Anda di halaman 1dari 13

RESUME BUKU HUKUM PASAR MODAL

Penulis Dr. Muffarijul Ikhwan, SH., M.Hum.

Oleh:
AZKA ANNISA FAUZIA
NIM 190111100123

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TRUNOJOYO
FAKULTAS HUKUM
MADURA
2022
HUKUM PASAR MODAL
A. Historis Pasar Modal di Indonesia.
1. MasaPendirian Pasar Modal di Indonesia.
Secara historis, ada banyak variasi dalam upaya menjelaskan proses kegiatan pasar modal di
Indonesia. Dari sisi kegiatan jual beli saham dan obligasi khususnya, diawali pada abad ke 19
Masehi. Sedangkan jual beli afek secara umum, sudah berlangsung sejak tahun 1880. Artinya
keberlangsungan jual beli efek tersebut, sudah berlangsung sejak lama sebelum Indonesia
menjadi negara yang diakui oleh bangsa-bangsa lain di dunia.
Sebelum Indonesia merdeka menjadi suatu negara berdaulat,1 Indonesia pernah dijajah secara
fisik oleh bangsa Eropa (kolonial Belanda). Di sinilah aktivitas kegiatan kolonial Belanda
berproses di negeri-negeri jajahan termasuk di Indonesia. Di dalamnya juga kegiatan pendirian
pasar modal/bursa. Pasar
Modal di Indonesia pertama kali didirikan oleh Amserdamse Effectenbueurs pada tanggal 14
Desember 1912 di Batavia (Jakarta), dengan nama Vereniging Voor de Effectehandel. Bursa
yang didirikan di Batavia tergolong pada bursa yang cukup lama. Bursa tertua keempat di Asia,
setelah Bombay, Hongkong, dan Jepang. Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Bursa di
Batavia, sumbernya berasal dari mayoritas sumber danatabungan yang dihimpun pada saat
itu.Pendirian tersebut sepertinegara kolonialis pada umumya, lebih bertujuan atau diarahkan pada
kepentingan subjektif kolonial.Beberapa anggota bursa Batavia yang tergabung di dalamnya ada
13 anggota diantaranya adalah:
1)Fa. Gebroeders,
2) Fa. Vermeys & Co,
3) Fa. Cruyff,
4) Fa. Dunlop & Kolf,
5)Fa. Monad & Co,
6)Fa. Gijselman & Steup,
7)Fa. Adree Witansi,
8)Fa. AW. Deeleman,
9)Fa. Jul Joostensz,
10)Fa. Jeannette Walen, 
11) Fa. Wiekert & VD.
Sekuritas yang diperjual belikan pada saat itu diantaranya adalah:
a. Saham dan Obligasi yang dikeluarkan/diterbitkan oleh perusahaanperkebunan
Pemerintah colonial Belanda;
b. Obligasi Pmerintah Hindia Belanda;
C) Sertipikat saham dan efek perusahaan di Belanda.
Pendirian Bursa di Batavia/Jakarta, kemudian diikuti juga dengan didirikannya Bursa di
Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan di Semarang tanggal 01 Agustus 1925. Sejak
didirikan tiga bursa tersebut, antusiasme masyarakat Indonesia pada kegiatan bursa sangat baik.
Terbukti kegiatan bursa di Batavia, Surabaya, dan Semarang sampai pada tahun 1938
berkembang sangat pesat.
2. Masa Peralihan Transisi.
Pada rentang waktu tahun 1912 (masa pendirian pertama pasar modal/bursa di Batavia/Jakarta)
sampai pada tahun 1938, kegiatan bursa ditiga wilayah di Indonesia, berkembang sangat maju.
Meskipun berdirinya bursa di promotori oleh kolonial Belanda. Pada masa-masa tersebut,
kegiatan bursa cukup stabil. Seperti halnya kegiatan bursa di negara- negara di dunia.
Pada tahun 1939 (kekuasaan politik Adolf Hitler di Eropa), kegiatan bursa di Indonesia sudah
mulai tidak stabil. Pengaruh politik Adolf Hitler di Eropa, sangat berdampak pada proses
kegiatan bursa di Indonesia melalui Kolonial Belanda. Satu persatu Pemerintah kolonial Belanda
mengeluarkan kebijakan untuk menutup bursa. Diawali dengan penutupan Bursa di Surabaya,
yang kemudian dilanjutkan dengan ditutupnya bursa di Semarang. Hanya satu Bursa yang masih
dibuka pada tahun 1939 tersebut oleh Pemerintah kolonial Belanda yaitu Bursa di Batavia.
Tepat pada tanggal 17 Mei 1940 semua bursa di Indonesia, resmi ditutup oleh Pemerintah
Kolonial Belanda. Kemudian Pemerintah Kolonial Belanda mengeluarkan aturan bahwa semua
efek eks dari penutupan Bursa tersebut, disimpan di Bank yang dipilih oleh Kolonial Belanda.
Penutupan ketiga bursa tersebut, berdampak massif pada sendi-sendi perekonomian di Indonesia
(Negara Indonesia belum merdeka pada saat itu),seperti:
1) Penutupan kantor pialang;
2)Pemutusan hubungan kerja; 
3)Pemilik modal enggan untuk berinvestasi di bursa; 
4) Terganggunya likuiditas efek;
5) Beralihnya investasi tidak langsung ke investasi langsung.
