Disusun Oleh
1
Mohammad Nasir, Pasar modal (Jakarta, 2016).
2
Ibid.
modal di Batavia berkembang begitu pesat sehingga menarik perhatian dari
masyarakat yang terdapat di kota lain. Pada tanggal 11 Januari 1925 di kota Surabaya
dan 1 Agustus 1925 di semarang resmi didirikan bursa. Anggota bursa di Surabaya
waktu itu adalah Fa. Dunlop & Koff, Fa. Gijselman & Steup,Fa. V. Van Velsen, Fa.
Beaukkerk & Cop, dan N. Koster. Sedangkan anggota bursa di Semarang waktu itu
adalah Fa. Dunlop & Koff, Fa. Gijselman & Steup, Fa. Monad & Co, Fa. Companien
& Co, serta Fa. P.H.Soeters & Co. Nilai efek yang tercatat yang mencapai
NIF1.400.000.000,00 (jika di indeks dengan harga beras yang disubsidi pada tahun
1982, nilainya adalah ± Rp7.000.000.000.000,00) yang berasal dari 250 jenis efek.3
Periode ini berlangsung tidak lama karena dihadapkan pada resesi ekonomi tahun
1929 dan pecahnya perang Dunia II (PD II). Keadaan yang semakin memburuk
membuat Bursa Efek Surabaya dan Semarang ditutup sementara. Kemudian pada 10
Mei 1940 disusul oleh Bursa Efek Jakarta. Pada tanggal 23 Desember 1940 Bursa
Efek Jakarta kembali aktif. Namun dikarenakan terjadinya Perang Dunia II, hal ini
tidak berlangsung lama karena kemudian Jepang masuk ke Indonesia dan Bursa Efek
Jakarta kembali tutup. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 289737/UU
tanggal 1 November 1951 penyelenggaraan bursa diserahkan kepada Perserikatan
Uang dan Efek-Efek (PPUE). Bank Indonesia (BI) ditunjuk sebagai penasihat dan
selanjutnya dipilih pengurus. Selanjutnya baru pada tanggal 3 Juni 1952, Bursa Efek
Jakarta dibuka kembali. Operasional bursa pada waktu itu dilakukan oleh PPUE
(Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek) yang beranggotakan bank negara, bank
swasta dan para pialang efek. Pada tanggal 26 september 1952 dikeluarkannya
Undang-Undang nomor 15 tahun 1952 sebagai Undang-Undang darurat tentang
Bursa, dan kemudian ditetapkan menjadi Undang-Undang Bursa.4
5
Ibid.
6
Ibid.
7
Ibid.
4. Merger Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
Pada tanggal 19 September 1996, BES mengeluarkan sistem Surabaya Market
Information and Automated Remote Trading (S-MART) yang menjadi Sebuah sistem
perdagangan yang komprehensif, terintegrasi dan luas serta dapat menyediakan
informasi real time dari transaksi yang dilakukan melalui BES. BEJ melakukan
merger dengan BES pada akhir 2007 dan pada awal 2008 berubah nama menjadi
Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2009, PT Bursa Efek Indonesia meluncurkan
Sistem Perdagangan Baru JATS-G5.8
10
Sejarah Pasar Modal Syariah. https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/Pages/Pasar-Modal-Syariah.aspx.
Di Akses Pada Tanggal 09 Maret 2023
11
Sejarah Pasar Modal Syariah. https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/Pages/Pasar-Modal-Syariah.aspx.
Di Akses Pada Tanggal 09 Maret 2023
Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak sejarah baru dengan
disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
pada tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan hukum untuk
penerbitan surat berharga syariah negara atau sukuk negara. Pada tanggal 26 Agustus
2008 untuk pertama kalinya Pemerintah Indonesia menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan
IFR0002. Pada tanggal 30 Juni 2009, Bapepam-LK telah melakukan penyempurnaan
terhadap Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan
II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.13
12
Sejarah Pasar Modal Syariah. https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/Pages/Pasar-Modal-Syariah.aspx.
Di Akses Pada Tanggal 09 Maret 2023
13
Sejarah Pasar Modal Syariah. https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/Pages/Pasar-Modal-Syariah.aspx.
