1
Bahan Kuliah Terbuka
dalam format pdf tersedia di
www.buku-e.lipi.go.id
2
Teori dan Soal ada di buku
tersedia di
www.buku-e.lipi.go.id
dan
www.ee-cafe.org
3
Isi Kuliah:
1. Pendahuluan
2. Besaran Listrik dan Peubah Sinyal
3. Model Sinyal
4. Model Piranti
5. Hukum-Hukum Dasar
6. Kaidah-Kaidah Rangkaian
7. Teorema Rangkaian
8. Metoda Analisis
9. Aplikasi Pada Rangkaian Pemroses Energi (Arus Searah)
10. Aplikasi Pada Rangkaian Pemroses Sinyal (Dioda & OpAmp)
11. Analisis Transien Rangkaian Orde-1
12. Analisis Transien Rangkaian Orde-2
4
5
Pembahasan Analisis Rangkaian Listrik Mencakup
Analisis di
Analisis di Analisis di
Kawasan s
Kawasan Waktu Kawasan Fasor
(Transf. Laplace)
6
Banyak kebutuhan manusia,
seperti:
Sandang
Pangan
Papan
Kesehatan
Keamanan Sajian pelajaran ini
Energi terutama terkait
Informasi pada upaya pemenuhan kebutuhan
Pendidikan energi dan informasi
Waktu Senggang
dll.
7
Penyediaan Energi Listrik
8
Diperlukan konversi (pengubahan bentuk) energi.
Energi di alam yang biasanya berbentuk non listrik,
dikonversikan menjadi energi listrik.
9
Penyediaan energi listrik dilakukan melalui
serangkaian tahapan:
10
energi kimia diubah energi listrik pengguna tegangan
menjadi energi panas ditransmisikan tinggi
BOILER GENERATOR
TURBIN
TRANSFORMATOR
GARDU DISTRIBUSI
11
Penyediaan Informasi
12
Penyediaan Informasi
13
14
Pemrosesan Energi dan
Pemrosesan Informasi
dilaksanakan dengan memanfaatkan
rangkaian listrik
15
Untuk mempelajari perilaku suatu rangkaian listrik
kita melakukan analisis rangkaian listrik
16
n
a
ai
gk
+
an
R
am
gr
Piranti ia
D
Elemen
Perubahan besaran fisis (Simbol Piranti)
yang terjadi dalam
rangkaian kita nyatakan
dengan model matematis Perilaku piranti kita
yang kita sebut model nyatakan dengan model
sinyal matematis yang kita sebut
model piranti
17
Struktur Dasar Rangkaian Listrik
18
+
19
Dalam kenyataan, rangkaian listrik tidaklah sederhana
20
+
Pada rangkaian penyalur informasi, daya sumber terbatas. Oleh karena itu
alih daya ke beban perlu diusahakan semaksimal mungkin.
21
Keadaan transien
+
22
Landasan Untuk Melakukan Analisis
23
Hukum-Hukum Rangkaian
Kaidah-Kaidah Rangkaian
Teorema Rangkaian
Hukum Ohm Metoda-Metoda Analisis
Hukum Kirchhoff
Proporsionalitas
Superposisi
Thevenin
Rangkaian Ekivalen
Norton
Kaidah Pembagi Tegangan
Substitusi
Kaidah Pembagi arus
Milmann
Transformasi Sumber
Tellegen
Alih Daya Maksimum
24
25
Dua besaran fisika yang menjadi besaran dasar
dalam kelistrikan adalah
Muatan [satuan: coulomb] Energi [satuan: joule]
Akan tetapi kedua besaran dasar ini tidak dilibatkan langsung dalam
pekerjaan analisis
26
Sinyal Waktu Kontinyu & Sinyal Waktu Diskrit
Sinyal listrik pada umumnya merupakan fungsi waktu, t, dan dapat kita
bedakan dalam dua macam bentuk sinyal yaitu
sinyal waktu kontinyu atau sinyal analog
sinyal waktu diskrit
27
v(t)
Sinyal waktu kontinyu
(sinyal analog) 0
t
v(t)
Dalam pelajaran ini kita akan mempelajari rangkaian dengan sinyal waktu
kontinyu atau sinyal analog, dan rangkaiannya kita sebut rangkaian analog.