Perang dunia II, merupakan simbul bahwa Bursa dengan seluruh kegiatannya yang didirikan oleh
Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia, sudah berakhir. Masa kolonalisme di Indonesia
setelah hengkangnya Pemerintah colonial Belanda, diganti dengan colonial Jepang. Pada masa
penjajahan Jepang, tidak ada satupun kegiatan bursa dilndonesia dan yang terkait dengan Bursa
yang berproses.
3. Masa Kemerdekaan
Di masa kemerdekaan dalam arti setelah di proklamirkan kemerdekaan pada tahun 1945, dan
Indonesia sudah menjadi institusi Negara (Negara Indonesia), kegiatan perdagangan sudah mulai
tampak termasuk dalam tahapan masa itu perdagangan sekuritas. Akan tetapi kegiatannya dalam
bentuk manual yang tidak tercover oleh lembaga bursa efek.
Pada tahun 1950, Pemerintah Indonesia mulai berfikir akan urgensitas pasar modal/bursa. Pada
waktu itu pula Pemerintah Indonesia mulai menerbitkan Obligasi. Pada tahun 1951 dikeluarkan
UU Darurat Nomor13 Tahun 1951 (tanggal 01 September 1952). Pada tahun 1952, kemudian
diubah menjadi UU Nomor 15 tahun 1952 yang khusus mengatur tentang Bursa Efek di
Indonesia.
Pada tahun 1952 (tepatnya pada tanggal 03 Juni 1952) itu pula, Bursa di Jakarta dibuka kembali.
Pelaksananya adalah para pelaku usaha yang tergabung dalam Perserikatan Perdagangan Uang
dan Efek, yang terdiri dari para pialang dan bank negara nasional. Efek yang diperjualbelikan
terdiri dari obligasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia, obligasi dari Pemerintah hindia
Belanda, serta efek dari perusahaan-perusahaan yang sebagian besar perusahaan Kolonial
Belanda.
Kemudian pada masa pemerintahan Orde Baru (Presiden Soeharto), muncul program ekonomi
nasional yang dikenal dengan sebutan Program Pembangunan Lima Tahun. Di saat itu
Pemerintah Orba mulai mengkolaborasi pemikiran sistem ekonomi nasional termasuk di
dalamnya pemikiran tentang Pasar modal/ Bursa.
Bersamaan dengan pemikiran itu, keluarlah regulasi:
1. Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 1976 tentang PembentukanDanareksa;
2. Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1976 tentangPembentukanBadan Pelaksana
PasarModal;
3. Surat Keputusan Menteri Keuangan 1670/1976 tentang Penyelenggaraan Bursa;
4. Surat Keputusan Menteri Keuangan 1672/1976 tentang Tata caraMenawarkan Efek
Kepada Masyarakat melalui Bursa;
5. Surat Keputusan Menteri Keuangan 1673/1976 tentang PeraturanPerdagangan Efek di
Bursa;
6. Surat Keputusan Menteri Keuangan 1674/1976 tentang PerantaraPerdagangan Efek.
Pada tanggal 10 Agustus 1977, kegiatan bursa di Indonesia mulai resmi diaktifkan kembali oleh
Presiden Soeharto kala itu, dengan Go public nya PT. Semen Cibinong. Pada Thn 1987 (Pakdes
87), pemerintahan Soeharto mulai membuka peluang investor asing untuk berinvestasi di Bursa.
Setelah itu tahapan pembukaan Bursa di tempat lain, mulai dilakukan. Pada tanggal 16 Juni
1989, Bursa Efek Surabaya (BES) mulai diaktifkan kembali & dikelola pihak swasta PT. BES.
Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Efek Jakarta (BEJ) juga diswastanisasi.
Setelah kegiatan Bursa sudah mulai berkembang untuk menopang pembangunan ekonomi
nasional di Indonesia, kemudian lahir salah satu Undang-Undang Republik Indonesia yang
khusus mengatur tentang Pasar Modal Indonesia. Tepatnya pada tanggal 10 Nopember 1995,
diundangkanUU RI Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
B. Pasar Modal dari Perspektif Akademik.
Pembahasan pasar modal, substansinya merupakanbagian dari bahasan penanamana modal atau
disebut pula dengan penamaan investasi. Di ranah teoretik akademik, dikenal dengan dua bentuk
investasi:
1. Investasi Langsung (Direcht Investment)
Investasi langsung sebenarnya merupakan penamaan yang netral. Akan tetapi dari sisi
pelaksanannya di lapangan, lebih banyak didentikkan dengan investasi asing. Pada akhirnya
lebih banyak dikenal dengan investasi asinglangsung. Investasi asing (IA), umumnya dibagi
menjadi dua macam yaitu pertama, investasi asing langsung (direcht foreign investment/DFI),
dan kedua, investasi asing tidak langsung (indirecht foreign investment/IFI).
Ada banyak pendapat terkait dengan pengertian investasi asing langsung, seperti:

