Anda di halaman 1dari 86

TG5124 Mitigasi Bencana

Bab 2. Hazard dan Disaster


Disarikan dari buku Natural Hazards (1997), bab-1
dan 2

Prof. Nanang T. Puspito


1
Materi

• Hazard (bahaya atau ancaman)


• Disaster (bencana)
• Vulnerability (kerentanan)
• Risk (resiko)
• Dimensi fisik

2
Pengantar

3
Pengantar

• Jumlah kematian dan kerugian akibat bencana alam yang


terjadi di planet bumi ini sudah sangat banyak. Kejadian
bencana alam tersebut terjadi di seluruh belahan bumi.
• Contoh, misalnya pada tahun 1985 terjadi 47 bencana
alam signifikan di berbagai belahan bumi dengan korban
jiwa mencapai sekitar 62.500 orang meninggal dunia,
diantaranya:
– gempa di Meksiko dengan korban 20.000
– siklon tropis di Bangladesh dengan kroban 11.000
– erupsi gunung api di Kolombia dengan korban 25.000

4
• Statistik terjadinya bencana alam pada tahun 1945 s/d
1986 menunjukkan bahwa:
– korban meninggal dunia akibat bencana alam rata-
rata mencapai sekitar 56.000 orang per tahun,
– sedangkan jumlah kejadian bencana alam yang
signifikan rata-rata mencapai 30 buah per tahun.
• Kejadian bencana alam pada tahun 1985 bukanlah suatu
kondisi “luar biasa”, tetapi merupakan kondisi yang
“normal” saja.
• Bahkan ada kecenderungan bahwa jumlah korban
meninggal semakin meningkat dari tahun ke tahun.

5
• Bencana alam tersebut terjadi berulang-ulang di seluruh
belahan bumi, dari tahun ke tahun dan sebagian sudah
berlangsung sejak ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu.
• Dengan sendirinya bencana-bencana alam serupa pasti
akan selalu datang kembali dan selalu mengancam planet
bumi kita ini, biasanya pada tempat-tempat yang sama
• Adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita hindari
bahwa kita memang ditakdirkan untuk hidup di suatu
planet yang mempunyai potensi bencana alam yang
sangat besar.
• Dan dengan sendirinya kita memang mesti harus belajar
untuk hidup berdampingan dengan bencana alam.

6
Kejadian Bencana Alam di Dunia

Indonesia…? 7
Contoh kerusakan akibat gempa di Mexico City
350 km from earthquake; 9000 deaths
collapse of 371 high rise structures,
especially 10-14 story buildings 8
Northridge Earthquake
January 17, 1994

Mw   6.7
Deaths   57
Injured 9,158
Damage   ~US$20 billion
(~2 x 1012 yen)

9
Kobe Earthquake
January 17, 1995

Mw     6.9 (Mjma 7.3)


Deaths     6310
Injuries   26,797
Damage   ~$100 billion
Tabel Jumlah Kematian 1960 - 1989

Adakah yang bisa kita katakan tentang data ini?

11
Pertanyaan-pertanyaan

Dari gambaran data statistik bencana alam yang terjadi di


berbagai belahan bumi tersebut memunculkan beberapa
pertanyaan, diantaranya adalah:
• Walaupun telah begitu banyak terjadi bencana alam dan
mengakibatkan korban manusia yang begitu besar:
– Mengapa selama ini (sampai penerbitan buku tahun
1997) kita cenderung kurang peduli?
• Mengapa bencana alam selalu terjadi?
• Apa yang bisa kita lakukan untuk meminimalkan
dampak dari bencana alam yang akan terjadi?

12
• Mengapa bencana alam selalu terjadi dan menimbulkan
banyak korban manusia dan kerugian materi?
(padahal secara keilmuan karakteristik dari bencana
alam tersebut sebagian besar sudah diketahui).
• Kesalahan siapa?:
– Pemerintah?
– Masyarakat (yang jadi korban)?
– Atau ada faktor-faktor lain yang lebih kompleks?
• Karena jumlah bencana alam dan korban yang
diakibatkan cenderung meningkat:
– Apakah lingkungan kita memang menjadi lebih
hazardous?

