Anda di halaman 1dari 89

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN MASALAH PADA


PEMENUHAN OKSIGENASI

By :
Enny Virda Yuniarti, S.Kep.,Ns., M.Kes
KONSEP DASAR OKSIGENASI
 Definisi
Oksigen : unsur vital dalam proses metabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel
tubuh

Oksigenasi : menghirup udara dari luar yang


mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta
menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil
sisa oksidasi
STRUKTUR
STRUKTUR ANATOMI
ANATOMI
ANATOMI SALURAN SISTEM PERNAFASAN
1. Saluran nafas bagian atas
 Hidung/nasal
 Sinus paranasal
 Pharing (tekak)

2. Saluran nafas bagian bawah


 Laring (pangkal tenggorakan)
 Trakea (batang tenggorokan)
 Broncus (cabang tenggorokan)
 Paru (bronkhiolus&alveolus)
 Peredaran darah paru
SIRKULASI PARU
V kanan

 Arteri pulmonal

 Paru – paru

 Atrium kiri

V kiri

 Sirkulasi sistemik
 
FREKUENSI PERNAFASAN NORMAL PADA
BAYI/ANAK

Golongan umur Frekuensi nafas


(kali/menit)
Bayi baru lahir 30-60
1 bulan -1 tahun 30-60
1-2 tahun 25-50
3-5 tahun 20-30
5-9 tahun 15-30
10 tahun 15-30
> 10 tahun 16-20
PROSES FISIOLOGI OKSIGENASI
PROSES BERNAFAS
 Ventilasi
 Difusi

 Perfusi

 Transpor dari oksigen dan karbon dioksida


SKEMATIK SISTEM PERNAFASAN

INPUT

OUTPUT
MEKANISME VENTILASI
FISIOLOGI PERNAPASAN

1. Pertukaran Udara antara Udara Luar dengan Udara di


Alveoli (Proses Ventilasi)

2. Proses Pertukaran O2 Dan CO2 antara Udara Alveol


dengan Darah di Dalam Pembuluh Darah Kapiler Paru
(Proses Difusi)

3. Pengangkutan O2 Dan CO2 Oleh Sistem Peredaran Darah,


Dari Paru-paru Ke Jaringan (Proses Transportasi)

4. Pertukaran O2 Dan CO2 Darah Dalam Pembuluh Darah


Kapiler Jaringan Dengan Sel-sel Jaringan (Proses Perfusi)
FAKTOR- FAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP KEBUTUHAN OKSIGENASI:

1. Faktor Fisiologi
 Menurunnya kemampuan mengikat oksigen seperti
anemia
 Menurunnya konsentrasi oksigen yang diinspirasi seperti
pada obstruksi saluran pernapasan bagian atas
 Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang
mengakibatkan terganggunya oksigen
2. Faktor Perkembangan
 Bayi prematur, yang disebabkan kurangnya

pembentukan surfaktan
 Bayi dan toddler, adanya risiko ISPA

 Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran

pernafasan dan merokok


 Dewasa muda dan pertengahan, diet yang tidak sehat,

merokok, kurang aktifitas, stres yang mengakibatkan


penyakit jantung dan paru-paru.
 Dewasa tua, adanya proses penuaan yang mengakibatkan

kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun,


ekspansi paru menurun
FAKTOR YG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN
O2
 3.Fx Perilaku
# Nutrisi :
* Obesitasmenurunkan ekspansi paru
* Gizi BurukAnemia
* Diet tinggi lemak Arteriosklerosis

# Exercisepeningkatan kebutuhan O2

# Merokoknikotin  vasokontriksi PD
perifer dan koroner

# Subtance abuse (alkohol dan obat“an)


intake nutrisi/ fe menurun  penurunan Hb

# Kecemasan  metabolisme meningkat


4. Faktor Lingkungan
 Tempat kerja (polusi)

 Suhu Lingkungan

 Ketinggian tempat dari permukaan laut

5. Alergi Pada Saluran Napas


6. Obat-obatan
PERUBAHAN“ FUNGSI JANTUNG YG
MEMPENGARUHI KEBUTUHAN O2
 1. Gangguan konduksi  disritmia
(takikardia/bradikardia)
 2. Perubahan Cardiac output
menurunkan COpx DChipoksia jaringan
 3. Kerusakan fungsi katupstenosis,
obstruksi, regurgitasi darah yg menyebabkan
ventrikel bekerja lebih keras.
 4.Myocardinal ischemia/infarkyg
menyebabkan
insufisiensi suplai darah dr arteri ke koroner
miokardium
PERUBAHAN FUNGSI PERNAPASAN
HIPERVENTILASI

