Anda di halaman 1dari 45

PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER

POLITEKNIK STMI JAKARTA

KINETIKA KIMIA
Andi Rusnaenah, ST., MT., M.Si
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

Terminologi laju/Kecepatan reaksi

Hukum laju

A. Laju Reaksi
Menentukan hukum
laju dari konsentrasi Hukum laju Orde
pertama
Menentukan hukum
laju dari perubahan Waktu paruh reaksi
waktu orde pertama

Hukum laju Orde


kedua

Hukum laju orde


ke-Nol
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

Reaksi elementer

B. Mekanisme Reaksi

Mekanisme reaksi
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

Teori tumbukan

Model keadaan transisi Hukum laju


C. Teori Kinetika

Diagram energi potensial

Persamaan Arrhenius
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

Katalis heterogen

D. Katalis

Katalis homogen
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

A. Laju Reaksi
1. Terminologi laju/kecepatan reaksi
• Laju/kecepatan reaksi adalah jumlah produk reaksi yang
dihasilkan dalam suatu reaksi persatuan waktu, atau
jumlah pereaksi yang dikomsumsi dalam suatu reaksi
persatuan waktu

• Jumlah zat yang berubah dinyatakan dalam satuan


volume total campuran, maka laju/kecepatan reaksi
disefinisikan sebagai pertambahan konsentrasi molar
produk reaksi persatuan waktu, atau pengurangan
konsentrasi molar pereaksi persatuan waktu

• Satuannya: mol L-1 S-1


PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

• Contoh: Reaksi penguraian dinitrogen pentoksida N2O5,


dipanaskan akan terurai membentuk nitrogen dioksida dan
oksigen

2N2O5(g) 4NO2(g) + O2(g)

• Laju/kecepatan reaksi dapat ditentukan melalui pengukuran


peningkatan konsentrasi molar gas oksigen yang dihasilkan
setiap selang waktu tertentu.

Laju pembentukan Oksigen = Konsentrasi O2 pada t2 – Konsentrasi O2 pada t1


t2 – t 1
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

•  Jika rentang waktu yang diukur sangat singkat atau pada


waktu tertentu, perubahan yang dihasilkan merupakan
perubahan sesaat, yaitu perubaan pada saat tertentu.

Dengan tangen pada daerah tertentu

B
Konsentrasi O2 (mol/Liter)

tx
A C

d [O2]/dt   Tangen = =  𝐵𝐶


tx
d [O2] 𝐴𝐶
dt

Waktu (s)
Laju sesaat pada waktu tertentu diperoleh dari
kemiringan tangen pada titik dalam kurva yang
terkait dengan waktu. Kemiringan d [O2]/dt
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

•  Setiap zat dalam sistem reaksi dapat digunakan untuk


menyatakan laju reaksi
• Pada penguraian N2O5 dapat dinyatakan:

2N2O5(g) 4NO2(g) + O2(g)

Laju penguraian N2O5 = -

Laju penguraian Laju Pembentukan Laju Pembentukan


N2O5 = NO2
= O2

-1/2 = 1/4 =
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

Tugas 1
Reaksi berikut:

4NO2(g) + O2(g) 2N2O5(g)

Pada waktu tertentu oksigen bereaksi pada konsentrasi


0,024 M / s.

(a) Berapa laju pembentukan N2O5?

(B) Pada konsentrasi berapa NO2 bereaksi?


PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

2. Hukum Laju
a. Ketergantungan laju terhadap konsentrasi
Contoh hasil percobaan:

2NO2(g) + F2(g) 2NO2F(g)

Persamaan laju reaksi adalah suatu persamaan yang


menghubungkan laju reaksi dengan konsentrasi pereaksi-
pereaksi.
Persamaan berikut menyatakan hukum laju (hukum laju
diferensial)

Laju = k [NO2] [F2]


PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

•  k = tetapan laju,yaitu kesetaraan antar laju dan


konsentrasi.
• k memiliki nilai tertentu pada suhu tertentu , dan pada
suhu berbeda nilai k juga berbeda. Dengan demikian k
bergantung pada suhu
• Satuan k tergantung pada bentuk hukum laju
• Untuk hukum laju nitrogen dioksida dan fluorin, satuan k
adalah
k = = = L mol-1 s-1
• Pangkat m dan n
• Gambaran umum: dapat berupa bil.
Bulat positif,
aA + bB cC + dD
negatif, atau nol,
Maka hukum laju dapat ditulis: ditentukan secara
Laju = k [A]m [B]n percobaan
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

