Anda di halaman 1dari 11

HUKUM PASAR MODAL DI INDONESIA

Tinjauan Berdasarkan Buku “Hukum Pasar Modal” Dr. Karya Mufarijjul Ikwan S.H M.Hum

NAMA :
Nafis Wishal
NIM :
190111100102
MATA KULIAH :
Hukum Pasar Modal

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

FAKULTAS HUKUM

2022
SEJARAH PASAR MODAL DI INDONESIA

1. Sejarah Pasar Modal di Indonesia


Secara historis ada banyak variasi dalam upaya menjelaskan proses
kegiatan jual beli di Pasar Modal di Indonesia khususnya dari jual beli saham
yang terkhusus pula pada kegiatan jual beli transaksi obligasi saham. Pasar
Modal atau Bursa Efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda tepatnya pada
tahun 1912 di Batavia. Pasar Modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia
Belanda untuk kepentingan pemerintah Kolonial atau VOC. Sementara, dalam
buku yang dirilis oleh Vereeniging Voor Den Effectenhandel berjudul
“Effectengids” dikatakan jika perdagangan efek di Indonesia telah berlangsung
sejak 1880, selain itu perdagangan efek tersebut dilakukan bukan dari organisasi
resmi sehingga catatan transaksi tidak lengkap. Pada tahun 1878 terbentuk
perusahaan untuk perdagangan Komunitas dan Sekuritas, yakni Dunlop & Koff,
cikal bakal PT Perdanas. Pada masa orde baru yang dipimpin oleh Presiden
Soeharto, bursa efek sudah dibuka kembali pada tahun 1977. Pembukaan bursa
efek tersebut ditandai dengan adanya Emiten pertama, yaitu PT Semen
Cibinong. Walaupun begitu, pasar modal saat itu tidak memperoleh tanggapan
positif karena undang-undang yang berlaku saat itu banyak membatasi ruang
gerak perusahaan. Hal tersebut membuat pemerintah melakukan deregulasi
terkait peraturan perundang-undangan pasar modal untuk mempermudah Emiten
dan juga investor pada tahun 1987.
2. Masa Peralihan Transisi
Selanjutnya, transaksi saham pada perdagangan efek pertama kali tercatat pada
tahun 1892, yang dilakukan oleh Perusahaan Perkebunan di Batavia yaitu
Cultuur Maatschappij Goalpara. dituliskan bahwa perusahaan tersebut menjual
400 saham dengan harga 500 gulden per saham yang beredar. Empat tahun
kemudian, Het Centrum juga merilis prospektus penjualan saham yang memiliki
nilai hingga 105 ribu gulden dengan harga per lembar sahamnya sebesar 100
gulden. Setelah transaksi-transaksi tersebut, pemerintah Hindia Belanda, yakni
Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) mendirikan bursa efek di Batavia
pada tahun 1912. Ketika itu bursa efek didirikan untuk kepentingan pemerintah
kolonial, sebagai penguasa perdagangan di Asia. VOC membuka bursa efek juga
untuk mencari modal dalam pembangunan perkebunan massal di Indonesia.
Hanya berselang dua tahun, Bursa Efek terpaksa ditutup pada tahun 1914 karena
adanya Perang Dunia I. Pada tahun 1925 Bursa Efek kembali dibuka sekaligus
membentuk dua bursa efek baru di Indonesia, yaitu Bursa Efek Surabaya dan
Bursa Efek Semarang. Sayangnya kabar menggembirakan ini tidak berlangsung
lama karena BEI dihadapkan pada Resesi Ekonomi tahun 1929 dan pecahnya
Perang Dunia II. Keadaan yang semakin memburuk membuat Bursa Efek
Surabaya dan Semarang ditutup, yang diikuti juga oleh Bursa Efek Jakarta pada
10 Mei 1940. Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia, Bursa Efek Jakarta
dibuka kembali dibuka oleh Presiden Soekarno pada 3 Juni 1952. Hingga pada
akhirnya keberadaan Bursa Efek kembali tidak aktif ketika ada program
nasionalisasi perusahaan Belanda pada tahun 1956 sampai 1977. Operasional
bursa pada waktu itu dilakukan oleh PPUE (Perserikatan Perdagangan Uang dan
Efek) yang beranggotakan bank negara, bank swasta dan para Pialang efek. Pada
tanggal 26 September 1952 dikeluarkan Undang-undang No. 15 Tahun 1952
sebagai Undang-Undang Darurat yang kemudian ditetapkan sebagai Undang-
Undang Bursa.
Pada tahun 1878 terbentuk perusahaan untuk perdagangan Komunitas dan
Sekuritas, yakni Dunlop & Koff, cikal bakal PT Perdanas. Pada masa orde baru
yang dipimpin oleh Presiden Soeharto, bursa efek sudah dibuka kembali pada
tahun 1977. Pembukaan bursa efek tersebut ditandai dengan adanya Emiten
pertama, yaitu PT Semen Cibinong. Walaupun begitu, pasar modal saat itu tidak
memperoleh tanggapan positif karena undang-undang yang berlaku saat itu
banyak membatasi ruang gerak perusahaan. Hal tersebut membuat pemerintah
melakukan deregulasi terkait peraturan perundang-undangan pasar modal untuk
mempermudah Emiten dan juga investor pada tahun 1987.
3. Pasar Modal dari Perspektif Akademik
A. Investasi Langsung (Direct Investment)
Investasi langsung Adalah investasi pada aset atau faktor produksi untuk
melakukan usaha (bisnis). Misalnya investasi perkebunan, perikanan, pabrik,
toko dan jenis usaha lainnya. Pada umumnya, dalam pembicaraan sehari-hari
jenis investasi ini disebut juga investasi pada aset riil, atau investasi yang
jelas
wujudnya dan mudah dilihat. Tambahan lagi investasi langsung ini
menghasilkan dampak berganda (multiplier effect) yang besar bagi
masyarakat luas. Investasi langsung ini akan menghasilkan dampak ke
belakang, berupa input usaha, maupun ke depan, dalam bentuk output
usaha yang merupakan input bagi usaha lain.
B. Investasi Tidak Langsung (Indirect Investment)
Investasi Tidak Langsung Adalah investasi pada aset finansial, bukan pada
aset atau faktor produksi. Contoh dari investasi tidak langsung ini, adalah:
deposito, investasi pada surat berharga (sekuritas), seperti saham dan
obligasi, CP (Commercial Paper), reksadana dan sebagainya. Investasi pada
aset keuangan ini juga bertujuan untuk mendapatkan manfaat masa depan.
Manfaat masa depan dari investasi ini lebih dikenal dengan balas jasa
investasi, atau untuk menyederhanakannya disebut dengan istilah bunga.

