Anda di halaman 1dari 27

BIMTEK KAROSERI 2019

Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat

PERATURAN PERUNDANGAN MENGENAI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA


KENDARAAN BERMOTOR

DIREKTUR SARANA TRANSPORTASI JALAN

SIGIT IRFANSYAH, ATD, M.Sc

hubdat.dephub.go.id ditjen_hubdat @hubdat151 151


BIODATA
Nama : Sigit Irfansyah, ATD, M.Sc
Tempat, Tgl Lahir : Jakarta, 15 Oktober 1965
Jabatan : Direktur Sarana Transportasi Jalan
Kantor/Unit Kerja : Direktorat Sarana Transportasi Jalan
Alamat kantor : Gedung Graha Dinamika
Jalan Tanah Abang II no 49 & 51  
Pangkat/Golongan : Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP : 19651015 198803 1 002
Kebangsaan : Indonesia
Email : Sigitirfansyah@gmail.com
PENGALAMAN JABATAN
1. Kepala Subbag Kepegawaian, Setditjen Hubdat (2003 – 2005)
2. Kepala Subag Program, Setditjen Hubdat (2005 - 2006)
3. Kepala Subag Perencanaan & Program, Setditjen Hubdat (2006 – 2011)
4. Kepala Subag Perencanaan & Program, Setditjen Hubdat (2011 – 2013)
5. Kepala Bagian Kepegawaian & Umum, Setditjen Hubdat (2013 – 2014)
6. Kasubdit Jaringan Transportasi Perkotaan, Direktorat BSTP (2014 – 2015)
7. Direktur Bina Sistem Transportasi Perkotaan  (2015)
8. Kepala Pusat Penelitian Dan Pengembangan Perhubungan Darat & Perekeretaapian (2015 – 2016)
9. Ketua Sekolah Tinggi Transportasi Darat (2016 – 2017)
10. Direktur Perencanaan Dan Pengembangan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (2017 – 2018)
11. Direktur Sarana Transportasi Darat (2018 – 2019)
12. Direktur Sarana Transportasi Jalan (2019 – Sekarang)
2
5 (Lima) Pilar Aksi Keselamatan Jalan
(Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2013)

PILAR I : Manajemen Keselamatan Jalan

PILAR II : Jalan yang Berkeselamatan

PILAR III : Kendaraan yang Berkeselamatan

PILAR IV :
Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan

PILAR V :
Penanganan Pra dan Pasca Kecelakaan
Pilar III : Kendaraan yang Berkeselamatan

Penyelenggaraan dan Perbaikan Prosedur Uji


01 Berkala dan Uji Tipe

02 Pembatasan Kecepatan pada Kendaraan

Penanganan Muatan Lebih


03 (Overloading)

04 Penghapusan (Scrapping)

Penetapan Standar Keselamatan


05 Kendaraan Angkutan Umum
DASAR HUKUM

1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
1

2
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan.
2
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 14 Tahun 2007 tentang Kendaraan Pengangkut Peti Kemas di
3
3 Jalan.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 33 Tahun 2018 tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor.
4
4
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK.1963/AJ.501/DRJD/2003 tanggal 15 Oktober
5 2003 perihal Petunjuk Teknis Tanggap Darurat Kecelakaan Angkutan Penumpang.
Surat Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : AJ.307/2/7/DRJD/2003 tanggal 8 Juli 2003 perihal
6
6 Ketentuan mengenai Angkutan Barang Curah.
Surat Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : AJ.410/1/5/DRJD/2017 perihal Dimensi Bak Kendaraan
7
7 Bermotor Pengangkut Khusus Sampah Rumah Tangga.
Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SE.2/AJ.307/DRJD/2018 tentang Ketentuan Bak
8
8 Muatan

9 Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SE.2/AJ.307/DRJD/2018


Ruang Lingkup Uji Tipe
UJI TIPE

PENELITIAN RANCANG BANGUN


UJI FISIK DAN REKAYASA

RUMAH - RUMAH KERETA GANDENGAN


LANDASAN

BAK MUATAN KERETA TEMPELAN


KB LENGKAP

KB MODIFIKASI

SUT

SK PENGESAHAN RANCANG
BANGUN DAN REKAYASA
DIMENSI BAK MUATAN
1 PANJANG MAKSIMAL BAK/BOX

PP 55 Pasal 55 Ayat 3 (c)


dinding terluar bak muatan bagian belakang tidak
melebihi ujung landasan bagian belakang kecuali
untuk dump truck;