13
• Adakah pola spasial (berdasarkan wilayah) dari
terjadinya bencana alam tersebut?
– misalnya suatu daerah tertentu tergolong rawan,
sedangkan daerah yang lain tergolong tidak rawan
• Adakah pola temporal dari bencana alam?
– misalnya ada periode tertentu yang jumlah terjadinya
bencana alam sangat banyak, sedangkan di lain pihak
ada periode yang sedikit terjadi bencana alam
• Apakah faktor-faktor non alamiah (human, struktur)
berpengaruh terhadap jumlah kematian dan kerugian?
• Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya korban
manusia dan kerugian materi?

14
Hazard
(Bahaya atau Ancaman)

15
Definisi Hazard

• Istilah “hazard” seringkali digunakan dengan makna


yang berbeda-beda.
• Hazard didefinisikan sebagai potensi bahaya atau
ancaman yang merupakan hasil interaksi antara kejadian
alam ekstrim (yang masih berupa potensi) dengan
sistem lingkungan manusia (yang berupa potensi atau
kenyataan).
• Jadi hazard akan ada kalau ada sistem lingkungan
manusia. Sebelumnya definisi hazard hanya mencakup
faktor alam saja.

16
Natural Hazard

Human Use Extreme Natural


System Event System
Potensial
Potensial
or Actual

17
18
19
20
21
Probabilistic Hazard Map of USA

Probabilitas nilai PGA 22


Peta Hazard
Maximum Intensity
with 10% Probability of
exceedence in 50 years
(500 year return period)

Japanese Islands

23
Peta Peak Ground Acceleration

BMG, 2001

Nilai PGA untuk perioda ulang 100 tahun


24
Disaster (Bencana)

25
Definisi Disaster

• Natural Disaster diterjemahkan sebagai Bencana Alam yang


merupakan hasil interaksi antara kejadian alam ekstrim
(yang sudah terjadi) dengan lingkungan manusia
(kenyataan).
• Natural Disaster mengandung makna kejadian alam ekstrim
yang berdampak luas pada kehidupan serta menimbulkan
korban manusia, kerugian materi dan rusaknya lingkungan.
• Dengan demikian kejadian alam yang tidak berdampak luas
serta tidak menimbulkan korban manusia dan kerugian
materi yang signifikan tidak dikategorikan sebagai
“disaster”.

26
Natural Disaster

Human Use Extreme Natural


System Event System

Actual Actual

27
• Disaster antara lain dapat menyebabkan/menimbulkan hal-
hal sebagai berikut:
– Terganggunya kehidupan secara permanen maupun
temporal
– Terganggunya komunitas secara permanen maupun
temporal
– Korban manusia
– Kerugian properti
– Melemahnya sumber daya lokal
– Problem yang berkepanjangan pada kehidupan normal
– Terganggunya lingkungan
– Dampak sosial dan psikologi
– Komunitas yang bersangkutan tidak sanggup menangani
secara sendiri saja (perlu bantuan luar)

28
29
30
Katastropik

• Istilah Catastrophes (katastropik) mengandung pengertian


Disaster dengan korban manusia dan kerugian materi yang
besar, melebihi angka tertentu.
• Ada yang menyebutkan minimal menimbulkan korban 500
orang dan kerugian materi 10 juta $ US.
• Contoh:
– Letusan Krakatau 1883, korban 36.000
– Gempa San Fransisco 1906, korban 2.500
– Gempa Tokyo 1923, korban 143.000
– Gempa Tangshan 1976, korban 700.000
– Tsunami Aceh 2004, korban 250.000