 Hiperventilasi : ventilasi yang berlebih untuk


mengeliminasi karbon dioksida normal di vena yang di
produksi melalui metabolism selular
 Hipoventilasi : ventilasi alveoral tidak adekuat

memenuhi kebetuhan oksigen tubuh atau mengeliminasi


CO2 secara adekuat. Jika ventilasi alveolar menurun
maka PaCO2 meningkat. Atelektasis (kolaps alveoli yang
mencegah pertukaran O2 dan CO2)
 Hypoxia : ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari
gas yang diinspirasi ke jaringan
PERUBAHAN PERNAFASAN
 1. Hiperventilasi
Upaya tbh d/ meningkatkan jumlah O2 d/ paru
 p‘nafasan > d/

E/ : kecemasan, infeksi, keracunan obat“an


Ketdkseimbangan asam basaasidosis
metabolik
TANDA-TANDA HIPERVENTILASI:

 Takikardia, nafas pendek, chest pain, menurunnya


konsentrasi, disorientasi,tinnitus.
2. HIPOVENTILASI
 Terjadi jika ventilasi alveolar tdk adekuat
 O2 atau utk mengeluarkan CO2atelektasis

 Tanda: nyeri kepala, penurunan kesadaran,


Disorientasi, kardiakdisritmia,
Ketidakseimbangan elektrolit, kejang dan
Kardiak arrest.
3. HIPOKSIA
 Terjadijika pemenuhan O2 seluler tdk adekuat
(defisiensi O2 yg diinspirasi + meningkatnya CO2)
Hipoksia disebabkan oleh:
ƍ Menurunnya Hb
 Berkurangnya konsentrasi O2
 Ketidakmampuan jar mengikat O2keracunan
 Menurunnya Difusi O2, dr alveoli ke dlm drh
 Menurunnya perfusi jaringan shock
 Kerusakan gangguan ventilasi.
TANDA-TANDA HIPOKSIA

 Kelelahan,

 Kecemasan,

 Konsentrasi menurun
 Pernafasan cepat dan dalam,

 Sianosis,

 Sesak nafas.
2. PERUBAHAN POLA PERNPSN
Ritme respirasi abnormal

 Tachypnea.Merpkn pernpsn yg memiliki frekwensi lbh dr


24 X/m .Proses ini terjd krn paru dlm keadaan atelektasis.
 Bradypnea: Pernpsn kurang dr 10X/m. Ditemukan pd
pengktn TIK disertai narkotik atau sedatif
 Hiperventilasi; Cara tbh dlm mengompensasi peningktn jlh
oksigen dlm paru agar pernpsn lbh cepat &
dlm.Hip[erventilasi bs meybbkn hipokapnea, yt berkrngnya
CO2 tbh dibwh batas normal, sehg rangsangan terhdp pst
pernpsn menurun.
 Kusmaul. Pola pernpsn cepat & dangkal yg dpt
ditemukan pd org dlm keadaan asidosis
metabolik.
 Hipoventilasi : Merpkn upaya tbh mengeluarkan
karbondioksida dgn cukup yg dlkkn pd saat
ventilasi alveolar serta tdk ckpnya penggunaan
oksigen.
 Dispnea : Perasaan sesak & berat saat pernpsn.
 Orthopnea : Kesulitan bernapas kecuali dlm posisi duduk
atau berdiri & pola ini ditemukan pd seseorg yg menglmi
kongestif paru.
 Cheyne Stokes: Siklus pernpsn yg amplitudonya mula2
naik turun,berhenti, kemdn mulai dr siklus baru.
 Pernpsn paradoksial : merpkn pernpsn yg ditandai dgn
pergerakan dinding paru yg berlawanan arah dr keadaan
normal,sering ditmkn pd keadaan atelektasis.
 Biot; Merpkn pernpsn dgn irama yg mirip dgn
cheyne stokes,ttp amplitudonya tdk teratur, pola
ini srg dijumpai pd rangsangan selaput otak,TIK
meningkat,trauma kepala dll.
 Stridor : Pernpsn bising yg terjd krn
penyempitan pd salutran pernpsn.Pola ini ditmkn
pd kasus spasme trakea atau obstruksi laring.
 Apneustic → henti nafas , pada gangguan sistem
saraf pusat
DATA FOKUS PENGKAJIAN MASALAH PADA
PEMENUHAN OKSIGENASI