Surat Edaran Direktur Jenderal


Perhubungan Darat
No : AJ.510/1/1/DJPD/2019
Perihal : Penyampaian Revisi ke-2 dan
Penambahan Data Ukuran Maksimum
Panjang Bak/Box

Catatan : Akan dilakukan Revisi Apabila Terdapat Perbedaan dan Penambahan Data
DIMENSI BAK MUATAN
PANJANG MAKSIMAL BAK/BOX

Bagian belakang bak


tidak boleh melewati
landasan/chasis

CHASISS

Bagian belakang bak


dump truck melewati
landasan/chasis

CHASISS
DIMENSI BAK MUATAN
TINGGI BAK MUATAN TERBUKA

SURAT EDARAN DIRJEN HUBDAT


TINGGI BAK MUATAN TERBUKA BERDASARKAN
NOMOR : AJ.307/2/7/DRJD/2003 TANGGAL 8 JULI 2003
PERIHAL KETENTUAN MENGENAI ANGKUTAN BARANG
CURAH

No Konfigurasi Jumlah Berat yang Dizinkan Tinggi Dalam Bak


(JBI) maksimal
1. 1.1 s/d 4.000 kg 550 mm
2. 1.2 s/d 8.500 kg 700 mm
s/d 16.000 kg 850 mm
3. 1.22 s/d 24.000 kg 1.000 mm
DIMENSI BAK MUATAN
JARAK TINGGI BAK KAYU UNTUK KENDARAAN NON CURAH
Tinggi Teralis
Rangka Besi dari bawah
Tinggi lubang kedua minimal
Lubang Lubang Lubang Lubang Lubang Lubang Lubang
50 mm
Lubang Lubang Lubang Lubang Lubang Lubang Lubang
Tinggi lubang minimal 100 mm

Tinggi Bak Mengikuti ketentuan


Surat Edaran Dirjen Hubdat
Tinggi Bak Muatan Terbuka
Berdasarkan Nomor :
AJ.307/2/7/DRJD/2003 Tanggal 8
Juli 2003

Ketentuan kebijakan tinggi bak bukan angkutan khusus Non curah :

1. Tinggi pintu belakang dan samping mengikuti ketentuan Surat Edaran Dirjen Hubdat Tinggi Bak Muatan Terbuka Berdasarkan
Nomor : AJ.307/2/7/DRJD/2003 Tanggal 8 Juli 2003 .
2. Jumlah lubang mengikuti jumlah pemisah rangka besi dari bawah bak.
3. Tinggi total bak samping (termasuk bagian yang berlubang) :
a. TinggI bak sesuai SE = 550 mm Tinggi bak samping termasuk teralis maksimal 1.000 mm
b. TinggI bak sesuai SE = 700 mm Tinggi bak samping termasuk teralis maksimal Maksimal 1.200 mm
c. TinggI bak sesuai SE = 850 mm Tinggi bak samping termasuk teralis maksimal Maksimal 1.300 mm
d. TinggI bak sesuai SE = 1.000 mm Tinggi bak samping termasuk teralis maksimal Maksimal 1.400 mm
DIMENSI BAK MUATAN
TINGGI BAK BESI DILENGKAPI TERALIS UNTUK KENDARAAN

Tinggi teralis
Minimal 150 mm

Tinggi Bak Mengikuti ketentuan


Surat Edaran Dirjen Hubdat
Tinggi Bak Muatan Terbuka
Berdasarkan Nomor :
AJ.307/2/7/DRJD/2003 Tanggal
8 Juli 2003

Ketentuan kebijakan tinggi bak bukan angkutan khusus Non curah :

1. Tinggi pintu belakang dan samping mengikuti ketentuan Surat Edaran Dirjen Hubdat Tinggi Bak Muatan Terbuka Berdasarkan
Nomor : AJ.307/2/7/DRJD/2003 Tanggal 8 Juli 2003 .
2. Besar lubang teralis sebesar sebagaimana ilustrasi gambar di atas.
3. Tinggi total bak samping (termasuk bagian yang berlubang) :
a. TinggI bak sesuai SE = 550 mm Tinggi bak samping termasuk teralis maksimal 1.000 mm
b. TinggI bak sesuai SE = 700 mm Tinggi bak samping termasuk teralis maksimal Maksimal 1.200 mm
c. TinggI bak sesuai SE = 850 mm Tinggi bak samping termasuk teralis maksimal Maksimal 1.300 mm
d. TinggI bak sesuai SE = 1.000 mm Tinggi bak samping termasuk teralis maksimal Maksimal 1.400 mm
KENDARAAN CAR CARIER

