Anda di halaman 1dari 99

Terapi Oksigen pada neonatus

(dari kamar bersalin hingga unit


perawatan neonatus)

Dr. R. Adhi Teguh Sp.A


Divisi Perinatologi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUI-RSCM
Topik pembelajaran

• Hipoksemia pada neonatus


• Indikasi pemberian oksigen pada
neonatus
• Metode pemberian oksigen pada
neonatus
• Terapi oksigen dengan fasilitas terbatas
dan ideal
Korelasi SpO2 – PaO2

PaO2 normal pada neonatus : 40-80 mmHg


SpO2 dipertahankan 88-92%
Evaluasi distres napas
Skor Downe
0 1 2
Frekuensi < 60x/menit 60-80 x/menit >80x/menit
Napas
Retraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat
retraksi
Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang Sianosis
dengan O2 menetap
walaupun diberi
O2
Air Entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara
udara masuk masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar
dengan stetoskop tanpa alat bantu
Evaluasi distres napas
Skor Downe

Skor < 4 gangguan pernapasan ringan

Skor 4 – 5 gangguan pernapasan sedang

Skor > 6 gangguan pernapasan berat


(pemeriksaan gas darah harus
dilakukan)
Peredaran darah ke paru

Sebelum lahir Setelah lahir


TRANSISI SISTEM PERNAPASAN

Cairan dalam alveoli digantikan oleh udara

8
Bagaimana bayi memperoleh Oksigen
setelah lahir?

9
Ideal Gas Exchange : PartO2 = PalvO2

PalvO2 VENTILASI

PERFUSI
PartO2

Gasexchange Disturbances : any deviation from ideal


Causes of Gas Exchange Disturbances
• Hypoventilation : apne, gangguan SSP (asfiksia, sepsis / meningitis),
• Ventilation Perfusion Mismatch
 Alveolar collapse : surfactant deficiency
 Alveolar fillings : MAS, pneumonia, pulmonary hemorrhage, lung
edema
• Diffusion Disturbances : syok, anemia, gagal jantung
• Shunts
 Intrapulmonary shunting : atelectasis
 Extrapulmonary shunt : R-L shunt (PJB, PPHN)
Diagnostic evaluation of severe neonatal hypoxemia
Test Method Result Suggested
Hyperoxia Expose to PaO2 increases to > Pulmonary parenchymal
100% FiO2 for 100 mmHg disease
5-10 min PaO2 increases to < Persistent pulmonary
20 mmHg hypertension or cyanotic
congenital heart disease

Hyperven Mechanical PaO2 increased to > Pulmonary parenchymal


tilation ventilation with 100 mmHg without disease
hyperoxia 100% FiO2 and hyperventilation
respiratory rate PaO2 increases at a Persistent pulmonary
100-150 critical PCO2 , often to hypertension
breaths/min < 25 mmHg
Cyanotic CHD or
No increase in PaO2
severe, fixed pulmonary
despite hypertension
hyperventilation

Source : Whitsett JA, Pryhuber GS, Rice WR, Warner BB, Wert SE. Persistent pulmonary hypertension of the newborn. Neonatology.
Pathophysiology and management of the newborn. 1999.p.499.
Test Method Result Suggested
Simultane Compare PO2 of Preductal PO2 ≥ 15+ Patent ductus
ous- right arm or postductal PO2 arteriosus with right-
preductal- shoulder to that to-left-shunt
postductal of lower
pO2 abdomen or
extremities

Source : Whitsett JA, Pryhuber GS, Rice WR, Warner BB, Wert SE. Persistent pulmonary hypertension of the
newborn. Neonatology. Pathophysiology and management of the newborn. 1999.p.499.
Primary PPHN Secondary PPHN
Etiology Idiopathic, probably due to a • Secondary to a disease in the
disfunction in the parenchyma of the lungs
pulmonary endothelial
vasodilating mechanism

Risk factors • Maternal diabetes, maternal • Meconium aspiration,


hypertension, prolonged pneumonia, severe hyaline
gestation, maternal membrane disease,
indomethacin diaphragmatic hernia and other
forms of pulmonary hypoplasia
• Polycythemia, fetal anemia,
premature ductal closure