 Riwayat keperawatan
 Pengkajian fisik

 Pemeriksaan diagnostik
A. RIWAYAT KEPERAWATAN

 Masalah Respirasi
 Riwayat penyakit pernafasan

 Masalah cardiovaskuler

 Gaya hidup

 Prosentase batuk

 Sputum

 Nyeri dada

 Faktor resiko

 Riwayat pengobatan
 Jenis kelamin. Pria mempy kapasitas paru lbh dr wanita.
 Usia.

 Nyeri

 Asidosis metabolik atau asidosis respiratorik


KARAKTERISTIK UMUM RESPIRASI
 Apakah klien bernapas dgn usaha?
 Tingkat kesadaran ?

 Auskultasi bunyi pernapasan

 Obs warna kulit & kuku klien


B. PEMERIKSAAN FISIK

 Inspeksi : rata – rata, kedalaman, ritme, usaha, kualitas respirasi,


catat posisi klien pada saat bernafas.
 Palpasi : temperatur kulit, fremitus, pengembangan dada,
krepitasi, massa, edema, dll.
 Perkusi : intensitas, tinggi rendahnya suara serta kualitas dan
lokasinya
 Auskultasi : vesikuler, bronchial, bronchovesikuler, rales, ronchi,
lokasi dan perubahan suara nafas serta saat terjadinya.
CARA MENGANALISA BATUK
Pertanyaan Jawaban Kemgkinan
penyebab
1. Kapan -Pagi hari -Radang kronik
dijln napas
mulai batuk terutama
perokok
-Sore hari -Terekspos oleh
zat iritan saat
kerja
-Malam hari -Cairan pd post
nasal spt
sinusitis, refluks
lambung,aspirasi
selm tidur mlam
Suara batuk -Kering -Kondisi umum
pd
jantung,apical
pneumonia,atau
micoplasma
pneumonia
-Keras -Influensa/flu
-Sesak -Flu,Pneumonia,
bronchitis
Batuk dgn MUcoid Tracheobronchiti
s, asma
keadaan Infeksi bakteri
Kuning/hijau
sputum
Coklat karat Pneumonia
pneumococcus,i
nfarction,pulmon
al,tbc

Pink/berbuih Edema paru


BENTUK DADA
 Funnel chest
 Pigeon chest

 Barrel chest
POLA NAPAS
 Takipnea
 Bradipnea
 Apnea
 Hiperpnea
 Hipoventilasi
 Hiperventilasi
 Pernapasan kussmaul
 Pernapasan cheyne stokes
 Pernapasan biot
3. BUNYI NAPAS NORMAL
 Vesikuler
Terdengar hampir disemua permukaan paru,kenyaringan
rndah ekspirasi lembut & pendek
 Bronkovesilkuler
Terdengar didaerah bronkus & diseblh kanan daerah paru
paoterior. Kenyaringan sedang. Ekspirasi sebanding dng
inspirasi
 Bronkial
Terdengar hy diatas trakea. Kenyaringan tinggi.Ekspirasi
bising & panjang
4. BUNYI SUARA TAMBAHAN
 Mengi (wheezing). Suara musikal terus menerus disbbkn
oleh aliran udara melewati saluran sempit
 Mengi inspirasi Audibel (stridor)

Menunjukan obstruksi tinggi Mis epiglotis.


