Anda di halaman 1dari 73

Hazard dan Disaster

Konsep Disaster Management

Materi Konsep Mitigasi Bencana

Kuliah Sistem Penanggulangan Bencana di Indonesia

Sistem Penanggulangan Bencana di Luar


Negeri

Berbagai jenis bencana


Mitigasi Bencana: alam kebumian
Bab 1. Hazard dan Disaster

Prof. Nanang T. Puspito

Puspito, 2020 2
1. Pendahuluan
2. Hazard (bahaya)
3. Disaster (bencana)
Materi 4. Vulnerability
(kerentanan)
5. Risk (resiko)
6. Dimensi fisik

Puspito, 2020 3
Pendahuluan

Puspito, 2020 4
Jumlah kematian dan
kerugian sudah sangat
gempa di Meksiko dengan
banyak. Kejadian bencana
korban 20.000
alam terjadi di seluruh
belahan bumi.

Contoh, tahun 1985 terjadi 47


bencana alam signifikan
Statistik siklon tropis di Bangladesh
dengan korban jiwa mencapai
dengan kroban 11.000
sekitar 62.500 orang
meninggal dunia, diantaranya:

erupsi gunung api di Kolombia


dengan korban 25.000
• Statistik dari tahun 1945 s/d 1986
menunjukkan bahwa:
• korban meninggal dunia rata-rata
mencapai sekitar 56.000 orang
per tahun,
• jumlah kejadian bencana alam
Statistik yang signifikan rata-rata
mencapai 30 buah per tahun.
• Kejadian pada tahun 1985 bukanlah
suatu kondisi “luar biasa”, tetapi
merupakan kondisi yang “normal”
saja.

Puspito, 2020 6
• Bencana alam terjadi berulang-ulang,
dari tahun ke tahun, dan sebagian
sudah berlangsung sejak ribuan bahkan
jutaan tahun yang lalu.
• Bencana alam serupa pasti akan selalu
datang kembali, selalu mengancam,
biasanya pada tempat-tempat yang
Tantangan sama
• Kita memang ditakdirkan hidup di suatu
planet yang mempunyai potensi
bencana alam yang sangat besar.
• Kita memang mesti harus belajar untuk
hidup berdampingan dengan bencana
alam.

Puspito, 2020 7
Kejadian Bencana Alam di Dunia

Indonesia…?
Puspito, 2020 8
Puspito, 2020

• Contoh kerusakan
akibat gempa di
Mexico City
• 350 km from
earthquake; 9000
deaths
• collapse of 371 high
rise structures,
• especially 10-14 story
buildings
9
Northridge Earthquake
January 17, 1994

Mw 6.7
Deaths 57
Injured 9,158
Damage ~US$20 billion
(~2 x 1012 yen)

Puspito, 2020 10
Kobe Earthquake
January 17, 1995

Mw 6.9 (Mjma 7.3)


Deaths 6310
Injuries 26,797
Damage ~$100 billion

Puspito, 2020 11
• Walaupun telah begitu banyak terjadi
bencana alam dan mengakibatkan
korban manusia yang begitu besar:
– Mengapa kita masih cenderung
Pertanyaan kurang peduli?
• Mengapa bencana alam selalu
terjadi?
• Apa yang bisa kita lakukan?

Puspito, 2020 12
• Mengapa bencana alam selalu terjadi dan
menimbulkan banyak korban dan kerugian?
• (padahal secara keilmuan
karakteristik dari bencana alam sebagian
besar sudah diketahui).
• Adakah pola spasial (berdasarkan wilayah)
dari terjadinya bencana alam tersebut?
Pertanyaan • Adakah pola temporal dari bencana alam?
• Apakah faktor-faktor non alamiah (human,
struktur) berpengaruh terhadap jumlah
kematian dan kerugian?
• Faktor-faktor apa yang menyebabkan
terjadinya korban manusia dan kerugian
materi?