Di Akses Pada Tanggal 09 Maret 2023
14
Sejarah Pasar Modal Syariah. https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/Pages/Pasar-Modal-Syariah.aspx.
Di Akses Pada Tanggal 09 Maret 2023
muamalah.Terdapat kaidah fiqih muamalah yang menyatakan bahwa Pada dasarnya,
semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
Konsep inilah yang menjadi prinsip pasar modal syariah di Indonesia.15
a. Dasar Hukum
Sebagai bagian dari sistem pasar modal Indonesia , kegiatan di Pasar
modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah juga mengacu kepada Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal berikut peraturan
pelaksananaannya (Peraturan Bapepam-LK, Peraturan Pemerintah, Peraturan
Bursa dan lain-lain). Bapepam-LK selaku regulator pasar modal di Indonesia,
memiliki beberapa peraturan khusus terkait pasar modal syariah, sebagai berikut :
a) Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar
Efeek Syariah
b) Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah
c) Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan
dalam Penerbitan Efek Syariah16
Kegiatan pasar modal termasuk dalam kelompok muamalah, sehingga
transaksi dalam pasar modal diperbolehkan sepanjang tidak ada larangan menurut
syariah. Sederhananya kata syariah ini memiliki implikasi baik pada barang dalam
hal ini efeknya, maupun cara atau transaksinya yang harus sesuai dengan prinsip
syariat/ hukum Islam, artinya satu hal saja tidak terpenuhi maka tidak dapat
dikategorikan sesuai dengan prinsip syariah.17
Kegiatan muamalah yang dilarang adalah kegiatan spekulasi dan
manipulasi yang di dalamnya mengandung unsur gharar, riba, maysir, risywah,
maksiat dan kedzhaliman.
1. Gharar merupakan ketidakpastian dalam suatu akad, baik mengenai
kualitas atau kuantitas obyek akad maupun mengenai penyerahannya.
15
Sejarah Pasar Modal Syariah. https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/Pages/Pasar-Modal-Syariah.aspx.
Di Akses Pada Tanggal 09 Maret 2023
16
Sejarah Pasar Modal Syariah. https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/Pages/Pasar-Modal-Syariah.aspx.
Di Akses Pada Tanggal 09 Maret 2023
17
Raymond Dantes, “Wawasan Pasar Modal Syariah,” Wade Group (2019).
2. Riba merupakan tambahan yang diberikan dalam pertukaran barang-
barang ribawi dan tambahan yang diberikan atas pokok utang dengan
imbalan penangguhan pembayaran secara mutlak.
3. Maysir merupakan kegiatan yang melibatkan perjudian dimana pihak
yang memenangkan perjudian akan mengambil taruhannya dan pihak
yang kalah akan kehilangan taruhannya.
4. Risywah merupakan suatu pemberian yang bertujuan untuk mengambil
sesuatu yang bukan haknya, membenarkan yang bathil dan menjadikan
yang bathil sebagai sesuatu yang benar.
5. Maksiat dan dzhalim merupakan suatu perbuatan yang merugikan,
mengambil atau menghalangi hak orang lain yang tidak dibenarkan
secara syariah, sehingga dapat dianggap sebagai salah satu bentuk
penganiayaan.18
Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal (UUPM) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan Perdagangan Efek. Perusahaan Publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek. Berdasarkan definisi tersebut, pasar modal syariah dapat diartikan
sebagai kegiatan dalam pasar modal sebagaimana yang diatur dalam UU.19
PM yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Oleh karena itu, pasar
modal syariah menyesuaikan keseluruhan produk dan aktivitas transaksi maupun
efeknya berdasarkan syariat/ hukum Islam. Konsep inilah yang menjadi prinsip
pasar modal syariah di Indonesia. Pengertian prinsip syariah di pasar modal ini
diatur dalam Peraturan OJK Nomor 15/POJK.04/2015 tentang Penerapan Prinsip
Syariah di Pasar Modal yaitu “Prinsip hukum Islam dalam Kegiatan Syariah di
Pasar Modal berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama
Indonesia (DSNMUI), sepanjang fatwa dimaksud tidak bertentangan dengan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dan/atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
lainnya yang didasarkan pada fatwa DSN-MUI”. Dalam peraturan tersebut tertulis
bahwa seluruh aktivitas di pasar modal syariah berlandasan pada dua hukum yaitu
18
Ibid.
