Anda di halaman 1dari 24

SKRIPSI

MEKANISME CASH ON DELIVERY (COD) DALAM TRANSAKSI


ONLINE PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH

Oleh:
ISTI LARASATI
NPM. 2003011050

Jurusan Ekonomi Syariah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO


1444 H / 2023 M

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................... 1

HALAMAN JUDUL......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ..................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 4

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 4


B. Pertanyan penelitian ......................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6
D. Penelitian Relevan ............................................................................ 7

BAB II LANDASAN TEORI........................................................................... 13

A. Jual Beli ............................................................................................ 13


1. Pengertian Jual Beli .................................................................... 13
2. Mekanisme Transaksi Cash On Delivery (COD) dalam
Online ......................................................................................... 14
B. Jual Beli Perspektif Ekonomi Syariah .............................................. 16
1. Pengertian Jual Beli dalam Islam ............................................... 16
2. Dasar Hukum Jual Beli dalam Islam .......................................... 16
3. Prinsip-Prinsip Jual Beli dalam Islam ........................................ 18

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 22

A. Jenis dan Sifat Penelitian ................................................................. 22


B. Sumber Data ..................................................................................... 23
C. Teknik Pengmpulan Data ................................................................. 23
D. Teknik Analisis Data ........................................................................ 24

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Jual beli atau yang sering disebut dengan muamalah merupakan suatu

kegiatan yang sangat familiar dalam kehidupan masyarakat. Bahkan

merupakan kegiatan utama dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana tidak,

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia tak bisa terlepas dari jual beli.

Bagi pembeli, jual beli merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan kehidupan dalam kesehariannya. Dan bagi penjual, jual

beli yang dilakukannya semata-mata untuk mencari laba dari barang yang ia

jual. Dimana keuntungan itu akan terus bertambah setiap harinya dan menjadi

sumber pencahariannya.

Sebelum ditemukannya uang jual beli dilakukan dengan cara barter

yaitu tukar menukar barang dengan barang. Setelah ditemukannya uang

terjadilah jual beli dengan cara barang tukar uang. Jual beli ialah kegiatan

pertukaran antara barang dan uang. Dimana ketika seseorang membutuhkan

suatu barang maka ia bisa mendapatkannya dengan cara membeli.

Seiring perkembangan zaman manusia dimanjakan dengan kemajuan

teknologi, tepatnya pasca peristiwa covid-19 ditahun 2020 dimana semua

kegiatan dinonaktifkan, tidak ada kegiatan diluar rumah, baik urusan

pekerjaan ataupun bersekolah. Dari peristiwa itu dunia digital semakin

berkembang. Mulai dari pembuatan situs untuk bekerja, bersekolah hingga

3
berbelanja, semua kegiatan telah diringkas dalam satu wadah yang praktis dan

asyik.

Jual beli online ialah jual beli yang dilakukan melalui media sosial.

Dimana penjual menawarkan atau memperlihatkan produknya pada satu situs

yang berupa foto atau video dengan disertakan penjelasan dan kriteria dari

barang tersebut. seperti yang kita tahu bahwa media sosial ialah sebuah

interaksi hubungan yang luas, bisa terakses hingga wilayah internasional.

Maka darinya setiap barang yang dipromosikan dapat dilihat oleh khalayak

ramai. Setiap penjual mempunyai akun atau lapak masing-masing. Mereka

bebas mempromosikan dan menunjukkan barang-barang yang dijualnya.

Pembeli dapat melihat produk apa saja yang dijual oleh penjual dan juga dapat

melihat kualitas produk dari ranting dan testimoni atau komentar barang dari

pembeli sebelumnya.

Metode pembelian yang digunakan ialah pesanan (istishna) dimana

pembeli memesan barang yang ia minati lalu penjual akan mengirimkan

barang yang telah dipesan pembeli ke jasa pengantar barang (kurir).

Pembayaran belanja online atau jual beli online dapat dilakukan dalam bentuk

e-payment yaitu pembayaran dalam bentuk digital, bisa melalui transfer bank,

transfer ATM, saldo dana, Go-Pay ataupun pembayaran ditempat setelah

barang sampai ke alamat pemesan. Pembayaran ini sering disebut dengan

istilah COD yaitu Cash On Delivery.