Konsentrasi

Konsentrasi produk meningkat

Konsentrasi pereaksi berkurang

Waktu, t
Grafik perubahan konsentrasi pereaksi dan
produk terhadap waktu reaksi
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

b. Orde reaksi
• Orde reaksi suatu pereaksi = pangkat konsentrasi pereaksi
dalam hukum laju yang hanya dapat ditentukan melalui
percobaan
• Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat
reaktan yang mempengaruhi kecepatan reaksi.
• Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari
persamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan
berdasarkan percobaan.
• 2NO2(g) + F2(g) 2NO2F(g) Laju = k [NO2] [F2]
• Untuk reaksi NO2 dengan F2 membentuk NO2F,
merupakan reaksi orde pertama terhadap NO2, sebab
pangkat [NO2] dalam hukum laju sama dengan satu.
Serupa dengan itu, reaksi tersebut merupakan orde
pertama terhadap pereaksi F2
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

• Orde keseluruhan reaksi sama dengan jumlah orde spasi-


spesi yang terdapat dalam hukum laju. Contohnya pada
reaksi sebelumnya, keseluruhan orde reaksi adalah dua,
maka reaksi tersebut tergolong orde kedua.
• Reaksi-reaksi yang menunjukkan berbagai orde reaksi
dapat dilihat pad contoh berikut:
a) Siklopropana, C3H6. Ketika dipanaskan, cincin karbon
terbuka membentuk propena (isomerisasi):
C3H6(g) CH2 = CH – CH3(g)
Hukum laju: Laju = k [C3H6]
b) Nitrit Oksida, NO, bereaksi dengan hidrogen:
2NO(g) + H2(g) N2(g) + 2H2O(g)
Hukum laju: Laju= k[NO]2[H2]
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

c) Aseton, CH3COCH3, bereaksi dengan iodin dalam


suasana asam:
CH3COCH3(aq) + I2(aq) CH3COCH2I(aq + HI(aq)
Hukum laju: Laju= k [CH3COCH3][H+]
Reaksi orde pertama terhadap aseton. Orde ke-nol
terhadap iodium, hukum laju mengandung [I2]0 = 1,
sehingga laju reaksi tidak bergantung pada
konsentrasi I2. Reaksi memiliki orde pertama
terhadap pengkondisian suasana (H+ ini dapat
digolongkan sebagai katalis). Jadi keseluruhan reaksi
orde kedua.
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

3. Menentukan Hukum laju dari konsentrasi


• Contoh: pada reaksi penguraian dinitrogen pentoksida
dalam larutan tetraklorida: 2N2O5(CCl4) 4NO2(CCl4) + O2(g)
[N2O5] (mol L-1) Waktu (s) 1
1,00 0
0,88 200 0,75
0,78 400

[NO2O5]
0,69 600 0,5
0,61 800
0,54 1000
0,48 1200 0,25
0,43 1400
0,38 1600
0
0,34 1800 400 800 1200 1600 2000
0,30 2000 Waktu, t
Laju penguraian N2O5 dalam pelarut CCl4

Data kinetik penguraian N2O5 pada 45oC


PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

• Laju reaksi dievaluasi pada konsentrasi N2O5 0,90 M


dan 0,45 M dengan mengambil kemiringan tangen
kurva pada dua titik, sehingga diperoleh data
[N2O5] (M) Laju (mol L-1 s-1)
0,90 5,4 x 10-4
0,45 2,7 x 10-4

  Laju = = k [N2O5]

• Metode umum untuk menentukan hukum laju


secara percobaan adalah metode laju reaksi awal
• Laju reaksi awal adalah laju sesaat yang ditentukan
ketika reaksi dimulai (setelah t=0)
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

NH4+(aq) + NO2-(aq) N2(g) + 2H2O(l)

Percobaan ke Konsentrasi Konsentrasi Laju awal


awal NH4+ (M) awal NO2- (M) (mol L-1s-1)
1 0,100 0,005 1,35 x 10-7
2 0,100 0,010 2,70 x 10-7
3 0,200 0,010 5,40 x 10-7

 Laju = = k [NH +]n [NO2-]m


4

Nilai n dan m ditentukan melalui pengukuran laju awal


yang bergantung pada konsentrasi awal NH4+ dan NO2-
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

 •Percobaan 1:
Laju = 1,35 x 10-7 = k (0,100 M)n (0,005 M)m
• Percobaan 2:
Laju = 2,7 x 10-7 = k (0,100 M)n (0,010 M)m
• Percobaan 3:
Laju = 5,40 x 10-7 = k (0,200 M)n (0,010)m
• Perbandingan ke perc 1 dan 2 laju ini adalah:
= =
= = (2)m

Nilai m = 1, hal ini berarti hukum laju untuk reaksi ini adalah
orde pertama terhadap NO2-
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

 
• Perbandingan perc 2 dan 3 laju ini adalah:
= = = (2)n
n=1
 
Hukum laju untuk reaksi ini:
Laju = k[NH4+] [NO2-]
Maka nilai k dapat dihitung untuk setiap percobaan:
Nilai k untuk perc 1:
k= =
= 2,7 X 10-4 L mol-1 s-1
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

Tugas 2
Reaksi oksida nitrat dengan hidrogen pada 1280 C adalah
2NO(g) 2H (g)
2 N (g) 2H O(g)
2 2

Dari data berikut yang dikumpulkan pada suhu ini,.