1. Pendapat dari Sornarajah, yaitu:


2. "Involves the transfer of tangible or intangible assets from one country
intoanother for the purpose of their use inthat country to guarantee wealth under the total or
partial contol of the owner of the asset."5
3. Rumusan dari Pasal 1 dari Cartagena Agreement:
4. "Direct foreign investment: Contribution coming from abroad, owned byforeign
individuals or concerns to the capital of an enterprise must be in freely convertible currencies,
industrial plants, machinery or equipment with the right to re export their value and to remit
profit abroad. Also considered as direct foreign invesment are those investments in local
currency originating from resources which have the right to be remitted abroad."7
5. Pengertian dari Encyclopedia of Public International Law.
6. "Direct foreign investment: A transfer of funds or materials from one country
(called capital exporting country) to another country (called host country) in return for a direct
participation in the earnings of that enterprise."
7. Pengertian dari Oentong Soeropati:
"Investasi asing langsung merupakan suatu kegiatan kewirausahaan (entrepreneurial activity)
dengan cara menanamkan modal berjangkapanjang."9
Investasi asing langsung dapat dilakukan di bidang manufaktur dan di bidang infrastruktur.
Rangkaian pendirian investasi asing langsung dapat ditempuh dengan pelbagai cara, yaitu:

1. Mendirikan anak perusahaan (subsidiary company),


Anak perusahaan yang melakukan kegiatan operasional di suatu negara, merupakan cerminan
dari induk perusahaan (holding company) yang ada di luar negeri/negara asal perusahaan.
Bentuk cerminan itu dapat berupa manajemen, penerapan teknologi, struktur internal perusahaan,
atau yang lain. Anak perusahaan memiliki karakter yang berbeda dengan induk perusahaan,
seperti pendirian perusahaan harus berdasarkan hukum/prosedur pendirian negara di mana anak
perusahaan tersebut didirikan; dari sisi legalitas atau badan hukum terlepas dari induk
perusahaan/independen. Adanya keharusan bagi anak perusahaan asing untuk tunduk pada
hukum negara yang ditempati perusahaan tersebut (host country), membuka peluang agar anak
perusahaan asing mendapatkan perlakuan hak yang sama dengan perusahaan lokal/domestik.10
1. Pembukaan kantor cabang perusahaan (branch office)
Holding company di suatu negara (home country) diperbolehkan membuka kantor cabang
perusahaan di negara lain yang akan ditempati (host country)." Ciri khas di branch office adalah:
pertama, merupakan perpanjangan tangan dari holding company, sehingga segala kegiatan yang
dilakukan interdependen pada induk perusahaan; kedua, sengketa yang akan ditimbulkan dari
kegiatan branch office, menjadi tanggung jawab dari holding company.
2. Investasi Tidak Langsung (Indirecht Investment)
Bentuk kedua adalah indirecht foreign investment/nvestasi asing tidak langsung, dapat dibagi
menjadi dua bidang yaitu bidang portofolio dan bidang non portofolio. Bidang Portofolio
biasanya dilakukan dengan pembelian efek/surat berharga di pasar modal. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam bidang ini seperti derajat keamanan (safety) dari kelayakan kredit
penerbit efek, derajat likuiditas (liquidity) atau marketabilitas, dan kecepatan untuk mendapatkan
keuntungan (yield). Bidang non portofolio pada umumnya dilakukan dalam bentuk investasi
modal dari perusahaan asing yang ada di luar negeri ke dalam aktiva perusahaan domestik.
Bahasan pasar modal tergolong pada indirect invesment di bidang porto folio. Selama ini ada
perbedaan perspektif di kalangan para ahli hukum bisnis maupun di tataran para pelaku usaha,
terhadap penggolongan kajian pasar modal di Indonesia.

PARA PIHAK DALAM PASAR MODAL

Ada beberapa pihak yang selalu inten memantau, mengawasi, sekaligus jugaseringkali terlibat
lansung pada kegiatan di Pasar Modal. Diantaranya adalah:
A. Investor
Investor merupakan salah satu pihak yang sangat berperan penting keberadaannya di Pasar
modal. Posisi investor sangat urgen, dikarenakan menjadi salah satu yang menopang eksistensi
Pasar modal. Investor dalam arti yang mendasar mengarah padasubjek yang melakukan kegiatan
tertentu. Baik itu secara perorangan yang berasal dari dalam negeri Indonesia atau perorangan
asing (luar negeri), maupun institusi. Hal terkait dengan Investor ini diatur jelasdi UU RI Nomor
25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, dan UU RI Nomor 08 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal. Sedangkan kegiatan yang dilakukan oleh Investor, dinamakan Investasi/Penanaman
Modal. Baik investasi dalam negeri Indonesia, mauipun investasi asing. Berikut di bawah
iniakan dijelaskan perbedaan arti antara investasi dalam negeri atau investasi asing, serta investor
dalam negeri ataupun asing, dan regulasi yang mengatur.
1. Pengertian Investasi Dalam Negeri
Istilah investasi dalam negeri (IDN) dikenal pula dengan penamaan penanaman modal dalam
negeri (PMDN).13 IDN dalam bahasa asingnya (bahasa Inggris) adalah domestic invest-ment.
Pengertian IDN dimuat dengan jelas di Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal (selanjutnya akan disebut dengan UU Penanaman Modal) di Pasal 1 angka 2:
"Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di
wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan
menggunakan modal dalam negeri."
IDN cakupannya terbatas pada suatu kegiatan yang dilakukan antar pelaku usaha dalam negeri,
sedangkan yang melakukan usaha adalah dinamakan investor baik dalam bentuk perseorangan
maupun berbentuk badan usaha, sebagaimana dijelaskan oleh Pasal 1 angka 4:
"Penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal yang
dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing."
Para investor juga diberikan hak, kewajiban, dan tanggung jawab agar investor selalu
mengindahkan kompetisi usaha yang sehat, melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan,
menghormati budaya lokal masyarakat setempat, pemenuhan kebutuhan tenaga kerja, dan
ketentuan lain yang diatur di dalam peraturan perundang-undangan.
Kewajiban dan hak, tidak hanya dimiliki dan dibebankan pada investor, tapi pada semua
stakeholders terkait termasuk pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia menempatkan bidang
investasi sebagai salah satu pemasukan ekonomi negara. Investasi menjadi bagian dari
penyelenggaraan perekonomian nasional dalam upaya untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nasional, mendorong teknologi nasional yang berkelanjutan, menciptakan lapangan
pekerjaan, dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat.
Penyelenggaraan investasi di Indonesia, secara mendasar tidak boleh bertentangan dengan tujuan
murni investasi seperti yang diatur di dalam Pasal 3 ayat (2) UU Penanaman Modal: "Tujuan
penyelenggaraan penanaman modal, antara lain untuk:
a. meningkatkan pertumbuhan ekanomi nasional;
b. menciptakan lapangan kerja;
C. meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;
d. meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional; e. meningkatkan kapasitas dan
kemampuan teknologi nasional;
f. mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan;
g. mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan
menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri; dan
h. meningkatkan kesejahteraan masyarakat."
2. Dasar Hukum Investasi Dalam Negeri
Investasi Dalam Negeri (IDN) di Indonesia memiliki dasar hukum yang sama dengan investasi
asing yaitu Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU Penanaman
Modal). UU Penanaman Modal menggantikan UU sebelumnya yaitu UU Nomor 6 Tahun 1968
tentang Penanaman Modal Dalam Negeri jo UU Nomor 12 Tahun 1970 tentang Perubahan dan
Tambahan UU PMDN.
Ketentuan yang terkait dengan IDN di UU Penanaman Modal, terdiri dari beberapa pasal yaitu:
1. Pasal 1 angka 2, angka 5, angka 9 tentang pengertian investasi dalam negeri,
investor dalam negeri, dan modal dalam negeri; bunyi ketentuan pasalnya adalah:
2. "2. Penanganan modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal
dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri;
5. Penanam modal dalam negeri adalah perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha
Indonesia,Negara Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah
negara Republik Indonesia
9. Modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia,
perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak
berbadan hukum.
3. Pasal 3 tentang asas dan tujuan penyelenggaraan investasi; "(1)Penanam modal
diselenggarakan berdasarkanasas:
a. Kepastian hukum;
b. Keterbukaan; C. Akuntabilitas;
d. Perlakukan yang sama dan tidak membedakan asal negara; D Kebersamaan; f. Efisiensi
berkeadilan;
g. Berkelanjutan;
h. Berwawasan lingkungan;
i. Kemandirian; dan
Keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional."
(2) Tujuan penyelenggaraan penanaman modal, antara lain
untuk:
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;
b. Menciptakan lapangan kerja;
C. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;
d. Meningkatkan kemampuan daya saing duni usaha nasional;
e. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional;
f. Mendorong pengembangan kerakyatan;
g. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana
yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri; dan
h. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat."
3) Pasal 4 tentang kebijakan dasar investasi;
"(1)Pemerintah menetapkan kebijakan dasar pena-naman modal untuk:
a. mendorong terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif bagi penanaman modal untuk
penguatan daya saing perekonomian nasional; dan
b. mempercepat peningkatan penanaman modal;
(2) Dalam menetapkan kebijakan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintah:
a. memberi perlakukan yang sama bagi penanam modal dalam negeri dan penenam modal asing
dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional;
b. menjamin kepastian hukum, kepastian ber-usaha, dan keamananberusaha bagi penanam
modal sejak proses pengurusan perizinan sampai dengan berakhirnya kegiatan penanaman modal
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
c. membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan kepada usaha
mikro, kecil, menengah, dan koperasi;
(3) Kebijakan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diwujudkan dalam bentuk
Rencana Umum Penanaman Modal."
4.Pasal 5 ayat (1) dan ayat (3) tentang bentuk badan usaha dan kedudukan IDN;
"(1) Penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha yang berbentuk
badan hukum, tidak berbadan hukum atau usaha perseorangan, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan;
(3) Penanaman modal dalam negeri dan asing yang melakukan penanaman modal dalam bentuk
perseroan terbatas dilakukan denga:
a. Mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas;
b. Membeli saham; dan
c. Melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan."
6. Pasal 6 tentang perlakuan pemerintah terhadap investor;
“(1) Pemerintah memberikan perlakukan yang sama kepada semua penanam modal yang berasal
dari negara manapun yang melakukan kegiatan penanaman modal di Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
(2) Perlakukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi penanam modal dari
suatu negara yang memperoleh hak istimewa berdasarkan perjanjian dengan Indonesia."
6)Pasal 9 tentang tanggungjawab hukum yang belum diselesaikan oleh investor;

1. Bentuk Badan Usaha Investasi Dalam Negeri


Bentuk badan usaha di bidang investasi, merupakan salah satu hal penting dalam pembentukan
UU Penanaman Modal dan sebagai dasar dari semangat menciptakan iklim investasi yang kreatif
dan berkelanjutan.
UU Penanaman Modal tidak mengharuskan khusus bagi investor dalam negeri, agar dalam
melakukan aktivitas usaha berbentuk badan hukum. Pasal 5 ayat (1) UU Penanaman Modal
menjelaskan bahwa:
"Penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha yang berbentuk
badan hukum, tidak berbadan hukum atau usaha perseorangan, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan."
1. Pengertian Investasi Asing
Istilah investasi asing berasal dari bahasa foreign investment (bahasa Inggris). Pengertiannya
terumus di dalam UU Penanaman Modal di Pasal 1 angka 3 yaitu:
"Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah
negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan
modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri."
Ada banyak unsur yang terkandung di dalam rumusan pengertian investasi asingdi UU
Penanaman Modal, di antaranya:
a. Kegiatan menanam modal;
b. Melakukan kegiatan usaha di wilayah negara Indonesia;
c. Dilakukan oleh investor asing;
d. Menggunakan modal asing sepenuhnya atau berpatungan dengan investordalam negeri.
Disebutkan pula oleh Oentoeng Wahjoe tentang pengertian penanaman modal asing yaitu bentuk
kegiatan yang dilakukan oleh orang asing dengan kekayaannya yang merupakan bagian dari
property orang asingtersebut.
Pengertian modal asing dalam rumusan di atas adalah modal atau aset yang dimiliki oleh investor
asing baik berbentuk perorangan asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau badan
hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.15 Investor
asing memiliki arti perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah
asing yang melakukan kegiatan investasi di wilayah negara Indonesia.
5. Dasar Hukum Investasi Asing
Investasi asing (IA) memiliki dasar hukum di Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU Penanaman Modal). UU Penanaman
Modal menggantikan UU sebelumnya yaitu UU Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal
Asing jo UU Nomor 11 Tahun 1970.
Ada beberapa pertimbangan diundangkannya UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal, di antaranyaadalah:
a. Untuk melaksanakan pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan dengan
berdasarkan pada demokrasi ekonomi, guna mencapai tujuan bernegara dan mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945;
b. Menempatkan ekonomi kerakyatan yang melibatkan pengembangan usaha mikro,
kecil, menengah, dan koperasi. Sebagai dasar dari kebijakan penanaman modal sesuai amanat
dalam TAP MPR Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka Demokrasi
Ekonomi;

c. Mengolah potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi riil dengan membuka


peluang masuknya modal yang berasal daridalam negeri maupun luar negeri, untuk mempercepat
pembagunan ekonomi nasional dan mewujudkan kedaulatan politik ekonomi Indonesia;
d. Menciptakan iklim investasi yang kondusif, promotif, memberikan kepastian
hukum, keadilan dan efisiensi dengan tetap mengindahkan kepentingan ekonomi nasional untuk
menghadapi perubahan ekonomi global; e Sebagai pengganti dari UU sebelumnya yaitu UU
Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri jo UU Nomor 12 Tahun 1970
tentang Perubahan dan Tambahan UU PMDN, serta UU Nomor 1 Tahun 1967 tentang
Penanaman Modal Asing jo UU Nomor 11 Tahun 1970, yang dinyatakan sudah tidak sesuai lagi
dengan kebutuhan percepatan perkembangan perekonomian dan pembangunan hukum nasional
terutama bidang penanaman modal.
UU Penanaman Modal awalnya diusulkan Pemerintah ke DPR RI (RUUusulan lembaga
eksekutif), yang semula terdiri 12 Bab, 23 Pasal dan 43 Ayat. Kemudian dibahas oleh DPR RI
(Komisi VI DPR) dan disetujui draf UU Penanaman Modal menjadi XVIII Bab dan 40 Pasal.16
Tidak hanya pemerintah yang respek terhadap pembentukan UU Penanaman Modal, tapi
kalangan DPR (legislatif) pun juga memperhatikan perkembangannya. Perhatian serius
tersebutditunjukkan pada waktupembahasan RUU Penanaman Modal oleh komisi VI DPR RI,
yang memuat beberapa hal pokok yang substansial, di antaranya:
a. Reformasi di bidang birokrasi dalam melaksanakan sistem pelayanan terpadu satu
pintu;
b. Kebijakan dasar investasi agar tercipta iklim usaha nasional yang kondusif dalam
penguatan daya saing perekonomian nasional untuk percepatan peningkatan investasi;