Sistem pembayaran cash on delivery (COD) ini paling banyak diminati

masyarakat luas. Selain alasan tidak mempunyai tabungan digital, penggunaan

sistem bayar ditempat banyak dipilih dengan alasan sebagai bentuk

4
kewaspadaan akan adanya penipuan. Tidak sedikit dari beberapa pembeli

menunjukkan complain dari barang yang ia beli, kebanyakan beralasan barang

yang dikirim tidak sesuai dengan yang terpajang ditoko melalui foto atau

video tersebut.

Tidak sedikit memang toko online ada yang melakukan penipuan dari

jual beli online. Mereka menampilkan foto/video produk yang bagus hingga

menarik hati yang melihatnya. Yang sebenarnya itu produk milik orang lain.

Dan tidak sedikit pula konsumen yang kurang berhati-hati ketika akan

membeli barang online, mereka tidak memperhatikan ranting atau komentar

yang sudah tersedia di laman produk tersebut. Itulah yang menyebabkan

kekecewaan atau ketidak adilan dari sistem pembayaran sebelum barang

sampai.

Untuk mengantisipai kejadian tersebut muncul lah sistem pembayaran

cash on delivery (COD). Tetapi dalam sistem COD ini tidak sedikit pula

kejadian sepura terjadi. Penyebabnya sama yaitu karena kurangnya kehati-

hatian para konsumen ketika akan membeli suatu produk, konsemen yang sulit

dihubungi hingga alamat pembeli yang kurang lengkap hingga

membingungkan pengirim barang (kurir).

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dipahami bahwa kegiatan jual

beli online dengan sistem pembayaran COD (Cash On Delivery)

menimbulkan beberapa masalah. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul

Mekanisme COD Dalam Transaksi Jual Beli Online Perspektif Ekonomi

Syari’ah.

5
B. Pertanyaan Penelitian

Dari uraian permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

bagaimana Mekanisme COD (Cash On Delivery) dalam Transaksi Jual Beli

Online Perspektif Ekonomi Syari’ah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Mekanisme COD (Cash On Delivery) dalam

Transaksi Jual Beli Online Perspektif Ekonomi Syari’ah.

2. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti

berupa tambahan pengetahuan dan wawasan tentang Mekanisme COD

(Cash On Delivery) dalam Transaksi Jual Beli Online Perspektif Ekonomi

Syari’ah. Selain itu, dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian

lebih lanjut.

a. Manfaat Teoritis

Sebagai tambahan referensi akademis dan penulis tentang

pengetahuan yang berkaitan dengan jurusan Ekonomi Syariah dibidang

perdagangan.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan

pengetahuan bagi masyarakat terkait penjualan dan pembelian online.

6
D. Penelitian Relevan

Penelitian relevan merupakan penelitian terhadap penelitian-penelitian

yang sudah dilakukan. Dengan maksud menghindari persamaan terhadap

penelitian. Dengan kata lain penelitian relevan memiliki tujuan untuk

meninjau apakah penelitian yang akan kita ambil sudah pernah diteliti

sebelumnya.

Berikut beberapa penelitian terdahulu terkait jual beli online

menggunakan sistem pembayaran COD ;

1. Penelitian yang dilakukan oleh Gina Sonia Meilani mahasiswi Universitas

Sunan Gunung Djati yang berjudul “Analisis Jual Beli Online dengan

menggunakan Sistem Cash On Delivery (COD) Perspektif Hukum

Ekonomi Syariah pada tahun 2022. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui dan menjelaskan mekanisme dalam jual beli online

dengan sistem COD yang dilakukan oleh marketplace Lazada dan Shopee,

serta mengetahui dan menjelaskan analisis jual beli online dengan sistem

COD yang dilakukan oleh marketplace Lazada dan Shopee dalam kajian

Hukum Ekonomi Syariah. Kerangka berpikir dalam penelitian ini

didasarkan pada prinsip-prinsip muamalah. Dengan banyaknya

kekecewaan yang dialami para konsumen, sehingga menjadikan prinsip

muamalah sebagai hal terpenting yang harus ada dalam transaksi jual beli

online khususnya dalam penggunaan sistem cash on delivery pada

marketplace. Data diperoleh melalui metode deskriptif analitis dengan

mengumpulkan data kualitatif menggunakan dua sumber data yaitu

sumber data primer yang diambil melalui situs web dan wawancara

7
kepada para konsumen marketplace Lazada dan Shopee, dan sumber data

sekunder yang didapatkan dari buku, skripsi, jurnal, dan karya tulis

lainnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Mekanisme jual

beli online dengan sistem COD dalam marketplace Lazada dan Shopee ini

dapat dilaksanakan dengan memilih barang terlebih dahulu yang

kemudian pembayarannya dilakukan secara tunai pada saat barang

sampai. Untuk pembelian produk dapat dipesan melalui situs web atau

aplikasi. (2) Berdasarkan analisis jual beli online dengan sistem COD

yang dilakukan oleh marketplace Lazada dan Shopee telah sesuai dengan

prinsip muamalah, yaitu adanya prinsip kejujuran, keadilan, keterbukaan

atau transparansi, kebebasan dan prinsip tanggungjawab. Sehingga jual

beli online dengan sistem COD ini diperbolehkan dalam Hukum Ekonomi

Syariah.1

2. Penelitian yang dilakukan oleh Doni Defri mahasiswa Fakultas Syari’ah

Dan Hukum Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh pada tahun

2021 yang berjudul “Jual Beli Online Sistem Cash On Delivery (COD)

Dalam Perpektif Muamalah (Tinjauan Terhadap Keberdaan Khiyar).”

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jual beli online dengan sistem

cash on delivery perspektif muamalah yang ditinjau terhadap hak khiyar.

penulisan yang penulis gunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian

yang didapat peneliti yaitu dalam praktik jual beli online sistem cash on

delivery tidak menerapkan konsep khiyar, khususnya khiyar majlis.

Namun setelah transaksi serah terima barang dan uang, pembeli dapat
1
Gina Sonia Meilani, “Analisis Jual Beli Online dengan menggunakan Sistem
Cash On Delivery (COD) Perspektif Hukum Ekonomi Syariah, UIN Sunan
Gunung Djati Bandung, 2022.

8
mengajukan pengembalian barang jika terjadi ketidaksesuaian pada

barangnya, yang mana hal ini sesuai dengan konsep khiyar al-‘aib. Dalam

perspektif fiqh muamalah, mengenai jual beli online melalui sistem

pembayaran COD (Cash On Delivery) belum sesuai dengan aturan fiqih,

karena transaksi COD (Cash On Delivery) yang dilakukan akad jual

belinya dilaksanakan secara online, dan termasuk ke dalam jenis jual beli

hutang dengan hutang (bai’ al-dain bi al-dain). Transaksi model ini sah

saja dilakukan jika dalam praktiknya menerapkan konsep khiyar, namun

nyatanya hak-hak khiyar ditangguhkan disini karena suatu ketentuan

dalam prosedur sistem Cash On Delivery.penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif.2

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ummul Haira Asmar mahasiswi Fakultas

Syariah IAIN Palopo pada tahun 2021 yang berjudul “Tinjauan Hukum

Ekonomi Syariah Terhadap Praktik Cash on Delivery di Kota Palopo.”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami praktik

jual beli sistem Cash On Delivery dan untuk mengetahui proses

pembatalan transaksi di beberapa Toko di Kota Palopo. Jenis penilitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriktif kualitatif. Teknik

pengumpulan data untuk penelitian ini digunakan beberapa metode yaitu,

observasi, wawancara, dan dokumentasi. hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa menurut tinjauan hukum ekonomi syariah (1) praktik jual beli

barang yang penjulanannya dilakukan secara online di Kota Palopo sudah

sesuai dengan prosedur jual beli barang (2) pembatalan transaksi yang
2
Doni Defri, Jual Beli Online Sistem Cash On Delivery (COD) Dalam
Perpektif Muamalah (Tinjauan Terhadap Keberdaan Khiyar), UIN Ar-
Raniry Banda Aceh, 2021

9
terjadi dalam proses jual beli pada dasarnya dilarang didalam Islam karna

merugikan salah satu pihak dan termasuk perbuatan ingkar janji. Namun

proses pembatalan transaksi dianggap sah apabila penjual telah ridha atas

pembatalan transaksi yang dilakukan oleh pihak konsumen. Dalam

penelitian untuk menyelesaikan konflik antara kedua belah pihak

dilakukan musyawarah atau mediasi untuk menyelesaikan perkara

tersebut.3

4. Penelitian yang dilakukan oleh Andi Muzizatun Nisa mahasiswi

Universitas Muhammadiyah Makassar pada tahun 2022 yang berjudul

“Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Pada Transaksi Jual Beli Online

Sistem Cash On Delivery (COD) Pada Aplikasi Shopee.” Penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggali sumber data

primer yang diperoleh melalui teknik observasi, wawancara dan

dokumentasi. Dalam teknis analisis data peneliti menggunakan teknik

penyajian reduksi data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Tujuan dari

penelitian ini yaitu untuk mengetahui alur pembayaran menggunakan

sistem cash on delivery (COD) dan mengetahui tinjauan hukum ekonomi

syariah terkait sistem cash on delivery ini. Hasil dari penelitian ini dapat

ditarik kesimpulan terkait metode pembayaran sistem cash on delivery

(COD) yang dilakukan oleh masyarakat Kota Makassar yaitu;

a. COD atau Cash On Delivery adalah metode pembayaran secara tunai

ketika barang telah di antarkan oleh kurir. Yang dimana metode

pembayaran ini di sediakan oleh aplikasi shopee. Adapun sasarannya

3
Ummul Haira Asmar, Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktik
Cahs On Delivery Di Kota Palopo, IAIN Palopo, 2021.

10
yaitu masyarakat pengguna COD SHOPEE. Tata cara menggunakan

COD dan proses pembayaranya yaitu terlebih dahulu telah

mempunyai aplikasi shopee masuk ke halaman pencaharian ataupun

keranjang shopee memilih metode pembayaran COD dan

mengkonfirmasi dengan buat pesanan. Ketika proses ini selesai maka

kita hanya perlu menunggu barang tiba di rumah yang akan di

antarkan oleh kurir, dan membayarkan sesuai dengan yang tertera di

aplikasi shopee.

b. Berdasarkan Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah terkait metode

pembayaran COD Cash On Delivery pada shopee yaitu hukumnya

boleh bahkan madzhab maliki dan Hanafi membolehkan praktek jual

beli dengan metode COD tetapi kembali lagi dengan kesepakatan

yaitu di sepakati harga dari suatu barang antara penjual dan pembeli

sehingga pada saat penyerahan barang ada kesepakatan harga, adapun

ketika barang yang dipesan tidak sesuai maka pembeli mempunyai

hak Khiyar seperti yang di jelaskan oleh madzhab hanafi begitupun

dalam sistem COD di shopee pembeli dapat melakukan

return/pengembalian ketika barang yang di belinya tidak sesuai

Sehingga dengan adanya hak Khiyar ini bisa membuat kepuasan di

antara kedua bela pihak sehingga tida ada pihak yang merasa di

rugikan.4

5. Penelitian yang dilakukan oleh Nafa Sofiyana Reza mahasiswi

Universitas Negeri Islam Walisongo pada tahun 2020 tentang


4
Andi Muzizatun Nisa, Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Pada Transaksi Jual
Beli Online Sistem Cash On Delivery (COD) Pada Aplikasi Shopee, Universitas
Muhammadiyah Makassar, 2022.

11
“Perlindungan Hukum Terhadap Pelaku Usaha Dalam Jual Beli

Online dengan Metode Pembayaran Cash On Delivery di PT.

Shopee Indonesia. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meneliti

lebih jauh tentang perlindungan hukum terhadap pelaku usaha

dalam jual beli online dengan metode pembayaran cash on delivery

di PT. Shopee Indonesia. Metode yang digunakan peneliti yaitu

metode penelitian yudiris-empiris melalui pendekatan kualitatif.

Dengan pengumpulan data hasil wawancara dan dokumentasi.

Teknis yang digunakan yaitu analisis kualitatif yang kemudian

disajikan secara deskriptif dengan menguraikan, menjelaskan dan

menggambarkan data yang diperoleh sehingga mendapatkan

sesimpulan umum.5

5
Nafa Sofiyana Reza, Perlindungan Hukum Terhadap Pelaku Usaha Dalam Jual
Beli Online Dengan Metode Pembayaran Cash On Delivery (COD) di PT.
Shopee Indonesia, Universitas Negeri Islam Walisongo, 2020.

