Anda di halaman 1dari 10

DEKLARASI

DJUANDA,
LANDAS
KONTINEN
DAN
ZEE ( Zona
Ekonomi ekslusif)
LATAR BELAKANG

I. Wilayah Indonesia merupakan Negara


kepulauan

2. Batas perairan Indonesia mengalami


perkembangan sesuai tuntutan zaman

3. Hukum Laut Belanda Dalam Territoriale Zee En Maritime Kringen


Ordonantie ( 1939 ) tidak sesuai lagi.
bahwa batas perairan Hindia Belanda luasnya 3 mil
diukur dari garis rendah pulau-pulau yang merupakan
bagian dari wilayah daratannya

Tujuannya : untuk mewujudkan wilayah RI sebagai Negara


kepulauan yang utuh
Isi Deklarasi Djuanda :
1. Untuk menjamin dan menegaskan kesatuan bangsa ,integritas
wilayah dan kesatuan ekonomi Indonesia maka ditarik garis-garis
pangkal lurus yang menghubungkan titik-titik terluar dari pulau-pulau
terluar.
2. Jalur laut wilayah ( laut territorial) selebar 12 mil diukur dari garis
pangkal lurus
3. Negara berdaulatatas segala perairan yang terletak Dalam garis-
garis pangkal lurus ini termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya
maupun udara di atasnya dengan segala kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya
4. Hak lintas damai kendaraan air ( kapal ) asing melalui perairan
Nusantara ( archipelagic waters) dijamin, selama tidak merugikan
kepentingan Negara dan mengganggu keamanan serta
ketertibannya

Untuk memperkuat Deklarasi Djuanda maka pemerintah RI mengeluarkan


UU No.4 Prp tahun 1960 tentang perairan Indonesia .
Mulai berlaku tanggal 18 Februari 1960
Keuntungan Deklarasi Djuanda :

1. Jalur laut wilayah melingakari seluruh kepulauan Indonesia

2. Perairan yang terletak pada sebelah Dalam garis pangkal lurus yang semula
laut lepas menjadi laut pedalaman

3. Wilayah RI bertambah luasnya ( asalnya 2.027.087 km persegi menjadi


5.193.250 km persegi )
Territorile Zee Maritime Kringen Ordonantie ( TZMKO )
1939
Kepulauan Indonesia berdasarkan Deklarasi Djuanda
LANDAS KONTINEN DAN ZONA EKONOMI
EKSKLUSIF

Pada tanggal 17 Februari 1969 pemerintah Indonesia mengeluarkan pengumuman


tentang Landas Kontinen yang disempurnakan menjadi UU No .1 tahun 1973
Landas Kontinen adalah kelanjutan daratan yang berada di bawah permukaan air
dengan landau 1 : 500.

Latar belakangnya :
1. Kebutuhan manusia akan SDA semakin meningkat
2. SDA di darat semakin menipis sedangkan di laut semakin meningkat
3. Semakin canggihnya teknologi yang diciptakan manusia
4. Melindungi kepentingan dan kebutuhan nasional
5. Semakin tegangnya masalah di perairan Laut Cina Selatan
Landas Kontinen berIsi pokok – pokok
sebagai berikut :

1..Segala sumber kekayaan alam yang terdapat


Dalam Landasan Kontinen adalah milik eksklusif Negara Indonesia

2..Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis Landas Kontinen


dengan Negara tetangga melalui perundingan

3..Jika tiada perjanjian batas, maka batas Kontinen Indonesia adalah suatu garis
yng ditarik ditengah-tengah antara pulau terluar dengan titik terluar Negara
tetangga

4..Klaim di atas tidak memepengaruhi sifat serta status perairan di atas Landas
Kontinen Indonesia maupun ruang di atasnya.
Realisasi perjanjian bilateral untuk menetapkan batas Landas Kontinen :
1. Dengan Malaysia 1969 ( Selat malaka
dan Laut Cina Selatan)
2. Dengan Thailand 1972 ( Selat Malaka dan
Laut Andaman )
3. Dengan Malaysia dan Thailan 1971
( Selat Malaka
4. Dengan Australia 1971 ( Laut Arafuru,
Utara Irian Jaya dan papua Nugini)
5. Dengan India 1977 ( Laut Andaman )

Sedangkan perjanjian bilateral tentang garis batas laut dengan Malaysia


( 1970), Singapura
( 1973) dan Papua Nugini ( 1971 )
ZONA EKONOMI
EKSKLUSIF
UNCLOS di Montego Bay, Yamaica pada
tanggal 10 Desember 1982 menetapkan
tentang ZEE :

bahwa 200 mil laut dari pantai


merupakan wilayah laut ekonomi
eksklusif suatu Negara kepulauan
( archipelagostate)dan Negara pantai.

Maka pemerintah Indonesia


mengeluaarkan UU No.5 tahun 1983
tentang ZEE Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai