Anda di halaman 1dari 16

Sejarah Dan Terbentuknya Undang-Undang Penanaman Modal

Di Indonesia

DISUSUN OLEH :

Kelompok 1

Rahmayanti 19.2200.078
Reski Indrawirawana 19.2200.027
Iqrahyani Saputri 19.2200.005
Rifki Ananda Nugraha 19.2200.0

DOSEN PENGAMPU

Rustam Magun Pikahulan, M.H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM

HUKUM EKONOMI SYARIAH

TAHUN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan rahmatnnya maka kami bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sejarah dan Terbentuknya Undang-Undang Di Indonesia” dengan
harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai
referensi ilmu bagi kita semua.

Kami menyadari bahwa keberhasilan penyusunan makalah ini tidak lepas


dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:

1. Rustam Magun Pikahulan, M.H selaku dosen pembimbing mata kuliah


Hukum Investasi dan Pasar Modal Syariah yang dengan penuh kesabaran
membimbing dan memberikan motivasi sehingga makalah ini dapat
selesai.

2. Keluarga kami yang telah memberikan bantuan baik berupa moril maupun
material dan dengan tulus mendoakan kami agar dapat sukses hidup di
dunia dan akhirat.

3. Orang-orang yang telah membantu dalam penyusunan dan pembuatan


makalah.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang dapat
dijadikan sebagai masukan bagi perbaikan di masa akan datang. Akhir kata
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para mahasiswa, khususnya pada diri
kami sendiri dan semua pembacanya serta dipergunakan dengan semestinya.
Bone, 8 Mei 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Penanaman Modal

B. Penhaturan Penanaman Modal Di Indonesia

BAB III PENUTUP9

A. Kesimpulan9

B. Saran9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penanaman modal atau investasi merupakan modal awal dalam

pembangunan ekonomi suatu negara. Pembangunan nasional dapat

terlaksana dengan baik apabila stabilitas nasional dalam keadaan normal.

Semakin baik stabilitas nasional, maka semakin lancar pula pembangunan

nasional yang dapat dilakukan dalam suatu negara. Pembangunan yang

baik hendaknya berlandaskan pada trilogi pembangunan, yaitu :

pemerataan pembangunan guna menciptakan keadilan bagi seluruh

masyarakat, peningkatan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik, serta

berlandaskan pada stabilitas nasional yang sehat dan berkembang (Silvia,

2015).

Keberhasilan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan

daerah juga dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan PDRB di setiap

wilayah Indonesia. PDRB tersebut menggambarkan hasil kegiatan

perekonomian suatu daerah baik yang dilakukan oleh pemerintah, swasta

maupun masyarakat pada umumnya dalam kurun waktu tertentu. Oleh

sebab itu, secara tidak langsung PDRB dapat dikatakan sebagai acuan

dalam pemerataan pembangunan perekonomian suatu daerah.

Bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, investasi

merupakan komponen yang berperan penting dalam pembentukan nilai

tambah pendapatan nasional yang berguna dalam melaksanakan

1
pembangunan. Pendapatan nasional merupakan jumlah barang dan jasa

yang dapat dihasilkan oleh suatu negara dalam satu periode, apabila

jumlah barang dan jasa yang dihasilkan semakin banyak, maka hal ini

menggambarkan tingkat pendapatan nasional yang semakin tinggi.

Pasal 1 unang-undang nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman

modal, menyebutkan bahwa penanaman modal atau investasi adalah segala

bentuk kegiatan penanaman modal, baik oleh penanaman modal dalam

negeri ataupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah

Negara Republik Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Penanaman Modal?

2. Bagaimana Sejarah Hukum Penanaman Modal Di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Sejarah Perkembangan Penanaman Modal

2. Untuk Mengetahui Pengaturan Penanaman Modal Di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Penanaman Modal

Pembicaraan tentang sejarah perkembangan penanaman modal

tidak lepas dari pembicaraan tentang gelombang atau periodisasi

penanaman modal, yaitu periode kolonialisme kuno, dan pasca-

kemerdekaan.