12
BAB II

LANDASAN TEORI

A. JUAL BELI

1. Pengertian Jual Beli

Jual beli ialah sebuah kegiatan yang dilakukan antara dua orang

atau lebih. ada dua pihak yang terlibat, pertama yaitu pihak penjual dan

yang kedua yaitu pihak pembeli. Sesuai dengan syariat Islam jual beli

dapat dilakukan bila terpenuhinya empat rukun yaitu adanya penjual,

pembeli, barang yang dijual dan sighah atau ijab qabul.

Jual beli dalam istilah fiqih disebut dengan al-bai’ yang berarti

menjual, mengganti dan menukar sesuatu dengan sesuatu lainnya. Dalam

bahasa Arab lafal al-bai’ berarti jual dan kata beli sendiri dalam bahasa

Arab ialah asy-syira. Dari kedua kata tersebut ulama sepakat memakai

kata al-bai’ untuk istilah jual beli. Menurut istilah yang dimaksud dengan

jual beli yaitu suatu proses menukar barang dengan barang atau barang

dengan uang, dengan dasar melepaskan hak milik dari pihak pertama

untuk berpindah tangan ke pihak kedua dengan dasar rasa rela. 6

Pengertian jual beli menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu suatu

proses persetujuan saling mengikat antara penjual sebagai pihak yang

menyerahkan barang dan pembeli sebagai pihak yang membayar harga

barang yang di jual.


6
Retno Dyah Pekerti, Eliada Herwiyanti, Transaksi Jual Beli Online dalam
Perspektif Syariah MadzhabAsy-Syafi’i, Vol. 20, Jurnal Ekonomi, Bisnis dan
Akuntansi (JEBA), Th. 2018, Hal. 3.

13
Jual beli dalam bahasa disebut al-mujadalah yang berarti saling

menukar, yaitu perpindahan hak milik disertai penggantinya dengan cara

yang dibolehkan. Jual beli merupakan pertukaran suatu benda dengan

benda lainnya dengan syarat kedua belah pihak saling meridhoi. 7

Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah An-Nisa ayat

29 :

‫م بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُكوْ نَ تِ َجا َرةً ع َْن‬dْ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا اَل تَْأ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوالَ ُك‬

‫اض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل تَ ْقتُلُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ َكانَ بِ ُك ْم َر ِح ْي ًما‬
ٍ ‫تَ َر‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu

saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar),

kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka

diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sungguh Allah

Maha Penyayang kepadamu.” (Q.S. An-Nisa: 29)

2. Mekanisme Transaksi COD (Cash On Delivery) Dalam Jual Beli

Online

Dalam Islam istilah jual beli online dikenal dengan bai’ as-salam

yang bermakna penjualan barang yang masih berada dalam tanggungan

dengan ketentuan tertentu dan pembayarannya dilakukan seusai

pemesanan dilakukan.8 Secara bahasa as-salam atau ulama menyebutnya


7
Desy Safira, Alif Ilham Akbar Fatriansyah, Bisnis Jual Beli Online dalam
Perspektif Islam, Vol. 5, AL-YASINI, Th. 2020, hlm. 59.
8
Gina, “Analisis Jual Beli Online Dengan Menggunakan Sistem Cash On
Delivery (COD) Perspektif Hukum Ekonomi Syariah”, 2020,hlm. 17.

14
as-salaf memiliki arti pesanan. Secara terminologis para ulama

mendefinisikannya dengan: “Menjual suatu barang yang penyerahannya

ditunda, atau menjual suatu (barang) yang cirri-cirinya jelas dengan

pembayaran modal lebih awal sedangkan barangnya diserahkan

kemudian hari.” Dengan kata lain jual beli salam ialah jual beli sesuatu

dengan ciri-ciri tertentu yang penyerahannya pada waktu tertentu. Tak

jarang juga terkajdang jual beli online menggunakan akad istishna, yaitu

pemesanan suatu barang yang memerlukan waktu memproduksi barang

tersebut.9

Pembayaran dalam jual beli online ini dapat dilakukan dengan dua

cara: pertama pembayaran melalui dompet digital (via transfer) dan kedua

pembayaran ditempat yaitu pembayaran tunai dilakukan ketika pembeli

menerima barang oleh pihak pengantar barang. Pembayaran semacam ini

sering disebut dengan pembayaran Cash On Delivery (COD).

Istilah Cash On Delivery (COD) yaitu metode pembayaran yang

digunakan saat belanja online, dimana konsumen akan menyerahkan uang

atau membayar tunai kepada kurir atau jasa pengantar barang ketika

barang sudah ada “di depan pintu” rumah mereka atau di tempat yang

susah disepakati.10

B. JUAL BELI DALAM ISLAM

1. Pengertian Jual Beli dalam Islam

9
Muhammad Sauqi, Fiqih Muamalah Kontemporer, CV Pena Persada, Jakarta,
2021, hlm. 57-59.
10
Jubilee Enterprise, Trik SEO untuk Toko Online, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta, 201), hlm. 112.

15
Kata jual beli merupakan gabungan dari dua kata yang mana

masing-masing dari kata tersebut memiliki makna yang berlawanan. Jual

adalah menukar barang dengan alat tukar, sedangakan beli bermakna

menukar uang dengan barang.11 Dalam pandangan hadist Nabi SAW jual

beli merupakan pekerjaan yang mulia, beliau bersabda:

‫عن جميع بن عمير عن خاله قال‬:

“Dari Jumai’ bin ‘Umair dari pamannya, Nabi Muhammad SAW pernah

ditanya tentang pekerjaaan yang paling utama? Nabi menjawab: jual

beli yang mambrur dan pekerjaan hasil tangannya sendiri.” (HR.

Ahmad)12

2. Dasar Hukum Jual Beli Perspektif Ekonomi Syariah

Dalam Islam dasar hukum jual beli berlandaskan pada Al-Qur’an

surah Al-Baqarah ayat 275 yang berisi:

ُ ‫اَلَّ ِذي َْن َيْأ ُكلُ ْو َن الرِّ ٰبوا اَل َيقُ ْوم ُْو َن ِااَّل َك َما َيقُ ْو ُم الَّ ِذيْ َي َت َخب‬
‫َّط ُه‬
‫وا واَح َّل هّٰللا‬ ۗ ‫ال َّشي ْٰطنُ م َِن ْال َم‬
ُ َ َ ۘ ‫سِّ ٰذل َِك ِبا َ َّن ُه ْم َقالُ ْٓوا ِا َّن َما ْال َب ْي ُع م ِْث ُل الرِّ ٰب‬

‫وا َف َمنْ َج ۤا َءهٗ َم ْوعِ َظ ٌة مِّنْ رَّ بِّهٖ َفا ْن َت ٰهى َف َل ٗه َما‬
ۗ ‫ْال َبي َْع َو َحرَّ َم الرِّ ٰب‬
ٰۤ ُ
‫ار ۚ ُه ْم ِف ْي َها‬
ِ ‫ن‬َّ ‫ال‬ ُ‫ب‬‫ح‬ٰ ْ‫ص‬َ ‫ا‬ ‫ك‬
َ ‫ى‬
ِٕ ‫ول‬ ‫ف َواَمْ رُهٗ ٓ ِا َلى هّٰللا ِ ۗ َو َمنْ َعادَ َفا‬
َ ۗ ‫َس َل‬

‫ٰخلِ ُد ْو َن‬

11
M. Pudjiharjo, Nur Faizin Muhith, Fikih Muamalah Ekonomi Syariah, UB
Press, 2019, hlm. 24.
12
Muhammad Rizqi Romadhon, Jual Beli Online Menurut Madzhab Asy-Syafi’i,
Pustaka Cipasung, Tasikmalaya Jawa Barat, 2015, hlm. 12.

16
Artinya: Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran gila.

Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata

bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan

jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan

dari Tuhannya lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya

dahulu menjadi miliknya dan urusannya kepada Allah. Barangsiapa

mengulangi maka mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal

didalamnya. (QS. Al-Baqarah [2]: 275)13

Dari ayat diatas sudah dengan jelas Allah terangkan bahwa hukum

jual beli adalah halal. Pada ayat tersebut Allah terangkan keadaan kaum

yang mendustakan Allah dengan menganggap bahwa jual beli adalah riba

dan mereka melakukan pekerjaan jual beli, maka kelak pada hari kiamat

ia akan dibangkitkan dalam keadaan seperti orang gila menuju padang

masyhar.