Puspito, 2020 13
Hazard (Bahaya)

Puspito, 2020 14
Puspito, 2020 15
• Hazard adalah suatu kejadian atau
peristiwa yang bisa menimbulkan
bencana.
• Suatu fenomena alam atau buatan
manusia yang berpotensi
menimbulkan kerugian/kerusakan
fisik dan ekonomi atau mengancam
Definisi Hazard jiwa manusia dan kesejahteraannya.
• Sebagai potensi bahaya atau
ancaman yang merupakan hasil
interaksi antara kejadian alam
ekstrim (yang masih berupa potensi)
dengan sistem lingkungan manusia
(yang berupa potensi atau
kenyataan).
Puspito, 2020 16
Belum terjadi

Puspito, 2020 17
Tsunami Hazard Maps
- Identifying and showing vulnerable areas
Purpose - Enhancing people’s awareness

・Showing information on disaster


risks and evacuation routes, etc.

・Letting residents in coastal areas and


visitors know the hazard map
through various opportunities
・Tsunami drills

Tsunami Hazard Map(Susaki City)


National Government prepared a guideline for help local authorities to make and
use hazard maps. Puspito, 2020 18
28
Disaster (Bencana)

Puspito, 2020 19
Puspito, 2020 20
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan
Definisi Bencana penghidupan masyarakat yang
Berdasarkan UU disebabkan, baik oleh faktor alam
nomor 24 Tahun dan/atau faktor non-alam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan
2007 timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis.

Puspito, 2020 21
Sudah terjadi

Puspito, 2020 22
• Terganggunya kehidupan secara permanen maupun
temporal
• Terganggunya komunitas secara permanen maupun
temporal
• Korban manusia
Dampak •

Kerusakan infrastruktur
Kerugian properti

Bencana •

Melemahnya sumber daya lokal
Problem yang berkepanjangan pada kehidupan normal
• Terganggunya lingkungan
• Dampak sosial dan psikologi
• Komunitas yang bersangkutan tidak sanggup
menangani secara sendiri saja (perlu bantuan luar)

Puspito, 2020 23
• Istilah Catastrophes (katastropik) mengandung pengertian Disaster dengan
korban manusia dan kerugian materi yang besar, melebihi angka tertentu.
• Ada yang menyebutkan minimal menimbulkan korban 500 orang dan
kerugian materi 10 juta $ US.
• Contoh:
Katastropik – Letusan Krakatau 1883, korban 36.000
– Gempa San Fransisco 1906, korban 2.500
– Gempa Tokyo 1923, korban 143.000
– Gempa Tangshan 1976, korban 700.000
– Tsunami Aceh 2004, korban 250.000

Puspito, 2020 24
Puspito, 2020 25
Puspito, 2020 26
Foto Kerusakan Gempa Kobe 1995
Puspito, 2020 27
Damages due to 2004 Aceh Earthquake and Tsunami

Puspito, 2020 28
Power Plant Transportation School Hospital

Damages due to Shallow earthquake Mw = 7.8; maximum MMI = IX in Bengkulu; 90


2000 Bengkulu fatalities; 11,000 houses destroyed

Earthquake

Puspito, 2020 29
• Waktu (timing) saat terjadinya suatu disaster
dapat mempengaruhi besar-kecilnya dampak
yang diakibatkan.
• Misalnya gempa Northridge 17 Januari 1994
terjadi pada pukul 04.30 pagi menyebabkan
korban 57 orang. Jumlah korban
(kemungkinan) akan berbeda seandainya

Klasifikasi •
gempa terjadi pada saat-saat jam kerja.
Disaster ada yang berlangsung secara cepat
dan ada juga yang berlangsung secara
Temporal •
perlahan-lahan dalam waktu yang relatif lama.
Misalnya gempa, tsunami, tanah longsor, atau
badai akan berlangsung dengan cepat
menyerang suatu daerah.
• Sedangkan banjir, kekeringan, gelombang
panas, dan gelombang dingin berlangsung
dengan perlahan-lahan.

Puspito, 2020 30
• Disaster mempunyai distribusi spasial
yang khas.
• Misalnya gempa, aktivitas volkanik,
tsunami hanya akan terjadi di daerah
tektonik aktif; sedangkan gelombang
Klasifikasi dingin hanya ada di daerah lintang
tinggi.

Spasial • Disaster ada yang menyebar secara


luas (misalnya kekeringan), dan ada
juga yang terkonsentrasi di suatu
tempat (misalnya gempa).

Puspito, 2020 31
Vulnerability (Kerentanan)

Puspito, 2020 32
Puspito, 2020 33
Puspito, 2020 34
Puspito, 2020 35
• Seismic Vulnerability is the degree of
damage or loss caused by a given level
of seismic intensity.
• Seismic vulnerability depends on the
materials, age, condition and structural
layout of a building or other structure.
• Weak brittle materials, such as adobe,
Seismic unreinforced masonry, and older
reinforced concrete buildings, are very
Vulnerability likely to be damaged in an earthquake
– they have high vulnerability.
• Steel, wood and newer reinforced
concrete buildings are less likely to be
damaged in an earthquake – they have
low vulnerability.

Puspito, 2020 36
Risk (Risiko)

Puspito, 2020 37
Risiko bencana adalah potensi kerugian
Definisi Risiko yang ditimbulkan akibat bencana pada
Berdasarkan suatu wilayah dan kurun waktu tertentu
yang dapat berupa kematian, luka, sakit,
UU nomor 24 jiwa terancam, hilangnya rasa aman,
mengungsi, kerusakan atau kehilangan
Tahun 2007 harta, dan gangguan kegiatan
masyarakat.

Puspito, 2020 38
• Istilah “risk” (risiko) terkandung dalam
pengertian hazard.
• Risiko mengandung makna probabilitas
terjadinya kematian atau korban manusia dan
kerugian materi yang diakibatkan oleh suatu
Risiko bencana alam tertentu.
• Risiko menghubungkan secara langsung
antara kejadian bencana alam dengan
korban/kerugian yang diakibatkan.
Tabel Risiko
Kematian

Puspito, 2020 40
Puspito, 2020 41
Puspito, 2020 42
Puspito, 2020 43
Puspito, 2020 44
Puspito, 2020 45
Puspito, 2020 46
Earthquake Risk
▪ Assets may be people, property,
Earthquake Effects –
profits, or other things of value. faulting, shaking Built Environment
intensity, liquefaction, – buildings,
▪ Loss is the reduction in value of an tsunami… industry,
infrastructure…
asset due to damage. Loss is
measured in many ways, such as
Human Environment –
the ratio of of fatalities to total People, organizations,
population, repair cost ratio, etc. institutions, cultural
heritage, finances…
▪ Risk is the uncertainty of loss.
Loss – human
▪ Risk or Loss estimation is the injury, cost or
quantification of the earthquake repairs, business
interruption, social
loss, and is a basic first step in disruption…

managing earthquake risk.


Puspito, 2020 47
Outline of Risk Reduction Program
Factors
- Seismic environment?
- Organization / decision-
Pre-program making
▪ Earthquakes are a problem, in - Responsibility / liability
Data
the most general sense, solving - Seismic hazard
Assess the Risk - Exposure
a problem has three basic - life
- property
phases. YAcceptable?
- business / function
- revenue
Stop - data
➢ Phase 1: Understanding - market share
- reputation / image
N
the problem - Vulnerability
- Assessment
Develop the Mitigation Options
➢ Phase 2: Program - Locational
- Redundancy / backup
Finding the solution - Move
- Structural
- Strengthen structures
➢ Phase 3: Acceptable? - Brace equpment /
N furnishings
Putting the solution into Y - Operational
- Emerency Plan
effect Implement the Program - Backup data
- Transfer
- Insurance
Maintain the Program - Contracts
Puspito, 2020 48
• The goal of Earthquake Risk Reduction is not to find a
solution, but rather to find the best solution. “best”
implies decision-making.
• Decision-making consists of two basic steps;
• Estimate the Risk, and

Earthquake •
• Examine Mitigation Alternatives.
Estimating the risk involves defining the problem,
quantifying the current risk (ie, as-is), and

Risk •
determining if further action is needed.
Examining mitigation alternatives requires selecting
the basis for analysis, identifying alternatives,
Reduction •
screening alternatives, and choosing a decision
method.
The last step in Earthquake Risk Reduction is
implementing the alternatives. An earthquake risk
management program consists of the following steps;
funding, program management, implementing the
plan, risk transfer and an emergency plan.