 Mengi sonor (ronchi). Keras, rendah,bunyi kasar
spt menggorok terdengar pd inspirasi atau
ekspirasi(penumpukan lendir pd trakea atau
bronkus)
 Friction rub pleural. Kering,bergesek, atau bunyi
gerakan bs pd inflamasi permukaan pleural,
paling keras pd atas permukaan anteroir lateral
bawah
 Crackles . Mempy ciri bunyi tdk terus menerus
terdengar,terutama selm inspirasi dr saluran udara
melalui cairan atau kelembaban
C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Kultur dan sensitifitas


Cytology
BTA ( Bacil Tahan Asam )
Spirometri
BGA ( Blood Gas Analysa ) Pemeriksaan
Visual : Rontgen, Bronchoscopy, Scaning,
Flouroskopy.
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA MASALAH
PEMENUHAN OKSIGENASI

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif


2. Pola napas tidak efektif
3. Gangguan pertukaran gas
4. Penurunan kardiak output
5. Rasa berduka
6. Koping tidak efektif
7. Perubahan rasa nyaman
8. Potensial/resiko infeksi
9. Interaksi sosial terganggu
10. Intoleransi aktifitas, dll sesuai respon klien
Rencana Keperawatan

1. Mempertahankan terbukanya jalan napas


2. Mobilisasi sekresi paru
3. Mempertahankan dan meningkatkan
pengembangan paru
4. Mengurangi / mengoreksi hipoksia dan
kompensasi tubuh akibat hipoksia
5. Meningkatkan transportasi gas dan Cardiak
Output. Dengan resusitasi jantung paru (RJP),
yang mencakup tindakan ABC
1. MEMPERTAHANKAN TERBUKANYA
JALAN NAPAS
a. Pemasangan jalan napas buatan
Rute pemasangan :
Orotrakheal : mulut dan trachea

 Nasotrakheal : hidung dan trachea
 Trakheostomi : tube dimasukkan ke dalam trakhea melalui
suatu insisi yang diciptakan pada lingkaran kartilago ke-2
atau ke-3
 Intubasi endotrakheal
b. Latihan napas dalam dan batuk efektif.
c. Posisi yang baik
d. Pengisapan lendir (suctioning)
e. Pemberian obat bronchodilator
2. MOBILISASI SEKRESI PARU

 Hidrasi
 Humidifikasi

 Postural drainage
MEMPERTAHANKAN ATAU
MENINGKATKAN PENGEMBANGAN PARU
 Pengaturan Posisi
 Spirometri

 Fisioterapi dada merupakan kelompok terapi untuk


memobilisasi sekresi pulmonar,terapi ini terdiri dari
Perkusi dada,Vibrasi,dan drainase postural
PERKUSI DADA (CLAPPING)
 Dilakukan dengan mengetuk dinding dada di
atas daerah yang akan di drainase,tangan
diposisikan sehingga jari-jari dan ibu jari saling
menyentuh dan tangan membentuk mangkuk.
 Kontara indikasi: gangguan perdarahan,fraktur
tulang iga dan osteoporosis
VIBRASI

Merupakan tekanan halus yang


menggoyang,yang diberikan pada
dinding dada hanya selama ekshalasi
sehingga lepas dan menyebabkan
batuk,vibrasi tidak dilakukan bagi
bayi dan anak kecil
DRAINASE POSTURAL
Penggunaan teknik pengaturan posisi yang membuang
sekresi dari segmen tertentu di paru dan bronkus ke
dalam trakea,teknik ini dilakukan pada klien yang
menderita atelektasis pada lobus bawah.
MEMPERTAHANKAN DAN
MENINGKATKAN OKSIGENASI

Mempertahankan jalan napas


dengan membutuhkan terapi
oksigen
Tujuan terapi oksigen;mencegah
atau mengatasi hipoksia
3. MEMPERTAHANKAN DAN MENINGKATKAN
PENGEMBANGAN PARU

 Latihan napas
 Pemasangan ventilasi mekanik

 Pemasangan chest tube dan chest drainage


4. MENGURANGI / MENGOREKSI
HIPOKSIA DAN KOMPENSASI TUBUH
AKIBAT HIPOKSIA

 Nasal Kanul
 Bronkhopharingeal khateter

 Masker Oksigen
 Aerosol mask / trakheostomy collars
 ETT (endo trakheal tube)
DIAGNOSA KEP
Masalah Keperawatan yang terjadi
 Bersihan jalan napas tidak efektif