28
Peubah Sinyal
29
Besaran yang dilibatkan langsung dalam pekerjaan analisis
disebut peubah sinyal yaitu:
arus
dengan simbol: i
satuan: ampere [ A ] tegangan
(coulomb/detik) dengan simbol: v
satuan: volt [ V ]
daya
(joule/coulomb)
dengan simbol: p
satuan: watt [ W ]
(joule/detik)
Tiga peubah sinyal ini tetap kita sebut sebagai sinyal, baik untuk
rangkaian yang bertugas melakukan pemrosesan energi maupun
pemrosesan sinyal.
30
Arus
Simbol: i, Satuan: ampere [ A ]
dq
i
dt
31
Tegangan
Simbol: v Satuan: volt [ V ]
dw
v
dq
Apabila untuk memindahkan 1 satuan muatan
dari satu titik ke titik yang lain diperlukan energi
1 joule, maka beda tegangan antara dua titik
tersebut adalah 1 volt
32
Daya
Simbol: p, Satuan: watt [ W ]
33
Referensi Sinyal
Perhitungan-perhitungan dalam analisis bisa
menghasilkan bilangan positif ataupun negatif,
tergantung dari pemilihan referensi sinyal
+ piranti
34
Konvensi Pasif:
Referensi tegangan dinyatakan dengan
tanda “+” dan “”
di ujung simbol piranti;
+ piranti
35
Referensi tegangan dinyatakan dengan tanda “+” dan “” di ujung simbol
piranti; ujung dengan tanda “+” dianggap memiliki tegangan (potensial) lebih
tinggi dibanding ujung yang bertanda “”. Jika dalam perhitungan diperoleh
angka negatif, hal itu berarti tegangan piranti dalam rangkaian sesungguhnya
lebih tinggi pada ujung yang bertanda “”.
Referensi arus dinyatakan dengan anak panah. Arah anak panah dianggap
menunjukkan arah positif arus. Jika dalam perhitungan diperoleh angka
negatif, hal itu berarti arus pada piranti dalam rangkaian sesungguhnya
berlawanan dengan arah referensi.
36
Titik referensi tegangan umum
Suatu simpul (titik hubung dua atau lebih piranti) dapat dipilih sebagai
titik referensi tegangan umum dan diberi simbol “pentanahan”. Titik ini
dianggap memiliki tegangan nol. Tegangan simpul-simpul yang lain dapat
dinyatakan relatif terhadap referensi umum ini.
referensi
arus i2
A B
2
+ + v2
+
i1 1 v1 v3 3 i3
G referensi tegangan
referensi tegangan umum (ground)
piranti
37
Dengan konvensi pasif ini maka:
daya positif berarti piranti menyerap daya
daya negatif berarti piranti memberikan daya
A 12 5
B 24 -3
C 12 72
D -4 96
E 24 72
38
Muatan
Simbol: q Satuan: coulomb [ C ]
dq
Arus i
dt
t2
Muatan q t1
idt
39
Energi
Simbol: w Satuan: joule [ J ]
dw
Daya p
dt
t2
Energi w t1
pdt
40
CONTOH: Tegangan pada suatu piranti adalah 12 V (konstan) dan arus yang mengalir
padanya adalah 100 mA. a). Berapakah daya yang diserap ? b). Berapakah energi yang
diserap selama 8 jam? c). Berapakah jumlah muatan yang dipindahkan melalui piranti
tersebut selama 8 jam itu?
i 100 mA
0 8 t [ jam]
t2 8
t 0
8
w pdt 1,2dt 1,2t 0 1,2(8 0) 9,6 Wh
1
t2 8 8
t 0 10010
3 3
q idt dt 100 10 t 0,1(8 0) 0,8 Ah
1 0
41
CONTOH: Sebuah piranti menyerap daya 100 W pada tegangan 200V
(konstan). Berapakah besar arus yang mengalir dan berapakah energi
yang diserap selama 8 jam ?
v 200 V
piranti
p 100
i 0,5 A
i? v 200
p 100 W
t2 8
t 0
8
w pdt 100dt 100t 0 800 Wh 0,8 kWH
1
42
CONTOH: Arus yang melalui suatu piranti berubah terhadap waktu
sebagai i(t) = 0,05t ampere. Berapakah jumlah muatan yang
dipindahkan melalui piranti ini antara t = 0 sampai t = 5 detik ?