Puspito, 2020 49
Risk Transfer

Insurance
Reinsurance company
company
Single
buildings

Insurance
company

Insurance Single
company buildings

Single buildings
Puspito, 2020 50
Dimensi Fisik

Puspito, 2020 51
• Hazard dan Disaster merupakan hasil
interaksi antara kejadian alam
ekstrim dengan sistem lingkungan
manusia.

Dimensi • Untuk mengetahui besar-kecilnya


hazard dan disaster, salah satu faktor
Fisik yang penting untuk diperhatikan
adalah “dimensi fisik dari kejadian
alam ekstrim” yang menyebabkan
hazard dan disaster tersebut.

Puspito, 2020 52
• Setiap jenis kejadian alam ekstrim mempunyai
proses fisika yang spesifik/unik yang berbeda
antara yang satu dengan yang lain.
• Didahului dengan adanya tanda-tanda yang
signifikan sehingga dapat diantisipasi:
• erupsi gunungapi
• Banjir
• (tsunami)
• (longsor)
Proses • .......?
• Tidak didahului dengan adanya tanda-tanda
yang signifikan sehingga sulit untuk
diantisipasi:
• gempa
• Petir
• ......?

Puspito, 2020 53
• Ukuran besar
• Durasi
Parameter • Cakupan spasial
• Distribusi temporal
Fisik • Distribusi spasial
• Countdown interval

Puspito, 2020 54
• Menunjukkan ukuran fisik (besar) dari kejadian alam
ekstrim.
• Misalnya:
– Ukuran fisik gempa dinyatakan dengan
magnitudo dan energi,
– Ukuran fisik tornado dan badai dinyatakan
Ukuran dengan kecepatan,
– Ukuran fisik tsunami dinyatakan dengan tinggi

Fisik tsunami dan inundation (luas genangan)


tsunami,
– Ukuran fisik banjir dinyatakan dengan kecepatan
arus, kedalaman banjir dan luas genangan,
– Ukuran fisik heat wave dan cold wave
dinyatakan dengan temperatur,
– dll
Puspito, 2020 56
Volcanic Explosivity Index (VEI)

Total
Volume of Eruptions
Ejected Plume Eruption Given
Description Material Height Type Duration this VEI Example VEI

Non- variable <100m Hawaiian variable 699 Kilauea 0


Explosive (1983 to
present)
Small <.001 km3 100- Hawaiian/ <1 hr 845 Nyiragongo 1
1000m Strombolian (1982)
Moderate .001-.01 km3 1-5km Strombolian/ 1-6 hrs 3477 Colima 2
Vulcanian (1991)
Moderate/ .01-.1 km3 3-15km Vulcanian/ 1-12 hrs. 869 Galeras 3
Large Plinian (1924)
Large .1-1 km3 10-25km Vulcanian/ 1-12 hrs. 278 Sakura-Jima 4
Plinian (1914)
Very 1-10 km3 >25 km Plinian/ 6-12 hrs. 84 Villarrica 5
Large Ultra-Plinian (1810)
Very 10-100 km3 >25 km Plinian/ >12 hrs. 39 Vesuvius 6
Large Ultra-Plinian (79 AD)
Very 100-1000 km3 >25 km Ultra-Plinian >12 hrs. 4 Tambora 7
Large (1812)
Very >1,000 km3 >25 km Ultra-Plinian >12 hrs. 0 Yellowstone 8
Large Caldera
(2 million
years ago)
57
Puspito, 2020 58
• Menunjukkan lamanya kejadian alam
ekstrim berlangsung.
• Durasi kejadian alam ekstrim juga
merupakan salah satu faktor penentu
utama besarnya disaster.
• Misalnya:
– Kejadian gempa (getaran gempa)
Durasi berlangsung hanya dalam
hitungan detik.
– Contoh: getaran gempa San
Fransisco 1906 hanya dirasakan
selama 40 detik (korban 2.500),
dan getaran gempa Kobe 1995
dirasakan selama 22 detik (korban
6.000).
Puspito, 2020 59
• Terjadinya tsunami juga dirasakan dalam
waktu yang tidak terlalu lama, biasanya
dalam hitungan menit air laut yang masuk
ke daratan akan surut kembali ke laut.
• Dilain pihak ada juga kejadian alam ekstrim
yang berlangsung lama, misalnya
kekeringan yang bisa berlangsung selama
berbulan-bulan bahkan tahunan.

Durasi • Contoh:
– Kekeringan di Great Plains USA tahun
1930 - 1936,
– Kekeringan di Afrika Timur tahun 1972
- 1974 dan 1982 – 1984, dan
– Beberapa kekeringan yang terjadi di
Indonesia yang disebabkan oleh
fenomen El Nino.

Puspito, 2020 60
• Menunjukkan cakupan spasial/luasan area
yang terkena dampak dari kejadian alam
ekstrim.
• Misalnya: dampak kekeringan bisa
mencakup daerah yang sangat luas
(provinsi, negara), dampak gempa
mencakup daerah yang tidak terlalu luas
Cakupan (kota), sedangkan dampak landslide
mencakup daerah yang lebih sempit
(lokal).
Spasial • Luas tidaknya cakupan spasial diantaranya
bergantung pada besar-kecilnya ukuran
fisik.
• Cakupan spasial juga menjadi salah satu
faktor penentu besarnya disaster; semakin
luas cakupan spasial semakin besar
disaster yang ditimbulkan.

Puspito, 2020 61
Cakupannya Lokal
Puspito, 2020 62
• Infrastruktur yang hancur pasca Gempa Palu M7.4
• Hotel Roa-roa • Masjid Apung Kota Palu

(Source : Kompas) (Source : Liputan6)


• Kampus IAIN Kota Palu

Cakupannya regional

(Source : Puspito,
IDNTimes)2020 63
• Menunjukkan sebaran waktu terjadinya
kejadian alam ekstrim. Hal ini meliputi
frekuensi dan perioda ulang.
• Frekuensi dan perioda ulang terjadinya
kejadian alam ekstrim tidak sama:
– Relatif konstan, misalnya banjir terjadi
tiap musim hujan.
Distribusi – Relatif acak, misalnya terjadinya letusan
gunung api.

Temporal • Dari data frekuensi dan perioda ulang dapat


diturunkan probabilitas terjadinya suatu
kejadian alam ekstrim pada lokasi tertentu dan
waktu tertentu.
• Informasi tentang distribusi temporal dari
kejadian alam ekstrim sangat diperlukan bagi
upaya mitigasi.
• Misalnya: tentang iklim dan gempa

Puspito, 2020 64
Puspito,
65 2020
Earthquake Cycle
Periodic Time-predicatable Slip-predicatable

Shimazaki and Nakata, 1980


Puspito, 2020 66
Pengulangan Karakteristik Gempa

Bakun and McEvilly, 1984


- Repeating Characteristic Earthquakes
- M5 foreshock 17 minutes before 1934 and 1966 events
Puspito, 2020 67
• Menunjukkan sebaran lokasi geografi
terjadinya kejadian alam ekstrim.
• Setiap kejadian alam ekstrim mempunyai
“lingkungan alam” yang tersendiri.
• Misalnya: gempa dan erupsi volkanik hanya
Distribusi terjadi di jalur-jalur tektonik aktif,
tornado/hurricane terjadi di daerah lintang
menengah, cold wave terjadi di daerah
Spasial lintang menengah dan tinggi, banjir akan
terjadi didataran rendah atau cekungan, dll.
• Informasi tentang distribusi spasial dari
kejadian alam ekstrim sangat diperlukan
bagi upaya mitigasi. Terutama bagi
pembuatan peta-peta hazard.

Puspito, 2020 68
69
Puspito, 2020 70
Puspito, 2020 71
• Menunjukkan selang waktu antara saat
tanda/gejala awal muncul dengan saat
terjadinya kejadian alam ekstrim.
• Selang waktu tersebut bervariasi, ada
yang singkat ada yang sangat panjang.

Countdown • Misalnya, selang waktu untuk


kekeringan jauh lebih lama bila
dibandingkan dengan selang waktu
Interval •
untuk tornado atau siklon.
Informasi tentang countdown interval
dari suatu kejadian alam ekstrim sangat
diperlukan bagi upaya mitigasinya.
• Semakin singkat selang waktu, semakin
sulit mitigasinya.

Puspito, 2020 72
Sekian, Selamat
Belajar
7
Puspito, 2020 3

Anda mungkin juga menyukai