kedua.

Pencapaian BEI sejak tahun 1977

Jumlah Emiten Tercatat

Sampai saat ini, sebanyak 701 perusahaan telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Angka tersebut diproyeksikan masih bisa bertambah secara cepat, apabila otoritas
konsisten mendorong minat perusahaan untuk go public, termasuk memberikan berbagai macam
stimulus.
Apabila BEI konsisten bisa mengundang emiten baru sebanyak 25-35 selama satu tahun, maka
diproyeksikan jumlah emiten yang sebanyak 1.000 bisa tercapai dalam 6-7 tahun ke depan.

Bertambahnya jumlah emiten tentu akan mendorong penguatan pasar modal Indonesia secara
berkelanjutan. Dengan begitu, pasar saham Indonesia akan semakin dilirik oleh banyak investor
besar, termasuk investor baru. Bahkan tidak menutup kemungkinan perusahaan dari luar negeri
ikut mencatatkan sahamnya di BEI.

Peningkatan Jumlah Investor Pasar Modal

Jumlah investor pasar modal setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Di tahun 2019
terjadi peningkatan jumlah investor yang sangat signifikan. Karena sebelumnya pada 2018
jumlah investor pasar modal adalah 1,6 juta. Lalu di tahun 2019 pertumbuhan investor pasar
modal mencapai 53%. Jumlah investor yang tercatat dalam pasar modal meliputi investor saham,
reksadana, dan surat utang meningkat sebanyak 53% menjadi 2,4 juta SID pada 2019.

Lalu pada kuartal II/ 2020 jumlah investor pasar modal mengalami peningkatan lagi meskipun
pandemi COVID-19. Investor ritel diperkirakan mengalami pertumbuhan rata-rata 100.000 per
bulan. Sebanyak 22.000 per bulan dari jumlah tersebut merupakan investor saham.

Hingga Mei 2020, jumlah single investor identification (SID) mencapai 2,8 juta, atau telah
bertumbuh 13% dari akhir 2019. Sebanyak 1,19 juta SID dari total investor merupakan investor
saham yang telah meningkat 8% sejak akhir 2019.

Dominasi Milenial di Pasar Modal

Selain itu, investor di pasar modal kini juga didominasi oleh generasi milenial. Rinciannya, total
investor berusia di bawah 30 tahun hampir 45% dari total investor pasar modal. Sedangkan untuk
investor dengan rentan usia 31 tahun hingga 40 tahun sebesar 25% dari total ivenstor di pasar
modal.

Dalam empat tahun terakhir memang investor milenial terus mengalami peningakatan. Bahkan
untuk usia antara 18 hingga 25 tahun jumlahnya meningkat 338% sejak 2016 yang lalu.
E-IPO

Bursa Efek Indonesia akan memperkenalkan sistem pencatatan saham perdana secara elektronik
(electronic initial public offering/e-IPO) saat perayaan HUT Pasar Modal ke-43 yang jatuh pada
10 Agustus 2020. implementasi e-IPO akan mulai berlaku bagi penawaran umum saham 6 bulan
sejak POJK berlaku, artinya akan diwajibkan mulai Januari 2021.

OJK mencatat aturan e-IPO dikeluarkan untuk meningkatkan ketersebaran investor,


meningkatkan jumlah investor publik, dan untuk meningkatkan akuntabilitas serta transparansi
dalam penentuan harga penawaran umum. 

Anda mungkin juga menyukai