Anda di halaman 1dari 128

TRACTOR TRAINING

PERMATEP in Action Seasion V

Sabtu, 18 April 2015


Jurusan Teknik Pertanian Disajikan oleh Sigit Prabawa
Fakultas Pertanian HP 085269465083 ; E-mail: sigit_prabowotp@yahoo.co.id
Universitas Lampung
MENGAPA ikut TRACTOR TRAINING?

Traktor bagian dari MEKANISASI


PERTANIAN

Peningkatan produktivitas pertanian:


- Efisiensi
- Efektivitas
Apa yang harus
diperhatikan?
O PENGENALAN dan/atau PEMAHAMAN MATERI
O K3
- Kesehatan
- Keselamatan
- Kesehatan
O PELASANAAN KEGIATAN
- Persiapan
- Operasi Kegiatan
- Perawatan
TRAKTOR
PERTANIAN
• Kata TRAKTOR diambil dari bahasa Latin,
TRAHERE yang berarti “MENARIK“

• TRAKTOR merupakan gabungan dari kata


TRACTION MOTOR, yaitu motor yang menarik.
Awalnya dipakai untuk mempersingkat penjelasan
"suatu mesin atau kendaraan yang menarik
gerbong atau bajak, untuk menggantikan istilah
“mesin penarik” (traction engine).
• Di Inggris, Irlandia, Australia, India,
Spanyol, Argentina, dan Jerman,
kata "TRAKTOR" umumnya berarti
"TRAKTOR PERTANIAN“
• Di Kanada dan Amerika Serikat,
kata "TRAKTOR" juga berarti
TRUK SEMI-TRAILER
DEFINISI TRAKTOR
PERTANIAN
• suatu kendaraan yang
mempunyai daya penggerak
sendiri, minimum mempunyai
sebuah poros roda yang
dirancang untuk menarik serta
menggerakkan alat/ mesin
pertanian
• kendaraan yang didesain secara spesifik
untuk keperluan traksi tinggi pada kecepatan
rendah, untuk menarik trailer atau implemen
yang digunakan dalam pertanian

• suatu jenis kendaraan untuk pertanian, ditarik


ataupun didorong, dan menjadi sumber utama
mekanisasi pertanian
KLASIFIKASI
TRAKTOR
BERDASARKAN
DAYA
PENGGERAK
• Traktor MIKRO < 17 HP
• Traktor MINI 17 - 29 HP
• Traktor SEDANG 29 - 60 HP
• Traktor BESAR 60 - 107 HP
• Traktor SANGAT BESAR >107 hp
KLASIFIKASI
TRAKTOR
BERDASARKAN
FUNGSI
• CRAWLER TRACTOR, yaitu traktor dengan roda rantai
• STANDARD ROW CROP, umum digunakan di berbagai
perkebunan
• HIGH CLEARANCE, traktor dengan jarak antara badan
traktor dan tanah (ground clearance) yang tinggi, cocok
untuk perkebunan sayuran atau perawatan tunas
• ORCHARD, traktor yang digunakan di wilayah
perkebunan pepohonan yang besar, ukurannya cukup
ramping dan mudah membelok
• MULTIPURPOSE, dapat digunakan untuk
berbagai keperluan
• LAWN AND GARDEN, untuk kebun
• TREE SKIDDER, digunakan untuk
menarik kayu yang baru ditebang
• SKID STEER LOADER, memiliki loader di
depannya
• FOUR WHEEL DRIVE WITH FRONT
STEERING WHEEL
- traktor 4WD yang roda depannya lebih kecil
dari roda belakang
- memiliki traksi yang besar sehingga memiliki
tarikan yang kuat
• FOUR WHEEL DRIVE WITH EQUAL
SIZED WHEEL AND ARTICULATED
STEEL FRAMING
- roda depan dan belakang traktor ini sama
besarnya
- digunakan untuk lahan yang berat
KLASIFIKASI
TRAKTOR
BERDASARKAN
BENTUK &
UKURAN
1. TRAKTOR BESAR
• traktor yang mempunyai dua
poros roda (beroda empat atau
lebih)
• panjang berkisar 2650 - 3910
mm
• lebar berkisar 1740 - 2010 mm
• daya bekisar 20 - 120 HP
2. TRAKTOR MINI
• traktor yang mempunyai dua poros
roda (beroda empat)
• panjang bekisar 1790 - 2070 mm
• lebar berkisar 995 - 1020 mm
• daya berkisar 12,5 - 20 HP
• digerakkan oleh motor diesel dua silinder atau
lebih
• mempunyai 6 kecepatan (versneling) maju dan 2
kecepatan mundur, yang dibedakan menjadi 4
macam kecepatan rendah (termasuk kecepatan
mundur) dan 4 macam kecepatan tinggi
(termasuk kecepatan mundur)
• kecepatan kerja antara 0,94 - 4,79 km/jam
• kecepatan transport antara 7,54 - 13,31 km/jam
• dilengkapi dengan PTO (power take off)
• dilengkapi dengan three point hitch (tiga
titik penggandengan/system mounted).
• pada umumnya konstruksi traktor mini
tidak banyak berbeda dengan traktor
besar, perbedaannya hanya pada
dayanya saja
3. TRAKTOR TANGAN
• traktor yang hanya mempunyai
sebuah poros roda (beroda dua)
• panjang berkisar 1740 - 2290 mm
• lebar berkisar 710 - 880 mm
• dayanya berkisar 6 - 10 HP
• daya penggerak utama motor diesel
silinder tunggal
KLASIFIKASI
TRAKTOR TANGAN
BERDASARKAN BAHAN BAKAR