31
Klasifikasi
Disaster

(Berdasarkan proses fisika; Taylor 1989) 32


33
Foto Kerusakan Gempa San Fransisco 1906

34
Foto Kerusakan Gempa Northridge 1994

35
Foto Kerusakan Gempa Kobe 1995

36
Foto Kerusakan Gempa Turki 2000

37
Damages due to 2000 Bengkulu Earthquake

Transportation Power Plant

Hospital School
Shallow earthquake Mw = 7.8; maximum MMI = IX in
Bengkulu; 90 fatalities; 11,000 houses destroyed 38
Damages due to 2004 Aceh Earthquake and Tsunami

39
Klasifikasi Temporal

• Waktu (timing) saat terjadinya suatu disaster dapat


mempengaruhi besar-kecilnya dampak (korban manusia,
kerugian materi, kerusakan infrastruktur, kerusakan
lingkungan) yang diakibatkan.
• Misalnya gempa Northridge 17 Januari 1994 terjadi pada
pukul 04.30 pagi menyebabkan korban 57 orang. Jumlah
korban (kemungkinan) akan bertambah banyak
seandainya gempa terjadi pada saat-saat jam kerja
dimana banyak orang melakukan aktifitas (perkantoran,
lalu lintas, pertokoan, sekolah, dll).

40
• Disaster ada yang berlangsung secara cepat dan ada
juga yang berlangsung secara perlahan-lahan dalam
waktu yang relatif lama.
• Misalnya gempa, tsunami, tanah longsor, atau badai
akan berlangsung dengan cepat menyerang suatu
daerah. Bencana-bencana alam tersebut mungkin
berlangsung dalam hitungan menit atau sampai
beberapa puluh menit saja.
• Sedangkan banjir, kekeringan, gelombang panas, dan
gelombang dingin berlangsung dengan perlahan-lahan.
Bencana-bencana alam tersebut bisa berlangsung dalam
hitungan jam sampai beberapa puluh hari atau minggu.

41
Kecenderungan (trend) Bencana
Perioda Jumlah Korban Korban/ Korban/
Bencana (x1000) Bencana tahun
1945-1951 107 252 2.351 36.000

1952-1958 172 92 534 13.143

1959-1965 197 239 1.212 34.143

1966-1972 244 706 2.892 100.857

1973-1979 244 921 3.777 131.571

1980-1986 303 134 441 19.143

Total/ 1.267 2.343 1.849 55.786


rerata
42
Klasifikasi Spasial

• Disaster mempunyai distribusi spasial yang khas.


Misalnya gempa, aktivitas volkanik, tsunami hanya akan
terjadi di daerah tektonik aktif; sedangkan gelombang
dingin hanya ada di daerah lintang tinggi.
• Disaster ada yang menyebar secara luas (misalnya
kekeringan), dan ada juga yang terkonsentrasi di suatu
tempat (misalnya gempa).

43
Distribusi Lokasi Bencana Alam

44
Pola Spasial Bencana Alam

45
Ranking Negara Yang Terkena Bencana Alam

46
Jumlah Korban per-tahun, periode 1967-1991

47
Korban Akibat Kejadian Geofisika, 1945-1986

48
Periode Pemulihan Setelah Bencana

49
Disaster, Mortality, Population, and Economy

50
Vulnerability (Kerentanan)

51
52
53
Risk (Resiko)

54
Resiko

• Istilah “risk” (resiko) terkandung dalam pengertian


hazard.
• Resiko mengandung makna probabilitas terjadinya
kematian atau korban manusia dan kerugian materi
yang diakibatkan oleh suatu bencana alam tertentu.
• Resiko menghubungkan secara langsung antara kejadian
bencana alam dengan korban/kerugian yang
diakibatkan.