19
Ibid.
landasan fikih yang bersumber dari fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia dan landasan hukum positif yakni merujuk pada Undang Undang dan
Peraturan OJK. Konsep pasar modal syariah, tidak dapat disamakan dengan
perbankan, di mana terdapat dikotomi antara perbankan konvensional dan
perbankan syariah. Pemisahan antara bank konvensional dan bank syariah terjadi
karena skema operasional maupun bisnisnya sangat berbeda.20
Pasar modal syariah tidak memiliki perbedaan sama sekali dalam
mekanisme transaksi efeknya, setiap investor yang ingin berinvestasi secara
syariah maupun tidak, sama-sama harus menggunakan jasa atau fasilitas broker
yang terhubung pada sistem perdagangan Bursa Efek Indonesia - JATS Next G.
Selain itu OJK dan BEI sama sekali tidak menerapkan perbedaan dalam proses
pencatatan efeknya, terlepas emiten tersebut dikategorikan menerbitkan efek
syariah, semua diperlakukan sama dan setara dalam prosesnya. Berdasarkan
penjelasan tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa pasar modal syariah
bukan merupakan pasar yang berdiri sendiri tapi bagian dalam industri pasar
modal yang keseluruhan aktivitas transaksi maupun efeknya dibatasi oleh fatwa
Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia dan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan.Keberadaan investasi syariah di pasar modal atau lebih mudah dikenal
dengan pasar modal syariah di Indonesia diawali dengan diterbitkannya reksa
dana syariah pertama pada tanggal 3 Juli 1997 oleh Danareksa dan mulai lebih
dikenal tepat 3 tahun setelahnya yaitu saat Bursa Efek Jakarta meluncurkan
Jakarta Islamic Index (JII), di mana di dalamnya terdapat saham-saham yang di
kantor Syariah.21
Menurut penulis, konsep pasar modal Syariah, bersumber dari Al-Qur'an dan
hadits. Prinsip pasar modal Syariah juga memuat aturan yang ada dalam syariat
Islam, yaitu :
1. Investasi Halal dan Sesuai Syariah,
2. Menggunakan Uang sebagai Alat Pertukaran Nilai,
3. Tidak ada pihak yang dirugikan dari kegiatan investasi tersebut,
4. Transaksi Menggunakan Akad, dan
5. Adanya mekanisme yang Jelas.
22
Ibid.
mekanisme transaksinya. Misalnya tentang bisnis perusahaan, karena Syariah
mensyaratkan kegiatan ekonomi yang sah, serta produk yang dituju, bagaimana
diperoleh dan bagaimana digunakan.23
Padahal, banyak prinsip syariah yang tertuang dalam peraturan perundang-
undangan yang ada. Misalnya, prinsip saling pengertian yang berlaku dalam Syariah
juga terdapat dalam Pasal 1338 KUH Perdata, yang mensyaratkan persetujuan para
pihak untuk membuat suatu perjanjian.24 Dari penjelasan berdasarkan teori yang telah
diuraikan di atas, penulis dapat menyimpulkan beberapa perbedaan antara pasar modal
dengan pasar modal syariah. Perbedaan antara ini adalah :
1. Instrumen Yang Dijual
Pada invenstasi pasar modal konvensional, instrumen yang dijual adalah
saham, obligasi,reksa dana, opsi, right, dan warrant.25
Sedangkan pada pasar investasi pasar modal syariah, instrumen yang
dijual adalah saham, obligasi, dan reksa dana, yang dijual berdasarkan
sesuai dengan hukum syariah.26
2. Emiten Penjual Saham
Di dalam pasar modal konvensional, emiten dari manapun bisa melakukan
penjualan sahamnya di pasar modal tanpa harus memperhatikan halal atau
haram. Transaksi dan instrumen yang dijalankan juga mempunyai
bunga.27
Sedangkan dalam pasar modal syariah, emiten yang menjual sahamnya
sangat memperhatikan halal dan haram, dan juga memperhatikan bahwa
telah sesuai dengan syarat-syarat syariah. Transaksi yang dilakukan pun
terbebas bunga. Pasar modal syariah, transaksi instrumen yang dipakai
menggunakan prinsip akad mudharabah, akad musyarakah, dan akad
salam.28
3. Indeks Saham
23
Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah (Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2010).