• Traktor tangan berbahan bakar SOLAR

• Traktor tangan berbahan bakar BENSIN

• Traktor tangan berbahan bakar MINYAK


TANAH atau KEROSIN
BERDASARKAN DAYA MOTOR

• Traktor tangan berukuran KECIL


tenaga penggerak < 5 HP

• Traktor tangan berukuran SEDANG


tenaga penggerak 5-7 HP

• Traktor tangan berukuran BESAR


tenaga penggerak 7-12 HP
KOMPONEN
TRAKTOR
RODA EMPAT
KOMPONEN TRAKTOR
KOMPONEN TRAKTOR
PENGOPERASIAN
TRAKTOR RODA EMPAT
PENGOPERASIAN TRAKTOR

• Menghidupkan traktor
• Memajukan + belok traktor
• Memundurkan + belok traktor
• Putar-balik traktor
• Menjalankan lurus ke depan
• Mematikan traktor
MENGHIDUPKAN TRAKTOR
• Periksalah engine dan semua bagian traktor sehingga
yakin ada dalam kondisi baik.
• Naiklah traktor dari sebelah kiri.
• Duduklah pada jok dan pasangkaan tuas persneling
dalam posisi netraal.
• Rangkaikan pedal rem kiri dan kanan menjadi satu.
• Hidupkan engine.
• Hidupkan motor tanpa beban kurang lebih selama 2–3
menit agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik.
• Traktor siap untuk dioperasikan.
MEMAJUKAN + BELOK TRAKTOR
• Injak pedal kopling dengan kaki kiri sedalam-dalamnya,
masukkan persneling utama dengan dengan lengan kiri,
kemudian disusul dengan subpersneling.
• Naikkan putaran motor dengan menginjak pedal gas kaki
dengan kaki kanan, atau menaikkan tuas gas tangan dengan
tangan kanan (untuk transportasi sebaiknya dengan gas kaki).
• Periksalah di sekeliling yakin aman, perlahan angkat kaki kiri
dari pedal kopling sampai separuhnya, sehingga traktor
bergerak tanpa terhentak.
• Setelah bergerak maju, lepas kaki dari pedal kopling.
• Roda stir diputar ke kanan jika belok ke kanan.
• Roda stir diputar ke kiri jika belok kiri.
MEMUNDURKAN + BELOK TRAKTOR
• Turunkan putaran motor dan injak pedal kopling dalam,
juga injak pedal rem dengan kaki kanan.
• Masukkan persneling ke posisi ”reverse”.
• Setelah daerah mundur aman, maka injak pedal gas
dan lepaskan pedal kopling perlahan, maka traktor akan
mundur.
• Lihatlah ke belakang dengan cara memutar badan
sesuai dengan arah belokan yang diinginkan.
• Roda stir diputar ke kanan jika mundur belok ke kanan.
• Roda stir diputar ke kiri jika mundur belok ke kiri.
CARA MAJU KEMUDIAN BALIK
TRAKTOR RODA EMPAT DALAM
KEADAAN MEMBAWA IMPLEMEN
• Injak pedal kopling dengan kaki kiri sedalam-
dalamnya, masukkan persneling utama dengan
lengan kiri, kemudian disusul dengan subpersneling.
• Naikkan putaran motor dengan menginjak pedal gas
kaki dengan kaki kanan, atau menaikkan tuas gas
tangan dengan tangan kanan (untuk transportasi
sebaiknya dengan gas kaki).
• Periksalah di sekeliling yakin aman, perlahan angkat
kaki kiri dari pedal kopling sampai separuhnya,
sehingga traktor bergerak tanpa terhentak.
• Setelah bergerak maju, lepas kaki dari
pedal kopling.
• Sebelum membalik, tarik tuas hidolis
sehingga implemen akan terangkat.
• Putar penuh stir hingga traktor membalik.
• Dorong tuas hidrolis perlahan sehingga
implemen turun menyentuh tanah.
MENJALANKAN LURUS KE DEPAN