Clinical • Presenting soon after birth • Presents primarily as


symptom with hypoxemia respiratory distress with PPHN
• Clinically and radiologically becoming apparent as the lung
normal lungs disease deteriorates with the
need for higher oxygen
requirements and ventilatory
pressures.
Evans N. Royal Prince Alfred Hospital, 1998
Terapi Oksigen
• Inkubator
• Head box
• Nasal cannula
– Low flow
– High flow
• Nasal CPAP Non
• Nasal Intermittent Positive Pressure Ventilation invasive
(NIPPV)
• Ventilator
Terapi Oksigen
FLOW :
• Head box
• Nasal cannula
– Low flow : PEEP
– High flow : PEEP
PRESSURE :
• Nasal CPAP : PEEP
• Nasal Intermittent Positive Pressure Ventilation (NIPPV) : PIP
dan PEEP
• Ventilator : PIP dan PEEP
Stepwise approach
towards optimal ventilation
NON-INVASIVE HFOV
FAILURE CRITERIA:
• Apneu FAILURE CRITERIA:
• Respiratory failure
(PO2 < 40 mmHg,
CMV Respiratory failure
(PO2 < 40 mmHg,
PaCO2>60 mmHg, PaCO2> 60 mmHg,
pH <7,25, BE > (-) 12) pH <7,25, BE > (-)12)
• FiO2 > 40% NIPPV
LUNG INJURY
Mainly by high tidal volume :
> 8 mL/ kg may cause
CPAP overdistension
FiO2 > 60%

HFN INVASIVE
Optimal ventilation
•Work of breathing (–)
• The lowest possible FiO2 to reach targeted O2 saturation
•Acceptable pCO2 with pH > 7.25
• CXR- the 8th-9th ribs
Terapi oksigen di kamar bersalin

• International Liaison Committee on


Resuscitation (ILCOR) merekomendasikan
penggunaan pulse oximetry untuk
memonitor dan mentitrasi penggunaan
oksigen di kamar bersalin
... terapi oksigen di kamar bersalin

Pentingnya monitor saturasi di kamar


bersalin :
• Mencegah efek toksisitas oksigen pada
bayi prematur dan cukup bulan
• Sulit mengkorelasikan warna dengan
saturasi oksigen  kecenderungan
memberikan suplementasi oksigen yang
tidak perlu
20 video bayi saat lahir di kamar bersalin dan
saturasi oksigen saat bayi terlihat pink
(O’Donnell et al, Arch Dis Child 2007)

Box and whisker plots


SpO2 saat bayi terlihat pink

Baby number 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Free Flow Oxygen
Bayi yang dapat bernapas tetapi mengalami sianosis sentral
 free flow oxygen

Resusitasi Selang oksigen di Balon Mengembang Sendiri


mengunakan Neopuff antara telapak Laerdal (dekat, tidak rapat)
(1 cm di atas wajah) tangan seperti Tidak diremas dengan oksigen
≥ 96% (termasuk PEEP) bentuk sungkup 100% dan kecepatan aliran 5
≥ 93% (tidak termasuk (1 cm di atas wajah) L/min (1 cm di atas wajah )
21
PEEP) ≥ 90% 39-56%
Perubahan saturasi setelah lahir

• Janin dalam kandungan hidup


dengan tingkat saturasi O2 ~ 60%
• Bayi baru lahir bugar memerlukan
waktu untuk mencapai tingkat
saturasi O2 90%
Pengukuran saturasi oksigen pada
5 menit pertama kehidupan

Kamlin COF, et al. J Pediatr 2006;148:585-9


Saturasi oksigen berdasarkan
usia gestasi

Waktu mencapai SpO2 >90%


Prematur 6.5 (4.9 - 9.8) mnt
Cukup bulan 4.7 (3.3 - 6.4)
mnt
(p <0.001)

Kamlin COF, et al. J Pediatr 2006;148:585-9


Resusitasi dengan oksigen 100% vs 21%

 Beberapa studi menunjukkan efek samping


pemberian O2 100% pada neonatus selama
dilakukan resusitasi
 Pada beberapa RCT , resusitasi neonatus
dengan udara vs O2 100% menunjukkan
penurunan angka kematian dan tidak terbukti
membahayakan
... oksigen 100% vs 21%