Periode kolonialisme kuno dimulai pada abad ke-17 dan abad ke-

18. Melalui kebijaksanaan pemerintah Hindia-Belanda yang

memperkenankan masuknya modal asing dari Eropa untuk menanamkan

modalnya dalam bidang pertambangan.1

Di samping itu, pemerintah Belanda juga mulai membuka tanah-

tanah pertanian di Indonesia dengan mengeluarkan aturan pertanahan yang

dikenal dengan “Agrarische Wet” pada tahun 1870. Dengan adanya

peraturana ini, maka penanaman modal asing yang khususnya datang dari

swasta Eropa dan mempunyai hubungan dekat dengan pemerintah Belanda

diizinkan untuk melakukan usahanya di Indonesia, namun masih terbatas

pada daerah-daerah pertanian tertentu yang tidak diusahakan oleh

pemerintah Belanda untuk usaha perkebunan dengan pengawasan yang

sangat ketat oleh pemerintah daerah jajahan. Sedangkan bidang usaha lain

seperti pertambangan, perdagangan, dan sebagainya tetap dikuasai dan

dijalankan oleh pemerintah Belanda.

1 Jochen Roppke, Kebebasan yang Terhambat; Perkembangan Ekonomi dan Perilaku Kegiatan
Usaha di Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1986), H. 157

3
Berbagai perkembangan terjadi dengan variasi yang berbeda lewat

masuknya penanaman modal asing swasta Eropa ke Hindia-Belanda

diantaranya terjadi kenaikan produksi hasil bumi, adanya kewenangan

bertindak bagi buruh untuk mendapatkan penghasilan meskipun kecil

karena bekarja sebagai buruh upahan di perkebunan swasta asing. Hal itu

berbanding terbalik dengan perkebunan yang dikelola oleh pemerintah

kolonial Belanda dimana kondisi kerja buruh sangat memprihatinkan. Para

buruh dipandang sebagai hewan kerja yang malas, lamban, dan

pembohong.2

Pesatnya penanaman modal asing yang dilakukan oleh swasta

Eropa di Hindia-Belanda menunjukan bahwa perekonomian Hindia-

Belanda sudah mulai diperkenalkan dengan modal asing, oleh Boeke

dalam buku Economics and Economic policy of Dual Societies disebut

sebagai ekonomi yang bersifat dualistis.

Pada periode pasca kemerdekaan secara yuridis Indonesia telah

memulai babak baru dalam mengelola secara mandiri perekonomian

negara guna melaksanakan pembangunan nasional, meskipun penanaman

modal tetap mengalami kemandekan karena penjajahan Belanda dan lebih

parah lagi pada masa penjajahan Jepang. Bahkan selama 17 tahun

berikutnya Indonesia hanya menjadi negara pengimpor barang modal dan

teknologi, tidak satupun dalam bentuk penanaman modal asing secara

langsung. Sampai dengan tahun 1949 setelah Indonesia mendapatkan

pengakuan kedaulatan dari Belanda, keadaan penanaman modal terutama


2 Yahya A. Muhaimin, Bisnis dan Politik, (Jakarta: LP3ES, 1990), h. 56.

4
asing yang masuk ke Indonesia masih tetap mengalami kemandekan dan

hanya penanaman modal asing warisan pemerintah Belanda saja yang

sudah mulai kembali beroperasi.

Pada tahun 1953 pemerintah menyusun suatu rencana Undang-

Undang Penanaman Modal Asing (PMA) yang dirancang untuk berbagai

persyaratan minimum sambil mendorong penanaman modal asing pada

beberapa bidang usaha tertentu. Oleh Pauw dikemukakan bahwa undang-

undang tersebut tidakbanyak memberikan kemudahan, membatasi para

penanam modal asing untuk bergerak pada beberapa bidang usaha tertentu

diantaranya jasa pelayanan umum dan pertambangan, namun

menguntungkan penanam modal dalam negeri pada beberapa bidang usaha

yang biasanya dijalankan oleh orang Indonesia.

Belum cukup dua tahun setelah berlakunya undang-undang

tersebut, prospek masuknya penanaman modal asing dengan dibentuknya

undang-undang tersebut menjadi sirna setelah pemerintah melakukan

nasionalisasi perusahaan- perusahaan Belanda pada Desember tahun 1957.

Sudah dapat diduga setelah tahun 1957 industri mengami stagnan seperti

halnya seluruh sektor perekonomian nasional.