• Operator harus memandang lurus


kedepan
• Peganglah kemudi traktor dengan
tangan lentur dan tidak kaku
• Jika traktor membelok ke kiri atau
kekanan, tekanlah segera kopling
pembelok kanan atau kiri
MEMATIKAN TRAKTOR
• Injak pedal kopling, lepaskan pedal gas
sehingga engine dalam putaran idle.
• Pasangkan tuas persneling ke posisi netral
mulai dari tuas persneling utama kemuadian
tuas sub persneling.
• Lepas pedal kopling, pasangkan rem parkir dan
lepaskan pedal rem.
• Matikan engine.
• Turun dari traktor sebelah kiri.
PERAWATAN
TRAKTOR RODA EMPAT
TUJUAN PERAWATAN

• membantu dalam mengantisipasi


kerusakan yang lebih jauh lagi
(fatal)
• Mengurangi down time
JENIS PERAWATAN
• Perawatan harian
• Perawatan rutin berkala
• Perbaikan ringan
• Overhaul / turun mesin
PERAWATAN HARIAN
• Pemeriksaan seluruh level oli sebelum mesin
dihidupkan
• Pemeriksaan air battery beserta kabel kabelnya
• Pemeriksaan air radiator
• Pemeriksaan rem
• Pemeriksaan kopling ( jarak pedal)
• Pemeriksaan sistem listrik dan lampu
• Pemeriksaan ketegangan tali kipas
• Pemeriksaan tekanan angin ban
• Pemeriksaan seluruh baut baut
terutama baut roda
• Pemeriksaan fungsi sistem hydrolik
• Pemeriksaan kebocoran oli
• Pada awal menghidupkan mesin jalan
dengan putaran mesin yang rendah
• Pembersihan air cleaner sebaiknya
dilakukan setiap hari
• Pengisian BBM sebaiknya dilakukan
setelah unit beroperasi pada sore
hari untuk menghindari ruang kosong
dalam tangki bahan bakar

• Pembersihan unit setelah selesai


beroperasi sebaiknya dilakukan
setiap hari jika memungkinkan
PERAWATAN BERKALA
• didasarkan pada jam kerja
mesin (HM), biasanya mengikuti
rekomendasi dari pihak pembuat
unit
• bisa dilakukan sendiri atau
dengan pihak lain (vendor)
KEGIATAN PERAWATAN BERKALA

– Pemeriksaan rutin kondisi unit


– Penggantian pelumas
– Penggantian suku cadang
PERBAIKAN RINGAN

• Dilakukan bila terjadi kerusakan insidental

• Dilakukan sendiri atau dengan pihak lain

• Penggantian suku cadang


– Sistem penyediaan barang

– Sistem pengeluaran barang


OVERHAUL
• Dilakukan jika telah mencapai jadwal
(waktu) pelaksanaan overhaul / faktor umur
unit
• Terjadi kerusakan parah yang
mengakibatkan harus dilakukan overhaul
• Beberapa kategori Overhaul:
– Top Overhaul
– Enggine Overhaul
– General Overhaul
– Undercarriage
POLA
OPERASI DI
LAHAN
FIELD PATTERN
PENGANDENGAN
IMPLEMEN