Lalu pada potongan ayat terakhir Allah menunjukkan kasih saying-

Nya dengan member peringatan, dan barang siapa yang mendengar dan

memperhatikan lalu meninggalkan perilaku keliru tersebut maka yang

diperoleh sebelumnya hasil riba itu menjadi halal. Tetapi jika ia

mendengar dan masih meneruskan perbuatan riba tersebut maka pastilah

amat pedih siksanya dalam neraka dan ia kekal didalamnya. 14

13
QS. Al-Baqarah (2):275
14
Doni Dofri, Jual Beli Online Sistem Cash On Delivery (COD) Dalam
Perspektif Muamalah (Tinjauan Terhadap Keberadaan Hak Khiyar), Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, 2021, hlm. 23.

17
3. Prinsip-Prinsip Jual Beli dalam Islam

a. Prinsip Tauhid

Semua pekerjaan yang dilakukan manusia hendaklah berlandaskan

nilai tauhid, yang mengandung nilai ketuhanan. Seperti halnya dalam

kegiatan jual beli penerapan nilai sangat penting untuk mendapatkan

keberkahan dari apa yang dilakukan. Mengaitkan sesuatu pekerjaan

dengan berlandaskan nila ketauhidan berarti membawa kesadaran

bahwa kita hanyalah manusia biasa yang tak memiliki kuasa tanpa

campur tangan Allah SWT. Senantiasa mengingat bahwa Allah Maha

Mengetahui Atas Segala Sesuatu dan Allah selalu mengawasi setiap

gerak gerik hamba-Nya.

b. Prinsip Halal

Jual beli yang sah yaitu jual beli yang halal, baik dari barang yang

dijual ataupun cara mendapatkan barang tersebut. Allah SWT

memerintahkan sesuatu jelas karena hanya untuk kemaslahatan

hamba-Nya. Sesuatu yang Allah SWT larang jelas sesuatu yang

banyak mengadung mudharatnya untuk manusia. Sebagaimana jika

kita menjual barang haram semisal arak, maka harta yang kita

dapatkan tidaklah halal dan tidak Allah berkahi. Selain itu juga

merugikan pihak pembeli, yang mana meminum-minuman semacam

itu akan menyebabkan kehilangan kesadaran diri seseorang. Sungguh

jelas bahwa hal seperti tersebut sangat tidak mengandung maslahah

untuk diri sendiri maupun orang lain.

c. Prinsip Mashlahah

18
Setelah prinsip halal, seperti yang dibahas sebelumnya yaitu

kemashlahahan sesuatu. Mashlahah yaitu sesuatu yang telah jelas dalil

hukumnya. Begitupun dalam jual beli, kita harus mengetahui dengan

benar atas hukum apa yang sedang kita perjual belikan.

d. Prinsip Ibahah (Boleh)

Berbagai jenis jual beli hukum dasarnya adalah boleh hingga

ditemukan dalil yang melarangnya. Namun tetap harus

memperhatikan kaidah kaidah dalam bermuamalah seperti; muamalah

yang berprinsip pada tauhid, mengandung nilai kemanusiaan, dan

pertimbangan akan kemashlahatan diri sendiri dan orang lain.

e. Prinsip Kebebasan Bertransaksi

Prinsip selanjutnya yaitu prinsip kebebasan bertransaksi yang

bermakna prinsip yang didasari sukarela tanpa ada paksaan apapun,

tidak ada pihak yang terdzalimi dan tentunya harus dengan akad yang

sah.

f. Prinsip Kerjasama

Yaitu penerapan prinsip saling menguntungkan satu sama lain.

Saling memberi manfaat, bukan merugikan ataupun merugikan pihak

lain.

g. Prinsip Membayar Zakat

Setiap apa yang ada dibumi dan langit semuanya hanyalah milik

Allah SWT. Seperti halnya harta yang kita miliki, semua itu hanyalah

19
titipan dari Allah SWT semata untuk menguji seberapa amanahnya

kita sebagai manusia atas apa yang Allah titipkan pada kita.

Seperti yang kita tahu bahwa membayar zakat merupakan rukun

Islam yang ketiga yaitu suatu kewajiban yang harus dilakukan seorang

muslim. Seseorang yang memiliki harta yang telah mencapai nisab

maka ia wajib mengeluarkan zakat. Dengan tujuan membersihkan hati

akan kesombongan diri, sebagai sarana bersedekah dan

menyenangkan orang lain.

h. Prinsip Keadilan

Prinsip yang demikian sebagai upaya menempatkan hak dan

kewajiban antara penjual dan pembeli. Dimana penjual harus

memenuhi kriteria barang yang diingkan pembeli, dan pembeli harus

memenuhi kewajiban untuk menyelesaikan akad dari jual beli

tersebut. Bilamana terdapat kekurangan dari salah satu pihak maka

lebih baik jual beli dibatalkan, untuk mengurangi rasa ketidakpuasan

atau ketidakadilan yang akan terjadi.

i. Prinsip Amanah

Amanah berarti dapat dipercaya, jujur, bertanggungjawab. Prinsip

yang demikian harus dimiliki dengan maksud mencapai keadilan dan

kemashlahatan yang diinginkan.

j. Prinsip Terhindar dari Jual beli yang dilarang

Jual beli barang haram misalnya, atau sesuatu yang mengandung

riba. Sesuatu yang Allah SWT larang sudah jelas haram. Jual beli

20
yang Allah SWT larang yaitu; jual beli yang terhindar dari ihtikaar

keadaan dimana seseorang menimbun barang lalu akan ia keluarkan

saat barang itu sudah langka dan akan menjualnya dengan harga yang

mahal dari standarnya, terhindar dari iktinaz yaitu penimbunan harta,

terhindar dari tas’ir penetapan harga atas ketetapan pemerintah

kecuali mereka telah menyediakan barang dengan jumlah yang cukup

lalu menentukan harga pasarannya, terhindar dari riba yaitu

penambahan harta.15

15
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, KENCANA, Jakarta, 2019, hlm. 7-38.

21
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian

kepustakaan (library research) yang bertumpu pada kajian telaah teks.

Sumebr-sumber data yang digunakan merupakan data literatur. Data-data

yang terkait dalam penelitian ini dikumpulkan melalui studi pustaka.

Penulis mengumpulkan data dengan mengkaji beberapa buku tentang fikih

muamalah.

Berdasarkan pemaparan diatas, disimpulkan bahwa penelitian

kepustakaan (library research) merupakan serangkaian penelitian yang

memanfaatkan data pustaka, membaca, dan mencatatnya hingga menjadi

sumber data untuk peneliti.

2. Sifat Penelitian

Sifat pada penelitian ini yaitu penelitian deskriptif. Yakni sebuah

penelitian yang menggambarkan obyek secara naratif. Supardi dalam

bukunya “Ekonomi dan Bisnis” mengatakan bahwa penelitian deskriptif

ialah jenis penelitian yang dilakukan pada taraf atau kajian dan analisis

yang semata mata ingin menetapkan sesuatu dengan keadaan sebagaimana

yang terjadi pada kenyataannya. Hasil penelitian dan kesimpulan yang

22
diambil semata-mata menggambarkan dan memparkan gejala yang

terjadi.16

Dalam riset ini penulis mencoba menggambarkan bagaimana

sistem transaksi cash on delivery dari jual beli online yang terjadi pada

masyarakat dan juga meninjau bagaimana mekanisme transaksi tersebut

sesuai dangan ekonomi syariah.

B. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer ialah sumber data yang diperoleh secara

langsung dari subjek penelitian sebagai sumber informasi yang dicari. 17

Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari orang-orang yang

terlibat saat melalaukan transaksi tersebut, seperi pembeli dan kurir.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu data yang tidak diperoleh secara

langsung dari subjek tertentu, melainkan sumber data sekunder ini

diperoleh buku-buku, jurnal, dokumen-dokumen.18 Pada penelitian ini

penulis menggunakan beberapa dari buku-buku dan artikel untuk

penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu teknik atau metode seorang dalam

mengumpulkan data. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data-data


16
Supardi, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: UII Press,
2005), 27
17
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2014), 137
18
Ibid, 137

23
atau sumber informasi dari beberapa subjek yang bersangkutan dan sumber-

sumber buku juga dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah

penelitian penulis.

D. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif.

Peneliti menggunakan penelitian yang berdifat deskriptif, dimana peneliti

mengumpulkan data, menyusun, menganalisis lalu menggambarkan dalam

sebuah gagasan yang akan memunculkan pemecahan dari permasalahan yang

terjadi.19

Disa Nusia Nisrina, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual beli Online dan
19

Relevansinya Terhadap Undang-Undang Perlindungan Konsumen, UIN Alauddin


Makassar, 2015, hlm. 30.

24

Anda mungkin juga menyukai