6. Bentuk Hukum Investasi Asing


Investor asing diharuskan usahanya berbentuk badan hukum perseroan terbatas (PT). Pasal 5
ayat (2) UU Penanaman Modal merumuskan ketentuan tersebut:
"Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia
dan berkedudukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh
undang-undang."
Ketentuan UU Penanaman Modal hanya mengharuskan usaha investorasing berbentuk badan
hukum PT, artinya tidak membuka peluang dalam bentukbadan usaha yang lain seperti firma,
komanditer, yayasan, atau yang lain. Hukum positif di Indonesia mengenal badan usaha yang
berbentuk badan hukum, dan badan usaha yang bukan badan hukum. Badan usaha yang
berbentuk badan hukum seperti PT, koperasi, yayasan (berorientasi ke sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan), perusahaan umum (perum), perusahaan perseroan (persero), dan perusahaan
jawatan (perjan). Badan usaha yang bukan berbentuk badan hukum seperti firma dan
persekutuan komanditer (CV).
Khusustentang bentuk badan usaha firma dan CV, ada dua pendapat untuk menggolongkan
sebagai badan hukum atau bukan badan hukum. Pendapat pertama, mengatakanbahwa firma dan
CV bukan berbentuk badan hukum, dengan alasan tidak ada keharusan pengesahan akta
pendirian oleh menteri kehakiman, dan tidak ada pula keharusan pemisahan harta kekayaan
antarapersekutuan dan pribadi sekutu.Alasan yang lain adalah dalam firma, pihak ketiga tidak
berhubungan dengan perseroan firma sebagai suatu kesatuan, melainkan dengan setiap
anggotanya, Demikian pula dengan CV yang tidak memerlukan suatu formalitas.19Pendapat
kedua, berpendapat bahwa firma dan CV dapat digolongkan sebagai badan hukum , dengan
alasan dalam realitas hukumnya firma itu dianggap ada, sehingga dapat melakukan perbuatan
hukum. Pada umumnya firma dianggap sebagai badan hukum, dan adanya para pesero dapat
dipertanggungjawabkan sebagai suatu tanggungjawab cadangan.
Perseroan Terbatas (PT) yang diwajibkan bagi usaha investor asing di Indonesia, adalah PT yang
berkedudukan hukum di wilayah Indonesia, dan tunduk pada hukum Indonesia. Ketentuan
tentangPT banyak diatur di dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (selanjutnya akan disebut dengan UU PT).

B. Emiten
Emiten juga merupakan pihak yang sangat berperan di Pasar modal. Emiten adalah Perusahaan
yang berkeinginan mendapatkan dana dengan cara menerbitkan saham atau obligasi (listing) di
pasar modal/bursa. Ada beberapa tujuan dari Emiten listing di Pasar modal:
1. Pengembangan & Perluasan usaha bagi perusahaan mereka. Tujuannyalebih pada
internal kegunaan bagi perusahannya;
2. Arahnya agar ada variasi kepemilikan saham/Divestasi. Dengan demikian
nantinya akan didapatkan keuntungan yang lebih besar.
3. Penyediaan sumber dana. Artinya emiten lebih banyak pada penerbitanefek untuk
diperjual belikan.
Dari substansi emiten, listing (melakukan penawaran umum) di Pasar modal, menjadi kategori
pokok emiten. Demikian pula dengan harapan variasi kepemilikan saham bagi perusahaan.
Mereka umumnya menjadikan perusahaannya perusahaan go public, sehingga merusahaannya
jadi perusahaan terbuka (Tbk).

E. Perantara Pedagang Efek (Pialang)


Perantara pedagang efek merupakan salah satu pihak, seseorang/lembaga yang mendapatkan
amanah dari investor untuk membeli/menjual efek. Segala risiko yang terjadi, ditanggung
sepenuhnya oleh investor. Artinya seorang perantara pedagang efek, bisa di kategorikan sebagai
kepanjangan tangan dari investordalam berkegiatan di pasar modal. Mereka hanya dalam posisi
yang pasif, segala hal kaitannya dengan jual beli efek termasuk di dalamnya dampak yang akan
terjadi, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari investor. Pialang ini tujuannya hanya satu,
yaitu bagaimana mereka tersebut dapat fee dari hasil membantu investor berkegiatan di pasar
modal.

F. PerusahaanEfek (Securities Company)


Perusahaan efekmerupakan salah satu pihak yang mutlak keberadannya dalam kegiatan pasar
modal. Perusahaan Efek adalah perusahaan yang memiliki peran sebagai penjamin emisi,
perantara perdagangan efek, manajer investasi, & penitipan efek. Perusahaan ini terfokus pada
aspek kelembagaan yang berfungsi dibidang jasa.

Dalam kajian akademik, ada beberapa instrumenyang digunakan di pasar modaldi Indonesia.
Diantaranya adalah: 
1. Instrumenutang (Obligasi); 
2. Instrumensaham;
3. Instrumenefek yang lainnya

A. Arti Prinsip Transparansi.


Transparansi memiliki makna penting dalam proses dan berkegiatan di Pasar Modal. Prinsip
transparansi berlaku universaldiseluruh Pasar Modal Internasional, termasuk di Pasar modal
Indonesia. Makna transparansi secara mendasar memiliki arti:
a Sifat yang tembus cahaya;
b. Nyata/riil;
C Jelas.
Sedangkan kaitannya dengan kegiatan di pasar modal, prinsip transparansi diartikan sebagai
pedoman yang menjadi keharusan bagi semua pihak yangterlibat di pasar modal, untuk
menginformasikan secara terbuka dan tepat pada masyarakat tentang fakta materiil internal suatu
perusahaan. Arti transparansi tersebut, memiliki beberapa unsur yang saling terkait utuh seperti:
a. Sebagai pedoman;
b. Keharusan bagi semua pihak yang terlibat;
c. Informasi terbuka dan tepat;
d. Fakta materiil internal perusahaan.
Fakta materiil internal perusahaan yang dimaksud di atas adalah penjelasan/fakta penting tentang
peristiwa/kejadian di perusahaan yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa dan/atau
investor/pihak lain yang berkepentingan.
Sedangkan Penyampaian informasi, dapat dalam bentuk laporan berkala di jurnal
PROSPEKTUS, atau laporan khusus yang di keluarkan perussahaan itu sendiri. Penyampaian
informasi harus utuh, lengkap, akurat, dan tepat. Dikatakan lengkap, apabila informasi yang
disampaikan utuh/tidak ada informasi yang tertinggal, atau disembunyikan, disamarkan, atau
tidak menyampaikan apa-apa atas fakta meteriil tersebut.
Dikatakan akurat, apabila informasi yang disampaikan mengandung kebenaran dan tepat.
Apabila tidak lengkap, maka dianggap informasi yang menyesatkan. Sesuai dengan ketentuan
Pasal 80 ayat (1) UU Pasar Modal. Para pihak yang dapat dimintakan pertanggungjawaban
sebagai liable person atas pernyataan pendaftaran diantaranya adalah:
a) Pihak yang menandatangani pernyataan pendaftaran;
b) Direktur atau komisaris dari Emiten;
C) Penjamin pelaksana emisi efek;
d) Profesi penunjang pasar modal;
e) Pihak lain yang memberikan pendapat atau keterangan atas persetuajuanyang dimuat dalam
pernyataan pendaftaran.
B. Sanksi Pelanggaran.
Para pihak yang nyata-nyata melanggar ketentuan yang adadi UU Pasar Modal termasuk prinsip
transparansi tersebut, regulasi di UU Pasar Modal sudah jelas ada sanksinya. Bentuk sanksi
tersebut, bisa berupa sanksi administratif sesuai dengan Pasal 102 ayat (1-3) dan bisa berupa
sanksi pidana sesuai dengan Pasal 103 ayat (1-2). Sanksi administratif seperti:
a. peringatan tertulis,
b. denda,
c. pembatasan kegiatan usaha,
d. pembekuan kegiatan usaha,
e. pencabutan kegiatan usaha,
f. pembatalan persetujuan, dan pembatalan
pendaftaran. Sedangkan sanksi Pidana, dapat berupa tahanan & denda.

C. Dilema Pelaksanaan Prinsip Transparansi.


Pelaksanaan prinsip transparansi ini, tidaklah mudah. Ada beberapa persinggungan yang akan
terjadi, terutama antar regulasi di setiap bidang. Seperti contoh:
1. Investor menginginkan full disclosure pada semua fakta meteriil yang ada di
perusahaan. Akan tetapi emiten menginginkan sebagian dalam tingkat tertentu;
2. Investor ingin informasi tepat waktu terkait dengan emiten. Namun emiten
menginginkan hanya tertentu. Dikarenakan terkait dengan biaya penyebaran dan penerbitan
laporan;
3. Investor ingin informasi yang sangat terperinci. Akan tetapi emiten menginginkan
hanya sebagian besar. Lain lagi apabila dihadapkan pada law enforcement antar bidang. Seperti
di bidang pasar modal dan bidang perbankan. Bidang pasar modal, menginginkan full disclosure.
Akan tetapi tidak demikian yang terjadi di bidang perbankan yang lebih menekankan pada
prinsip prudent (kehati- hatian). Dikarenakan bidang perbankan, juga di atur khusus di UU
tentang Perbankan.
D. Manfaat Pelaksanaan Prinsip Transparansi.
Pelaksanaan prinsip transparansi, sangat bermanfaat baik dari sisi teoretikmaupun dari aspek
empirik. Manfaat tersebut diantaranya adalah:
1. Segi substansi, dapat menumbuhkembangkan masyarakat/ publikmendapatkan
akses informasi tentang perusahaan.
2. Segi yuridis, merupakan jaminan bagi publik tentang akses penting perusahaan,
yang disertakan sanksi.

A. Konsepsi Reksa Dana.


Ada banyak pendapat dari para ahli dalam khazanah keilmuan dan regulasidi Indonesia yang
mengartikan tentang Reksa dana, diantaranya adalah:
a Sebagai wadah untuk menghimpun dana dari para investor, yang dikelolaoleh manajer
investasi (Psl 1 angka 27 UU Pasar Modal);
b. Bentuk sertifikat yang berisi penitipan dana dari investor pada
manajerinvestasi;28
c. Bentuk pemberian jasa yang dilakukan manajer investasi pada investor yangtidak
ingin terlibat secara langsung di pasar modal;29
d. Salah satu perkembangan model efek yang ditawarkan pengelola reksa danapada
investor, agar investasinya lebih teratur dan terjamin.30
Dari beberapa pendapat di atas, dapat difahami bahwa pengertian Reksa Dana mengandung
beberapa unsur pokok atau variabel, seperti:
a. Salah satu model efek;
b. Berbentuk sertipikat reksa dana;
c. Ada pengelola reksa dana (manager investasi); (d) Adanya dana; (e) Investor.
Berarti dari pengelolaan, salah satu efek yang disebut reksa dana tersebut lebih teratur dan
terjamin. Baik dari sisi eksisting dana maupun profit yang didapat olehinvestor.