 Pola napas tidak efektif

 Kerusakan pertukaran gas

 Gangguan perfusi jaringan


RENCANA KEP
 Memepertahankan jalan napas agar efektif
 Memepertahankan pola pernapasan agar kembali efektif

 Mempertahankan pertukaran gas

 Meperbaiki perfusi jaringan


TINDAKAN KEP
1. Latihan napas
Latihan bernapas merpkn cara bernapas utk
memperbaiki ventilasi alveoli atau memelihara
pertukaran gas, mencgh atelektasis,mengktkn efisiensi
batuk, & mengurang stress
Prosedur Kerja
 Cuci tangan
 Jlskn prosedur yg akan dilkkn
 Atur posisi(duduk/terlentang)
 Anjurkan utk mulai lthn dgn cr menarik napas melalui
hidung dgn mulut tertutup
 Anjurkan utk menahan napas selama 1- 1,5 detik,kemdn
disusul dgn menghembuskan napas melli bibir dgn btk
mulut mencucu/spt org meniup.
 Catat respons yg terjd
 Cuci tangan
2. LATIHAN BATUK EFEKTIF
 Lthn batuk efektif merpkn cr utk melth pasien yg tdk
memiliki kemmpn batuk secr efektif, dgn tujuan utk
membersihkan laring,trakea & bronkiolus dr sekret atau
benda asing dijln napas
PROSEDUR KERJA
 Cuci tangan
 Jlskn prosedur yg dilkkn
 Atur posisi klien. Duduk ditepi tempat tidur
membungkuki kedepan.
 Anjurkan utk menarik napas secr pelan & dlm dgn
menggnkn pernapasan diafragma
 Setlh itu tahan napas krg lbh 2 detik
 Batukkan 2 kali dgn mulut terbuka
 Tarik napas dgn ringan
 Istirahat
 Catat respons yg terjd
 Cuci tangan
3. PEMBERIAN OKSIGEN
 Dilkkn dgn 3 cara : Kanula,nasal
& cateter.
 Tujuan :Memenuhi keb oksigen & mencegah
terjdnya hipoksia.
 Alat & bahan
- Tabung oksigen lengkap dgn Flow meter &
humidifier
- Nasal kateter, kanula, masker
- Vaselin/jeli
PROSEDUR KERJA

 Cuci tangan
 Jelskn prosedur yg akan dilkkn pd klien
 Cek flow meter & humidifier
 Hidupkan tabung oksigen
 Atur posisi klien (semi fowler/sesuai kondisi)
 Berikan oksigen mlli kanula 1-6L atau masker 6-10L
 Bl menggnkn kateter terlbh dulu ukur jarak hidung &
telinga. Kmdn diberi tanda
 Setlh itu beri jeli
 Mskn kehidung sampai batas yg dttkn
 Lkkn pengecekan kateter apakah sdh msk dgn menekan
lidah klien dgn spatel
 Atur banyaknya pemberian oksigen (1-6L)
 Fiksasi pd daerah hidung
 Periksa kateter nasal setiap 6-8 jam
 Kaji kepatenan jln napas
 Catat pemberian oksigen jumlah & lamanya & lakukan
observasi
 Cuci tangan
FISIOTHERAPI DADA
 Fisiotherapie dada merpkn tindakan kep dgn mlkkn
drainase postural,clapping & vibrating pd klien dgn ggn
sistem pernpsn, Mis peny paru obstruksi kronis
(bronkitis kronis,asma, &emfisema).
 Tindakan drainase postural merpkn tindakan dgn
menemptkn pasien dlm berbgi posisi utk mengalirkan
sekret disal pernpsn.
 Tindkn drainase postural diikuti dgn tndkn clapping
(penepukan) & vibrasi
 Clapping dilkkn dgn menepuk dada posterior &
membrkn getaran (Vibrasi) tangan pd daerah
tersbt yg dilkkn pdklien saat ekspirasi.
 Tindkn drainase postural tdk dpt dlkkn pd klien
dgn peny jantung, hipertensi, peningkatan TIK,
dispnea berat, & lansia.
 Clapping tdk dpt dilkkn pd klien dgn emboli
paru,hemoragi, nyeri hebat (klien Ca)
 Tujuan :
 Mengktkn efisiensi pernpsn
 Membershkn jln napas
- Alat & bahan
- Pot sputum berisi desinfektans
- Kertas tisu
- Tempat tidur serba serbi
- Satu bantal
- Stetoskop
DRAINASE POSTURAL
 Prosedur kerja
- Jlskn prosedur yg dilkkn
- Cuci tangan
- Atur posisi
 Semi fowler bersandar kekanan kekiri lalu kedepan apabl
daerah yg akan didrainase pd lobus atas bronkus apikal.
 Tegak dgn sudut 45 derajat membungkuk kedepan pd
bantal dgn 45 derajat kekiri dan kanan apabl daerah yg
akan didrainase bronkus posterior
 Berbaring dgn bantal dibwh lutut apabl yg akan
didrainase bronkus anterior
 Posisi trendelenberg dgn sudut 30 derajat atau
dgn menaikan kaki tempat tidur 35-40 Cm,
sedikit6 miring kekiri apabl yg akan didrainase
lobus tengah( bronkus lateral & medial)
 Posisi trendelenberg dgn sudut 30 derajat atas dgn
menaikan kaki tempat tidur 35-40 Cm, sedkt miring
kekanan apabl yg akan didrainase bronkus superior &
inferior
 Condong dgn bantal dibwh panggul apabl yg akan
didrainase bronkus apikal
 Posisi trendelenberg dgn sudut 45 derajat atau dgn
menaikan kaki temapt tidur 45-50 cm kesamping
kiri,apabl yg didrainase bronkus lateral
 Posisi trendelenberg condong dgn sudut 45 derajat dgn
bantal dibwh panggul, bl yg akan didrainase bronkus
posterior.
 Lama pengaturan posisi pertama kali adlh 10
mnt, kmdn periode seljtnya krg lbh 15-30m
 Lakukan obs TTV selm prosedur