Percobaan [NO] (M) [H2] (M) Laju (M/s)
1 5.0 x 10-3 2.0 x10-3 1.3 x 10-5
2 10.0 x 10-3 2.0 x 10-3 5.0 x 10-5
3 10.0 x 10-3 4.0 x 10-3 10.0 x 10-5

Tentukan
(a) Hukum laju?
(b) Tetapan laju?
(c) Berapa laju reaksi ketika [NO] = 12,0 x10-3 M dan [H2] 6,0 x10
-3 M
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

4. Menentukan hukum laju dari perubahan waktu


•Laju reaksi dapat ditentukan, selain melalui metode laju awal dengan

hasil dibuat sama setiap kali percobaan, juga dapat ditentukan dengan

variasi waktu tapi konsentrasi pereaksi dibuat tetap

•Metode laju awal sesuai untuk menentukan orde reaksi, sedangkan

metode integral sesuai untuk membuktikan orde suatu reaksi


PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA
 
a. Hukum laju orde pertama
= kA atau - = k dt
Integrasi dari t= 0 sampai t=t
-
Menghasilkan
-{ln At – ln A0} = k (t-0)
Dengan menyusun ulang akan diperoleh
ln = - kt atau ln At= - kt + ln A0
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

ln [A0]

ln [A]
[A]

Kemiringan, m = -k

Waktu Waktu
(a) (b)

(a) Grafik konsentrasi terhadap waktu


(b) Grafik ln konsentrasi terhadap waktu untuk reaksi orde pertama
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

•  
Contoh: penguraian N2O5

Laju reaksi orde pertama

Laju= = k [N2O5]

Metode intgral menunjukkan persamaan laju

orde pertama antara N2O5 dan waktu adalah

ln = -kt
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

 
Secara umum:

aA produk (reaksi orde pertama)

Persamaan laju:

Laju= = k[A] atau Laju=- = k dt

Dengan metode integral:

ln = -kt
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

Hal penting tentang persamaan hukum laju:


a) Persamaan menunjukkan bagaimana konsentrasi A
bergantung waktu. Jika konsentrasi awal A dan tetapan
laju k diketahui, konsentrasi A pada setiap waktu dapat
dihitung
b) Persamaan tersebut merupakan persamaan linier
bentuk y = mx + b, aluran y terhadap x merupakan garis
lurus dengan kemiringan m dan perpotongan pada titik
b, y= ln [A]; x= t; m= -k; b= ln[A]0

m = - k = kemiringan ∆y/∆x
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

Contoh soal:
Penguraian nitrogen pentoksida pada fase gas dan suhu
tetap. diperoleh data hasil percobaan pada tabel berikut:
Waktu (s) [N2O5] (mol/L) 2N2O5(g) 4NO2(g) + O2(g)
0 0,1000
50 0,0707
100 0,0500
200 0,0250
300 0,0125
400 0,00625

a. Apakah hukum laju reaksi adalah orde pertama


terhadap [N2O5]?
b. Hitung nilai tetapan lajunya
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA
Penyelesaian;
a. Menguji Hukum laju orde pertama terhadap [N 2O5]
dengan menghitung ln [N2O5] terhadap waktu, maka
diperoleh data:

Waktu (s) ln [N2O5] -2,996

0 -2,303
-3,689
50 -2,649 ln [N2O5]
100 -2,996
-4,382
200 -3,689
300 -4,382
-5,075
400 -5,075 100 200 300 400
Waktu,s
Berdasarkan grafik dari hasil perhitungan ln [N2O5],
diperoleh garis lurus yang menunjukkan orde pertama
terhadap [N2O5]
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

•  
b. Karena merupakan reaksi orde pertama, maka
kemiringan garis sama dengan –k :