B. Bentuk Pengelola Reksa Dana.


Demikian pula dengan pengelola Reksa Dana, ada beberapa bentuk yangdapat diketahui, seperti:
1. Berbentuk perseroan. Artinya emiten yang kegiatannya menjual saham dan hasil
penjualan tersebut selanjutnya diinvestasikan kembali ke berbagai bentuk efek. Bentuk perseroan
ini juga ada syaratnya:
a. Harus ada ijin usaha dr Bapepam (sekarang diganti OJK); (b) Ada minimal 1 %
modal dasar yang ditempat pada waktu pendirian;
b. Aada kontrak pengelolaan yang dibuat Direksi dengan manajer investasi;
Semua kekayaan perseroan tersimpan di bank kustodian.
2. Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Bentuk inimaksudnya adalah
Kegiatan reksa dana yang diawali dengan adanya kontrak antara manajer Investasi dengan bank
kustodian. Karakteristik dari KIK ini ada beberapaunsur seperti:
a. Tugas bank bank kustodian memegang unit penyertaan modal, sedangkan manajer
investasi bertugas mengelola unit tersebut ke dalam berbagai jenis efek;
b. Pendaftaran ke OJK;
c. Kekayaannya tersimpan di bank custodian.
C. Macam Reksa Dana
Dari persepektif teoretik maupun dari aspek para pelaku usaha, Reksa Dana ini ada beberapa
macam:
1. Reksa Dana (RD) Saham. Reksa dana yang minimal 80 % aktivanya berupa
saham. Risikonya cukup tinggi,karena saham selalu fluktuatif. Demikian pula dengan sangat
tinggi, dikarenakan umumnya jangka waktunya sangat lama.
2. Reksa Dana Pasar Uang Pendapatan Tetap. Artinya RDyang kegiatan investasinya
kebanyakan bertransaksi dalam bentuk utang/obligasi, dalam jangka waktu maksimal 1 tahun;
D. Manfaat Reksa Dana
Investasi dalam bentuk Reksa Dana ini, lebih banyak dipilih oleh para pelaku usaha di Pasar
Modal. Alasan yang klasik dan yang masih eksisting prospektif sampai saat ini, karena aspek
pengelolaannya dan pofitnya. Seperti tergambar di bawah ini.
a. Pengelolaannya lebih profesional (manajer investasi);
b. Dapat dimonitor setiap saat di berbagai media tentang nilai aktiva bersih(Net asst
value);
C. Risikonya relatif kecil;
d. Unit penyertaan dapat dijual setiap saat;
e. Diversifikasi/penyebaran risiko.
E. Sisi Historis Reksa Dana
Reksa Dana di belahan negara di dunia ternyata apabila dilihat dari usia, memang sudah cukup
tua. Termasuk keberadaan dan pendirian Reksa Dana di Indonesia. Di bawah ini awal munculnya
Reksa Dana di berbagai negara:
a. Pada tahun 1822 di Belgia. Reksa dana diperuntukkan untuk para pengusaha
terutama terkait dengan obligasi pemerintah;
b. Pada tahun 1860 di Inggris & Skotlandia. Dikenal dengan unit investmenttrust;
C. Pada tahun 1920-an di Amerika. Penamaannya mutual fund;
d. Di Australia, Malaysia, Inggris: menggunakan kata Trust juga dengan arti
penyerahan hak dengan kepercayaan;
e. Di Indonesia (tahun 1990). Diawali dengan keluarnya Keppres No. 53 Tahun
1990. salah satu isinya adalah membolehkan pelaku usaha pasar modal menerbitkan reksa dana.

F. Peluang Kerugian Reksa Dana


Investasi dengan metode efek Reksa Dana, juga berpeluang mengalami kerugian. Di manapun
usaha secara mendasar sudah dan akan berlaku hukum alam. Ada untung, pasti ada yang rugi.
Demikian pula para pelaku usaha dalam beraktivitas. Di bawah ini ada factor kausalitas di
bidang Reksa Dana.
Menurunnya aktiva bersih, dikarenakan pengaruh eksternal;
2. Keadaan pasar bursa yang fluktuatif, karena harga instrumen investasi yang menurun;
W Risiko default, risiko yang dialami manajer investasi ketika membeli instrumenobligasi dan
kebetulan penjual obligasi kesulitan keuangan perusahaan.
G. Bank Kustodian
Bank kustodian (custodian bank) merupakan lembaga keuangan yang bertanggungjawab
menyimpan dan menjaga berbagai aset perusahaan investasi. Aset dapat mencakup semua jenis
sekuritas termasuk saham atau obligasi, serta aset seperti perhiasan atau barang berharga lainnya.
Ada beberapa contoh Bank di Indonesia yang tergolong pada Bank Kustodian hingga saat ini.
Seperti tersebut di bawah ini :
1. Bank Artha Graha Internasional Tbk, PT Gedung Artha Graha Lt 3 JI
JendSudirman Kav 52-53 Jakarta 12190 515-2168 Fax: 5152162 01.118.910.7-012.000
2. BCA01 Bank Central Asia Tbk, PT Menara Bca Grand Indonesia
3. JI. Mh Thamrin No. 1 Jakarta 10310 021-23588665 Fax: 021-
23588374 01.308.449.6-091.000 Fax: (021) 799-0720 01.108.045.
4. BNGA1 Bank Cimb Niaga Tbk, PT Graha Niaga Lt 7 JI. Jend Sudirman Kav 58
Jakarta 12190 (021) 250-5151 (021) 250-5252 Fax: (021) 250- 5206 (021) 250-5207
01.310.668.7-091.000
4. BDMN2 Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Menara Bank
Danamon Lt. 9 JI. Prof Dr Satrio Kav E4/6 Setiabudi Jakarta 12950 5799-1001 Fax: 8799-1460
01.308.470.2-091.000
5. BII01 Bank International Indonesia, PT Plaza Bii Tower 1 Lt.7 JI Mh Thamrin No 51 Jakarta
10350 2300-888 Fax: 315-3174

Anda mungkin juga menyukai