PARA PIHAK DI PASAR MODAL

1. Investor
Investor merupakan suatu istilah yang mengacu pada seseorang yang
berinvestasi di perusahaan dengan harapan nilai nominal yang diberikan akan
tumbuh.
 Penanaman Modal Dalam Negeri
Istilah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berasal dari bahasa
inggris, yaitu domestic investment. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
dapat ditemukan dalam pasal 2 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Penanaman Modal Dalam Negeri
adalah penggunaan daripada kekayaan seperti terebut dalam pasal 1, baik secara
langsung maupun tidak langsunguntuk menjalankan usaha menurut atau
berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang ini Penggunaan kekayaan
secara langsung adalah penggunaan modal yangcdigunakan secara langsung oleh
investor domestik untuk pengembangan usahanya, sedangkan penggunaan
secara tidak langsung merupakan penggunaan modal yang digunakan tidak
dilakukan secara langsung untuk membangun usaha. Pelaksanaan penanaman
modal itu berdasarkan pada peraturan perundangundangan yang berlaku. Pasal 1
Undang-undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Penanaman
Modal Dalam Negeri adalah kegiatan menanamkan modal untuk melakukan
usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanaman
modal dalam negeri dengan menggunakan modala dalam negeri.
Pihak yang dapat menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri adalah:
1. Orang-Perorangan warga Negara Indonesia, dan atau;
2. Badan Usaha Indonesia, dan atau;
3. Badan Hukum Indonesia

Penanaman Modal Dalam Negeri dimulai sejak tahun 1968, yaitu sejak
diundangkannya Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman
Modal Dalam Negeri sampai dengan saat ini. Dengan adanya undang-undang ini
memberikan kesempatan kepada investor domestik menanamkan modalnya dalam

negeri. Kajian tentang perkembangan investasi domestik dapat dikaji dari dua era,
yaitu era orde baru dan era reformasi. Pelaksanaan investasi domestik pada era orde
baru dimulai pada tahun 1968 sampai dengan 1997. Jumlah investasi domestik yang
di investasikan oleh investor domestik pada masa orde baru (1968 sampai 1997)
sebanyak Rp. 580.384.996 Triliun. Sedangkan masa reformasi dimulai sejak tahun
1998 sampai dengan sekaranng (2007) berjumlah Rp. 416,17 Triliun.

 Penanaman Modal Asing


Istilah Penanaman Modal Asing merupakan terjemahan dari bahasa inggris
yaitu foreign investment. Pengertian Penanaman Modal Asing ditemukan dalam
pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing.
Penanaman Modal Asing adalah hanya meliputi modal asing secara langsung
yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang
dan digunakan untuk menjalankan usaha di Indonesia.
Unsur-unsur Penanaman Modal Asing dalam definisi diatas dapat
meliputi:
 Dilakukan secara langsung, artinya investor secara langsung
menangggung semua resiko yang akan dialami dari penanaman modal
tersebut.
 Menurut Undang-undang, artinya bahwa modal asing yang di
investasikan
di Indonesia oleh investor asing harus didasarkan pada subtansi,
prosedur, dan syarat-syarat yang telh ditentukan dalam peraaturan
Perundangundangan yang berlakuk dan ditetapkan oleh pemerintahan
Indonesia.
 Digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, artinya mdal
yang
ditanamkan oleh investor asing digunakan untuk menjalankan
perusahaan
di Indonesia harus berstatus sebagai Badan Hukum.

Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang


Penanaman Modal, menyebutkan Penanaman Modal Asing adalah kegiatan
menanamkan modal untuk melakukan usaha diwilayah Negara Republik
Indonesia yang dilakukan oleh Penanaman Modal Asing, baik yang
menggunakan
modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanaman modal
dalam negeri. Investasi asing sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia karena
keberadaan investasi asing memberikan dampak positif dalam pembangunan
Bangsa dan Negarasehingga pemerintah Indonesia akan berusaha semaksimal
mungkin untuk mendatangkan investor asing. Para investor asing yang dating ke
Indonesia akan membawa dolar. Dengan dolar yang dibawanya tersebut, akan
dapat membiayai sejumlah proyek di Indonesia. Proyek yang diinvestasikan oleh
investor akan member pegaruh yang sangat besar dalam berbagai bidang
kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, seperti terhadap tenaga kerja, ekonomi
masyarakat, meningkattkan pendapat hasil daerah, dan meningkatkan devisa
Negara.

2. Emiten
Emiten adalah perusahaan yang menerbitkan surat-surat berharga dan sudah
terdaftar di bursa efek. Sebuah perusahaan bisa kita sebut sebagai emiten karena
mereka merupakan pihak yang melakukan penjualan surat-surat berharga (emisi)
di pasar primer maupun sekunder. Sementara itu menurut Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), emiten merupakan pihak yang menjalankan penawaran umum
berupa penjualan efek berdasarkan ketentuan dalam undang-undang yang
berlaku.
3. Penjamin Emisi
Penjamin emisi adalah pihak yang bertugas dalam melakukan kontrak perjanjian
bersama perusahaan emiten dalam rangka melakukan penawaran atau membeli
sisa efek tidak terjual. Dalam hal ini, penjamin emisi berfungsi dalam menjamin
keberlangsungan kegiatan emiten di bursa efek.
4. Pialang
Pialang atau broker merupakan pihak yang bertugas dalam menghubungkan
antara penjual dan pembeli saham di pasar modal. Berbagai macam pialang
tersedia, tidak hanya dari individu saja. Perusahaan juga bisa menjadi pihak
pialang. Namun perlu diperhatikan bahwa seorang pialang harus melalui ujian
kelulusan WPPE (Wakil Perantara Pedagang Efek) dan dibuktikan dengan
sertifikasi CFA (Certified Financial Analyst).
5. Definisi Perusahaan Efek
Dalam Undang-undang Pasar Modal, Perusahaan Efek dijelaskan sebagai Pihak
yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara
Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi. Perusahaan Efek wajib memperoleh
izin usaha dari OJK (dahulu Bapepam-LK).
Perusahaan Efek dapat melakukan kegiatan usaha sebagai :
Perantara Pedagang Efek (PPE), atau yang sering disebut sebagai broker-dealer,
Penjamin Emisi Efek (PEE), atau yang sering disebut sebagai underwriter,
Manajer Investasi (MI), atau yang sering disebut sebagai fund manager
/Investment company. Suatu Perusahaan Efek dapat melakukan salah satu
kegiatan usaha dari ke-tiga kegiatan tersebut, namun dapat juga melakukan
beberapa atau bahkan ketiga kegiatan usaha tersebut. Hal tersebut tergantung
dari kemampuan permodalan dan kesiapan sumberdayanya. Perusahaan Efek
menjadi pemegang saham Bursa Efek Indonesia.
6. Perantara Pedagang Efek
Layanan bertransaksi efek meliputi saham, obligasi/sukuk, right dan waran, yang
didukung oleh tim equity & fixed income sales yang handal dan tim riset yang
berpengalaman. Selain mampu mengeksekusi pesanan secara akurat, divisi
perantara pedagang efek juga menyediakan informasi terkini kepada para
nasabah, baik diperoleh dari tim riset maupun dari pasar. Kami sadar bahwa
waktu merupakan hal yang penting dalam menerima dan mengeksekusi pesanan
nasabah-nasabah kami. Kami memiliki visi untuk menjadi perusahaan sekuritas
yang terutama dan terpercaya di pasar modal, sehingga menyediakan solusi
keuangan yang optimal bagi para nasabah.

BEBERAPA INSTRUMEN PASAR MODAL

Menurut Pasal 1 angka (5) UU No.8 1995 Tentang Pasar Modal, Efek adalah
surat
berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi,
tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka
atas
efek, dan setiap derivatif dari efek. Saham berupa tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang atau suatu badan dalam suatu perusahaan.
Sertifikat efek dapat berupa :
1. Sertifikat atas unjuk adalah dapat diperdagangkan setiap saat dan memberikan
hak kepada siapa saja yang membawa / memegang efek tersebut ( misalnya hak
untuk menerima pembayaran apabila efek yang dipegangnya adalah efek bersifat
hutang dan hak untuk memberikan suara apabila efek yang dipegangnya adalah
efek bersifat sekuritas). Pemindahan hak dilakukan secara fisik dengan
menyerahkan instrumen tersebut dari tangan ke tangan, dalam beberapa kasus
penyerahan dilakukan dengan menanda tangani bagian belakang sertifikat
efekserta menyerahkannya kepada pemegang baru.

2. Sertifikat atas nama adalah sertifikat efek yang mencantumkan nama dari
pemegang sertifikat efek, dimana penguasaan sertifikat efek secara fisik tidak
memberikan hak bagi sipembawa sertifikat efek ini. Penerbit efek ataupun biro
pencatatan efek yang ditunjuk akan melakukan pendaftaran pemegang efek
dimana pengalihan hak hanya diakui apabila pengalihan hak tersebut telah
dicatatkan dalam daftar pemegang efek.

1. Saham
Secara sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.
Saham pada dasarnya adalah bukti pemilikan atas suatu perusahaan
berbentuk
Perseroan Terbatas (PT), dimana setiap unit usaha berbentuk PT wajib
memiliki saham. Wujud saham berupa selembar kertas yang menerangkan
siapa pemiliknya.Akan tetapi sekarang sudah dikenal sistim tanpa warkat
dan sudah mulai dilakukan di BEI yang bentuk kepemilikannya tidak lagi
diberi nama pemiliknya tetapi sudah berupa account atas nama pemilik atau
saham tanpa warkat sehingga penyelesaian transaksi semakin mudah dan
cepat. Saham atau ekuitas merupakan surat berharga yang sudah banyak
dikenal masyarakat. Umumnya jenis saham yang dikenal adalah saham biasa
(common stock) instrument pasar modal pertama adalah saham (stock).
Saham adalah salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer.
Tidak hanya populer, saham adalah instrumen investasi yang banyak dipilih
para investor karena mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Saham adalah tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha)
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan
modal, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan,
klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
2. Obligasi (Surat Uang)
Instrumen pasar modal kedua adalah surat utang atau obligasi. Obligasi
adalah salah satu efek yang tercatat di bursa. Obligasi biasanya diterbitkan
oleh korporasi maupun Negara. Obligasi dapat dikelompokkan sebagai efek
bersifat utang di samping sukuk.
Beberapa karakteristik obligasi, yaitu:
1. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang
akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh
tempo.
2. Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang
obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap
3 atau 6 bulanan) Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase
3. Reksadana
Instrumen pasar modal ketiga adalah reksadana. Produk reksadana adalah
salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal
kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk
menghitung risiko atas investasi mereka. Secara sederhana, reksadana adalah
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi
4. Exchange Traded Fund (ETF)
Instrumen pasar modal keempat adalah ETF. Sederhananya, ETF adalah
reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya
diperdagangkan di bursa efek. Meskipun ETF pada dasarnya adalah reksa
dana, produk ini diperdagangkan seperti saham-saham yang ada di bursa
efek. ETF merupakan penggabungan antara unsur reksadana dalam hal
pengelolaan dana dengan mekanisme saham dalam hal transaksi jual maupun
beli.

KONSEPSI REKSADANA

Ada banyak pendapat dari para ahli dalam khazana keilmuan dan regulasidi Indonesia
yang mengartikan tentan Reksa dana, diantaranya adalah:

a) Sebagai wadah untuk menghimpun dana dari para Investor, yang dikelola oleh
manajer investasi (Psl 1 angka 27 UU Pasar Modal) ;
b) Bentuk sertifikat yang berisi penitipan dana dari investor pada manajer investasi;
c) Bentuk pemberian jasa yang dilakukan manajer investasi Pada investor yang
tidak ingin terlibat secara langsung dalam Pasar Modal;
d) Salah satu perkembangan model efek yang ditawarkan Pengelola reksa dana
pada investor, agar investasinya lebit teratur dan terjamin.”

Dari beberapa pendapat di atas, dapat difahami bahwa pengertian Reksa Dana
mengandung beberapa unsur pokok Atau variabel, seperti

(a) Salah satu model efek

(b) Berbentuk sertipikat reksa dana

(c) Ada pengelola reksa dana (manager investasi)

(d) Adanya dana:

(e) Investor.

Anda mungkin juga menyukai