Kemiringan = -k = =
= = -6,93 x 10-3s-1
Jadi, k = 6,93 x 10-3s-1
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

b. Waktu paruh reaksi orde pertama


••  Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan untuk
pereaksi mencapai setengah dari konsentrasi semula
• Reaksi umum
aA Produk
Jika reaksinya orde pertama terhadap [A]:
ln () = kt
t = t1/2 dan konsentrasi [A] =
Untuk t1/2, Persamaan laju integral:

ln () = kt ½ atau t1/2 =
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

Tugas 3
Konversi siklopropana menjadi propena dalam fase gas
adalah reaksi orde pertama dengan konstanta laju 6,7 x10-4
s-1 pada 500 oC.
a) Jika konsentrasi awal siklopropana adalah 0,25 M,
berapakah konsentrasinya setelah 8,8 menit?
b) Berapa lama (dalam beberapa menit) yang dibutuhkan
untuk konsentrasi siklopropana menurun dari 0,25 M
menjadi 0,15 M?
c) Berapa lama mengonversi siklopropana 74% dari
bahan awal?
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

c. Hukum Laju orde kedua


  Secara umum:

aA Produk
Hukum laju diferensial reaksi orde kedua:
Laju = = k[A]2
Hukum laju integral orde kedua:
= kt +
Persaman tersebut memiliki karakteristik:
a) Alur grafik 1/[A] terhadap t akan menghasilkan garis
lurus dengan kemiringan k
b) Persamaan menunjukkan; [A] bergantung pada waktu
dan dapat dipakai untuk menghitung [A] pada setiap
waktu t, asalkan k dan [A]0 diketahui
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

1/[A]
Kemiringan= k

1/[A]0

Waktu

Aluran 1/[A] terhadap waktu untuk


reaksi orde kedua
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

 Jika
waktu paruh pertama dari reaksi orde kedua
dilampaui, persamaan menjadi:
= k t½ atau t1/2 =
Bentuk integral orde kedua:
= kA2 atau - = k dt
Integrasi dari t= 0 sampai t=t

{ - } = kt atau = kt +
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

Contoh soal
Butadiena bereaksi membentuk dimernya menurut
persamaan:
2C4H6(g) C8H12(g)
Data yang diperoleh pada suhu tertentu:
[C4H6] (mol/L) Waktu (s)
0,01000 0
0,00625 1000
a) Apakah reaksi orde pertama
0,00476 1800
atau orde kedua ?
0,00370 2800
b) Berapa tetapan laju reaksinya?
0,00313 3600
c) Berapa waktu paruh untuk
0,00270 4400
reaksi ini?
0,00241 5200
0,00208 6200
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA
Penyelesaian:
a) t(s) ln [C4H6] 1/[C4H6]
0 -4,605 100
1000 -5,075 160
1800 -5,348 210
2800 -5,599 270
3600 -5,767 320
4400 -5,915 370
5200 -6,028 415
6200 -6,175 481

a ksi
Re edua
1/[C4H6]
ln[C4H6]

de k
or

Waktu Waktu
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

b) Y = mx + b
 
Y = ln[C4H6]
X=t
Kemiringan, k = =
t = 0 dan t = 6200
k = = 6,14 x 10-2 L mol-1s-1
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

 
c) Waktu paruh orde kedua:
t1/2 = ,
k = 6,14 x 10-2 L mol-1s-1
[C4H6]0= 0,0100 M

t 1/2= = 1630 s
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

Hukum Laju Orde ke-Nol

Suatu reaksi yang melibatkan pereaksi tunggal menunjukan


orde pertama atau orde kedua. Namun demikian, kadang-
kadang reaksi tersebut memiliki orde ke nol.

Hukum orde ke-nol: [A] [A]0

∆[A]/∆t= -k
Laju= k [A]0= k
∆[A]
Hukum laju integral: ∆t

[A]= -kt + [A]0


Waktu (t)
Aluran [A] terhadap t menghasilkan garis lurus dengan
kemiringan -k
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

 
Waktu paruh reaksi orde ke nol dapat diperoleh dari
hukum laju integral dengan ketentuan [A] = [A]0/2 pada t1/2:

= kt1/2 + [A]0 atau kt1/2 =

t1/2=

Contoh:

2N2O(g) 2N2(g) + O2(g)


PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

N2O N2 O N2 O
N2O N 2O N2O
N 2O
N2O N2O N2O N 2O N 2O
N2O N 2O N2O
N2O N 2O
N2O N2O N2O N O N2O
N2O N2O 2 N 2O

Reaksi penguraian 2N2O(g) 2N2(g) + O2(g)


pada permukaan platina
PRODI TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA

Tugas 4
Atom yodium bergabung membentuk molekul yodium
dalam fase gas: I(g) + I(g) I (g)
2

Reaksi ini mengikuti kinetika orde kedua dan memiliki


konstanta laju tinggi 7,0 x 109 M s pada 23 oC.
(a) Jika konsentrasi awal I adalah 0,086 M, hitung
konsentrasi setelah 2,0 mnt?
(b) Hitung waktu paruh reaksi jika konsentrasi awal I
adalah 0,60 M dan 0,42 M?
Thank You

Anda mungkin juga menyukai