• Bayi prematur mempunyai sistem


antioksidan imatur  kenaikan saturasi
oksigen mendadak saat lahir menimbulkan
stres oksidatif.
• Oksigen 100% oxygen memperlambat
mulainya usaha bernapas spontan dan
menyebabkan kerusakan oksidatif pada
paru-paru, otak, mata dan perubahan aliran
darah otak
... oksigen 100% vs 21%

Rekomendasi WHO

Ventilasi harus dimulai dengan udara


dan O2 dipersiapkan untuk bayi
dengan kondisi tidak membaik
... oksigen 100% vs 21%

1. Gunakan pulse oximeter

2. Mulai dengan FiO2 21%

3. Titrasi FiO2 dan SpO2


Pedoman resusitasi
• Mulai dengan udara (21%) dan berikan O2
sesuai kebutuhan
• Berikan O2 100% jika :
 SpO2 < 70% saat 5 menit atau < 90% saat 10
menit
 Denyut jantung tidak meningkat > 100 x/menit
setelah 60 detik dilakukan ventilasi efektif
 Denyut jantung setelah kompresi dada < 60
x/menit
• FiO2 disesuaikan saat SpO2 > 90%

RWH, Melbourne Policy 2005


Resusitasi ideal 
praktek di negara maju

Infant warmer dengan Neopuff dan


Neopuff dan blender blender
Sumber
oksigen dan
udara tekan

31
Oxygen Analyzer Pulse oximeter
STOP ROP FiO2 conversion table
Table
Optimal ventilation in delivery room
Initial lung inflation (especially first 2 or 3 breaths)
requires more pressure

AAP recommendation
Pressure should be
20 cm H2O may be effective modified with each
breath guided by 
> 30-40 cm H2O in some
HR and chest
term baby without movement
spontaneous breathing

Kattwinkel et al. Pediatrics 2010;126:e1400-13


Effect of PEEP
 PEEP is used to maintain end-expiratory pressure &
improve oxygenation.

 PPV without or inadequate PEEP


 failure to establish FRC, inadequate oxygenation,
and  atelectrauma.

 ‘Patient-tailored’ to achieve optimal PEEP but


generally PEEP < 5 cm H2O should be avoided.

 Improved oxygenation  more rapidly with PEEP


than with exogenous surfactant administration.
Ricard J-D, Dreyfuss D, Saumon G. Eur Respir J 2003; 22:2s-9s
Davis PG et al. Cochrane Collaboration 1998
Crossley KJ. Pediatr Res 2007;62:37-42
Positive End Expiratory Pressure
(PEEP)
• PEEP mempertahankan functional residual
capasity (FRC) dan meningkatkan oksigenasi

• Probyn et al:
– Pada menit-menit pertama kehidupan lamb yang
sangat prematur yang mendapat ventilasi dengan
self inflating bag tanpa PEEP  oksigenasi
buruk
– Bila diberi PEEP  oksigenasi membaik
.... PEEP
• Hillman, dkk  bayi lamb amat prematur pada
saat lahir diberi CPAP/PEEP menunjukkan volume
paru yang lebih baik pada usia 2 jam dan cedera
paru akibat barotrauma/volutrauma lebih rendah
dibandingkan bayi yang diventilasi
Without PEEP

With PEEP
CPAP
• Penggunaan CPAP dini :
– Segera setelah lahir:
• Berat < 1000 g (Hany Aly et al; 2004)
• Usia gestasi < 32 minggu (Peter Dijk et al)
• Distres pernapasan ( nafas cepat, merintih, nafas cuping
hidung, retraksi) (Gittermann M.K. et al; 1997)

– Diberikan sejak di ruang bersalin


– Distres pernapasan  Downe’s score ?

40
Ventilation device in delivery room
Any chosen device must provide PEEP/CPAP to facilitate
the development of FRC immediately after birth, improve
oxygenation and reduce atelectrauma
– Self-inflating bag with PEEP valve
– Flow-inflating bag/ Jackson-Rees system
– T-piece resuscitator/ Neopuff
Pemberian CPAP di kamar bersalin
• Pemberian CPAP dini di kamar bersalin dapat
menurunkan angka kejadian penyakit paru kronik
tanpa meningkatkan morbiditas

• Di kamar bersalin CPAP dapat diberikan dengan


T- Piece resuscitator dengan berbagai interfaces:
– Face mask
– Single nasal prong
– Short binasal prongs (eg Argyle prongs)
Face mask Single nasal prong
Argyle prong
Alternatif T-piece resuscitator:
Ambu bag dengan PIP + PEEP