55
Tabel Resiko Kematian

56
57
58
Dimensi Fisik

Disarikan dari buku Natural


Hazards (1997), bab-2 59
Pengantar

• Hazard dan Disaster merupakan hasil interaksi


antara kejadian alam ekstrim dengan sistem
lingkungan manusia.
• Untuk mengetahui besar-kecilnya hazard dan
disaster, salah satu faktor yang penting untuk
diperhatikan adalah “dimensi fisik dari kejadian
alam ekstrim” yang menyebabkan hazard dan
disaster tersebut.

60
• Pendekatan tradisional yang selama ini dilakukan
dalam studi hazard dan disaster lebih ditekankan
pada faktor fisik dari kejadian alam ekstrim saja.
Pendekatannya lebih bersifat physical science
perspective.

61
• Setiap jenis kejadian alam ekstrim mempunyai proses fisika
yang spesifik/unik yang berbeda antara yang satu dengan
yang lain.
• Didahului dengan adanya tanda-tanda yang sig nifikan
sehingga dapat diantisipasi:
– erupsi gunungapi
– Banjir
– (tsunami)
– (longsor)
– .......?
• Tidak didahului dengan adanya tanda-tanda yang sig nifikan
sehingga sulit untuk diantisipasi:
– gempa
– Petir
– ......?

62
• Sehingga upaya mitigasi setiap jenis hazard dan
disaster juga berbeda-beda
• Oleh karena itu upaya mitigasi yang bersifat
komprehensif untuk menangani semua jenis
hazard belum mungkin dapat dilakukan.

63
Natural Hazard

Human Use Extreme Natural


System Event System
Potensial
Potensial
or Actual

64
Natural Disaster

Human Use Extreme Natural


System Event System

Actual Actual

65
Parameter Fisik

Parameter fisik dari kejadian alam ekstrim yang perlu


diperhatikan untuk mengkaji hazard dan disaster yang
ditimbulkan adalah:
• Ukuran besar
• Durasi
• Cakupan spasial
• Distribusi temporal
• Distribusi spasial
• Countdown interval

66
Ukuran fisik
• Menunjukkan ukuran fisik (besar) dari kejadian alam
ekstrim.
• Misalnya:
– Ukuran fisik gempa dinyatakan dengan magnitudo dan
energi,
– Ukuran fisik tornado dan badai dinyatakan dengan
kecepatan,
– Ukuran fisik tsunami dinyatakan dengan tinggi tsunami
dan inundation (luas genangan) tsunami,
– Ukuran fisik banjir dinyatakan dengan kecepatan arus,
kedalaman banjir dan luas genangan,
– Ukuran fisik heat wave dan cold wave dinyatakan
dengan temperatur,
– dll.

67
68
Tinggi Tsunami, Run-up dan Inundation

Pengertian tinggi tsunami maksimum, run-up (rayapan),


dan inundation (genangan/jangkauan) 69
• Ukuran fisik dari kejadian alam ekstrim biasanya menjadi
salah satu faktor penentu utama besarnya disaster.
• Misalnya:
– Gempa dengan magnitudo M=8.0 berpotensi
menimbulkan disaster lebih besar bila dibandingkan
gempa dengan magnitudo M=5.0.
– Badai dengan kecepatan 150 mph berpotensi
menimbulkan disaster lebih besar dibandingkan
dengan badai yang mempunyai kecepatan 50 mph.
– Tsunami dengan tinggi 20 meter berpotensi
menimbulkan disaster lebih besar dibandingkan
dengan tsunami yang mempunyai tinggi 10 meter.
– Dll.

70
Durasi
• Menunjukkan lamanya kejadian alam ekstrim
berlangsung.
• Durasi kejadian alam ekstrim juga merupakan salah
satu faktor penentu utama besarnya disaster.
• Misalnya:
– Kejadian gempa (getaran gempa) berlangsung
hanya dalam hitungan detik.
– Contoh: getaran gempa San Fransisco 1906 hanya
dirasakan selama 40 detik (korban 2.500), dan
getaran gempa Kobe 1995 dirasakan selama 22 detik
(korban 6.000).

71
Biasanya berlangsung singkat

72
• Terjadinya tsunami juga dirasakan dalam waktu yang
tidak terlalu lama, biasanya dalam hitungan menit air
laut yang masuk ke daratan akan surut kembali ke laut.
• Dilain pihak ada juga kejadian alam ekstrim yang
berlangsung lama, misalnya kekeringan yang bisa
berlangsung selama berbulan-bulan bahkan tahunan.
• Contoh:
– Kekeringan di Great Plains USA tahun 1930 - 1936,
– Kekeringan di Afrika Timur tahun 1972 - 1974 dan
1982 – 1984, dan
– Beberapa kekeringan yang terjadi di Indonesia yang
disebabkan oleh fenomen El Nino.

73
Durasi Tsunami

Biasanya dalam hitungan menit air laut yang masuk ke daratan


Kembali surut ke laut
74
Cakupan spasial
• Menunjukkan cakupan spasial/luasan area yang terkena
dampak dari kejadian alam ekstrim.
• Misalnya: dampak kekeringan bisa mencakup daerah
yang sangat luas (provinsi, negara), dampak gempa
mencakup daerah yang tidak terlalu luas (kota),
sedangkan dampak landslide mencakup daerah yang
lebih sempit (lokal).
• Luas tidaknya cakupan spasial diantaranya bergantung
pada besar-kecilnya ukuran fisik.
• Cakupan spasial juga menjadi salah satu faktor penentu
besarnya disaster; semakin luas cakupan spasial
semakin besar disaster yang ditimbulkan.

75
Distribusi temporal
• Menunjukkan sebaran waktu terjadinya kejadian alam
ekstrim. Hal ini meliputi frekuensi dan perioda ulang.
• Frekuensi dan perioda ulang terjadinya kejadian alam
ekstrim tidak sama:
– Relatif konstan, misalnya banjir terjadi tiap musim
hujan.
– Relatif acak, misalnya terjadinya letusan gunung api.
• Dari data frekuensi dan perioda ulang dapat diturunkan
probabilitas terjadinya suatu kejadian alam ekstrim pada
lokasi tertentu dan waktu tertentu.
• Informasi tentang distribusi temporal dari kejadian alam
ekstrim sangat diperlukan bagi upaya mitigasi.

76
77
78
Earthquake Cycle

Periodic Time-predicatable Slip-predicatable

Shimazaki and Nakata, 1980 79


Pengulangan Karakteristik Gempa

Bakun and McEvilly, 1984

- Repeating Characteristic Earthquakes


- M5 foreshock 17 minutes before 1934 and 1966 events
80
Distribusi spasial
• Menunjukkan sebaran lokasi geografi terjadinya kejadian
alam ekstrim.
• Setiap kejadian alam ekstrim mempunyai “lingkungan
alam” yang tersendiri.
• Misalnya: gempa dan erupsi volkanik hanya terjadi di
jalur-jalur tektonik aktif, tornado/hurricane terjadi di
daerah lintang menengah, cold wave terjadi di daerah
lintang menengah dan tinggi, banjir akan terjadi
didataran rendah atau cekungan, dll.
• Informasi tentang distribusi spasial dari kejadian alam
ekstrim sangat diperlukan bagi upaya mitigasi. Terutama
bagi pembuatan peta-peta hazard.

81
82
83
84
Countdown interval
• Menunjukkan selang waktu antara saat tanda/gejala awal
muncul dengan saat terjadinya kejadian alam ekstrim.
• Selang waktu tersebut bervariasi, ada yang singkat ada
yang sangat panjang.
• Misalnya, selang waktu untuk kekeringan jauh lebih lama
bila dibandingkan dengan selang waktu untuk tornado atau
siklon.
• Informasi tentang countdown interval dari suatu kejadian
alam ekstrim sangat diperlukan bagi upaya mitigasinya.
• Semakin singkat selang waktu, semakin sulit mitigasinya.

85
Sekian

86

Anda mungkin juga menyukai