24
Ibid.
25
Fadilla, “Pasar Modal Syariah Dan Konvensional” 3 (2018): 45–56.
26
Ibid.
27
Ibid.
28
Ibid.
Indeks saham syariah yang ada, dikeluarkan oleh pasar modal syariah.
Maka dari itu, seluruh saham yang tercantum pada bursa pasar modal
syariah sudah terjamin halal.29
Sedangkan pada pasar modal konvensional, indeks yang ada terbuka
secara bebas dan tidak memisahkan saham yang halal secara khusus.30
4. Mekanisme Transaksi
Mekanisme transaksi di pasar modal konvensional tidak menetapkan
batasan apapun. Arah perputaran uang juga dibuka secara bebas. Sehingga
konsep bunga pada pasar modal konvensional adalah hal yang sudah pasti
ada.31
Sedangkan pada pasar modal syariah, hal-hal tersebut diatur secara ketat.
Dana yang ditanam tidak akan digunakan untuk menggerakkan bidang
yang tidak sesuai dengan prinsip syariat. Misalnya seperti rokok, alkohol,
makanan yang diharamkan dan lain-lainnya. Selain itu pasar modal
syariah juga bebas dari transaksi ribawi, gharar, atau merugikan.32
5. Efek yang diperdagangkan di pasar modal syariah harus perusahaan yang tidak
melanggar prinsip syariah dalam menjalankan usahanya.33
Di pasar modal biasa, sebaliknya, tidak ada aturan yang mengatur kegiatan
operasional perusahaan.34
6. Dasar hukum
Dasar hukum pasar modal syariah pada hakikatnya adalah Al-Qur’an dan
Hadits yang digarisbawahi oleh fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)35
Sedangkan pasar modal konvensional adalah undang-undang pasar modal
yaitu UU No.8 Tahun 1995.36
7. Pasar modal syariah diatur kegiatannya oleh DSN (Dewan Syariah Nasional),
tetapi pasar modal konvensional tidak.37
29
Ibid.
30
Ibid.
31
Ibid.
32
Ibid.
33
Ibid.
34
Ibid.
35
Ibid.
36
Ibid.
37
Ibid.
8. Indeks harga saham konvensional antara lain IHSG, LQ45, Kompas 100 dll. dan
indeks harga saham syariah adalah JII (Jakarta Islamic Index) dan DES (Daftar
Efek Syariah).38
38
Ibid.
39
Buchari Alma, MANAJEMEN BISNIS SYARIAH, 2 ed. (Bandung: Alfabeta, 2014).
40
Khaerul Anam dan Herry Susanto, Manajemen Investasi, 1 ed. (Jakarta: Pustaka Setia, 2017).
41
Ibid.
c. Emiten atau perusahaan publik yang bertujuan menerbitkan efek syariah wajib
untuk menandatangani dan memenuhi ketentuan akad sesuai atas efek syariah
d. Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan efek syariah wajib menjamin
bahawa kegiataan usahannya memenuhi prinsip-prinsip syariah.
e. Dalam hal emiten atau perudahaan publik yang menerbitkan efek syariah
sewaktu-waktu tidak memenuhi persyaratan tersebut diatas, maka efeknyang
diterbitkan bukan lagi efek syariah.42
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Perbedaan mendasar antara pasar modal tradisional dengan pasar modal syariah
khususnya terletak pada isu-isu syariah yang tercermin dalam produk, aqad dan
mekanisme transaksinya. Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan Perdagangan Efek. Perusahaan Publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sejarah Pasar
Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT.
Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Penerapan prinsip syariah di pasar
modal tentunya bersumberkan pada Al Quran sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits
Nabi Muhammad SAW.
42
Ibid.
Secara umum kegiatan Pasar Modal Syariah tidak memiliki perbedaan dengan
pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik khusus Pasar Modal
Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip syariah. Pada tanggal 30 Juni 2009, Bapepam-LK telah melakukan
penyempurnaan terhadap Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan
Efek Syariah dan II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Anam, Khaerul, dan Herry Susanto.2017. Manajemen Investasi. 1 ed. Jakarta: Pustaka Setia.