KENDARAAN PENGANGKUT MOBIL


UNTUK BAGIAN ATAS CABIN TIDAK
BOLEH MELEWATI KACA DEPAN

 BAK BAGIAN BELAKANG KHUSUS UNTUK


CAR CARRIER BOLEH MELEWATI CHASSIS
BELAKANG SELAMA SUDUT PERGI
MINIMAL 8O
 JARAK CABIN TIDAK MENGIKUTI
KETENTUAN JARAK KABIN KE BAK.
KENDARAAN PENGANGKUT PETI KEMAS

• Satu kendaraan pengangkut peti kemas di jalan


a. Peti Kemas memenuhi ketentuan ISO hanya diizinkan untuk mengangkut 1 (satu) peti
untuk peti kemas 20 kaki, 40 kaki dan Berat maksimum muatan yang
diizinkan untuk diangkut, dihitung kemas sesuai dengan panjang tempelan.
45 kaki.
b. Dikunci menggunakan kunci pengikat bersarkan batasan-batasan • Tidak diizinkan mengngkut 2 (dua) peti kemas
kekuatan sumbu maksimum saat bersamaan dengan menggunakan 1 (satu)
(twist lock) yang memenuhi ISO. kendaraan bermotor pengangkut peti kemas di
kendaraan pengangkut jalan,

PASAL 7 PASAL 8 PASAL 9

KM. 14 TAHUN
2007
DIMENSI KENDARAAN
PENUMPANG
DIMENSI KENDARAAN PENUMPANG

KENDARAAN MESIN DEPAN


PINTU HANYA BOLEH DIBUKA DARI
LUAR UNTUK MEKANIK

KENDARAAN MESIN BELAKANG


TIDAK BOLEH ADA PINTU PENGEMUDI
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN
DARAT
NO : AJ. 004/1/16/DRJD/2018
Perihal : Himbauan
Mewajibkan seluruh karoseri untuk memasang sabuk
pengaman pada tempat duduk penumpang dan
pengemudi
Tempat duduk penumpang
Min 800 mm
Min 350 mm

sabuk
keselamatan
model 3 (tiga) titik

sabuk
keselamatan
model 2 (dua) titik

Min 650 mm
KEBIJAKAN PENAMBAHAN BUMPER UNTUK BUS

Penambahan bumper belakang: Penambahan bumper depan:

1. Bus Besar maks 450 mm 1. Bus Besar maks 450 mm


2. Bus Sedang maks 350 mm 2. Bus Sedang maks 350 mm
3. Bus Kecil maks 250 mm 3. Bus Kecil maks 250 mm
TANDA PENGENAL PERUSAHAAN KAROSERI

Peraturan Menteri
Perhubungan RI Nomor PM 33 Tahun 2018
tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor
Pasal 48 kayat 4 huruf m disebutkan bahwa
penelitian dan pemeriksaan kesesuaian fisik
meliputi TANDA PENGENAL
PABRIK

CONTOH
Persyaratan lain (lanjutan)
Disamping kelengkapan fasilitas tanggap darurat standart kendaraan bermotor angkutan penumpang perusahaan karoseri diwajibkan
pula melengkapi kendaraan bermotor angkutan penumpang berupa :
1. Alat pemukul/pemecah kaca (martil);
2. Alat pemadam kebakaran;
3. Alat kendali darurat pembuka pintu utama yang dirancang dan ditempatkan sedemikian rupa sekurang-kurangnya dua buah pada
setiap kanan-kiri sisi dalam kendaraan bermotor sehingga mudah dioperasikan dari dalam baik oleh awak kendaraan maupun
penumpang yang bekerja secara otomatis.
4. Kaca mobil bus wajib menggunakan kaca keselamatan (Safety Glass)
a. Kaca bagian depan harus memakai jenis Laminated;
b. Kaca bagian samping kiri-kanan dan belakang memakai jenis Tempered.