HITCHING
TERMINOLOGI
• Pusat beban (center of load) atau pusat
tahanan (center of resistance) atau pusat
draft (center of draft), adalah lokasi
resultan gaya-gaya yang bekerja pada
saat implemen dioperasikan.
• Garis draft (line of draft) atau garis
beban, adalah garis yang ditarik dari
pusat beban sejajar arah lintasan.
TERMINOLOGI
• Pusat penarikan traktor (center of pull),
adalah titik pusat daya penarikan traktor.
• Garis tarik (line of pull), adalah garis yang
ditarik dari pusat penarikan traktor sejajar
arah lintasan.
• Garis gandeng (line of hitch), adalah
garis yang ditaik dari pusat beban
implemen (center of load) ke pusat
penarikan traktor (center of pull).
Center of Load
Center of
Load
TIPE PENGGANDENGAN
• Tipe TARIK (Tipe Hela, Drawn Type, Pulled Type,
Trailed Type)
Sistem ini sering digunakan untuk penggandengan peralatan transportasi. Bagian yang
digandengkan mempunyai roda sendiri, sehingga beban tidak disangga oleh traktor.
Peralatan tambahan pada traktor untuk penggandengan sistem trailing disebut drawbar.

• Tipe MOUNTED (Tipe Integral, Tipe Pasang)


Sistem ini menggunakan tiga titik penggandengan yang terdiri dari dua titik
penggandengan bawah (low link) & satu titik penggandengan atas (top link). Sistem ini
dilengkapi dengan sistem hidrolis yang berfungsi untuk mengangkat dan menurunkan
alat/mesin pertanian yang digandeng. Sistem ini biasanya digunakan untuk
menggandeng bajak, garu, alat penyiang dll.

• Tipe SEMIMOUNTED (Semipasang)


Tipe Tarik
• Implemen dihubungkan ke traktor melalui
drawbar
• Drawbar traktor dapat diatur secara
horisontal
• Drawbar implemen diatur secara vertikal
• Beban implemen ditanggung oleh tanah
Tipe Pasang (3 point
hitch/linkage)
Tipe Pasang (3 point
hitch/linkage)
Tipe Pasang
Penyetelan Roda
Garis Gandeng, Garis Tarik, dan
Garis Beban

Pusat Penarikan
Traktor
Batang Gandeng

77”

38,5”
Pusat Beban Bajak

Dinding Alur
Penyetelan Roda
Pengaturan Horisontal
Garis Draft

Garis Tarik Batang


Gandeng

10,5”
Pusat Penarikan
Traktor

56”

Pusat Beban Bajak 38,5”


28”

Dinding Alur

A
Drawbar Traktor
Pengaturan Vertikal (Baik)

Titik Gandeng Garis


vertikal pada Gandeng
Implemen

Titik Gandeng pada


Traktor
Dasar Alur
Pengaturan Vertikal (Buruk)
Bajak berjalan di hidung
Penggandengan Tarik Buruk
• Penetrasi yang jelek jika digandeng terlalu rendah.
• Bajak berjalan di ujungnya atau tumit saja.
Kelengkungan singkal tidak dapat berfungsi.
• Jika batang bajak tidak paralel dinding alur,
pembalikan tanah jelek.
• Diperlukan draft lebih besar jika bajak ditarik
melawan dinding alur dengan sudut tarik yang
besar.
• Diperlukan usaha keras untuk mengendalikan
traktor jika garis tarik (line of pull) tidak melewati
pusat penarikan traktor.
Pengaturan Bajak Piring
Tipe Semipasang
TIPE PENGGANDENGAN APA ???
TIPE PENGGANDENGAN APA ???
TIPE PENGGANDENGAN APA ???
TIPE PENGGANDENGAN APA ???
PENENTUAN

UKURAN TRAKTOR
Kecepatan Aktual Traktor

Vakt = L / T

Vakt = Kecepatan aktual (m/detik)


L = Jarak tempuh (m)
T = waktu tempuh (detik)
Kecepatan Teoritis Traktor

Vteo = ( 2π * RPMroda / 60 ) * R

Vteo = Kecepatan teoritis traktor (m/detik)


RPMroda = Banyaknya putaran roda traktor tiap menit
R = Jari-jari roda traktor (m)
60 = angka konversi, 1 menit = 60 detik
Hubungan antara Kecepatan Teoritis
dan Kecepatan Aktual Traktor

Vteo = Vakt / (1 – S)

Vteo = Kecepatan teoritis traktor (m/detik)


Vakt = Kecepatan aktual traktor (m/detik)
S = Slip roda traktor (desimal)
Slip Roda Traktor

S = ( π D * N – LN ) / ( π D * N ) * 100 %

S = Slip roda (%)


D = Diameter roda (meter)
N = Banyaknya putaran roda, yaitu 10 kali
LN = Jarak yang ditempuh oleh traktor pada saat roda berputar N kali (meter)
Efisiensi Kerja Lapang

EL = (1 – KS) * (1 – KL) * (1 – Kwb – Kwl) * 100 %

EL = efisiensi kerja lapang (%)


KS = kerugian karena slip
KL = kerugian karena lebar kerja
Kwb = kerugian karena waktu belok
Kwl = kerugian karena waktu lain-lain
Kerugian karena Lebar Kerja

KL = ( LT – LR ) / LT * 100 %

KL = kerugian karena lebar kerja (%)


LT = lebar kerja teoritis (cm)
LR = lebar kerja rata-rata (cm)
Kerugian karena Waktu Belok

Kwb = WB / WT * 100 %

Kwb = kerugian karena waktu belok (%)


WB = waktu hilang karena belok (detik)
WT = waktu total (detik)
Kerugian karena Waktu Lain-lain

Kwl = WL / WT * 100 %

Kwl = kerugian karena waktu lain-lain (%)


WL = waktu hilang karena lain-lain (detik)
WT = waktu total (detik)
Kapasitas Kerja Teoritis Traktor
untuk Pengolahan Tanah

KKteo = 0,36 * Vteo * L

KKteo = Kapasitas kerja teoritis (ha/jam)


Vteo = Kecepatan kerja teoritis (m/detik)
L = Lebar kerja pengolahan tanah (m)
0,36 = Konversi satuan, 1 m2/detik = 0,36 ha/jam
Kapasitas Kerja Aktual Traktor
untuk Pengolahan Tanah

KKa = A / T

KKa = Kapasitas kerja aktual (ha/jam)


A = Total luas (ha)
T = Total waktu (jam)
Efisiensi Kerja Lapang Traktor
untuk Pengolahan Tanah

EL = KKa / KKteo * 100 %

EL = Efisiensi kerja lapang (%)


KKe = Kapasitas kerja aktual (ha/jam)
KKteo = Kapasitas kerja teoritis (ha/jam)
Efisiensi Lapang
Pengoperasian Traktor
KKa = 0,006 * A / T
KKteo = 0,36 * L * V
EL = ( KKa / KKteo ) * 100
A = total luas (m2)
T = total waktu (menit)
L = lebar kerja (m)
V = kecepatan kerja (m/detik)
KKa = kapasitas kerja aktual (ha/jam)
KKteo = kapasitas kerja teoritis (ha/jam)
EL = efisiensi lapang (%).
KKa
Kapasitas kerja aktual = Total luas / Total waktu
= A(m2) / T(menit) * (Ha/ 10.000 m2) * (60 menit / jam) =
0,006 * A / T (ha/jam)

KKteo
Kapasitas kerja teoritis = Lebar kerja * Kecepatan
= L(m) * V(m/detik) * (ha/10000 m2) * (3600 detik/jam)
= 0,36 * L * V (ha/jam)
Daya untuk Pengolahan Tanah
dengan Bajak Singkal
(Moldboard Plow)

P = Ds * d * L * V * 9,8
P = daya pengolahan tanah (watt)
Ds = draft spesifik tanah (kg/cm2)
d = kedalaman pengolahan tanah (cm)
L = lebar kerja pengolahan tanah (cm)
V = kecepatan pengolahan tanah (m/detik)
Daya untuk Pengolahan Tanah
dengan Bajak Piringan (Disk Plow)

P = G * L * V * 1000 / ( 3600 * 0,746 )

L = lebar kerja (m)


V = kecepatan kerja (km/jam)
G = gaya tiap satuan lebar (kN.m)
P = daya pengolahan tanah (HP)
Daya untuk Pengolahan Tanah
dengan Bajak Tanah Bawah
(Subsoiler Plow)

P = d * V * G * 1000 / ( 3600 * 746 )

d = kedalaman pengolahan tanah (cm)


V = kecepatan kerja (km/jam)
G = gaya tiap satuan dalam (N/cm)
P = daya untuk pengolahan tanah (HP)
Daya untuk Pengolahan Tanah
dengan Bajak Putar (Rotavator)

P = Ts * d * L * RPM * 2 π / ( 75 * 60)

P = daya untuk pengolahan tanah (HP)


Ts = torsi spesifik tanah (kg.m/cm2)
d = kedalaman pengolahan tanah (cm)
L = lebar kerja pengolahan tanah (cm)
RPM = frekuensi poros rotavator tiap menit
Daya untuk Menggerakkan
Roda Traktor

P = CRR * W * V * 9.8

P = daya untuk mengatasi tahanan guling (watt)


CRR = koefisien tahanan guling roda traktor (tanpa dimensi)
W = berat total traktor (kg)
V = kecepatan traktor (m/detik)
Daya untuk Menggerakkan Roda Traktor

P = (P1 + P2) * 100 / (100 - TOL)


P1 = Ds * d * L * n * V / Ed / 75 * 100
P2 = CRR * W * V * 100 / ( Ew * 75 )
P = daya engine traktor (HP)
P1 = daya untuk mengolah tanah (HP)
P2 = daya untuk mengatasi tahanan guling roda traktor (HP)
Ds = draft spesifik tanah (kg/cm2)
d = kedalaman pengolahan tanah (cm)
L = lebar kerja pengolahan tanah (cm)
n = banyaknya telapak (bottom) bajak singkal
Ed = efisiensi penerusan daya dari engine ke batang penarik/drawbar (%)
CRR = koefisien tahanan guling roda traktor (tanpa dimensi)
W = berat total traktor (kg)
V = kecepatan traktor (m/detik)
Ew = efisiensi penerusan daya dari engine ke roda traktor (%)
PENENTUAN

JUMLAH TRAKTOR
KEBUTUHAN JUMLAH ALSIN

n = (A / ( KK * HK * JK ))*Cf

n = jumlah alsin yang dibutuhkan (unit)


KK = kapasitas kerja alsin (Ha/jam)
HK = jumlah hari kerja (hari)
JK = jam kerja (jam/hari)
A = Ls - Lg
Cf = Coefisien faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan sosial
(nilai 0 sampai dengan 1)
Ls = Luas yang tersedia untuk digarap (ha/tahun)
Lg = Luas yang dapat dikerjakan oleh sumber tenaga yang ada / manual
(ha/tahun)
JUMLAH HARI KERJA

HK = ( t0 + 4*tm + tp ) / 6

HK = jumlah hari kerja (hari)


t0 = jumlah hari kering terendah selama periode tertentu (hari)
tm = jumlah rata-rata hari kering selama periode tertentu (hari)
tp = jumlah hari kering tertinggi selama periode tertentu (hari)
Y-Z
Cf = --------------
Y

Y = Total luas lahan (ha)


Z = Luas yang dikerjakan secara manual (ha)

KAP = Kapluas x JPT

Kapluas = Kapasitas kerja alsin (ha/jam/unit)


JPT = Jumlah jam kerja alsin (jam/tahun)
Terima
Kasih

Selamat
Hendrik
Candra
Instruktur
Tractor Training
PERMATEP in Action Sesion V – 2015

Anda mungkin juga menyukai