 Setlh pelaksanaan drainase postural lakukan


clapping, vibrasi & pengispn lendir
 Cuci tangan setlh prosedur dilkkn
CLAPPING & VIBRATING
 Jelaskan prosedur yg akan dilkkn pd klien
 Cuci tangan
 Atur posisi sesuai dgn drainase postural & posisi
paru
 Lakukan clapping dgn cara kedua tangan
perawat menepuk daerah yg akan diclapping
secara bergantian utk merangasang teridnya
batuk
 Lakukan Vibrasi dgn cara anjurkan klienutk
menarik napas dalam & mengeluarkan secr
perlahan, kedua tangan diletakan diderah yg
akan dilakukan vibrasi kemdn getarkan secr
perlahan sampai klien terbatuk
 Hal ini dilkkn pd daerah :
 Selrh lebar bahu atau meluas bebrp jari
keklavikula apabl daerah paru yg perlu
diclapping/vibrating adlh daerah bronkus apikal
 Lebar bahu masing2 sisi apabl yg akan
diclapping /vibrasi daerah bronkus posterior
 Dada depan dibwh klavikula,apabl yg akan
diclapping/vibrating adlh daerah bronkus
anterior
 Anterior & lateral dada kanan & lipat ketiak
sampai mid anterior dada apabl yg diclapping &
vibrasi daerah lobus tengah ( bronkus lateral &
medial)
 Lipat ketiak kiri sampai mid anterior dada apabl
yg diclapping & vibrasi adlh daerah bronlkus
superior & inferior
 Spertiga bwh kosta posterior kedua sisi apabl yg
diclapping & vibrasiadalh daerah bronkus apikal
 Sepertiga bwh kosta posterior kedua sisi apabl
yg diclapping/vibrasi bronkus medial
 Spertiga bwh kosta posterior kanan apabl yg
diclapping/vibrasi bronkus posterior
 Lakukan clapping/vibrasi kurg lbh 1 mnt
 Setlh dilkkn tindkn ini diteruskan dgn
pengisapan lendir
 Lakukan auskultasipd daerah paru yg dilkkn
tindakan drainase postural,clapping & vibrasi
 Cuci tangan setlh prosedur dilkkn
PENGISAPAN LENDIR
 Pengisapan lendir mrpkn tindkn kep yg dlkkn pd klien
ygtdk mampu mengeluarkan sekret atau lendir secr
mandiri dgn menggnkn alat pengisap
 Tujuan
1. Membersihkan jln napas
2. Memenuhi keb oksigen
ALAT & BAHAN
1. Alat pengisap lendir dgn botol berisi larutan
desinfektan
2. Kateter pengisap lendir steril
3. Pinset steril
4. Sarung tangan steril
5. Dua kom berisi larutan aguades atau normal salin &
larutan desinfektans
6. Kasa steril
7. Kertas tisu
8. Stetoskop
PROSEDUR KERJA
 Jlskan prosedur pd klien
 Cuci tangan
 Letakan pasien posisi terlentang dgn kepala miring ke
perawat
 Gunakan sarung tangan
 Hubungkan slang kateter pengisap dgnslang alat
pengisap
 Mesin pengisap dihidupkan
 Lkkn pengisap lendir dgn memskn kateter pengisap
kedlm kom berisi aguadesatau normal salin utk
memperthnkn tingkat kesterilan (asepsis)
 Masukan kateter pengisap dlm keadaan tdk mengisap
 Gnkn alat pengisap dgn teknn110-150 mmHg utk
dewasa, 95-100mmHg utk anak2 & 55-95 mmHg utk
bayi
 Tarik dgn memutar kateter pengisap tdk lbh dr 15 detik
 Bilas kateter dgn aguades atau normal salin
 Lkkn pengispn antara pengspn pertama & berktnya.
Minta klien utk bernps dlm & batuk.
 Apabl klien menglmi distres pernapasan, biarkan
istirahat selm 20-30 detik seblm pengispn
berktnya
 Setlh selesai, kaji jlh, konsistensi, warna, bau
sekret, & respons klien terhdp tndkn yg dlkkn
 Cuci tangan setlh prosedur dilkkn
5. MENINGKATKAN TRANSPORTASI GAS
DAN CARDIAK OUTPUT
A : Air way adalah mempertahankan kebersihan atau membebaskan jalan
napas
B : Breathing adalah pemberian napas buatan melalui mulut ke mulut atau
mulut ke hidung
C : Circulation adalah memulai kompresi jantung atau memberikan
sirkulasi buatan

Jadi secara umum intervensi keperawatan mencakup di dalamnya :


 a. Health promotion
 Ventilasi yang memadai
 Hindari rokok
 Pelindung / masker saat bekerja
 Hindari inhaler, tetes hidung, spray (yang dapat menekan nervus 1)
 Pakaian yang nyaman
B. HEALTH RESTORATION AND
MAINTENANCE
 Mempertahankan jalan napas dengan upaya mengencerkan secret
 Teknik batuk dan postural drainage
 Suctioning
 Menghilangkan rasa takut dengan penjelasan, posisi fowler/semi fowler, significant
other
 Mengatur istirahat dan aktifitas dengan memberikan HE yang bermanfaat, fasilitasi
lingkungan, tingkatkan rasa nyaman, terapi yang sesuai, ROM
 Mengurangi usaha bernapas dengan ventilasi yang memeadai, pakaian tipis dan
hangat, hindari makan berlebih dan banyak mengandung gas, atur posisi
 Mempertahankan nutrisi dan hidrasi juga dengan oral hygiene dan makanan yang
mudah dikunyah dan dicerna
 Mempertahankan eliminasi dengan memberikan makanan berserat dan ajarkan
latihan
 Mencegah dan mengawasi potensial infeksi dengan menekankan prinsip medikal
asepsis
 Terapi O2, Terapi ventilasi, Drainage dada
REFLEK BATUK & BERSIN

Reflek Batuk
 Bronkhus, Trakea, Laring, Karina, Bronkhiolus terminal
& Alveoli  Sensitif  Impuls Aferen  MO

Reflek Bersin
 Sama dengan reflek batuk: Pada saluran hidung saja
(saluran nafas atas)
REFLEK BATUK
SELAMAT BELAJAR & SEMOGA
SUKSES

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai