Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN ANGKATAN

KERJA TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA METRO

Disusun untuk memenuhi tugas :


Mata kuliah : Metodologi Penelitian Islam
Dosen Pengampu : Thoyibatun Nisa, M.Akt

Disusun oleh :

Nama : NALA OKTAVINA


NPM : 2103010047

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
TAHUN 2022/2023
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi ataupun pembangunan pada bidang lainnya

selalu melibatkan sumber daya manusia sebagai salah satu pembangunan, oleh

karena itu jumlah penduduk dalam suatu Negara merupakan unsur utama

dalam pembangunan. Sumber daya manusia merupakan pelaku utama dalam

kegiatan pembangunan. Kualitas sumber daya manusia akan menunjukkan

apakah dapat meningkatkan pembangunan atau tidak. Kualitas sumber daya

manusia terdiri dari aspek fisik (kualitas fisik) dan aspek non fisik (kualitas

non fisik) yang menyangkut kemampuan bekerja, berfikir, serta keterampilan

lainnya.

Indeks Pembangunan Manusia berfungsi untuk mengukur capaian dari

pembangunan manusia berdasarkan komponen dasar kualitas hidup yang

dapat mempengaruhi tingkat produktifitas yang dihasilkan seseorang.

Komponen dasar Indeks Pembangunan Manusia mencakup keterampilan dan

kesehatan. Kedua hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup manusia.

Semakin tingginya kualitas hidup manusia maka akan menunjang peningkatan


produktifitas barang dan jasa yang dihasilkan, begitu pula apabila semakin

tinggi IPM maka akan mempengaruhi tenaga kerja dalam mencari pekerjaan.1

Angkatan kerja dipengaruhi oleh umur dan latar belakang pendidikan

seseorang. Perluasan penyerapan tenaga kerja dibutuhkan untuk

menyeimbangi laju pertumbuhan penduduk usia muda yang masuk ke dalam

pasar tenaga kerja. Ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja

dan penciptaan lapangan kerja akan menyebabkan tingginya angka

pengangguran. Kemudian apabila meningkatnya angka pengangguran akan

mengakibatkan pemborosan sumber daya dan potensi angkatan kerja yang

ada, meningkatnya beban masyarakat merupakan sumber utama kemiskinan

dan mendorong terjadinya peningkatan keresahaan sosial, serta menghambat

pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.

0
2017 (4,64) 2018 (5,79) 2019 (5,12) 2020 (5,40) 2021 (5,00) 2022 (4,34)

1
Prayogo Imam & Hasmarini Indira Maulidyah, Analisis Pengaruh IPM, Upah Minimum, PDRB, dan
Jumlah Penduduk Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Yogyakarta Tahun 2018-2021, Journal of
Management & Business, Vol 5, No.2, 2022, Hal 77-85
Grafik tingkat pengangguran dari tahun 2017 – 2022

Sumber data : BPS Kota Metro 2017 – 2022

Pengangguran menjadi persoalan Negara yang sampai saat ini masih

sulit terpecahkan karena apabila jumlah penduduk bertambah pada tiap

tahunnya maka dapat menimbulkan tingginya para pencari kerja dan seiring

dengan itu kapasitas karyawan juga bertambah banyak. Pengangguran

merupakan situasi yang dialami oleh setiap individu mulai dari angkatan kerja

yang menginginkan suatu pekerjaan namun belum juga memperoleh

pekerjaan.

Apabila dilihat dari segi ekonomi, tingginya suatu pengangguran akan

berdampak pada rendahnya perekonomian yaitu tidak dapat memenuhi

kebutuhan hidup yang layak pada beberapa orang. Pengangguran dapat

meningkatkan jumlah kemiskinan sehingga hal tersebut akan mempengaruhi

pertumbuhan suatu Negara. Angka pengangguran dapat berkurang apabila

diiringi dengan perbaikan ekonomi. Tingginya pengangguran menggambarkan

salah satu faktor kurangnya keberhasilan dari proses pembangunan dalam

suatu wilayah, dikarenakan adanya ketidakseimbangan baik dari segi kuantitas

angkatan kerja maupun lapangan kerja yang tersedia, maka hal tersebut akan

mengganggu stabilitas nasional suatu Negara.2

2
Mataheurilla Resti Bimbi & Rachmawati Lucky, Pengaruh IPM, Pengangguran, Dan Kemiskinan
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Malang, Journal Of Economics, Vol 1, No.3, 2021, Hal
129-145
B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat disimpulkan identifikasi masalahnya

adalah :

1. Indeks Pembangunan Manusia disebabkan oleh keterampilan dan

kesehatan, karena kedua hal tersebut mempengaruhi kualitas hidup

manusia.

2. Angkatan kerja disebabkan oleh pengaruh umur dan latar belakang

pendidikan seseorang.

3. Tingkat pengangguran disebabkan oleh kurangnya lapangan pekerjaan dan

rendahnya riwayat tingkat pendidikan.

C. Batasan Masalah

Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya

penyimpangan atau pelebaran pokok masalah agar penelitian lebih terarah dan

memudahkan dalam pembahasan. Batasan dalam penelitian ini adalah :

1. Tingkat pengangguran disebabkan oleh kurangnya lapangan pekerjaan

dan rendahnya riwayat tingkat pendidikan.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka perumusan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh Indeks Pembangunan Manusia terhadap tingkat

pengangguran di Kota Metro

2. Apakah ada pengaruh angkatan kerja terhadap tingkat pengangguran di

Kota Metro

3. Apakah ada pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan angkatan kerja

terhadap tingkat pengangguran di Kota Metro

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Indeks Pembangunan

Manusia terhadap tingkat pengangguran di Kota Metro.

2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh angkatan kerja terhadap

tingkat pengangguran di Kota Metro.

3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Indeks Pembangunan

Manusia dan angkatan kerja terhadap tingkat pengangguran di Kota

Metro.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Indeks Pembangunan Manusia

terhadap tingkat pengangguran di Kota Metro.

2. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh angkatan kerja terhadap tingkat

pengangguran di Kota Metro.

3. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Indeks Pembangunan Manusia

dan angkatan kerja terhadap tingkat pengangguran di Kota Metro.

G. Penelitian Relevan

Penelitian relevan merupakan penelitian yang digunakan untuk melihat

kesesuaian antara masalah yang diangkat dalam penelitian serta kesesuaian

antara judul dan topik masalah yang diangkat. Penelitian relevan juga

digunakan untuk melihat keterkaitan antara variable yang diteliti atau juga

untuk melihat persamaan dan perbedaan penelitian kita dengan penelitian

sebelumnya.

No. Nama Judul Persamaan Perbedaan Hasil


1. Imam Analisis Dalam Pada model Pada
Prayogo1, Pengaruh penelitian penelitian, penelitian
Maulidyah IPM, Upah ini sama - dan tidak Imam dan
Indira Minimum, sama semua Maulidyah
Hasmarini2 PDRB dan mengambil variable menggunakan
Jumlah data dari yang diteliti teknik regresi
Penduduk Badan sama data panel,
Terhadap Pusat sedangkan
Penyerapan Statistik pada
Tenaga (BPS) penelitian
Kerja Di saya
Yogyakarta menggunakan
Tahun 2018- teknik regresi
2019 linear
berganda3
2. Bimbi Resti Pengaruh Sama- sama Pada Sama dalam
Mataheurill IPM, mengambil tempat model
a1, Lucky Penganggura data dari penelitian penelitian
Rachmawat n dan Badan dan tahun tetapi
i Kemiskinan Pusat penelitian, berbeda
Terhadap Statistik serta tidak tempat dan
Pertumbuhan dan sama- semua tahun
Ekonomi di sama variable penelitian,
Kabupaten menggunak yang diteliti serta variable
Malang an teknik sama yang diteliti
regresi tidak semua
linear sama4
berganda
3. Jeni Analisis Dalam Pada Sama pada
Palindanga Pengaruh penelitian tempat sumber
3
Prayogo Imam & Hasmarini Indira Maulidyah, Analisis Pengaruh IPM, Upah Minimum, PDRB, dan
Jumlah Penduduk Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Yogyakarta Tahun 2018-2021, Journal of
Management & Business, Vol 5, No.2, 2022, Hal 77-85
4
Mataheurilla Resti Bimbi & Rachmawati Lucky, Pengaruh IPM, Pengangguran, Dan Kemiskinan
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Malang, Journal Of Economics, Vol 1, No.3, 2021, Hal
129-145
n1, Abu Tingkat ini sama- penelitian pengambilan
Bakar2 Pertumbuhan sama dan tahun data tetapi
Ekonomi mengambil penelitian, berbeda pada
dan IPM data dari serta tidak tempat dan
Terhadap Badan semua tahun
Tingkat Pusat variable penelitian
Penganggura Statistik yang diteliti serta berbeda
n di (BPS) sama terhadap
Kabupaten variable yang
Mimika diteliti5

