Anda di halaman 1dari 22

PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT

PROGRAM MALARIA

Disampaikan pada Acara:


Pertemuan Penguatan Perencanaan Kebutuhan Obat dan
Vaksin Program Level Kab/Kota Tahun 2020
Penyesuaian Target RPJMN Terhadap Situasi
COVID-19
• Target yang harus dicapai yaitu 19 Kab/Kota untuk
Kab/Kota Mencapai
RPJMN Eliminasi Malaria
mencapai eliminasi malaria Tahun 2020
• Terdapat 4 kab/kota yang sudah di assessment dan akan
Target 2020 : 325 Kab/Kota disidangkan yaitu:
1. Kab Manggarai, NTT
Capaian 2020 : 306 Kab/Kota 2. Kab Lubuklinggau, Sumsel
(sd Juni 2020)
3. Kab Pulang Pisau, Kalteng
Tahun Target 4. Kota Kupang, NTT
• Terdapat 5 Kab/Kota yang sudah mengirimkan surat
2020 325 permintaan assessment, yaitu:
2021 345 1. Maluku : Kota Tual dan Kab Maluku Tenggara Barat
2. Sulut : Kota Manado
2022 365
3. Jambi : kab Batanghari
2023 385 4. Sultra: Kab Kolaka Timur
2024 405
Peta Jalan Eliminasi Malaria di Indonesia
2030
2029
2028 Eliminasi Malaria
Semua Prov & Regio Nasional
2025 eliminasi malaria
Semua Kab/kota
2019 eliminasi malaria
Indigenous terakhir di
Indonesia
RPJMN 300 Kab/ko Eliminasi

5.
5. Regional
Regional Papua
Papua
2029
&
& Papua
Papua Barat
Barat
4.
4. Regional
Regional Maluku
Maluku &
& NTT
NTT 2028

3.
3. Regional
Regional Kalimantan
Kalimantan
&
2027
& Malut
Malut
2.
2. Regional
Regional Sumatera,
Sumatera,
Sulawesi, 2025
Sulawesi, NTB
NTB
1.
1. Regional
Regional Jawa-Bali
Jawa-Bali
Usulan Sertifikasi Eliminasi Malaria-WHO Per Wilayah Regional 2023
Situasi Malaria di Indonesia per 1 Oktober 2020

59,5% (60%) atau 306 Kab/Kota telah


mencapai bebas malaria

79,5% Penduduk Indonesia hidup


di daerah bebas malaria

Penduduk 2019 Kab/Kota 1 Oktober 2020


No Endemisitas
# % # %

1 Eliminasi (Bebas Malaria) 213,257,367 79.5% 306 60%

2 Endemis Rendah (API < 1) 47,378,172 17.7% 154 30%

3 Endemis Sedang (API 1-5) 4,478,911 1.7% 31 6%

4 Endemis Tinggi (API > 5) 3,212,889 1.1% 23 4%

Total 268,327,339 100% 514 100%


Tren Kasus Positif dan API
Tahun 2010-2019
• Secara keseluruhan terjadi penurunan kasus malaria
di seluruh provinsi di Indonesia dari Tahun 2010 –
2019 2017 terjadi kenaikan krn surveillance yg
membaik
• Tahun 2019 ada 250.644 kasus, tertinggi di Provinsi
Papua : 216.380 kasus, disusul dengan Provinsi NTT :
12.909 kasus dan Provinsi Papua Barat : 7.079 kasus.
• Sebanyak 86% kasus malaria di Indonesia berasal dari
Provinsi Papua
Indikator Program Prioritas Janji Presiden
Malaria menjadi salah satu dari 100 Program dan kegiatan prioritas nasional yang menjadi bagian
dari rencana Aksi Janji Presiden Tahun 2019, dilaporkan secara berkala setiap triwulan oleh Kantor
Staf Presiden.

Indikator pemantauan berupa:


1. Persentasi suspek Malaria yang dikonfirmasi Laboratorium (dengan mikroskop/RDT) dengan
target 95%
2. Persentasi kasus Malaria positif yang diobati sesuai standar dengan target 90%.