B. PENGATURAN PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

Penanaman Modal di Indonesia telah berkembang cukup lama


dalam kurun waktu kurang lebih dari 50 (lima puluh Tahun), dimana
dalam kurun waktu tersebut kegiatan Penanaman Modal di Indonesia, baik
Penanaman Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri telah
berkembang dan memberikan kontribusi dalam mendukung pencapaian
sasaran pembangunan nasional. Dasar hukum mengenai Penanaman

5
Modal di Indonesia di awali dengan pemberlakuan Undang Undang No.
78 Tahun 1958 tentang Penanaman Modal Asing yang dalam
pelaksanaannya mengalami kemandekan. Kemudian pada Tahun 1967
diterbitkan Undang Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal
Asing yang kemudian di ubah dengan Undang Undang No. 11 Tahun 1970
tentang Perubahan dan Tambahan Undang Undang No. 1 Tahun 1967
tentang Penanaman Modal Asing dan Undang Undang No. 6 Tahun 1968
tentang Penanaman Modal Dalam Negeri sebagaimana kemudian diubah
dengan Undang Undang No. 12 Tahun 1970 tentang Perubahan dan
Tambahan Undang Undang No. 6 Tahun 1968.
Sebagai Peraturan pelaksana dari ketentuan Undang Undang
Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri diatur
dalam beberapa peraturan yang telah beberapa kali mengalami perubahan
yang meliputi Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, instruksi
Presiden, Surat Edaran Menteri Negara Investasi/Kepala BKPM,
Keputusan Menteri Negara Investasi/ Kepala BKPM, Keputusan Bersama
Menteri Negara Investasi/Kepala BKPM dan Menteri Koperasi, Pengusaha
Kecil dan Menengah, Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan,
dan Keputusan Gubernur DKI Jakarta, dan lainlain. Walaupun dengan
dasar hukum kedua Undang Undang tersebut, investasi di Indonesia cukup
berkembang baik. Namun untuk mendukung pencapaian sasaran
pembangunan ekonomi nasional, dimana Penanaman Modal harus menjadi
bagian dari penyelenggaraan perekonomian dan ditempatkan sebagai
upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan
lapangan kerja, mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan serta
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu sistem perekonomian
yang berdaya saing, keberadaan Undang Undang No. 1 Tahun 1967 jo
Undang Undang No. 12 Tahun 1970 dan Undang Undang No. 6 Tahun
1968 jo Undang Undang No. 12 Tahun 1968 yang sudah berlaku kurang
lebih 40 Tahun dirasakan perlu untuk dilakukan perubahan dan
penggantian.
Penggantian ini di dasarkan karena kedua Undang Undang
Penanaman Modal tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan tantangan dan
kebutuhan untuk mempercepat perkembangan perekonomian nasional
melalui konstruksi pembangunan hukum nasional di bidang Penanaman
Modal yang berdaya saing dan berpihak pada kepentingan nasional. 3
Untuk itu Pemerintah telah mengesahkan dan mengundangkan Undang
Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang menurut
ketentuan Pasal 40, Undang Undang Penanaman No. 25 Tahun 2007 ini
berlaku sejak tanggal diundangkan. Dengan berlakunya Undang Undang
No. 25 Tahun 2007, maka Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 jo Undang

3 Penjelasan Umum alenia kedua belas.

6
Undang No. 11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang
Undang No. 6 Tahun 1968 jo Undang Undang No. 12 Tahun 1970 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri, dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.
Ketentuan Peralihan Undang Undang No. 25 Tahun 2007
menentukan tetap berlakunya beberapan ketentuan Perundang-Undangan
yang merupakan pelaksana dari Undang Undang Penanaman Modal Asing
dan Penanaman Modal Dalam Negeri, sebagai berikut4 :
1. Pasal 35 : Perjanjian Internasional, baik bilateral, regional, maupun
multilateral dalam bidang Penanaman Modal yang telah disetujui
oleh Pemerintah sebelum Undang Undang Penanaman Modal
berlaku sampai berakhirnya perjanjian tersebut.
2. Pasal 36 : Rancangan Perjanjian Internasional, baik bilateral,
regional, maupun multilateral dalam bidang Penanaman Modal
yang belum