5
5 5 0,05 2 1,25
q idt 0,05tdt t 0,625 coulomb
0 0 2 0 2
43
CONTOH: Tegangan pada suatu piranti berubah terhadap waktu
sebagai v = 220cos400t dan arus yang mengalir adalah i = 5cos400t A.
a). Bagaimanakah variasi daya terhadap waktu ? b). Berapakah nilai
daya maksimum dan daya minimum ?
1000
800
600
400
200
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800
-200
44
CONTOH: Tegangan pada suatu piranti berubah terhadap waktu
sebagai v = 220cos400t V dan arus yang mengalir adalah i = 5sin400t A.
a). Bagaimanakah variasi daya terhadap waktu ? b). Tunjukkan bahwa
piranti ini menyerap daya pada suatu selang waktu tertentu dan
memberikan daya pada selang waktu yang lain. c). Berapakah daya
maksimum yang diserap ? d). Berapa daya maksimum yang diberikan ?
a). p 220 cos 400t 5 sin 400t 1100 sin 400t cos 400t 550 sin 800t W
b). daya merupakan fungsi sinus. Selama setengah perioda daya bernilai
posisitif dan selama setengah perioda berikutnya ia bernilai negatif. Jika pada
waktu daya bernilai positif mempunyai arti bahwa piranti menyerap daya,
maka pada waktu bernilai negatif berarti piranti memberikan daya
45
Pernyataan Sinyal
46
Kita mengenal berbagai pernyataan
tentang sinyal
Sinyal periodik & Sinyal Aperiodik
Sinyal Kausal & Non-Kausal
Nilai sesaat
Amplitudo
Nilai amplitudo puncak ke puncak (peak to peak value)
Nilai puncak
Nilai rata-rata
Nilai efektif ( nilai rms ; rms value)
47
Sinyal kausal, berawal di t = 0
perioda
v(t)
v(t)
0 t 0 t
periodik aperiodik
0 t 0 t
48
Perioda dan Amplitudo Sinyal
0 t
49
Nilai-Nilai Sinyal
50
Nilai Rata-Rata Sinyal
1 t 0 T
Definisi: Vrr
T
t0
v( x) dx
CONTOH:
v T v T
6V 6V
0 t
0 1 2 3 4 5 6 7 8 t 4V
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 3 1 2
Vrr
3 0v(t )dt
3 0
6dt
Vrr
1 3
1 2
v(t )dt 6dt 6dt
3 0
3
3 0 2
6t 0 12 0 4 V
1 2 1
1
6t 0 6t 2 4 2 2 V
2 3
3 3
3
51
Nilai efektif (rms) t 0 T
1
Definisi: V rms
T
t0
[v(t )] 2 dt
(4)2 = 16
0 t
0 1 2 3 4 5 6 7 8 t 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2
1 2 1 2 3
Vrms
6 dt 36t 20 72 V Vrms
1 2
6
dt 4 2
dt
1
72 16 88
V
3 3 3 3 3 3
0 0 2
52
CONTOH: Tentukanlah nilai, tegangan puncak (Vp), tegangan puncak-
puncak (Vpp), perioda (T), tegangan rata-rata (Vrr), dan tegangan efektif dari
bentuk gelombang tegangan berikut ini.
6V
0 1 2 3 4 5 6 7 8 t
Vp 6 V ; V pp 6 V ; T 3s
1 2 3 1
Vrr 6dt 0dt 6 2 0 4 V
3 0 2 3
1 2 2 3 2 1
Vrms
6 dt 0 dt 36 2 0 4,9 V
3 0 2 3
53
CONTOH: Tentukanlah nilai tegangan puncak (Vp), tegangan puncak-
puncak (Vpp), perioda (T), tegangan rata-rata (Vrr), dan tegangan efektif dari
bentuk gelombang tegangan berikut ini.