PIP

PEEP
Self-inflating bag with PEEP valve

Disadvantage: cannot be used as CPAP


Alternatif T-piece resuscitator:
Infant T-piece System (Jackson-
Rees)
1

3
4

2
5 6

Keterangan:
1.Selang inspirasi
2.Selang ekspirasi
3.Elbow
4.Paediatric APL (Adjustable Pressure Limiting) valve
5.Reservoir bag
6.T-connector
Kelemahan: tidak dapat digunakan untuk VTP  PEEP turun (lebih rendah dari setting)
setelah bagging dilepas
Perlengkapan

Manometer 0-60 cm H2O Reservoir bag dengan


(untuk menilai PIP dan PEEP) berbagai ukuran:
- 0,5 L (PIP max. 30 cm H2O)
- 1 L (PIP max. > 30 cm H2O)
-2L
-3L
Pemberian CPAP dengan Infant T-piece
system
(Jackson-Rees)

dengan sungkup dengan ETT single


nasal prong
CPAP dengan single nasal prong
Penilaian di kamar bersalin

Bernapas spontan Tidak bernapas


spontan

Distres napas - Distres napas + Ventilasi Tekanan Positif

NCPAP
Napas spontan +
Napas spontan –

Toleransi +
Toleransi –
•Retraksi berat, Downe
Score ≥ 6
Intubasi trakea
Pertahankan
saturasi O2 • CPAP 8, FiO2 > 40% &
• Asidosis metabolik
88-92% ventilasi
yang tidak teratasi (> -
10) mekanis
Lanjutkan NCPAP di
• Perburukan distres butuh PIP
napas diakhiri dengan
ruang perawatan
apne tinggi dan FiO2
> 40%
Distres napas -

Pertimbangkan terapi
surfaktan
Penyapihan
NCPAP

Kamar Bayi/ Rawat Gabung


ibu
Terapi Oksigen - inkubator

• Dengan flow yang tinggi,


dibutuhkan 10 menit untuk
menstabilkan oksigen.
• Pada saat jendela inkubator
terbuka, kadar oksigen
menurun sangat cepat.
• Tidak direkomendasikan 
hanya pada bayi yang
membutuhkan FiO2 < 35%
Head box

 Flow 5-7 L/menit


 Flow > 7L/min: ↑ O2,
ribut, bayi muntah.
 FiO2 dapat berkisar
21%-100%.
 Harus disertai oxygen
analyzer
Kontrol FiO2 pada Neonatus dengan menggunakan
Oxgenhood saat Oxygen Analyzer Tidak Tersedia

• Memprediksi konsentrasi oksigen dalam head box


tanpa menggunakan oxygen analyzer adalah
sesuatu yang mungkin
• Ukuran head box yang lebih besar & posisi
penutup lebih tinggi  konsentrasi oksigen lebih
rendah pada arus oksigen yang sama
• Laju aliran oksigen < 4 L/mnt pada head box kecil
& 3 L/mnt pada head box sedang & besar 
berhubungan dengan retensi CO2

MJAFI 2007
MJAFI 2007
PRELIMINARY REPORT TERAPI
O2 DENGAN HEAD BOX DI RSCM

• Ukuran Head Box


– Panjang = 23 cm
– Lebar = 23 cm
– Tinggi = 16,8 cm
– Jari-jari lubang = 11 cm
…PRELIMINARY REPORT TERAPI O2 DENGAN HEAD BOX DI RSCM

Keterangan:
-Oxygen analyzer: merek dagang Maxtec, Tipe
MaxO2
- Flow di atas 8 L/min, bayi tampak gelisah
Kanul Nasal
• Low flow device  flow < 2
L/menit
• Tidak perlu humiifikasi
• Sulit menentukan FiO2
• Dapat menciptakan PEEP
tergantung ukuran kanul nasal
dan flow