Ukuran Keberhasilan 2015 2016 2017 2018 2019

Tercapainya > 95% kasus suspek Malaria yang


95/98 95/97 95/95.7 95/95.5 95/97
dikonfirmasi Lab (dengan Mikroskop atau RDT)

Tercapainya > 90% kasus Malaria positif yang


85/91 85/94 90/94.6 90/92.9 90/94
diobati sesuai standard
Indikator Program Prioritas Janji Presiden
Malaria menjadi salah satu dari 100 Program dan kegiatan prioritas nasional yang menjadi bagian
dari rencana Aksi Janji Presiden Tahun 2019, dilaporkan secara berkala setiap triwulan oleh Kantor
Staf Presiden.

Indikator pemantauan berupa:


1. Persentasi suspek Malaria yang dikonfirmasi Laboratorium (dengan mikroskop/RDT) dengan
target 95%
2. Persentasi kasus Malaria positif yang diobati sesuai standar dengan target 90%.

Ukuran Keberhasilan 2015 2016 2017 2018 2019

Tercapainya > 95% kasus suspek Malaria yang


95/98 95/97 95/95.7 95/95.5 95/97
dikonfirmasi Lab (dengan Mikroskop atau RDT)

Tercapainya > 90% kasus Malaria positif yang


85/91 85/94 90/94.6 90/92.9 90/94
diobati sesuai standard
Tren Pengobatan Standar Malaria 2010-2019

• Persentasi kasus malaria yang diobati standar adalah proporsi pasien malaria yang diobati sesui dengan standar program.
• Obat anti malaria (OAM) yng digunakan diindonesia yaitu ACT (Artemisinin Combination Therapy) yang saat ini merupakan
obat yang paling efektif untuk membunuh parasit malaria.
• Pemberian ACT harus berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium.
• Pada tahun 2019 jumlah pasien yang diobati ACT sebanyak 234,376 dan jumlah pasien yang positif Malaria adalah 250,644.
• Persentasi pasien Malaria positif yang diobati ACT pada Tahun 2019 adalah sebesar 94%, angka tersebut telah mencapai
target yaitu sebesar 90%.
• Persentasi pengobatan standar dapat tercapai jika ada ketersediaan OAM, sehingga diperlukan manajemen stok obat yang
baik sehingga tidak terjadi stock out obat malaria.
Tren Pengobatan Standar Malaria 2010-2019

• Persentasi kasus malaria yang diobati standar adalah proporsi pasien malaria yang diobati sesui dengan standar program.
• Obat anti malaria (OAM) yng digunakan diindonesia yaitu ACT (Artemisinin Combination Therapy) yang saat ini merupakan
obat yang paling efektif untuk membunuh parasit malaria.
• Pemberian ACT harus berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium.
• Pada tahun 2019 jumlah pasien yang diobati ACT sebanyak 234,376 dan jumlah pasien yang positif Malaria adalah 250,644.
• Persentasi pasien Malaria positif yang diobati ACT pada Tahun 2019 adalah sebesar 94%, angka tersebut telah mencapai
target yaitu sebesar 90%.
• Persentasi pengobatan standar dapat tercapai jika ada ketersediaan OAM, sehingga diperlukan manajemen stok obat yang
baik sehingga tidak terjadi stock out obat malaria.
Penyebab pengobatan tidak sesuai Standar
1. Pengobatan Sendiri oleh pasien
2. Dosis tidak sesuai (tidak sesuai BB, pasien muntah)
3. Penggunaan selain Obat tidak sesuai standar oleh swasta
4. Obat tidak tersedia di Layanan Kesehatan (stock out)
Capaian Pengobatan Standar Per Provinsi
Program malaria dan fasyankes harus tetap mempertahankan
kondisi yang optimal untuk mendukung layanan malaria

Ketersediaan Obat dan logistik malaria


MANAGEMEN di setiap layanan kesehatan
PROGRAM MALARIA
Petugas Dinkes Provinsi dan Kab/Kota wajib
Pada Situasi PANDEMI memantau dan mengantisipasi layanan malaria
pada saat pembatasan sosial
COVID-19
Stategi komunikasi dan promosi kesehatan tetap dilakukan
untuk mencegah peningkatan morbiditas dan mortalitas
serta responsif untuk situasi pandemic COVID-19
Pemanfaatan media potensial untuk sosialisasi pencegahan
dan pelayanan malaria ke masyarakat yaitu jejaring sosial:
pesan sms, radio, tv, medsos, poster, baliho, megafon dll)
12
Program malaria dan fasyankes harus tetap mempertahankan
kondisi yang optimal untuk mendukung layanan malaria

Ketersediaan Obat dan logistik malaria


MANAGEMEN di setiap layanan kesehatan
PROGRAM MALARIA
Petugas Dinkes Provinsi dan Kab/Kota wajib
Pada Situasi PANDEMI memantau dan mengantisipasi layanan malaria
pada saat pembatasan sosial
COVID-19
Stategi komunikasi dan promosi kesehatan tetap dilakukan
untuk mencegah peningkatan morbiditas dan mortalitas
serta responsif untuk situasi pandemic COVID-19
Pemanfaatan media potensial untuk sosialisasi pencegahan
dan pelayanan malaria ke masyarakat yaitu jejaring sosial:
pesan sms, radio, tv, medsos, poster, baliho, megafon dll)
13
Strategi Manajemen Obat dan
Logistik Malaria
• Untuk mencapai target pengobatan program >90%, penyediaan obat harus
mendekati 100%
• Indikator No Stock Out Obat Lini Pertama Malaria di Fasyankes  DHP
+Primakuin
 Daerah endemis sedang dan tinggi: sesuai dengan perkiraan kebutuhan
 Daerah pemeliharaan dan endemis rendah : stok minimum 1 – 2 dosis
pengobatan (DHP=9-18 tablet; Primakuin=14-28)
• Daerah endemis rendah dan pemeliharaan, buffer stok menyesuaikan
dengan aksesibilitas (kondisi geografis dan kemudahan akses). Misal Buffer
stock disimpan di IFK atau Puskesmas Perawatan yang ditunjuk oleh Pejabat
berwenang.
Perencanaan Obat Anti Malaria
• Perencanaan adalah langkah pertama dalam siklus pengelolaan logistik.
• Bertujuan untuk menyediakan OAM sesuai dengan target Indikator Program
Pencegahan dan Pengendalian Malaria. Ketersediaan dipengaruhi oleh kebutuhan
dan stok.
• Kegiatan ini meliputi :
a. proses seleksi perencanaan kebutuhan,
b. penentuan sasaran,
c. penetapan tujuan dan target,
d. penentuan strategi dan sumber daya yang akan digunakan.
• Perencanaan disesuaikan dengan perkiraan kebutuhan OAM, yang dipengaruhi
oleh:
kasus malaria. Merupakan hasil kegiatan rutin (PCD dan ACD) atau non rutin
(survei)
buffer stok
15
Perhitungan kebutuhan mengacu pada metode Konsumsi dan Morbiditas
Konsumsi
• Mengacu pada pengeluaran OAM dari IF.
• Kelebihan: Stok terjamin, kemungkinan stock out Morbiditas
kecil. • Mengacu pada proyeksi kasus.
• Kekurangan: Tidak mencerminkan penggunaan • Kelebihan mencerminkan kasus.
Obat • Kekurangan: rawan terjadi stock
• Jumlah OAM = (Kb x Pp) + Bs – (Ss+Sp) Atau
out OAM
Pengeluaran rata-rata x 18 bulan – prediksi stok
• Kebutuhan OAM = Jumlah Kasus
akhir tahun berjalan  Berdasarkan format RKO
Tahun Lalu + Buffer Stock
Keterangan :
• Kb = Konsumsi OAM perbulan (dalam satuan jenis OAM)
• Pp = Periode perencanaan dan pengadaan (dalam satuan bulan)
• Bs = Bufer stok ( dalam satuan jenis OAM) = ...% x (Kb x Pp)
• Ss= Stok sekarang (dalam satuan jenis OAM)
• Sp = Stok dalam pesanan yang sudah pasti (dalam satuan jenis
OAM)