disetujui oleh Pemerintah Indonesia pada saat Undang Undang Penanaman Modal
ini berlaku wajib disesuaikan dengan Undang Undang ini.
3. Pasal 37 :
1) Pada saat Undang Undang Penanaman Modal ini berlaku,
semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang
merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang Undang No.
1 Tahun 1967 jo Undang Undang No. 11 Tahun 1970
tentang Penanaman Modal Asing dan Undang Undang No.
6 Tahun 1968 jo Undang Undang No. 12 Tahun 1970
tentang Penanaman Modal Dalam Negeri dinyatakan tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diatur
dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan
Undang Undang ini.
2) Persetujuan Penanaman Modal dan izin pelaksanaan yang
telah diberikan oleh Pemerintah berdasarkan Undang
Undang No. 1 Tahun 1967 jo Undang Undang No. 11
Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang
Undang No. 6 Tahun 1968 jo Undang Undang No. 12
Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri,
dinyatakan tetap berlaku sempai dengan berakhirnya
persetujuan Penanaman Modal dan izin pelaksanaanya.
3) Permohonan Penanaman Modal dan permohonan lainnya
yang berkaitan dengan Penanaman Modal yang telah
disampaikan kepada instansi yang berwenang dan pada
4 Pasal 35 - 37.

7
tanggal disahkannya Undang Undang ini belum
memperoleh persetujuan Pemerintah wajib disesuaikan
dengan ketentuan Undang Undang ini.
4) Perusahaan Penanaman Modal yang telah diberikan izin
usaha oleh Pemerintah berdasarkan Undang Undang No. 1
Tahun 1967 jo Undang Undang No. 11 Tahun 1970 tentang
Penanaman Modal Asing dan Undang Undang No. 6 Tahun
1968 jo Undang Undang No. 12 Tahun 1970 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri, apabila Izin Usaha
Tetap-nya telah berakhir, dapat diperpanjang berdasarkan
Undang Undang ini.

Berdasarkan ketentuan peralihan tersebut (vide pasal 37 ayat 1 UU


No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal), maka sebelum
dikeluarkannya peraturan pelaksana dari Undang Undang Penanaman
Modal No. 25 Tahun 2007, peraturan pelaksana yang lama dinyatakan
tetap berlaku.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pembicaraan tentang sejarah perkembangan penanaman modal

tidak lepas dari pembicaraan tentang gelombang atau periodisasi

penanaman modal, yaitu periode kolonialisme kuno, dan pasca-

kemerdekaan.

Periode kolonialisme kuno dimulai pada abad ke-17 dan abad ke-

18. Melalui kebijaksanaan pemerintah Hindia-Belanda yang

memperkenankan masuknya modal asing dari Eropa untuk menanamkan

modalnya dalam bidang pertambangan.

Pasal 1 unang-undang nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman

modal, menyebutkan bahwa penanaman modal atau investasi adalah segala

bentuk kegiatan penanaman modal, baik oleh penanaman modal dalam

negeri ataupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah

Negara Republik Indonesia.

B. Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika diatas masih terdapat

banayak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan

memeperbaiki kesalahan tersebut dengan berpedoman pada banyak

sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA
Jochen Roppke, Kebebasan yang Terhambat; Perkembangan Ekonomi
dan Perilaku Kegiatan Usaha di Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1986)
Yahya A. Muhaimin, Bisnis dan Politik, (Jakarta: LP3ES, 1990),
Harjono, Dhaniswara K. “Hukum Penanaman Modal: Tinjauan Terhadap Pemberlakuan
Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.” Pusat
Pengembangan Hukum dan Bisnis Indonesia, 2012.

Dalam berbagai literatur


hukum ekonomi atau
hukum bisnis, terminologi
investasi dapat berarti
penanaman modal yang
dilakukan secara langsung
oleh
investor lokal (
domestic investor
) yang disebut dengan
penanaman modal
10
dalam negeri, investor
asing (
foreign direct
invesment
, FDI) yang disebut
penanaman modal asing,
dan penanaman modal
yang dilakukan secara
tidak
langsung oleh pihak asing (
foreign indirect
investment
, FII).
1. Dalam berbagai
literatur hukum
11
ekonomi atau hukum
bisnis, terminologi
2. investasi dapat berarti
penanaman modal yang
dilakukan secara
langsung oleh
3. investor lokal (
4. domestic investor
5. ) yang disebut
dengan penanaman
modal
6. dalam negeri,
investor asing (
7. foreign direct
invesment
12
8. , FDI) yang
disebut
9. penanaman modal
asing, dan penanaman
modal yang dilakukan
secara tidak
10. langsung oleh
pihak asing (
11. foreign indirect
investment
12. , FII

13

Anda mungkin juga menyukai