58
Flowmeter

VS

1 L/menit 15 L/menit
(low flow) (dewasa)
200
Low
mLflow
/menit
200
(low
mL/menit
flow)
60
High Flow Nasal Cannula

• Fisher Paykel Healthcare RT329


Infant Oxygen Delivery System
– Weaning oksigen dari CPAP, pada
bayi yang sudah stabil
– Flow maksimal yang dapat
diberikan :
• Prematur (2.4 mm) 6L/min
• Cukup bulan (3.7 mm)8 L/min
Sumber gas :
Oksigen harus dicampur dgn udara
• 1 liter oksigen – 9 liter udara = 30 %
• 2 liter oksigen – 8 liter udara = 40 %
• 4 liter oksigen – 6 liter udara = 50 %
• 5 liter oksigen – 5 liter udara = 60 %
• 6 liter oksigen – 4 liter udara = 70 %
• 7½ liter oksigen – 2½ liter udara = 80 %
• 9 liter oksigen – 1 liter udara = 90 %
• 10 liter oksigen – 0 liter udara = 100 %

RWH,
RWHMelbourne, 2008
Procedure Manual 2005
CPAP
• Continuous positive airway
pressure (CPAP) adalah
alat yang dapat
memberikan udara dengan
tekanan positif ke
dalam saluran napas pada
bayi yang masih dapat
bernapas spontan
Manfaat CPAP
• Membuka jalan napas
• Meningkatkan pengembangan paru
• Meningkatkan volume residual paru
• Mencegah alveolus kolaps
• Menghemat surfaktan endogen
• Mengurangi ventilation perfusion mismatch
• Meningkatkan oksigenasi
• Meningkatkan compliance paru
• Mengurangi resistensi saluran napas
• Mengurangi work of breathing
• Menstabilkan pola napas
Morley CJ & Davis PG, Curr Opin Pediatr 2008
5 Cara Pemberian CPAP
• Bubble CPAP
▫ Tekanan positif dibuat dengan memasukkan pipa ekspirasi
ke dalam air dengan kedalaman tertentu
• Ventilator CPAP
▫ Tekanan diberikan melalui ventilator
• Infant Flow Driver
▫ Tekanan dibuat dengan memberikan aliran udara tinggi
melalui pipa dengan resistensi tinggi
• Nasal kanul
▫ Aliran udara tinggi diberikan melalui hidung
T piece resuscitator
Arch Dis Child 2005;90:F343-4
Terapi untuk distres
pernapasan

Head box
CPAP dengan
blender
Kriteria gagal CPAP

• Apnu
• Gagal napas : paCO2 > 60, pH < 7,25
• FiO2 > 60%
... gagal CPAP

Tetapi setelah kita memeriksa :


• Prong terletak di dalam hidung dan ukurannya tepat
• Hidung telah bersih dari sekret
• Bayi diposisikan tengkurap
• Mulut dalam keadaan tertutup
• Posisi leher sedikit ekstensi
• Telah dicoba PEEP yang lebih tinggi
• Tidak ada yang menindih dada bayi
CPAP
Kapan kita merubah tekanan CPAP :
• Bila grunting dan retraksi dada nyata berarti
butuh pressure lebih tinggi
• Bila butuh kenaikan FiO2 berati butuh
menaikkan pressure
• Perlu chest X Ray untuk melihat adanya
volume paru yang rendah, atau pneumotoraks
... CPAP

Kriteria menghentikan CPAP :


• Bayi dalam keadaan stabil, tidak ada apnu, tidak
ada/minimal retraksi
• Dapat mempertahankan saturasi saat CPAP dilepas
• FiO2 < 40%
• Tidak ada bukti weaning dengan cara on and off lebih
baik
 
 
Nasal Intermittent Positive
Pressure Ventilation
• NIPPV menyediakan keuntungan nasal CPAP dengan tambahan
napas tekanan positif
• Manfaat NIPPV pada mode synchronised
– Memberikan volume tidal yang lebih besar dengan
memperkuat tekanan transpulmonal selama inspirasi
– Menurunkan laju napas
– Menurunkan usaha bernapas
– Menurunkan PaCO2
– Memperkuat stabilisasi dinding dada / menurunkan gerakan
torakoabdominal yang tidak sinkron
– Recruitment bagian paru yang atelektasis
Nasal IMV
(Inflasi melalui CPAP Nasal)
Indikasi:
• CPAP gagal dan intubasi tidak diharapkan
• Setting:
– RR 20 x/menit
– PIP 20 cmH2O
– PEEP tergantung kondisi bayi
– Flow harus cukup untuk mencapai PIP

75
NIPPV
NIPPV
Modus Ventilasi
• CPAP (Continuous positive airway pressure)
• Nasal IMV (Synchronised intermittent mandatory
ventilation through nasal CPAP)
• IMV : Intermittent mandatory ventilation
• SIMV: Synchronised Intermittent Mandatory
Ventilation
• A/C or SIPPV : Assist Control or Synchronised
Intermittent Positive Pressure Ventilation
• Volume guarantee
• PSV
• HFO
• HFO + IMV 78
IMV
(Intermittent Mandatory Ventilation)

• Memberikan ventilasi sesuai dengan rate


yang ditentukan
• Bayi tidak mentrigger inflasi
• PIP dan PEEP dibatasi
• IT & ET dikontrol

79
• Problem
– Bayi bernafas tidak sesuai dengan ventilator
(fighting)  airleak + IVH
• Digunakan bila ventilator tidak mempunyai
trigger mode dan pada ventilator transport

80
IMV has a set inspiratory & expiratory time

Ti Te

81
CMV @ 40/min

Spontaneous
Expiration
inspiration
during inflation

Ti 0.3 sec

82
Spontaneous inspiration

Inflation during expiration

CMV @ 40/min

83
Trigger Ventilator
• Flow / volume trigger
• Volume inspirasi bayi (minimum 0,2 ml) 
mentrigger ventilator untuk memberikan inflasi
• Keterlambatan ventilator memberikan inflasi
dari onset inspirasi sebanyak 38 msec
• SIMV & AC menggunakan modus trigger

84
Ventilator
Baby inspires and Trigger delay ~38 msec
this triggers the
ventilator.

Ventilator inflates
for the set Ti

Trigger vol ~ 0.2ml

87
SIMV
• Inflasi sesuai dengan rate yang diset
• Ventilator menginflasi pada waktu bayi inspirasi
• Bila bayi tidak bernafas  inflasi sesuai dengan
rate yang diset
• Bila bayi bernafas lebih cepat dari rate yang diset
 ekstra pernafasan tidak dibantu ventilator 
bernafas dengan ET CPAP

88
SIMV

• Sebaiknya tidak digunakan pada bayi yang


memerlukan ventilasi maksimal
• Bayi diweaning dengan mengurangi rate
• Sebaiknya rate < 30 x/menit dihindari 
bayi terutama bernapas dengan ET CPAP

89
SIMV @ 30/min

These inflations are not triggered Triggered

The ventilator interval is 2 sec

90
AC Assist Control Ventilation
• Seluruh inspirasi bayi mentrigger ventilator
memberikan inflasi
• Bila bayi tidak bernafas  inflasi sesuai
dengan rate yang diset
• Inflasi dapat lebih dari rate yang ditentukan
• Maksimum rate 120 x/mnt
• Weaning dengan  pressure bukan dengan 
rate kecuali bila bayi apnoe

91
triggered triggered not triggered

1 sec 1 sec

A/C back up @ 60/min

92
• Modus AC atau SIMV:
 lama pemakaian ventilator
 BPD
 IVH
 Airleaks

93
Anjuran setting awal ventilasi secara
umum
• Parameter Ventilator
• FiO2 ≥ 50%
• Rate 40-60 x/menit
• PIP 16 cm H2O  sebesar pergerakan dada
yang cukup
• PEEP 4-5 cm H2O
• IT 0,3 dtk (0,3 – 0,5 dtk)
• I:E 1:1 to 1:2
• Pantau
• Sianosis
• Pengembangan dada
• Perfusi kapiler
• Suara nafas
94
…anjuran setting awal ventilasi secara
umum
• Bila ventilasi tidak adekuat, PIP 1 cm H2O setiap
beberapa tarikan nafas sampai suara nafas terdengar
adekuat

• Bila oksigenasi buruk, tingkatkan FiO2 5% setiap


menit sampai sianosis menghilang (saturasi > 95%)

• Periksa AGD

• Lakukan penyesuaian ventilator selanjutnya


95
Bayi desaturasi
• Cek DOPE : Dislodgement, Obstruction,
Pneumothorax, Equipment
• Hipoventilasi
• Perburukan penyakit
• Gangguan perfusi, hipotensi, asidosis
• Kejang
Bayi bradikardi
• Kelainan jantung
• Sepsis
• Hipoksia Inotropik negatif
• Asidosis (kontraktilitas jantung )
HFO

Anda mungkin juga menyukai