6V
0 t
4V
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Vp 6 V ; V pp 10 V ; T 3s
1 2 1 3
Vrr 0 6dt 4dt 6 2 4 1 2,66 V
3 2 3
1 2 3 1
Vrms 0
2
6 dt (4) 2 dt 36 2 16 1 5,42 V
3 2 3
54
CONTOH: Tentukanlah nilai tegangan puncak (Vp), tegangan puncak-
puncak (Vpp), perioda (T), tegangan rata-rata (Vrr), dan tegangan efektif
dari bentuk gelombang tegangan berikut ini
v
6V
0 t
1 2 3 4 5 6 7
Vp 6 V ; V pp 6 V ; T 4s
1 2 3 1 63
4
Vrr
4 0
3tdt 2
(6 6(t 2)) dt 0dt
3
4 2
2,25 V
1 2 3 4
0 2 3
2 2
Vrms 9t dt (6 6(t 2)) dt 0 2 dt 3,0 V
4
55
CONTOH: Tentukanlah nilai tegangan puncak (Vp), tegangan puncak-
puncak (Vpp), perioda, tegangan rata-rata, dan tegangan efektif dari
bentuk gelombang tegangan sinus ini
v T
1 Vp 1V ;
V pp 2 V;
v = sin t V 00 2 4 t T 2 ;
-1 Vrr 0 V
1
Vrms
2
sin 2 tdt
2
1 1 t 1
Vrms
2
sin 2 tdt sin t cos t
2 2 2 0
1 2 1 1
( 0 0) V
2 2 2 2
56
CONTOH: Tentukanlah nilai tegangan puncak (Vp), tegangan puncak-
puncak (Vpp), perioda (T), tegangan rata-rata (Vrr), dan tegangan efektif
dari bentuk gelombang tegangan berikut ini
v
1
v sin t V
t
T
Vp 1V ; V pp 1 V; T 2 ;
1 1 1 1
Vrr
sin tdt cos t 0 (1 1)
2 0 2 2
1 1 t 1
0 sin
2
Vrms tdt sin t cos t
2 2 2 2 0
1 1 1
( 0 0) V
2 2 2 2
57
CONTOH: Tentukanlah nilai tegangan puncak (Vp), tegangan puncak-
puncak (Vpp), perioda (T), tegangan rata-rata (Vrr), dan tegangan efektif
dari bentuk gelombang tegangan berikut ini
v
1
v sin t V
t
T =2
Vp 1V ; V pp 1 V; T 2 ;
1 2 1 1 1 2
Vrr sin tdt sin tdt cos t 0
( 1 1) V
2 0 0 2
1 2 1 1 t 1
0 0
2 2
Vrms sin tdt 2 sin tdt 2 sin t cos t
2 2 2 0
1 1
2 ( 0 0) 1 V
2 2
58
3. Model Sinyal
59
Bentuk gelombang sinyal adalah suatu persamaan atau suatu grafik
yang menyatakan sinyal sebagai fungsi dari waktu.
Ada dua macam bentuk gelombang, yaitu:
60
Tiga Bentuk Gelombang Dasar Contoh Bentuk Gelombang
Komposit
v v
1,2 v
1,2
00 00 0 t20
t 0 t20
Anak tangga -1,2 -1,2
0
v v
-1,2
0 20
t
t
Sinus 0 t 0
Deretan pulsa
v 1,2
Gelombang persegi
0 v v
0 0
t 20
0 t 0 t
Eksponensial Gigi gergaji Segi tiga
61
Bentuk Gelombang Dasar
62
Fungsi Anak-Tangga ( Fungsi Step )
v
1 v u (t ) 0 untuk t 0 Amplitudo = 1
1 untuk t 0 Muncul pada t = 0
0 t
v VA
v V Au (t ) 0 untuk t 0 Amplitudo = VA
V A untuk t 0 Muncul pada t = 0
0 t
v VA
v V Au (t Ts ) 0 untuk t 0
V A untuk t Ts
0 Ts t
Amplitudo = VA
Muncul pada t = Ts
Atau tergeser positif sebesar Ts 63
Bentuk Gelombang Eksponensial
v VA
Amplitudo = VA
v [V A e t / ] u (t ) : konstanta waktu
0.368VA
0 1 2 3 4 5 t /
64
Contoh
v1 (t ) 5e t / 2u (t ) V
10 Konstanta waktu = 2
v [V]
5 v3
v2 (t ) 10e t / 2u (t ) V
v2
Konstanta waktu = 2
v1
0
0 5 t [detik] 10 v3 (t ) 10e t / 4u (t ) V
Konstanta waktu = 4
65
Gelombang Sinus
v T0 v T0
VA 1,2
VA
0 00 t
t
- 2
-2
TS
VA
-1,2
V-1,2A
Ts
v V A cos[2 t / To ] dengan 2 (sudut fasa)
T0
1
Karena frekuensi siklus f 0
T0 v V A cos[2 f 0 t ] atau
2 maka
dan frekuensi sudut 0 2f 0 v V A cos[0 t ]
T0
66
Bentuk Gelombang Komposit
67
Fungsi Impuls
v A
t
0 T1 T2
Dipandang
sebagai terdiri
dari dua
gelombang v A
anak tangga
v Au t T1
Muncul pada t = T1
t
0 T1 T2 v Au t T2
Muncul pada t = T2
A
v Au t T1 Au t T2
68
Impuls Satuan
v
Impuls simetris thd sumbu tegak
Impuls simetris dengan lebar impuls diperkecil
thd sumbu tegak namun dipertahankan luas tetap 1
Luas = 1
t
0
69
Fungsi Ramp
v(t ) r (t ) t u (t )
t
0 Kemiringan = 1
70
Sinus Teredam
v sin(t ) V Ae t / u (t ) VA Maksimum pertama
fungsi sinus < VA
t / v
= VA sint e u (t )
0.5
71
CONTOH: (bentuk gelombang anak tangga dan kompositnya)
v1 v2
a). v1 = 4 u(t) V b).
4V 1 2 3 4 5
0 t
0 3V
t v2 = 3 u(t2) V
c). v3 v3
v3 = 4u(t)3u(t2) V
4V 4V
va = 4u(t) V
dipandang
1V sebagai tersusun
t t
0 dari dua 0
1 2 3 4 5 gelombang anak 1 2 3 4 5 v = 3u(t2) V
b
tangga
72
Dipandang sebagai tersusun dari
d). tiga gelombang anak tangga
v4 v = 4u(t)7u(t2)+3u(t5) V v4 va = 4u(t) V
4
4V 4V
vc = 3u(t5) V
t t
0 0
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
3V
vb = 7u(t2) V
7V
73
CONTOH: (fungsi ramp dan kompositnya)
v1 v2
a). v1 = 2t u(t) V b).
4V
t
0
t 1 2 3 4 5 6
0
1 2 3 4 5 6
4V
2(t2) u(t2) V
2tu(t) V
c).
v3 2tu(t) 2(t2) u(t2) V v3
4V 4V
Dipandang
sebagai tersusun
t t
0 dari dua fungsi 0
1 2 3 4 5 6 ramp
1 2 3 4 5 6
2(t2) u(t2) V
74
CONTOH: (fungsi ramp dan kompositnya)
2tu(t) V
d). v4 v4 2tu(t) 2(t2) u(t2) V
4V 4V
t t
0 0
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
2(t2) u(t2) V
2tu(t) 4(t2)u(t-2) V
v5 2tu(t) 2(t2)u(t2) v6
e). 4V 4u(t5) f). 4V 2tu(t) 2(t2)u(t2)
4u(t2)
t t
0
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
75
CONTOH: sinus teredam
10
10
V5 v1
5 v2
00 t [detik]
00 0.1
0.1 0.2
0.2 0.3
0.3 0.4
0.4
-5-5
-10
-10
v
sinus teredam 2 10 cos 50(t 0,020) e t / 0,1
u (t ) V
76
Spektrum Sinyal
77
Suatu sinyal periodik dapat diuraikan atas komponen-komponen
penyusunnya. Komponen-komponen penyusun tersebut
merupakan sinyal sinus.
78
Contoh : Susunan sinyal sinus yang membentuk
Gelombang Persegi
80
Sinyal: v 10 30 cos 2f 0 t 15 sin 2( 2 f 0 )t 7,5 cos 2(4 f 0 )t
Frekuensi 0 f0 2 f0 4 f0
Uraian:
Amplitudo (V) 10 30 15 7,5
81
Spektrum Amplitudo Spektrum Sudut Fasa
40 180
Amplitudo [ V ]
30 90
Sudut Fasa [ o ]
20
0
0 1 2 3 4 5
10
-90
0
0 1 2 3 4 5 -180
Frekwensi [ x fo ] Frekwensi [ x fo ]
82
Lebar Pita (band width)
83
Spektrum sinyal periodik merupakan uraian
sinyal menjadi deret Fourier
84
Deret Fourier
Suatu fungsi periodik
dapat dinyatakan f (t ) a 0 an cos(2nf0t ) bn sin(2nf0t )
sebagai:
a 2 b 2 cos( n t ) bn
atau f (t ) a0 n n 0 n
an
tan n
n 1
1 T0 / 2
a0
T0 T 0 /2
f (t )dt
85
Jika sinyal simetris terhadap sumbu-y, banyak koefisien
Fourier bernilai nol
Simetri Genap y (t ) y (t )
y(t)
A
bn 0
t
an cos(n0t )
-T0/2 T0/2
y (t ) a o
To n 1
A
y (t ) bn sin(n0t )
n 1
86
Contoh: simetri ganjil - Penyearahan Setengah Gelombang
v
a0 A /
2A /
an n genap; an 0 n ganjil
1 n2
T0
t b1 A / 2 ; bn 0 n 1
v T0 a0 0
A 8A
an n ganjil; an 0 n genap
(n) 2
t
bn 0 untuk semua n
87
Contoh: Uraian Penyearahan Setengah Gelombang
a1 0 0,5 1,57
b1 0,5
a2 -0,212 0,212 0
Uraian ini dilakukan hanya
b2 0
sampai pada harmonisa ke-6
a4 -0,042 0,042 0
0
0 1 2 3 4 5 6
harmonisa
88
0.6
0.5
[V]
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5 6
harmonisa
Jika dari spektrum yang hanya sampai harmonisa ke-6 ini
kita jumlahkan kembali, kita peroleh bentuk gelombang:
1.2
[V] v hasil penjumlahan
0.8
Terdapat cacat pada
0.4 bentuk gelombang
Sinus dasar
0 [o] hasil penjumlahan
0 90 180 270 360
-0.4
90
Piranti Listrik dikelompokkan ke
dalam 2 katagori
91
Piranti
pasif aktif
menyerap memberi
daya daya
92
93
Perilaku suatu piranti dinyatakan oleh karakteristik i-v yang
dimilikinya, yaitu hubungan antara arus yang melalui
piranti dengan tegangan yang ada di antara terminalnya.
94
Resistor
nyata
i
batas daerah
linier model
R
v
Simbol:
95
CONTOH:
Resistor : R 4 v R 40 sin 314t V
100
80
V 60
A pR
W40 vR
20
0 iR
0 0.01 0.02 0.03 0.04
-20
t [detik]
-40
-60
96
Kapasitor
iC
C C
simbol 1
dvC/dt
t
dvC 1
iC C
dt
vC vC (t0 )
C
iC dt
t0
Konstanta proporsionalitas
C disebut kapasitansi dvC d 1 2
Daya pada C : pC vC iC = CvC CvC
dt dt 2
Daya adalah turunan terhadap waktu dari energi. Maka
apa yang ada dalam tanda kurung adalah energi
1
Energi : wC C vC2 konstanta
2
Energi awal 97
CONTOH:
6 dvC
Kapasitor : C 2 F 2 10 F 80000cos 400t V
dt
vC 200 sin 400t V
iC 0,16 cos 400 t A
pC 16 sin 800 t W
200
V vC
iC
mA 100
W
0 pC
0 0.01 0.02 0.03 0.04 t [detik]
0.05
-100
-200
98
Induktor
diL
L dt
1/L
simbol
1
vL
t
1
vL L
diL
dt
iL iL (t0 )
L
t0
vL dt
Konstanta proporsionalitas
L disebut induktansi diL d 1 2
Daya pada L : p L vL iL LiL Li L
dt dt 2
Daya adalah turunan terhadap waktu dari energi. Maka
apa yang ada dalam tanda kurung adalah energi
1 2
Energi : wL Li L konstanta
2
Energi awal
99
CONTOH: Induktor L = 2,5 H vL = 200sin400t Volt
:
di 1
v L L L iL v L dt 0,2 cos 400t iL 0 A
dt L
200
V vL iL
100
mA
pL
W 0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05t [detik]
-100
-200
100
Resistansi, kapasitansi, dan induktansi, dalam analisis
rangkaian listrik merupakan suatu konstanta
proporsionalitas.
101
Resistor Kapasitor Induktor
dvC diL
v R R iR iC C vL L
dt dt
konstanta proporsionalitas
Secara Fisik
L A
R C L kN 2
A d
102
Induktansi Bersama
i1 i2
Dua kumparan terkopel
secara magnetik v1 v2
Untuk memperhitungkan i1 1 i2 i1 1 i2
2
kopling magnetik
digunakan
Konvensi Titik:
Arus i yang masuk
2
ke ujung yang
bertanda titik di aditif substraktif
salah satu
kumparan, i1 i2 i1 i2
membangkitkan
tegangan v1 v2
berpolaritas positif
v1 v2
pada ujung
kumparan lain
yang juga
bertanda titik. di1 di di1 di
v1 L1 M 2 v1 L1 M 2
Besarnya dt dt dt dt
tegangan yang
terbangkit adalah di2 di di2 di
M di/dt. v 2 L2 M 1 v2 L2 M 1
dt dt dt dt
104
Transformator Ideal
i1 i2
L1 k1 N12 L2 k 2 N 22
v1 v2
M 12 k12 N1 N 2 M 21 k 21 N 2 N1
i2 v N
Jika susut daya v1 i1 v2 i2 0 1 1
adalah nol: i1 v2 N2
105
CONTOH:
+ +
v1 v2
50
_ _
N1/N2 = 0,1
v1 = 120sin400t V
v2 ( N 2 / N1 ) v1 1200sin 400 t V
i2 v2 / 50 24 sin 400 t A
106
Saklar
i i
simbol simbol
v v
i = 0 , v = sembarang v = 0 , i = sembarang
107
108
Sumber Tegangan Bebas Ideal
Sumber tegangan bebas memiliki tegangan yang ditentukan oleh
dirinya sendiri, tidak terpengaruh oleh bagian lain dari rangkaian.
i +
Vo i +
_
vs i
Vo v
109
Sumber Arus Bebas Ideal
Sumber arus bebas memiliki kemampuan memberikan arus yang ditentukan
oleh dirinya sendiri, tidak terpengaruh oleh bagian lain dari rangkaian.
i = is (tertentu) dan v = sesuai kebutuhan
i i
Is
Is , is v
v +
Karakteristik Simbol
sumber arus ideal sumber arus ideal
110
CONTOH:
111
Sumber Praktis
Sumber praktis memiliki karakteristik yang mirip dengan keadaan dalam
praktik. Sumber ini digambarkan dengan menggunakan sumber ideal
tetapi tegangan ataupun arus sumber tergantung dari besar pembebanan.
i i
+ ip
vs + Rs is v
_ v Rp
+
Sumber tegangan praktis terdiri dari Sumber arus praktis terdiri dari
sumber ideal vs dan resistansi seri Rs sumber ideal is dan resistansi paralel Rp
sedangkan tegangan keluarannya sedangkan tegangan keluarannya
adalah v. adalah v.
112
Sumber Tak-Bebas (Dependent Sources)
Sumber tak-bebas memiliki karakteristik yang ditentukan oleh besaran di
bagian lain dari rangkaian. Ada empat macam sumber tak-bebas, yaitu:
CCVS VCVS +
+ v1 +
i1 r i1 v1
_ _ _
CCCS VCCS +
i1 i1 v1 g v1
_
+ +
vs = 24 V + 500 is 20
60 vo
(vo ) 2
po 2000 W
20
114
Sumber tak bebas digunakan untuk memodelkan Penguat
Operasional (OP AMP)
+VCC vo
8 7 6 5
vP = tegangan masukan non-inversi;
+VCC : catu daya positif
VCC : catu daya negatif
Top + vN = tegangan masukan inversi;
vo = tegangan keluaran;
1 2 3 4
vN vP VCC
115
OP AMP Ideal
Suatu OPAMP ideal digambarkan dengan
diagram rangkaian yang disederhanakan:
v p ip
masukan non-inversi +
vo
keluaran
masukan inversi
vn
in
vP vN
iP iN 0
116
Contoh: Rangkaian Penyangga (buffer)
iP
io
vP + vo
vN
vs +
R
iN
v P vs v N vo
vP v N vo vs
117
Contoh: Rangkaian Penguat Non-Inversi
iP
vP v P vs
+ vo
vN R2
vs + R1 vN vo
R1 R2
iN R2 R2
vP v N vo vs
R1 R2
umpan balik
R1 R 2
vo vs
R2
118
CONTOH:
vB = ? iB = ? pB = ?
2k
+ vo i B
5V + 2k + v p vN
vB RB =1k
1k 5 vN
iP iN 0 vN 5 V
2000
1 1
vN vo vo 5 V vo 15 V
1 2 3
vo 2
iB p B v B i B vo i B i B RB
RB
Sudaryatno Sudirham
120