H. Landasan Teori

1. Konsep Variabel Terikat

Tingkat Pengangguran

Pengangguran merupakan suatu kondisi seseorang masuk kedalam

kelompok angkatan kerja yang ingin memperoleh sebuah pekerjaan tetapi

tidak berhasil. Menurut Putong (2009) pengangguran ialah seseorang yang

tidak memiliki sebuah profesi akan tetapi selalu berusaha mencari sebuah

5
Bakar Abu & Palindangan Jeni, Analisis Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Dan IPM Terhadap
Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Mimika, Jurnal Kritis, Vol 5, No.1, 2021, Hal 65-80
profesi. Pengangguran yaitu seseorang yang berkeinginan bekerja akan tetapi

belum mendapatkan sebuah pekerjaan dan tidak berlaku dalam produksi suatu

barang dan jasa.

Jenis – Jenis Pengangguran

Menurut Sadono Sukirno (2000) pengangguran dapat dibagi menjadi 3 :

1) Pengangguran Struktural yaitu dimana pengangguran terjadi akibat

menurunnya sebuah struktur perekonomian.

2) Pengangguran Konjungtur yaitu dimana pengangguran terjadi akibat

adanya pengangguran alamiah yang berlebihan dan berakibat pada

pengurangan dalam permintaan agregat.

3) Pengangguran Friksional yaitu dimana pengangguran terjadi ketika

seorang pekerja melepaskan pekerjaannya demi mencari sebauah profesi

yang lebih baik sesuai dengan impiannya.

Menurut Edwards (1974) pengangguran dibagi menjadi 2 yaitu :

1) Pengangguran terbuka yaitu seseorang bekerja namun tak tersedianya

profesi yang sesuai dengan kemampuannya.

2) Setengah menganggur yaitu seseorang yang secara nominalnya dapat

bekerja penuh akan tetapi produktifitasnya sangat rendah, sehingga

terdapat adanya pengurangan jam kerja yang dimana tidak bias

memproduksi semuanya.
Ciri – Ciri Pengangguran

Ciri – ciri pengangguran yaitu tidak mempunyai penghasilan, tidak

mempunyai penghasilan, tidak mempunyai pekerjaan, tidak mampu untuk

memenuhi segala kebutuhan pokok, dan banyak mencari pekerjaan.

Faktor Penyebab Pengangguran

Indikator yang menyebabkan munculnya pengangguran yaitu

rendahnya pendidikan oleh karena itu tidak bias untuk bersaing, jumlah

penduduk yang banyak tetapi lapangan pekerjaan yang sedikit, pekerja yang

berada di daerah dengan dikota tidak dimanfaatkannya dengan setara, dan

adanya teknologi semakin canggih yang bias menggantikan posisi manusia

sehingga bias berdampak pula pada meningkatnya pengangguran.6

2. Konsep Variabel Bebas

1) Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah mengukur capian

pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yaitu dapat menunjukkan peringkat

pembangunan suatu wilayah atau Negara, dimana besarnya akan

memperlihatkan kualitas sumber daya manusia di suatu wilayah.

6
Deris Dermawan, Nurfalah Rosiana, & Utami Dwi Nabila, Analisis Adanya Pengaruh Tingkat
Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten Tahun 2021, Jurnal
Ekonomi, Bisnis dan Manajemen, Vol.1, No.3, 2022, Hal 162-175
Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia sebagai

kontribusi peningkatan kualitas sumber daya manusia di setiap daerah.

Indikator Indeks Pembangunan Manusia yaitu :

a. Indikator kesehatan

b. Indikator tingkat pendidikan

c. Indikator ekonomi7

2) Angkatan Kerja

Angkatan kerja ialah suatu kelompok yang terdiri dari beberapa orang

dalam suatu pekerjaan. Angkatan kerja merupakan suatu indikator

ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif

secara ekonomi dalam kegiatan sehari – hari merujuk pada suatu waktu

dalam periode survey.

Angkatan kerja dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Pekerja penuh sekitar 7-8 jam per hari atau 35-40 jam per minggu

b. Pekerja setengah menganggur kurang dari 7 jam per hari atau 35 jam

per minggu8

I. Kerangka Berpikir

7
Risti Silvia, Kharisma Bayu, & Wardhana Adhitya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Wilayah
Indonesia Timur, Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, Vol.11, No.12, 2022, Hal 1480-1488
8
Edi Kusuma Jaya, Zulfanetti, & Saputra Septa Igo, Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja Di Provinsi Jambi, Jurnal Sumberdaya dan Lingkungan, Vol.8, No.2, 2019
Berdasarkan landasan teori dan kajian terhadap penelitian terdahulu, maka

disusun suatu kerangka berpikir mengenai pemikiran yang akan dilakukan.

Bahwa tingkat pengangguran yang merupakan variabel terikat dapat berpengaruh

terhadap variabel bebas, yang mana variabel bebas tersebut adalah Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) dan angkatan kerja. Sebaliknya Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) dan angkatan kerja berpengaruh terhadap variabel

terikat yaitu tingkat pengangguran.

J. Penarikan Hipotesa

Hipotesis adalah suatu dugaan atau jawaban sementara, suatu tesis

sementara yang harus dibuktikan kebenarannya melalui penyelidikan ilmiah.

Hipotesis dapat juga dikatakan kesimpulan sementara, merupakan suatu konstruk

yang masih perlu dibuktikan, suatu kesimpulan yang belum teruji kebenarannya.

Namun perlu digaris bawahi bahwa yang dikemukakan dalam hipotesis

adalah dugaan sementara yang dianggap besar kemungkinannya untuk menjadi

jawaban yang benar. Dengan mengacu pada dasar pemikiran yang bersifat teoritis

dan berdasarkan studi empiris, yang pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian

terdahulu, maka akan diajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Ho = Tidak terdapat pengaruh variabel IPM terhadap tingkat pengangguran


Ha = Terdapat pengaruh variabel IPM terhadap tingkat pengangguran
2. Ho = Tidak terdapat pengaruh variabel angkatan kerja terhadap tingkat
pengangguran
Ha = Terdapat pengaruh variabel angkatan kerja terhadap tingkat
pengangguran
3. Ho = Tidak terdapat pengaruh variabel IPM dan angkatan kerja terhadap
tingkat pengangguran
Ha = Terdapat pengaruh variabel IPM dan angkatan kerja terhadap tingkat
pengangguran
DAFTAR PUSTAKA

Prayogo Imam & Hasmarini Indira Maulidyah , Analisis Pengaruh IPM, Upah
Minimum, PDRB, dan Jumlah Penduduk Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Di Yogyakarta Tahun 2018-2021, Journal of Management & Business, Vol 5,
No.2, 2022, Hal 77-85

Mataheurilla Resti Bimbi & Rachmawati Lucky, Pengaruh IPM, Dan Kemiskinan
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Malang, Journal Of
Economics, Vol 1, No.3, 2021, Hal 129-145

Bakar Abu & Palindangan Jeni, Analisis Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
Dan IPM Terhadap Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Mimika, Jurnal
Kritis, Vol 5, No.1, 2021, Hal 65-80

Deris Dermawan, Nurfalah Rosiana, & Utami Dwi Nabila, Analisis Adanya
Pengaruh Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan
Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten Tahun 2021, Jurnal Ekonomi, Bisnis dan
Manajemen, Vol.1, No.3, 2022, Hal 162-175

Risti Silvia, Kharisma Bayu, & Wardhana Adhitya, Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Di Wilayah Indonesia Timur, Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, Vol.11,
No.12, 2022, Hal 1480-1488

Edi Kusuma Jaya, Zulfanetti, & Saputra Septa Igo, Analisis Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Di Provinsi Jambi, Jurnal
Sumberdaya dan Lingkungan, Vol.8, No.2, 2019

Anda mungkin juga menyukai