20
PENYESUAIAN PENGESAHAN SK RANCANG BANGUN
TERHADAP PERATURAN TERBARU

Setiap pengesahan SK Rancang Bangun dan Rekayasa Kendaraan Bermotor yang telah
disahkan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan terbaru,
seperti contoh :

1 2 3 4
Perpanjangan Jarak
Ukuran ujung bak Mobil Ambulance dan
Sumbu (Whell Base) Untuk pengesahan SKRB
belakang ke ujung Mobil Jenazah harus
sudah tidak yang mencantumkan
landasan harus sejajar, menggunakan landasan
diperbolehkan atau kendaraan Off Road,
sehingga dalam proses atau kendaraan
diproduksi, maka harus sudah tidak
membuat kendaraan bermotor yang
dilakukan dilakukan revisi diperbolehkan lagi
ukuran bak serta panjang diperuntukan sebagai
SKRB atau gugur dengan diproduksi;
total menyesuaikan; angkutan orang
sendirinya;
21
KETENTUAN MODIFIKASI
Modifikasi Kendaraan Bermotor adalah perubahan terhadap spesifikasi teknis dimensi,
mesin, dan/atau kemampuan daya angkut Kendaraan Bermotor

hanya dapat dilakukan pada perpanjangan atau


pemendekan landasan (chassis) tanpa mengubah jarak DIMENSI
sumbu dan konstruksi Kendaraan Bermotor tersebut.

dilakukan dengan mengganti mesin dengan mesin yang MESIN Harus mendapat izin
merek dan tipenya sama tertulis disertai
panduan teknis dari
principal/APM
hanya dapat dilakukan pada Kendaraan Bermotor dengan
menambah sumbu bagian belakang tanpa mengubah DAYA ANGKUT
jarak sumbu aslinya dan sumbu yang ditambahkan harus
memiliki material yang sama dengan sumbu aslinya dan
harus dilakukan perhitungan sesuai dengan daya dukung
jalan yang dilalui
Penambahan Sumbu (Multi Axle)

REKOMENDASI DARI
REKOMENDASI DARI ATPM
ATPM

APABILATIDAK
APABILA TIDAKMEMERLUKAN
MEMERLUKANREKOMENDASI
REKOMENDASIATPM
ATPM

Spesifikasi Jenis Sumbu, Ban dan Suspensi HARUS SAMA

Tidak Merubah Jarak Sumbu Aslinya

Power Weight Ratio (PWR)


Sesuai dengan Kemampuan yaitu 4,5 kW setiap 1.000 Kg dari JBB/JBKB
NORMALISASI KENDARAAN
BERMOTOR
PEMOHON
Mengajukan
Permohonan Ke BPTD DIREKTORAT SARANA
dengan kelengkapan PEMOHON
Memberikan data
berkas STNK, Dimensi spesifikasi kendaraan Melakukan
Kendaraan yang akan yang sesuai dengan Tipe Normalisasi
dinormalisasi kendaraan yang akan Sesuai Standar
dinormalisasi Spesifikasi
Kendaraan

BPTD BPTD

PEMOHON DIT. SARANA PEMOHON

BPTD BPTD
Menerima Permohonan Meyampaikan data
dan Melaksanakan Cek spesifikasi standar
Fisik Kendaraan yang kendaraan yang akan
akan dinormalisasi dinormalisasi kepada
Pemohon
EURO - 4
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.20/MENLH/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang
Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Kategori M, Kategori N dan Kategori O;

Surat Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Nomor:
S.115/PPUL/PPU/PUL.3/7/2017 perihal Penerapan PerMen LHK P.20/2017.
1. Untuk kendaraan bermotor tipe baru berlaku mulai tanggal 7 April 2017 (untuk kendaraan yang
dirancang setelah tanggal 7 April 2017);
2. Sedangkan untuk kendaraan yang sudah diproduksi berlaku mulai tanggal:
a. 7 Oktober 2018 bagi kendaraan bermotor berbahan bakar bensin, CNG dan LNG;
b. 7 April 2019 bagi kendaraan-kendaraan dengan merek dan tipe tertentu yang berbahan bakar bensin,
CNG dan LNG;

c. 7 April 2021 bagi kendaraan bermotor berbahan bakar solar/diesel.


Thank You

26
Tautan unduh materi paparan

27

Anda mungkin juga menyukai