Kebutuhan OAM:
- Perkiraan kasus rutin => Dihitung berdasarkan kasus tahun sebelumnya
Kebutuhan OAM:
- Rencana Kegiatan Program  Rencana kegiatan Active Case
Detection (ACD), Mass Blood Survey (MBS)  target populasi
 estimasi Kasus positif berdasarkan Positivity Rate (PR).
- Buffer Stock  Kabupaten sebesar 10%, Provinsi 10%;
Perhitungan Waktu tunggu (Lead Time); tanggal kadaluarsa
(expired date)
- Perhitungan kebutuhan OAM disesuaikan dengan jenis OAM
(DHP, Primakuin, Artesunate Injeksi, Kina tablet, kina injeksi,
dan doksisiklin)
Perhitungan OAM
NO ITEM FORMULA Catatan
(Kasus di Kab/kota non eliminasi + (2 kotak x jumlah PKM di kab 50% merupakan buffer stok di
1 DHP
eliminasi)) x 150%) x 9 tablet - Estimasi sisa stok Provinsi/Kab/Kota
4% merupakan estimasi kasus
4% x Jumlah kasus terlaporkan tahun sebelumnya x 110% x 2 - malaria berat
2 Artesunate Injeksi
estimasi sisa stok 10% merupakan buffer stock di
Provinsi kab/Kota
(Jumlah kasus parasit Falcivarum x 1 tab) + (Jumlah kasus parasit
50% merupakan buffer stok di
3 Primakuin Vivax dan lainnya x 14 tab) + (jumlah puskesmas di kab eliminasi x
Provinsi/Kab/Kota
28 tab) x 150%
1.5% merupakan estimasi kasus
dengan lini kedua
4 Kina Tablet 1.5% x kasus terlaporkan tahun sebelumnya x 21 tab x 110%
10% merupakan buffer stock di
Provinsi kab/Kota
1% merupakan estimasi kasus
dengan lini kedua
5 Kina Injeksi 1% x kasus terlaporkan tahun sebelumnya x 21 ampul x 110%
10% merupakan buffer stock di
Provinsi kab/Kota
6 Doksisiklin Jumlah kebutuhan tahun sebelumnya
18
Perencanaan Logistik

Pengelola ProgramText. Petugas Farmasi.

• Data endemisitas malaria • Data stok


• Kebutuhan berdasarkan morbiditas • Data pengeluaran
dan kegiatan penemuan pasien • Data tanggal ED
malaria
Isu Perencanaan Logistik
• Petugas Farmasi dan Pengelola Program tidak berkoordinasi dalam
merencanakan kebutuhan obat
• Provinsi mengajukan permintaan di luar alokasi yang sudah
ditentukan tanpa justifikasi kuat
• Informasi sisa stok dan ED tidak diinformasikan
• Permintaan insidentil belum memperhitungkan stok yang belum
dipakai di level Kab/PKM
• Kasus terlaporkan tidak berimbang dengan obat yang diminta
• Overstok

20
Masukan dalam menyelesaikan isu
perencanaan Logistik
• Petugas Farmasi dan Pengelola Program senantiasa berkoordinasi
dalam perencanaan obat
• Siapkan justifikasi permintaan obat tambahan
• Lengkapi informasi sisa stok dan ED baik dalam laporan maupun saat
RKO
• Memperhatikan stok yang ada di level kab/PKM untuk menghindari
overstock
• Apabila ada kab/kota yang terjadi overstock/stock out harus segera
dilakukan relokasi

21
TERIMA KASIH
Semoga tujuan untuk menghilangkan COVID-19 tidak menurunkan
semangat kita mencapai Eliminasi Malaria.

Dijahit baju model kebaya


Kerah dibuat miring ke muka
Penyakit Malaria itu berbahaya
Salah berobat bisa celaka

Anda mungkin juga menyukai